7 Kesalahan yang Bisa Dilakukan Ketika Menghitung Masa Subur

Menghitung masa subur sebenarnya mudah. Akan tetapi, jika kurang teliti, ada sejumlah kesalahan yang bisa terjadi. Kesalahan-kesalahan sederhana ini bisa berakibat fatal, baik ketika Anda sedang berusaha untuk punya anak atau justru ingin mencegah kehamilan. Berikut 7 kesalahan yang bisa terjadi ketika menghitung masa subur dan strategi untuk menghindarinya.

Baca Juga: Ingin Segera Hamil Setelah Keguguran? Begini Cara Hitung Masa Suburnya

  • Tidak memulai hitungan dari hari pertama menstruasi
    Meskipun dinamakan metode kalender kesuburan, perhitungannya tidak dimulai dari masa subur, melainkan dari awal siklus, yaitu ketika menstruasi. Jadi, untuk mengetahui masa subur, Anda harus mulai menghitung dari hari pertama menstruasi (Dweck & Westen, 2017). Jika Anda mulai menghitung dari tanggal subur pertama, hasil perhitungan Anda justru akan meleset.
  • Menghitung maju untuk memprediksi tanggal ovulasi
    Ovulasi adalah pelepasan sel telur oleh ovarium. Masa subur perempuan dimulai dari 5 hari sebelum hingga 1 hari setelah ovulasi. Terlepas dari apakah siklus menstruasi seseorang panjang atau pendek, ovulasi selalu terjadi 14 hari setelah menstruasi (Griffey, 2010). Oleh karena itu, untuk mengetahui tanggal ovulasi, Anda harus menghitung mundur 14 hari sejak hari pertama prediksi menstruasi Anda di bulan depan, bukan menghitung maju.
  • Mengasumsikan bahwa tiap siklus selalu tepat 28 hari sekali
    Meski sudah menghitung mundur, prediksi bisa meleset apabila Anda tidak mengetahui panjang siklus menstruasi Anda. Untuk mengetahuinya, hitunglah jarak antara hari pertama menstruasi di bulan sebelumnya hingga hari pertama menstruasi di bulan ini. Misalnya, jika setelah dihitung jaraknya hanya 21 hari, maka siklus Anda terdiri dari 21 hari. 21-14 = 7. Artinya, Anda kemungkinan ovulasi di hari ke-7. Sebaliknya, jika jaraknya lebih panjang, misalnya 36 hari, 36-14=22, artinya Anda akan ovulasi di hari ke-22. Memang, secara teori siklus menstruasi perempuan terjadi setiap 28 hari sekali, namun kenyataannya hanya 12,4% perempuan yang siklusnya seperti ini. Sisanya memiliki siklus yang lebih pendek atau lebih panjang (Hill, 2019).
  • Tertukar antara tanggal siklus dengan tanggal kalender
    Anda harus berhati-hati agar penanggalan siklus Anda tidak tertukar dengan penanggalan kalender tahunan. Kalau menstruasi dimulai di tanggal 5 Juni, misalnya, maka tanggal 5 Juni adalah hari pertama dalam siklus Anda. Jangan sampai karena ada angka 5, Anda mengasumsikan bahwa tanggal tersebut adalah hari ke-5 dalam siklus Anda dan jadi salah menghitung.
  • Tidak konsisten atau kurang disiplin
    Pencatatan kalender kesuburan harus konsisten. Jangan menunda pencatatan, kemudian memperkirakan secara kasar ketika Anda melupakan tanggal menstruasi bulan lalu. Ini bisa membuat perhitungan Anda jadi tidak akurat. Selain itu, ketika tanggalnya sudah diperoleh, Anda juga harus disiplin menyikapi hasilnya. Percuma repot-repot menghitung masa subur sebagai metode kontrasepsi kalau Anda masih tetap berhubungan seks tanpa kondom di masa subur.
  • Mengandalkan kalender kesuburan ketika siklus menstruasi tidak teratur
    ika siklus menstruasi Anda tidak teratur, jangan menggunakan metode kalender kesuburan. Gunakan cara lain yang lebih sesuai untuk Anda. Misalnya, dengan metode perhitungan suhu tubuh basal.

Baca Juga: Menghitung Masa Subur Pakai Termometer, Memangnya Bisa?

Begitulah sekilas pembahasan mengenai 7 kesalahan yang bisa terjadi ketika menghitung masa subur. Jika Anda memiliki pertanyaan, Anda bisa menghubungi Halo DKT melalui layanan bebas pulsa 0800-1-326459 atau Whatsapp dengan mengklik tautan ini pada hari Senin-Jumat pukul 08.00 – 17.00 WIB.  Segala informasi yang disampaikan dijamin kerahasiaannya.

artikel lainnya