Kenali 8 Gejala HIV pada Wanita

Gejala HIV pada wanita

Wanita menjadi kelompok yang rentan tertular infeksi Human Immunodeficiency Virus (HIV). Gejala HIV pada wanita hampir sama dengan gejala HIV pada pria. Namun, ada gejala yang khusus, misalnya terkait dengan gangguan menstruasi.

Di tahap awal, kemungkinan infeksi HIV tidak menunjukkan gejala. Tetapi meskipun tanpa gejala, orang yang HIV-positif dapat menularkan virus ke orang lain. Itulah mengapa penting mengetahui status HIV jika seseorang berisiko, dan mengajak pasangannya untuk melakukan tes HIV.

Baca Juga: Apakah Gejala HIV pada Pria dan Wanita Berbeda?

Berikut ini 8 gejala HIV pada wanita:

  1. Gejala awal seperti flu

    Pada minggu-minggu awal setelah tertular HIV, sebagian orang yang sudah terinfeksi HIV tidak menunjukkan gejala. Sebagian lagi memiliki gejala seperti flu ringan, berupa demam, sakit kepala, lelah, ruam di kulit, dan ada pembengkakan kelenjar getah bening.
    Gejala-gejala ini biasanya akan hilang dalam beberapa minggu. Jika tidak diketahui dan tidak dilakukan pengobatan, dalam waktu 10 tahun ke depan akan muncul gejala HIV yang lebih parah.

  2. Ruam dan luka di kulit

    Kebanyakan orang dengan HIV mengalami masalah di kulit. Ruam adalah gejala HIV yang umum. Jika ruam muncul, ada baiknya segera cek ke penyedia layanan kesehatan. Luka juga bisa terbentuk pada kulit mulut, alat kelamin, dan anus pada orang dengan HIV.

  3. Kelenjar bengkak

    Kelenjar getah bening yang merupakan bagian dari sistem kekebalan tubuh, berada di seluruh tubuh manusia, termasuk leher, belakang kepala, ketiak, dan selangkangan. Saat HIV mulai menyebar, umumnya terjadi pembesaran kelenjar getah bening. Ini sering menjadi salah satu tanda atau gejala HIV tahap awal.

  4. Infeksi

    HIV mempersulit sistem kekebalan tubuh untuk melawan kuman, sehingga infeksi oportunistik sering terjadi. Beberapa di antaranya adalah pneumonia, tuberkulosis, dan kandidiasis oral atau vagina. Infeksi jamur (sejenis kandidiasis) dan infeksi bakteri mungkin lebih sering terjadi pada wanita dengan HIV-positif, serta lebih sulit diobati.

  5. Demam dan keringat malam

    Gejala HIV pada wanita lainnya adalah demam ringan sebagai tanda infeksi. Suhu antara 37,7°C dan 38,2°C dianggap sebagai demam ringan. Kadang demam disertai keringat malam yang dapat mengganggu kenyamanan tidur.

  6. Perubahan menstruasi

    Wanita dengan HIV dapat mengalami perubahan siklus menstruasi. Perubahan pola menstruasi misalnya, menstruasi menjadi lebih ringan dan lebih jarang, atau justru lebih berat dari biasanya. Sebagian wanita bahkan tidak mengalami menstruasi sama sekali.
    Selain gangguan menstruasi, wanita dengan HIV-positif juga mungkin memiliki gejala pra menstruasi yang lebih parah.

  7. Infeksi menular seksual (IMS)

    Bagi wanita dengan riwayat infeksi menular seksual (IMS) lain, HIV dapat menyebabkan gejalanya memburuk. Contohnya, Human papillomavirus (HPV), yang menyebabkan kutil kelamin, menjadi lebih aktif. Infeksi lainnya adalah herpes, yang mudah timbul dan lebih sulit diobati.

  8. Penyakit radang panggul (PID)

    Penyakit radang panggul (PID) adalah infeksi pada rahim, saluran tuba, dan ovarium. Gejala HIV pada wanita berupa PID ini mungkin lebih sulit diobati. Juga, gejala dapat berlangsung lebih lama dari biasanya atau sering kambuh.

Baca Juga: Pencegahan HIV-AIDS Dimulai Dari Mengubah Diri Sendiri!

Kamu bisa langsung berkonsutasi ke Halo DKT dengan menghubungi nomer Whatsapp Halo DKT 0811-1-326459 atau melalui link berikut: https://bit.ly/halodktwhatsapp pada hari Senin hingga Jumat pukul 08.00 – 17.00 WIB. Tak perlu ragu untuk bertanya atau berkonsultasi, sebab segala informasi yang kamu sampaikan akan dijamin kerahasiaannya.

artikel lainnya