Keputihan? Jangan Sembarangan Membeli Jamu dan Obat Herbal

Keputihan Jangan Sembarangan

Keputihan, gatal-gatal, dan bau tidak sedap di sekitar vagina adalah 3 alasan paling umum yang mendorong perempuan untuk mencari pengobatan untuk organ reproduksinya (Ardestani, Aliahmadi, et al., 2018). Kalau Anda memasukkan kata kunci ‘keputihan’ di mesin pencari pada aplikasi toko-toko online, akan muncul puluhan ribu produk yang disebut-sebut bisa membantu mengatasinya. Sebagian besar merupakan jamu dan obat herbal yang diklaim memiliki khasiat yang luar biasa. Meskipun begitu, berikut 4 alasan mengapa Anda sebaiknya tidak sembarangan menggunakan produk-produk tersebut.

Baca Juga: Mengobati Keputihan Saat Hamil

  • Tidak jelas kandungannya
    Dari sekian banyaknya jamu, obat herbal, serta batu kristal yang katanya bisa mengatasi keputihan, sedikit sekali yang mencantumkan kandungan dari produk-produk tersebut dengan rinci. Akibatnya, Anda tidak mengetahui apa yang Anda gunakan. Meskipun ulasannya bagus dan direkomendasikan orang lain, bisa saja kandungannya tidak cocok dengan tubuh dan kondisi kesehatan Anda.
  • Khasiat-khasiat yang diklaim kurang masuk akal
    Hati-hati dengan klaim yang sifatnya absolut pada produk herbal dan jamu, misalnya:
    “Terbuat dari 100% bahan alami, bisa mengobati semua gangguan kewanitaan”.
    Tanyakan semuanya secara kritis. Hanya karena suatu produk terbuat dari bahan alami, belum tentu aman dan ampuh. Apalagi jika mereka mengklaim belasan hingga puluhan khasiat yang berbeda di kemasan produknya. Hal ini tentunya meragukan.
  • Belum teruji secara ilmiah
    Sebelum digunakan konsumen, produk kesehatan yang baik harus melalui serangkaian tes dan penelitian ilmiah. Penelitian tersebut harus dilakukan oleh mereka yang memang memiliki izin, sudah ahli, dan terlatih di bidangnya. Itupun diikuti dengan aturan kontrol yang ketat. Subjeknya minimal sekian orang, harus dari latar belakang dan kelompok usia yang berbeda, dan sebagainya. Hasil penelitian tidak boleh dengan sengaja diarahkan agar sesuai dengan kemauan peneliti. Proses yang disusun sedemikian rupa ini dilakukan untuk menjamin bahwa produk yang dibuat memang aman, efektif, dan kalaupun memiliki efek samping, efek sampingnya masih bisa terkontrol dan tidak membahayakan. Obat-obat dokter dari puskesmas, klinik, dan rumah sakit sudah melalui proses ini. Apakah Anda yakin bahwa obat herbal yang akan Anda beli sudah teruji dengan standar yang sama? Jika tidak, urungkan niat Anda.
  • Adanya keputihan tidak selalu menandakan masalah kesehatan dalam organ reproduksi
    Tidak semua keputihan itu berbahaya. Keputihan yang bening, tidak berbau, tidak menyebabkan gatal atau nyeri, serta volumenya tidak terlalu banyak adalah sesuatu yang normal (Sari, 2017; Hill, 2019). Vagina memang memiliki ekosistem bakterinya sendiri, namun tidak semua bakteri adalah bakteri buruk. Justru kalau Anda menggunakan produk yang membunuh semua bakteri, ini bisa mengganggu keseimbangan ekosistem vagina.

Baca Juga: Keputihan Tanda Kehamilan vs Keputihan Biasa, Ini Bedanya

Demikianlah 4 alasan mengapa Anda sebaiknya tidak sembarangan membeli jamu dan obat herbal ketika keputihan. Kalau memang keputihan mengganggu Anda karena warnanya aneh, bercampur darah, baunya tidak sedap, serta menimbulkan rasa gatal atau sakit, langkah terbaik yang bisa Anda lakukan adalah memeriksakan diri ke dokter, agar dokter bisa memberikan penanganan yang memang sesuai bagi Anda. Selain itu, jika ingin berkonsultasi, Anda juga boleh menghubungi Halo DKT melalui layanan bebas pulsa 0800-1-326459 / Whatsapp ke 0811-1-326459 dengan mengklik tautan ini pada hari Senin-Jumat pukul 08.00 – 17.00 WIB.  Segala informasi yang disampaikan dijamin kerahasiaannya.

artikel lainnya