Lakukan 7 Hal Ini untuk Mencegah Disfungsi Ereksi di usia Muda

Orang muda pun bisa terkena disfungsi ereksi, bila memiliki pola hidup yang kurang baik. tujuh cara ini bisa membantu mencegah disfungsi ereksi.

Disfungsi ereksi biasanya terjadi pada usia 50 tahun ke atas, karena faktor penuaan dan penyakit degeneratif seperti hipertensi dan diabetes. Namun jangan salah, usia 20 – 30an pun bisa mengalaminya. Sebuah studi menemukan, disfungsi ereksi pada usia muda makin banyak ditemukan, dan angkanya mencapai 30%. Duh, bagaimana ya cara mencegah disfungsi ereksi di usia muda?

Baca Juga: Ssst, Begini Cara Diet Mediterania Bantu Mengatasi Disfungsi Ereksi

Difsfungsi ereksi di usia muda biasanya bukan terjadi akibat penyakit bawaan, meliankan leih banyak karena faktor gaya hidup dan masalah psikologis. Jadi, dua hal inilah yang perlu diperhatikan, diperbaiki, dan dikelola. Berikut ini tips untuk mencegah disfungsi ereksi di usia muda.

7 Cara Mencegah Disfungsi Ereksi

Pasti kamu tidak mau kan, “loyo” padahal masih muda dan gagah. Sebelum terjadi hal yang tidak kamu inginkan, sebaiknya kamu melakukan pencegahan. Tujuh cara di bawah ini bisa kamu lakukan.

  1. Kurangi lemak dan gula, perbanyak makanan segar
    Es kopi, boba, kentang goreng, cheese burger memang enak. Sayangnya, makanan dan minuman yang tinggi garam, lemak, dan gula, bukanlah sahabat untuk kesehatan dan performa seksualmu. Sebabnya, apa lagi kalau bukan risiko diabetes, hipertensi, dan kegemukan yang diam-diam mengintai, dan bisa memicu disfungsi ereksi.

    Sebaliknya, perbanyaklah makanan segar dan sehat yang dimasak di rumah. Menurut penelitian, diet Mediterania bisa mengurangi risiko disfungsi ereksi. Tapi bukan berarti kamu harus 100% menjalani pola makan tersebut. Yang penting kamu paham sumber nutrisi yang jadi ‘kunci’ dalam diet Mediterania. Misalnya sayur dan buah segar, lemak tak jenuh, kacang-kacangan, dan ikan.

  2. Kendalikan berat badan
    Berat badan berlebih adalah sumber penyakit. Tumpukan lemak bisa memicu kenaikan gula darah, hipertensi, perlemakan hati, dan lain-lain. Tak hanya itu, performa seksual kamu pun bisa ikut terdampak. Kamu lebih berisiko mengalami disfungsi ereksi, serta penurunan libido karena lemak tubuh yang berlebihan bisa menurunkan kadar hormon testosteron. Yuk, mulai kontrol berat badan, dan turunkan dengan cara yang sehat bisa indeks massa tubuh (IMT) sudah melewati batas normal.

  3. Berolahraga rutin
    Pastinya kamu sudah paham manfaat berolahraga secara rutin dan teratur. Tubuh akan bugar, kadar gula darah dan kolesterol menurun, tekanan darah pun membaik. Dengan kondisi seperti ini, pastinya disfungsi ereksi bisa dihindari.

  4. Hindari rokok dan alkohol
    Masih merokok dan minum alkohol? Sebaiknya mulai dikurangi pelan-pelan ya. Kedua kebiasaan buruk ini telah terbukti berkaitan erat dengan kemunculan disfungsi ereksi.

  5. Kelola stres
    Beban pekerjaan, masalah keluarga, masalah dengan pasangan, sangat mungkin menimbulkan maslah psikologis. Jangan didiamkan ya. Selain berbahaya untuk kesehatan mental, masalah psikologis seperti stres, depresi, dan kecemasan (ansietas) juga bisa memicu disfungsi ereksi.

    Kita tidak bisa menghindari stress, tapi kita bisa mencari cara mengelolanya, sehingga tidak sampai menimbulkan masalah berat. Mengelola stres bisa dengan berolahraga, melakukan hal yang disukai, atau sekadar relaksasi dengan menikmati alam. Jangan ragu untuk ke psikiater atau psikolog bila kamu mengalami masalah ya. Bila hubunganmu dengan istri sedang bermasalah, bicarakanlah secara terbuka, jangan dipendam saja.

  6. Mengontrol penyakit
    Siapa bilang usia muda tidak bisa kena diabetes dan hipertensi. Terlebih bila ada riwayat keluarga. Bila tensi dan/atau gula darahmu cenderung tinggi, jangan didiamkan ya. Kamu bisa memperbaiki pola makan, berolahraga rutin, dan cukup beristirahat setiap hari, untuk mengendalikan penyakit yang kamu miliki. Bila sudah ada hipertensi dan diabetes, berobatlah ke dokter ya.

  7. Melakukan medical check-up
    Manfaatkanlah fasilitas medical check-up dari kantor. Di usia 20-30an memang belum “wajib” check-up rutin setiap tahun. Paling tidak, kamu bisa check-up 2 tahun sekali. Dengan demikian, kamu bisa mengetahui kondisi kesehatanmu, dan bila ada penyakit tertentu bisa segera dideteksi dan diobati.

Baca Juga: Olahraga Lari Bisa Cegah Disfungsi Ereksi

Ketujuh cara di atas tidak hanya bisa kamu lakukan untuk mencegah disfungsi ereksi, tapi juga bisa untuk membantu mengatasi disfungsi ereksi. Jangan malu berkonsultasi ke dokter bila kamu mengalami disfungsi ereksi. Bila perlu, dokter bisa meresepkan obat sildenafil sitrat, seperti TOPGRA dari DKT Indonesia.

Kamu bisa berkonsultasi ke Halo DKT dengan menghubungi Halo DKT di nomor WhatsApp 0811-1-326459, atau melalui link: https://bit.ly/halodktwhatsapp, pada hari Senin hingga Jumat pukul 08.00 – 17.00 WIB. Jangan khawatir karena segala informasi yang kamu sampaikan bersifat rahasia.

Betulkah Disfungsi Ereksi akibat Pornografi bisa Terjadi?

Pornografi bisa membuatmu kehilangan minat terhadap rangsangan seksual di dunia nyata. Terjadilah disfungsi ereksi akibat pornografi.

Kamu pasti sudah sering mendengar bahwa pornografi bisa menimbulkan kecanduan. Tapi pernahkah kamu mendengar soal disfungsi ereksi akibat pornografi? Topik ini masih cukup kontroversial di kalangan ahli. Sebagian percaya bahwa hal tersebut mungkin terjadi, sebagian lainnya masih menyangsikannya.

Baca Juga: Ssst, Begini Cara Diet Mediterania Bantu Mengatasi Disfungsi Ereksi

Ada sebuah penelitian menarik yang dilakukan di sebuah universitas di Amerika Serikat (AS). Peneliti menemukan bahwa sejak makin maraknya situs streaming porno, kejadian disfungsi ereksi pada orang muda makin umum. Pada tahun 2000, disfungsi ereksi pada usia <40 hanya sekitar 2-5%. Namun pada 2011, angkanya melonjak jadi 14-28%. Memang, bukan berarti peningkatan tersebut pasti disebabkan oleh pornografi. Karena itu, peneliti pun mencari tahu lebih lanjut mengenai kemungkinan terjadinya disfungsi ereksi akibat pornografi.

Risiko Disfungsi Ereksi akibat Pornografi

Banyak faktor yang bisa menyebabkan disfungsi ereksi, baik kondisi fisik maupun psikis. Disfungsi ereksi akibat fisik, umumnya berkaitan dengan penuaan. Pada usia 40 tahun ke atas, berbagai penyakit seperti penyakit jantung, obesitas, dan diabetes mulai mengintai. Kondisi-kondisi tersebut meningkatkan risiko terjadinya disfungsi ereksi. Nah, lelaki muda yang mengalami disfungsi ereksi akibat pornografi, umumnya tidak memiliki kondisi dan penyakit seperti di atas. Karenanya pada ahli menduga, kebiasaan menonton pornografi bisa mengubah bagaimana laki-laki mengalami stimulasi seksual dan kepuasan seksual.

Kamu mungkin sudah paham bahwa gairah seksual bermula di otak. Ketika mendapat rangsangan seksual, otak melepaskan neurotransmitter yang akan menginduksi ereksi. Diduga bahwa terlalu banyak menonton tayangan porno menyebabkan orang jadi kurang reaktif terhadap rangsangan seksual. Sebuah teori menyebutkan bahwa mereka yang sering menonton porno bisa jadi kurang terangsang oleh hubungan seksual dalam kehidupan nyata, dan hal tersebut bisa menyebabkan terjadinya disfungsi ereksi. Waspadalah bila kamu mengalami tanda ini ya.

Penelitian lain menemukan bahwa laki-laki yang hobi nonton porno mungkin lebih tertarik melakukan masturbasi sambil menonton pornografi, ketimbang mengidamkan hubungan seks dengan pasangan. Ini disebut juga ‘anoreksia seksual’, yaitu hilangnya keinginan untuk interaksi seksual yang romantis.

Teori lainnya yaitu munculnya perasaan minder atau insecure akibat gambaran yang tidak realistis mengenai penis dan bentuk tubuh yang ditampilkan oleh aktor film dewasa. Perasaan minder terhadap tubuh sendiri bisa memunculkan kecemasan, yang membuat laki-laki sulit untuk mendapatkan atau memelihara ereksi, serta khawatir tidak bisa memuaskan pasangan seperti layaknya adegan dalam film porno.

Dua Sisi Pornografi

Menariknya, menonton pornografi tidak selamanya buruk. Sebagian orang melaporkan, menonton porno justru membawa manfaat bagi kehidupan seksual mereka, baik secara individu maupun dengan pasangan. Sebuah studi menemukan bahwa dua alasan terbesar orang menonton porno yaitu karena meningkatnya dorongan seks, dan meningkatnya performa seksual.

Bagi kamu yang sudah berusia dewasa, sah-sah saja kok menonton porno. Bahkan cukup banyak pasangan yang menonton porno bersama, sebagai variasi seks agar tidak monoton, dan untuk sama-sama belajar posisi baru. Hanya saja, jagalah selalu komunikasi dengan pasangan, karena inilah yang akan melanggengkan hubungan. Bila kamu merasa bahwa pornografi mulai mempengaruhi kehidupan seksual secara negatif, inilah saatnya kamu berintrospeksi, dan jangan malu untuk membicarakannya kepada pasangan.

Segeralah konsultasi ke dokter bila kamu merasa mengalami disfungsi ereksi akibat pornografi. Hindari sembarangan minum “obat kuat”. Bila kamu memang membutuhkannya, dokter bisa meresepkan sildenafil sitrat seperti Topgra, misalnya.

Baca Juga: Lima Kebiasaan yang Bikin Penis Disfungsi Ereksi

Kamu bisa berkonsultasi ke Halo DKT dengan menghubungi Halo DKT di nomor WhatsApp 0811-1-326459, atau melalui link: https://bit.ly/halodktwhatsapp, pada hari Senin hingga Jumat pukul 09.00 – 16.30 WIB. Jangan khawatir karena segala informasi yang kamu sampaikan bersifat rahasia.

Jangan Anggap Sepele, Stres bisa Memicu Disfungsi Ereksi Lho

Stres adalah hal yang normal. Namun dalam kondisi tertentu, stres bisa memicu disfungsi ereksi.

Kesehatan mental ternyata bisa mempengaruhi kualitas ereksi lho. Jadi, anggapan bahwa stres bisa memicu disfungsi ereksi benar adanya, bukan sekadar mitos.

Baca Juga: Pria Wajib Tahu: Top 6 Penyebab Disfungsi Ereksi

Eits, jangan langsung paranoid terhadap stres ya. Stres adalah hal yang normal, dan pasti dialami oleh semua orang. Stres sebenarnya merupakan reaksi kita terhadap suatu perubahan yang mengharuskan kita menyesuaikan, atau merespons. Dan, stres lah yang membuat kita tetap waspada. Masalah muncul ketika kita tidak mampu mengelola stres. Ketika ini terjadi, tubuh dan pikiran kita kewalahan sehingga muncullah berbagai masalah pada fisik, misalnya disfungsi ereksi.

Bagaimana Stres bisa Memicu Disfungsi Ereksi

Kamu pasti pernah merasakan, mendadak pusing, perut mulas, atau berkeringat dingin ketika stres. Stres memang bisa menimbulkan berbagai gejala pada tubuh. efeknya memang sementara. Begitu stres reda, keluhan pun hilang. Namun tidak demikian bila kita mengalami stres berkepanjangan (kronis).

Stres kronis bisa melemahkan sistem imun. Selain itu juga meningkatkan risiko terhadap berbagai kondisi yang bisa menyebabkan disfungsi ereksi, seperti penyakit jantung, hipertensi, kolesterol tinggi, obesitas, dan konsumsi alkohol yang berlebihan.

Sedikit kilas balik, ada tiga jenis ereksi. Yaitu reflektif (akibat rangsangan fisik), psikogenik (akibat rangsangan visual/mental), dan nokturnal yang terjadi saat tidur. Ereksi terjadi ketika otak mengirimkan sinyal, yang kemudian direspons oleh pembuluh darah di sekitar penis untuk mengalirkan darah lebih banyak ke penis.

Ada banyak yang terlibat dalam proses tersebut. Antara lain sistem saraf, pembuluh darah, otot, hormon, dan emosi. Bila ada gangguan pada satu saja faktor-faktor tadi, disfungsi ereksi bisa terjadi. Nah, stres kronis bisa menimbulkan pada faktor-faktor tersebut. Lebih jauh, stres bisa memicu disfungsi ereksi karena bisa mengganggu sinyal antara otak dan tubuh.

Jadi bisa saja kamu terangsang secara psikologis, tapi otak tidak mengirimkan sinyal yang tepat kepada pembuluh darah di sekitar penis untuk meningkatkan aliran darah ke organ tersebut. Alhasil tidak terjadi peningkatan aliran darah ke penis, dan ereksi pun tidak terjadi. Atau bisa saja ereksi tetap terjadi, tapi tidak cukup lama atau cukup keras sebagaimana mestinya.

Lingkaran Setan yang Harus Diputus

Menariknya, stres dan ansietas (kecemasan) terhadap disfungsi ereksi yang dialami, juga bisa memicu terjadinya lingkaran setan disfungsi ereksi. Disfungsi ereksi yang dialami seseorang bisa menyebabkan perubahan perilaku, serta menimbulkan perasaan malu, stres dan kecemasan terhadap disfungsi ereksi. Akhirnya disfungsi ereksi makin berat, orang tersebut makin stres, dan seterusnya.

Tentu saja, banyak sekali hal yang bisa menimbulkan stres hingga berujung pada disfungsi ereksi. Misalnya kehilangan pekerjaan, stres/masalah di kantor, konflik dalam hubungan, masalah keuangan, atau kematian orang yang disayangi.

Untuk itu, jangan sepelekan bila kamu mengalami gangguan kecemasan atau stres berkepanjangan. Bicarakanlah secara terbuka dengan pasangan mengenai disfungsi ereksi yang kamu alami; jangan biarkan masalah ini menjadi bara dalam pernikahan kalian. Carilah pertolongan profesional. Psikolog atau psikiater akan membantumu menemukan penyebab stres yang kamu alami, dan memberikan pengobatan yang tepat. Jangan berusaha mengobati sendiri dengan sembarangan minum obat kuat ya. Bila memang dibutuhkan, dokter bisa meresepkan sildenafil sitrat misalnya TOPGRA dari DKT Indonesia, untuk membantumu lebih mudah ereksi. Ingat ya, obat ini harus dengan resep dokter.

Baca Juga: Pilihan Makanan yang Membantu Atasi Disfungsi Ereksi

Jadi, bukan hoaks ya kalau stres bisa memicu disfungsi ereksi. Kamu bisa berkonsultasi ke Halo DKT dengan menghubungi Halo DKT di nomor WhatsApp 0811-1-326459, atau melalui link: https://bit.ly/halodktwhatsapp, pada hari Senin hingga Jumat pukul 09.00 – 16.30 WIB. Jangan khawatir karena segala informasi yang kamu sampaikan bersifat rahasia.

Ssst, Begini Cara Diet Mediterania Bantu Mengatasi Disfungsi Ereksi

Penelitian menemukan bahwa diet Mediterania bantu mengatasi disfungsi ereksi. Bagaimana caranya ya?

Tahukah kamu, fungsi seksual laki-laki turut dipengaruhi oleh pola makan lho. Nah, ada fakta menarik nih. Sebuah penelitian terbaru yang dipresentasikan di European Society of Cardiology Congress 2021 menyebutkan, ternyata diet Mediterania bantu mengatasi disfungsi ereksi. Kaum Adam wajib tahu nih.

Baca Juga: Yuk Pahami Bagaimana Obesitas Meningkatkan risiko Disfungsi Ereksi

Studi ini dilakukan terhadap 250 laki-laki usia paruh baya, yang mengalami hipertensi dan disfungsi ereksi. Sekadar informasi, laki-laki dengan hipertensi memang memiliki kemungkinan mengalami disfungsi ereksi 2x lipat dibandingkan mereka dengan tensi normal.

Dalam studi tersebut, para partisipan diminta menjalankan diet Mediterania. Yaitu pola makan yang menekankan asupan buah dan sayuran segar, kacang-kacangan, biji-bijian utuh, protein rendah lemak, dan minyak zaitun. Juga konsumsi produk susu dalam jumlah sedang, dan daging merah yang dibatasi. Hasilnya, ditemukan bahwa mereka yang paling disiplin menjalankan diet Mediterania memiliki performa ereksi, aliran darah, kadar testosteron, dan kapasitas latihan yang lebih baik, serta arteri yang lebih sehat.

Cara Diet Mediterania Bantu Mengatasi Disfungsi Ereksi

Bukan rahasia lagi bahwa diet Mediterania disebut sebagai salah satu pola makan yang paling sehat, dan sangat baik bagi kesehatan jantung dan pembuluh darah. Bagaimana tidak. Dengan menjalani diet Mediterania, kita akan mendapat vitamin, mineral, antioksidan, dan serat dosis tinggi dari sayur dan buah segar. Biji-bijian utuh adalah sumber serat dan karbohidrat kompleks yang sangat baik. Adapun kacang-kacangan adalah sumber protein hewani. Tak ketinggalan zaitun dan minyak zaitun, yang merupakan sumber lemak tak jenuh, termasuk asam lemak omega 3 dan omega 6.

Semua itu akan menyehatkan jantung, pembuluh darah, sistem pencernaan, serta mengurangi peradangan dan membantu proses metabolisme tubuh. Kadar gula darah dan kolesterol pun membaik, dan tumpukan lemak di tubuh berkurang. Pada akhirnya, pembuluh darah jadi lebih sehat, aliran darah lebih lancar, fungsi organ tubuh lebih baik, dan kadar hormon pun membaik.

Disfungsi ereksi bisa terjadi akibat adanya gangguan pada pembuluh darah kecil di sekitar penis, sehingga aliran darah ke penis sedikit tersendat. Dengan pembuluh darah jadi lebih sehat dan aliran darah lancar, disfungsi ereksi pun bisa menjauh. Selain itu, risiko terhadap berbagai penyakit yang bisa memicu disfungsi ereksi (misalnya hipertensi, diabetes, kegemukan) pun berkurang dengan menjalani pola makan yang sehat. Apalagi, kadar testosteron pun ikut membaik. Beginilah cara diet Mediterania bantu mengatasi disfungsi ereksi.

Penelitian di atas memang dilakukan pada usia paruh baya. Namun, kamu yang berusia 20-an dan 30-an pun bisa merasakan manfaatnya. Jangan dikira disfungsi ereksi hanya dialami oleh usia 40-50 tahun ke atas. Kamu yang masih muda pun bisa mengalaminya, bila pola makan kamu tidak baik, jarang olahraga, merokok, dan biasa minum alkohol. Disfungsi ereksi juga bisa terjadi karena stres.

Jadi, tak ada salahnya mulai menerapkan pola makan sehat ala diet Mediterania. Tak semata untuk menghindari disfungsi ereksi, tapi juga untuk kesehatan tubuh secara menyeluruh. Bila kamu mengalami disfungsi ereksi, segeralah berobat ke dokter ya. Jangan coba mengobatinya sendiri dengan sembarangan minum “obat kuat”. Dokter akan menelusuri penyebab disfungsi ereksi yang kamu alami, dan memberikan pengobatan yang sesuai. Bila dibutuhkan, dokter juga bisa meresepkan obat sildenafil sitrat untuk mengatasi disfungsi ereksi, mislanya TOPGRA dari DKT. Penggunaan obat ini harus di bawah pengawasan dokter ya.

Baca Juga: Lima Kebiasaan yang Bikin Penis Disfungsi Ereksi

Kamu bisa berkonsultasi ke Halo DKT dengan menghubungi Halo DKT di nomor WhatsApp 0811-1-326459, atau melalui link: https://bit.ly/halodktwhatsapp, pada hari Senin hingga Jumat pukul 09.00 – 16.30 WIB. Jangan khawatir karena segala informasi yang kamu sampaikan bersifat rahasia.

Waspadai Empat Makanan Pemicu Disfungsi Ereksi Berikut Ini

Makanan manis, berlemak, dan gurih asin sebaiknya dibatasi. Bukannya apa-apa, semua itu termasuk makanan pemicu disfungsi ereksi.

Enak di mulut, belum tentu enak di “perut”. Ada baiknya mengingat kalimat ini sebelum ‘khilaf’ menyantap makanan enak setiap hari. Bukannya tidak boleh makan enak, tapi perlu bijaksana mengkonsumsinya. Untuk Kaum Adam, ada beberapa jenis makanan pemicu disfungsi ereksi yang perlu diwaspadai.

Baca Juga: Pria Wajib Tahu: Top 6 Penyebab Disfungsi Ereksi

Bagi laki-laki, tidak mampu ereksi atau mempertahankan ereksi bisa jadi ‘kiamat’. Kondisi ini bisa muncul lantaran terjadinya penyempitan pada pembuluh darah yang mengarah ke penis. Nah, salah satu faktor yang bisa menyebabkan penyempitan pembuluh darah ini adalah makanan.

Bukan berarti makanan tertentu langsung menimbulkan penyempitan, tapi makanan dan pola makan yang kurang baik bisa menimbulkan gangguan kesehatan tertentu. Misalnya kolesterol tinggi, diabetes, dan hipertensi (tekanan darah tinggi). Kondisi-kondisi inilah yang bisa memicu terjadinya penyempitan pada pembuluh darah ke arah penis.

4 Makanan Pemicu Disfungsi Ereksi

Terlalu sering dan/atau banyak mengonsumsi 4 jenis makanan berikut ini bisa mempengaruhi kondisi kesehatanmu, dan pada akhirnya bisa muncul disfungsi ereksi. Apa saja? Yuk kita pelajari.

  1. Lemak
    Lemak memang termasuk makronutrien, atau nutrisi yang perlu kita konsumsi dalam jumlah besar, selain karbohidrat dan protein. Rekomendasi asupan lemak untuk orang dewasa yaitu 20-35% dari total asupan energi dalam sehari, atau total 5 sendok makan sehari (67 gr). Nah, perhatikan jenis lemaknya. Yang perlu diperbanyak adalah lemak sehat, yaitu lemak tak jenuh (tunggal maupun ganda). Lemak jenuh perlu dibatasi, dan lemak trans sebaiknya dihindari. Konsumsi lemak jenuh yang berlebihan bisa meningkatkan kadar kolesterol, serta memicu kegemukan. Kedua kondisi tersebut bisa mengganggu aliran darah ke penis.
  2. Makanan manis
    Croissant, cheesecake, éclair, boba, atau es kopi memang enak. Namun diam-diam, semua itu termasuk pemicu disfungsi ereksi. Makanan/minuman manis maupun makanan tinggi karbohidrat sederhana seperti tepung, bisa memicu kegemukan/obesitas, dan diabetes melitus tipe 2. Boleh kok makan manis, tapi jangan berlebihan ya. Batas maksimal konsumsi gula dalam sehari yaitu 50 gr (4 sendok makan gula). Bila menyukai rasa manis, kamu bisa mengalihkannya dengan makan buah segar.
  3. Tinggi garam
    Terlalu banyak konsumsi garam bisa meningkatkan tekanan darah dan muncullah hipertensi. Memang, faktor risiko hipertensi bukan hanya dari garam. Ada pula faktor bawaan atau genetik, dimana tekanan darah cenderung lebih tinggi dibandingkan orang pada umumnya. Namun tak ada salahnya membatasi konsumsi garam. Sesuai anjuran Kementerian Kesehatan, batasilah konsumsi garam maksimal 1 sendok teh (2.000 mg) dalam sehari. Bila kamu cenderung menyukai rasa asin/gurih, kamu bisa menambahkan bumbu tertentu, untuk mengkompensasi garam yang dikurangi. Misalnya jamur, perasan lemon, atau bumbu/rempah yang memiliki rasa atau aroma agak tajam seperti bawang putih, adas, dan rosemary.
  4. Alkohol
    Yang satu ini memang bukan makanan, melainkan minuman. Tahukah kamu, alkohol ternyata salah satu hal utama yang kita konsumsi, yang bisa mengganggu ereksi. Konsumsi alkohol yang berlebihan meningkatkan risiko terjadinya disfungsi ereksi, dan memperburuk disfungsi ereksi yang telah terjadi. Tak hanya itu, alkohol ternyata juga bisa menurunkan libido, bahkan memicu ejakulasi dini. Jadi, kata siapa laki-laki peminum alkohol itu gagah?

Tak perlu malu berkonsultasi ke dokter bila mengalami disfungsi ereksi. Jangan berusaha mengobatinya sendiri. Dokter akan menelusuri penyebab disfungsi ereksi yang kamu alami, dan memberikan pengobatan yang sesuai. Bila diperlukan, dokter bisa meresepkan PDE-5 inhibitor misalnya TOPGRA, untuk membantu ereksi. TOPGRA mengandung sildenafil sitrat 100 mg, dan perlu diminum 1-4 jam sebelum berhubungan.

Baca Juga: Olahraga Lari Bisa Cegah Disfungsi Ereksi

Masih punya pertanyaan seputar makanan pemicu disfungsi ereksi? Kamu bisa berkonsultasi ke Halo DKT dengan menghubungi Halo DKT di nomor WhatsApp 0811-1-326459, atau melalui link: https://bit.ly/halodktwhatsapp, pada hari Senin hingga Jumat pukul 09.00 – 16.30 WIB. Jangan khawatir karena segala informasi yang kamu sampaikan bersifat rahasia.

Salah Kaprah Obat Kuat untuk Disfungsi Ereksi, Ini Bahayanya bila Diminum Sembarangan

Masih banyak salah kaprah obat kuat untuk disfungsi ereksi. Jangan sembarangan minum obat kuat.

Di toko-toko obat pinggir jalan atau toko daring, mudah sekali kita temukan “obat kuat”. Banyak laki-laki yang membelinya secara bebas, dan mengkonsumsinya sembarangan untuk membuat ereksi lebih kuat dan bertahan lama, sehingga lebih garang di ranjang. Inilah salah kaprah obat kuat yang banyak terjadi di sekitar kita.

Baca Juga: Pria Wajib Tahu: Top 6 Penyebab Disfungsi Ereksi

Ini tidak hanya terjadi di Indonesia, tapi juga negara lain. Sebuah penelitian di Amerika Serikat menemukan, akses yang mudah untuk mendapatkan “obat kuat” adalah salah satu alasan obat ini banyak disalahgunakan.

Di Indonesia, banyak sekali beredar aneka macam obat kuat, baik “herbal” maupun obat kimia. Obat kuat berbahan herbal? Umumnya ini termasuk suplemen stamina, dengan kandungan herbal yang dipercaya bisa meningkatkan vitalitas dan libido, seperti ginseng. Namun kamu harus teliti sebelum membelinya. Periksalah kandungan apa saja yang terdapat dalam obat kuat herbal tersebut. Tak kalah penting, periksa juga apakah produk itu sudah memiliki izin edar dari BPOM (Badan Pengawas Obat dan Makanan).

Jangan cepat percaya dengan iming-iming hasil yang kuat, dan obat diimpor dari luar negeri. Justru obat dari luar negeri harus diwaspadai, karena mungkin itu obat ilegal dan belum didaftarkan ke BPOM. Tanpa registrasi ke BPOM, kandungan dan keamanan obat tidak terjamin.

Salah Kaprah Obat Kuat untuk Disfungsi Ereksi

Tahukah kamu, salah satu obat kuat yang banyak beredar sebenarnya adalah obat untuk mengatasi disfungsi ereksi. Yaitu golongan PDE-5 inhibitor, misalnya sildenafil sitrat. Ini tergolong obat resep, yang penggunaannya harus di bawah pengawasan dokter.

PDE-5 inhibitor bukanlah afrodisiak. Artinya, obat ini tidak bekerja dengan cara meningkatkan libido. Cara kerjanya yaitu meningkatkan efek nitrat oksida (nitric oxide), senyawa yang membuat otot-otot polos di penis jadi rileks, dan pembuluh darah di area itu melebar. Proses ini meningkatkan aliran darah ke penis, sehingga membantu laki-laki untuk ereksi ketika mendapat rangsangan seksual.

Dengan kata lain, PDE-5 inhibitor tidak akan otomatis membuat kamu ereksi. Kamu membutuhkan rangsangan seksual dulu untuk melepaskan nitrat oksida dari saraf penis. Selanjutnya, PDE-5 inhibitor memperbesar sinyal itu, sehingga penis pun bisa ereksi sebagaimana mestinya. Inilah salah kaprah obat kuat untuk disfungsi ereksi yang harus diperbaiki.

Lantas, apa bahayanya bila PDE-5 inhibitor diminum sembarangan? Bila kamu tidak mengalami disfungsi ereksi, maka mengkonsumsi obat ini adalah sia-sia. Malah hanya akan membuatmu berisiko mengalami efek samping yang mungkin muncul. Belum lagi bila kamu membelinya sembarangan, bukan di apotek resmi. Mungkin saja kamu meminum obat palsu, terkontaminasi, atau sudah kadaluarsa.

Mengonsumsi PDE-5 inhibitor sembarangan juga sangat berbahaya bila kamu memiliki kondisi tertentu. Misalnya kamu minum obat nitrat untuk penyakit jantung. Mengonsumsi PDE-5 inhibitor bersamaan dengan nitrat bisa membuat tekanan darah mendadak turun hingga membahayakan keselamatan nyawa. Itu sebabnya, konsumsi PDE-5 inhibitor harus dengan resep dokter.

Hindari pula mengonsumsi PDE-5 inhibitor bersama “obat kuat” lainnya. Interaksi antar obat tersebut bisa saja berbahaya. Risiko lain, “ketergantungan”. Cukup banyak laki-laki yang mengalami ketergantungan secara psikologis terhadap PDE-5 inhibitor. Mereka merasa tidak bisa ereksi tanpa obat tersebut, padahal sebenarnya tidak mengalami gangguan ereksi.

Jangan malu berkonsultasi ke dokter bila kamu mengalami gejala disfungsi ereksi, agar mendapat pengobatan yang sesuai. Hindari salah kaprah obat kuat. Bila kamu membutuhkannya, dokter akan meresepkan PDS-5 inhibitor misalnya TOPGRA, untuk membantu ereksi. TOPGRA mengandung sildenafil sitrat 100 mg, dan perlu diminum 1-4 jam sebelum berhubungan.

Baca Juga: Empat Gerakan Olahraga yang Dapat Jauhkan Pria dari Disfungsi Ereksi

Kamu bisa berkonsultasi ke Halo DKT seputar masalah seksual, dengan menghubungi Halo DKT di nomor WhatsApp 0811-1-326459, atau melalui link: https://bit.ly/halodktwhatsapp, pada hari Senin hingga Jumat pukul 08.00 – 17.00 WIB. Jangan khawatir karena segala informasi yang kamu sampaikan bersifat rahasia.

Yuk Pahami Bagaimana Obesitas Meningkatkan risiko Disfungsi Ereksi

Kegemukan dan obesitas meningkatkan risiko disfungsi ereksi dalam beberapa cara, baik fisik maupun psikis.

Setuju bahwa tiap bentuk tubuh itu unik, dan tiap orang berhak bahagia bagaimanapun bentuk tubuhnya. Namun tak bisa dipungkiri bahwa bentuk tubuh tak melulu soal estetik, melainkan juga terkait dengan kesehatan. Bagi laki-laki, kegemukan atau obesitas meningkatkan risiko disfungsi ereksi hingga 30-90%. Dan sebaliknya, penelitian juga menemukan bahwa laki-laki yang mengalami disfungsi ereksi (DE) cenderung memiliki berat badan (BB) berlebih, dengan lingkar pinggang yang lebih besar ketimbang mereka yang tidak mengalami DE.

Baca Juga: Pilihan Makanan yang Membantu Atasi Disfungsi Ereksi

Tiga Cara Obesitas Meningkatkan Risiko Disfungsi Ereksi

Obesitas meningkatkan risiko disfungsi ereksi dalam beberapa cara, baik fisik maupun psikis. Berikut ini penjelasannya.

  1. Menurunkan kadar testosteron
    Obesitas berkaitan erat dengan rendahnya kadar testosteron, karena lemak memetabolisme testosterone menjadi estroge. Padahal, testosteron berperan besar dalam fungsi seksual laki-laki. Rendahnya kadar testosteron akhirnya bisa menurunkan libido dan dorongan seksual laki-laki. Tak hanya itu, kadar testosteron rendah juga bisa mengganggu produksi sperma sehingga kesuburan ikut terganggu.
  2. Menimbulkan aterosklerosis
    Orang dengan obesitas cenderung memiliki aterosklerosis atau ‘pengerakan’ pada pembuluh darah. Aterosklerosis membuat pembuluh darah jadi lebih sempit, sehingga aliran darah kurang lancar. Nah, hal ini ternyata tak hanya berbahaya bagi jantung, tapi juga bagi penis. Penis jadi lebih sulit untuk mencapai dan mempertahankan ereksi. Ini salah satu alasan mengapa obesitas meningkatkan risiko disfungsi ereksi.
  3. Mempengaruhi kesehatan mental
    Ini tak kalah penting. Bagi sebagian orang, kegemukan atau obesitas bisa menimbulkan rasa minder atau rendah diri, membuat seseorang merasa memiliki citra diri yang buruk, bahkan hingga mengganggu kesehatan mental. Ini bisa memicu kondisi yang disebut “impotensi psikologis”. Jadi impotensi atau disfungsi ereksi yang terjadi bukan akibat kondisi fisik, melainkan mental. Menurut penelitian dari Universitas Cambridge, Inggris, sekitar 20% laki-laki mengalami impotensi psikologis pada suatu titik dalam hidup mereka.

Tiap orang memiliki kondisi dan bentuk tubuh berbeda. Memang ada orang yang cenderung lebih gemuk, dan hal ini tak seharusnya membuat kita berkecil hati. Seperti kata Christina Aguilera: You are beautiful no matter what they say. Hanya saja, jangan lengah dan abai dengan kesehatanmu ya. Tak ada salahnya kok melakukan medical check-up rutin setahun sekali, agar kamu lebih paham dengan kesehatanmu sendiri. ini berlaku juga untuk yang tidak obes ya.

Memang obesitas meningkatkan risiko disfungsi ereksi, tapi tentu masih banyak hal lain yang bisa memicu DE. Bila kamu merasa bahwa fungsi ereksi kamu mulai terganggu, segeralah berkonsultasi ke dokter. Dokter biasanya akan memintamu untuk memperbaiki pola hidup. Dokter mungkin juga memberi resep sildenafil sitrat misalnya TOPGRA, untuk membantu mengatasi DE. Obat ini perlu diminum 1 sampai 4 jam sebelum berhubungan seks. Ingat, pembelian dan pemakaian obat ini harus dengan resep dokter ya. Jangan sembarangan membelinya di toko obat pinggir jalan, yang tidak terjamin keaslian dan keamanannya.

Baca Juga: Bisakah Disfungsi Ereksi Sembuh Sendiri?

Kamu juga bisa berkonsultasi ke Halo DKT seputar masalah seksual, dengan menghubungi Halo DKT di nomor WhatsApp 0811-1-326459, atau melalui link: https://bit.ly/halodktwhatsapp, pada hari Senin hingga Jumat pukul 09.00 – 16.30 WIB. Jangan khawatir karena segala informasi yang kamu sampaikan bersifat rahasia.

Jangan Keliru, Begini 7 Cara Tepat Mengkonsumsi Sildenafil Sitrat untuk Disfungsi Ereksi

Jangan minum obat kuat sembarangan. Kamu perlu ke dokter bila mengalami disfungsi ereksi, dan memahami cara tepat konsumsi sildenafil sitrat.

Sildenafil sitrat adalah salah satu obat yang paling populer untuk mengatasi keluhan disfungsi ereksi (DE). Meski bisa dibeli bebas di toko obat sebagai “obat kuat”, jangan mengkonsumsinya sembarangan ya. Sildenafil sitrat bukanlah obat bebas, melainkan obat resep yang penggunaannya harus di bawah pengawasan dokter. Kamu perlu memahami cara tepat mengkonsumsi sildenafil sitrat, agar efeknya optimal, dan terhindar dari efek samping yang bisa berbahaya.

Baca Juga: Disfungsi Ereksi ada Hubungannya Dengan Ejakulasi Dini?

Sildenafil sitrat masuk golongan obat PDE-5 inhibitor. Golongan obat ini bekerja dengan cara meningkatkan efek nitrat oksida (nitric oxide), yaitu senyawa kimia alami di dalam tubuh yang berfungsi merilekskan otot-otot polos di penis, dan melebarkan pembuluh darah penis. Hal ini akan meningkatkan aliran darah ke penis, sehingga membantu laki-laki dengan keluhan disfungsi ereksi, untuk lebih mudah ereksi.

7 Cara Tepat Mengkonsumsi Sildenafil Sitrat

Bila dokter meresepkan sildenafil sitrat untuk disfungsi ereksi, konsumsilah obat sesuai dosis dan anjuran dokter ya. Yuk, simak cara tepat mengkonsumsi sildenafil sitrat berikut ini.

  1. Konsumsi maksimal 1 tablet dalam 24 jam
    Peraturan nomor wahid: jangan pernah minum sildenafil sitrat melebihi dosis yang ditentukan oleh dokter. Obat ini hanya boleh diminum 1 tablet dalam 24 jam. Di dalam tubuh, efeknya bisa bertahan hingga 6-8 jam. Bila ternyata kamu tetap gagal ereksi selama “jendela” waktu tersebut setelah mengonsumsi sildenafil sitrat, maka jangan mengkonsumsinya lagi karena berpikir tidak ada efeknya. Kamu baru bisa mengonsumsi sildenafil sitrat lagi 24 jam berikutnya.
  2. Minum 1-4 jam sebelum berhubungan
    Cara tepat mengkonsumsi sildenafil sitrat yaitu dalam 1-4 jam sebelum berhubungan seksual. Obat ini memang membantumu untuk ereksi, tapi tetap dibutuhkan rangsangan seksual ya. Komunikasikanlah dengan pasangan bagaimana obat ini bekerja. Sembari menunggu efek obat muncul, kamu dan pasangan bisa melakukan foreplay, atau sekadar berpelukan di Kasur sambil mengobrol intim.
  3. Telan dengan air
    Salah satu efek samping sildenafil sitrat yang paling umum adalah dispepsia atau maag. Nah, menelan obat ini dengan air, bisa munculnya keluhan dispepsia. Selain air, juga aman kok diminum bersama susu, asalkan kamu tidak punya alergi susu/intoleransi laktosa ya. Mengonsumsi sildenafil sitrat dengan jus buah tidak terlalu disarankan, karena jus buah bisa berinteraksi dengan obat. Terutama jus grapefruit, jeruk bali, dan delima.
  4. Boleh dikonsumsi rutin bila dianjurkan
    Dokter akan meresepkan sildenafil sitrat sesuai dengan kondisimu. Apakah kamu cukup meminumnya sebelum berhubungan, atau diminum secara rutin. Minumlah sesuai dengan yang dianjurkan dokter ya.
  5. Jangan mengkonsumsinya berbarengan dengan nitrat
    Mengonsumsi sildenafil sitrat bersama nitrat sangat berbahaya! Obat golongan nitrat seperti nitrogliserin dinitrat/mononitrat adalah obat untuk mengatasi nyeri dada atau gangguan jantung. Kombinasi sildenafil sitrat dan nitrat bisa membuat tekanan darah mendadak drop karena terjadi pelebaran pembuluh darah yang berlebihan. Dampaknya, aliran darah ke jantung turun drastik, sehingga jantung kekurangan oksigen dan bisa berhenti mendadak. Informasikan kepada dokter, obat-obat apa saja yang kamu minum secara rutin. Dengan demikian, dokter bisa memeprtimbangkan apakah aman meresepkan sildenafil sitrat untukmu.
  6. Hindari grapefruit
    Grapefruit dan jeruk bali bisa meningkatkan kadar sildenafil sitrat dalam darah, sehingga efek obat jadi sulit diprediksi. Kedua jenis buah ini juga cenderung memperlambat penyerapan obat tersebut sehingga butuh waktu lebih lama agar obat bisa bekerja.
  7. Hindari penggunaan rekreasional
    Karena sering dianggap sebagai “obat kuat”, banyak laki-laki yang membeli sildenafil sitrat di toko obat pinggir jalan, dan sembarangan mengkonsumsinya. Sebagian lelaki bahkan sampai mengalami ketergantungan psikologis terhadap sildenafil sitrat, dan merasa butuh obat tersebut untuk bisa ereksi, padahal mereka tidak mengalami disfungsi ereksi.

TOPGRA mengandung sildenafil sitrat 100 mg. Demi keamanan, belilah TOPGRA di apotek resmi ya dengan terlebih dahulu konsultasikan ke dokter. Ini akan menghindarimu dari risiko obat palsu, kedaluwarsa, atau terkontaminasi.

Baca Juga: Mengapa Sildenafil Sitrat untuk Disfungsi Ereksi Perlu Resep Dokter?

Agar efek obat optimal, praktikkanlah cara tepat mengkonsumsi sildenafil sitrat ya. Kamu pun bisa berkonsultasi ke Halo DKT seputar masalah seksual, dengan menghubungi Halo DKT di nomor WhatsApp 0811-1-326459, atau melalui link: https://bit.ly/halodktwhatsapp, pada hari Senin hingga Jumat pukul 09.00 – 16.30 WIB. Jangan khawatir karena segala informasi yang kamu sampaikan bersifat rahasia.

Pria Wajib Tahu: Top 6 Penyebab Disfungsi Ereksi

Kenali apa saja penyebab disfungsi ereksi yang paling sering dialami pria.

Inilah kebanyakan respon pria ketika dokter mendiagnosa ia mengalami disfungsi ereksi. “Kok bisa sih ini terjadi pada saya?” Percayalah kalau ternyata disfungsi ereksi semakin banyak terjadi pada pria yang berusia di bawah 40 tahun. Yuk kita cek bersama apakah top 6 penyebab disfungsi ereksi ini pernah atau sedang kamu alami. Semakin kamu kenali apa saja penyebabnya maka disfungsi ereksi bisa lebih cepat ditangani.

Baca Juga: Enam Pertanyaan yang Paling Sering Diajukan Seputar Disfungsi Ereksi

Jangan kuatir, disfungsi ereksi bisa disembuhkan asalkan kamu menuruti semua anjuran dokter. Salah satu anjuran yang patut kamu patuhi mengonsumsi obat sildenafil citrate seperti Topgra, sesuai dengan resep dokter. Yup obat yang bisa membantu untuk mempertahankan ereksi ini harus dibeli dengan resep dokter dan diminum sesuai aturan. Jika tidak, bisa jadi masalah disfungsi ereksi tidak teratasi secara tuntas.

Lantas apa saja top 6 penyebab disfungsi ereksi yang jarang disadari oleh para pria? Berikut daftar lengkapnya:

  1. Usia: Sama seperti penyakit lainnya, risiko terjadinya disfungsi ereksi semakin tinggi seiring dengan pertambahan usia. Pada pria berusia 40 tahun, risiko disfungsi ereksi bisa 2-12% dan risiko ini akan terus naik seiring pertambahan usia. Kabar buruknya, sudah hampir satu dekade belakangan pria yang mengalami disfungsi ereksi kebanyakan belum genap berusia 40 tahun. Yup…pria yang terkena disfungsi ereksi semakin muda, jadi mulailah peduli terhadap kesehatan diri.
  2. Malas bergerak dan obesitas: Para pria pasti paham betul kalau rajin berolahraga akan membuat tubuh sehat, tapi tidak banyak yang menjalankannya. Mungkin setelah kamu mengetahui fakta ini jadi semakin semangat untuk berolahraga. Penelitian membuktikan kalau pria yang malas bergerak dan mengalami obesitas ternyata membuat kadar testosteron turun drastis. Ini adalah hormon yang mengendalikan libido pada pria. Jadi mulailah rajin berolahraga agar berat badan turun dan aktivitas seksual kembali bergairah karena kamu terhindar dari risiko disfungsi ereksi.
  3. Diabetes: Diabetes bisa dibilang sebagai “induk” dari segala penyakit, termasuk diabetes. Kabar buruknya, pria yang diabetes dipastikan mengalami disfungsi ereksi selama hidupnya. Tapi jika kamu bisa mengendalikan kadar gula dalam darah, maka disfungsi ereksi bisa dihindari.
  4. Merokok: Kandungan tembakau di dalam rokok akan mempengaruhi kemampuan jantung dalam memompa darah ke seluruh pembuluh darah, termasuk yang ada di penis. Jika pasokan darah ke penis tidak optimal, maka dipastikan terjadi disfungsi ereksi. Bagaimana untuk mencegah hal ini terjadi? Sangat mudah, berhentilah merokok!
  5. Tekanan darah tinggi dan kolesterol tinggi: Penelitian menunjukkan adanya kaitan yang tegas antara masalah tekanan darah dan kolesterol dengan disfungsi ereksi. Ternyata pria yang mengalami disfungsi ereksi sebagian besar punya riwayat tekanan darah tinggi dan kolesterol tinggi selama 5 tahun. Tapi seringkali pria mengetahui ada masalah pada tekanan darah dan kolesterolnya setelah mengalami disfungsi ereksi. Padahal disfungsi ereksi, tekanan darah tinggi dan kolesterol tinggi bisa dihindari dengan menerapkan pola hidup sehat serta rajin berolahraga.
  6. Efek samping obat: Ada beberapa obat yang menyebabkan disfungsi ereksi seperti antidepresan, antihistamin, obat tekanan darah, dan obat asam lambung. Jika kamu baru saja memulai terapi pengobatan untuk masalah kesehatan yang dialami dan secara bersamaan mulai merasakan disfungsi ereksi, coba konsultasi ke dokter untuk mengetahui secara detail efek samping obat yang digunakan terhadap produksi hormon testosteron.

Baca Juga: Pilihan Makanan yang Membantu Atasi Disfungsi Ereksi

Kalau kamu ingin lebih detail lagi tentang bagaimana mengatasi penyebab disfungsi ereksi, yuk konsultasi langsung di HALO DKT melalui layanan bebas pulsa 0800-1-326459 atau Whatsapp ke 0811-1-326459 atau klik link berikut https://bit.ly/halodktwhatsapp. Tenang segala informasi pribadi akan dijaga dengan baik, jadi jangan ragu untuk berkonsultasi ya.

Radang Gusi Bisa Picu Disfungsi Ereksi

Penelitian membuktikan pria yang mengalami disfungsi ereksi sebagian besar juga mengalami radang gusi.

Jika selama ini kamu berpikir disfungsi ereksi bisa terjadi hanya karena masalah pembuluh darah, maka persepsi harus diperbaharui. Karena ternyata Journal of Sexual Medicine menyebutkan, kalau periodontitis atau radang gusi juga memicu terjadinya disfungsi ereksi.

Baca Juga: Bisakah Disfungsi Ereksi Disembuhkan?‎

Kesimpulan itu diambil dari studi yang dilakukan di China Luzhou Medical College. Studi ini menemukan fakta kalau ternyata radang gusi menyebabkan tubuh kekurangan enzim eNOS. Enzim itu adalah senyawa Nitrat Oksida yang berfungsi untuk melebarkan pembuluh darah yang sangat dibutuhkan pada saat ereksi. Hasil studi ini semakin tegas ketika penelitian yang lain juga menyebutkan kalau pria yang mengalami disfungsi ereksi sebagian besar memiliki radang gusi.

Lantas bagaimanakah sebenarnya radang gusi dan disfungsi ereksi bisa saling berkaitan? Secara umum radang gusi masuk dalam bentuk inflamasi. Ketika inflamasi terjadi, pembuluh darah adalah bagian tubuh yang paling terdampak. “Artinya jika tidak segera ditangani, bisa jadi inflamasi pada gusi ini juga menyebabkan kerusakan pada pembuluh darah yang ada di tubuh, termasuk di penis,” ucap Leonard G. Gomella, MD., Ketua Departement of Urology di Thomas Jefferson University.

Sebenarnya masalah radang gusi yang dikaitkan dengan status kesehatan sudah beberapa kali disimpulkan. Sebelumnya radang gusi yang terjadi pada pria lebih dikaitkan pada penumpukan lemak di perut. Ini juga menjadi salah satu faktor risiko yang memicu terjadinya disfungsi ereksi. Dan hasil studi China Luzhou Medical College ini semakin menegaskan bagaimana radang gusi berpengaruh pada performa seks pria.

Itu mengapa American Academy of Periodontolgy (AAP) juga menegaskan, kesehatan mulut dan gigi menjadi acuan status gizi, kesehatan jantung, dan kesehatan seksual seseorang. “Pada intinya radang gusi bisa menjadi gambaran atas kesehatan metabolisme tubuh seseorang. Dan pada pria kesehatan gusi sangat mempengaruhi kemampuan penis untuk ereksi,” jelas Donald S. Clem, DSS selaku President AAP.

Adapun cara untuk menjaga kesehatan mulut dan gigi, termasuk terhindar dari radang gusi, adalah rajin menyikat gigi serta berkumur. Tapi selain rutinitas ini, University of British Columbia juga menyebutkan minum teh hijau ternyata efektif untuk menekan terjadinya berbagai masalah mulut dan gigi, termasuk radang gusi. Karena ternyata zat aktif yang di dalam teh hijau yaitu antioksidan katekin mampu menghilangkan penyebab radang gusi dan bau mulut. Di dalam mulut bakteri menghasilkan sulfur yang merusak gusi serta membuat bau mulut. Maka yang dilakukan katekin adalah menetralisir sulfur tersebut.

Agar kesehatan mulut dan gusi kamu selalu terjaga jangan lupa untuk memeriksakan gigi ke dokter gigi setiap enam bulan sekali. Kebiasaan ini tidak hanya akan membuat kamu lebih percaya diri karena gigi bersih dan napas selalu segar tapi juga menghindarkan kamu dari drama gagal bercinta karena disfungsi ereksi.

Baca Juga: Cara Mengetahui Apakah Saya Mengalami Disfungsi Ereksi?

Kalau kamu ingin lebih detail lagi tentang bagaimana cara mencegah dan menangani disfungsi ereksi, yuk konsultasi langsung di HALO DKT melalui layanan bebas pulsa 0800-1-326459 atau Whatsapp ke 0811-1-326459 atau klik link berikut https://bit.ly/halodktwhatsapp. Tenang segala informasi pribadi akan dijaga dengan baik, jadi jangan ragu untuk berkonsultasi ya.

Lima Kebiasaan yang Bikin Penis Disfungsi Ereksi

Bukan hanya penyakit, kebiasaan sehari-hari ini justru picu disfungsi ereksi.

Jika selama ini kamu meyakini kalau disfungsi ereksi terjadi akibat penyakit, maka sebaiknya persepsi ini harus segera diperbaharui. Karena beberapa kebiasaan sehari-hari yang kamu lakukan justru bisa membuat penis loyo ketika berhubungan seksual alias mengalami disfungsi ereksi.

Baca Juga: Mengenal Sildenafil Sitrat, Penolong Pria yang Alami Disfungsi Ereksi

Secara harfiah, disfungsi ereksi adalah kondisi penis yang tidak bisa ereksi atau mempertahankan ereksi hingga mencapai kepuasan seksual. Artinya disfungsi ereksi tidak hanya terjadi sesekali, melainkan beberapa kali dalam satu waktu tertentu. Ini mengapa faktor pemicu disfungsi ereksi tidak hanya pada saat mendapatkan rangsangan dan adanya aliran darah penis saja, tapi juga seberapa konsisten kamu menerapkan pola hidup sehat. Karena kalau hanya masalah rangsangan dan aliran darah ke penis, seharusnya laki-laki usia muda tidak bisa mengalami disfungsi ereksi. Faktanya, menurut Urology Care Foundation, disfungsi ereksi dialami oleh 30 juta laki-laki yang belakangan justru dialami oleh mereka yang usia muda.

Lantas kebiasaan apa saja yang justru bikin penis disfungsi ereksi? Inilah 5 kebiasaan yang harus kamu hindari demi menjamin penis tetap ‘tampil’ maksimal ketika bercinta:

    1. Makan berlebihan: Kebiasaan ini akan membuat berat badan naik drastis. Apa kaitannya berat badan dengan penis disfungsi ereksi? Berat badan yang berlebihan akan membuat kadar testosteron dalam tubuh kamu merosot. Testosteron adalah elemen penting yang membuat kamu memiliki gairah seks. Kalau tidak ada gairah bagaimana penis mau bisa ereksi. Jadi segeralah ubah pola makan dengan menerapkan diet menu seimbang agar urusan bercinta tetap memuaskan.</span

 

    1. Mengabaikan stres akibat pekerjaan: Banyak orang merasa stres di tempat kerja adalah hal biasa. Faktanya jika tidak ditangani dengan baik, stres di tempat kerja bisa bermanifestasi menjadi rasa cemas atau bahkan depresi. Dan riset yang dilakukan New Jersey Urology menyebutkan, laki-laki yang mengalami kecemasan di tempat kerja lebih berisiko mengalami disfungsi ereksi. Karena ketika ereksi, penis juga membutuhkan kondisi pikiran yang rileks untuk dapat menerima serta merespon rangsangan dengan baik. Jangan lupa relaksasi diri ketika mengalami stres di kantor. Jangan malu untuk berkonsultasi dengan ahlinya jika kamu tak kunjung bisa menemukan solusi terbaik untuk penyebab stress akibat pekerjaan.</span

 

    1. Mendengkur: Jangan percaya kalau ngorok atau mendengkur adalah tanda tidur yang lelap. Faktanya sleep apnea atau gangguan tidur yang gejalanya adalah mendengkur, justru pertanda kalau kualitas tidur kamu tidak optimal. Karena kualitas tidur terganggu maka siklus normal ereksi yang terjadi pada malam hari pun jadi tidak optimal. Jika ini yang terjadi maka dapat dipastikan penis mengalami disfungsi ereksi. Konsultasi ke dokter untuk menemukan apa yang menjadi penyebab utama dari sleep apnea yang kamu alami. Dokter akan memberikan terapi pengobatan yang tepat agar kamu tidak mendengkur lagi dan kualitas tidur pun jadi terjaga. Dijamin masalah disfungsi ereksi akan hilang dengan sendirinya jika kamu bisa tidur lelap minimal delapan jam setiap malam.</span

 

    1. Malas berolahraga: Jangan mau dikalahkan oleh rasa malas bergerak alias mager. Lakukanlah aktivitas fisik atau olahraga secara rutin 3-5 kali seminggu dengan total waktu 150 menit. Tujuannya untuk memastikan kadar testosteron dalam tubuh tetap optimal. Karena malas berolahraga justru membuat testosteron menghilangkan sensasi gairah seks dari dalam tubuh kamu. Jika ini yang terjadi jangan harap penis bisa ereksi dengan optimal.</span

 

    1. Malas sikat gigi: Ternyata kondisi mulut dan gigi yang sehat akan sangat berpengaruh pada kesehatan seksual laki-laki. Penelitian membuktikan, laki-laki yang mengalami infeksi gusi alias periodontitis lebih berpotensi mengalami penis disfungsi ereksi. Karena ternyata periodontitis alias peradangan mulut bisa membuat aliran darah menjadi tidak lancar, termasuk aliran darah yang menuju ke penis. Padahal kemampuan penis untuk ereksi sangatlah bergantung pada aliran darah yang lancar. Jadi kalau ingin memiliki performa seks yang maksimal, jangan pernah malas sikat gigi.</span

 

Baca Juga: Empat Gerakan Olahraga yang Dapat Jauhkan Pria dari Disfungsi Ereksi

Jika kamu ingin mencari tahu lebih detail tentang apa saja yang harus dilakukan untuk mencegah penis disfungsi ereksi, segeralah konsultasi di HALO DKT melalui layanan bebas pulsa 0800-1-326459 atau Whatsapp ke 0811-1-326459 atau klik link berikut https://bit.ly/halodktwhatsapp.

Olahraga Lari Bisa Cegah Disfungsi Ereksi

Rutin olahraga lari memang bisa cegah disfungsi ereksi, tapi jangan berlebihan ya.

Meski masih dalam situasi pandemi, olahraga lari masih digeluti oleh banyak orang. Menjaga tubuh tetap fit dengan rutin berolahraga memang penting demi menjaga imun tubuh tetap optimal di masa pandemi. Tapi ternyata manfaat olahraga, bukan hanya untuk imun tubuh karena olahraga, khususnya olahraga lari bisa cegah disfungsi ereksi alias impotensi pada laki-laki.

Baca Juga: Jangan Percaya 5 Mitos Disfungsi Ereksi Ini!

Aliran darah yang bagus adalah kunci dari ereksi penis yang maksimal alias terbebas dari disfungsi ereksi. Sebab tanpa aliran darah yang maksimal akibat masalah sirkulasi darah seperti gangguan jantung, penyumbatan pembuluh darah, atau tekanan darah tinggi, maka pasokan darah ke penis pun menjadi bermasalah. Ketika berhubungan seksual, penis tidak mendapatkan pasokan darah yang optimal maka tidak dapat ereksi maksimal. Kondisi penis tidak dapat ereksi dan mempertahankan ereksi inilah yang disebut dengan disfungsi ereksi atau impotensi.

Maka cara logis untuk menyelamatkan diri dari disfungsi ereksi adalah memastikan kamu tidak mengalami masalah sirkulasi darah. Caranya yaitu menjaga daya tahan jantung untuk memompa darah ke seluruh pembuluh darah, termasuk yang ada di penis. Dan olahraga lari, termasuk olahraga kardio yang bekerja menstimulasi daya tahan jantung dan juga paru-paru. Jika daya tahan jantung dan paru selalu dalam kondisi prima, maka disfungsi ereksi tidak akan menghampiri.

Tidak hanya itu, olahraga lari juga memberikan rasa percaya diri. Dalam urusan bercinta, tidak hanya butuh aliran darah yang optimal ke penis tapi juga harus ada rasa percaya diri. Kombinasi keduanya akan menjamin masalah disfungsi ereksi atau impotensi tidak akan ada di cerita bercinta kamu.

American College of Sport Medicine (ACSM) menyebutkan idealnya total waktu berolahraga dalam seminggu adalah 150 menit. Sebaiknya jangan olahraga setiap hari karena tubuh tetap memerlukan waktu untuk istirahat demi memperbaiki sel-sel yang rusak. Hal ini juga berlaku untuk olahraga lari, jika kamu melakukannya secara berlebihan justru membuat disfungsi ereksi.

Lari yang terlalu berlebihan, yaitu lebih dari 150 menit dalam seminggu, akan menurunkan kadar hormon testosteron. Hormon ini sangat berperan dalam menjaga fungsi alat kelamin laki-laki, termasuk menjaga gairah serta performa seks. Jadi dapat dibayangkan apa yang terjadi jika hormon testosteron terjun bebas, maka penis pun menjadi loyo ketika melakukan hubungan seks.

Lantas bagaimana dong sebaiknya mengatur intensitas dan durasi olahraga lari demi menjaga performa seks? Mudah saja, lakukan olahraga lari dengan menyenangkan selama 30 menit. Lalu keesokan harinya, biarkan tubuh beristirahat penuh dengan tidak berolahraga. Dengan begini, ACSM melanjutkan, dalam seminggu olahraga cukup dilakukan 3-5 kali.

Selain durasi dan intensitas, kamu juga harus “mendengarkan” tubuh. Jika tubuh merasa kelelahan ketika berlari, jangan dipaksakan. Karena olahraga yang berlebihan tidak hanya membuat testosteron turun tapi juga membuat hormon stres meningkat. Alhasil segala manfaat baik yang tadinya akan diterima tubuh justru diserang balik oleh produksi hormon stres yang berlebihan. Ingat, tetap berikan tubuh kesempatan untuk istirahat demi menjaga keseimbangan kerja seluruh organ-organ vital.

Baca Juga: Takut Tak Bisa Memuaskan Pasangan Bisa Bikin Disfungsi Ereksi

Jika kamu ingin mencari tahu lebih detail tentang apa saja yang harus dilakukan untuk mencegah disfungsi ereksi, segeralah konsultasi di HALO DKT melalui layanan bebas pulsa 0800-1-326459 atau Whatsapp ke 0811-1-326459 atau klik link berikut https://bit.ly/halodktwhatsapp.