Infeksi Menular Seksual Selama Kehamilan, Apakah Berbahaya untuk Janin?

Seorang perempuan hamil bisa tertular infeksi menular seksual (IMS). Mungkin IMS selama kehamilan ini kemudian menimbulkan kekhawatiran, apakah akan membahayakan janin di kandungan?

Wanita hamil dengan IMS dapat menularkan infeksinya ke janin sebelum, selama, atau setelah kelahiran bayi. Oleh karena itu, saat ini pemeriksaan IMS rutin dilakukan pada kunjungan prenatal pertama.

Baca Juga: Empat Fakta Infeksi Menular Seksual Pada Ibu Hamil

Wanita hamil bisa tertular IMS dari pasangan yang memilikinya. Tidak perlu khawatir, jika memang terdeteksi salah satu IMS, dokter akan memberikan pengobatan melindungi ibu dan juga janin di kandungan.

Gejala IMS dan Efeknya pada Janin

Penyakit menular seksual pada kehamilan bisa saja tidak menunjukkan gejala.Namun, beberapa ibu hamil mengalami gejala, tergantung jenis penyakitnya.

Klamidia

ditandai dengan pembengkakan atau kemerahan serta gatal di area vagina. Janin yang terkena infeksi klamidia dari ibunya dapat mengalami infeksi mata yang parah atau pneumonia setelah dilahirkan. Ibu hamil biasanya akan diterapi dengan antibiotik agar tidak menularkan penyakitnya ke janin.

Herpes

ditandai dengan lesi atau luka di area dekat mulut, anus, atau vagina. Infeksi herpes pada wanita hamil relatif aman sampai melahirkan. Hal ini karena lesi herpes yang aktif pada alat kelamin dapat menular dan menginfeksi bayi saat melahirkan. Disarankan ibu hamil dengan herpes melalui operasi caesar. Terapinya adalah antivirus.

Gonore

Jika tertular selama kehamilan, infeksi dapat menyebabkan sariawan, demam, dan infeksi aliran darah. Bayi biasanya tidak terpengaruh, tetapi jika bayi lahir saat ibu mengalami infeksi aktif, bayi dapat mengalami infeksi mata atau kebutaan, infeksi sendi, atau infeksi darah.

Sifilis

Sifilis mudah ditularkan ke janin yang belum lahir dan cenderung menyebabkan infeksi fatal. Jika tidak diobati dapat menyebabkan kelahiran prematur atau mengalami masalah di berbagai organ, termasuk mata, telinga, jantung, kulit, dan tulang.

Infeksi saluran kencing (ISK)

Gejalanya berupa nyeri saat buang air kecil atau berhubungan seks. ISK mudah diobati dengan antibiotik sehingga infeksi tidak sampai menjalar dan berdampak pada janin.

Masih banyak jenis IMS yang bisa menulari ibu hamil dan berdampak ke janin, seperti HIV/AIDS, hepatitis, dan HPV. Untuk mencegah penularan, maka cara paling mudah adalah berhubungan seks dengan aman menggunakan kondom. DKT Indonesia memiliki tiga merek kondom yang efektif mencegah penularan IMS yaitu Sutra, Supreme dan Fiesta.

Baca Juga: Tujuh Ciri Hamil Anak Kembar

Kamu bisa langsung berkonsutasi ke Halo DKT dengan menghubungi nomer Whatsapp Halo DKT 0811-1-326459 atau melalui link berikut: https://bit.ly/halodktwhatsapp pada hari Senin hingga Jumat pukul 08.00 – 17.00 WIB. Tak perlu ragu untuk bertanya atau berkonsultasi, sebab segala informasi yang kamu sampaikan akan dijamin kerahasiaannya.

Benarkah Infeksi Menular Seksual Meningkatkan Risiko HIV?

Meski sebagian besar infeksi menular seksual hanya menyebabkan keluhan ringan (bahkan ada yang tidak bergejala), tetapi penyakit ini dapat meningkatkan risiko tertular HIV.

Itu sebabnya sangat penting untuk menghindari hubungan seksual beresiko dan segera mencari pengobatan jika merasa telah terpapar infeksi menular seksual (IMS).

Baca Juga: 5 Hoax Tentang HIV yang Wajib Kamu Tahu!

IMS atau pun HIV merupakan penyakit yang memiliki banyak irisan, antara lain sama-sama ditularkan melalui hubungan seksual tanpa kondom, termasuk penetrasi seksual lewat vagina, anal, atau pun seks oral.

Meski begitu, kontak kelamin bukanlah satu-satunya jalan penularan IMS atau HIV. Patogen penyebab HIV, hepatitis B, dan hepatitis C juga bisa menular melalui berbagi jarum suntik yang tidak steril.

Proses menyusui dan persalinan lewat vagina (normal) juga bisa menularkan HIV dan IMS. Misalnya saja klamidia dan gonore yang dapat menginfeksi bayi lewat persalinan normal.

Hal yang harus diwaspadai adalah IMS dapat membuat seseorang rentan tertular HIV. Ketika kita menderita IMS, hal ini bisa mengubah sel-sel di vagina, penis, rectum, atau pun mulut. Terkadang perubahan tersebut memicu luka terbuka atau ulcer, namun bisa juga tidak ada gejala apa pun.

Perubahan pada sel-sel tadi membuat HIV lebih mudah masuk ke dalam tubuh. Ini berarti, jika kita sudah memiliki IMS dan melakukan hubungan seks tanpa kondom dengan seseorang yang HIV, kita pun lebih rentan tertular.

Penelitian juga menunjukkan, orang yang menderita IMS dan HIV cenderung menularkannya kepada pasangan seksual. Memiliki IMS dan HIV juga meningkatkan jumlah virus HIV di cairan mani atau cairan vagina. Semakin tinggi konsentrasi virusnya, makin mudah virus itu berpindah.

Ingat, beberapa jenis IMS tidak bergejala dan seseorang bisa saja tertular HIV selama bertahun-tahun dan juga tidak mengalami gejala apa pun. Ini berarti bukan hal yang mustahil seseorang memiliki IMS dan HIV sekaligus dan tidak menyadarinya.

Karena itulah menjalankan hubungan seks yang aman sangat penting.

Baca Juga: Ketahui 7 Siklus Hidup HIV dalam Tubuh Manusia

Kamu bisa langsung berkonsutasi ke Halo DKT dengan menghubungi nomer Whatsapp Halo DKT 0811-1-326459 atau melalui link berikut: https://bit.ly/halodktwhatsapp pada hari Senin hingga Jumat pukul 08.00 – 17.00 WIB. Tak perlu ragu untuk bertanya atau berkonsultasi, sebab segala informasi yang kamu sampaikan akan dijamin kerahasiaannya.

Bisakah Infeksi Menular Seksual Disembuhkan?

Orang yang menderita infeksi menular seksual atau sering disebut penyakit kelamin mungkin akan merasa malu sehingga enggan mencari pengobatan. Padahal, penyakit ini bisa disembuhkan.

Pengobatan utama infeksi menular seksual (IMS) adalah antibiotik. Obat yang bisa diberikan dalam bentuk oral (diminum) atau suntikan ini dapat mengobati beragam jenis IMS.

Baca Juga: Bukan Hoaks, Beberapa Infeksi Menular Seksual bisa Menular Lewat Ciuman

Setelah dokter atau bidan memberikan antibiotik biasanya kita akan merasa gejalanya membaik, namun pastikan obat tersebut dihabiskan dan jangan pernah memberikan obat kita ke orang lain atau sebaliknya, meminum obat orang lain karena merasa gejalanya sama.

Walau sebagian besar IMS dapat disembuhkan, tetapi HIV membutuhkan perawatan seumur hidup. Selain itu, kita bisa saja tertular IMS lagi jika kita tetap melakukan hubungan seks beresiko dan tidak menggunakan kondom.

IMS dapat menyebabkan komplikasi seumur hidup jika tidak diobati. Misalnya saja HIV yang tidak diobati dapat berkembang menjadi AIDS. Sifilis yang tidak diobati bisa memburuk dan merusak organ serta sistem saraf.

Pada wanita IMS juga bisa menyebabkan kehamilan atopic yang beresiko keguguran, sulit hamil, serta nyeri pelvis kronik. Sedangkan pada pria dapat menyebabkan infeksi saluran kencing, testis bengkak dan nyeri, serta gangguan kesuburan.

Bagaimana pun mencegah lebih baik daripada mengobati. Ketahui cara-cara untuk melindungi diri dari penyakit ini:

  • Gunakan kondom, disarankan memilih kondom lateks, jika kamu memiliki pasangan seksual lebih dari satu orang.
  • Monogami atau tetap setia pada satu pasangan saja. Setiap pasangan seks yang baru akan meningkatkan risiko tertular IMS.
  • Lakukan pemeriksaan kesehatan secara rutin. Melakukannya juga akan mencegah infeksi ke orang lain.
  • Hindari konsumsi alkohol atau narkoba karena saat mabuk kita cenderung akan melakukan tindakan berbahaya seperti melakukan hubungan seks beresiko.
  • Ketahui apa saja gejala-gejala IMS. Jika kamu merasa memiliki IMS segera periksakan ke dokter untuk mendapat pengobatan.
  • Cari tahu tentang penyakit ini sebanyak-banyaknya dari sumber yang kompeten. Semakin luas pengetahuan kita, semakin baik kita melindungi diri.

Baca Juga: Awas, Infeksi Menular Seksual Sifilis si Raja Singa Masih Mengintai

Kamu bisa langsung berkonsutasi ke Halo DKT dengan menghubungi nomer Whatsapp Halo DKT 0811-1-326459 atau melalui link berikut: https://bit.ly/halodktwhatsapp pada hari Senin hingga Jumat pukul 08.00 – 17.00 WIB. Tak perlu ragu untuk bertanya atau berkonsultasi, sebab segala informasi yang kamu sampaikan akan dijamin kerahasiaannya.

Cegah Infeksi Menular Seksual dengan Kondom

Sejak penemuannya seabad yang lalu, kondom telah terbukti efektif mengurangi risiko infeksi menular seksual (IMS). Kondom menghalangi kontak dengan cairan tubuh yang dapat menyebarkan infeksi menular seksual.

Meskipun kondom tidak dapat menjamin perlindungan 100% dari infeksi menular seksual, namun jika digunakan secara konsisten dan benar, maka dapat secara dramatis mengurangi risiko terkena atau menularkan PMS.

Baca Juga: Pakai Kondom Tak Kurangi Kepuasan Seksual

Sebelum memahami cara kerja kondom dalam mencegah IMS, kamu harus tahu dulu bagaimana IMS ditularkan. Infeksi seperti HIV, gonore, klamidia, dan trikomoniasis biasanya menyebar ketika sekresi atau cairan yang terinfeksi dari uretra atau vagina menyentuh permukaan mukosa, yang meliputi uretra pria, vagina, atau serviks.

Infeksi yang biasanya terkait dengan ulkus genital, seperti herpes genital, sifilis, dan human papillomavirus (HPV), sering ditularkan melalui kontak kulit seseorang dengan permukaan mukosa atau kulit yang terinfeksi (seperti luka) dari pasangan yang terinfeksi.

Kondom diperkirakan 98% efektif melindungi terhadap sebagian besar IMS seperti klamidia dan gonore. Selain itu, penggunaan kondom yang tepat sangat efektif dalam mencegah HIV (virus penyebab AIDS). Namun memang kondom agak kurang efektif dalam melindungi terhadap infeksi seperti herpes, HPV, dan sifilis. Itu karena IMS ini dapat menyebar melalui kontak kulit-ke-kulit (dibandingkan hanya ditularkan melalui cairan tubuh seperti air mani atau darah).

Tentu saja, kondom harus digunakan dengan benar agar dapat memberikan perlindungan. Ketika digunakan secara tidak benar, robek, atau terlepas, maka risiko penularan dapat terjadi.

Risiko penularan IMS selalu ada setiap kali seseorang melakukan aktivitas seksual, terutama pada seseorang yang berganti-ganti pasangan seksual. Untuk kasus ini, kondom perlu digunakan setiap kali berhubungan seks, baik melalui vagina, oral, atau anal.

Dalam penelitian di laboratorium, kondom lateks telah terbukti memberikan “penghalang yang hampir tidak dapat ditembus” oleh partikel seukuran patogen penyebab IMS. Ini berarti mencegah agen infeksi melewati penghalang, dan secara signifikan mengurangi risiko tertular atau menularkan IMS.

Kondom lateks juga mengurangi risiko infeksi menular seksual lainnya, termasuk yang terkait dengan lesi genital seperti herpes dan sifilis. Penggunaan kondom yang rutin juga dapat menurunkan risiko infeksi HPV, yang merupakan faktor risiko paling signifikan untuk kanker serviks.

Meskipun rutin menggunakan kondom, jangan lupa rutin melakukan tes IMS sehingga jika memang terinfeksi, dokter akan segera memberikan pengobatan.

Baca Juga: Mengapa Kondom Memiliki Aroma dan Rasa

Kamu bisa langsung berkonsutasi ke Halo DKT dengan menghubungi nomer Whatsapp Halo DKT 0811-1-326459 atau melalui link berikut: https://bit.ly/halodktwhatsapp pada hari Senin hingga Jumat pukul 08.00 – 17.00 WIB. Tak perlu ragu untuk bertanya atau berkonsultasi, sebab segala informasi yang kamu sampaikan akan dijamin kerahasiaannya.

Penting Diketahui, Ini Cara Terbaik Mencegah Infeksi Menular Seksual

Pandemi Covid-19 yang berkepanjangan mungkin membuat kita lupa adanya penyakit menular lain di sekitar kita, termasuk infeksi menular seksual.

Walau belum ada data terbaru di Indonesia, tetapi di negara maju tercatat ada peningkatan infeksi menular seksual (IMS) dibanding tahun sebelumnya.

Baca Juga: Skrining Infeksi Menular Seksual: Untuk Siapa dan Bagaimana Melakukannya?

IMS sering disebut sebagai penyakit orang muda. Di Amerika Serikat, menurut data Center for Disease Control and Prevention di tahun 2018 tercatat setengah dari kasus IMS diderita oleh orang berusia 15-24 tahun.

Cara terbaik untuk mengatasi IMS adalah pencegahan. Ini berarti tidak melakukan hubungan seksual sebelum menikah. Jika tidak berhubungan seksual, berarti kemungkinan kita tertular akan menjadi nol.

Selain itu, kita bisa memperkecil risiko dengan melakukan hubungan seks dengan lebih sedikit orang alias setia pada pasangan.

Dengan satu pasangan seksual yang baru, risiko terpapar IMS pun menjadi lebih besar. Sebagai contoh, jika kamu dan pasangan melakukan kontak seksual dengan tiga orang lainnya, maka kamu terpapar oleh tujuh orang.

Jika kamu dan pasangan sama-sama berkontak seksual dengan 12 orang lainnya, kini kamu terpapar oleh 4.095 orang.

Ketika kamu berhubungan seks dengan seseorang, sebenarnya kamu juga terpapar oleh siapa pun yang pernah berhubungan seksual dengannya sebelumnya.

Pencegahan IMS lain yang efektif adalah menggunakan kondom secara benar, serta melakukan vaksinasi hepatitis B dan HPV.

Kesalahan bisa saja terjadi dan kamu atau pasangan mungkin pernah berhubungan seks dengan orang lain. Jika ini yang terjadi, lakukan pemeriksaan IMS atau HIV sehingga dapat diobati sedini mungkin.

Apa yang terjadi jika IMS tidak diobati? Beberapa jenis IMS bisa berbahaya jika diabaikan. Misalnya saja klamidia dan gonore yang bisa mengganggu kesuburan wanita sehingga sulit hamil. Selain itu, IMS juga meningkatkan risiko tertular HIV.

Baca Juga: Kok Perempuan Lebih Rentan Alami Infeksi Menular Seksual? Ini Alasannya

Kamu bisa langsung berkonsutasi ke Halo DKT dengan menghubungi nomer Whatsapp Halo DKT 0811-1-326459 atau melalui link berikut: https://bit.ly/halodktwhatsapp pada hari Senin hingga Jumat pukul 08.00 – 17.00 WIB. Tak perlu ragu untuk bertanya atau berkonsultasi, sebab segala informasi yang kamu sampaikan akan dijamin kerahasiaannya.

Penting Diketahui, Ini Cara Terbaik Mencegah Infeksi Menular Seksual

Pandemi Covid-19 yang berkepanjangan mungkin membuat kita lupa adanya penyakit menular lain di sekitar kita, termasuk infeksi menular seksual.

Walau belum ada data terbaru di Indonesia, tetapi di negara maju tercatat ada peningkatan infeksi menular seksual (IMS) dibanding tahun sebelumnya.

Baca Juga: Aktif Secara Seksual? Jangan Lengah dengan Infeksi Menular Seksual

IMS sering disebut sebagai penyakit orang muda. Di Amerika Serikat, menurut data Center for Disease Control and Prevention di tahun 2018 tercatat setengah dari kasus IMS diderita oleh orang berusia 15-24 tahun.

Cara terbaik untuk mengatasi IMS adalah pencegahan. Ini berarti tidak melakukan hubungan seksual sebelum menikah. Jika tidak berhubungan seksual, berarti kemungkinan kita tertular akan menjadi nol.

Selain itu, kita bisa memperkecil risiko dengan melakukan hubungan seks dengan lebih sedikit orang alias setia pada pasangan.

Dengan satu pasangan seksual yang baru, risiko terpapar IMS pun menjadi lebih besar. Sebagai contoh, jika kamu dan pasangan melakukan kontak seksual dengan tiga orang lainnya, maka kamu terpapar oleh tujuh orang.

Jika kamu dan pasangan sama-sama berkontak seksual dengan 12 orang lainnya, kini kamu terpapar oleh 4.095 orang.

Ketika kamu berhubungan seks dengan seseorang, sebenarnya kamu juga terpapar oleh siapa pun yang pernah berhubungan seksual dengannya sebelumnya.

Pencegahan IMS lain yang efektif adalah menggunakan kondom secara benar, serta melakukan vaksinasi hepatitis B dan HPV.

Kesalahan bisa saja terjadi dan kamu atau pasangan mungkin pernah berhubungan seks dengan orang lain. Jika ini yang terjadi, lakukan pemeriksaan IMS atau HIV sehingga dapat diobati sedini mungkin.

Apa yang terjadi jika IMS tidak diobati? Beberapa jenis IMS bisa berbahaya jika diabaikan. Misalnya saja klamidia dan gonore yang bisa mengganggu kesuburan wanita sehingga sulit hamil. Selain itu, IMS juga meningkatkan risiko tertular HIV.

Baca Juga: Bisakah Tertular Infeksi Menular Seksual dari Toilet Umum?

Kamu bisa langsung berkonsutasi ke Halo DKT dengan menghubungi nomer Whatsapp Halo DKT 0811-1-326459 atau melalui link berikut: https://bit.ly/halodktwhatsapp pada hari Senin hingga Jumat pukul 08.00 – 17.00 WIB. Tak perlu ragu untuk bertanya atau berkonsultasi, sebab segala informasi yang kamu sampaikan akan dijamin kerahasiaannya.

Vagina Berbau Amis Tanda Infeksi Menular Seksual?

Aroma khas vagina memang berubah-ubah seiring dengan siklus menstruasi. Tetapi, vagina berbau amis sebaiknya jangan diabaikan karena itu bisa menunjukkan ada masalah kesehatan tersembunyi, termasuk infeksi menular seksual.

Penyebab tersering vagina berbau adalah bacterial vaginosis atau pertumbuhan flora bakteri vagina yang tidak seimbang.

Baca Juga: Cara Hilangkan Bau Berlebih pada Vagina

Infeksi menular seksual (IMS) Trichomoniasis juga dapat menyebabkan vagina berbau tidak sedap, demikian pula dengan klamidia dan gonore.

Secara umum jika bau tak sedap itu tanpa diikuti dengan gejala lain, bisa dibilang itu hal yang normal. Kemungkinan disebabkan karena vaginitis (peradangan di vagina yang disebabkan bakteri), tampon yang tertinggal, atau kebersihan organ genital yang buruk.

JIka kamu mengalami gejala tambahan berikut ini, segera periksakan ke dokter:

  • Keputihan
    Keluarnya cairan baik itu bening atau berwarna lebih pekat adalah hal yang normal dan sehat. Namun, jika keputihan itu menyebabkan rasa gatal atau sensasi terbakar, itu merupakan tanda infeksi. Waspadai jika cairan keputihan itu berwarna kuning kehijauan, atau pun putih.
  • Urin berbau amis
    Aroma amis dari urine bisa disebabkan karena infeksi saluran kemih. Bakteri dari infeksi bisa mengkontaminasi urine dan menyebabkan berbau tidak sedap. Gejala lain biasanya rasa panas saat buang air kecil atau sedikit nyeri.
  • Bau amis setelah berhubungan seksual
    Bau amis yang disadari setelah berhubungan seksual biasanya merupakan gejala vaginitis. Berhubungan seks bisa memperparah infeksinya.
  • Gatal, iritasi, dan ada sensasi rasa panas
    Jika kamu mengalami rasa gatal, iritasi, dan rasa panas, selain aroma vagian yang berbau amis, periksakan ke dokter.

Baca Juga: Penyebab Vagina Kering Saat Hamil

Kamu bisa langsung berkonsutasi ke Halo DKT dengan menghubungi nomer Whatsapp Halo DKT 0811-1-326459 atau melalui link berikut: https://bit.ly/halodktwhatsapp pada hari Senin hingga Jumat pukul 08.00 – 17.00 WIB. Tak perlu ragu untuk bertanya atau berkonsultasi, sebab segala informasi yang kamu sampaikan akan dijamin kerahasiaannya.

Bisakah Tertular Infeksi Menular Seksual dari Toilet Umum?

Infeksi menular seksual (IMS), terkadang disebut juga dengan penyakit menular seksual, merupakan penyakit yang penyebarannya lewat hubungan seks yang tidak aman. Penyakit ini dapat menular lewat cairan tubuh seperti darah atau sperma.

Jenis infeksi menular seksual yang cukup dikenal masyarakat antara lain sifilis, gonore, klamidia, kutil kelamin, dan HIV/AIDS.

Baca Juga: Bukan Hoaks, Beberapa Infeksi Menular Seksual bisa Menular Lewat Ciuman

IMS bisa disebabkan karena virus, bakteri, atau pun parasite. Organisme ini tidak dapat hidup atau berkembang biak di permukaan yang keras, termasuk dudukan toilet.

Selain itu, bakteri penyebab IMS tidak dapat bertahan di luar membran mucus tubuh. Karena itulah, walau kita paham betapa kotornya toilet umum, IMS tidak dapat ditularkan dari menggunakan toilet umum.

Tetapi beberapa jenis virus dan parasit penyebab IMS dapat hidup di luar tubuh untuk periode waktu terbatas. Secara teori, ada kemungkinan bisa menular jika kita kontak dengan dudukan toilet.

Kabar baiknya, penularan itu sangat jarang dan sangat sulit. Bakteri, jamur, dan virus, lebih menyukai lingkungan yang disediakan oleh jaringan tubuh manusia yang hangat.

Meski begitu kita tetap harus waspada. Sebab walau jarang, tetapi dudukan toilet yang lembab dapat menyebabkan trichomoniasis pada perempuan. Kondisi ini mungkin terjadi jika organismenya baru dipindahkan dan langsung kontak dengan area genital.

Penyakit lain yang harus diwaspadai adalah hepatitis B jika virusnya terbawa darah atau cairan mani dan baru menetes ke dudukan toilet. Untuk dapat masuk ke dalam tubuh kita, virus penyebab hepatitis B harus melalui luka terbuka.

Infeksi menular seksual sendiri dapat menular lewat berbagai cara, yaitu kontak kulit dengan kulit, genital ke genital, serta kontak mulut dengan genital.

Kontak kulit dengan kulit terjadi ketika sekresi cairan seperti cairan mani atau air liur terkena kulit, walau tidak ada luka terbuka.

Baca Juga: Awas, Infeksi Menular Seksual Sifilis si Raja Singa Masih Mengintai

Kamu bisa langsung berkonsutasi ke Halo DKT dengan menghubungi nomer Whatsapp Halo DKT 0811-1-326459 atau melalui link berikut: https://bit.ly/halodktwhatsapp pada hari Senin hingga Jumat pukul 08.00 – 17.00 WIB. Tak perlu ragu untuk bertanya atau berkonsultasi, sebab segala informasi yang kamu sampaikan akan dijamin kerahasiaannya.

Aktif Secara Seksual? Jangan Lengah dengan Infeksi Menular Seksual

Jika kamu aktif secara seksual, maka kamu juga beresiko tertular penyakit infeksi menular seksual.

Infeksi menular seksual (IMS) merupakan penyakit yang ditularkan melalui hubungan seksual, misalnya gonore (gonorrhea), chlamydia, sifilis, herpes genital, hingga ulkus mole.

Baca Juga: Infeksi Menular Seksual Trikomoniasis Jarang Bergejala, tapi Berisiko bagi Kehamilan

Penyakit ini lebih beresiko jika kamu melakukan hubungan seks dengan berganti pasangan, baik lewat vagina, oral, atau pun anal.

Salah satu hal yang harus dipahami, tidak semua infeksi menular seksual menunjukkan gejala, sehingga tanpa disadari bisa saja kita tertular dari partner seks.

Namun, sebagian besar kasus IMS bergejala dan bisa diobati jika cepat ditangani. Karenanya, sangat penting untuk mengenali apa saja gejala IMS. Jangan remehkan beberapa gejala berikut:

  1. Rasa terbakar saat buang air kecil
    Jika kamu merasakan rasa nyeri, panas, atau terbakar saat buang air kecil, kemungkinan kamu mengalami IMS. Rasa nyeri itu berasal dari peradangan pada saluran kemih yang disebabkan karena bakteri menempel di membrane lendir uretra.
  2. Keluar cairan yang tidak biasa
    Mungkin kamu sudah tahu mana cairan vagina yang normal dan tidak normal. Misalnya jika “keputihan” itu terlihat kekuningan dan berbau tidak sedap. Pemicunya adalah inflamasi akibat bakteri yang masuk ke saluran reproduksi dan menyebabkan iritasi dan keputihan tidak normal.
  3. Perdarahan yang tidak normal
    Perdarahan di luar siklus menstruasi adalah sebuah sinyal berbahaya, karena salah satu penyebabnya adalah infeksi menular seksual.
  4. Rasa gatal berlebihan pada vagina
    Rasa gatal dan juga terbakar pada vagina merupakan salah satu tanda infeksi jamur, tetapi IMS seperti gonore dan chlamydia juga memiliki gejala ini. Jaringan vagina akan menjadi sangat sensitif jika kita tertular IMS.
  5. Nyeri saat berhubungan seks
    Rasa nyeri saat berhubungan seks jangan diabaikan. IMS seperti chlamydia dan gonore juga bisa membuat kita merasa tidak nyaman dan sakit saat bercinta. Selain itu, herpes juga bisa memicu rasa nyeri karena lesi yang terbentuk di vagina atau serviks iritasi dan meradang saat berhubungan seksual.
  6. Ada benjolan di organ genital
    Benjolan kecil bisa menjadi gejala dari beberapa IMS, termasuk herpes genital, HPV, sifilis, dan molluscum contagiosum. Jika kamu mendapati adanya benjolan kecil, luka, atau pun kutil, segera periksakan ke dokter, bahkan jika sudah menghilang setelah beberapa hari. Penyakit IMS seperti herpes bisa datang dan pergi, tetapi sebenarnya virusnya masih ada.

Ada sejumlah cara yang bisa dilakukan untuk mencegah infeksi menular seksual. Antara lain menjaga kebersihan organ reproduksi, menghindari seks pranikah dan berganti-ganti pasangan, menggunakan kondom ketika melakukan hubungan seks beresiko, dan segera berobat jika ada gejala.

Hindari mengobati diri sendiri dan carilah informasi dari sumber yang tepat mengenai infeksi menular seksual.

Baca Juga: Yuk, Pahami Cara Penularan Infeksi Menular Seksual Gonore

Kamu bisa langsung berkonsutasi ke Halo DKT dengan menghubungi nomer Whatsapp Halo DKT 0811-1-326459 atau melalui link berikut: https://bit.ly/halodktwhatsapp pada hari Senin hingga Jumat pukul 08.00 – 17.00 WIB. Tak perlu ragu untuk bertanya atau berkonsultasi, sebab segala informasi yang kamu sampaikan akan dijamin kerahasiaannya.