Ini Dia Lima Keuntungan Menggunakan Alat Kontrasepsi IUD Tembaga

Produktivitas tak harus mengorbankan romansa. Dengan strategi yang tepat, siapapun bisa menikmati kehidupan seksual yang memuaskan tanpa perlu khawatir hamil di waktu yang kurang ideal. Perempuan yang ingin menunda kehamilan untuk berfokus pada karir dapat menggunakan IUD tembaga atau yang juga dikenal dengan istilah ‘KB spiral’, alat kontrasepsi jangka panjang yang memiliki berbagai manfaat. Berikut beberapa keuntungan menggunakan IUD tembaga.

Baca Juga: Jangan Percaya Lima Mitos Kontrasepsi IUD Ini!

  • Efektif dalam mencegah kehamilan
    Meski ukurannya mungil, IUD tembaga tak bisa dipandang sebelah mata. Keampuhannya luar biasa. Dengan kandungan ion-ion tembaga yang toksik bagi sperma, IUD tembaga 99,2% efektif dalam mencegah kehamilan (Hill, 2019). Jadi, tak perlu khawatir akan ‘kebobolan’ ketika kamu berkontrasepsi dengan IUD tembaga. Nikmati saja kehidupan asmara bersama pasangan.

  • Praktis dan tahan lama
    IUD tembaga dipasang di dalam rahim oleh dokter atau bidan. Pemasangannya menggunakan alat khusus yang menyerupai tabung, sehingga tidak membutuhkan operasi sama sekali. Sehabis proses pemasangan yang singkat tersebut, aktivitas sehari-hari dapat langsung dilanjutkan kembali. Jadi, bagi kamu dengan jadwal yang padat, IUD tembaga adalah alternatif yang super praktis. Apalagi, setelah dipasang, IUD tembaga bisa bertahan hingga 10 tahun (Dweck & Westen, 2017), tergantung dari jenis yang dipilih. Kamu hanya perlu melalukan kontrol secara berkala sesekali saja.

  • Lebih ekonomis
    Karena satu buah IUD tembaga bisa bertahan selama bertahun-tahun, IUD tembaga sangat ekonomis dalam jangka panjang. Pengguna IUD tembaga tidak perlu bolak-balik membeli alat kontrasepsi baru. Budget yang ada bisa dialokasikan untuk beragam keperluan lain, misalnya tes infeksi menular seksual (IMS), pemeriksaan kesuburan, pap smear, atau vaksin HPV.

  • Tidak mengganggu kesuburan
    Orang terkadang takut menggunakan kontrasepsi karena khawatir akan mengalami kemandulan. Padahal, kenyataannya tidak seperti itu. IUD tembaga merupakan alat kontrasepsi non-permanen, sehingga tidak akan mengganggu kesuburan. Begitu IUD tembaga dilepas kembali oleh dokter atau bidan, kesuburan biasanya segera kembali. Kamu dan pasanganmu bisa langsung merencanakan program hamil dengan mantap.

  • Mengurangi risiko kanker serviks dan kanker endometrium
    Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengguna IUD tembaga ternyata memiliki risiko kanker rahim dan kanker endometrium yang lebih rendah (Castellsague, Diaz, Vaccarella, et al., 2011). Soalnya, mekanisme kerja IUD meningkatkan imunitas sel-sel di dalam rahim. Jadi, di samping manfaat utama sebagai alat kontrasepsi, IUD tembaga juga memberikan manfaat sampingan bagi kesehatan reproduksi. Dengan memakai IUD tembaga, secara tidak langsung kamu telah melindungi rahim.

Baca Juga: Tak Hanya untuk Sehari-hari, IUD Tembaga Juga Bisa Jadi Kontrasepsi

Itulah lima keuntungan yang bisa diperoleh dari pemakaian IUD tembaga, alternatif alat kontrasepsi yang cocok bagi perempuan muda di usia produktif. Ingin mencoba menggunakan IUD tembaga? IUD Andalan Silverline Cu 380Ag dapat menjadi pilihan jitu. Dengan kandungan inti perak dalam tembaga yang melapisi IUD, IUD Andalan Silverline dapat mencegah kehamilan dengan optimal. Masa perlindungannya pun cukup lama, yaitu hingga 5 tahun. Untuk pemasangannya, kamu bisa menghubungi Bidan Andalan terdekat. Selain itu, bila masih bingung atau memiliki pertanyaan lain terkait dengan alat kontrasepsi, kamu pun bisa menghubungi Halo DKT melalui layanan bebas pulsa 0800-1-326459 atau Whatsapp ke 0811-1-326459 dengan mengklik tautan ini pada hari Senin hingga Jumat pukul 09.00 – 16.30 WIB. Tak perlu ragu untuk berkonsultasi, sebab segala informasi yang kamu sampaikan akan dijamin kerahasiaannya.

Tipe Kontrasepsi IUD yang Perlu Wanita Ketahui

Meski terdiri dari dua tipe namun kontrasepsi IUD tetap efektif mencegah terjadinya kehamilan hingga 98%.

Kontrasepsi IUD atau intrauterine device adalah yang paling digemari oleh wanita. Mengapa? Karena pemasangan yang praktis dan nyaris tanpa rasa sakit serta masa pemakaiannya cukup lama yaitu delapan sampai sepuluh tahun. Lantas bagaimanakah cara kerja kontrasepsi ini hingga efektif mencegah terjadinya kehamilan? Yuk wanita perlu tahu lebih detail tentang kontrasepsi IUD.

Baca Juga: Lima Keunggulan Fiesta Max Dotted, Si Alat Kontrasepsi ‘Berduri’

Agar lebih mengerti cara kerja kontrasepsi IUD haruslah diawali dengan mengetahui bahwa alat kontrasepsi ini terdiri atas dua jenis, yaitu kontrasepsi hormonal dan non hormonal. Kedua kontrasepsi berbentuk huruf ‘T’ ini bekerja dengan cara yang berbeda.

Kontrasepsi IUD non hormonal terdapat lapisan tembaga pada bagian vertikal dari bentuk huruf ‘T’. Secara perlahan lapisan tembaga itu akan dilepaskan dan membuat rahim menjadi tidak ramah untuk embrio berkembang. Sedangkan kontrasepsi hormonal mengandung hormon progesteron di dalamnya. Hormon ini juga dilepaskan secara perlahan hingga membuat lendir serviks lebih kental sehingga sperma kesulitan untuk bertemu sel telur. Alhasil kedua cara ini membuat tidak terjadinya pembuahan dan kehamilan.

Adapun kelebihan dari kontrasepsi IUD non hormonal adalah sangat aman digunakan oleh ibu menyusui. Contohnya IUD Andalan TCu 380A atau IUD Andalan Pospartum yang tidak mengandung hormon hingga tidak akan memengaruhi produksi ASI. Apalagi IUD ini memang didesain agar lebih mudah dipasang kepada ibu yang baru saja melahirkan. Dan masa pemakaian kontrasepsi IUD non hormonal biasanya lebih panjang dibanding kontrasepsi IUD hormonal, bisa delapan sampai sepuluh tahun. Selain aman untuk ibu menyusui, kontrasepsi IUD non hormonal juga cocok digunakan oleh wanita yang sensitif terhadap hormon progesteron. Hal yang harus diantisipasi jika kamu memilih kontrasepsi IUD non hormonal adalah aliran darah yang cukup deras selama menstruasi.

Sedangkan kelebihan dari IUD hormonal adalah bisa mengurangi terjadinya nyeri dan kram pada saat PMS. Tak hanya itu, kontrasepsi IUD hormonal pun bisa mengatasi aliran darah menstruasi yang deras. Adapun masa pemakaian kontrasepsi ini adalah antara tiga sampai lima tahun.

Lantas manakah yang paling bagus antara kontrasepsi IUD non hormonal dengan yang hormonal? Hal ini sangat tergantung pada kebutuhan kamu. Jika ada kondisi kesehatan yang membuatmu tidak bisa memilih kontrasepsi IUD hormonal, maka pilihlah kontrasepsi IUD non hormonal. Tapi jika tidak ada alasan khusus terkait kandungan hormon di dalam kontrasepsi, maka pilihlah kontrasepsi IUD non hormonal.

Baik kontrasepsi IUD hormonal maupun non hormonal, keduanya sangat ekonomis karena pemakaiannya cukup panjang, bahkan bisa sampai 8 tahun. Sebaiknya berkonsultasilah dengan dokter kandungan atau bidan tentang pilihan kontrasepsi IUD mana yang tidak akan mengganggu kesehatan tubuh serta menjaga kualitas hidup kamu tetap baik. Ajak juga suami ketika berkonsultasi tentang kontrasepsi karena mereka wajib dilibatkan dalam merencanakan kehamilan. Ada juga persiapan pemasangan kontrasepsi IUD yang sering dilupakan yaitu melakukan pemeriksaan infeksi menular seksual atau IMS. Tujuannya untuk memastikan bahwa kamu sedang tidak mengalami infeksi tersebut. Sebab jika pemasangan kontrasepsi IUD dilakukan saat ada bakteri atau virus penyebab IMS, maka patogen ini bisa masuk ke dalam rahim dan memicu terjadinya infeksi yang lebih serius lagi.

Baca Juga: Remaja Terlanjur Berhubungan Seks Tanpa Pengaman? Ini Kontrasepsi Darurat yang Bisa Dipertimbangkan Orang Tua

Jika kamu ingin mencari tahu lebih detail tentang kontrasepsi IUD, segeralah konsultasi di HALO DKT melalui layanan bebas pulsa 0800-1-326459 atau Whatsapp ke 0811-1-326459 atau klik link berikut https://bit.ly/halodktwhatsapp. Tenang, semua informasi pribadi akan dijaga baik. Yuk segera berkonsultasi.

Jangan Percaya Lima Mitos Kontrasepsi IUD Ini!

Faktanya kontrasepsi IUD disukai wanita karena praktis, masa pemakaiannya lama dan aman untuk ibu menyusui.

Hal yang paling sering menghambat wanita untuk memakai kontrasepsi adalah mitos-mitos yang menyelubunginya. Salah satu kontrasepsi yang paling banyak diselubungi oleh mitos adalah kontrasepsi spiral atau intrauterine device (IUD). Karena itu kamu wajib membaca artikel ini sampai akhir agar berhenti percaya 5 mitos kontrasepsi IUD. Dijamin selesai membaca artikel ini, kamu semakin yakin untuk memilih kontrasepsi IUD sebagai metode merencanakan kehamilan. Kontrasepsi IUD adalah kontrasepsi jangka panjang yang praktis dan juga aman, termasuk untuk ibu menyusui loh.

Baca Juga: Kontrasepsi Hormonal Bikin Haid Tidak Teratur?

Jangan percaya mitos kontrasepsi IUD ini: Pemasangannya sangat menyakitkan.

Sebenarnya tingkat toleransi rasa sakit setiap orang sangat berbeda-beda. Sebagai alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR) memang proses pemasangannya kontrasepsi IUD haruslah dimasukkan melalui vagina. Tapi menurut asisten profesor obstetri dan ginekologi University of North Carolina, Amy Bryant, rasa sakit yang muncul pada saat pemasangan kontrasepsi IUD sangatlah ringan dan hilang dalam sekejap. Ia menganalogikannya dengan rasa nyeri di hari menstruasi pertama. “Terasa tidak nyaman selama lima menit saat dipasang tapi manfaat proteksinya bisa sampai lima tahun,” tegasnya seperti dilansir dari The Huffington Post.

Jangan percaya mitos kontrasepsi IUD ini: Bisa menyebabkan infertilitas.

Menurut Association of Reproductive Health Professional, mitos ini muncul karena banyak yang berpikir kontrasepsi IUD menimbulkan radang panggul. Penyakit radang panggul sendiri menjadi salah satu faktor risiko terjadinya infertilitas. Mitos ini sudah diteliti sebenarnya sejak 1940an, tapi faktanya sampai hari ini belum ditemukan adanya hubungan antara penggunaan IUD dengan penyakit radang panggul. Artinya, menggunakan kontrasepsi IUD tidak merujuk pada infertilitas. Bahkan jika kamu memutuskan untuk kembali hamil, hormon kesuburan akan kembali normal setelah 1-2 bulan melepaskan IUD. Yup kamu bisa segera hamil ketika melepaskan kontrasepsi ini.

Jangan percaya mitos kontrasepsi IUD ini: Bisa berpindah tempat.

Beberapa waktu lalu ramai beredar mitos kontrasepsi IUD bisa berpindah tempat hingga ke jantung. Ini tentu mitos yang jangan dipercaya. Memang kontrasepsi IUD bisa bergeser atau miring dari posisi awal, tapi pergeserannya sangatlah sedikit. Pergeseran ini bisa terjadi karena adanya tekanan otot rahim. Tapi dijamin tidak akan sampai berpindah tempat ke jantung. Adapun yang perlu dilakukan kamu setelah memasang kontrasepsi IUD adalah rutin memeriksakan diri ke dokter atau bidan setiap enam atau setahun sekali.

Jangan percaya mitos kontrasepsi IUD ini: Bikin hubungan seks jadi tidak nyaman.

Kontrasepsi IUD dipasang pada rongga rahim, jadi seharusnya tidak akan membuat ritual seks kamu dan pasangan jadi tidak nyaman. Memang benang yang ada di IUD bisa terasa oleh pasangan ketika berhubungan seks, tapi ini bisa diatasi. Berkonsultasilah ke dokter atau bidan untuk mengatur panjang benang IUD, mereka bisa memotong benangnya kok. Jadi kualitas bercinta tetap bisa optimal meski memakai kontrasepsi IUD.

Jangan percaya mitos kontrasepsi IUD ini: Bikin ASI kering.

Ini tentu mitos yang jangan dipercaya sama sekali, karena kontrasepsi IUD ada yang tidak mengandung hormon. Contohnya IUD Andalan yang merupakan kontrasepsi IUD non hormonal. Bahkan IUD Andalan TCu 380A atau biasa disebut IUD Andalan Postpartum, memiliki batang insersi sepanjang 35mm yang memang didesain agar pemasangannya lebih mudah pasca persalinan. Bonusnya, karena kontrasepsi IUD ini tidak mengandung hormon maka dijamin tidak akan mengganggu produksi ASI kamu.

Baca Juga: Kontrasepsi untuk Ibu Menyusui vs Senggama Terputus, Mana yang Lebih Efektif?

Jika kamu ingin mencari tahu lebih detail bagaimana kontrasepsi IUD bisa memberikan banyak manfaat kesehatan untuk tubuh, yuk konsultasi langsung di HALO DKT melalui layanan bebas pulsa 0800-1-326459 atau Whatsapp ke 0811-1-326459 atau klik link berikut https://bit.ly/halodktwhatsapp. Dijamin kamu akan berhenti percaya mitos kontrasepsi IUD yang beredar di masyarakat.