Kecanduan Masturbasi? Begini Cara Mengurangi Masturbasi

Masturbasi adalah bagian dari kehidupan seks yang sehat. Masturbasi merupakan dorongan alamiah dan umumnya dianggap tidak berbahaya.Tetapi ketika sudah terlalu berlebihan, apakah ada cara mengurangi masturbasi?

Masturbasi dianggap berlebihan jika sudah sampai pada tahap dapat mengganggu fungsi dan kualitas hidup sehari-hari. Menurut sebuah studi tahun 2011, 49,1% pria remaja melakukan masturbasi setidaknya dua kali seminggu. Studi ini menemukan bahwa wanita kurang melakukan masturbasi, dengan 45,5% melaporkan masturbasi hanya beberapa kali dalam setahun, dan 22,5% melaporkan masturbasi setidaknya dua kali seminggu.

Baca Juga: Lima Hal Tentang Masturbasi Pria yang Wajib Diketahui

Namun, berapa kali masturbasi yang “normal” dan “berlebihan” akan bervariasi tergantung masing-masing individu. Pakar seks mengatakan, masturbasi dianggap berlebihan jika sudah mengganggu aktivitas sehari-hari.

Sekarang, tinggal tanyakan pada diri sendiri apakah masturbasi yang kamu lakukan sudah sampai mengganggu aktivitas dan hubungan sosial kamu. Jawabannya juga akan bervariasi.

7 Cara Mengurangi Masturbasi

Jika kamu merasa sudah berlebihan dan bahkan kecanduan dan ingin mencari cara mengurangi masturbasi, berikut adalah tujuh metode yang dapat kamu lakukan:

  1. Hindari tontonan pornografi
    Langkah pertama untuk mengurangi masturbasi adalah dengan membatasi pemicu yang membuat kamu ingin melakukan masturbasi, terutama film dewasa.

    Rangsangan visual dalam film porno seringkali terlalu kuat dan mungkin segera mengaktifkan gairah seksual kamu. Gairah yang diciptakan gambar-gambar ini lebih cepat daripada bentuk fantasi seksual lainnya, sehingga lebih sulit untuk menolak masturbasi, menurut Nazanin Moali, Ph.D., psikolog klinis, pakar seks, dan pembawa acara podcast Sexology.

  2. Hindari waktu menyendiri yang berlebihan
    Sendirian dan bosan bisa menjadi pemicu umum untuk masturbasi yang berlebihan.

    “Kebanyakan orang melakukan masturbasi saat sendirian, bukan di sekitar orang lain. Jadi jika mereka ingin mengurangi kemungkinan masturbasi, maka sering-serng berada bersama teman-teman atau orang lain,” kata Rachel Needle, PsyD, psikolog berlisensi dan co-director dari Institut Terapi Seks Modern.

  3. Berolahraga lebih sering
    Bagi banyak orang, masturbasi berfungsi sebagai bentuk pengaturan emosi agar merasa lebih rileks. Ini karena saat orgasme tubuh akan melepaskan endorfin. Ada lho akivitas lain yang memicu pelepasan endorfin, yaitu olahraga. Jadi, aktivitas fisik adalah alternatif yang sangat baik untuk mengurangi keinginan masturbasi.
  4. Kenakan pakaian ekstra saat di rumah
    Saat kamu sendiri di rumah, berpakaian minim bahkan telanjang pun tidak masalah. Namun, ini bisa memudahkan kamu mengakses area genital dan muncul keinginan mastrubasi. Dengan mengenakan baju yang proper tentunya akan menunda proses masturbasi dan bahkan kamu sudah tidak mood lagi saat kesusahan mencapai area intim kamu.
  5. Akui perasaan memalukan karena masturbasi
    Dalam hati, orang yang sering masturbasi mungkin merasa malu karena stigma negatif tentang aktivitas seksual ini. Orang jarang membicarakan masturbasi sehingga kamu sendiri yang bisa mencari alasan masturbasi kompulsif yang kamu lakukan selama ini.
  6. Kunjungi terapis
    Saatnya mencari terapis jika kebiasaan masturbasi kamu sudah benar-benar mengganggu fungsi hidup kamu. Lebih baik kamu menemukan terapis khusus masalah seksual baik situ psikolog seks atau seksolog.
  7. Carilah komunitas
    Bergabung dengan kelompok atau komunitas yang senasib, misalnya orang dengan masalah atau gangguan seks lainnya, bisa memberikan kamu motivasi untuk mengubah perilaku dan kebiasaan mastutbasi berlebihan.

Baca Juga: Atasi Gangguan Cemas karena Masturbasi‎

Selain itu, ada manfaat tambahan ketika berada di sekitar orang-orang yang juga sedang berjuang. Jika kamu belum menemukan solusi dan komunitas yang tepat, coba berkonsultasi ke Halo DKT dengan menghubungi nomor Whatsapp Halo DKT 0811-1-326459 dan juga link bit.ly/halodktwhatsapp.

Masturbasi Bisa Menunda Ejakulasi

Melakukan masturbasi satu atau dua jam sebelum berhubungan seks bisa menunda ejakulasi. Teknik ini bisa diterapkan pada pria yang memiliki masalah ejakulasi dini, sehingga hubungan seksual bisa dipertahankan lebih lama.

Ejakulasi dini bisa menjadi masalah yang sulit untuk dihadapi. Penderitaan dan pukulan akibat ejakulasi dini adalah krisis kepercayaan diri seorang pria. Pria dengan masalah ejakulasi dini di seluruh dunia berusaha mencari obat atau cara mengatasi ejakulasi dini.

Baca Juga: Ini Alasan Ejakulasi Dini tak Bisa Ditutupi

Mereka yang mendatangi terapis seks, umumnya akan diberikan penjelasan, bahwa untuk dapat bertahan di ranjang lebih lama, diperlukan latihan. Salah satu teknik latihan yang dianjurkan adalah dengan melakukan masturbasi.

Mengapa Masturbasi Bisa Menunda Ejakulasi?

Menurut para terapis seks, saat seorang pria melakukan masturbasi, ia akan berlatih merasakan dengan tepat kapan akan terjadi ejakulasi. Sensasi ini disebut “titik tidak bisa kembali “. Begitu sensasi ini muncul, hampir tidak ada pria yang dapat menahan diri untuk tidak ejakulasi.

Masturbasi bertujuan untuk belajar mengendalikan refleks “titik tidak bisa kembali”. Caranya adalah merangsang diri sendiri dan ketika sensasi sudah akan sampai puncak, segera hentikan tepat sebelum ejakulasi.

Cara mengendalikannya bisa dengan mundur, mengendalikan napas, dan menenangkan diri. Semuanya bisa dipelajari sebagai cara mengontrol ejakulasi. Yang dimaksud dengan mundur adalah ketika kamu merasa akan ejakulasi, kamu bisa mengendalikan pengalaman seksua di pikiran.

Pria juga bisa berlatih masturbasi “Teknik Start-Stop” yang diulang dua atau tiga kali setiap kali melakukan masturbasi. Caranya adalah dengan masturbasi sampai kamu merasa akan ejakulasi lalu berhenti, biarkan ereksi sedikit mereda, tarik napas sebentar, lalu mulailah masturbasi lagi. Ulangi siklus ini tiga kali sebelum kamu akhirnya membiarkan ejakulasi terjadi.

Masturbasi yang dilakukan untuk menyembuhkan ejakulasi dini, bisa dilakukan sesering mungkin, setiap hari atau bahkan dua kali sehari. Semakin sering berlatih, maka semakin menurun kepekaan refleks untuk ejakulasi.

Menurut ilmu seksologi, kontrol seksual adalah mekanisme yang bisa dipelajari. Mungkin perlu berbulan-bulan latihan setiap hari untuk belajar bagaimana pria bisa bertahan lebih lama. Tentunya dibutuhkan kesabaran dengan diri sendiri, karena tidak ada cara cepat dan instan untuk memperbaiki kondisi ini.

Kerjasama dengan Pasangan

Ketika kamu pada akhirnya siap berhubungan seksual dengan pasangan, pastikan kamu sudah ejakulasi pada hari yang sama. Jika belum mengalami ejakulasi baru-baru ini, kemungkinan besar kamu akan mengalami ejakulasi lebih cepat.

Jika kamu mengalami ejakulasi sebelum kamu menginginkannya, jangan putus asa. Kamu masih bisa membuat pasangan mengalami orgasme. Jangan membiarkan pasangan menggantung, karena itu bukan pengalaman yang baik bagi mereka.

Baca Juga: Beberapa Teknik Ini Jadi Cara Menunda Ejakulasi Dini

Ketika kamu merasakan kecemasan setiap melakukan hubungan seksual, lakukan hubungan seksual tanpa penetrasi. Beri tahu pasanganmu bahwa kamu sedang berusaha bertahan dari ejakulasi dini. Ini dapat membantu meringankan kecemasan saat berhubungan seks.

Tips terakhir adalah menikmati hubungan seksual, rileks dan santai. Kurangi ketegangan dan dan biarkan seks menjadi aktivitas yang menyenangkan. Ingat bahwa bukan hanya kamu yang mengalami masalah ini. Sekitar 30% pria di dunia setidaknya pernah mengalami masalah ejakulasi ini, bahkan sebagian bertahan seumur hidup.

Selain masturbasi, ada banyak cara mengatasi ejakulasi dini. Kamu bisa juga berkonsultasi ke Halo DKT dengan menghubungi nomor Whatsapp Halo DKT 0811-1-326459 dan juga link bit.ly/halodktwhatsapp.

Adiksi Masturbasi, Apa Saja Indikasinya?

Masturasi memang dianggap aktivitas seksual yang sehat dan menyenangkan. Namun bisakah masturbasi berujung pada kecanduan? Simak penjelasannya berikut ini.

Stimulasi diri dalam kegiatan masturbasi merupakan bagian tak terpisahkan dari seksualitas manusia yang memberikan cara alami untuk mendapatkan kesenangan, mengeksplorasi titik-titik sensitivitas, hingga memuaskan dorongan seksual.

Baca Juga: Enam Cara Menghentikan Masturbasi yang Berlebihan‎

Tidak ada batasan intensitas atau frekuensi ideal melakukan masturbasi. Setiap individu tentu saja memiliki batasan tersendiri. Namun, jika kamu merasa terlalu sering melakukannya, mungkin kami bertanya-tanya, apakah sudah sampai pada tahap kecanduan atau adiksi? Jika sudah adiksi, apa yang harus dilakukan untuk mengatasinya?

Bagaimana adiksi bisa terjadi?

Terminologi adiksi biasanya digunakan untuk menggambarkan banyak hal, mulai dari kecanduan gadget atau kecanduan games, kecanduan rokok, alkohol, hingga kecanduan obat psikotropika. Namun candu bukan sekadar perasaan intens atau dorongan untuk melakukan sesuatu yang disukai. Melainkan kondisi otak yang komplek yang ditandai dengan ketidakmampuan untuk berhenti menggunakan suatu zat atau terlibat dalam suatu perilaku terlepas dari konsekuensi negatif yang ditimbulkannya.

Karena masturbasi melepaskan zat serotonin di otak, seperti zat dan perilaku adiktif lainnya, beberapa orang percaya, masturbasi kompulsif atau berulang-ulang bisa dianggap kecanduan.

Sekitar 40 penelitian telah menemukan orang dengan perilaku hiperseksual mengalami perubahan otak yang sama yang diamati pada orang dengan kecanduan klinis.

Kendati demikian, adiksi masturbasi tidak diakui sebagai kondisi kesehatan mental dalam Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders (DSM-5). Hal ini juga berlaku untuk adiksi seks dan pornografi. Meskipun tidak masuk dalam DSM-5, adiksi masturbasi tetap saja menyebabkan rasa malu, kesusahan dan problem seksual dengan pasangan maupun hubungan sosial lainnya.

Ini gejala adiksi masturbasi

Tanda-tanda kecanduan masturbasi yang biasanya terjadi :

  • Terlalu sering sehingga mengganggu kehidupan pribadi dan profesional serta fungsi sosial.
  • Melakukan masturbasi di tempat yang tidak nyaman dan tidak pantas.
  • Masturbasi sebagai pelampiasan atau respons terhadap stress dan problem kehidupan yang dialami.
  • Iritasi genital atau gejala cedera lainnya.
  • Kesulitan mencapai orgasme pada pasangan karena kehilangan sensitivitas alat kelamin saat berhubungan seksual.
  • Merasa sangat bersalah atau malu setelah melakukan masturbasi.
  • Ketidakmampuan mengurangi atau menghentikan masturbasi meskipun sekuat tenaga menginginkannya.

Baca Juga: Lima Fakta Masturbasi pada Wanita‎

Jika kamu mengalami satu atau bahkan lebih dari gejala-gejala di atas itu artinya kamu sudah berada pada level adiksi masturbasi. Segera atasi agar tidak bertambah parah. Sudah saatnya kamu berkonsultasi pada pakar kesehatan yang kompeten untuk membantu mengatasi masalah ini. Kamu bisa berkonsultasi secara online dengan menghubungi Halo DKT di nomor 0811-1-326459 atau klik link berikut https://bit.ly/halodktwhatsapp.

Lima Hal Tentang Masturbasi Pria yang Wajib Diketahui

Sejumlah pakar kesehatan seksual dari berbagai lembaga kedokteran dunia memberikan pendapatnya seputar masturbasi.

Baca Juga: Ketika Masturbasi Membahayakan Diri

Menurut mereka, sekalipun masturbasi menjadi hal lumrah bagi pria bahkan dilakukan setiap hari sekalipun, hal itu tidak menjamin para pria memahami betul apa dan bagaimana masturbasi tersebut.

Berikut lima hal seputar masturbasi yang bisa menjadi referensi wawasan para pria :

  1. Beda manfaat masturbasi dan hubungan seksual

    Tobias S. Kohler, MD., MPH, seorang professor Southern Illinois University of School Medicine di Springfield berujar, “Tampaknya tidak semua orgasme diciptakan sama.”

    Sejumlah penelitian juga menyebutkan berbagai manfaat hubungan seksual bagi pria di antaranya menurunkan tekanan darah tinggi, menjaga kesehatan jantung dan prostat, serta banyak lagi. Sementara manfaat masturbasi tidak sebanyak manfaatnya dengan hubungan seksual. Tubuh pun memberikan respons berbeda terhadap dua aktivitas seksual yang tak sama ini.

  2. Masturbasi bukan tanpa risiko

    Ya, masturbasi memang berisiko rendah. Namun bukan berarti bebas dari risiko. Memang tidak ada yang tertular infeksi seksual ataupun mengalami kehamilan dari melakukan masturbasi. Namun, risiko dalam bentuk lain tetap mengancam mereka yang melakukan masturbasi secara berlebihan dan tidak terukur.

    Masturbasi yang sering dan kasar, bisa membuat iritasi kulit, bahkan yang ekstrim membengkokkan penis secara paksa bisa merusak pembuluh darah sehingga menyebabkan fraktur penis.

    “Setelah itu penis seperti terong, ungu dan bengkak. Butuh pembedahan untuk mengatasinya,” ujar Prof Kohler setelah beberapa kali menyaksikan pria korban masturbasi ekstrem.

  3. Tidak ada batasan normal

    Logan Levkoff, PhD, seorang seksolog mengungkapkan, bukan soal seberapa sering melakukan masturbasi dalam sehari atau seminggu, melainkan seberapa jauh efeknya pada kehidupan seksual dan sosial seseorang.

    “Jika kamu sering masturbasi dan memiliki kehidupan yang sehat dan menyenangkan, itu bagus. Namun, jika kamu melakukan masturbasi setiap hari tetapi mengganggu pekerjaan dan kegiatan sosial lainnya bahkan membuatmu berhenti berhubungan seks dengan pasangan, itu tandanya kamu mengalami masalah serius. Segera konsultasi ke pakar seksual,” ujar Levkoff.

  4. Masturbasi tidak merefleksikan hubungan seseorang

    Levkoff menekankan, salah satu mitos yang paling merusak tentang masturbasi pria adalah pertanda ada yang salah dengan hubungannya. Faktanya kebanyakan pria melakukan masturbasi. Terutama mereka yang melajang, sedang dalam masalah dengan pasangan atau hidup terpisah dengan pasangan.

  5. “Masturbasi bukan hanya soal seks, banyak orang melakukannya untuk menjernihkan pikiran sebelum bekerja atau tidur, dan menghilangkan stress,” ungkap Levkoff.

  6. Efek baik masturbasi terhadap hubungan seksual

    Bagi pria, masturbasi bisa menjadi cara mengeksplorasi tubuh dan mencari tahu titik sensitivitas saat berhubungan seksual. Ian Kerner, PhD, terapis seks dan penulis She Comes First mengatakan, “Bagi sebagian pria, masturbasi merupakan aktivitas yang menyehatkan. Saya lebih khawatir pada pria yang berhenti masturbasi, sebab bisa jadi itu adalah tanda adanya kecemasan atau gangguan kesehatan. Ketimbang pria yang melakukan masturbasi secara teratur,” pungkasnya.

Baca Juga: Ssst, Masturbasi bisa Menunjang Fungsi Seksual Lho

Nah, itulah fakta tentang masturbasi pada pria. Semoga informasi tersebut bisa menambah wawasan kamu ya. Jika kamu ingin berkonsultasi lebih jauh tentang hubungan seksual yang aman dan menyehatkan, kamu bisa berkonsultasi secara online dengan menghubungi Halo DKT di nomor 0811-1-326459 atau klik link berikut https://bit.ly/halodktwhatsapp.

Lakukan Masturbasi, Normalkah?

Biasanya pertanyaan ini berkecamuk di kepala para remaja, baik pria maupun wanita. Di usianya yang masih sangat belia membuat mereka bertanya-tanya, apakah kebiasaan melakukan masturbasi termasuk dalam tindakan yang wajar atau sebaliknya, tak bermoral dan menyesatkan? Seperti mitos yang beredar selama ini.

Baca Juga: Masturbasi Bikin Rambut Rontok?‎

Duhai para remaja, kamu mesti paham bahwa masturbasi merupakan salah satu aktivitas seksual yang benar-benar normal dan benar-benar sehat. Semua orang melakukannya, namun tidak semua orang membicarakannya.

Masturbasi bersifat pribadi

Ada lelucon lama tentang masturbasi yang berbunyi, 80% orang melakukan masturbasi dan 20% orang berbohong tentangnya. Tentu saja ini bukan angka statistik dari sebuah penelitian medis. Melainkan sebatas guyonan yang menunjukkan sebuah kenormalan dari aktivitas masturbasi. Dengan kata lain setiap orang tahu bahwa masturbasi itu normal dan biasa, bahkan oleh mereka yang tidak melakukannya sekalipun.

Namun, tak bisa dipungkiri beberapa orang malu dan enggan melakukan masturbasi karena menganggap masturbasi itu kotor atau memalukan. Yang pasti, karena masturbasi itu bersifat pribadi dan memang tidak wajib untuk dibicarakan, jadi bukan tidak mungkin tidak melakukannya. Hanya saja tidak pantas untuk dibicarakan.

Fakta lainnya terkait masturbasi, hampir semua orang pernah melakukannya baik sengaja maupun tidak, baik terbuka maupun tersembunyi, baik terencana maupun spontanitas. Tidak hanya pria, wanita juga melakukan masturbasi. Apapun orientasi seksualnya pasti melakukan masturbasi. Dari berbagai level usia melakukan masturbasi. Ada yang melakukannya beberapa kali dalam sehari, ada yang sesekali saja dalam hitungan minggu atau bulan. Ada yang tidak pernah melakukannya, ya tidak apa-apa. Masturbasi adalah keputusan pribadi. Lakukan saja jika kamu mau, asal tahu batasannya.

Banyak orang beranggapan masturbasi hanya dilakukan oleh mereka yang jomblo atau tidak berpasangan. Dan mereka yang tidak melakukan hubungan seks. Hal ini tentu saja keliru. Banyak orang melakukan masturbasi lepas dari apapun status hubungannya, jomblo atau berpasangan, melajang atau menikah sekalipun. Karena setiap tindakan dan perbuatan pasti dilandasi berbagai alasan yang berbeda-beda tiap individu.

Terlalu sering, berbahayakah?

Sekali lagi, karena masturbasi bersifat pribadi, jadi lakukanlah jika kamu mau. Banyak orang khawatir, masturbasi yang berlebihan atau terlalu sering dapat membahayakan. Soal durasi berapa kali sehari, memang tidak ada batasan yang pasti.

Masturbasi hanya bermasalah jika bersifat merusak. Baik merusak secara fisik maupun psikologis. Misalnya membuat luka di area genital, memicu infeksi, dan risiko gangguan fisik lainnya. Selain itu mengganggu kehidupan sosial, misalnya tidak mau ke sekolah, tidak ingin bekerja, malas bergaul dengan teman sebaya, menghambat sosialisasi, meninggalkan hobi positif lainnya, dan banyak lagi.

Baca Juga: Ssst, Masturbasi bisa Menunjang Fungsi Seksual Lho

Selama masturbasi tidak mengganggu fungsi sosial dan kondisi kesehatan tubuh, tidak perlu ada yang dikhawatirkan. Masturbasi yang sehat, aman, dan beralasan, sah-sah saja dilakukan bahkan setiap hari sekalipun.

Nah, buat kamu yang ingin bertanya seputar masalah kesehatan seksual, kamu bisa berkonsultasi secara online melalui Halo DKT di nomor 0811-1-326459 atau klik link berikut https://bit.ly/halodktwhatsapp.

Masturbasi Bikin Rambut Rontok?‎

Ada berbagai perspektif di masyarakat seputar kebiasaan melakukan masturbasi. Salah ‎satunya kaitan masturbasi dengan kerontokan rambut. Benarkah masturbasi bikin rambut ‎rontok? Temukan jawabannya di bawah ini.

Banyak teori seputar masturbasi yang coba dikaitkan dengan berbagai problem kesehatan ‎tubuh. Salah satunya teori tentang kekurangan protein, dan teori tentang perubahan ‎hormon testosteron yang memicu terjadinya kerontokan rambut.

Baca Juga: Penting Pahami Efek Samping Masturbasi

Mitos ini mungkin berawal dari fakta yang menyebutkan bahwa air mani mengandung ‎protein tingkat tinggi, sehingga setiap kali ejakulasi, tubuh kehilangan banyak protein yang ‎sesungguhnya protein tersebut dapat digunakan untuk pertumbuhan rambut.

Jumlah kandungan protein

Kendati benar bahwa air mani mengandung tinggi protein, sekitar 5,04 gram protein per ‎‎100 ml. Namun setiap ejakulasi seorang pria rata-rata hanya mengeluarkan 3,3-3,7 ml air ‎mani. Jumlah tersebut jelas relatif lebih kecil.

Teori lain menyebutkan bahwa masturbasi dapat meningkatkan kadar hormon testosteron, ‎yang pada gilirannya menyebabkan meningkatnya kadar hormon dihydrotestosterone (DHT) ‎yang terkait dengan kerontokan rambut.

Namun, penelitian tahun 2001 menunjukkan bahwa pria dewasa sebenarnya mengalami ‎peningkatan kadar testosteron setelah tidak melakukan masturbasi selama rentang waktu 3 ‎minggu. Ini artinya bahwa level testosteron mungkin meningkat ketika seseorang ‎menghindari ejakulasi.

Dalam kedua kasus tersebut tidak ada bukti ilmiah yang menunjukkan bahwa masturbasi ‎meningkatkan kadar DHT.

Yang pasti tidak ada bukti ilmiah yang menyebutkan masturbasi menyebabkan kerontokan ‎rambut.

Jadi ketika ada orang lain yang mengklaim bahwa masturbasi bisa menyebabkan ‎kerontokan rambut, kamu bisa menyanggahnya dengan fakta-fakta yang sudah dipaparkan ‎di atas.

Baca Juga: Atasi Gangguan Cemas karena Masturbasi‎

Jika kamu mengalami problem seksual terkait masturbasi atau kondisi lainnya, kamu bisa ‎berkonsultasi dengan dokter ahli melalui melalui Halo DKT di nomor 0811-1-326459 atau ‎klik link berikut https://bit.ly/halodktwhatsapp.

Masturbasi pada Pria, Ini Faktanya

Ada sejumlah fakta menarik tentang masturbasi pada kaum pria. Ini dia penjelasannya.

Masturbasi merupakan upaya stimulasi diri sendiri yang disengaja untuk mempengaruhi gairah seksual dan mendapatkan kenikmatan seksual.

Baca Juga: Benarkah Masturbasi Mengurangi Testosteron?

Berikut fakta-fakta menarik dari masturbasi yang dilakukan para pria di muka bumi ini:

  1. Sebuah literature menyebutkan 94 persen pria yang melakukan masturbasi mengarah ke orgasme. Beberapa individu tidak melakukan masturbasi karena mereka tidak memiliki dorongan atau rangsangan seksual yang cukup. Di samping itu ada beberapa individu yang beraksi lambat dan tidak mungkin mencapai orgasme dalam masturbasi yang dilakukannya.
  2. Umumnya para pria melakukan masturbasi pertamanya sejak memasuki usia remaja awal.
  3. Ada beberapa pria yang melakukan masturbasi hanya satu atau dua kali sepanjang hidupnya. Sementara ada pula yang memiliki frekuensi rata-rata 7-20 kali bahkan lebih dalam seminggu. Fakta lainnya adalah pria yang masih saja melakukan masturbasi di usia senjanya, yaitu 75 tahun!
  4. Pada pria yang sudah menikah, masturbasi yang dilakukan memang relatif terbatas pada kondisi tertentu. Misalnya saat harus berpisah dengan istri beberapa hari. Kondisi lainnya yang cukup memprihatinkan adalah ketika istri tidak menginginkan hubungan seksual sesering yang diinginkan suami. Atau pada kondisi kehamilan, menstruasi, melahirkan, juga ketika istri mengalami penyakit yang mengganggu hubungan seksual itu sendiri.
  5. Durasi masturbasi biasanya tidak lebih dari 1-2 menit. Beberapa individu mencapai orgasme dalam 10-20 detik. Pada pria teknik masturbasi umumnya dilakukan secara manual. Beberapa anak laki-laki melakukannya dengan cara menggerakkan penis ke tempat tidur atau ke objek lain.
  6. Semua pria mengalami fantasi seksual selama masturbasi. Ada yang menggunakan gambar untuk stimulasi atau cukup dengan melihat alat kelamin sendiri.
  7. Frekuensi masturbasi berbanding terbalik dengan emisi nocturnal. Pria dengan frekuensi masturbasi yang tinggi mungkin memiliki tingkat emisi nocturnal yang rendah dan sebaliknya.

Baca Juga: Penting Pahami Efek Samping Masturbasi

Itulah sebagian fakta-fakta seputar masturbasi pria. Jika kamu ingin mengetahui lebih banyak, silakan mencari referensi lain yang tersedia di jagat maya. Atau jika kamu ingin fakta yang lebih akurat dari para ahli yang kompeten, kamu bisa bertanya melalui Halo DKT di nomor 0811-1-326459 atau klik link berikut https://bit.ly/halodktwhatsapp