Menghitung Masa Subur Pakai Termometer, Memangnya Bisa?

Anda mungkin sudah cukup familiar dengan penggunaan kalender kesuburan untuk menghitung masa subur. Terlepas dari apakah siklus menstruasi Anda tepat 28 hari, lebih panjang hingga 36 hari, atau lebih pendek hingga 25 hari, proses ovulasi alias lepasnya sel telur yang telah matang biasanya terjadi 14 hari sebelum menstruasi (Griffey, 2010). Artinya, Anda tinggal menuliskan tanggal prediksi menstruasi hari pertama di bulan depan dikurangi dengan 14 hari untuk mengetahui tanggal terjadinya ovulasi di bulan ini. Kemudian, Anda menemukan masa subur Anda, yaitu 5 hari sebelum ovulasi hingga 1 hari setelah ovulasi. Akan tetapi, jika siklus menstruasi Anda tidak teratur, strategi ini tidak bisa digunakan. Anda membutuhkan alternatif lain untuk memprediksi masa subur, misalnya dengan mencatat suhu tubuh setiap hari secara teratur.

Baca Juga: Cara Efektif Menghitung Masa Subur Agar Bisa Merencanakan Kehamilan

Teknik yang satu ini disebut dengan pengecekan basal body temperature (BBT). Untuk melakukannya, tidak diperlukan modal yang besar. Anda hanya membutuhkan termometer, pena, dan kertas. BBT adalah suhu tubuh terendah yang dicapai tubuh saat sedang tidur. Oleh karena itu, BBT harus diukur setelah Anda tidur selama minimal 3 jam berturut-turut tanpa terganggu. Pengukuran harus dilakukan sebelum Anda makan, minum, atau bangkit dari tempat tidur di pagi hari (Hill, 2019). Jangan melakukan aktivitas apapun terlebih dahulu, sebab ini bisa mengganggu keakuratan suhu tubuh Anda. Sebelum ovulasi, suhu tubuh lebih rendah, yaitu sekitar 36-36,5°C, sementara sehabis ovulasi suhu tubuh akan meningkat lagi sekitar 0,2°C atau lebih karena peningkatan kadar hormon progesteron yang cenderung menghangatkan. Artinya, untuk mengetahui waktu ovulasi, Anda hanya perlu menyadari kapan suhu tubuh Anda menurun sedikit secara tiba-tiba.

Mencatat BBT merupakan cara yang relatif akurat untuk menghitung masa subur. Asalkan Anda mengukur dengan rutin hingga beberapa bulan berturut-turut, Anda akan menemukan pola dari tanggal ovulasi Anda. Dengan mengetahui tanggal ovulasi, Anda mengetahui masa subur. Misalnya, jika ternyata tanggal ovulasi Anda akan jatuh pada 21 April, maka masa subur Anda dimulai dari 5 hari sebelumnya, yaitu tanggal 16 April, hingga 1 hari sesudah ovulasi, yakni tanggal 22 April.

Informasi dari BBT bisa Anda manfaatkan untuk 3 jenis kebutuhan, yaitu untuk merencanakan kehamilan, mencegah kehamilan, atau memprediksi kapan dimulainya menstruasi. Jika Anda ingin merencanakan kehamilan, maka sebaiknya Anda dan pasangan melakukan hubungan seks di masa-masa subur tersebut. Sebaliknya jika tujuan Anda adalah untuk mencegah kehamilan, hindari melakukan hubungan seks tanpa kontrasepsi di masa subur. Terakhir, untuk mengetahui kapan terjadinya menstruasi, caranya juga tidak jauh berbeda, yaitu dengan memperhatikan kapan BBT turun lagi secara tiba-tiba, sebab selain turun ketika ovulasi, BBT juga akan menurun sedikit sebelum menstruasi apabila sel telur tidak dibuahi oleh sperma di masa subur yang telah lewat (Hill, 2019).

Baca Juga: Mencegah Kehamilan dengan Kontrasepsi: 6 Metode KB Modern dan Masa Perlindungannya

Begitulah cara untuk menghitung masa subur dengan menggunakan termometer. Jadi, terlepas dari apakah siklus menstruasi Anda teratur ataupun tidak, Anda tidak perlu khawatir, sebab Anda tetap bisa mengetahui kapan Anda akan ovulasi. Jika Anda masih bingung atau ingin melalukan konsultasi mengenai siklus menstruasi yang tidak teratur, tidak ada salahnya mengunjungi dokter. Selain itu, Anda juga bisa menghubungi Halo DKT melalui layanan bebas pulsa 0800-1-326459 atau Whatsapp ke 0811-1-326459 dengan mengklik tautan ini pada hari Senin hingga Jumat pukul 08.00 – 17.00 WIB.  Segala informasi yang disampaikan akan dijamin kerahasiaannya.