Masturbasi Membuat Kulit Kusam, Mitos!

Pandemi membuat kita tidak bebas keluar rumah untuk bersenang-senang dan refreshing. Untuk mengurangi kebosanan, aktivitas di rumah pun dibuat agar tidak membuat stres. Salah satu pereda stres yang mudah dilakukan adalah memuaskan diri secara seksual, yakni dengan masturbasi. Namun, ada anggapan masturbasi membuat kulit kusam jika dilakukan terlalu sering. Benarkah?

Baca Juga: Kecanduan Masturbasi? Begini Cara Mengurangi Masturbasi

Masturbasi Membuat Kulit Kusam?

Menurut sebuah studi yang dilakukan di Amerika Serikat, 71% peserta memiliki melakukan masturbasi sebagai bentuk perawatan diri selama karantina. Selain itu, 26% memiliki pandangan lebih positif terhadap sex toys. Hal ini menjadi penyebab peningkatan penjualan sex toys disana selama pandemi.

Bahkan, masturbasi kini menjadi lebih terbuka didiskusikan di antara para wanita. Para selebriti kini tidak hanya mengeluarkan merek parfum, namun mulai melirik produk sex toys. Misalnya, Oktober lalu, Lily Allen meluncurkan vibrator bekerjasama dengan perusahaan teknologi seks Womanizer.

Sebulan kemudian, Cara Delevingne dan Dakota Johnson ditunjuk menjadi direktur kreatif di sebuah perusahaan kesehatan seksual. Dakota Johnson mengatakan kepada Vogue, “Merawat kehidupan seksual sama pentingnya dengan merawat tubuh dan kulit kita. Agar kehidupan seksual sehat perlu juga didukung nutrisi, perawatan kulit, olahraga.”

Masturbasi, lanjutnya, adalah bentuk upaya menyehatkan dan memberikan kesenangan diri yang positif. Banyak sekali manfaat masturbasi, meskipun hanya sedikit yang menyadari manfaatnya untuk mendapatkan kulit yang sehat.

Alih-alih mitos masturbasi membuat kulit kusam, efek masturbasi pada kulit justru sebaliknya. Dijelaskan Dr. Michelle Henry, dokter kulit dari Harvard, bahwa orgasme memiliki peran penting dalam memperbaiki sel-sel kulit. Ketika kita mastrubasi hingga mencapai orasme, maka manfaatnya sama.

Menurut ahli, aktivitas fisik dari masturbasi akan meningkatkan suhu tubuh, yang mengaktifkan mekanisme homeostatis untuk menjaga suhu tubuh, termasuk vasodilatasi pembuluh darah superfisial di kulit kita. Pembuluh darah yang melebar menyebabkan peningkatan aliran darah, yang memungkinkan panas menghilang dari kulit dan membuat kulit bercahaya kemerahan.

Efek masturbasi pada kulit bahkan bersifat jangka panjang. Sebuah studi oleh University of Michigan menunjukkan bahwa masturbasi dapat meningkatkan kadar estrogen yang penting untuk mencegah degradasi kolagen dan penuaan dini. Ini menjadi alasan mengapa wanita mulai memiliki garis-garis halus dan kerutan saat mereka mendekati atau memasuki masa menopause.

Kabar baiknya, penelitian telah menunjukkan bahwa masturbasi dapat menunda menopause. Dengan kata lain, dengan menunda menopause, masturbasi menunda penurunan estrogen yang mempercepat penuaan kulit.

Mengingat bahwa masturbasi mengurangi stres dan meningkatkan kualitas tidur, masuk akal jika dilakukan teratur akan berdampak baik pada kulit kita. Masturbasi menginduksi relaksasi dan mengurangi stres yang dapat menyebabkan jerawat.

Orgasme menyebabkan pelepasan oksitosin dan menurunkan kadar kortisol, membuat tidur lebih nyenyak dan membantu kulit memperbaiki dirinya sendiri. Studi menunjukkan bahwa kesenangan diri membanjiri tubuh kita dengan ‘hormon bahagia’ seperti dopamin dan serotonin, mengurangi risiko inflamasi di kulit seperti jerawat, rosacea dan dermatitis.

Baca Juga: Lima Hal Tentang Masturbasi Pria yang Wajib Diketahui

Jadi, jangan lagi meragukan manfaat masturbasi. Kenikmatan diri adalah bagian dari perawatan diri, dan sama pentingnya dengan nutrisi bagi kulit kita. Sayangnya, manfaat baik masturbasi ini masih sering dipatahkan oleh stigma buruk masturbasi.

Aktivitas sekual yang sehat dan aman tidak akan membawa dampak kesehatan apapun. Bagaimana agar masturbasi lebih menyenangkan dan sehat, tentu ada rahasianya. Misalnya, kamu perlu menyiapkan lubrikan yang berbahan dasar air sehingga aman dan nyaman. Bagi wanita juga perlu merawat organ intim agar senantiasa bersih setelah menggunakan sex toys. DKT bisa menyediakan semua kebutuhanmu agar mastrubasi bisa aman dan menyenangkan.

Jangan tunda lagi, segera konsultasi ke Halo DKT dengan menghubungi nomor Whatsapp Halo DKT 0811-1-326459 dan juga link bit.ly/halodktwhatsapp.

Mitos dan Fakta Masturbasi yang Perlu Dipahami

Biar tidak sesat pikiran, yuk patahkan mitos tentang masturbasi dan ketahui fakta yang sebenarnya. Simak penjelasannya berikut ini.

Ada sejumlah mitos seputar masturbasi yang beredar di masyarakat, sayangnya banyak orang yang percaya pada mitos tersebut. Padahal mitos tersebut berbanding terbalik dengan fakta yang sebenarnya.

Baca Juga: Ketika Masturbasi Membahayakan Diri

Berikut mitos dan fakta masturbasi yang perlu kamu ketahui :

Mitos 1: Orang yang berpasangan jangan melakukan masturbasi
Fakta : Sebagai aktivitas seksual, masturbasi dan berhubungan seksual sama-sama aman dan menyehatkan. Hal ini berlaku untuk semua orang termasuk mereka yang sudah berpasangan. Berpasangan bukan berarti tidak boleh atau tidak bisa melakukan masturbasi. Sebab ada kondisi tertentu yang membuat seseorang harus melakukan masturbasi sekalipun sudah berpasangan. Jadi, bukan soal berpasangan atau tidak, melainkan soal hasrat seksual yang berbeda-beda tiap individu.

Mitos 2 : Masturbasi berlebihan memicu disfungsi ereksi
Fatka : Disfungsi ereksi dipicu oleh berbagai faktor. Masturbasi mungkin menjadi salah satu pemicunya, tetapi tidak serta merta. Memang mereka yang melakukan masturbasi secara berlebihan sudah terbiasa dengan sensasi masturbasi sehingga terkadang sulit mencapai orgasme saat berhubungan dengan pasangannya.

Mitos 3 : Masturbasi bukan sesuatu yang normal dalam perkembangan seksual
Fakta : Sebuah penelitian yang diterbitkan di JAMA Pediatrics menyebutkan dari 800 responden remaja usia 14-17 tahun menunjukkan 74% anak laki-laki dan 48% anak perempuan melakukan masturbasi. Artinya masturbasi itu normal dan menyehatkan untuk semua usia.

Mitos 4 : Tidak ada manfaat kesehatan dari masturbasi
Fakta : Sama seperti hubungan seksual dengan pasangan, masturbasi membuat seseorang lebih rileks, tidur nyenyak lebih cepat, mengurangi stress dan ketegangan, menghilangkan sakit kepala, meningkatkan kepercayaan diri, membantu konsentrasi. Bagi wanita yang sudah tua, masturbasi mengurangi rasa sakit di vagina ketimbang melakukan hubungan seks dengan pasangan.

Mitos 5 : Masturbasi memicu kecanduan
Fakta : Kecanduan terjadi ketika masturbasi dijadikan pelarian dari masalah hubungan seksual dengan pasangan, termasuk pelarian dari problem sosial kehidupan lainnya. Namun, menurut para ahli, hanya sedikit orang yang sampai di titik ini.

Mitos 6 : Masturbasi memicu kerontokan rambut
Fakta : Penelitian tahun 2001 menunjukkan bahwa pria dewasa sebenarnya mengalami peningkatan kadar testosteron setelah tidak melakukan masturbasi selama rentang waktu 3 minggu. Ini artinya bahwa level testosteron mungkin meningkat ketika seseorang menghindari ejakulasi. Yang pasti tidak ada bukti ilmiah yang menyebutkan masturbasi menyebabkan kerontokan rambut.

Mitos 7 : Masturbasi memicu kebutaan
Fakta : Sama seperti mitos di atas, tidak ada penelitian ilmiah yang menyebutkan bahwa masturbasi memicu terjadinya kebutaan. Tidak pula membuat tangan berbulu, memicu terjadinya penyakit TBC, dan lain-lain. Sama seperti aktivitas seksual lainnya, masturbasi tidak merusak yang dibayangkan banyak orang.

Baca Juga: 5 Alasan untuk Masturbasi di Pagi Hari, Dare to Try?

Itulah mitos dan fakta seputar masturbasi yang banyak beredar di tengah masyarakat. Semoga kamu terhindari dari pemahaman yang menyesatkan ya. Jika kamu mengalami problem kesehatan seksual yang serius, ada baiknya segera berkonsultasi ke dokter. Kamu bisa berkonsultasi secara online melalui Halo DKT di nomor 0811-1-326459 atau klik link berikut https://bit.ly/halodktwhatsapp.