Normalkah Keputihan Pada Remaja?

Ketika remaja putri memasuki masa pubertas, ada sejumlah perubahan pada tubuhnya. Termasuk mengalami keputihan. Hal ini sepenuhnya normal.

Seiring dengan perubahan fisik, misalnya postur semakin tinggi atau payudara mulai tumbuh, seorang remaja mungkin menyadari keluarnya cairan dari vagina alias keputihan. Kondisi ini terkadang membuat remaja khawatir.

Adalah normal dan sehat bagi tubuh remaja putri untuk mengeluarkan cairan bening atau putih dari vagina. Lendir diproduksi secara normal dari serviks. Jadi, tak perlu cemas lagi ya.

Baca Juga: Kenali Tanda Keputihan Tidak Normal dari Warna Cairan Vagina

Keputihan yang normal

Keputihan yang sehat bervariasi sepanjang siklus menstruasi, dan mungkin sedikit berwarna coklat menjelang akhir periode haid, tetapi keputihannya tidak memiliki bau atau warna yang kuat.

Setiap perubahan dalam jumlah, warna atau bau keputihan – atau adanya gejala lain seperti gatal, nyeri atau pendarahan yang tidak terduga – dapat mengindikasikan infeksi vagina (vaginitis) dan harus segera diperiksa oleh dokter.

Vaginitis mengacu pada peradangan atau infeksi pada vagina. Ini adalah masalah umum yang dialami perempuan dari segala usia.

Penyebab keputihan yang tidak normal

Memang ada sejumlah faktor dapat menyebabkan keputihan yang tidak normal, yang tersering adalah infeksi yang mengganggu keseimbangan alami flora dan bakteri di vagina.

Selain terganggunya keseimbangan di vagina, penyebab lain termasuk:

  • Terpapar zat kimia di produk semprotan atau krim
  • Pakaian dalam yang ketat dan tidak menyerap keringat
  • Kondisi kesehatan secara umum pada remaja
  • Perubahan hormonal atau kebiasaan menjaga kebersihan personal
  • Terpapar kuman atau bakteri dari pasangan seksual
  • Jenis-jenis keputihan yang tidak normal

Kita bisa mengidentifikasi penyebab keputihan yang tidak normal berdasarkan warna, konsistensi, dan bau keputihan. Namun, penting untuk tidak mendiagnosis sendiri dan mengobati sendiri.

Kamu perlu tahu bahwa ada lebih dari satu jenis infeksi yang terjadi di vagina pada satu waktu, terkadang tanpa gejala dan banyak dari kondisi tersebut memiliki gejala yang sama.

Remaja putri yang mengalami keputihan abnormal harus diperiksa dan mendapat pengobatan oleh dokter.

Berikut adalah jenis-jenis keputihan yang tak normal pada remaja:

  1. Keputihan yang encer atau cairan berwarna putih dengan rasa gatal yang hebat
    Keputihan kental, putih, seperti keju cottage yang encer, dan biasanya tidak berbau, mungkin merupakan gejala infeksi candida vagina atau dikenal sebagai infeksi jamur.
    Infeksi jamur sangat umum dan dapat menyebabkan gatal dan kemerahan pada vulva dan vagina.

    Infeksi ini disebabkan oleh gangguan keseimbangan bakteri sehat dan ragi yang ada di vagina. Misalnya, kamu mengonsumsi antibiotik untuk mengobati infeksi di bagian lain tubuhnya, namun tetap dapat mempengaruhi bakteri di vagina. Ketika jamur tumbuh berlebihan, terjadilah infeksi.

  2. Keputihan berwarna abu-abu atau putih dengan bau amis
    Keputihan yang encer dan seperti susu, atau abu-abu dan berat, dan berbau amis, mungkin merupakan gejala vaginosis bakteri.

    Infeksi ini disebabkan oleh bakteri, bukan jamur, dan terjadi ketika spesies tertentu dari bakteri normal vagina tumbuh di luar kendali dan memicu peradangan.

  3. Cairan keputihan berbusa, berwarna hijau atau kuning
    Cairan keputihan yang seperti berbusa, berbau apek, dan kuning kehijauan, mungkin merupakan gejala trikomoniasis. Salah satu infeksi menular seksual (IMS) yang paling umum. Trikomoniasis disebabkan oleh parasit bersel satu yang disebut trichomonas vaginalis dan menyebar melalui hubungan seks tanpa kondom dengan pasangan yang terinfeksi.
  4. Keputihan yang tidak normal dengan perdarahan atau nyeri
    Meningkatnya cairan keputihan serta nyeri panggul, nyeri saat buang air kecil atau pendarahan diantara periode haid, mungkin gejala klamidia atau gonore.

    Jika tidak diobati, gonore dan klamidia dapat menyebabkan penyakit radang panggul, infeksi serius yang dapat meningkatkan risiko susah hamil.

  5. Keputihan yang tidak normal dengan kutil atau lecet di sekitar alat kelamin
    Keputihan yang tidak normal, disertai dengan rasa sakit, lesi atau luka kecil di daerah vagina, mungkin merupakan gejala dari vaginitis virus. Dua virus penyebab yang paling umum adalah virus herpes simpleks (HSV) dan human papillomavirus (HPV). Lendir keputihan banyak dengan rasa gatal dan terbakar.

    Dalam beberapa kasus, terjadinya keputihan disertai gatal dan terbakar bisa terjadi tanpa adanya infeksi. Ini disebut vaginitis tidak menular.

    Paling sering, vaginitis tidak menular disebabkan oleh reaksi alergi, atau iritasi akibat memakai semprotan vagina, douching, atau produk spermisida.

Baca Juga: Kamu Berisiko Keputihan Jika Punya Tiga Kondisi Berikut!

Jika seorang remaja mengalami gejala-gejala keputihan tidak normal, sebaiknya periksakan ke dokter untuk mendapat penanganan yang tepat.

Jangan dibiarkan berlarut-larut sehingga kondisinya bertambah parah. Untuk berkonsultasi dengan dokter seputar topik ini, kamu bisa menghubungi Halo DKT di nomor 0811-1-326459 atau klik link berikut https://bit.ly/halodktwhatsapp.

Keputihan Setiap Hari, Normalkah?

Sebagai perempuan, kita semua tahu bahwa keputihan adalah bagian dari keluhan seputar area organ intim. Walau sebenarnya keputihan hal yang normal, tetapi bagaimana jika mengalaminya setiap hari?

Untuk lebih memahami keputihan, sebelumnya ketahui dulu dari mana cairan vagina ini berasal.

Baca Juga: Jangan Terjebak Mitos Keputihan Akibat Jamur

Keputihan berasal dari kelenjar di dalam vagina dan leher rahim. Kelenjar ini memproduksi sejumlah kecil cairan yang disebut juga dengan sekresi vagina.

Cairan akan mengalir keluar dari vagina setiap hari, membersihkan sel-sel tua yang melapisi vagina. Ini adalah proses yang benar-benar alami—sebagai cara tubuh untuk menjaga vagina tetap sehat dan bersih.

Jumlah cairannya bervariasi pada tiap perempuan. Beberapa mengalami keputihan setiap hari, sementara yang lain lebih jarang mengalaminya.

Dengan kata lain, keputihan setiap hari sebenarnya hal yang normal.

Bedakan yang normal dan tidak normal

Keputihan normal biasanya jernih atau seperti susu dan mungkin memiliki aroma halus yang tidak menyenangkan atau berbau busuk. Penting juga untuk mengetahui bahwa keputihan berubah selama siklus menstruasi.

Perubahan warna dan ketebalan cairan vagina berhubungan dengan ovulasi dan merupakan hal yang alami. Tetapi di luar perubahan normal yang terkait dengan siklus haid, perubahan lain mungkin tidak normal.

Keputihan yang kamu alami mungkin menunjukkan ketidakseimbangan bakteri sehat di vagina, yang bisa menjadi tanda bahwa semuanya tidak baik-baik saja.

Karena setiap perempuan berbeda, ada baiknya untuk memperhatikan keputihan yang kamu alami.

Lama kelamaan kamu akan belajar mengenali apa yang normal dan apa yang mungkin menandakan masalah—terutama jika mengalami gejala lain pada saat yang bersamaan, seperti nyeri saat buang air kecil, gatal-gatal, dan iritasi.

Hanya kamu yang tahu tubuhmu. Jika kamu mengalami keputihan yang tampaknya tidak normal untuk (dengan atau tanpa gejala lain), bicarakan dengan dokter atau bidan.

Baca Juga: Lima Rutinitas di Kamar Mandi untuk Mencegah Keputihan

Kalau kamu ingin tahu lebih detail lagi tentang keputihan dan kesehatan reproduksi, yuk konsultasi langsung di HALO DKT melalui layanan bebas pulsa 0800-1-326459 atau Whatsapp ke 0811-1-326459 atau klik link berikut https://bit.ly/halodktwhatsapp. Tenang segala informasi pribadi akan dijaga dengan baik, jadi jangan ragu untuk berkonsultasi ya.

Adakah Makanan yang Bisa Pengaruhi Keputihan dan Aroma Miss V?

Kamu mungkin pernah mendengar mitos yang menyebut apa yang kita makan bisa berpengaruh pada aroma vagina, bahkan memicu keputihan. Di antaranya adalah buah nanas dan mentimun yang bisa membuat vagina “lebih becek”.

Walau mitos itu dipercaya banyak orang, namun belum ada penelitian yang menyimpulkan kebenarannya.

Baca Juga: Kenali Tanda Keputihan Tidak Normal dari Warna Cairan Vagina

Namun, sebagian orang mengaku aroma vaginanya berubah ketika mereka banyak mengonsumsi buah, sayuran, atau rempah. Selain itu, konsumsi makanan tinggi gula juga diketahui bisa membuat keputihan lebih sering.

Selama ini para dokter telah memperingatkan pengaruh konsumsi antibiotik pada terganggunya flora vagina sehingga dapat memicu rasa gatal dan juga bau tidak sedap.

Biasanya gangguan itu bersifat sementara dan akan kembali normal ketika kita sudah tidak mengkonsumsi obat. Kita juga bisa menjaga keseimbangan flora vagina dengan mengonsumsi sumber probiotik dan menghindari melakukan douching.

Walau begitu, tidak perlu terlalu khawatir dengan aroma vagina karena pada dasarnya sangat normal jika vagina memiliki bau yang khas.

Keputihan sendiri tidak terkait dengan asupan makanan tetapi disebabkan karena infeksi jamur dan bakteri di vagina. Kondisi ini dapat dialami semua perempuan pada usia berapa pun.

Untuk mencegah keputihan, yang utama adalah menjaga kebersihan organ genital. Saat mandi bersihkan area ini dengan air tanpa sabun untuk sehari-hari.

Namun, pada saat tertentu, misalnya saat menstruasi, kita bisa membersihkannya dengan sabun khusus kewanitaan yang bisa menjaga pH vagina, misalnya Andalan Fresh Intimate Wash.

Hindari menggunakan douching atau semprotan pembersih vagina atau menggunakan sabun yang mengandung pewangi.

Terakhir, gunakan pakaian dalam yang bisa menyerap keringat seperti bahan katun saat kita beraktivitas.

Keputihan pada dasarnya adalah hal yang normal, tetapi ada kondisi yang harus diwaspadai, misalnya jika timbul rasa gatal mengganggu, cairan berwarna kekuningan atau hijau, berbau tidak sedap, dan ada sensasi terbakar saat buang air kecil. Jika menemukan gejala ini coba periksakan ke dokter.

Baca Juga: Salah Perlakukan Celana Dalam Bisa Bikin Keputihan

Informasi seputar keputihan dan cara mengatasinya bisa juga kamu dapatkan dengan berkonsultasi ‎ke Halo DKT dengan menghubungi nomor Whatsapp Halo DKT 0811-1-326459 dan juga link bit.ly/halodktwhatsapp.

Pria Juga Perlu Tahu Apa Itu Keputihan

Keputihan memang masalah umum pada perempuan. Namun, bukan berarti para pria tutup mata dengan masalah perempuan ini. Apalagi saat sudah menikah, pria suatu saat akan berhadapan dengan pasangannya yang mengeluhkan keputihan. Jadi pria pun perlu tahu apa itu keputihan dan bagaimana jika pasangan seksualnya mengalami hal ini.

Baca Juga: Diabetes Menyebabkan Keputihan, Waspada Keputihan Terus Menerus

Apa itu Keputihan dan Mengapa Pria Harus Tahu?

Keputihan adalah adalah lendir atau cairan yang keluar dari vagina. Keputihan ini normal karena cairan vagina merupakan cara alami tubuh untuk menjaga kebersihan dan kelembaban organ kewanitaan.

Keputihan menjadi tidak normal jika cairan yang keluar sangat banyak, berbau, berwarna kekuningan atau kehijauan dan disertai gejala kemerahan, gatal, dan nyeri di sekitar vagina. Penyebab keputihan tidak normal yang paling sering adalah infeksi jamur candida, atau kandidiasis.

Ketika wanita mengalami keputihan akibat infeksi jamur atau dalam kasus yang lebih jarang disebabkan infeksi bakteri (vaginosis bakterial), tentunya aktivitas seksual menjadi terhambat. Jika keputihan tidak segera diobati, maka akan berlarut-larut dan menimbulkan ketegangan dengan pasangan pria.

Wanita perlu membicarakan hal ini dengan pasangannya, bahwa ia merasa tidak nyaman berhubungan seksual karena gejala keputihan yang mengganggu. Untuk mempermudah menemukan jalan tengah, bisa dimulai dengan pria maupun wanita mendapatkan edukasi tentang pengobatan, gejala, dan penyebab infeksi jamur.

Semakin banyak kamu dan pasangan tahu tentang jenis infeksi ini, semakin baik pula pasangan suami istri untuk dapat mengatasinya. Satu hal yang perlu pria ketahui adalah, keputihan akibat jamur ini sangat sering terjadi pada wanita. Faktanya, dua dari tiga wanita akan mengalami infeksi jamur selama hidup mereka. Infeksi jamur bukanlah hal yang memalukan.

Bicarakan juga dengan pasangan bahwa infeksi jamur vagina bukanlah penyakit menular seksual. Jamur yang menyebabkan infeksi jamur vagina adalah sejenis jamur yang disebut Candida albicans. Jamur ini biasanya tidak berasal dari kontak seksual, karena secara alami ia hidup di area vagina, hanya pertumbuhannya terkendali.

Pria bisa mempelajari bahwa penyebab paling umum dari infeksi jamur adalah lingkungan vagina yang terlalu lempap, kadar gula yang tinggi, menjelang haid, atau salah satu efek samping minum antibiotik, pil KB dan kehamilan.

Meskipun infeksi jamur biasanya tidak disebabkan atau ditularkan melalui hubungan seks, sebagian kecil pria (kurang dari 15 persen) bisa juga mengalami gatal, terbakar, atau ruam merah di ujung penis akibat hubungan seks tanpa kondom dengan wanita yang memiliki infeksi jamur. Pria yang tidak disunat mungkin memiliki risiko yang sedikit lebih tinggi.

Bagaimana berhubungan seksual saat pasangan mengalami keputihan?

Biasanya perempuan yang mengalami infeksi jamur akan menghindari hubungan seksual sementara. Hal ini karena gejala infeksi jamur dapat membuat seks vaginal tidak nyaman, dan iritasi akibat hubungan intim dapat memperburuk infeksi di vagina.

Agar tidak salah paham, penting memberitahu pasangan tentang hal ini. Yakinlah bahwa hal ini tidak berlangsung selamanya. Dengan pengobatan yang benar, keputihan akibat jamur mudah disembuhkan.

Ladies, akan sangat membantu jika pasanganmu diajak saat konsultasi dan berobat ke tenaga medis atau dokter. Dengan begitu, pria akan lebih paham apa itu keputihan dan bagaimana pengobatannya.

Baca Juga: Resah Gelisah karena Keputihan Berulah

Pria juga bisa lho bertanya seputar keputihan, yakni dengan berkonsultasi ke Halo DKT dengan menghubungi nomor Whatsapp Halo DKT 0811-1-326459 dan juga link bit.ly/halodktwhatsapp.

Kenali Keputihan yang Normal Saat Hamil

Keputihan adalah hal yang normal saat hamil, tetapi ada juga warna keputihan yang menunjukkan adanya infeksi genital.

Setiap perempuan akan selalu mengalami keputihan mulai satu atau 2 tahun sebelum pubertas dan berakhir setelah menopause.

Baca Juga: Jangan Terjebak Mitos Keputihan Akibat Jamur

Berapa banyak cairan yang keluar berubah dari waktu ke waktu. Biasanya menjadi lebih berat sebelum menstruasi. Saat hamil, normal untuk mengeluarkan lebih banyak dari sebelumnya.

Keputihan yang sehat biasanya encer, bening atau putih susu, dan tidak berbau tidak sedap.

Peningkatan lendir atau keputihan ini membantu mencegah infeksi apa pun yang naik dari vagina ke rahim.

Menjelang akhir kehamilan, jumlah keputihan semakin meningkat. Pada minggu terakhir kehamilan, mungkin mengandung garis-garis lendir merah muda yang lengket seperti jeli.

Ini disebut “pertunjukan”, dan terjadi ketika lendir yang ada di leher rahim selama kehamilan hilang. Itu tandanya tubuh mulai bersiap untuk melahirkan.

Yang perlu diwaspadai

Waspadai jika keputihan yang kamu alami berupa:

  • Berbau amis atau menyengat
  • Cairan berwarna kuning atau kehijauan
  • Terasa gatal dan ada luka kecil di sekitar organ genital
  • Mengalami rasa sakit saat buang air kecil

Gejala-gejala tersebut merupakan tanda infeksi vagina atau infeksi menular seksual. Periksakan ke dokter atau bidan untuk mendapat penanganan lebih lanjut.

Untuk menjaga kesehatan vagina selama kehamilan, lakukan beberapa tips berikut:

  • Hindari menggunakan tampon
  • Hindari melakukan douching atau mencuci vagina dengan cairan pembersih
  • Gunakan produk kebersihan organ intim yang tidak mengandung parfum
  • Gunakan pakaian dalam yang bisa menyerap keringat
  • Setelah buang air besar atau kecil, basuh area genital dari arah depan ke belakang
  • Keringkan area genital dengan baik setelah mandi atau buang air
  • Hindari pakaian dalam yang terlalu ketat atau berbahan nilon
  • Konsumsi makanan bergizi seimbang dan batasi konsumsi gula karena bisa memicu pertumbuhan jamur
  • Konsumsi makanan atau minuman mengandung probiotik

Baca Juga: Begadang dan Makanan Manis, Dua Kebiasaan yang Menyebabkan Keputihan

Nah, buat kamu yang punya pertanyaan seputar kehamilan dan kesehatan reproduksi, kamu bisa berkonsultasi secara online melalui Halo DKT di nomor 0811-1-326459 atau klik link berikut https://bit.ly/halodktwhatsapp.

Mengobati Keputihan Saat Hamil

Kehamilan membawa banyak perubahan fisik pada perempuan. Pengaruh hormon yang banyak mengalami perubahan ikut berpengaruh pada beberapa keluhan selama hamil. Salah satunya keputihan. Keputihan saat hamil mungkin merupakan hal yang normal. Selama hamil, keputihan yang menjadi lebih sering dan banyak, masih dianggap wajar selama tidak disertai gejala lainnya seperti bau, gatal, dan kemerahan di vagina.

Baca Juga: Kenali Tanda Keputihan Tidak Normal dari Warna Cairan Vagina

Penyebab Keputihan Saat Hamil

Keputihan saat hamil disebabkan perubahan hormonal sehingga ikut mempengaruhi kondisi di serviks. Gejala keputihan saat hamil umumnya encer, bening, atau putih yang tidak berbau atau berbau ringan.

Namun, keputihan saat hamil juga bisa menjadi tanda infeksi jamur di vagina. Kehamilan adalah salah satu faktor risiko infeksi jamur akibat daya tahan menurun. Penyebab umum infeksi jamur vagina pada wanita adalah jamur Candida albicans. Selama kehamilan. Jamur Candida menyukai lingkungan vagina selama hamil karena ada peningkatan kadar estrogen.

Tanda Keputihan Saat Hamil yang Tidak Normal

Tanda atau gejala keputihan saat hamil yang tidak normal yang disebabkan infeksi jamur:

  • Keputihan berwarna kuning kehijauan atau putih, kental, dan seperti dadih.
  • Bibir vagina gatal atau terbakar.

Jika jika keputihan berbau amis bisa jadi karena kondisi yang disebut bacterial vaginosis, yaitu keputihan akibat infeksi bakteri.

Jika seorang wanita hamil mengalami keputihan yang tidak normal selama hamil, dia harus menemui dokternya untuk menyingkirkan kemungkinan bakterial vaginosis atau penyakit menular seksual (PMS) daripada hanya menganggap itu adalah infeksi jamur.

Efek vaginosis bacterial dan PMS, termasuk klamidia, gonore, dan trikomoniasis, akan lebih berat pada ibu hamil. Karena, umumnya lebih sulit diobati dan dapat menyebabkan komplikasi selama kehamilan.

Bagaimana Mengobati Keputihan Saat Hamil?

Perawatan paling aman untuk infeksi jamur selama kehamilan adalah pemberian antijamur dalam bentuk krim atau obat supositoria. Wanita hamil dan wanita yang sedang menyusui tidak boleh minum obat resep oral untuk infeksi jamur, karena belum terbukti aman.

Meskipun infeksi jamur umumnya tidak membahayakan kehamilan, gejalanya bisa sangat membuat tidak nyaman. Setelah diterapi, umumnya keputihan saat hamil akibat infeksi jamur bisa sembuh sampai tuntas.

Pengobatan memakan waktu antara tujuh dan 10 hari untuk membersihkan infeksi sampai sisa-sisanya. Namun, pada sebagian wanita hamil, keputihan bisa kembali datang atau kambuh. Penyebabnya bisa karena pengobatan yang tidak tuntas, atau tidak melakukan pencegahan.

Melakukan pencegahan agar keputihan tidak kambuh sangat penting. Berikut ini tips mencegah keputihan saat hamil:

  • Jaga agar area di sekitar vagina sekering dan sebersih mungkin. Jamur menyukai lingkungan yang hangat, lembab, tanpa udara.
  • Kenakan pakaian dalam berbahan katun daripada spandeks atau nilon karena katun menyerap kelembapan lebih baik.
  • Jangan memakai stoking ketat, terutama saat panas.
  • Selalu usap dari depan ke belakang setelah buang air kecil atau buang air besar.

Baca Juga: Keputihan di Masa Kehamilan, Kapan Perlu Waspada?

Ingat ya, ketika mengalami keputihan, jangan langsung panik dan mendiagnosis dan mengobati sendiri. Tidak selalu keputihan saat hamil adalah suatu kondisi klinis yang dapat membahayakan janin.

Jika kamu ingin mendapatkan informasi lengkap seputar keputihan saat hamil dan pencegahannya, kamu bisa Kamu bisa berkonsultasi ke Halo DKT dengan menghubungi nomor Whatsapp Halo DKT 0811-1-326459 dan juga link bit.ly/halodktwhatsapp. Jangan tunda sampai kondisi keputihan menjadi tidak terkendali.

Diabetes Menyebabkan Keputihan, Waspada Keputihan Terus Menerus

Infeksi jamur, juga dikenal sebagai kandidiasis, adalah jenis infeksi jamur yang disebabkan jamur kandida. Gejalanya berupa iritasi, gatal, dan keluarnya cairan yang berlebihan, kental, berwarna dan disertai bau tidak sedap dari vagina. Keputihan terus menerus bisa menjadi salah satu tanda diabetes, lho.

Infeksi jamur vagina adalah kondisi yang paling umum dialami wanita. 3 dari 4 wanita akan mengalami setidaknya satu kali infeksi jamur vagina dalam hidup mereka. Sekitar setengah dari semua wanita akan mengalaminya dua kali atau berkali-kali.

Baca Juga: Kenali Tanda Keputihan Tidak Normal dari Warna Cairan Vagina

Diabetes Menyebabkan Keputihan

Sejumlah hal dapat meningkatkan risiko infeksi jamur, termasuk kondisi seperti diabetes. Diabetes yang tidak terkontrol dengan baik dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh sehingga meningkatkan risiko infeksi jamur.

Pada wanita dengan diabetes tidak terkontrol, leukosit, yang merupakan sel kekebalan yang terlibat dalam perlindungan terhadap infeksi, tidak seaktif seperti pada orang dengan diabetes terkontrol atau pada orang tanpa diabetes.

Para peneliti dalam sebuah studi tahun 2013 menemukan hubungan yang signifikan antara gula darah tinggi dan infeksi jamur vagina. Penelitian ini dilakukan pada wanita dan anak-anak dengan diabetes tipe 1.

Penelitian lain di tahun 2014, wanita dengan diabetes tipe 2 mungkin memiliki risiko infeksi jamur vagina yang lebih tinggi. Tidak jelas apakah ini karena kadar gula darah keseluruhan yang lebih tinggi atau faktor lain.

Ragi atau jamur sangat menyukai gula. Dengan kata lain, gula adalah makanan jamur. Jika diabetes tidak terkontrol dengan baik, kadar gula darah dapat melonjak ke tingkat yang tidak masuk akal. Peningkatan gula ini dapat menyebabkan jamur tumbuh berlebihan, terutama di area vagina.

Untuk menghindari keputihan dan infeksi vagina, maka wanita dengan diabetes disarankan menjaga gula darah di bawah control. Infeksi jamur di vagina paling sering menyerang mereka yang kontrol gula darahnya buruk.

Pengobatan dan pencegahan keputihan pada wanita dengan diabetes

Para peneliti dalam sebuah studi tahun 2007 menemukan bahwa lebih dari separuh wanita dengan diabetes yang mengalami infeksi jamur memiliki spesies jamur tertentu, yakni Candida glabrata. Mereka juga menemukan bahwa jamur ini merespon lebih baik terhadap pengobatan antijamur yang diberikan supositoria (lewat lubang dubur).

Tetapi, semua jenis pengobatan harus didiskusikan dengan dokter. Dokter dan tenaga medis dapat membantu kamu menentukan perawatan terbaik.

Selain mengendalikan gula darah, ada beberapa metode pencegahan keputihan pada wanita dengan diabetes. Secara umum pencegahannya sama seperti pada wanita tanpa diabetes, yaitu:

  • menghindari pakaian dalam ketat, yang dapat membuat area vagina lebih lembab
  • mengenakan pakaian dalam katun, yang dapat membantu menjaga tingkat kelembaban tetap terkendali
  • mengganti pakaian renang dan pakaian olahraga segera setelah kamu selesai menggunakannya
  • menghindari mandi air panas atau duduk di bak air panas
  • menghindari douche atau semprotan vagina
  • sering mengganti pembalut menstruasi
  • menghindari pembalut atau tampon beraroma
  • bersihkan area kewanitaan dengan menggunakan Andalan Feminine Care.

Baca Juga: Begadang dan Makanan Manis, Dua Kebiasaan yang Menyebabkan Keputihan

Jika ingin tahu lebih jauh tentang Andalan Feminine Care, Kamu bisa berkonsultasi ke Halo DKT dengan menghubungi nomor Whatsapp Halo DKT 0811-1-326459 dan juga link bit.ly/halodktwhatsapp.

Keputihan Tanda Hamil, Kenali Lebih Jauh Ciri-cirinya!

Keputihan adalah hal yang biasa dialami oleh setiap wanita. Semua wanita setidaknya pernah mengalami keputihan dalam satu periode hidupnya. Bahkan pada wanita yang masih subur, keputihan umum terjadi menjelang menstruasi. Nah, keputihan juga terjadi saat hamil, di mana banyak wanita hamil mengeluhkannya. Selain itu, keputihan juga bisa menjadi tanda kehamilan. Apa bedanya keputihan tanda hamil dengan keputihan biasa?

Baca Juga: Lima Rutinitas di Kamar Mandi untuk Mencegah Keputihan‎

Kebanyakan wanita tidak menyadari keputihan tanda hamil, karena terjadi di tahap sangat dini kehamilan, sehingga menganggap hanya keputihan biasa. Keputihan tanda hamil ini terjadi karena perubahan hormonal akibat peningkatan hormon estrogen dan progesteron yang dihasilkan plasenta serta meningkatnya aliran darah di vagina pada awal kehamilan.

Ciri-ciri keputihan tanda hamil

Keputihan pada awal kehamilan merupakan hal normal dan fungsinya untuk mencegah infeksi dari vagina ke rahim. Walaupun sekilas tampak sama, keputihan tanda hamil memiliki beberapa ciri yang berbeda dengan keputihan menjelang menstruasi.

Berikut ini ciri-ciri keputihan tanda hamil:

Tekstur keputihan lebih tipis. Mungkin tekstur keputihan tanda hamil mirip dengan keputihan biasa, di mana teksturnya lebih tipis. Jika kamu mendapati keputihan seperti ini, tanda normal. Keputihan tidak normal umumnya kental dan tebal, serta disertai gejala ian berupa gatal dan bau tidak sedap.

Warnanya putih, coklat, atau merah muda. Keputihan tanda hamil mungkin juga berwarna coklat atau merah muda. Pada awal kehamilan, itu bisa menjadi tanda pendarahan implantasi. Kemudian, bercak vagina selama kehamilan (bukan pendarahan berat) juga paling sering normal, terutama jika muncul setelah kamu berhubungan seks atau pemeriksaan panggul.

Keputihan dini di awal kehamilan ini sepenuhnya normal. Namun jika khawatir, bisa cek ke dokter.

Tips tentang apa yang harus dilakukan jika mengalami keputihan tanda hamil

Jika kamu mengalami keputihan di awal kehamilan atau selama hamil, tidak perlu melakukan hal berlebihan. Cukup lakukan perawatan rutin di vagina.

  • Mandi secara teratur dan kenakan celana dalam dengan lapisan katun yang menyerap keringat. Menjaga kebersihan dan mempertahankan vagina tetap kering akan membantu menjaga keseimbangan bakteri untuk mencegah infeksi vagina.
  • Kenakan pembalut jika keputihan berlebihan. Pembalut akan menyerap kelebihan cairan dan dapat membantu kamu merasa lebih nyaman. Hindari tampon, yang bisa menjadi jalan kuman masuk ke dalam vagina.
  • Hindari douching. Douching belum terbukti aman pada kehamilan dan harus dihindari sepenuhnya. Ini juga dapat mengganggu keseimbangan alami mikroorganisme di vagina dan menyebabkan vaginosis bakteri.
  • Gunakan cairan pembersih khusus kewanitaan yang aman, seperti Andalam Feminine Care, yang memiliki beberapa varian sesuai kebutuhan.

Kapan harus menghubungi dokter jika kamu curiga keputihan yang kamu alami di awal kehamilan adalah tanda keputihan yang tidak normal?

  • Keputihan berwarna kekuningan, kehijauan atau kental dan seperti keju
  • Vagina memiliki bau busuk atau amis
  • Bagian dalam vagina dan/atau vulva Anda terbakar atau gatal
  • Rasa terbakar saat buang air kecil
  • Nyeri saat berhubungan seks

Semua itu tanda kamu mengalami infeksi jamur atau bakteri yang diinduksi kehamilan yang dikaitkan dengan perubahan keseimbangan ragi dan bakteri di vagina. Dokter akan meresepkan pengobatan, seperti obat antijamur atau antibiotik, untuk menghilangkan gejala dan mengembalikan keseimbangan kondisi vagina.

Keputihan yang tidak normal juga bisa menjadi tanda penyakit menular seksual seperti klamidia, gonore atau trikomoniasis, yang kesemuanya memerlukan diagnosis dan pengobatan cepat.

Tetapi jika keputihan normal, yakinlah bahwa keputihan sebagai tanda kehamilan ini justru memiliki tugas mulia untuk melindungi kamu dan bayi di dalam kandungan.

Baca Juga: Resah Gelisah karena Keputihan Berulah

Kamu bisa berkonsultasi ke Halo DKT dengan menghubungi nomor Whatsapp Halo DKT 0811-1-326459 dan juga link bit.ly/halodktwhatsapp untuk mengetahui lebih lanjut tentang keputihan dan pencegahannya.

Obat-obatan Yang Bisa Menyebabkan Keputihan

Banyak obat memiliki efek samping yang tidak menyenangkan. Ada beberapa jenis obat-obatan yang bisa menyebabkan keputihan. Biasanya keputihan akibat infeksi jamur.

Keputihan akibat infeksi jamur ditandai dengan gatal di area vagina yang berlangsung lebih dari 24 jam, cairan vagina kental berwarna putih hingga kuning yang menyerupai keju cottage, dan berbau.

Baca Juga: Ternyata Keputihan Sering Terjadi di Masa Pandemi

Penyebab keputihan akibat infeksi jamur ini bermacam-macam, mulai dari kebersihan area organ intim yang tidak terjaga (terlalu lembab), diet tinggi gula bahkan diabetes, hingga pengaruh obat-obatan yang dikonsumsi rutin.

Obat-obatan Yang Bisa Menyebabkan Keputihan

Inilah obat-obatan yang bisa menyebabkan keputihan sebagai efek sampingnya:

  1. Kontrasepsi Oral
    Pil KB kombinasi dapat menyebabkan seorang wanita berisiko mengalami infeksi jamur karena pil KB meningkatkan kadar estrogen dalam tubuh wanita. Peningkatan kadar estrogen dapat menyebabkan pertumbuhan jamur di vagina meningkat dan menyebabkan infeksi dan keputihan.

    Tetapi tidak semua pil KB meningkatkan risiko keputihan. Kontrasepsi oral yang menyebabkan keputihan adalah pil KB generasi lama dengan dosis estrogen yang lebih tinggi.

    Pil KB modern dibuat lebih nyaman sehingga program keluarga berencana dan pengendalian kelahiran menjadi lebih aman dan nyaman. Misalnya pil kontrasepsi Andalan.

    Jika kamu menggunakan pil KB dan mengalami keputihan, sebaiknya segera menghubungi dokter atau dokter kebidanan dan kandungan. Selain untuk memastikan penyebab keputihan, dokter akan mengganti jenis kontrasepsi oral lain yang tidak akan menyebabkan infeksi jamur lebih lanjut.

    Tetapi jangan menghentikan penggunaan pil KB tanpa berkonsultasi dengan dokter karena risiko kegagalan KB akan sangat tinggi. Bahkan meskipun mengalami infeksi jamur, disarankan tetap melanjutkan minum pil KB sampai menemui dokter.

  2. Antibiotik
    Antibiotik adalah salah satu golongan obat-obatan yang bisa menyebabkan keputihan. Antibiotik umumnya diresepkan untuk mengobati infeksi yang disebabkan bakteri, mulai dari infeksi sinus, radang tenggorokan, atau infeksi bakteri lainnya.

    Namun, dalam upaya membasmi bakteri di seluruh tubuh yang menyebabkan infeksi, antibiotik dapat ikut membunuh bakteri yang sebenarnya menguntungkan atau dikenal dengan bakteri baik. Banyak bakteri baik yang hidup di vagina. Mereka berfungsi menjaga keseimbangan lingkungan di sana sehingga bakteri jahat dan jamur tidak tumbuh berlebihan.

    Ketika bakteri baik ini ikut mati karena antibiotic, maka pertumbuhan jamur bisa menjadi tidak terkendali, dan menyebabkan infeksi jamur di vagina.

    Setiap jenis antibiotik dapat menyebabkan infeksi jamur di vagina karena antibiotik mengurangi flora bakteri alami tubuh seorang wanita yang memiliki sifat antijamur. Jamur yang menyebabkan keputihan umumnya jamur Candida.

    Oleh karena itu minumlah antibiotik sesuai petunjuk dokter, jangan mengonsumsi berlebihan, apalagi dengan dosis yang tidak terukur. Umumnya antibiotik tidak disarankan diminum lebih dari 5-7 hari, tergantung jenis infeksinya. Antibiotik juga harus dihabiskan untuk mencegah bakteri menjadi resisten.

  3. Steroid
    Steroid adalah obat untuk mengatasi radang. Steroid juga termasuk obat-obatan yang bisa menyebabkan keputihan akibat infeksi jamur. Steroid bekerja menekan pertahanan atau kekebalan alami tubuh sehingga bakteri dan jamur akhirnya dapat bekembang biak dengan sagat cepat. Termasuk jamur di vagina yang menyebabkan keputihan.
  4. Kemoterapi
    Kemoterapi adalah obat sistemik untuk membunuh sel-sel kanker. Obat ini juga akan melemahkan sistem kekebalan tubuh, sehingga mempersulit tubuh wanita untuk mengontrol pertumbuhan jamur.

Sebelum memulai perawatan apa pun, kamu sebaiknya berkonsultasi ke dokter untuk mengetahui potensi efek samping dari semua jenis obat. Jika perlu, mintalah obat yang efek sampingnya paling minimal.

Baca Juga: Kenali Infeksi Bakteri Penyebab Keputihan

Kalau kamu pengguna pil KB dan ingin tahu risiko efek sampingnya, Kamu bisa berkonsultasi ke Halo DKT dengan menghubungi nomor Whatsapp Halo DKT 0811-1-326459 dan juga link bit.ly/halodktwhatsapp.

Jangan Terjebak Mitos Keputihan Akibat Jamur

Meskipun tiga dari empat wanita akan mengalami keputihan akibat jamur setidaknya sekali seumur hidup mereka, masih banyak mitos keputihan dan kesalahpahaman tentang apa itu keputihan akibat jamur dan penyebabnya. Yuk, cari tahu fakta sebenarnya agar tidak tersesat dengan mitos!

Baca Juga: Keputihan Kerap Kambuh, Ini Sebabnya!‎

Mitos Keputihan Akibat Jamur

Inilah beberapa mitos keputihan akibat jamur yang kerap disalahpahami:

  1. Hubungan seksual menjadi satu-satunya penyebab infeksi jamur
    Ketika seorang wanita mengalami keputihan akibat jamur, memang benar ia harus menahan diri untuk tidak berhubungan seks sementara. Hal ini karena infeksi dapat menular melalui hubungan seks. Hubungan seks menjadi salah satu cara infeksi jamur. Pada wanita infeksi jamur ditandai dengan keputihan yang tidak normal disertai gatal dan rasa tidak nyaman di area vagina dan vulva.

    Namun, infeksi jamur bukanlah Penyakit Menular Seksual (PMS), tetapi infeksi jamur yang disebabkan oleh jamur Candida. Selain melalui hubungan seksual, infeksi jamur juga mungkin terjadi karena penggunaan tampon terlalu lama, minum antibiotik jenis tertentu yang tidak sesuai petunjuk dokter, atau mengenakan pakaian dalam berbahan non-katun yang terlalu ketat.

    Keputihan akibat jamur juga bisa disebabkan diabetes atau gula darah tinggi. Wanita dengan diabetes tidak terkontrol memiliki risiko keputihan akibat jamur yang lebih tinggi.

  2. Hanya wanita yang bisa terkena infeksi jamur.
    Memang keputihan akibat jamur ini lebih banyak menyerang wanita dibandingkan pria. Infeksi jamur penyebab keputihan hanya terjadi di vagina. Tetapi pria juga bisa terkena infeksi jamur. Pada pria, infeksi jamur dapat terjadi di kaki, mulut, atau di area kulit lainnya, terutama pada penis, terutama bagi pria yang tidak disunat.

    Pada wanita, infeksi jamur juga bisa terjadi di bawah payudara atau di payudara, terutama untuk wanita yang sedang menyusui, atau di pantat ketika vagina sudah terinfeksi.

  3. Memiliki infeksi jamur berarti jorok
    Infeksi jamur dan keputihan akibat jamur dapat terjadi karena berbagai alasan dan bukan merupakan indikator seberapa bersih seseorang. Banyak hal yang dapat menyebabkan terjadinya infeksi jamur yang tidak berhubungan dengan kebersihan seseorang.
  4. Diet dapat mempengaruhi kemungkinan seseorang terkena infeksi jamur
    Tidak ada penelitian ilmiah yang signifikan yang menunjukkan makanan tertentu dapat menyebabkan atau mencegah keputihan akibat jamur.
    Namun, diet yang sehat dan olahraga dapat membantu melawan infeksi secara umum, termasuk infeksi jamur. Makanan juga tidak dapat menyembuhkan keputihan akibat jamur.

Cara terbaik untuk menyembuhkan keputihan akibat jamur adalah mengunjungi dokter dan menggunakan obat-obatan yang diresepkan dokter dan tidak membeli obat yang dijual bebas, apalagi membiarkannya sembuh sendiri.

Untuk mencegah keputihan dan infeksi jamur, selalu jaga kebersihan organ intim dengan benar. Jangan menggunakan pantyliners atau douching, dan membersihkan area vagina dengan sabun yang keras. Kamu bisa menggunakan Andalan Feminine Care yang lembut dan aman karena terbuat dari bahan alami.

Baca Juga: Tiga Penyakit yang Ditandai dengan Keputihan‎

Selain itu kenakan pakaian dalam yang menyerap keringat dan konsumsi makanan yang sehat. Mulai sekarang tidak perlu percaya mitos keputihan. Penjelasan yang lebih lengkap seputar pencegahan keputihan akibat jamur bisa menghubungi Halo DKT di nomor Whatsapp Halo DKT 0811-1-326459 dan juga link bit.ly/halodktwhatsapp.

Keputihan pada Remaja, Apakah Normal?‎

Saat memasuki masa puber, remaja tidak hanya mulai menstruasi, namun juga bisa ‎mengalami keputihan. Keputihan pada remaja umumnya normal, ditandai dengan cairan ‎atau lendir vagina yang teksturnya lengket dan elastis, berwarna putih atau bening, dan ‎tidak berbau.‎

Pada beberapa anak perempuan yang memasuki masa puber, cairan keputihan terkadang ‎keluar dalam jumlah banyak. Orang tua tidak perlu khawatir, selama ciri-cirinya masih ‎kategori normal, tidak perlu diberikan intervensi apapun.‎

Baca Juga: Keputihan Dapat Mengganggu Kesuburan Wanita

Hanya saja, perlu mengajarkan remaja yang sudah mendapatkan menstruasi untuk ‎merawat kebersihan organ intim dengan lebih cermat. Jangan biasakan membersihkan ‎organ intim dengan sabun yang keras. Gunakan cairan pembersih kewanitaan, seperti ‎Andalan Feminine Care yang terbuat dari bahan alami, terutama saat menstruasi. ‎

Selain itu, jangan gunakan pantyliners dan celana dalam terlalu ketat. Sebaiknya gunakan ‎celana dalam terbuat dari bahan yang lembut sehingga bisa menyerap keringat yang ‎cenderung berlebihan di masa puber.‎

Seperti halnya orang dewasa, anak remaja pun mempunyai kemungkinan mengalami ‎keputihan yang tidak normal, akibat infeksi jamur atau bakteri di vagina. Beberapa ciri dan ‎tanda keputihan yang tidak normal pada remaja, di antaranya:‎

  • Keputihan disertai rasa gatal hingga kemerahan.‎
  • Disertai bau tidak sedap.‎
  • Warna cairan vagina kuning kehijauan.‎
  • Tekstur cairan seperti keju cottage atau berbusa.‎
  • Bisa disertai demam ringan.‎‎

Apabila anak mengalami satu atau lebih gejala keputihan tidak normal tersebut, tidak ada ‎salahnya berkonsultasi ke dokter. Sebagian besar penyebab keputihan tidak normal baik ‎pada remaja adalah karena infeksi jamur atau bakteri. Kandidiasis vulvovaginal atau infeksi ‎jamur menjadi penyebab 75% keputihan pada remaja.‎

Baca Juga: Tiga Pemicu Keputihan yang Mengganggu

Jangan ragu untuk mengkonsultasikan semua gejala yang tidak biasa pada remaja, menyangkut ‎kebersihan organ intimnya. Kamu bisa berkonsultasi ke Halo DKT dengan menghubungi nomor ‎Whatsapp Halo DKT 0811-1-326459 dan juga link https://bit.ly/halodktwhatsapp.

Ini Perbedaan Keputihan Tanda Hamil dan Keputihan Akibat Bacterial Vaginosis (BV)

Munculnya keputihan tidak selalu memiliki makna yang sama. Ada kalanya keputihan merupakan sesuatu yang normal dan sehat, misalnya keputihan tanda kehamilan. Akan tetapi, terkadang keputihan juga bisa menandakan adanya gangguan kesehatan. Misalnya, ketika bacterial vaginosis (BV) sedang menyerang keseimbangan ekosistem bakteri di dalam vagina. Seperti apa keputihan tanda hamil dan bagaimana perbedaannya dengan keputihan akibat BV?

Secara medis, terdapat dua jenis keputihan, yaitu keputihan normal dan keputihan patologis. Keputihan tanda hamil termasuk jenis keputihan yang normal. Cairan keputihan saat hamil mengandung bakteri baik lactobacillus doderlein yang diperlukan sebagai benteng untuk melindungi vagina dari serangan jamur dan bakteri buruk. Ciri-cirinya: tidak berbau, jernih, serta tidak menyebabkan rasa gatal maupun perih (Marhaeni, 2016).

Baca Juga: Perbedaan Keputihan Normal dan Tidak Normal

Sementara itu, keputihan patologis merupakan keputihan yang menandakan adanya gangguan penyakit. Contohnya, keputihan akibat BV. Ketika jumlah bakteri baik lactobacillus di dalam vagina berkurang, perkembangan bakteri buruk seperti gardnerella meningkat dengan pesat. Alhasil, muncullah keputihan yang tipis, berair, dan berbau amis dengan warna yang bisa bermacam-macam mulai dari kelabu, kekuning-kuningan, hingga kehijau-hijauan. Keputihan tanda BV biasanya tidak menyebabkan rasa gatal, namun tetap merupakan masalah yang perlu diatasi dengan berkunjung ke dokter, khususnya jika kamu hamil. Soalnya, perempuan hamil yang terkena BV memiliki risiko keguguran dan kelahiran prematur yang 5 kali lebih tinggi dibandingkan dengan perempuan hamil yang sehat (Hill, 2019). Meskipun begitu, tak perlu khawatir bila kamu mengalami gejala BV, sebab BV bisa diobati dengan menggunakan antibiotik.

Untuk mencegah BV, ada beberapa tips yang bisa kamu terapkan.

Ini Perbedaan Keputihan Tanda Hamil dan Keputihan Akibat Bacterial Vaginosis (BV)

  • Menghindari kebiasaan douching atau membersihkan bagian dalam lubang vagina. Faktanya, perempuan yang membersihkan bagian dalam vagina lebih sering terkena BV (Abebaw, Bekele & Mihret, 2017). Soalnya, bakteri baik yang mencegah BV turut mati ketika bagian dalam saluran vagina dibersihkan. Oleh karena itu, bila ingin membersihkan diri, bersihkan bagian luar alias vulva dengan air saja. Hindari menggunakan sabun mandi, deterjen, rempah-rempah, lulur, bubble bath, bath salt, ataupun wewangian. Jika ingin menggunakan pembersih, gunakan pembersih khusus yang aman dan memiliki tingkat pH yang sesuai dengan vulva, misalnya Andalan Feminine Care atau Andalan Intimate Wipes yang terbuat dari bahan-bahan alami dan telah teruji keamanannya.
    Ini Perbedaan Keputihan Tanda Hamil dan Keputihan Akibat Bacterial Vaginosis (BV)
  • Menggunakan kondom ketika berhubungan seks. BV memang bukan infeksi menular seksual, namun risiko BV cenderung meningkat bila seseorang aktif secara seksual (Muzny & Schwebke, 2016). Oleh karena itu, tetaplah mempraktikkan seks aman dan gunakan kondom setiap kali kamu akan menikmati momen intim bersama pasanganmu.
    Ini Perbedaan Keputihan Tanda Hamil dan Keputihan Akibat Bacterial Vaginosis (BV)
  • Bila menggunakan pelumas, pilih pelumas berbahan dasar air yang sudah memenuhi standar mutu internasional ISO 4074. Misalnya, Fiesta Natural Intimate Lubricant dan Sutra Lubricant. Hindari menggunakan pelumas dengan bahan-bahan kimia yang berbahaya dan berpotensi mengganggu keseimbangan ekosistem bakteri baik vagina.
    Ini Perbedaan Keputihan Tanda Hamil dan Keputihan Akibat Bacterial Vaginosis (BV)

Baca Juga: Keputihan Tanda Hamil, Seperti Apa Ciri-cirinya?

Itulah perbedaan keputihan tanda hamil dengan keputihan akibat BV, serta beberapa trik yang bisa kamu terapkan untuk mencegah BV. Selain itu, kalau kamu masih memiliki pertanyaan atau ingin berkonsultasi, kamu bisa menghubungi Halo DKT melalui layanan bebas pulsa 0800-1-326459 atau Whatsapp dengan mengklik tautan ini pada hari Senin hingga Jumat pukul 08.00 – 17.00 WIB. Segala informasi yang disampaikan akan dijamin kerahasiaannya.