Kehabisan Ide BDSM? Cobain Alat Kontrasepsi Berduri dan Tiga ‘Siksaan’ Menyenangkan Ini

Salah satu cara untuk membuat momen intim jadi lebih ‘berbumbu’ adalah dengan melibatkan elemen BDSM, tentunya bila kedua belah pihak yang menjalani hubungan tertarik dan sama-sama ingin mencobanya. Penelitian menunjukkan bahwa pasangan yang melakukan roleplay dan BDSM memiliki kepuasan seksual yang lebih tinggi (Strizzi, Øverup, et al., 2021). Tak heran bila BDSM semakin banyak dilakukan. Masalahnya, bahkan BDSM pun bisa jadi membosankan jika dilakukan dengan cara yang sama terus-menerus. Tindakan BDSM juga butuh variasi. Kehabisan ide? Berikut beberapa alternatif ‘siksaan’ nikmat yang bisa kamu terapkan bersama pasangan, mulai dari alat kontrasepsi berduri hingga membiarkan pasangan mengendalikan sex toys dalam sesi bondage.

Baca Juga: Tiga Alat Kontrasepsi Berduri Lembut yang Mempermudah Orgasme

  • Memakai alat kontrasepsi berduri
    Ketika sedang melakukan sesi BDSM dengan pasangan, gunakanlah kondom dengan tekstur duri-duri halus. Pasalnya, kondom bertekstur bisa menjadi penambah sensasi dengan elemen gesekan yang akan membangkitkan gairah (Beksinska, Wong & Smit, 2020). Kamu bisa memakai kondom Fiesta Max Dotted yang duri-durinya lebih besar, sehingga akan lebih terasa kenikmatannya. Selain itu, alat kontrasepsi ini juga dapat membuat sesi BDSM jadi lebih aman dengan mengurangi risiko kehamilan yang tidak direncanakan dan infeksi menular seksual (IMS).

  • Bermain dengan suhu (temperature play)
    Bermain dengan suhu alias temperature play merupakan salah satu alternatif tindakan BDSM untuk meningkatkan sensasi (Weiss, 2015). Trik ini bisa menjadi ‘siksaan’ yang menyenangkan di ranjang. Misalnya, kamu bisa menyentuh area-area sensitif pada tubuh pasangan dengan menggunakan es batu. Lebih seru lagi bila pasangan menggunakan penutup mata, sehingga ada sensasi berdebar-debar dalam memprediksi bagian tubuh mana yang tiba-tiba akan terasa dingin. Selain itu, kamu juga bisa menggunakan lilin khusus BDSM yang tetap terasa panas, namun aman bagi kulit. Jangan lupa untuk meminta persetujuan pasangan terlebih dulu, ya! Segera hentikan permainan bila pasangan terlihat tidak nyaman. Keamanan dan kenyamanan tetap nomor satu.

  • Spanking sambil memakai kostum
    Spanking akan lebih seru bila ada unsur cerita di dalamnya dan dilakukan dengan memakai kostum. Misalnya, kamu dan pasanganmu bisa berperan menjadi sekretaris yang baru melakukan sebuah kesalahan dan bos yang akan memberikan ‘hukuman’. Agar terkesan lebih nyata, gunakanlah pakaian ala sekretaris dan pakaian ala atasan. Variasi lain misalnya: mahasiswi yang malas belajar dan dosen yang ingin menunjukkan pentingnya disiplin, polisi dan pengemudi yang menyetir tanpa SIM, sinterklas dan elf yang nakal, dan sebagainya.

  • Membiarkan pasangan mengendalikan sex toys dalam sesi bondage
    Elemen yang tak kalah menarik dalam BDSM adalah permainan kendali. Pasangan yang memegang kendali mendapatkan kepuasan seksual dengan bertindak dominan, sedangkan pasangan yang tidak memiliki kendali mendapatkan kepuasan seksual dengan menjadi submisif. Sebagai contoh, pasanganmu bisa mengendalikan sex toys sambil memberikan ‘siksaan’ menyenangkan pada kamu. Tentu saja, perlu ada rasa saling percaya dalam permainan ini. Sebelum memulai sesi, diskusikan terlebih dahulu tindakan apa saja yang masih boleh dilakukan dan apa yang tidak boleh dilakukan. Tentukan juga safe words alias kata kunci yang bisa diucapkan bila ingin menghentikan atau mengurangi intensitas permainan, misalnya ‘merah’ untuk berhenti dan ‘kuning’ untuk hati-hati / jangan terlalu keras.

Baca Juga: Berduri, Alat Kontrasepsi Terbaik bagi Laki-laki Ini Paling Disukai oleh Perempuan

Sudah merasa terinspirasi? Semoga kamu dan pasanganmu bisa menikmati malam yang penuh sensasi, ya! Selain itu, kalau kamu masih punya pertanyaan lebih lanjut mengenai alat kontrasepsi serta tips-tips BDSM yang aman, kamu juga bisa menghubungi Halo DKT melalui layanan bebas pulsa 0800-1-326459 atau Whatsapp ke 0811-1-326459 dengan mengklik tautan ini pada hari Senin hingga Jumat pukul 08.00 – 17.00 WIB. Tak perlu ragu untuk berkonsultasi, sebab segala informasi yang kamu sampaikan akan dijamin kerahasiaannya.

Kontrasepsi untuk Ibu Menyusui, Solusi Mengatur Jarak Kelahiran Anak yang Ideal

Mengatur jarak kelahiran merupakan salah satu strategi untuk mengupayakan agar anak-anak bisa tumbuh dengan sehat. Pasalnya, menurut WHO, kehamilan yang berturut-turut tanpa jeda waktu yang mencukupi berisiko menyebabkan gangguan kesehatan ibu dan bayi yang bisa mengancam nyawa. Ibu bisa keguguran, melahirkan secara prematur, atau melahirkan bayi dengan kondisi berat badan rendah. Oleh karena itu, dibutuhkan kontrasepsi untuk ibu menyusui bagi perempuan yang sudah kembali aktif secara seksual tak lama setelah melahirkan.

Seperti apa jarak kelahiran anak yang dianggap ideal? Ada beberapa sumber yang bisa dijadikan patokan. Merujuk pada WHO, jarak kelahiran ideal antara seorang anak dan anak berikutnya minimal 24 bulan (2 tahun). Penelitian-penelitian di bidang kesehatan menganjurkan jarak kelahiran 3-5 tahun (Tsegaye, Shuremu, et al., 2017; Molitoris, Barclay & Kolk, 2019; Conde-Aguelo, Rosas-Bermudez & Norton, 2016). Sementara itu, berdasarkan RISKESDAS Kemenkes RI 2018, jarak kelahiran ideal berkisar antara 4 hingga 5 tahun, sebab selain memberikan waktu bagi rahim untuk siap hamil kembali, bonding antara ibu dan anak juga sudah cukup erat, sehingga anak pun akan lebih siap untuk menjadi kakak.

Baca Juga: Bisa ‘Keluar di Luar’, Kok Masih Perlu Kontrasepsi untuk Ibu Menyusui?

Nah, untuk mencapai jarak kelahiran anak yang ideal, dibutuhkan kontrasepsi. Tak perlu menunggu hingga selesai masa menyusui untuk berkontrasepsi, sebab sekarang sudah tersedia pilihan kontrasepsi untuk ibu menyusui. Dua di antaranya adalah KB implan dan pil KB Laktasi.

Baik KB implan maupun pil KB Laktasi merupakan pilihan kontrasepsi untuk ibu menyusui yang aman digunakan. Pemakaiannya sama sekali tidak mempengaruhi kemampuan memproduksi ASI maupun kondisi kesehatan bayi (Phillips, Tepper, et al. 2016). Oleh karena itu, banyak perempuan mengandalkan kedua jenis kontrasepsi ini.

Dari segi keampuhannya dalam mencegah kehamilan, KB implan memiliki tingkat efektivitas sebesar 99,9%, sementara pil KB Laktasi memiliki tingkat efektivitas 93% berdasarkan strategi pemakaian pada umumnya (WHO, 2020). Artinya, keduanya sangat ampuh dalam mencegah kehamilan, berbeda dengan metode KB alami ‘keluar di luar’ yang amat rentan gagal. Sebanyak 20% pasangan yang menggunakan metode KB ‘keluar di luar’ dengan mengeluarkan penis dari vagina sesaat sebelum ejakulasi akhirnya mengalami kehamilan yang tidak direncanakan (WHO, 2020).

Berikut dua jenis kontrasepsi untuk ibu menyusui yang populer di Indonesia.

  • Andalan Implan
    Andalan Implan merupakan metode KB ramah ibu menyusui berbatang dua dengan kandungan 75 mg Levonorgestrel (hormon progesteron) di setiap batangnya. KB Implan ini berukuran mungil menyerupai korek api dan dipasang di bawah permukaan kulit lengan bagian atas oleh dokter atau bidan. Sekali pemasangan, Andalan Implan dapat memberi perlindungan selama 4 tahun, namun bisa juga dilepas lebih dini bisa penggunanya ingin menjalankan program hamil lebih awal. Begitu dilepas, kesuburan akan segera kembali.

  • Pil KB Andalan Laktasi
    Kontrasepsi untuk ibu menyusui yang satu ini mengandung 0,5 mg Linestrenol (hormon progesteron) dalam setiap butirnya. Cara menggunakannya sangat mudah, yaitu dengan diminum satu butir setiap hari pada jam yang sama. Aman bagi ibu dan bayi, pil KB Andalan Laktasi pun amat digemari di kalangan perempuan yang sedang menyusui. Pil KB Andalan Laktasi bisa diperoleh di apotek dengan resep dokter.

Baca Juga: Kontrasepsi untuk Ibu Menyusui vs Senggama Terputus, Mana yang Lebih Efektif?

Itulah sekilas pembahasan mengenai kontrasepsi untuk ibu menyusui, solusi mengatur jarak kelahiran anak yang ideal. Selain itu, kalau kamu masih punya pertanyaan lebih lanjut mengenai topik ini, kamu juga bisa menghubungi Halo DKT melalui layanan bebas pulsa 0800-1-326459 atau Whatsapp ke 0811-1-326459 dengan mengklik tautan ini pada hari Senin hingga Jumat pukul 09.00 – 16.30 WIB. Tak perlu ragu untuk berkonsultasi, sebab segala informasi yang kamu sampaikan akan dijamin kerahasiaannya.

Tak Punya Vibrator? Alat Kontrasepsi yang Satu Ini Pun Bisa Bikin Geli-geli

Vibrator dengan berbagai model dan fitur canggih sudah banyak sekali beredar di pasaran. Ada yang bisa bergetar, bergerak maju-mundur, hingga menyedot. Meskipun begitu, harganya seringkali masih relatif mahal, sehingga banyak orang harus berpikir dua kali sebelum merogoh kantong untuk membelinya. Padahal, tidak sedikit orang yang butuh stimulasi ekstra untuk mencapai orgasme. Tak perlu khawatir bila kamu mengalami masalah yang sama, sebab ada alat kontrasepsi yang bisa memberi sensasi geli dan rangsangan seksual ekstra dengan harga yang jauh lebih terjangkau, yaitu kondom Fiesta Max Dotted.

Baca Juga: Alat Kontrasepsi ‘Berduri’ untuk Mengatasi Kejenuhan Bercinta Selama Pandemi

Di samping memiliki fungsi utama untuk mencegah kehamilan, kondom Fiesta Max Dotted bisa digunakan untuk menambah kenikmatan bercinta. Alat kontrasepsi yang terbuat dari bahan lateks alami ini hadir dengan tekstur duri alias bintil-bintil cinta yang lembut. Menurut penelitian, kondom dengan tekstur berbintil bisa menambah sensasi dengan elemen gesekan yang membangkitkan gairah (Beksinska, Wong & Smit, 2020). Ketika laki-laki memakai kondom ini, penis yang dilapisi dengan tekstur kondom berduri dapat merangsang klitoris dan vagina perempuan dengan jauh lebih optimal. Sensasi geli yang dihasilkan luar biasa dan membuat hubungan seks tambah nikmat. Apalagi, bila dikombinasikan dengan posisi seks yang tepat. Westheimer dan Lehu (2019) menyebutkan bahwa perempuan bisa lebih mudah mencapai orgasme dengan posisi doggy style, di mana perempuan membuat pose merangkak, sementara laki-laki berlutut dan memasukkan penis ke dalam vagina dari belakang. Dengan posisi seks ini, pasangan laki-laki bisa lebih mudah menggunakan tangan untuk merangsang payudara perempuan di saat yang sama dengan penetrasi penis berlapis kondom berduri ke dalam vagina.

Oiya, agar seks lebih dahsyat lagi, disarankan untuk menggunakan pelumas sambil memakai alat kontrasepsi berduri. Jadi, vagina bisa bertambah basah. Seks juga terasa nyaman. Pilihlah pelumas berbahan dasar air, sebab pelumas berbahan dasar minyak dapat merusak kondom lateks. Kamu bisa menggunakan Fiesta Intimate Natural Lubricant, Fiesta Intimate Strawberry Lubricant, atau Sutra Lubricant berbarengan dengan Kondom Fiesta Max Dotted.

Di samping menambah kepuasan seksual, kondom Fiesta Max Dotted juga bisa mengurangi risiko penyebaran infeksi menular seksual (IMS). Beberapa jenis IMS dapat menyebar melalui hubungan seks tanpa pengaman, misalnya chlamydia, gonorrhoea, syphilis, hepatitis B, dan HIV. Bila tertular IMS dan tidak segera ditangani, hal ini bisa berdampak buruk bagi kesehatan reproduksi dan kesehatan tubuh secara umum. Seringkali, orang yang memiliki IMS tidak menunjukkan gejala apapun, sehingga terlihat sehat. Sulit sekali mengetahui apakah pasangan kita memiliki IMS tanpa melakukan tes IMS terlebih dahulu di rumah sakit. Oleh karena itu, cara paling aman untuk melindungi diri ketika sudah aktif secara seksual adalah dengan menggunakan kondom secara tepat dan konsisten. Lagipula, bila mencegah IMS bisa dilakukan sekaligus sembari menambah kenikmatan seksual, kenapa tidak?

Baca Juga: Cara Berhubungan Intim yang Tidak Mengakibatkan Kehamilan tanpa Kontrasepsi, Memang Bisa?

Itulah rahasia alat kontrasepsi berduri Fiesta Max Dotted yang bisa bikin geli dan menambah kepuasan di ranjang. Selain itu, jika kamu masih punya pertanyaan lebih lanjut mengenai kontrasepsi dan kepuasan seksual, kamu bisa menghubungi Halo DKT melalui layanan bebas pulsa 0800-1-326459 atau Whatsapp ke 0811-1-326459 dengan mengklik tautan ini pada hari Senin hingga Jumat pukul 09.00 – 16.30 WIB. Tak perlu ragu untuk berkonsultasi, sebab segala informasi yang kamu sampaikan akan dijamin kerahasiaannya.

Amankah Berhubungan Seks Lagi Setelah Minum Pil Kontrasepsi Darurat?

Terkenal akan efektivitasnya yang tinggi dalam mencegah kehamilan pasca terjadinya hubungan seks tanpa pengaman, pil kontrasepsi darurat alias Postpil menjadi andalan banyak pasangan. Orang-orang yang merasakan manfaatnya beragam, mulai dari mereka yang lupa minum pil KB, kelewatan jadwal suntik KB, kondomnya terlepas akibat pemakaian yang tidak sesuai instruksi, hingga orang-orang yang sebetulnya tak punya rencana untuk berhubungan seks namun terbawa suasana. Meski sudah banyak digunakan dalam berbagai situasi darurat, terkadang masih ada yang bingung soal pemakaiannya. Salah satu pertanyaan yang cukup umum adalah: amankah berhubungan seks lagi setelah minum pil kontrasepsi darurat?

Baca Juga: Muntah Sehabis Minum Pil Kontrasepsi Darurat, Gimana Solusinya?

Pil kontrasepsi darurat adalah pil yang bisa diminum untuk mencegah kehamilan hingga maksimal 5 hari pasca berhubungan seks (Witton, 2017). Pil ini bekerja dengan melepas hormon progesteron berdosis tinggi. Hormon ini akan memberi sinyal pada tubuh untuk menunda pelepasan sel telur dari indungnya. Jadi, sperma yang sudah terlanjur masuk ke dalam rahim tak bisa bertemu dengan sel telur. Alhasil, tidak terjadi kehamilan.

Di Indonesia, salah satu pil kontrasepsi darurat yang banyak digunakan adalah Andalan Postpil. Setiap butir Andalan Postpil mengandung 0,75 mg Levonorgestrel (hormon progesteron). Cara mengonsumsinya adalah dengan diminum dua butir sekaligus. Meski bisa digunakan hingga 5 hari, efektivitasnya akan lebih cepat bila diminum lebih dini.

Hal yang sering menjadi pertanyaan: apakah aman kalau berhubungan seks lagi setelah minum pil kontrasepsi darurat? Sayangnya, ini bukan ide yang baik! Dengan berhubungan seks tanpa pengaman setelah minum pil, risiko kehamilan meningkat (Glasier, Cameron, Blithe, et al., 2011). Soalnya, meskipun pelepasan sel telur sudah ditunda, sperma masih bisa bertahan hidup selama beberapa hari di dalam tubuh perempuan. Jadi, bisa saja sperma masih hidup ketika perlindungan pil kontrasepsi darurat sudah berakhir. Inilah yang berpotensi menyebabkan kehamilan. Pil kontrasepsi darurat hanya bisa mencegah kehamilan, tidak bisa membatalkannya. Bila sudah terlanjur hamil, meminum pil kontrasepsi darurat tidak akan berdampak terhadap janin.

Daripada mengambil risiko kehamilan yang tidak direncanakan, lebih baik segera menggunakan kontrasepsi reguler pasca minum pil kontrasepsi darurat. Ada banyak sekali jenis kontrasepsi reguler yang bisa dijadikan pilihan. Beberapa di antaranya misalnya kondom, pil KB, suntikan KB, KB implan, dan IUD tembaga. Kondom bisa dibeli secara bebas di apotek, minimarket, dan gerai-gerai online terpercaya, sementara kontrasepsi-kontrasepsi lainnya bisa kamu peroleh dari dokter atau bidan dengan berkonsultasi terlebih dahulu. Konsultasi ini perlu dilakukan agar dokter/bidan bisa membantu mencocokkan kebutuhan kontrasepsi dengan kondisi kesehatan pribadimu.

Dengan menggunakan kontrasepsi reguler, kamu dan pasanganmu bisa menikmati hubungan seks kapanpun tanpa perlu merasa khawatir soal risiko kehamilan. Seks jadi lebih aman. Kehidupan asmara pun bisa tetap harmonis.

Baca Juga: Tiga Alasan Mengapa Kamu Perlu Menyimpan Pil Kontrasepsi Darurat di Kotak P3K

Kurang lebih begitulah penjelasan mengenai aman-tidaknya berhubungan seks lagi setelah minum pil kontrasepsi darurat. Mudah-mudahan informasi yang diberikan cukup membantu kamu dan pasanganmu dalam membuat keputusan, ya! Selain itu, jika kamu masih punya pertanyaan lebih lanjut mengenai topik ini, kamu bisa menghubungi Halo DKT melalui layanan bebas pulsa 0800-1-326459 atau Whatsapp ke 0811-1-326459 dengan mengklik tautan ini pada hari Senin hingga Jumat pukul 09.00 – 16.30 WIB. Tak perlu ragu untuk berkonsultasi, sebab segala informasi yang kamu sampaikan akan dijamin kerahasiaannya.

Ini Dia Lima Keuntungan Menggunakan Alat Kontrasepsi IUD Tembaga

Produktivitas tak harus mengorbankan romansa. Dengan strategi yang tepat, siapapun bisa menikmati kehidupan seksual yang memuaskan tanpa perlu khawatir hamil di waktu yang kurang ideal. Perempuan yang ingin menunda kehamilan untuk berfokus pada karir dapat menggunakan IUD tembaga atau yang juga dikenal dengan istilah ‘KB spiral’, alat kontrasepsi jangka panjang yang memiliki berbagai manfaat. Berikut beberapa keuntungan menggunakan IUD tembaga.

Baca Juga: Jangan Percaya Lima Mitos Kontrasepsi IUD Ini!

  • Efektif dalam mencegah kehamilan
    Meski ukurannya mungil, IUD tembaga tak bisa dipandang sebelah mata. Keampuhannya luar biasa. Dengan kandungan ion-ion tembaga yang toksik bagi sperma, IUD tembaga 99,2% efektif dalam mencegah kehamilan (Hill, 2019). Jadi, tak perlu khawatir akan ‘kebobolan’ ketika kamu berkontrasepsi dengan IUD tembaga. Nikmati saja kehidupan asmara bersama pasangan.

  • Praktis dan tahan lama
    IUD tembaga dipasang di dalam rahim oleh dokter atau bidan. Pemasangannya menggunakan alat khusus yang menyerupai tabung, sehingga tidak membutuhkan operasi sama sekali. Sehabis proses pemasangan yang singkat tersebut, aktivitas sehari-hari dapat langsung dilanjutkan kembali. Jadi, bagi kamu dengan jadwal yang padat, IUD tembaga adalah alternatif yang super praktis. Apalagi, setelah dipasang, IUD tembaga bisa bertahan hingga 10 tahun (Dweck & Westen, 2017), tergantung dari jenis yang dipilih. Kamu hanya perlu melalukan kontrol secara berkala sesekali saja.

  • Lebih ekonomis
    Karena satu buah IUD tembaga bisa bertahan selama bertahun-tahun, IUD tembaga sangat ekonomis dalam jangka panjang. Pengguna IUD tembaga tidak perlu bolak-balik membeli alat kontrasepsi baru. Budget yang ada bisa dialokasikan untuk beragam keperluan lain, misalnya tes infeksi menular seksual (IMS), pemeriksaan kesuburan, pap smear, atau vaksin HPV.

  • Tidak mengganggu kesuburan
    Orang terkadang takut menggunakan kontrasepsi karena khawatir akan mengalami kemandulan. Padahal, kenyataannya tidak seperti itu. IUD tembaga merupakan alat kontrasepsi non-permanen, sehingga tidak akan mengganggu kesuburan. Begitu IUD tembaga dilepas kembali oleh dokter atau bidan, kesuburan biasanya segera kembali. Kamu dan pasanganmu bisa langsung merencanakan program hamil dengan mantap.

  • Mengurangi risiko kanker serviks dan kanker endometrium
    Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengguna IUD tembaga ternyata memiliki risiko kanker rahim dan kanker endometrium yang lebih rendah (Castellsague, Diaz, Vaccarella, et al., 2011). Soalnya, mekanisme kerja IUD meningkatkan imunitas sel-sel di dalam rahim. Jadi, di samping manfaat utama sebagai alat kontrasepsi, IUD tembaga juga memberikan manfaat sampingan bagi kesehatan reproduksi. Dengan memakai IUD tembaga, secara tidak langsung kamu telah melindungi rahim.

Baca Juga: Tak Hanya untuk Sehari-hari, IUD Tembaga Juga Bisa Jadi Kontrasepsi

Itulah lima keuntungan yang bisa diperoleh dari pemakaian IUD tembaga, alternatif alat kontrasepsi yang cocok bagi perempuan muda di usia produktif. Ingin mencoba menggunakan IUD tembaga? IUD Andalan Silverline Cu 380Ag dapat menjadi pilihan jitu. Dengan kandungan inti perak dalam tembaga yang melapisi IUD, IUD Andalan Silverline dapat mencegah kehamilan dengan optimal. Masa perlindungannya pun cukup lama, yaitu hingga 5 tahun. Untuk pemasangannya, kamu bisa menghubungi Bidan Andalan terdekat. Selain itu, bila masih bingung atau memiliki pertanyaan lain terkait dengan alat kontrasepsi, kamu pun bisa menghubungi Halo DKT melalui layanan bebas pulsa 0800-1-326459 atau Whatsapp ke 0811-1-326459 dengan mengklik tautan ini pada hari Senin hingga Jumat pukul 09.00 – 16.30 WIB. Tak perlu ragu untuk berkonsultasi, sebab segala informasi yang kamu sampaikan akan dijamin kerahasiaannya.

Tips Memilih Kontrasepsi Suntik Berdasarkan Kebutuhanmu

Ada beragam jenis kontrasepsi suntik di pasaran. Apa saja yang harus dipertimbangkan dalam memilih kontrasepsi suntik? Yuk simak tipsnya.

Kontrasepsi suntik adalah metode kontrasepsi yang paling banyak diminati di Indonesia. Sekitar 50% pengguna kontrasepsi ternyata menggunakan metode suntik. Metode suntik banyak dipilih karena praktis—tidak perlu minum pil setiap hari, cukup suntik tiap 1 sampai 3 bulan sekali. Juga tidak perlu tindakan khusus seperti pemasangan IUD atau operasi kecil untuk memasang implan. Di pasaran, ada beberapa jenis kontrasepsi suntik: 1 bulan, 2 bulan, 3 bulan. apa ya yang harus dipertimbangkan ketika memilih kontrasepsi suntik?

Baca Juga: Pakai Kontrasepsi Tapi Kok Telat Haid? Bisa Jadi Ini Penyebabnya

Tidak usah bingung. Yang pasti, kamu harus menyesuaikan dengan kebutuhan dan kondisimu. Untuk itu, kamu perlu mengetahui dulu perbedaan tiap jenis kontrasepsi suntik. Berikut ini penjelasannya.

Kontrasepsi Suntik: 1, 2, 3 Bulan

Pada dasarnya, cara kerja kontrasepsi suntik 1, 2, dan 3 bulan sama. Yaitu mencegah terjadinya ovulasi atau pelepasan sel telur dari ovarium ke tuba falopi. Kontrasepsi suntik 1 dan 2 bulan mengandung kombinasi hormon estrogen dan progestin (progesteron sintetik). Sedangkan kontasepsi suntik 3 bulanan hanya mengandung progestin.

Berbeda dengan kontrasepsi implan (susuk) yang melepaskan hormon sedikit demi sedikit setiap hari, pada kontrasepsi suntik, hormon yang masuk ke tubuh langsung dalam jumlah besar. Progestin dalam jumlah tinggi akan langsung menghambat kenaikan hormon LH yang akan menginduksi proses ovulasi. Dengan LH ditekan, ovulasi pun bisa dicegah.

Memilih Kontrasepsi Suntik

Setelah kamu paham perbedaan antara kontrasepsi suntik 1, 2, dan 3 bulan, kamu kini bisa menimbang-nimbang mana yang cocok untukmu. Berikut ini hal yang perlu jadi pertimbanganmu saat memilih kontrasepsi suntik.

  1. Menyusui atau tidak menyusui?
    Seperti sudah dijelaskan, kontrasepsi suntik 1 dan 2 bulan mengandung estrogen dan progestin, sedangkan yang suntik 3 bulanan hanya mengandung progestin. Maka bila kamu masih menyusui, pilihannya adalah suntik 3 bulanan. Metode KB hormonal yang mengandugn estrogen tidak boleh digunakan saat menyusui, karena estrogen bisa mengganggu produksi ASI.

    Berdasarkan data RISKESDAS 2018, kontrasepsi suntik 3 bulan menjadi pilihan utama untuk KB pasca persalinan. Misalnya Andalan Suntikan KB 3 Bulan. Diskusikanlah dengan dokter atau bidan, kapan kamu bisa mendapat kontrasepsi suntik 3 bulan setelah melahirkan.

  2. Ingin menstruasi atau tidak?
    Kadar progestin tinggi dalam suntik 3 bulanan juga akan menekan estrogen dalam tubuh. Jadi selain mencegah ovulasi, juga akan mencegah terbentuknya lapisan endometrium pada dinding rahim, karena pertumbuhan endometrium dipengaruhi oleh estrogen. Ini bisa membuat kamu tidak haid. Pada suntik 1 dan 2 bulan, ada kandungan estrogen sehingga endometrium tetap terbentuk, meski tipis saja. Kamu akan tetap haid, tapi durasinya lebih pendek, dan darah haid lebih sedikit.

    Bila kamu tidak sedang menyusui, dan ingin tetap haid saat menggunakan metode suntik, kamu bisa memilih suntikan 1 atau 2 bulan. Misalnya Andalan Suntikan KB 1 Bulan, atau Gestin F2.

  3. Kepraktisan
    Ini tidak boleh luput dari pertimbanganmu. Kalau kamu malas sering bolak-balik ke klinik untuk suntik, dan tidak masalah kalau tidak haid, kamu bisa pilih yang suntikan 3 bulan. Nah kalau kamu tetap ingin haid tapi malas suntik sebulan sekali, kamu bisa memilih suntikan 2 bulanan. Inilah keistimewaan Gestin F2.
  4. Riwayat kesehatan
    Ini sangat penting untuk jadi pertimbanganmu. Bila kamu memiliki diabetes atau hipertensi yang belum terkontrol, gangguan pembekuan darah, atau ada riwayat kanker payudara dan kanker ovarium di keluarga, kamu tidak disarankan menggunakan injeksi kombinasi, karena kandungan estrogen bisa memicu hal-hal yang tidak diinginkan.

    Diskusikan juga dengn dokter atau bidan mengenai risiko efek samping dari suntikan progestin maupun kombinasi ya. Ini bisa menjadi pertimbanganmu dalma memilih, dan kamu pun lebih siap dengan efek samping yang mungkin muncul.

Baca Juga: Pertanyaan Wajib Soal Kontrasepsi Saat Konsul ke Dokter

Kamu juga bisa berkonsultasi ke Halo DKT dengan menghubungi Halo DKT di nomor WhatsApp 0811-1-326459, atau melalui link: https://bit.ly/halodktwhatsapp, pada hari Senin hingga Jumat pukul 08.00 – 17.00 WIB. Jangan khawatir karena segala informasi yang kamu sampaikan bersifat rahasia.

5 Alasan Mengapa Pasangan Muda Perlu Kontrasepsi

Intinya, kontrasepsi penting untuk mencegah kehamilan yang tidak diinginkan. Ini lima alasan kenapa pasangan muda perlu kontrasepsi.

Sebagai generasi muda, kalian pasti sudah paham pentingnya kehamilan, untuk membangun keluarga yang sehat dan stabil secara finansial. Namun cukup mengejutkan, ternyata cuma 57% perempuan usia 15-49 tahun yang menggunakan kontrasepsi modern. Sementara itu laki-laki yang ikut berpartispasi dalam program KB, lebih sedikit lagi: 5% saja. Padahal tak bisa dipungkiri, pasangan muda perlu kontrasepsi. “Kualitas SDM sangat dipengaruhi oleh penggunaan kontrasepsi,” ujar kepala BKKBN, dr. Hasto Wardoyo, Sp.OG, dalam webinar perayaan Hari Kontrasepsi Sedunia 2021, yang diselenggarakan oleh DKT Indonesia, Rabu (29/9/2021).

Baca Juga: Pilihan Kontrasepsi untuk Laki-laki: Aman dan Praktis

Mirisnya, angka keikutsertaan KB menurun sejak pandemi. Berdasarkan data Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), selama Januari – April 2020 terjadi penurunan >1 juta layanan KB. Meilhat fakta ini, bisa kita bayangkan berapa banyak angka kehamilan yang tidak diinginkan (KTD) yang bisa terjadi.

Pasangan Muda Perlu Kontrasepsi

Pada intinya, kontrasepsi bertujuan untuk mencegah KTD. Kenapa sih perlu mencegah KTD? Menjalani KTD itu berat, Kawan. Terutama bagi perempuan, yang setiap hari selama 9 bulan harus menghadapi kenyataan bahwa ia mengandung bayi yang sebenarnya tidak “diinginkan”. Setelah melahirkan, ia masih harus mengurus bayinya. Bayangkan betapa berat beban mental yang dialami ibu.

Suami juga akan merasakan beban KTD, terlebih bila kondisi perekonomian keluarga sulit. Anak pun mungkin tidak mendapatkan pengasuhan yang baik, karena ia adalah anak yang tidak diinginkan.

Berikut ini 5 alasan pasangan muda perlu kontrasepsi, yang pada intinya untuk mencegah KTD.

  1. Menunda kehamilan
    Setelah menikah, kamu dan pasangan mungkin tidak ingin langsung punya anak. Mungkin kalian masih ingin membangun karir, melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi, atau apapun alasan lainnya. Untuk kebutuhan ini, tentu saja kalian membutuhkan kontrasepsi.

  2. Mengatur jarak antar kehamilan
    “Jarak antara kelahiran dengan kehamilan berikutnya ternyata sangat menentukan sehat atau tidaknya kehamilan dan kelahiran anak nantinya,” ujar dr. Hasto. Ia menjelaskan, angka kematian ibu dan bayi meningkat bila jarak antar kelahiran <20 bulan. Angkanya lebih tinggi lagi bila jaraknya kurang dari 15 bulan. “Ini bukti bahwa jarak yang bagus adalah 33-36 bulan. Kematian bayi akan menurun, dan kesehatan ibu pun ideal,” lanjutnya.

  3. Mencegah stunting
    Poin ini masih berhubungan dengan pengaturan jarak antar kelahiran yang baik. bila ajrak antar kelahiran terlalu dekat, anak lebih berisiko mengalami underweight. “Ini akan mengganggu pertumbuhan fisik anak, terutama dalam 1000 hari pertama kehidupan. Pada akhrinya, bisa terjadi stunting. Dengan mengatur jarak antar kehamilan, angka stunting bisa diturunkan sebanyak-banyaknya,” tegas dr. Hasto.

  4. Menjaga kesehatan mental ibu dan anak
    Lagi-lagi, hal ini masih berkaitan dengan mengatur jarak antar kehamilan, serta menunda kehamilan. “Kehamilan pad usia muda, atau jarak yang terlalu dekat, akan menghasilkan KTD. Akhirnya anak tidak mendapatkan perawatan dan pengasuhan yang baik, hingga akhirnya mengalami gangguan mental emosional,” tutur dr. Hasto. Kondisi mental ibu pun bisa ikut “berantakan” akibat KTD.

  5. Membangun perekonomian keluarga yang lebih stabil
    Dengan merencanakan dan mengatur kehamilan, ayah dan ibu bisa lebih leluasa mengatur pemasukan dan pengeluaran. Perekonomian keluarga pun lebih stabil, sehingga kebutuhan nutrisi dan pendidikan anak terjamin.

Penting sekali kan alasan mengapa pasangan muda perlu kontrasepsi. DKT Indonesia menyediakan beragam pilihan kontrasepsi, dengan merk Andalan. Mulai dari Pil KB Andalan, IUD Andalan, Implan Andalan, hingga metode suntikan 1, 2, dan 3 bulan.

Baca Juga: Enam Jenis Kontrasepsi, Mana yang Kamu Minati?

Bila ingin berkonsultasi lebih jauh mengenai kontrasepsi, kamu bisa bisa berkonsultasi ke Halo DKT dengan menghubungi Halo DKT di nomor WhatsApp 0811-1-326459, atau melalui link: https://bit.ly/halodktwhatsapp, pada hari Senin hingga Jumat pukul 08.00 – 17.00 WIB. Jangan khawatir karena segala informasi yang kamu sampaikan bersifat rahasia.

Alat Kontrasepsi Berduri, Foreplay yang Lebih Lama, dan Tiga Cara Lain untuk Memanjakan Vagina

“Setiap perempuan itu berbeda – luangkanlah waktu untuk mencari tahu apa yang kami sukai, jangan menyampingkan romansa maupun upaya untuk membuat kami terkesan di tempat tidur.” (Vanessa, 35 tahun). Kutipan tersebut merupakan salah satu pernyataan dari sejumlah perempuan yang dirangkum dalam buku populer “What Women Really Want in Bed” karya Cynthia Gentry dan Dana Fredsti. Di dalam buku tersebut, banyak sekali dibahas mengenai rahasia untuk memuaskan perempuan. Kali ini, Halo DKT akan membeberkan beberapa poin kunci dari buku tersebut plus resep andalan dari dapur kami sendiri: alat kontrasepsi berduri yang dapat mempermudah orgasme.

Baca Juga: Cara Berhubungan Intim yang Tidak Mengakibatkan Kehamilan tanpa Kontrasepsi, Memang Bisa?

  • Foreplay alias pemanasan
    Banyak laki-laki yang berpendapat bahwa foreplay hanyalah ‘bumbu’ sampingan dari ‘menu utama’, sehingga bisa diskip saja. Padahal, foreplay adalah bagian krusial dari seks. “Foreplay nggak harus berlangsung hingga 2 jam, namun foreplay nggak akan bisa berfungsi bila dilakukan dengan terburu-buru,” (Alina, 25 tahun). Hal ini dikonfirmasi oleh Cynthia. Menurutnya, perempuan butuh 10-20 menit hingga merasa terangsang. Jadi, lakukanlah foreplay dengan santai dan nikmati setiap momennya.

  • Variasi tindakan seksual yang kreatif
    Cynthia mengingatkan bahwa memberi variasi pada rutinitas dan gerakan-gerakan yang digunakan ketika berhubungan seks adalah kunci yang tak boleh dilupakan. “Rasanya lebih menyenangkan ketika urutannya nggak itu-itu aja,” ungkap Mae, seorang mahasiswa pascasarjana berusia 31 tahun. Pernyataan ini pun didukung oleh Sara, seorang teknisi berusia 30 tahun. Menurut Sara, hal-hal yang merangsangnya selalu berbeda, seperti obrolan seksi, pijatan di sekujur punggung, saling menatap, atau justru bermain ‘kasar’ ketika ia sedang menginginkannya. Apapun itu, hal terpenting adalah tindakan seksual dilakukan secara konsensual dengan antusiasme dari kedua pihak, jangan sampai kamu memaksakan tindakan yang membuat pasangan tidak nyaman. Bila kamu mengikuti panduan ini dengan benar, dijamin, vagina pun akan jadi lebih basah dan terangsang.

  • Fokus pada berbagai zona erogenous lain dulu sebelum vagina
    Salah satu keluhan terbanyak dari perempuan adalah bahwa pasangan mereka tidak pernah memperhatikan bagian-bagian lain dari tubuh mereka selain puting dan vagina. Padahal, sebagian besar perempuan lebih suka jika laki-laki mulai dengan merangsang bagian lain dulu. Untuk itu, kenalilah zona erogenous pasanganmu. Zona erogenous adalah bagian-bagian tubuh yang sensitif terhadap rangsangan seksual. Cynthia menyebutkan beberapa bagian seperti wajah, leher, payudara, punggung bawah, lengan atas, dan kaki. Zona erogenous setiap perempuan berbeda, sehingga kunci untuk mengetahuinya adalah melalui komunikasi dengan pasangan masing-masing. Ingat, agar vagina bisa terangsang, butuh rangsangan dari otak juga, sementara otak harus menerima stimulus dari berbagai anggota tubuh. Lakukan ‘eksplorasi seksi’ berdua.

  • Pahami berbagai teknik sentuhan sensual yang tepat
    “Mulailah dengan ringan kemudian tambahkan tekanan. Seluruh proses harus berlangsung pelan-pelan,” papar Elizabeth, seorang tenaga kesehatan mental berusia 32 tahun. Sesuai dengan pernyataan Elizabeth, Cynthia menemukan bahwa 36% perempuan yang menjadi narasumbernya memang menyukai sentuhan ringan dengan irama yang konsisten di area klitoris. Oleh karena itu, temukanlah teknik sentuhan yang tepat agar pasangan tergila-gila.

  • Alat kontrasepsi berduri

    Bonus tips dari kami di HaloDKT: setelah puas bermain dengan sentuhan tangan dan ingin mulai melibatkan penis, gunakan alat kontrasepsi berduri ketika merangsang area klitoris. Fiesta Max Dotted memiliki duri-duri lembut berbahan lateks yang bisa digunakan untuk memanjakan vagina. Selain menambah sensasi berhubungan intim, kamu dan pasanganmu juga mengurangi risiko penyebaran infeksi menular seksual dan bisa mencegah kehamilan. Segala energi dapat dipusatkan untuk bercinta dengan dahsyat dan memuaskan tanpa diiringi dengan rasa khawatir.

Baca Juga: Pertanyaan Wajib Soal Kontrasepsi Saat Konsul ke Dokter

Itulah 5 rahasia memanjakan vagina dan meningkatkan kemungkinan orgasme perempuan. Semoga kehidupan seksualmu jadi lebih sejahtera, ya! Selain itu, jika kamu masih punya pertanyaan lebih lanjut mengenai topik ini atau tentang alat kontrasepsi, kamu pun bisa menghubungi Halo DKT melalui layanan bebas pulsa 0800-1-326459 atau Whatsapp ke 0811-1-326459 dengan mengklik tautan ini pada hari Senin hingga Jumat pukul 09.00 – 16.30 WIB. Tak perlu ragu untuk berkonsultasi, sebab segala informasi yang kamu sampaikan akan dijamin kerahasiaannya.

Pilihan Kontrasepsi untuk Laki-laki: Aman dan Praktis

Suami ber-KB itu keren lho! Yuk kenali lebih jauh metode kontrasepsi untuk laki-laki.

Apakah kamu termasuk suami yang ingin berpartisipasi dalam KB? Bagus. Perencanaan kehamilan adalah tanggung jawab bersama dan kolaborasi antara suami istri. Maka tidak seharusnya kontrasepsi melulu dibebankan kepada istri. Lelaki ber-KB itu keren lho! Sayangnya memang, pilihan kontrasepsi untuk laki-laki jauh lebih terbatas dibandingkan kontrasepsi untuk perempuan.

Baca Juga: Pakai Kontrasepsi Tapi Kok Telat Haid? Bisa Jadi Ini Penyebabnya

Kontrasepsi harusnya jadi tanggung jawab bagi suami maupun istri. Sebuah survei di Amerika Serikat pada 998 orang usia 18 – 37 tahun yang aktif secara seksual pun menunjukkan hal serupa. Sebanyak 71,9% laki-laki dan 74,2% perempuan setuju bahwa kedua belah pihak memiliki tanggung jawab yang setara terhadap kontrasepsi.

Namun sayang, faktanya di Indonesia masih jauh dari harapan. Menurut data BKKBN (Badan dan Keluarga Berencana Nasional), hanya 5% laki-laki yang ikut program KB. Mengapa demikian? Salah satu penyebabnya yaitu pola pikir yang masih kuno. Masih banyak yang beranggapan bahwa kontrasepsi adalah “tugasnya” perempuan. Alasan lain yang mendominasi, terbatasnya pilihan kontrasepsi untuk laki-laki.

2 Pilihan Kontrasepsi untuk Laki-laki

Cukup miris memang. SpaceX sudah berhasil mengirim empat warga sipil ke angkasa dalam misi Inspiration 4, tapi pilihan kontrasepsi untuk laki-laki tidak banyak berkembang sejak sekitar seabad lalu. Bandingkan dengan kontrasepsi perempuan yang terus berkembang, dan makin banyak pilihannya. Pil kontrasepsi untuk laki-laki masih dalam tahap penelitian.

Sejauh ini, hanya ada dua metode kontrasepsi laki-laki yang telah tersedia. Yaitu kondom dan vasektomi. Yuk kenali lebih jauh mengenai dua metode kontrasepsi ini, agar kamu lebih paham manfaatnya, sehingga lebih mantap menggunakannya.

  1. Kondom
    Kondom bisa jadi merupakan metode kontrasepsi tertua. Kondom telah digunaakn sejak berabad lalu, terbuat dari usus binatang. Sejak 1920, kondom mulai dibuat dari lateks, dan kini tersedia juga yang berbahan poliuretan. Kondom merupakan kontrasepsi yang bekerja sebagai barrier, yaitu menghalangi cairan mani masuk ke liang vagina, sehingga sperma tidak bisa membuahi sel telur.

    Keistimewaan kondom yaitu efektif mencegah infeksi menular seksual. Termasuk diantaranya gonorrhea, sifilis, HIV, dan lain-lain. keistimewaan lainnya, kondom bisa dibilang sangat aman karena tidak akan mempengaruhi kondisi hormon. Kondom pun praktis, cukup digunakan ketika hendak berhubungan. Memang kekurangannya, stok kondom harus selalu tersedia di rumah. Juga ada risiko kehamilan spontan akibat kerusakan kondom, atau penggunaan yang kurang tepat/tidak konsisten.

    Bila kamu atau pasanganmu alergi lateks, pilihlah kondom berbahan poliuretan. DKT memiliki berbagai berbagai merk kondom yang bisa kamu pilih sesuai kebutuhan, selera, dan kondisi/pasangan. Ada Sutra, Fiesta, Andalan, dan Supreme.

  2. Vasektomi
    Masih banyak yang salah kaprah soal vasektomi. Banyak yang mengira bahwa vasektomi = kebiri, sehingga akan menurunkan performa dan libido laki-laki. Ini salah satu alasan mengapa angka vasektomi di Indonesia sangat rendah, hanya 0,2%.

    Pada dasarnya, vasektomi adalah tindakan untuk menutup saluran sperma (vas deferens), yang berfungsi menyalurkan sperma dari testis ke penis. Dengan demikian, sperma tidak bisa masuk cairan semen (mani), sehingga laki-laki tetap ejakulasi seperti biasa, hanya saja tidak ada sperma dalam mani.

    Vasektomi bisa dilakukan dengan operasi kecil, hanya menggunakan bius lokal. Vasektomi bisa jadi pilihan bila kamu dan pasangan merasa sudah cukup punya anak, atau memutuskan untuk child-free. Tentunya metode ini sangat praktis; cukup sekali tindakan, dan kalian tidak perlu lagi khawatir dengan kehamilan yang tidak direncanakan.

Baca Juga: Bisakah Hamil Saat Memakai Kontrasepsi?

Masih punya pertanyaan seputar kontrasepsi untuk laki-laki? Kamu bisa berkonsultasi ke Halo DKT dengan menghubungi Halo DKT di nomor WhatsApp 0811-1-326459, atau melalui link: https://bit.ly/halodktwhatsapp, pada hari Senin hingga Jumat pukul 09.00 – 16.30 WIB. Jangan khawatir karena segala informasi yang kamu sampaikan bersifat rahasia.

Bisa ‘Keluar di Luar’, Kok Masih Perlu Kontrasepsi untuk Ibu Menyusui?

Setelah lama ‘cuti bersama’ dengan adanya kehadiran bayi, memulai aktivitas seksual kembali bisa menjadi sesuatu yang menantang. Akan tetapi, bukan berarti tiada cara untuk mengembalikan romansa. Dengan kontrasepsi untuk ibu menyusui, momen-momen intim penuh gairah dapat dinikmati lagi secara maksimal berdua.

Baca Juga: Kontrasepsi untuk Ibu Menyusui vs Senggama Terputus, Mana yang Lebih Efektif?

Bisa ‘keluar di luar’, kenapa masih perlu kontrasepsi? Buat apa memakai yang nggak alami kalau ada strategi yang alami dan lebih mudah? Meski metode ‘keluar di luar’ alias senggama terputus banyak diandalkan orang untuk menunda kehamilan, kenyataannya metode ini sangat rentan gagal. Berikut beberapa alasannya.

  • Tidak semua orang bisa mengendalikan momen ejakulasi
    Mengontrol ejakulasi itu sulit, namun sebagian besar laki-laki meremehkan hal ini, sehingga banyak yang ‘kebablasan’ klimaks sebelum penis dikeluarkan dari vagina (Westheimer & Lehu, 2019). Secara statistik, 1 dari setiap 5 pasangan yang menggunakan metode keluar di luar hamil dalam setahun (Perez, 2019). Bagi ibu menyusui, langsung hamil lagi bisa sangat berbahaya bagi tubuh, karena tubuh belum sepenuhnya pulih dari kehamilan sebelumnya dan proses persalinan yang baru saja dilewati. Menurut RISKESDAS Kemenkes RI 2018, ibu idealnya menunggu 4-5 tahun setelah punya anak pertama sebelum hamil lagi, karena selain menunggu rahim pulih dan siap mengandung lagi, bonding antara ibu dan anak pertama juga sudah cukup kuat, sehingga anak pun lebih siap untuk menjadi kakak.

  • Cairan pra-ejakulasi terkadang mengandung sperma
    Kalau kamu perhatikan, ada cairan bening yang sering keluar dari penis sejak penis mulai tegang, meskipun momen ejakulasi masih jauh. Cairan bening tersebut dikenal sebagai cairan pra-ejakulasi. Nah, meskipun sering dianggap tidak memiliki kandungan sperma sama sekali, nyatanya cairan bening ini terkadang berisi sperma (Kovavisarach, Lorthanawanich, & Muangsamran, 2016). Meskipun penis ditarik keluar sebelum laki-laki mencapai klimaks, sperma bisa saja sudah masuk ke dalam vagina melalui cairan pra-ejakulasi. Keluarnya cairan pra-ejakulasi dari penis sama sekali tidak bisa dikendalikan, jadi pada akhirnya kamu dan pasanganmu tetap perlu menggunakan kontrasepsi bila memang belum siap memiliki anak kedua.

  • Kontrasepsi untuk ibu menyusui lebih efektif dan aman
    Daripada mengambil risiko mengalami kehamilan yang tidak direncanakan gara-gara pengen tetap memakai cara ‘alami’, jauh lebih baik bila kamu dan pasanganmu memilih metode kontrasepsi modern yang lebih terjamin keampuhannya. Misalnya, KB implan yang memiliki efektivitas 99,9%, suntikan KB dengan efektivitas 96%, atau pil mini dengan efektivitas 93% (Hill, 2019). Tak perlu khawatir soal keamanannya, sebab ketiga alat kontrasepsi hormonal ini isinya hanya hormon progesteron saja. Menurut penelitian, kontrasepsi hormonal yang hanya mengandung progesteron aman bagi ibu serta tidak memengaruhi kemampuan menyusui maupun kondisi kesehatan bayi (Phillips, Tepper, et al. 2016). Agar lebih tenang lagi, pilihlah kontrasepsi untuk ibu menyusui dari brand yang sudah terbukti unggul. Pil KB Andalan Laktasi, Suntikan KB 3 Bulanan Andalan, dan Implan Andalan bisa menjadi alternatif kontrasepsi hormonal terpercaya bagi ibu menyusui. Tak ingin menggunakan kontrasepsi hormonal? Alternatif non-hormonal seperti IUD tembaga dan kondom pun tersedia. Tinggal memilih yang paling sesuai dengan kebutuhan dan kenyamanan pribadi.

Baca Juga: Kontrasepsi untuk Ibu Menyusui, Bolehkah Dilanjutkan Ketika Sudah Berhenti Menyusui?

Itulah tiga alasan mengapa kontrasepsi untuk ibu menyusui tetap masih dibutuhkan meskipun ada metode ‘keluar di luar’. Selain itu, jika kamu masih punya pertanyaan lebih lanjut mengenai topik ini, kamu pun bisa menghubungi Halo DKT melalui layanan bebas pulsa 0800-1-326459 atau Whatsapp ke 0811-1-326459 dengan mengklik tautan ini pada hari Senin hingga Jumat pukul 09.00 – 16.30 WIB. Tak perlu ragu untuk berkonsultasi, sebab segala informasi yang kamu sampaikan akan dijamin kerahasiaannya.

Enam Jenis Kontrasepsi, Mana yang Kamu Minati?

Ada enam jenis metode pengendalian kelahiran atau yang biasa disebut dengan istilah KB. Tentu saja, untuk memilihnya berdasarkan keinginan saja tidaklah cukup. Ada beberapa faktor yang menentukan sebelum kamu menjatuhkan pilihan pada salah satu metode ber-KB. Hal ini bisa ditanyakan langsung pada dokter saat kamu berkonsultasi untuk memilih jenis KB yang tepat.

Kendati semua metode memiliki tujuan yang sama, yaitu mencegah kehamilan, cara kerjanya berbeda-beda. Yang pasti, semua teknik kontrasepsi membantu menghindari kehamilan yang tidak direncanakan.

Baca Juga: Tipe Kontrasepsi IUD yang Perlu Wanita Ketahui

Yuk, mengenal lebih jauh jenis KB yang sudah dikenal luas dan banyak direkomendasikan dokter.

Berikut enam jenis metode KB yang lazim di masyarakat:

  1. Pil KB
    Pil KB merupakan salah satu jenis kontrasepsi yang paling banyak dipilih masyarakat Indonesia. Beragam jenis pil KB yang tersedia di pasaran dengan harga terjangkau dan mudahnya akses untuk mendapatkannya, membuat ia jadi primadona para ibu-ibu di tanah air. KB hormonal ini mengandung hormon progestin dan estrogen yang berfungsi mencegah terjadinya ovulasi. Bila diminum secara benar dan teratur, pil KB sangat efektif mencegah kehamilan bahkan hingga 99%. Kini tersedia dua pilihan pil KB yaitu dengan kandungan kombinasi dua hormon atau satu hormon saja. Kabar baiknya, selain mencegah kehamilan, pil KB juga berfungsi menjaga siklus menstruasi tetap teratur dan mengurangi nyeri menstruasi yang mungkin terjadi. Manfaat ini bisa kamu dapatkan dari pil KB Andalan yang sudah sangat familiar di masyarakat. Selain itu, pil KB Andalan juga memiliki varian yang ramah untuk ibu menyusui karena kandungan hormonnya tidak mempengaruhi produksi ASI, sehingga aman digunakan. Kunci penggunaan pil KB adalah disiplin, minum pil KB secara teratur sesuai petunjuk. Jangan sampai lupa ya, Bun.
  2. KB Suntik
    Sama seperti pil KB, suntik KB memiliki cara kerja yang serupa, yaitu mencegah terjadinya pertemuan sperma dan sel telur sehingga tidak terjadi proses pembuahan. Bedanya, hanya durasi penggunaannya saja. Jika pil KB rutin diminum setiap hari, suntik KB cukup diberikan dalam rentang waktu 1-3 bulan sekali. Seperti jenis Gestin F2 dari Andalan. Selain efektif mencegah kehamilan bila digunakan dengan benar dan teratur, Gestin F2 bermanfaat menjaga siklus menstruasi tetap teratur dan mengurangi risiko terjadinya kanker leher rahim dan kanker indung telur.
  3. KB Implan
    Jenis KB implant merupakan salah satu jenis KB jangka panjang yang bisa memberikan perlindungan hingga 4 tahun. Masyarakat awam menyebutkan KB susuk, karena bentuknya berupa batang kecil seperti korek api yang dimasukkan ke tubuh di area lengan kanan atas, ke bagian bawah kulit. Cara kerjanya menghasilkan hormon progesteron yang berfungsi mencegah terjadinya kehamilan. Manfaat lainnya, bisa digunakan oleh ibu menyusui karena tidak memengaruhi produksi dan kualitas ASI seperti yang ada pada Sinoplant, produk dari Andalan Implan.
  4. IUD
    Kontrasepsi jangka panjang lainnya yang jauh lebih populer ketimbang implan adalah Intrauterine Device (IUD). Dikenal dengan istilah KB spiral karena berupa kawat tembaga berbentuk huruf T yang bertugas menghalau sperma sehingga tidak bisa bertemu dengan sel telur. Berada di dalam rahim, IUD bisa digunakan selama 4-8 tahun tergantung pada jenisnya. Keuntungannya lebih efisien karena sekali pasang dan cepat mengembalikan masa subur karena tidak terkait dengan sistem hormon. Seperti produk IUD Andalan yang memiliki beragam varian, bisa kamu pilih sesuai kebutuhan.
  5. Kondom pria
    Tidak hanya wanita yang ber-KB, pria pun bisa berkontribusi langsung dalam urusan pencegahan kehamilan ini. Salah satunya dengan penggunaan kondom. Terbuat dari bahan latex yang mudah digunakan, berfungsi mencegah sperma masuk ke vagina dan membuahi sel telur. Selain mencegah kehamilan, kondom juga membantu mencegah terjadinya penyakit menular seksual. Harganya yang terjangkau, mudah didapat dan praktis digunakan.
  6. KB Permanen
    Bagi mereka yang sudah yakin untuk tidak menambah keturunan karena berbagai faktor, pilihan KB permanen sangat tepat. Bagi pria KB permanen dalam bentuk vasektomi, sementara pada wanita dalam bentuk tubektomi atau yang familiar disebut steril, dengan cara mengikat tuba falopi. KB permanen ini sangat efektif mencegah kehamilan hingga 100%. Digunakan sesuai kebutuhan dan kondisi individu yang bersangkutan.

Baca Juga: Kontrasepsi untuk Ibu Menyusui vs Senggama Terputus, Mana yang Lebih Efektif?

Nah, itulah enam jenis metode KB yang bisa kamu pilih. Tentu saja pilihan harus didasarkan atas pertimbangan medis. Karena itu sebelum menentukan pilihan, kamu mesti berkonsultasi ke dokter untuk mendapatkan penjelasan yang tepat seputar metode KB. Untuk berkonsultasi, saat ini bisa kok dilakukan secara online dengan cara menghubungi Halo DKT di nomor 0811-1-326459 atau klik link berikut https://bit.ly/halodktwhatsapp.

Serba Serbi Pil Kontrasepsi

Pil KB merupakan salah satu alat kontrasepsi yang paling banyak dipilih masyarakat Indonesia. Mengapa demikian? Apa saja sih alasan yang melatarbelakangi pilihan tersebut? Yuk, kenali lebih jauh apa dan bagaimana pil kontrasepsi. Simak penjelasannya berikut ini.

Sejatinya konsep dasar semua alat kontrasepsi sama, yaitu menjarangkan kehamilan. Yang membedakan hanya pada cara kerjanya saja yang disesuaikan dengan karakter jenis alat kontrasepsi itu sendiri.

Baca Juga: Pilihan Kontrasepsi Hormonal Untuk Atasi Masalah Haid

Misalnya, kondom cara kerjanya mencegah sperma membuahi sel telur. Jenis KB IUD atau yang akrab disebut spiral mencegah sperma melewati rongga rahim. Sementara KB hormonal mencegah terjadinya ovulasi yaitu bertemunya sel telur dengan sperma.

Selain itu fungsi dasar pil kontrasepsi sesuai namanya adalah untuk mencegah terjadinya suatu kehamilan, dengan cara mencegah ovulasi (pelepasan sel telur dalam setiap siklus menstruasi) juga menebalkan lendir mulut rahim agar sperma sulit masuk dan ada pula yang mencegah atau mengganggu proses di dinding rahim.

Kandungan hormonal pil KB

Beragam pilihan jenis KB membuat konsumen lebih leluasa dalam memilih jenis kontrasepsi yang diinginkan dan tentu saja tepat dengan kondisi pasien itu sendiri. Salah satunya KB hormonal dalam bentuk pil. Nah, ada beragam alasan mengapa pill kontrasepsi menjadi pilihan favorit para ibu di tanah air. Salah satunya kandungan hormonal yang ada di dalamnya memiliki fungsi lain di luar urusan kehamilan.

Ada dua jenis kandungan pil KB yang tersedia di pasaran. Yaitu pil KB yang kandungannya hanya satu hormon progesteron saja dan ada pula pil KB yang berisi kombinasi antara hormon progesteron dan estrogen. Tentu saja cara kerja keduanya tetaplah sama, yaitu mencegah terjadinya ovulasi.

Prinsip lain yang ada pada pil KB merupakan sesuatu yang individual. Artinya ada yang cocok dengan jenis tertentu dan ada pula yang tidak. Hal ini sangat bergantung pada respons tubuh dari masing-masing individu itu sendiri.

Misalnya si A, cocok menggunakan pil KB, yang ditandai dengan siklus haidnya teratur dan berat badan tetap. Sementara si B sebaliknya, haidnya tidak teratur, berat badannya bertambah. Hal ini menunjukkan tiap sel individu reaksinya berbeda terhadap satu jenis obat yang sama. Sehingga tidak bisa diklaim jenis tertentu menjadi yang paling bagus. Karena itu konsultasi ke dokter sebelum menentukan jenis pil KB apa yang akan digunakan sangatlah penting, agar kamu tak salah pilih jenis kontrasepsi.

Dan ingat, pil KB kombinasi karena mengandung estrogen tidak dianjurkan bagi ibu menyusui karena bisa mempengaruhi produksi ASI. Namun jangan khawatir, bagi ibu menyusui bisa memilih jenis pil KB yang relatif aman, seperti pil KB Andalan Laktasi yang aman untuk ibu menyusui karena kandungannya tidak memengaruhi produksi dan kualitas ASI. Selain itu, pil KB Andalan Laktasi cocok untuk wanita yang alergi terhadap hormon estrogen.

Manfaat lain dari semua produk pil KB Andalan adalah mengurangi nyeri haid yang sangat mengganggu setiap bulannya dan membuat siklus menstruasi kamu jadi lebih teratur. Dan tentu saja jika diminum secara benar dan teratur, pil KB Andalan sangat efektif mencegah kehamilan bahkan hingga 99%.

Baca Juga: 5 Kontrasepsi Non Hormonal yang Paling Populer, Mana yang Terbaik?

Nah, buat kamu yang masih bingung menentukan jenis alat kontrasepsi yang dibutuhkan, pil KB Andalan dengan tiga jenis varian yang tersedia bisa menjadi pilihan. Jangan lupa untuk berkonsultasi dengan dokter guna menentukan pilihan ber-KB yang paling tepat ya. Untuk berkonsultasi, saat ini bisa kok dilakukan secara onlie dengan cara menghubungi Halo DKT di nomor 0811-1-326459 atau klik link berikut https://bit.ly/halodktwhatsapp.