Dari Budaya Mesir, Romawi, Hingga Kolombia, Ini Dewa-dewa yang Diasosiasikan dengan Faktor Kesuburan Laki-laki

Kesuburan manusia merupakan salah satu topik yang selalu menarik perhatian banyak orang. Hal ini berlaku di berbagai budaya yang berbeda sejak zaman dahulu kala. Pasalnya, tanpa kesuburan, manusia tidak bisa mempertahankan garis keluarganya. Kesuburan pun banyak digambarkan dalam mitologi mengenai dewa-dewa Mesir, Native America, Yunani, Romawi, dan Kolombia. Berikut beberapa dewa yang dijadikan simbol dari faktor kesuburan laki-laki (Neto, Bach, et al., 2019):

  • Dewa Min dari Mesir
    Dewa Min biasanya digambarkan memakai mahkota bulu, tangan kanannya memegang cambuk, dan tangan kirinya memegang penis yang sedang dalam keadaan ereksi (NelsonHurts, 2013). Orang yang berdoa untuk memperoleh kesuburan umumnya memberikan sesajen pada Dewa Min, khususnya pada festival panen. Soalnya, Dewa Min pun dipercaya bisa menyuburkan tanah. Sesajen yang diberikan adalah Lactua serriola, sejenis selada yang sering dianggap sebagai afrodisiak karena berbentuk seperti alat kelamin laki-laki dan bisa mengeluarkan getah yang menyerupai cairan mani bila digosok.

  • Dewa Kokopelli dari kalangan Native American
    Kokopelli merupakan simbol dari faktor kesuburan laki-laki dalam budaya Native American tempo dulu di bagian selatan-barat Amerika Serikat, Meksiko, dan Kanada. Ia kerap digambarkan sebagai figur berkarakteristik manusia dengan pungguk bungkuk dan penis yang tegang dalam keadaan ereksi (Slifer, 2007). Figurin dan jimat bergambar Kokopelli sering diberikan pada perempuan hamil dengan tujuan untuk meningkatkan kesuburan calon anak laki-laki mereka. Akan tetapi, ritual ini perlahan hilang ketika masyarakat Native American mulai menganggapnya tidak relevan lagi.

  • Baca Juga: Rutin Cek Infeksi Menular Seksual, Salah Satu Langkah untuk Menjaga Faktor Kesuburan Laki-laki

  • Dewa Chaquen dari Kolombia
    Dewa Chaquen merupakan dewa yang sangat dihormati oleh warga Muisca, peradaban Kolombia yang berkembang di pinggir pegunungan Andes. Kemampuan-kemampuan Dewa Chaquen seringkali dikaitkan dengan atletisisme dan faktor kesuburan laki-laki (Lopes, 2007). Pada festival-festival yang diberikan warga lokal untuk Dewa Chaquen, laki-laki dan perempuan diperbolehkan untuk berhubungan seks tanpa perlu memikirkan pernikahan maupun perbedaan kasta (Pelaez, 2015).

  • Dewa Liber dari Romawi
    Dalam masyarakat Romawi, Dewa Liber dianggap sebagai pelindung kebebasan dan faktor kesuburan laki-laki (Neto, Bach, et al., 2019). Liber juga dipercaya menciptakan sensasi lega yang biasanya dirasakan laki-laki pasca ejakulasi. Masyarakat Romawi mengadakan berbagai festival untuk Liber. Biasanya, festival-festival tersebut melibatkan parade penis Dewa Liber.

  • Dewa Pan dari Yunani
    Pan merupakan Dewa Yunani yang dianggap berkuasa atas kesuburan dan seksualitas. Secara umum Dewa Pan digambarkan sebagai manusia kambing dengan ekor, tanduk, berewok, telinga tajam dan penis yang besar (David Sacks & Brody, 2005; Hakan, 2009). Dewa Pan diyakini memiliki perilaku seksual yang intens serta sering menggunakan trik untuk mengejar para dewi. Masyarakat Yunani memuja Dewa Pan melalui ritual tarian, minum alkohol bersama, dan melakukan hubungan seks.

Dari penjabaran singkat tadi, dapat dilihat bahwa masing-masing budaya memiliki ‘ikon’ Dewa yang amat unik. Di masa lampau, menawarkan sesajen dan melaksanakan ritual bagi dewa-dewa tadi merupakan satu-satunya cara yang diketahui masyarakat untuk menghadapi masalah ketidaksuburan. Sekarang, zaman sudah jauh lebih modern. Sebagai contoh, ketidaksuburan bisa dicegah dengan menggunakan kondom secara tepat dan konsisten setiap kali berhubungan seks serta melakukan pemeriksaan kesehatan reproduksi secara berkala. Sementara itu, masalah ketidaksuburan yang disebabkan oleh infeksi menular seksual bisa diobati dengan mengunjungi dokter.

Baca Juga: Ini 5 Tips Mudah untuk Meningkatkan Faktor Kesuburan Laki-laki

Masih punya pertanyaan lebih lanjut mengenai faktor kesuburan laki-laki? Kamu bisa menghubungi Halo DKT melalui layanan bebas pulsa 0800-1-326459 atau Whatsapp ke 0811-1-326459 dengan mengklik tautan ini pada hari Senin hingga Jumat pukul 09.00 – 16.30 WIB. Tak perlu ragu untuk berkonsultasi, sebab segala informasi yang kamu sampaikan akan dijamin kerahasiaannya.

Ini Dampak Stres Terhadap Faktor Kesuburan Laki-laki

Meski zaman sudah maju dengan bantuan teknologi yang serba canggih, seringkali tuntutan pekerjaan justru semakin meningkat. Terkadang, batasan antara kehidupan kantor dengan kehidupan pribadi pun jadi buyar, dengan notifikasi pesan yang muncul setiap beberapa detik sekali di dalam smartphone. Waktu pribadi untuk melakukan aktivitas-aktivitas yang disukai jadi jauh berkurang. Hal-hal ini membuat laki-laki usia produktif jadi rentan terhadap stres. Stresor-stresor seperti ini tak bisa dianggap remeh dan sebaiknya segera ditangani, sebab dampaknya buruk bagi kesehatan, termasuk kesuburan. Berikut beberapa dampak stres terhadap faktor kesuburan laki-laki.

Baca Juga: Yang Akan Hamil Kan Perempuan, Mengapa Masih Perlu Menjaga Faktor Kesuburan Laki-laki?

  • Menurunkan jumlah dan konsentrasi sperma
    Menurut penelitian yang dilakukan oleh Nordkap, Priskorn, et al. (2020) di Denmark, laki-laki yang merasa stres cenderung memiliki jumlah dan tingkat konsentrasi sperma yang lebih rendah. Penelitian lain juga menemukan hal yang serupa. Meskipun volume cairan mani tetap normal, sperma yang terkandung di dalamnya jumlahnya kurang ideal (Lund, 2020).

  • Menurunkan kemampuan sperma untuk bergerak dengan lincah
    Selain jumlah dan konsentrasi sperma, faktor kesuburan laki-laki lain yang juga terpengaruh oleh stres adalah pergerakan sperma. Pada laki-laki yang merasa stres, sperma cenderung kurang lincah (Nordkap et al., 2020). Padahal, sperma membutuhkan kemampuan berenang yang baik untuk dapat membuahi sel telur perempuan. Tanpa pergerakan sperma yang optimal, mencapai kehamilan bisa jadi lebih sulit.

  • Memicu disfungsi ereksi
    Memikirkan kesibukan kerja, masalah dalam hubungan dengan pasangan, dan rasa percaya diri yang rendah merupakan beberapa jenis stresor yang bisa menurunkan performa seksual laki-laki di ranjang (Langer, Langer, Mahajan, et al., 2017). Penis jadi sulit untuk tetap tegang selama waktu yang dibutuhkan hingga hubungan seks selesai. Di ranah medis, fenomena penis yang ‘loyo’ ini dikenal dengan sebutan disfungsi ereksi. Ironisnya, disfungsi ereksi seperti sebuah lingkaran setan: ia diawali dengan stres dan bisa semakin memperparah stres. Untuk mengatasinya, sumber-sumber stres betul-betul perlu dihindari (Hehemann & Kashanian, 2016). Selain itu, disfungsi ereksi juga bisa diatasi dengan mengonsumsi sildenafil sitrat (Goldstein, Burnett, et al., 2019). Di Indonesia, TOPGRA adalah obat tablet berkandungan sildenafil sitrat yang sangat dikenal khasiatnya dalam mengatasi disfungsi ereksi. Minumlah satu buah tablet TOPGRA dengan air putih 1 jam sebelum bercinta, sekitar 2 jam sebelum makan. Setengah jam setelah minum obat, TOPGRA akan menunjukkan efektivitasnya. Performa seksual pun jadi optimal kembali.

Baca Juga: Ini 5 Tips Mudah untuk Meningkatkan Faktor Kesuburan Laki-laki

Itulah tiga dampak stres terhadap faktor kesuburan laki-laki. Oleh karena itu, stres tak boleh dipandang sebelah mata. Segeralah mencari bantuan. Upayakan bicara mengenai segala tekanan yang dirasakan dengan seseorang yang bisa dipercaya, baik itu istri, kakak, adik, teman, rekan kerja, atasan, atau bahkan psikolog profesional. Siapa tahu, kamu bisa merasa lebih lega serta mendapatkan solusi-solusi yang lebih ampuh dalam mengurangi berbagai tantangan yang ada. Pastikan juga untuk tetap memiliki me-time alias waktu untuk melakukan hal-hal yang disukai. Dengan demikian, stres bisa berkurang. Selain itu, jika kamu masih punya pertanyaan lebih lanjut mengenai topik ini, kamu bisa menghubungi Halo DKT melalui layanan bebas pulsa 0800-1-326459 atau Whatsapp ke 0811-1-326459 dengan mengklik tautan ini pada hari Senin hingga Jumat pukul 08.00 – 16.30 WIB. Tak perlu ragu untuk berkonsultasi, sebab segala informasi yang kamu sampaikan akan dijamin kerahasiaannya.

Apakah Vaksin COVID-19 Mempengaruhi Faktor Kesuburan Laki-laki?

Siapapun tentunya ingin mengambil keputusan yang terbaik bagi diri dan keluarga masing-masing. Apalagi, bila persoalannya menyangkut kesehatan. Saat ini, banyak sekali kabar negatif yang beredar terkait dengan vaksinasi COVID-19 dan dampaknya. Di jejaring sosial bahkan ada yang menyebutkan bahwa vaksin COVID-19 bisa menyebabkan disfungsi ereksi dan kemandulan pada laki-laki. Pertanyaannya, betulkah informasi ini? Apakah vaksin COVID-19 benar-benar mempengaruhi faktor kesuburan laki-laki atau ini hanya sekadar hoax?

Baca Juga: Apakah Masturbasi Memengaruhi Faktor Kesuburan Laki-laki?

Menurut Dr. Soumya Swaminathan, Chief Scientist dari WHO, hingga saat ini klaim bahwa vaksinasi COVID-19 menyebabkan dampak negatif terhadap faktor kesuburan laki-laki belum didukung oleh penelitian apapun. Beliau menjelaskan, vaksin bekerja dengan membentuk sistem imun terhadap protein atau antigen dari virus. Hal ini tidak ada kaitannya dengan fungsi reproduksi, baik pada laki-laki maupun perempuan. Selain itu, di antara mekanisme kerja berbagai jenis vaksin yang sudah beredar, tidak ada satu pun vaksin yang menggunakan virus hidup, sehingga virus COVID-19 tak akan bisa berkembang biak di dalam tubuh dan menyebabkan masalah.

Sebaliknya, tidak melakukan vaksinasi justru jauh lebih berisiko terhadap faktor kesuburan laki-laki. Tanpa vaksinasi, kemungkinan terkena COVID-19 lebih besar. Menurut sebuah penelitian yang menguji hasil otopsi testis dari korban COVID-19 yang telah wafat, terinfeksi COVID-19 ternyata dapat menurunkan jumlah sperma (Achua, Chu, Ibrahim, et al., 2021). Dalam penelitian yang sama, hasil biopsi terhadap salah satu penyintas COVID-19 yang sudah sembuh pun menunjukkan bahwa virus COVID-19 masih ada di testis 3 bulan setelah orang tersebut dinyatakan pulih dari infeksi.

Penelitian yang berbeda menemukan bahwa COVID-19 juga bisa mengganggu kesehatan penis. Virus COVID-19 ditemukan masih bertahan di dalam penis 7-9 bulan pasca diagnosis dan menyebabkan disfungsi ereksi (Kresch, Achua, Saltzman, et al., 2021). Artinya, meskipun sudah pulih dari COVID-19, performa seksual masih bisa terpengaruh selama waktu yang cukup panjang.

Dampak-dampak buruk dari infeksi COVID-19 terhadap kesuburan tadi bisa diminimalisir risikonya dengan melakukan vaksinasi. Jadi, bila memang kondisi kesehatan mendukung, upayakanlah untuk mengikuti program vaksinasi di wilayahmu. Tentunya dengan tetap mengikuti protokol kesehatan, ya! Tetap gunakan masker yang sesuai dengan standar, cuci tangan secara rutin, dan jaga jarak dari orang lain. Protokol kesehatan dibutuhkan tidak hanya di hari dilakukannya vaksinasi, namun juga setelahnya. Soalnya, vaksinasi hanya mengurangi risiko, tidak sepenuhnya melindungi kamu dari COVID-19.

Bagaimana kalau sudah terlanjur terkena COVID-19? Fokuskan pada penyembuhan terlebih dahulu. Setelahnya, cobalah memeriksakan diri dan melakukan konsultasi kesuburan dengan dokter. Ada banyak cara yang bisa dilakukan untuk meningkatkan faktor kesuburan laki-laki. Meskipun begitu, kamu mungkin perlu bersabar, sebab prosesnya membutuhkan waktu dan komitmen.

Baca Juga: Ini 5 Tips Mudah untuk Meningkatkan Faktor Kesuburan Laki-laki

Begitulah sekilas pembahasan soal vaksin COVID-19 dan kesuburan laki-laki. Semoga dengan informasi tadi, kamu bisa lebih kritis dalam menanggapi hoax yang beredar di sosmed dan grup chat keluarga, ya! Jangan sampai kamu membuat keputusan berdasarkan informasi yang tidak akurat. Selain itu, jika kamu masih punya pertanyaan lebih lanjut terkait faktor kesuburan laki-laki, kamu pun bisa menghubungi Halo DKT melalui layanan bebas pulsa 0800-1-326459 atau Whatsapp ke 0811-1-326459 dengan mengklik tautan ini pada hari Senin hingga Jumat pukul 09.00 – 16.30 WIB. Tak perlu ragu untuk berkonsultasi, sebab segala informasi yang kamu sampaikan akan dijamin kerahasiaannya.