Kontrasepsi untuk Ibu Menyusui, Bolehkah Dilanjutkan Ketika Sudah Berhenti Menyusui?

Kontrasepsi untuk Ibu Menyusui

Seorang Ibu selalu berupaya memberikan yang terbaik. Mulai dari detik buah hatinya berada di dalam kandungan hingga ia lahir dan tumbuh besar, Ibu berusaha memastikan anaknya memiliki segala yang ia butuhkan untuk sehat dan bahagia. Termasuk juga, dengan menjaga jarak kelahiran agar perhatian eksklusif orangtua bisa terus dimiliki si kecil di masa-masa paling penting dari perkembangannya. Nah, dengan berkontrasepsi, kehamilan bisa dicegah terlebih dulu hingga waktu yang lebih ideal. Salah satu hal yang sering jadi pertanyaan para Ibu, kalau sebelumnya sempat menggunakan kontrasepsi untuk Ibu menyusui, bolehkah kontrasepsi tersebut dilanjutkan setelah selesai menyusui?

Baca Juga: Ini Lima Pilihan Metode KB untuk Ibu Menyusui

Kontrasepsi untuk ibu menyusui ada banyak jenisnya, yaitu:

Kontrasepsi untuk Ibu Menyusui, Bolehkah Dilanjutkan Ketika Sudah Berhenti Menyusui?

  1. Pil KB yang hanya mengandung hormon progesteron saja / pil KB laktasi.
    Contohnya: pil KB Andalan Laktasi dengan kandungan 0,5 mg Linestreol (hormon progesteron)
  2. Suntikan KB 3 bulanan
    Contohnya: Suntikan KB Andalan 3 bulan 1 ml dan 3 ml dengan kandungan 150 mg Medroxyprogesterone (hormon progesteron)
  3. KB implan atau juga dikenal dengan istilah KB susuk
    Contohnya: Andalan Implan dengan kandungan 75 mg Levonorgestrel (hormon progesteron)
  4. IUD tembaga yang tidak mengandung hormon
    Contohnya: IUD Andalan TCu 380A postpartum dengan 380 mm2 permukaan tembaga
  5. Kondom yang terbuat dari lateks dan juga tidak mengandung hormon
    Contohnya: Kondom Andalan, Kondom Sutra, Kondom Fiesta, dan Kondom Supreme.

Nah, menurut WHO (2019), pil KB laktasi, suntikan KB 3 bulanan, dan KB implan mencegah kehamilan dengan cara mencegah pelepasan sel telur dari indungnya serta menebalkan lendir di leher rahim agar sperma jadi lebih sulit masuk. IUD tembaga bekerja di dalam rahim dengan melepas ion-ion tembaga yang aman bagi tubuh, namun bersifat toksik bagi sperma. Sementara itu, kondom mencegah kehamilan dengan menjadi benteng yang menahan sperma agar tidak masuk ke vagina, berenang ke rahim, dan bertemu dengan sel telur.

Dari kelima alat kontrasepsi untuk ibu menyusui tadi, semuanya aman untuk dilanjutkan meskipun penggunanya sudah berhenti menyusui. Soalnya, perbedaan antara kontrasepsi untuk ibu menyusui dengan kontrasepsi untuk perempuan yang tidak menyusui hanya terletak pada kandungan hormonnya. Kontrasepsi untuk ibu menyusui tidak mengandung hormon estrogen (Pranajaya & Rudiyanti, 2017), sehingga biasanya hanya mengandung hormon progesteron saja atau tidak mengandung hormon sama sekali. Sementara itu, kontrasepsi untuk perempuan yang tidak menyusui boleh mengandung kombinasi hormon estrogen dan progesteron, mengandung hormon progesteron saja, atau tidak mengandung hormon sama sekali. Jadi, tidak masalah jika kontrasepsi untuk ibu menyusui mau tetap dipakai terus setelah selesai menyusui, ya. Yang penting, masa perlindungannya memang belum berakhir. Kalau masa perlindungan kontrasepsi sudah berakhir namun kamu masih ingin menunda kehamilan, kontrasepsi tersebut perlu diperpanjang lagi.

Baca Juga: Kontrasepsi untuk Ibu Menyusui, Salah Satu Trik Mempertahankan Romansa Setelah Punya Anak

Selain itu, kalau kamu masih memiliki pertanyaan, kamu juga bisa menghubungi Halo DKT melalui layanan bebas pulsa 0800-1-326459 atau Whatsapp dengan mengklik tautan ini pada hari Senin hingga Jumat pukul 08.00 – 17.00 WIB. Segala informasi yang disampaikan serta identitas kamu akan dijamin kerahasiaannya.

artikel lainnya