Bebas Panik dengan Kontrasepsi Darurat, Begini Pemakaiannya

Kontrasepsi Darurat

Ketika berbicara mengenai pencegahan kehamilan, ada saja hal-hal yang bisa terjadi di luar rencana. Situasi-situasi darurat membutuhkan penanganan khusus, sebab apabila tidak segera ditangani bisa berujung pada kehamilan yang tidak diinginkan (KTD). Organisasi kesehatan dunia, WHO (2018), mendeskripsikan beberapa contoh situasi darurat, seperti:

  • Ketika kontrasepsi tidak digunakan atau terlupakan
  • Ketika terjadi pelecehan seksual pada perempuan dan korban tidak terlindungi oleh metode kontrasepsi
  • Ketika terdapat kekhawatiran mengenai adanya kegagalan kontrasepsi.

Baca Juga: 6 Hoax yang Sering Anda Dengar Mengenai Kontrasepsi Darurat

Kekhawatiran mengenai potensi kegagalan kontrasepsi yang dimaksud mencakup situasi-situasi sebagai berikut:

  • Kondom tiba-tiba lepas, bocor, robek
  • Kondom digunakan dengan cara yang salah
  • Lupa minum pil KB kombinasi hingga 3 kali berturut-turut
  • Terlambat minum pil KB progesteron / pil mini selama >3 jam, hingga mengakibatkan jeda waktu 27 jam antara waktu meminum pil terakhir dengan pil yang baru diminum
  • Terlambat minum pil yang mengandung desogestrel (0,75 mg) selama >12 jam, hingga mengakibatkan jeda waktu 36 jam antara waktu meminum pil terakhir dengan pil yang baru diminum
  • Terlambat suntik KB progesteron norethisterone enanthate (NET-EN) selama >2 minggu
  • Terlambat suntik KB progesteron depot-medroxyprogesterone acetate (DMPA) selama >4 minggu
  • Terlambat suntik KB kombinasi selama >7 hari / 1 minggu
  • Diafragma yang digunakan pada mulut rahim bergeser, rusak, robek, atau dikeluarkan terlalu dini
  • Berusaha melakukan metode withdrawal (penis ejakulasi di luar vagina) namun gagal / terlanjur ejakulasi di dalam vagina
  • Kegagalan penggunaan spermisida
  • Salah menghitung hari kesuburan saat menggunakan metode kontrasepsi kalender
  • IUD terlepas keluar

Apabila salah satu situasi di atas terjadi pada Anda, maka Anda bisa menggunakan kontrasepsi darurat atau juga dikenal sebagai postpil / morning after pill untuk mencegah kehamilan. Postpil bekerja dengan mengeluarkan hormon progesteron untuk menunda pelepasan sel telur agar tidak terjadi pembuahan oleh sperma. Postpil dengan kandungan 0,75 mg Levonorgestrel (hormon progesteron), misalnya seperti Andalan postpil, langsung diminum sebanyak dua butir sekaligus. Postpil harus dikonsumsi dalam kurun waktu maksimal 120 jam (5 hari) sejak berhubungan seks tanpa pengaman. Semakin cepat dikonsumsi, semakin efektif kinerja postpil.

Jangka Waktu Konsumsi Efektivitas Tingkat Kehamilan Sumber
72 jam setelah hubungan seks 87%-90% 0,8% Rodrigues, Grou, & Joly;2001
72-120 jam setelah hubungan seks 72%-87% 1,8%

Baca Juga: Mencegah Kehamilan dengan Kontrasepsi: 6 Metode KB Modern dan Masa Perlindungannya

Meskipun demikian, perlu digaris-bawahi bahwa kontrasepsi darurat bukan merupakan pil aborsi. Jika kehamilan sudah terjadi terlebih dahulu, mengonsumsi postpil tidak akan bisa membatalkannya. Kalau Anda mencurigai terjadinya kehamilan, pastikan dengan membeli alat tes kehamilan atau dengan berkonsultasi ke dokter / bidan. Apabila memang terjadi kehamilan yang tidak direncanakan (KTD), konsultasikan mengenai tindakan yang sebaiknya diambil di klinik atau rumah sakit. Tetap tenang dan ingat bahwa Anda tidak sendiri. Ada banyak pihak yang bisa memberikan dukungan pada Anda.
Pada akhirnya yang terpenting adalah tetap berkepala dingin dalam menghadapi situasi-situasi yang tidak terprediksi. Kontrasepsi darurat memegang peranan besar dalam menjadi alternatif solusi, namun bukan satu-satunya jalan keluar. Jika Anda masih bingung atau ingin melalukan konsultasi mengenai permasalahan yang sedang dialami, Anda juga bisa menghubungi Halo DKT melalui layanan bebas pulsa 0800-1-326459 atau Whatsapp ke 0811-1-326459 dengan mengklik tautan ini pada hari Senin hingga Jumat pukul 08.00 – 17.00 WIB.  Segala informasi yang disampaikan akan dijamin kerahasiaannya.

artikel lainnya