Waspada: Sering Diare, Bisa Jadi Gejala HIV

gejala hiv

Cara membedakan gejala HIV diare dengan diare biasa.

Ketika bicara tentang gejala HIV atau Human immunodeficiency virus, diare adalah salah satu yang menjadi gejala spesifik dari penyakit yang disebabkan oleh virus. Mengapa? Karena virus penyebab HIV menyerang sistem kekebalan tubuh secara progresif. Alhasil orang yang terinfeksi virus ini sangat berisiko mengalami infeksi berulang, termasuk infeksi pada saluran pencernaan. Adapun kondisi diare pada orang yang terinfeksi HIV, bisa jadi berupa gejala awal atau sebagai efek samping pengobatan antiretroviral (ARV). Sebagai gejala awal HIV, bagaimanakah membedakannya dengan diare biasa?

Baca Juga: Kenali Gejala HIV Sesuai Stadiumnya

Sebelum membahas secara detail apa yang membedakan keduanya, pertama kita harus paham betul mengapa orang yang terinfeksi HIV mudah sekali mengalami diare. Pada diare biasa, penyebab utamanya lebih kepada faktor tidak higienisnya makanan atau minuman yang dikonsumsi. Tapi pada gejala awal HIV, diare bisa terjadi karena sistem pencernaan terinfeksi oleh bakteri, virus maupun jamur.

Adapun bakteri disebut sebagai penyebab paling sering terjadinya diare pada orang yang terinfeksi HIV. Bakteri yang menjadi penyebab diare pada orang yang terinfeksi HIV adalah cytomegalovirus (CMV), microsporidia, cryptosporidium, mycobacterium avium-intracellulare (MAC) dan giardia lamblia.

Karena sistem kekebalan tubuh yang melemah, alhasil ketika orang yang terinfeksi HIV juga terinfeksi bakteri-bakteri tersebut maka diare menjadi hal yang sulit untuk dihindari. Menurut penelitian, setidaknya ada 80% orang yang terinfeksi HIV mengalami diare sebagai gejala awal mereka. Jika tidak segera diatasi, diare bisa berakibat fatal bagi pengidap HIV.

Ini bedanya gejala HIV diare dengan diare biasa.

Untuk membedakan diare sebagai gejala awal HIV dengan diare biasa, amati beberapa hal berikut ini:

  • Diare terjadi lebih dari 14 hari dan dalam sebulan bisa berulang 2-3 kali. Biasanya diare berbentuk cairan tanpa ampas.
  • Karena intensitas diare yang sangat tinggi dalam sehari, maka pada rentang waktu tertentu diare bisa bercampur dengan darah. Hal ini disebabkan terjadinya iritasi atau bahkan luka pada area rektum dan dubur.
  • Diare disertai dengan demam tinggi. Jika diare yang disebabkan karena kontaminasi pada makanan atau minuman yang kita konsumsi, biasanya tanpa disertai demam. Tapi karena gejala HIV diare disebabkan oleh infeksi virus, bakteri, atau jamur maka tubuh akan meresponnya dengan menaikkan suhu tubuh. Ini adalah cara tubuh untuk mencegah terjadinya penyebaran infeksi.
  • Berat badan turun secara drastis. Karena gejala HIV diare biasanya terjadi pada rentang waktu yang lama maka dapat dipastikan cairan yang keluar dari tubuh sangat banyak. Inilah yang kemudian membuat berat badan turun drastis. Tak hanya itu, cairan tubuh yang keluar dalam jumlah banyak tersebut juga berisiko menyebabkan terjadinya dehidrasi. Apa saja tanda dari dehidrasi? Pusing dan merasa sangat lelah serta lemas. Jika terus dibiarkan bisa mengganggu penyerapan nutrisi serta vitamin ke dalam tubuh sehingga bisa berujung pada malnutrisi atau bahkan kondisi yang fatal seperti hilang kesadaran karena dehidrasi hebat.

Maka segeralah memeriksakan diri ke dokter jika mengalami diare tanpa henti lebih dari seminggu. Untuk mendeteksi ada tidaknya virus penyebab HIV sejak awal sehingga penanganannya bisa optimal.

Baca Juga: Kenali Periode Jendela, Sudah Tertular HIV tapi Belum Bergejala

Kalau kamu ingin bertanya lebih detail tentang apa saja gejala HIV yang harus diantisipasi, langsung saja konsultasi ke HALO DKT melalui layanan bebas pulsa 0800-1-326459 atau Whatsapp ke 0811-1-326459 atau klik link berikut https://bit.ly/halodktwhatsapp. Jangan kuatir, semua informasi yang kamu sampaikan akan dijamin kerahasiaannya.

artikel lainnya