Yuk Pahami Bagaimana Obesitas Meningkatkan risiko Disfungsi Ereksi

risiko-disfungsi-ereksi

Kegemukan dan obesitas meningkatkan risiko disfungsi ereksi dalam beberapa cara, baik fisik maupun psikis.

Setuju bahwa tiap bentuk tubuh itu unik, dan tiap orang berhak bahagia bagaimanapun bentuk tubuhnya. Namun tak bisa dipungkiri bahwa bentuk tubuh tak melulu soal estetik, melainkan juga terkait dengan kesehatan. Bagi laki-laki, kegemukan atau obesitas meningkatkan risiko disfungsi ereksi hingga 30-90%. Dan sebaliknya, penelitian juga menemukan bahwa laki-laki yang mengalami disfungsi ereksi (DE) cenderung memiliki berat badan (BB) berlebih, dengan lingkar pinggang yang lebih besar ketimbang mereka yang tidak mengalami DE.

Baca Juga: Pilihan Makanan yang Membantu Atasi Disfungsi Ereksi

Tiga Cara Obesitas Meningkatkan Risiko Disfungsi Ereksi

Obesitas meningkatkan risiko disfungsi ereksi dalam beberapa cara, baik fisik maupun psikis. Berikut ini penjelasannya.

  1. Menurunkan kadar testosteron
    Obesitas berkaitan erat dengan rendahnya kadar testosteron, karena lemak memetabolisme testosterone menjadi estroge. Padahal, testosteron berperan besar dalam fungsi seksual laki-laki. Rendahnya kadar testosteron akhirnya bisa menurunkan libido dan dorongan seksual laki-laki. Tak hanya itu, kadar testosteron rendah juga bisa mengganggu produksi sperma sehingga kesuburan ikut terganggu.
  2. Menimbulkan aterosklerosis
    Orang dengan obesitas cenderung memiliki aterosklerosis atau ‘pengerakan’ pada pembuluh darah. Aterosklerosis membuat pembuluh darah jadi lebih sempit, sehingga aliran darah kurang lancar. Nah, hal ini ternyata tak hanya berbahaya bagi jantung, tapi juga bagi penis. Penis jadi lebih sulit untuk mencapai dan mempertahankan ereksi. Ini salah satu alasan mengapa obesitas meningkatkan risiko disfungsi ereksi.
  3. Mempengaruhi kesehatan mental
    Ini tak kalah penting. Bagi sebagian orang, kegemukan atau obesitas bisa menimbulkan rasa minder atau rendah diri, membuat seseorang merasa memiliki citra diri yang buruk, bahkan hingga mengganggu kesehatan mental. Ini bisa memicu kondisi yang disebut “impotensi psikologis”. Jadi impotensi atau disfungsi ereksi yang terjadi bukan akibat kondisi fisik, melainkan mental. Menurut penelitian dari Universitas Cambridge, Inggris, sekitar 20% laki-laki mengalami impotensi psikologis pada suatu titik dalam hidup mereka.

Tiap orang memiliki kondisi dan bentuk tubuh berbeda. Memang ada orang yang cenderung lebih gemuk, dan hal ini tak seharusnya membuat kita berkecil hati. Seperti kata Christina Aguilera: You are beautiful no matter what they say. Hanya saja, jangan lengah dan abai dengan kesehatanmu ya. Tak ada salahnya kok melakukan medical check-up rutin setahun sekali, agar kamu lebih paham dengan kesehatanmu sendiri. ini berlaku juga untuk yang tidak obes ya.

Memang obesitas meningkatkan risiko disfungsi ereksi, tapi tentu masih banyak hal lain yang bisa memicu DE. Bila kamu merasa bahwa fungsi ereksi kamu mulai terganggu, segeralah berkonsultasi ke dokter. Dokter biasanya akan memintamu untuk memperbaiki pola hidup. Dokter mungkin juga memberi resep sildenafil sitrat misalnya TOPGRA, untuk membantu mengatasi DE. Obat ini perlu diminum 1 sampai 4 jam sebelum berhubungan seks. Ingat, pembelian dan pemakaian obat ini harus dengan resep dokter ya. Jangan sembarangan membelinya di toko obat pinggir jalan, yang tidak terjamin keaslian dan keamanannya.

Baca Juga: Bisakah Disfungsi Ereksi Sembuh Sendiri?

Kamu juga bisa berkonsultasi ke Halo DKT seputar masalah seksual, dengan menghubungi Halo DKT di nomor WhatsApp 0811-1-326459, atau melalui link: https://bit.ly/halodktwhatsapp, pada hari Senin hingga Jumat pukul 09.00 – 16.30 WIB. Jangan khawatir karena segala informasi yang kamu sampaikan bersifat rahasia.

artikel lainnya