Tanda Kamu Kecanduan Masturbasi

kecanduan masturbasi

Masturbasi dianggap sebagai aktivitas seksual yang sehat dan menyenangkan, tetapi apakah bisa menyebabkan kecanduan, dan apa tanda kecanduan masturbasi?

Stimulasi diri sendiri atau masturbasi merupakan bagian dari seksualitas manusia sebagai cara alami untuk mendapatkan kesenangan, mengeksplorasi teknik seksual, dan memuaskan hasrat atau dorongan seksual.

Seberapa sering seseorang melakukan masturbasi dapat sangat berbeda pada setiap orang. Hanya karena seseorang lebih sering melakukannya, tidak berarti ia kecanduan. Apakah istilah kecanduan masturbasi ini istilah yang tepat?

Baca Juga: Adiksi Masturbasi, Apa Saja Indikasinya?

Bisakah seseorang kecanduan masturbasi?

Istilah “kecanduan” biasanya sering dialamatkan pada orang yang melakukan sesuatu terus menerus. Misalnya “kecanduan” Netflix karena menonton setiap hari, “kecanduan” cokelat karena makan terus.

Tetapi secara medis, kecanduan bukanlah seperti itu. Kecanduan melibatkan prosed dan kondisi otak yang sangat kompleks, ditandai dengan ketidakmampuan untuk berhenti menggunakan suatu zat atau terlibat dalam suatu perilaku terlepas dari konsekuensi negatif yang ditimbulkannya.

Ada anggapan kalau masturbasi bisa menyebabkan kecanduan karena selama prosesnya otak melepaskan bahan kimia yang membuat rileks dan nikmat, seperti kecanduan zat dan perilaku adiktif lainnya.

Sudah banyak penelitian menemukan bahwa pada orang dengan perilaku hiperseksual, ternyata memiliki perubahan otak yang sama seperti orang yang mengalami kecanduan zat.

Namun dalam Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders (DSM-5), kecanduan masturbasi tidak diakui sebagai kondisi kesehatan mental. Hal ini juga berlaku untuk kategori perilaku terkait seksual lainnya, seperti kecanduan seks dan kecanduan pornografi.

Sebaliknya, masturbasi sering disebut sebagai perilaku seksual kompulsif dan kadang-kadang dikelompokkan dengan gangguan hiperseksualitas atau perilaku seksual di luar kendali.

Meskipun kecanduan masturbasi tidak dikenali dalam DSM-5, namun pelakunya dapat mengalami perasaan malu, dan berdampak pada masalah sosial atau hubungan. Ini dapat sangat mempengaruhi kehidupan.

Tanda Kecanduan Masturbasi

Masturbasi memiliki beberapa manfaat kesehatan. Mulai dari menghilangkan stres, membantu tidur lebih nyenyak, meningkatkan suasana hati yang positif, dan membantu seseorang mempelajari respons dan kebutuhan seksual.

Menurut survei International Society of Sexual Medicine, pada pria berusia 18 hingga 59 tahun, frekuensi masturbasi berkisar antara sekali seminggu hingga beberapa kali dalam sebulan. Sekitar 20% pria melaporkan masturbasi dua hingga tiga kali seminggu, dan kurang dari 20% melakukan masturbasi lebih dari empat kali seminggu. Wanita melaporkan masturbasi seminggu sekali atau kurang.

Jika kamu melakukan masturbasi lebih dari ini, belum tentu juga ada masalah kecanduan. Tanda-tanda kecanduan masturbasi yang umum dilaporkan adalah:

  • Masturbasi begitu sering sehingga mengganggu aspek lain dari kehidupan pribadi atau profesional seseorang.
  • Tidak bisa menahan diri sampai di rumah untuk masturbasi, sehingga melakukannya di mana saja, bahkan tempat yang tidak pantas.
  • Selalu melakukan masturbasi jika stres atau mengalami ketidaknyamanan emosional.
  • Masturbasi sampai menyebabkan iritasi genital atau gejala cedera lainnya.
  • Kesulitan mencapai orgasme dengan pasangan karena hilangnya sensitivitas alat kelamin
  • Merasa sangat bersalah atau malu setelah masturbasi
  • Ketidakmampuan untuk mengurangi atau menghentikan masturbasi meskipun sangat ingin berhenti.

Jika masturbasi sudah berlebihan bahkan obsesif, ini adalah indikasi kecanduan masturbasi dan saatnya menemui terapis seksual.

Apa kemungkinan penyebab kecanduan masturbasi?

Masturbasi berlebihan terkadang dapat terjadi pada orang dengan kondisi kesehatan tertentu seperti penyakit Parkinson, penyakit Alzheimer, gangguan bipolar, dan gangguan obsesif-kompulsif (OCD).

Beberapa obat seperti metamfetamin, kokain, dan obat resep tertentu untuk penyakit Parkinson juga dapat menyebabkan memicu keinginan masturbasi. Faktor lain yang mungkin menyebabkan masturbasi kompulsif adalah riwayat pelecehan seksual atau fisik, ada riwayat keluarga kecanduan perilaku, hidup dengan aturan budaya atau agama yang ketat, serta kemudahan akses ke pornografi.

Meskipun kecanduan masturbasi, sebenarnya tidak ada efek samping negatif yang berbahaya. Hanya saja, seseorang bisa menjadi tertekan secara emosi, mengalami masalah sosial, kesulitan hubungan intim dengan pasangan, dan masalah kesehatan pada organ genitalnya.

Baca Juga: Atasi Gangguan Cemas karena Masturbasi‎

Kamu salah satu yang mengalami hal ini? Jangan ragu berkonsultasi ke Halo DKT dengan menghubungi nomor Whatsapp Halo DKT 0811-1-326459 dan juga link bit.ly/halodktwhatsapp.

artikel lainnya