Cegah Stunting dengan Ber-KB

Cegah stunting dengan KB

Ber-KB bukan hanya perkara mengatur jumlah anak tapi juga menghasilkan anak yang berkualitas.

Sering sekali ketika membicarakan tentang Keluarga Berencana atau KB, yang terlintas di kepala adalah mengatur jumlah anak. Persepsi ini tidak salah, hanya saja tidak sepenuhnya benar juga. Karena menjadi peserta KB atau akseptor juga bagian dari menghasilkan anak-anak Indonesia yang bebas stunting.

Baca Juga: Agar Tidak Lupa Minum Pil KB, Ini Tujuh Tipsnya

Stunting, ketika anak gagal tumbuh.

Apa itu stunting? Stunting adalah kondisi gagal pertumbuhan pada anak, tidak hanya secara fisik yang ditandai dengan tubuh lebih pendek dibanding dengan anak seumurannya tapi juga perkembangan otak yang tidak optimal karena kekurangan gizi dalam waktu lama. Angka stunting di Indonesia masih sangat tinggi yaitu mencapai 27,67% pada 2019. Angka tersebut menurut standar WHO sangat berbahaya karena WHO mensyaratkan angka prevalensi stunting kurang dari 20%.

Lantas apa kaitannya KB dengan stunting? Menurut Ketua Umum Pengurus Pusat Ikatan Bidan Indonesia (PP IBI), Dr. Emi Nurjasmi, M.Kes., faktor tingginya stunting di Indonesia salah satunya adalah karena jarak antar kehamilan yang terlalu dekat. Adapun Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) menyebutkan, jarak antar kehamilan yang ideal adalah 2-3 tahun. Jika kurang dari 2 tahun maka bisa berdampak buruk bagi kesehatan ibu dan anak.

Salah satu dampak secara nutrisi pada jarak kehamilan yang dekat adalah kesempatan untuk memberikan ASI eksklusif pada anak menjadi rendah. Padahal memberikan ASI eksklusif menjadi langkah awal dalam menyelamatkan anak dari risiko terjadinya stunting. ASI eksklusif adalah sumber makanan terbaik untuk bayi, karena kaya akan nutrisi mikro dan makro yang dapat mengoptimalkan fungsi kognitif anak. Tak hanya itu, bayi yang mendapatkan ASI eksklusif memiliki imun tubuh yang lebih kuat. Pada anak yang jarang mengalami sakit, maka stimulasi tumbuh kembangnya bisa berjalan sesuai usia.

Peran KB dalam mencegah terjadinya stunting.

Jika dibaca dari pemaparan di atas maka pesan terkuatnya adalah pentingnya merencanakan kehamilan demi terhindar dari segala risiko akibat jarak kehamilan yang terlalu dekat. Sedangkan KB bertujuan untuk mengatur kehamilan pasangan usia subur, termasuk diantaranya adalah mengatur jarak kehamilan. Intervensi yang dilakukan KB dalam merencanakan kehamilan adalah dengan menggunakan kontrasepsi.

Adapun metode kontrasepsi yang efektif mencegah kehamilan adalah kontrasepsi modern dengan jenis yang beragam, mulai dari kondom, pil, suntik, IUD, sampai implan. Untuk memilih KB yang tepat, kamu dan suami harus berkonsultasi kepada dokter kandungan agar kontrasepsi yang dipilih sesuai kebutuhan kamu dan suami.

Dengan mengatur jarak kehamilan maka sebenarnya kamu dan suami juga telah memberikan kesempatan bagi tubuh ibu untuk memulihkan diri pasca melahirkan. Jadi membuat tubuh ibu kembali sehat sambil memastikan kecukupan gizi anak. Ini mengapa ber-KB adalah kontribusi pasangan suami-istri dalam menghasilkan generasi penerus Indonesia yang berkualitas.

Baca Juga: Sehabis Pasang KB Susuk Tak Boleh Kerja Berat, Betulkah?

Kamu bisa langsung berkonsutasi ke Halo DKT dengan menghubungi nomer Whatsapp Halo DKT 0811-1-326459 atau melalui link berikut: https://bit.ly/halodktwhatsapp pada hari Senin hingga Jumat pukul 08.00 – 17.00 WIB. Tak perlu ragu untuk bertanya atau berkonsultasi, sebab segala informasi yang kamu sampaikan akan dijamin kerahasiaannya.

artikel lainnya