Seks adalah pengalaman yang seharusnya nikmat dan menyenangkan. Sayangnya, dyspareunia alias nyeri saat berhubungan seks cukup banyak dialami orang. Sebanyak 30% perempuan dan 5% laki-laki merasakannya (Herbenick, Schick, et al., 2015). Mengingat bahwa membicarakan seks dianggap tabu dalam banyak budaya, diprediksi bahwa jumlah orang yang merasa nyeri ketika berhubungan seks sebenarnya lebih banyak lagi, namun sebagian besar tidak pernah melaporkannya.
Ada banyak kemungkinan mengapa hubungan seks bisa terasa sakit. Berikut lima di antaranya.
Baca Juga: Rutin Berhubungan Seks Membuat Awet Muda, Benarkah?
- Kurang pemanasan alias ‘foreplay’
Bercinta butuh waktu. Bila Anda dan pasangan Anda terlalu terburu-buru, belum tentu tubuh sudah siap untuk saling menyambut. Tubuh membutuhkan pemanasan terlebih dahulu, entah melalui ciuman yang membangkitkan gairah, gombalan maut, atau permainan erotis seperti Karna Sutra yang akan membuat pasangan Anda ketagihan. - Kurang pelumas
Idealnya, tubuh Anda dan pasangan mengeluarkan cairan ‘pelumas’ sendiri. Penis mengeluarkan cairan pra-ejalukasi, sementara vagina mengeluarkan lendir dari rahim. Keduanya basah serta licin, sehingga bisa mengurangi gesekan antara penis dan vagina ketika penetrasi terjadi. Akan tetapi, masalahnya terkadang organ reproduksi bisa kurang basah, entah karena hasrat seksual yang rendah, kadar hormon yang kurang seimbang, atau efek samping dari penggunaan obat-obatan tertentu (Dweck & Westen, 2017). Anda dan pasangan Anda mungkin membutuhkan pelumas tambahan. Tak perlu khawatir, sebab ada banyak produk pelumas berbahan alami yang aman digunakan ketika berhubungan seks, misalnya Fiesta Intimate Lubricant dengan tiga varian, yaitu Natural, Aloe Vera, dan Strawberry. - Hubungan seks dilakukan atas dasar paksaan
Seks akan jadi sulit dinikmati bila tidak dilakukan secara konsensual, atas dasar mau sama mau. Oleh karena itu, jangan memaksa pasangan bila ia sedang lelah atau tidak ingin berhubungan seks. Selain akan terasa menyakitkan, ini juga merupakan bentuk kekerasan seksual. - Organ reproduksi memiliki kondisi fisik tertentu
Pada penis yang tidak disunat, phimosis atau kondisi kulit kulup yang terlalu ketat bisa membuat hubungan seks terasa menyakitkan bagi laki-laki (Goonewardene, Pietrzak, dan Albala, 2019). Bagi perempuan, nyeri saat berhubungan seks juga dialami oleh penderita vaginismus, suatu kondisi yang menyebabkan otot-otot di sekitar vagina menutup dengan ketat, sehingga penis jadi sulit masuk dan bila masih bisa masuk, hubungan seks terasa menyakitkan. Vaginismus juga menyebabkan perempuan jadi merasa takut dan cemas terhadap hubungan seks (Pacik & Geletta, 2017). Untuk mengatasi phimosis dan vaginismus, Anda perlu berkonsultasi dengan dokter. - Terdapat infeksi
Infeksi menular seksual (IMS) seperti chlamydia dan gonorrhea bisa membuat hubungan seks terasa menyakitkan (Dweck & Westen, 2017). Apabila terlambat ditangani, IMS juga bisa menyebabkan berbagai gangguan kesuburan. Oleh karena itu, Anda sebaiknya segera memeriksakan diri ke fasilitas pelayanan kesehatan terdekat apabila mencurigai adanya IMS. Sebagai langkah pencegahan, gunakan kondom secara tepat dan konsisten.
Baca Juga: 5 Trik Memakai Kondom Tanpa Mengganggu Momen Bercinta
Itulah beberapa kemungkinan penyebab hubungan seks terasa sakit. Selain itu, jika Anda masih memiliki pertanyaan atau ingin berkonsultasi lebih lanjut, Anda bisa menghubungi Halo DKT melalui layanan bebas pulsa 0800-1-326459 atau Whatsapp ke 0811-1-326459 dengan mengklik tautan ini pada hari Senin hingga Jumat pukul 08.00 – 17.00 WIB. Segala informasi yang disampaikan akan dijamin kerahasiaannya.