Menstruasi Tidak Teratur Pasca Terjangkit COVID-19, Apakah Normal?

menstruasi

Meski telah sembuh dari COVID-19, tubuh terkadang tidak langsung kembali seperti kondisi semula. Sebanyak 51,3% penyintas COVID-19 masih merasa mudah lelah rata-rata 2 bulan setelah pertama kali terkena gejala (Carfi, Bernabei & Landi, 2020). Bagi sejumlah orang, siklus menstruasi juga terpengaruh walaupun badan sudah pulih. Masalah menstruasi tidak teratur ini tentunya bisa menimbulkan kekhawatiran tersendiri bagi perempuan. Apakah perubahan pola menstruasi pasca terjangkit COVID-19 merupakan sesuatu yang normal?

COVID-19 merupakan penyakit yang bisa mempengaruhi berbagai organ tubuh, termasuk organ-organ reproduksi. Baik indung telur, rahim, maupun vagina bisa turut terkena dampak negatif dari COVID-19, khususnya melalui kehadiran enzim yang disebut dengan ACE 2. Efeknya bisa berupa ketidakseimbangan hormon estrogen dan progesteron yang memicu gangguan kesuburan serta gangguan menstruasi (Jing, Yan, Run-Qian, et al., 2020; Sharp, Fraser, Sawyer, et al., 2021). Jadi, menstruasi tidak teratur bisa saja terjadi akibat COVID-19.

Baca Juga: Menoragia atau Menstruasi Lama, Apakah Berbahaya?

Masalah menstruasi tidak teratur yang dialami perempuan dengan COVID-19 berbeda-beda. Sebanyak 28% perempuan yang terinfeksi COVID-19 mengalami perubahan siklus menstruasi, sementara 25% mengalami perubahan volume menstruasi (Li, Chen, Hou, et al., 2021). Pada perempuan yang menderita COVID-19, mayoritas siklus menstruasinya cenderung menjadi lebih panjang, bahkan bisa lebih dari 37 hari dalam kasus-kasus COVID-19 yang tergolong parah (Li et al., 2021). Durasi menstruasi juga bisa mengalami perubahan. Sebanyak 1 dari setiap 5 perempuan yang mengalami COVID-19 merasakan durasi menstruasi seminggu lebih panjang daripada biasanya, walaupun ada juga sebagian kecil perempuan yang durasi menstruasinya justru memendek. Sementara itu, dari segi volume menstruasi, temuan penelitian bervariasi. Ada sejumlah perempuan yang volume menstruasinya jadi lebih banyak akibat COVID-19, ada juga yang malah berkurang (Li, Chen, Hou, et al., 2021; Davis et al., 2020).

Pertanyaannya, bagaimana jika menstruasi tidak teratur meskipun sudah sembuh dari COVID-19? Hal ini bisa saja terjadi dan merupakan hal yang normal. Pasalnya, siklus menstruasi juga bisa dipengaruhi oleh stres psikologis, pertambahan atau penurunan berat badan yang drastis, serta derajat keparahan dari penyakit COVID-19 yang sudah dilalui (Sharp, Fraser, Sawyer, et al., 2021). COVID-19 bisa saja memicu stres dan mengubah pola makan, sehingga hormon pun jadi kurang seimbang. Tubuh mungkin butuh waktu lebih lama untuk kembali menyesuaikan kondisi hormon.

Meskipun demikian, perempuan penyintas COVID-19 tetap disarankan untuk melakukan pemeriksaan kesehatan reproduksi pasca pemulihan (Jing, Yan, Run-Qian, et al., 2020). Dengan begitu, bila memang ada masalah, dokter bisa segera membantu memberikan penanganan yang tepat. Tak hanya bagi perempuan penyintas COVID-19, pemeriksaan kesehatan reproduksi juga bisa dilakukan oleh siapapun yang mengalami masalah menstruasi tidak teratur di tengah pandemi.

Baca Juga: Bikin Enggak Nyaman, Ini Penyebab Diare Saat Menstruasi!

Demikianlah penjelasan singkat mengenai menstruasi tidak teratur pasca terjangkit COVID-19. Kesimpulannya, walaupun hal ini merupakan sesuatu yang wajar di tengah berbagai kondisi di masa pandemi yang mungkin memicu perubahan hormon, tetap tidak ada salahnya berkonsultasi dengan para pakar di bidang kesehatan reproduksi. Selain itu, kalau kamu masih punya pertanyaan lebih lanjut mengenai topik ini, kamu juga bisa menghubungi Halo DKT melalui layanan bebas pulsa 0800-1-326459 atau Whatsapp ke 0811-1-326459 dengan mengklik tautan ini pada hari Senin hingga Jumat pukul 09.00 – 16.30 WIB. Tak perlu ragu untuk berkonsultasi, sebab segala informasi yang kamu sampaikan akan dijamin kerahasiaannya.

artikel lainnya