Normalkah Keputihan Pada Remaja?

normalkah-keputihan-pada-remaja

Ketika remaja putri memasuki masa pubertas, ada sejumlah perubahan pada tubuhnya. Termasuk mengalami keputihan. Hal ini sepenuhnya normal.

Seiring dengan perubahan fisik, misalnya postur semakin tinggi atau payudara mulai tumbuh, seorang remaja mungkin menyadari keluarnya cairan dari vagina alias keputihan. Kondisi ini terkadang membuat remaja khawatir.

Adalah normal dan sehat bagi tubuh remaja putri untuk mengeluarkan cairan bening atau putih dari vagina. Lendir diproduksi secara normal dari serviks. Jadi, tak perlu cemas lagi ya.

Baca Juga: Kenali Tanda Keputihan Tidak Normal dari Warna Cairan Vagina

Keputihan yang normal

Keputihan yang sehat bervariasi sepanjang siklus menstruasi, dan mungkin sedikit berwarna coklat menjelang akhir periode haid, tetapi keputihannya tidak memiliki bau atau warna yang kuat.

Setiap perubahan dalam jumlah, warna atau bau keputihan – atau adanya gejala lain seperti gatal, nyeri atau pendarahan yang tidak terduga – dapat mengindikasikan infeksi vagina (vaginitis) dan harus segera diperiksa oleh dokter.

Vaginitis mengacu pada peradangan atau infeksi pada vagina. Ini adalah masalah umum yang dialami perempuan dari segala usia.

Penyebab keputihan yang tidak normal

Memang ada sejumlah faktor dapat menyebabkan keputihan yang tidak normal, yang tersering adalah infeksi yang mengganggu keseimbangan alami flora dan bakteri di vagina.

Selain terganggunya keseimbangan di vagina, penyebab lain termasuk:

  • Terpapar zat kimia di produk semprotan atau krim
  • Pakaian dalam yang ketat dan tidak menyerap keringat
  • Kondisi kesehatan secara umum pada remaja
  • Perubahan hormonal atau kebiasaan menjaga kebersihan personal
  • Terpapar kuman atau bakteri dari pasangan seksual
  • Jenis-jenis keputihan yang tidak normal

Kita bisa mengidentifikasi penyebab keputihan yang tidak normal berdasarkan warna, konsistensi, dan bau keputihan. Namun, penting untuk tidak mendiagnosis sendiri dan mengobati sendiri.

Kamu perlu tahu bahwa ada lebih dari satu jenis infeksi yang terjadi di vagina pada satu waktu, terkadang tanpa gejala dan banyak dari kondisi tersebut memiliki gejala yang sama.

Remaja putri yang mengalami keputihan abnormal harus diperiksa dan mendapat pengobatan oleh dokter.

Berikut adalah jenis-jenis keputihan yang tak normal pada remaja:

  1. Keputihan yang encer atau cairan berwarna putih dengan rasa gatal yang hebat
    Keputihan kental, putih, seperti keju cottage yang encer, dan biasanya tidak berbau, mungkin merupakan gejala infeksi candida vagina atau dikenal sebagai infeksi jamur.
    Infeksi jamur sangat umum dan dapat menyebabkan gatal dan kemerahan pada vulva dan vagina.

    Infeksi ini disebabkan oleh gangguan keseimbangan bakteri sehat dan ragi yang ada di vagina. Misalnya, kamu mengonsumsi antibiotik untuk mengobati infeksi di bagian lain tubuhnya, namun tetap dapat mempengaruhi bakteri di vagina. Ketika jamur tumbuh berlebihan, terjadilah infeksi.

  2. Keputihan berwarna abu-abu atau putih dengan bau amis
    Keputihan yang encer dan seperti susu, atau abu-abu dan berat, dan berbau amis, mungkin merupakan gejala vaginosis bakteri.

    Infeksi ini disebabkan oleh bakteri, bukan jamur, dan terjadi ketika spesies tertentu dari bakteri normal vagina tumbuh di luar kendali dan memicu peradangan.

  3. Cairan keputihan berbusa, berwarna hijau atau kuning
    Cairan keputihan yang seperti berbusa, berbau apek, dan kuning kehijauan, mungkin merupakan gejala trikomoniasis. Salah satu infeksi menular seksual (IMS) yang paling umum. Trikomoniasis disebabkan oleh parasit bersel satu yang disebut trichomonas vaginalis dan menyebar melalui hubungan seks tanpa kondom dengan pasangan yang terinfeksi.
  4. Keputihan yang tidak normal dengan perdarahan atau nyeri
    Meningkatnya cairan keputihan serta nyeri panggul, nyeri saat buang air kecil atau pendarahan diantara periode haid, mungkin gejala klamidia atau gonore.

    Jika tidak diobati, gonore dan klamidia dapat menyebabkan penyakit radang panggul, infeksi serius yang dapat meningkatkan risiko susah hamil.

  5. Keputihan yang tidak normal dengan kutil atau lecet di sekitar alat kelamin
    Keputihan yang tidak normal, disertai dengan rasa sakit, lesi atau luka kecil di daerah vagina, mungkin merupakan gejala dari vaginitis virus. Dua virus penyebab yang paling umum adalah virus herpes simpleks (HSV) dan human papillomavirus (HPV). Lendir keputihan banyak dengan rasa gatal dan terbakar.

    Dalam beberapa kasus, terjadinya keputihan disertai gatal dan terbakar bisa terjadi tanpa adanya infeksi. Ini disebut vaginitis tidak menular.

    Paling sering, vaginitis tidak menular disebabkan oleh reaksi alergi, atau iritasi akibat memakai semprotan vagina, douching, atau produk spermisida.

Baca Juga: Kamu Berisiko Keputihan Jika Punya Tiga Kondisi Berikut!

Jika seorang remaja mengalami gejala-gejala keputihan tidak normal, sebaiknya periksakan ke dokter untuk mendapat penanganan yang tepat.

Jangan dibiarkan berlarut-larut sehingga kondisinya bertambah parah. Untuk berkonsultasi dengan dokter seputar topik ini, kamu bisa menghubungi Halo DKT di nomor 0811-1-326459 atau klik link berikut https://bit.ly/halodktwhatsapp.

artikel lainnya