5 Strategi Menjaga Kesehatan Reproduksi Sambil Mencegah Penularan Virus Corona

Dengan maraknya penyebaran virus COVID-19, pemerintah mensosialisasikan konsep social distancing, di mana masyarakat diimbau untuk menjaga jarak dari orang lain serta melakukan berbagai aktivitas dari rumah. Strategi ini sangat berguna untuk mencegah penularan. Akan tetapi, belum banyak yang membahas mengenai potensi penularan di antara pasangan. Padahal, dengan ataupun tanpa Corona, kebutuhan akan romansa sekaligus menjaga kesehatan reproduksi tetap ada. Lantas bagaimana strategi pencegahan penularan Corona dalam kehidupan seksual? Berikut poin-poin pentingnya.

Baca Juga: Sulit Mengakses Kontrasepsi? Ini Solusi Mencegah Kehamilan di Tengah Wabah Corona

  1. Pasangan yang serumah dan tidak menunjukkan gejala bisa tetap berhubungan seks.
    Risiko penularan tidak akan jauh berbeda dengan ataupun tanpa seks jika Anda dan pasangan memang tinggal serumah dan berbagi lingkungan yang sama (BBC, 2020). Meskipun begitu, jangan lupa untuk tetap rajin berganti baju, mandi, dan mencuci tangan dengan sabun jika baru keluar dari rumah.
  2. Menghindari aktivitas seksual berisiko dengan orang baru.
    Meskipun seseorang tidak menunjukkan gejala, mereka tetap bisa menjadi carrier (penghantar) virus Corona. COVID-19 tidak menular melalui seks vaginal, namun bisa menular melalui air liur saat berciuman, seks oral, rimming, dan seks anal apabila Anda terkena feses dari seseorang yang positif COVID-19 (New York City Health Department, 2020). Pemakaian kondom bisa mengurangi kemungkinan kontak dengan air liur atau feses sekaligus menjaga kesehatan reproduksi dengan mencegah infeksi menular seksual (IMS), tetapi tidak bisa menjamin Anda tidak akan terkena Corona. Virus juga bisa masuk ke tubuh setelah Anda menyentuh permukaan yang terkontaminasi (The Guardian, 2020), misalnya seprai, pakaian, atau tubuh pasangan.
  3. Mengisolasi diri jika terlanjur kontak dengan orang yang kemudian bergejala Corona.
    Jika sudah berciuman atau berhubungan seks dengan seseorang dan orang tersebut kemudian mengalami batuk kering atau demam, pastikan bahwa Anda mengisolasi diri (BBC, 2020). Tidak perlu ke rumah sakit, sebab infeksi COVID-19 bisa membaik sendiri. Akan tetapi, tetaplah berada di rumah selama minimal 2 minggu agar Anda tidak menjadi carrier yang menularkan virus ke orang lain, khususnya kelompok rentan seperti lansia, anak-anak, dan orang dengan kekebalan tubuh yang rendah. Selain itu, jika ternyata Anda cuma terkena flu biasa, Anda bisa benar-benar terkena Corona apabila mengunjungi rumah sakit yang penuh pasien serta orang-orang di ruang tunggu yang bisa saja merupakan carrier. Manfaatkan pelayanan rumah sakit hanya jika Anda sudah sakit parah.
  4. Memberitahu pasangan apabila Anda tiba-tiba menunjukkan gejala
    Apabila Anda berciuman atau berhubungan seks, kemudian Anda mengalami gejala Corona, jadilah seseorang yang bertanggung jawab. Artinya, selain melakukan isolasi diri, beritahu pasangan Anda. Bukan untuk membuat panik, namun agar pasangan Anda lebih siap mengenai kemungkinan bahwa ia bisa terkena Corona atau sedang menjadi carrier. Dengan demikian pasangan Anda pun bisa lebih berhati-hati ketika berinteraksi dengan orang lain.
  5. Mencari alternatif kegiatan seksual yang lebih ama
    Alih-alih menambah risiko terkena Corona dengan bertemu secara langsung, Anda masih bisa melakukan sexting, memanfaatkan fitur video call, membaca sastra erotika dewasa, atau melakukan masturbasi. Menurut panduan Departemen Kesehatan New York (2020), masturbasi merupakan opsi paling aman selama pandemik Corona. Jangan lupa mencuci tangan dan sex toys dengan air dan sabun.

Baca Juga: Sulit Mengakses Kontrasepsi? Ini Solusi Mencegah Kehamilan di Tengah Wabah Corona

Itulah beberapa strategi yang bisa Anda gunakan agar seks tetap berlangsung di tengah wabah Corona tanpa membahayakan paru-paru dan kesehatan reproduksi Anda. Jika Anda memiliki pertanyaan, Anda bisa berkonsultasi ke Halo DKT melalui layanan bebas pulsa 0800-1-326459 atau Whatsapp ke 0811-1-326459 dengan mengklik tautan ini pada hari Senin-Jumat pukul 08.00–17.00 WIB. Semua yang disampaikan akan dijamin kerahasiaannya.

4 Alasan Pentingnya Memahami Kesehatan Seksual Reproduksi di Era Modern

Kesehatan seksual dan reproduksi serta hak-hak yang menyertainya merupakan sesuatu yang sangat penting di era modern. Siapapun yang aktif secara seksual wajib memahaminya. Berikut beberapa alasan mengapa pengetahuan mengenai topik ini dibutuhkan di masa kini.

Baca Juga: Selain Ejakulasi Dini, Ini Tiga Masalah Ejakulasi pada Pria

  1. Orang bisa mengakses informasi yang salah mengenai kesehatan reproduksi dari internet
    Dengan perkembangan internet, orang lebih mudah mendapatkan informasi untuk mengedukasi diri. Masalahnya, informasi dari internet sulit dijamin akurasinya. Misalnya, jika yang dijadikan sarana belajar kesehatan reproduksi adalah video porno. Orang awam yang menonton porno seringkali tidak mengetahui bahwa aktor dan aktris di balik layar harus memberikan persetujuan (consent), melakukan tes untuk memastikan bahwa mereka bebas infeksi menular seksual (IMS), dan memakai kontrasepsi terlebih dahulu. Hal ini bisa menyebabkan munculnya ekspektasi yang tidak realistis mengenai hubungan seksual, ketidaktahuan bahwa seks tanpa kontrasepsi bisa menyebabkan kehamilan yang tidak direncana (KTD), penyebaran IMS, serta normalisasi budaya pemerkosaan (rape culture).

  2. Kemajuan teknologi memperluas kemungkinan menjalin relasi seksual dengan siapa saja
    Dengan teknologi, batas-batas geografis seolah buyar. Sebagai contoh, sekarang Anda bisa mengencani siapapun di manapun hanya dengan menggunakan situs kencan online. Akan tetapi, bukan berarti pilihan ini bebas risiko. Sebuah penelitian yang dilakukan terhadap 19 jejaring sosial dan situs kencan menemukan bahwa wilayah yang didominasi dengan pengguna beberapa situs kencan tertentu memiliki angka IMS yang lebih tinggi daripada yang lainnya (Enomoto, Noor, & Widner, 2017). Artinya, risiko penularan IMS tidak bergantung dari penggunaan situs kencan itu sendiri, namun dari seberapa bijak mereka memilih situs kencan. Setiap situs kencan punya target pasar yang berbeda. Ada yang menargetkan orang-orang yang mencari hubungan serius, ada yang tidak. Kalaupun Anda hanya ingin hubungan casual, pastikan dulu bahwa situs kencan yang Anda gunakan memang menarik orang-orang yang mempraktekkan seks aman, agar risiko terkena IMS seperti klamidia, gonorrhoea, dan HIV/AIDS lebih rendah.

  3. Modus pelecehan seksual semakin banyak dan bervariasi
    Di era modern, ada semakin banyak modus pelecehan seksual. Sebut saja revenge porn, yaitu tindakan menyebarkan foto/video porno mantan pacar tanpa izin setelah putus (McGlynn, Rackley & Houghton, 2017). Selain itu, pelecehan seksual online lainnya misalnya memaksa pasangan berpose mesum saat video call atau memberi komentar tidak senonoh di jejaring sosial. Untuk bisa mencegah dan menyikapi kasus-kasus ini, Anda butuh pengetahuan yang memadai mengenai hak kesehatan seksual dan reproduksi.

  4. Pemahaman mengenai apa yang dianggap sebagai hak sudah berkembang. Jika Anda melanggar hak orang lain, Anda bisa dikenakan tuntutan hukum.
    Jika dulu tindakan memanggil perempuan di pinggir jalan merupakan hal yang dianggap normal, sekarang Anda bisa dianggap melakukan catcalling, suatu bentuk pelecehan seksual. Kalau sebelumnya suami-istri saling memukul adalah percekcokan rumah tangga yang dianggap biasa, sekarang tindakan ini dikategorikan sebagai kekerasan dalam rumah tangga (KDRT). Mendesak dilakukannya hubungan seks adalah pemerkosaan, meskipun dilakukan di antara sesama pacar atau pasangan suami istri. Dari contoh-contoh tersebut, bisa dilihat bahwa kesadaran mengenai Hak Kesehatan Seksual dan Reproduksi sudah mulai menjadi norma. Oleh karena itu Anda pun perlu menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan yang ada.

Baca Juga: 5 Strategi Menjaga Kesehatan Reproduksi Sambil Mencegah Penularan Virus Corona

Dari keempat poin tadi, bisa disimpulkan bahwa pemahaman mengenai kesehatan seksual dan reproduksi sangat diperlukan di era modern. Untuk itu, sudah saatnya Anda mempelajarinya dengan lebih lanjut. Jika Anda masih memiliki pertanyaan, hubungi layanan bebas pulsa 0800-1-326459 atau Whatsapp ke  https://wa.me/628111326459 pada hari Senin hingga Jumat pukul 08.00–17.00 WIB. Anda bisa berkonsultasi dengan bebas, sebab segala informasi yang disampaikan terjamin kerahasiaannya.