Kenali Periode Jendela, Sudah Tertular HIV tapi Belum Bergejala

Waktu berperan penting dalam melakukan tes HIV. Ada istilah periode jendela (window period), yakni tahapan ketika kita sudah tertular HIV (human immunodeficiency virus) tapi belum terdeteksi dalam darah.

Segera setelah seseorang tertular HIV, virus ini mulai berkembang biak di dalam tubuh. Sistem kekebalan orang tersebut kemudian bereaksi terhadap antigen (bagian dari virus) dengan memproduksi antibodi.

Baca Juga: Ketahui 7 Siklus Hidup HIV dalam Tubuh Manusia

Waktu antara paparan HIV dan saat terdeteksi dalam darah disebut periode jendela HIV.

Kebanyakan orang mengembangkan antibodi HIV yang terdeteksi dalam waktu 23 hingga 90 hari setelah penularan.

Jika seseorang melakukan tes HIV selama periode jendela, kemungkinan mereka akan menerima hasil negatif. Namun, mereka tetap dapat menularkan virus ke orang lain selama waktu ini.

Mengulang tes

Jika seseorang merasa bahwa mereka mungkin telah terpapar HIV tapi hasil tesnya negatif selama waktu tersebut, mereka harus mengulangi tes tersebut dalam beberapa bulan untuk memastikan (waktunya tergantung pada tes yang digunakan).

Dan selama itu, mereka perlu menggunakan kondom atau metode penghalang lainnya saat berhubungan seksual untuk mencegah kemungkinan penyebaran HIV.

Apa yang harus dilakukan

Seseorang yang dites negatif selama periode jendela bisa melakukan pengobatan profilaksis pasca pajanan (PEP). Ini adalah obat yang diminum setelah terpapar untuk mencegah tertular HIV.

PEP perlu diambil sesegera mungkin setelah paparan; itu harus diambil selambat-lambatnya 72 jam setelah paparan tetapi idealnya sebelum itu.

Cara lain untuk mencegah tertular HIV adalah pre-exposure prophylaxis (PrPP).

Kombinasi obat HIV yang diminum sebelum risiko paparan terhadap HIV, PrPP dapat menurunkan risiko tertular atau menularkan HIV bila diminum secara konsisten.

Gejala awal

Beberapa minggu pertama setelah seseorang tertular HIV disebut tahap infeksi akut.

Selama waktu ini, virus berkembang biak dengan cepat. Sistem kekebalan lalu merespons dengan memproduksi antibodi HIV.

Selama tahap ini, sebagian orang tidak mengalami gejala apa pun. Namun, banyak orang mengalami gejala pada bulan pertama atau lebih setelah tertular virus, tetapi tidak sadar bahwa penyebabnya adalah HIV.

Ini karena gejala stadium akut bisa sangat mirip dengan flu atau virus musiman lainnya, seperti demam, menggigil, kelenjar getah bening bengkak, tenggorokan sakit, hingga sakit kepala.

Baca Juga: Berapa Lama HIV Baru Menunjukkan Gejala?

Bergejala atau tidak, selama periode ini viral load mereka sangat tinggi. Viral load adalah jumlah HIV yang ditemukan dalam aliran darah.

Viral load yang tinggi berarti bahwa HIV dapat dengan mudah menular ke orang lain.

Masih punya pertanyaan seputar HIV/AIDS? Kamu bisa berkonsultasi ke Halo DKT, dengan menghubungi Halo DKT di nomor WhatsApp 0811-1-326459, atau melalui link: https://bit.ly/halodktwhatsapp, pada hari Senin hingga Jumat pukul 09.00 – 16.30 WIB. Jangan khawatir karena segala informasi yang kamu sampaikan bersifat rahasia.