KB yang Aman Untuk yang Obesitas

Perempuan dengan obesitas sebaiknya memilih KB yang tidak mengandung estrogen.

Mengapa sebelum menentukan pilihan KB mana yang akan digunakan, kamu sangat dianjurkan berkonsultasi terlebih dahulu ke dokter kandungan atau bidan? Alasan utamanya adalah untuk memastikan tubuh kamu akan bereaksi baik terhadap zat yang ada di dalam kontrasepsi. Dan ketika bicara tentang kesiapan tubuh, maka termasuk di dalamnya adalah mengukur berat badan ibu. Apa kaitannya berat badan dengan pilihan KB?

Baca Juga: Yuk Pahami Bagaimana Obesitas Meningkatkan risiko Disfungsi Ereksi

Mungkin tidak banyak yang tahu kalau ternyata obesitas bisa mengacaukan kerja KB yang kemudian menurunkan efektivitas KB. Mengapa bisa begini? Orang dengan obesitas memiliki metabolisme tubuh yang buruk dan Jaringan lemak yang berlebihan ini membuat hormon terperangkap. Tidak hanya hormon alami yang ada dalam tubuh tapi juga hormon yang ada pada KB. Pasti sudah tahu apa kelanjutan dari situasi tersebut adalah kinerja KB jadi merosot.

Sebenarnya bagaimanakah mengukur apakah kamu termasuk obesitas atau tidak? Adalah dengan menghitung Indeks Massa Tubuh (IMT) yang caranya adalah membagi berat badan dalam kilogram dengan tinggi badan dalam meter kuadrat. Untuk perempuan dengan hasil hitungan IMT 25-30 maka kategorinya adalah orang dengan kelebihan berat badan. Jika hasil hitungan IMT kamu di atas 30 maka masuk kategori obesitas.

Meski lemak di tubuh yang berlebihan bisa mengalahkan efektivitas kerja KB, apakah ini artinya perempuan gemuk tidak boleh ber-KB? Jawabannya adalah tentu boleh. Hanya saja yang perlu dipastikan adalah KB yang dipilih tidak mengandung estrogen. Karena tingginya lemak dalam tubuh bisa ‘menjebak’ hormon estrogen di dalam tubuh hingga kemudian bisa meningkatkan risiko seperti pembekuan darah, strok, serangan jantung, hingga hipertensi.

Adapun pilihan KB yang aman untuk perempuan obesitas adalah pil dan suntik. Tapi pastikan juga pil KB yang kamu pilih tidak mengandung estrogen karena bisa memicu terjadinya penyakit pembuluh darah dan jantung. Contohnya adalah mini pil atau pil KB yang hanya mengandung hormon progestin seperti Pil KB Andalan Laktasi. Meski namanya untuk ibu yang menyusui, pada prinsipnya mini pil tetap aman dipakai untuk perempuan obesitas karena tanpa kandungan hormon estrogen.

Selain KB hormonal, perempuan dengan obesitas bisa juga bisa memilih KB non hormonal seperti Intrauterine device atau KB spiral. Karena tidak mengandung hormon, metode KB ini sangat cocok untuk perempuan dengan obesitas. Hanya saja yang sedikit menjadi tantangan dari metode KB in untuk perempuan dengan obesitas adalah proses pemasangan IUD. Lagi-lagi penyebabnya adalah timbunan lemak pada area organ reproduksi yang membuat penemuan lokasi serviks jadi sedikit lebih sulit. Tapi jangan langsung putus asa karena dokter kandungan akan memasukkan IUD dengan panduan USG. Pada intinya pemasangan IUD pada perempuan yang obesitas tetap bisa dilakukan.

Intinya selalulah berkonsultasi ke dokter kandungan sebelum pemasangan KB. Sampaikanlah riwayat penyakit yang kamu alami agar dokter bisa memilihkan KB yang tidak hanya nyaman tapi juga meningkatkan kualitas hidup bersama pasangan.

Baca Juga: Obesitas dan Faktor Kesuburan Laki-laki, Adakah Kaitannya

Kamu bisa langsung berkonsutasi ke Halo DKT dengan menghubungi nomer Whatsapp Halo DKT 0811-1-326459 atau melalui link berikut: https://bit.ly/halodktwhatsapp pada hari Senin hingga Jumat pukul 08.00 – 17.00 WIB. Tak perlu ragu untuk bertanya atau berkonsultasi, sebab segala informasi yang kamu sampaikan akan dijamin kerahasiaannya.