Ingin Tes HIV? Pahami Dulu Jenis-jenisnya

Tes HIV kita butuhkan untuk mengetahui apakah kita terinfeksi atau tidak.

Tes HIV bisa dilakukan di klinik kesehatan seksual, rumah sakit rujukan, atau pun Puskesmas, ‎secara gratis. Nama tesnya adalah tes VCT (voluntary counselling and testing).‎

Baca Juga: Kenali Gejala HIV pada Anak

Orang yang aktif secara seksual dan melakukan hubungan seks beresiko (berganti pasangan ‎atau punya pasangan orang dengan HIV/AIDS, serta memakai narkoba jarum suntik, ‎disarankan melakukan tes ini setidaknya setahun sekali.‎

Pemeriksaan tersebut akan membantu kita mendapatkan pengobatan yang tepat, sekaligus ‎mencegah penularan HIV makin meluas. Walau penyakit ini belum ada obatnya, tetapi ‎dengan pengobatan yang tepat seseorang bisa mengendalikan virusnya dan hidup dengan ‎sehat.‎

Tes HIV menggunakan sampel darah karena virusnya paling banyak terdapat dalam darah. ‎Ada beberapa jenis tes HIV/AIDS:‎

  1. Tes asam nukleat (NATs)
    Tujuan tes ini adalah mengetahui viral load (jumlah virus HIV). Tes NATs bisa mendeteksi HIV lebih cepat dibanding jenis tes lainnya. Namun, tes ini relatif mahal dan biasanya tidak dipakai dalam screening.
  2. Tes antigen antibody
    Tes ini akan mencari antigen dan antibodi HIV. Antigen adalah zat pada virus HIV dan biasanya dapat dideteksi dalam darah beberapa minggu setelah kita terinfeksi. Sementara itu antibodi diproduksi oleh sistem kekebalan tubuh saat terpapar dan butuh waktu berminggu-minggu agar antibodi terdeteksi.
  3. Tes antibodi
    Tes ini bertujuan menemukan protein untuk menangkal penyakit. Nah, dalam hal HIV, antibodi khusus akan dihasilkan oleh tubuh jika kita memang terinfeksi.
  4. Tes Elisa
    Elisa merupakan akronim dari enzyme-linked immunosorbent assay. Tes ini termasuk dalam tes serologi untuk mendeteksi antibodi HIV-1 dan HIV-2. Jika hasil tes ini positif, biasanya dokter akan meminta dilakukan tes lanjutan yang lebih spesifik.

Bagaimana jika hasilnya positif? Hasil tes yang positif atau reaktif berarti kita memiliki ‎antibodi terhadap HIV yang artinya kita terinfeksi.

Karena tes VCT mewajibkan kita mengikuti konseling sebelumnya, seharusnya kita sudah ‎diberitahu apa yang harus dilakukan jika hasilnya positif dan bagaimana memperoleh ‎dukungan yang diperlukan.‎

Baca Juga: Pencegahan HIV-AIDS Dimulai Dari Mengubah Diri Sendiri!

Masih punya pertanyaan seputar HIV dan kesehatan reproduksi? Kamu ‎bisa langsung ‎‎berkonsultasi ke Halo DKT dengan menghubungi nomor Whatsapp Halo DKT ‎‎0811-1-326459 ‎‎atau melalui link berikut: https://bit.ly/halodktwhatsapp pada hari Senin ‎hingga Jumat pukul ‎‎‎09.00 – 16.30 WIB. Tak perlu ragu untuk bertanya atau berkonsultasi, ‎sebab segala ‎‎informasi yang kamu sampaikan akan dijamin kerahasiaannya.‎

Mengapa Kita Perlu Konseling Sebelum Tes HIV

Berbeda dengan penyakit lain, ketika kita akan melakukan tes HIV kita harus melakukan konseling ‎‎(VCT/voluntary counselling and testing).

VCT merupakan layanan yang diberikan rumah sakit atau puskesmas untuk tes HIV secara sukarela ‎yang disertai dengan pra-konseling dan pasca-konseling oleh petugas yang sudah terlatih.‎

Baca Juga: Metode KB Terbaik untuk Orang dengan HIV

Lewat layanan ini kita bisa mendapatkan dukungan moral dan juga informasi tentang perawatan ‎dan pengobatan. Jangan khawatir untuk melakukan konseling sebab kerahasiaan pasien akan ‎dijaga.

Layanan konseling sangat penting, sebab menerima hasil diagnosis HIV bukanlah hal yang mudah. ‎Berbeda dengan diagnosis kanker, di mana orang yang menderita kanker akan langsung didukung ‎secara moral oleh lingkungan, orang yang terjangkit HIV masih mendapat stigma.‎

Faktor stigma ini pula yang membuat orang takut mengikuti tes. Atau, setelah mengetahui positif ‎HIV tidak mau melanjutkan pengobatan karena tidak mau membuka diri.‎

Namun, jangan berkecil hati jika hasil tes HIV positif. Dengan rutin melakukan pengobatan kita bisa ‎tetap hidup dengan sehat dan produktif.

Agar tidak merasa sendirian, kita bisa bergabung dengan komunitas ODHA (orang dengan ‎HIV/AIDS) untuk mendapat dukungan. Mintalah informasi tentang komunitas ODHA di kota kamu ‎dari petugas klinik VCT.‎

Data Kementerian Kesehatan menunjukkan, tahun 2020 ada 41.987 infeksi baru HIV. Dari estimasi ‎‎543.100 orang dengan HIV, baru 78,7 persen yang sudah ditemukan. Dari jumlah itu, hanya 144.632 ‎atau 26,6 persen di antaranya yang dalam pengobatan. Capaian itu masih jauh dari target global 90 ‎persen.‎

Karena itu upaya menemukan kasus HIV baru untuk memutus rantai penularan sangat penting.

Untuk pencegahan, selain menggunakan kondom saat berhubungan seks, tidak berhubungan seks ‎dengan lebih dari satu orang, atau tidak memakai jarum suntik tidak steril pada pengguna narkoba ‎suntik, sangat penting dilakukan.‎

Baca Juga: Berapa Lama HIV Baru Menunjukkan Gejala?

Jika kamu masih ragu untuk melakukan tes HIV, tak ada salahnya berkonsultasi melalui Halo DKT di ‎nomor 0811-1-326459 atau klik ‎link berikut https://bit.ly/halodktwhatsapp. pada hari Senin ‎hingga ‎Jumat pukul ‎‎09.00 – 16.30 WIB. Tak perlu ragu untuk bertanya atau berkonsultasi, ‎sebab segala ‎‎informasi yang kamu sampaikan akan dijamin kerahasiaannya.‎