Haruskah Berhenti Memakai Kontrasepsi untuk Ibu Menyusui Bila ASI Sulit Keluar?

Salah satu pengalaman pasca melahirkan yang bisa membuat para ibu frustrasi adalah ketika ASI sulit keluar. Keinginan untuk memberikan asupan nutrisi terbaik bagi si Kecil sangat besar, namun entah kenapa tubuh seakan tak ingin diajak bekerja sama. Kalau sudah seperti ini, orangtua pun pusing mencari-cari akar masalahnya. Segalanya dilakukan, hingga berhenti memakai kontrasepsi untuk ibu menyusui. Betulkah bahwa kontrasepsi harus dihentikan bila ASI sulit keluar? Kenyataannya, ini merupakan langkah yang sama sekali tak perlu dilakukan. Berikut sekilas penjabarannya.

Baca Juga: Mempersiapkan ASI Eksklusif Bisa Sejak Kehamilan

  • Kontrasepsi untuk ibu menyusui tidak memengaruhi produksi ASI
    Kontrasepsi untuk ibu menyusui biasanya ada 2 macam, yaitu kontrasepsi hormonal yang hanya mengandung hormon progesteron saja dan kontrasepsi non-hormonal yang sama sekali tidak mengandung hormon. Kontrasepsi non-hormonal contohnya adalah kondom dan IUD tembaga, sementara kontrasepsi hormonal yang hanya mengandung hormon progesteron saja terdiri dari pil KB, suntikan KB 3 bulanan, dan KB implan. Penelitian menunjukkan bahwa kontrasepsi hormonal yang hanya mengandung progesteron aman bagi ibu serta tidak memengaruhi kemampuan menyusui maupun kondisi kesehatan bayi (Phillips, Tepper, et al. 2016). Jadi, bila kamu menggunakan pil Andalan Laktasi, KB Suntik Andalan 3 bulan, atau Implan Andalan, tak perlu menghentikan penggunaan kontrasepsi, sebab tidak ada kaitan antara pemakaian kontrasepsi dan ketidak-lancaran ASI.
  • Menghentikan kontrasepsi saat masih menyusui justru bisa menambah risiko bahaya
    Dalam kondisi postpartum, tubuh ibu masih sangat rentan dan butuh waktu untuk pulih dan fit kembali. Oleh karena itu, sebaiknya tidak langsung hamil lagi. Beri jarak waktu yang cukup antara kelahiran anak pertama dengan anak berikutnya: minimal 2 tahun (WHO), namun akan lebih optimal bila setidaknya 3-5 tahun (USAID). Menurut WHO (2018) mengatur jarak kelahiran bisa membantu mengurangi risiko angka kematian ibu dan bayi, mengurangi risiko gangguan kesehatan bagi ibu, serta mengurangi kemungkinan anak berikutnya lahir prematur, lahir dengan kondisi kesehatan yang kurang baik, dan lahir dengan berat badan yang rendah.

  • Ada banyak alternatif yang lebih baik untuk meningkatkan ASI
    Daripada menghentikan kontrasepsi yang masih dibutuhkan serta mengambil risiko gangguan kesehatan yang besar bagi ibu dan calon bayi berikutnya, lebih baik mencari alternatif yang berbeda untuk mengatasi mandeknya produksi ASI. Kamu bisa mengonsumsi Lactaboost, suplemen ASI Booster yang mengandung daun katuk alami. Soalnya, daun katuk kaya akan alkaloid dan sterol yang dapat meningkatkan produksi ASI (Rahmanisa & Aulianova, 2016). Setelah ASI mulai keluar lagi, usahakan untuk menyusui secara konsisten selama 20 menit, 6-8 kali sehari (Heon, Goulet, Garofalo, et al., 2016), sebab semakin teratur jadwal menyusui, produksi ASI biasanya akan semakin meningkat. Menyusui dari payudara kanan dan kiri secara bergantian juga bisa menambah produksi ASI dan kandungan lemak di dalamnya (Prime, Garbin, et al., 2012).

Baca Juga: Enam Jenis Kontrasepsi, Mana yang Kamu Minati?

Jadi, tak perlu berhenti memakai kontrasepsi untuk ibu menyusui bila ASI sulit keluar. Alih-alih panik dan mengambil keputusan secara tergesa-gesa, cobalah mempertimbangkan alternatif-alternatif yang lebih baik. Selain itu, jika kamu ingin berkonsultasi lebih lanjut, kamu pun bisa menghubungi Halo DKT melalui layanan bebas pulsa 0800-1-326459 atau Whatsapp ke 0811-1-326459 dengan mengklik tautan ini pada hari Senin hingga Jumat pukul 08.00 – 17.00 WIB. Segala informasi yang disampaikan akan dijamin kerahasiaannya.

Singkat dan Praktis, Begini Proses Suntik KB 3 Bulanan yang Ramah Ibu Menyusui

Salah satu metode kontrasepsi yang cukup populer di kalangan perempuan adalah suntikan KB. Cara kerjanya adalah dengan memanipulasi kadar hormon dalam tubuh untuk mencegah kehamilan. Tepatnya, dengan mencegah terjadinya ovulasi serta mempertebal lendir leher rahim agar sperma sulit masuk untuk membuahi sel telur (Hill, 2019). Suntikan KB juga sangat diminati karena punya varian yang bisa menjadi pilihan kontrasepsi untuk ibu menyusui.

Baca Juga: Aman Digunakan, Ini Pilihan Kontrasepsi Ramah ASI untuk Ibu Menyusui

Ada beberapa jenis suntikan KB yang tersedia di Indonesia, misalnya:

  • Suntikan KB Andalan 1 bulan berisi kombinasi progesteron dan estrogen, yaitu 50 mg Medroxyprogesterine Acetate dan 10 mg Estradiol Cypionate
  • Suntikan KB Harmonis 1 bulan, isinya juga merupakan kombinasi progesteron dan estrogen dengan 50 mg Medroxyprogesterine Acetate dan 10 mg Estradiol Cypionate
  • Suntikan KB Andalan 3 bulan yang hanya berisi progesteron saja, yakni 150 mg Medroxyprogesterone, tersedia dalam vial bervolume 1 ml dan 3 ml

Dari ketiga jenis tersebut, jenis suntikan KB yang merupakan kontrasepsi untuk ibu menyusui adalah yang ketiga, yaitu suntikan KB Andalan 3 bulan yang hanya berisi progesteron saja. Artinya, kontrasepsi tersebut tidak akan memengaruhi produksi dan kualitas ASI. Jadi, Anda tetap bisa nyaman memberikan asupan gizi untuk si buah hati tanpa perlu khawatir.

Prosedur suntik KB pada umumnya juga singkat dan praktis. Anda boleh meminta dokter atau bidan melaksanakan suntik KB kapanpun dalam siklus Anda, selama Anda yakin bahwa Anda sedang tidak hamil. Apabila Anda disuntik dalam 5 hari pertama siklus menstruasi, maka Anda akan langsung terlindungi dari kehamilan. Kalau Anda disuntik pada hari lain dalam siklus bulanan Anda, maka Anda akan membutuhkan alat kontrasepsi lain seperti kondom selama kurang lebih 7 hari jika ingin berhubungan seks (nhs.uk). Kemudian, perlindungan suntik KB mulai berlaku. Dengan suntik KB progesteron, manfaat perlindungan kontrasepsi untuk ibu menyusui bisa bertahan selama 3 bulan. Langkah-langkah suntik KB adalah sebagai berikut (SOP Tindakan Suntik KB 1 Bulan / 3 Bulan, UIN Alauddin Makassar, 2017):

  • Datang dan mendaftarkan diri ke puskesmas, klinik, atau rumah sakit
  • Berkonsultasi dengan dokter atau bidan Andalan mengenai riwayat kesehatan Anda serta metode kontrasepsi yang sesuai. Di sini akan diberikan penjelasan mengenai cara kerja kontrasepsi yang akan Anda gunakan, waktu perlindungannya, efek samping yang mungkin timbul, serta hal-hal terkait lainnya.
  • Apabila sudah diputuskan untuk melaksanakan suntik KB, dokter akan menjelaskan prosedurnya pada Anda dan keluarga atau pendamping Anda.
  • Tenaga medis terlatih akan membersihkan bagian tubuh yang hendak disuntik, yakni lengan atas atau pantat. Pembersihan dilakukan dengan kapas alkohol.
  • Tenaga medis akan memberi tahu Anda bahwa jarum yang digunakan baru dan steril.
  • Cairan disuntikkan.
  • Proses suntik KB selesai. Anda akan diberikan kartu akseptor dan diminta datang kembali sesuai dengan jadwal yang sudah ditentukan. Untuk ibu menyusui, jadwal suntik berikutnya biasanya 3 bulan kemudian.
  • Anda bisa segera melakukan pembayaran di kasir.

Baca Juga: Mencegah Kehamilan dengan Kontrasepsi: 6 Metode KB Modern dan Masa Perlindungannya

Mudah-mudahan dengan deskripsi singkat di atas Anda lebih memiliki gambaran mengenai langkah-langkah menggunakan suntik KB, kontrasepsi untuk ibu menyusui. Jika Anda masih bingung, memiliki pertanyaan, atau ingin berkonsultasi, Anda bisa menghubungi Halo DKT melalui layanan bebas pulsa 0800-1-326459 atau Whatsapp ke 0811-1-326459 pada hari Senin hingga Jumat pukul 08.00–17.00 WIB. Tidak perlu ragu, sebab segala informasi yang Anda sampaikan akan dijaga kerahasiaannya.

Aman Digunakan, Ini Pilihan Kontrasepsi Ramah ASI untuk Ibu Menyusui

Sesayang-sayangnya Anda dengan si buah hati, wajar saja jika Anda merasa tidak siap langsung segera punya anak lagi, apalagi jika Anda masih menyusui anak pertama. Selain itu, perencanaan kehamilan juga merupakan sesuatu yang baik dan sangat disarankan di bidang kesehatan. Alasannya, mencegah kehamilan berisiko, membatasi jumlah anak, dan / atau mengatur jarak kelahiran antar anak bisa memberikan manfaat-manfaat sebagai berikut (WHO, 2018).

  • Mengurangi risiko angka kematian dan gangguan kesehatan ibu dan bayi
  • Mengurangi kemungkinan anak yang berikutnya lahir prematur, lahir dengan kondisi kesehatan yang kurang baik, atau lahir dengan berat badan rendah
  • Memberikan orangtua kemungkinan untuk berinvestasi lebih besar pada anaknya

Baca Juga: Singkat dan Praktis, Begini Proses Suntik KB 3 Bulanan yang Ramah Ibu Menyusui

Oleh karena itu, dibutuhkan pengetahuan mengenai serangkaian pilihan kontrasepsi ramah ASI yang bisa digunakan untuk para ibu. Apa saja sih kontrasepsi yang bisa digunakan ketika sedang menyusui? Berikut beberapa di antaranya.

  • Kontrasepsi hormonal yang hanya mengandung progesteron, tanpa estrogen
    Penelitian menunjukkan bahwa menggunakan kontrasepsi hormonal yang hanya mengandung progesteron aman bagi ibu serta tidak memengaruhi kemampuannya dalam menyusui maupun kondisi kesehatan bayinya (Phillips, Tepper, et al. 2016). Contohnya adalah pil Andalan Laktasi, KB Suntik Andalan 3 bulan, dan implan progesteron.
    Pil Andalan Laktasi dapat mencegah pelepasan sel telur dan mengentalkan lendir leher rahim untuk mempersulit masuknya sperma. Isinya 28 butir pil yang masing-masing mengandung 0,5 mg Linestrenol (hormon progesteron).  Agar efektif, pil harus diminum secara disiplin setiap hari pada jam yang sama. Terlambat atau lupa minum pil akan menambah risiko terjadinya kehamilan.
    Seperti pil laktasi, suntikan KB progesteron juga mencegah kehamilan dengan cara serupa. Bedanya, hormon dimasukkan melalui jarum suntik. Suntik KB progesteron biasanya dilakukan setiap 3 bulan sekali. Contoh suntikan KB progesteron misalnya Andalan Medroxyprogesterone 50 mg / 1 mL.
    Selain itu, masih ada KB implan atau KB susuk. Masa perlindungan implan ialah hingga 4 tahun. Contoh implan yang digunakan di Indonesia misalnya implan Andalan berbatang dua yang mengandung 75 mg Levonorgestrel / batang.

  • Kontrasepsi Non-Hormonal
    Selain pil, suntikan, dan implan progesteron, alat-alat kontrasepsi non-hormonal juga bisa digunakan dengan aman oleh ibu menyusui (Holder & Lynne, 2015). Contoh alat kontrasepsi non-hormonal misalnya kondom dan IUD tembaga. Kondom berfungsi dengan mencegah pertemuan sperma dengan sel telur, sementara IUD tembaga melepas ion-ion untuk mengganggu sperma. IUD bisa memberikan perlindungan selama 3 hingga 10 tahun, tergantung pada jenisnya. Kondom hanya bisa digunakan untuk sekali pakai. Berbeda dengan kondom yang bisa dibeli dengan bebas, untuk memasang IUD Anda harus berkonsultasi dengan bidan atau dokter terlebih dahulu.

  • Memberi ASI secara eksklusif selama 6 bulan
    Aktivitas menyusui sendiri merupakan sejenis kontrasepsi alami dari dalam tubuh perempuan. Akan tetapi, agar bisa efektif menjadi metode kontrasepsi, kegiatan menyusui harus memenuhi kriteria berikut, yaitu: (1) ASI diberikan secara eksklusif minimal setiap 4 jam di pagi hingga sore hari dan setiap 6 jam di malam hari serta bayi tidak mengonsumsi apapun selain ASI. (2) Bayi berusia di bawah 6 bulan. (3) Belum terjadi menstruasi (Marcin, 2017; Healthline.com). Apabila salah satu dari ketiga kriteria ini tidak terpenuhi, Anda harus menggunakan alat kontrasepsi modern.

Baca Juga: Bisakah Hamil Saat Memakai Kontrasepsi?

Demikianlah penjabaran mengenai kontrasepsi yang ramah ibu menyusui. Mudah-mudahan Anda bisa lebih bijak mempertimbangkan penggunaan kontrasepsi yang tepat. Untuk informasi lebih lanjut, hubungi HaloDKT melalui layanan bebas pulsa 0800-1-326459 atau https://wa.me/628111326459 pada hari Senin hingga Jumat pukul 08.00 – 17.00 WIB.   Segala hal yang Anda sampaikan dijamin kerahasiannya.