Produksi ASI Seret, Begini Tips Memilih ASI Booster!

MengASIhi atau memberikan ASI adalah perjuangan selanjutnya setelah seorang wanita berhasil melewati masa kehamilan dan melahirkan dengan penuh perjuangan. Produksi ASI tidak selalu lancar, bahkan ada banyak cerita di mana ASI tidak kunjung keluar meskipun sudah lewat seminggu sejak melahirkan.

Produksi ASI sangat tergantung dari banyak hal, mulai dari kondisi fisik ibu yang sehat, kondisi psikologis yang baik, asupan nutrisi yang cukup, dan dukungan dari orang terdekat. Produksi ASI naik dan turun adalah normal, selama kebutuhan bayi tercukupi, ditandai dengan kenaikan berat badan bayi.

Baca Juga: Mempersiapkan ASI Eksklusif Bisa Sejak Kehamilan

Suplementasi ASI atau ASI booster bisa menjadi salah satu cara membantu produksi ASI agar lancar. Namun, ASI booster ini tidak untuk menggantikan faktor yang menentukan keberhasilan mengASIhi lainnya. ASI booster bersifat membantu, agar produksi ASI tidak hanya bertambah, namun juga berkualitas. Ada banyak merek ASI booster yang bisa Mums gunakan, dan berikut ini hal-hal yang harus diperhatikan saat memilih ASI booster:

  1. Cek kandungan isinya

    Suplemen ASI yang dibuat dari bahan alami biasanya memiliki risiko efek samping yang lebih rendah sehingga lebih aman digunakan. Bahan alami pelancar ASI umumnya terbuat dari tanaman herbal yang mengandung galactogogue, bahan aktif yang dapat membantu meningkatkan dan memelihara produksi ASI. Contohnya daun katuk.

  2. Memiliki tambahan vitamin dan mineral

    Selain mengandung galactogogue dari bahan herbal, ASI booster akan semakin bermanfaat jika diberi tambahan multivitamin dan mineral. Misalnya vitamin C, vitamin D, dan vitamin B6, serta mineral penting lainnya.

  3. Mudah dan nyaman dikonsumsi

    Suplemen ASI booster bisa berupa pil, tablet, atau teh, ramuan, sirup, atau jamu. Dari sisi kepraktisan, suplemen ASI berupa tablet atau kapsul adalah yang paling mudah dikonsumsi.

Ketiga kriteria ASI booster yang baik tersebut ada di Lactaboost. Suplemen ASI ini mengandung daun katuk dan dilengkapi aneka vitamin. Lactaboost terbukti meningkatkan produksi ASI hingga 50,7%.

Baca Juga: Menjaga Kualitas ASI dengan Kontrasepsi untuk Ibu Menyusui, Begini Caranya

Jika ingin tahu lebih lengkap seputar ASI booster dan tips lancar mengASIhi, Kamu bisa langsung berkonsutasi ke Halo DKT dengan menghubungi nomer Whatsapp Halo DKT 0811-1-326459 atau melalui link berikut: https://bit.ly/halodktwhatsapp pada hari Senin hingga Jumat pukul 08.00 – 17.00 WIB. Tak perlu ragu untuk bertanya atau berkonsultasi, sebab segala informasi yang kamu sampaikan akan dijamin kerahasiaannya.

Haruskah Berhenti Memakai Kontrasepsi untuk Ibu Menyusui Bila ASI Sulit Keluar?

Salah satu pengalaman pasca melahirkan yang bisa membuat para ibu frustrasi adalah ketika ASI sulit keluar. Keinginan untuk memberikan asupan nutrisi terbaik bagi si Kecil sangat besar, namun entah kenapa tubuh seakan tak ingin diajak bekerja sama. Kalau sudah seperti ini, orangtua pun pusing mencari-cari akar masalahnya. Segalanya dilakukan, hingga berhenti memakai kontrasepsi untuk ibu menyusui. Betulkah bahwa kontrasepsi harus dihentikan bila ASI sulit keluar? Kenyataannya, ini merupakan langkah yang sama sekali tak perlu dilakukan. Berikut sekilas penjabarannya.

Baca Juga: Mempersiapkan ASI Eksklusif Bisa Sejak Kehamilan

  • Kontrasepsi untuk ibu menyusui tidak memengaruhi produksi ASI
    Kontrasepsi untuk ibu menyusui biasanya ada 2 macam, yaitu kontrasepsi hormonal yang hanya mengandung hormon progesteron saja dan kontrasepsi non-hormonal yang sama sekali tidak mengandung hormon. Kontrasepsi non-hormonal contohnya adalah kondom dan IUD tembaga, sementara kontrasepsi hormonal yang hanya mengandung hormon progesteron saja terdiri dari pil KB, suntikan KB 3 bulanan, dan KB implan. Penelitian menunjukkan bahwa kontrasepsi hormonal yang hanya mengandung progesteron aman bagi ibu serta tidak memengaruhi kemampuan menyusui maupun kondisi kesehatan bayi (Phillips, Tepper, et al. 2016). Jadi, bila kamu menggunakan pil Andalan Laktasi, KB Suntik Andalan 3 bulan, atau Implan Andalan, tak perlu menghentikan penggunaan kontrasepsi, sebab tidak ada kaitan antara pemakaian kontrasepsi dan ketidak-lancaran ASI.
  • Menghentikan kontrasepsi saat masih menyusui justru bisa menambah risiko bahaya
    Dalam kondisi postpartum, tubuh ibu masih sangat rentan dan butuh waktu untuk pulih dan fit kembali. Oleh karena itu, sebaiknya tidak langsung hamil lagi. Beri jarak waktu yang cukup antara kelahiran anak pertama dengan anak berikutnya: minimal 2 tahun (WHO), namun akan lebih optimal bila setidaknya 3-5 tahun (USAID). Menurut WHO (2018) mengatur jarak kelahiran bisa membantu mengurangi risiko angka kematian ibu dan bayi, mengurangi risiko gangguan kesehatan bagi ibu, serta mengurangi kemungkinan anak berikutnya lahir prematur, lahir dengan kondisi kesehatan yang kurang baik, dan lahir dengan berat badan yang rendah.

  • Ada banyak alternatif yang lebih baik untuk meningkatkan ASI
    Daripada menghentikan kontrasepsi yang masih dibutuhkan serta mengambil risiko gangguan kesehatan yang besar bagi ibu dan calon bayi berikutnya, lebih baik mencari alternatif yang berbeda untuk mengatasi mandeknya produksi ASI. Kamu bisa mengonsumsi Lactaboost, suplemen ASI Booster yang mengandung daun katuk alami. Soalnya, daun katuk kaya akan alkaloid dan sterol yang dapat meningkatkan produksi ASI (Rahmanisa & Aulianova, 2016). Setelah ASI mulai keluar lagi, usahakan untuk menyusui secara konsisten selama 20 menit, 6-8 kali sehari (Heon, Goulet, Garofalo, et al., 2016), sebab semakin teratur jadwal menyusui, produksi ASI biasanya akan semakin meningkat. Menyusui dari payudara kanan dan kiri secara bergantian juga bisa menambah produksi ASI dan kandungan lemak di dalamnya (Prime, Garbin, et al., 2012).

Baca Juga: Enam Jenis Kontrasepsi, Mana yang Kamu Minati?

Jadi, tak perlu berhenti memakai kontrasepsi untuk ibu menyusui bila ASI sulit keluar. Alih-alih panik dan mengambil keputusan secara tergesa-gesa, cobalah mempertimbangkan alternatif-alternatif yang lebih baik. Selain itu, jika kamu ingin berkonsultasi lebih lanjut, kamu pun bisa menghubungi Halo DKT melalui layanan bebas pulsa 0800-1-326459 atau Whatsapp ke 0811-1-326459 dengan mengklik tautan ini pada hari Senin hingga Jumat pukul 08.00 – 17.00 WIB. Segala informasi yang disampaikan akan dijamin kerahasiaannya.

Menjaga Kualitas ASI dengan Kontrasepsi untuk Ibu Menyusui, Begini Caranya

Setiap ibu pasti sudah tahu, ASI memiliki banyak sekali manfaat bagi si Kecil. Dibandingkan dengan bayi yang diberikan susu formula, bayi yang mengonsumsi ASI lebih jarang mengalami gangguan pernapasan, gangguan pencernaan, infeksi telinga, infeksi saluran kemih, obesitas, dan alergi (Regan, 2019). Para ibu seringkali khawatir bahwa penggunaan kontrasepsi bisa mengurangi produksi ASI dan menurunkan kualitasnya. Akibatnya, mereka batal berkontrasepsi. Padahal, selain pemberian ASI, mengatur jarak kelahiran antara seorang anak dengan anak berikutnya juga tak kalah penting. Jarak kelahiran minimal 24 bulan bisa mengurangi risiko kelahiran prematur, berat badan rendah, dan gangguan kesehatan lainnya bagi bayi dan ibunya (Bryant, Bauer, Muddana, et al., 2019). Inilah alasan mengapa penggunaan kontrasepsi untuk ibu menyusui justru sangat dianjurkan.

Baca Juga: Apakah Kontrasepsi untuk Ibu Menyusui Aman bagi Bayi?

Menjaga Kualitas ASI dengan Kontrasepsi untuk Ibu Menyusui, Begini Caranya

Salah satu alternatif metode KB yang dapat digunakan Ibu menyusui.

Kontrasepsi untuk ibu menyusui ada banyak jenisnya, mulai dari pil KB Andalan laktasi, suntikan KB 3 bulanan, KB implan, IUD tembaga, dan kondom. Meskipun wujudnya bervariasi, semuanya memiliki sebuah persamaan. Biasanya, alat kontrasepsi hormonal untuk ibu menyusui tidak mengandung hormon estrogen. Kalaupun ada yang mengandung hormon, hanya berupa hormon progesteron saja. Menurut penelitian, kontrasepsi yang hanya mengandung progesteron aman bagi ibu menyusui, tidak mengurangi jumlah serta kualitas ASI, serta tidak memicu gangguan kesehatan maupun hambatan perkembangan apapun bagi bayi (Phillips, Tepper, Kapp, et al., 2016). Beberapa jenis kontrasepsi untuk ibu menyusui yang populer di Indonesia misalnya: pil KB Andalan Laktasi, Suntikan KB Andalan 3 Bulan, dan Andalan Implan.

Di samping menggunakan kontrasepsi untuk ibu menyusui, ada beberapa cara lain untuk menjaga volume dan kualitas ASI, misalnya:

  • Lebih sering membiarkan kulit ibu bersentuhan secara langsung dengan kulit bayi. Caranya, bayi dibaringkan telungkup di dada ibu dengan kepala menghadap ke samping agar menempel di kulit ibu. Metode ini tak hanya mengurangi tingkat stres ibu, namun juga terbukti dapat meningkatkan produksi ASI (Coşkun, & Günay, 2020).
    Menjaga Kualitas ASI dengan Kontrasepsi untuk Ibu Menyusui, Begini Caranya

  • Memijat payudara (Rahayuningsih, Mudigdo & Murti, 2016). Pijatan bisa membuat ibu merasa tenang dan merangsang keluarnya hormon oksitosin alami dari dalam tubuh. Hal ini bisa mempercepat keluarnya ASI.
    Menjaga Kualitas ASI dengan Kontrasepsi untuk Ibu Menyusui, Begini Caranya

  • Mengonsumsi makanan dan minuman bernutrisi (Golan & Assaraf, 2020). Asupan nutrisi ibu bisa memengaruhi produksi ASI. Oleh karena itu, bila menginginkan bayi yang sehat, ibu juga harus mengonsumsi menu makanan sehari-hari yang sehat.
    Menjaga Kualitas ASI dengan Kontrasepsi untuk Ibu Menyusui, Begini Caranya

  • Mengonsumsi suplemen yang dapat mendukung produksi ASI, seperti suplemen daun katuk (Rahmanisa & Aulianova, 2016). Salah satu yang amat direkomendasikan adalah Lactaboost yang mengandung 250 mg ekstrak daun katuk dalam setiap tabletnya.

Baca Juga: 5 Solusi Mudah Memperlancar ASI Demi Keceriaan Si Buah Hati

Dengan mengkombinasikan keempat cara tadi dengan penggunaan kontrasepsi untuk ibu menyusui, mudah-mudahan kualitas ASI bisa tetap terjaga dengan baik. Selain itu, jika ingin berkonsultasi lebih lanjut, kamu bisa menghubungi Halo DKT melalui layanan bebas pulsa 0800-1-326459 atau Whatsapp ke 0811-1-326459 dengan mengklik tautan ini pada hari Senin hingga Jumat pukul 08.00 – 17.00 WIB. Segala informasi yang disampaikan akan dijamin kerahasiaannya.