Ini Lima Pilihan Metode KB untuk Ibu Menyusui

KB untuk ibu menyusui ada yang hormonal, ada pula yang non-hormonal. Sesuaikanlah dengan kondisi dan kenyamananmu.

Menyusui sambil tetap ber-KB? Bisa banget! Cukup banyak lho pilihan KB untuk ibu menyusui. Tak hanya non-hormonal, tapi juga yang hormonal. Ini juga saat yang tepat untuk mendorong suami lebih aktif berpartisipasi dalam KB, bila sebelumnya ia kurang terlibat.

Baca Juga: Ibu Menyusui bisa Menggunakan Pil KB Laktasi, lho! Apa Bedanya dengan Pil KB Biasa?

Memberi bayi ASI eksklusif selama 6 bulan sebenarnya memberi manfaat KB alami. Selama menyusui, hormon prolaktin menjadi sangat aktif. Nah, peningkatan kadar prolaktin membuat hormon-hormon lain jadi “hibernasi” alias ditekan produksinya. Alhasil tidak terjadi ovulasi, dan siklus menstruasi pun berhenti. Bagaimanapun juga, tetap ada kemungkinan terjadi ovulasi. Kehamilan pun bisa terjadi, bila sperma masuk saat kamu mengalami ovulasi.

Agar lebih ‘aman’, sebaiknya memang memakai kontrasepsi, sekalipun kamu memberi si Kecil ASI eksklusif. Ini beberapa metode KB untuk ibu menyusui yang bisa kamu pilih.

5 Pilihan KB untuk Ibu Menyusui

KB untuk ibu menyusui yang berbasis hormonal hanya mengandung satu jenis hormon yaitu progestin (progesteron sintetis). Kenapa? Karena progestin tidak akan memengaruhi produksi dan kualitas ASI, jadi aman dipakai saat menyusui. Bentuknya bisa bermacam-macam. Selain hormonal, ada juga pilihan non-hormonal. Berikut ini pemaparannya.

  1. Kondom
    KB untuk ibu menyusui tidak harus dilakukan oleh ibu sendiri. Doronglah suami untuk menggunakan kondom. Untuk para suami, tunjukkanlah bahwa kalian benar-benar peduli dan sayang dengan istri. Bayangkan istri sudah menyusui dan mengurus baby 24/7. Memakai kondom adalah salah satu bentuk dukungan yang paling sederhana untuk istri memberi ASI. Jangan dikira memakai kondom bisa mengurangi sensasi bercinta. Kondom sekarang sudah dibuat demikian tipis, misalnya Sutra. Ada pula sensasi tekstur dan aroma seperti Fiesta, atau kondom premium Supreme.

  2. IUD
    IUD atau AKDR (alat Kontrasepsi Dalam Rahim) adalah pilihan KB non-hormonal lainnya untuk ibu menyusui, selain kondom. Ini bisa kamu gunakan bila kamu menginginkan kontrasepsi jangka panjang, mengingat IUD bisa dipakai selama 5-10 tahun.

    Ada banyak pilihan IUD. Yang populer tentu saja copper T, misalnya IUD Andalan Tcu. Ada pula IUD Andalan Silverline, yang mengandung inti perak untuk mencegah fragmentasi tembaga dan memaksimalkan efek kontrasepsi. Ada pula IUD Andalan Postpartum dengan batang insersi panjang, sehingga mudah dipasang segera setelah persalinan, tanpa alat bantu.

  3. Pil Mini
    Bila sebelumnya kamu cocok minum pil KB, kamu bisa melanjutkan minum pil. Tapi pilnya berbeda ya. Untuk ibu menyusui, pil hanya mengandung progestin, sehingga disebut juga pil mini. Pil KB Andalan Laktasi terdiri dari 28 pil yang mengandung progestin (linestrenol) 0,5 mg.

  4. Suntik
    Malas minum pil? Kamu bisa memilih metode suntik, misalnya Andalan Suntikan KB 3 bulan. Ingat, pilih yang 3 bulan ya, karena suntik KB 1 bulan mengandung kombinasi progestin dan estrogen, dan tidak diperuntukkan bagi ibu menyusui.

  5. Implan (susuk)
    Bila kamu menginginkan metode KB hormonal jangka panjang, maka pilihannya adalah implan (susuk). Misalnya Sinoplant dari Andalan, yang efektif mencegah kehamilan selama 4 tahun. Implan terdiri dari 2 batang silikon yang berisi progestin (levonorgestrel). Waktu pemasangan susuk yang ideal yaitu 6 minggu setelah melahirkan. Sebelum kamu memasang susuk, hingga 7 hari setelah pemasangan, gunakanlah kondom sebagai proteksi.

Baca Juga: Pertama Kali Minum Pil KB, Begini Aturan Minumnya

Kamu bisa berkonsultasi lebih jauh soal Kb untuk ibu menyusui ke Halo DKT, dengan menghubungi Halo DKT di nomor WhatsApp 0811-1-326459, atau melalui link: https://bit.ly/halodktwhatsapp, pada hari Senin hingga Jumat pukul 09.00 – 16.30 WIB. Jangan khawatir karena segala informasi yang kamu sampaikan bersifat rahasia.

Apakah Kontrasepsi untuk Ibu Menyusui Aman bagi Bayi?

Mengatur jarak kelahiran antara anak pertama dengan anak berikutnya merupakan sesuatu yang sangat penting. Soalnya, jarak kelahiran yang terlalu dekat berisiko menyebabkan hambatan perkembangan serta kematian bayi (Molitoris, Barclay & Kolk, 2019; Dhingra & Pingali, 2021). Selain itu, perencanaan kehamilan yang matang juga akan memungkinkan orangtua untuk berinvestasi lebih besar pada tiap-tiap anak (WHO, 2018). Oleh karena itu, ibu yang memiliki bayi disarankan untuk menggunakan kontrasepsi untuk ibu menyusui agar bisa menunda kehamilan berikutnya hingga jarak yang ideal.

Baca Juga: Infeksi Menular Seksual Trikomoniasis Jarang Bergejala, tapi Berisiko bagi Kehamilan

    Kontrasepsi untuk ibu menyusui ada beberapa macam, yaitu sebagai berikut:

  • Kondom
  • Pil KB Laktasi
  • Suntikan KB 3 Bulanan
  • KB Implan
  • IUD Tembaga

Walaupun berbeda-beda, terdapat satu persamaan umum. Kontrasepsi untuk ibu menyusui biasanya tidak mengandung hormon estrogen. Sebagian hanya mengandung hormon progesteron saja, misalnya pil KB laktasi, suntikan KB 3 bulanan, dan KB implan. Sementara itu, sebagian lagi tidak mengandung hormon sama sekali, seperti kondom dan IUD tembaga.

Di kalangan awam, hal yang sering dikhawatirkan dari kontrasepsi untuk ibu menyusui adalah kandungan hormonnya. Padahal, sebenarnya hormon progesteron dalam pil KB, suntikan KB, dan KB implan sudah terbukti aman. Berdasarkan hasil penelitian, ibu yang menggunakan kontrasepsi dengan kandungan hormon progesteron saja bayinya tetap tumbuh dengan normal, tanpa gangguan kesehatan maupun hambatan apapun dari segi perkembangannya (Phillips, Tepper, Kapp, et al., 2016).

    Ingin mencoba kontrasepsi untuk ibu menyusui? Kamu dan pasanganmu bisa berkonsultasi dengan dokter atau bidan mengenai sejumlah pilihan dibawah ini:

  • Pil KB Andalan Laktasi
    Dikenal sebagai sahabat untuk ibu menyusui, kontrasepsi yang satu ini mengandung 0,5 mg Linestrol (hormon progesteron) di dalam setiap tabletnya. Cara menggunakannya sangat sederhana. Pil tinggal diminum sebutir tiap hari pada jam yang sama. Selain memiliki efektivitas yang tinggi, pil KB Andalan Laktasi juga aman bagi ibu menyusui, aman bagi bayi, dan tidak akan mengganggu produksi serta kualitas ASI.
  • Suntikan KB 3 Bulanan Andalan
    Bagi yang pelupa dan kurang yakin bisa konsisten minum pil setiap hari, suntikan KB 3 bulanan Andalan bisa menjadi alternatif yang baik. Dengan kandungan 150 mg Medroxyprogesterone Acetate (hormon progesteron), tiap suntikan bisa memberi perlindungan dari risiko kehamilan selama 3 bulan. Efektivitasnya tak perlu dipertanyakan lagi. Suntikan KB ini juga aman bagi ibu menyusui dan bayinya.
  • Andalan Implan
    “Saya ingin si Kecil mandiri dulu sebelum dia punya adik, apa bisa?” Tentunya bisa. Jika kamu ingin menunda kehamilan hingga anak bisa makan dan berpakaian sendiri di usia 4 tahun, misalnya, maka implan KB merupakan pilihan yang tepat. Andalan Implan mencegah kehamilan dengan masa perlindungan 4 tahun. Implan ini terdiri dari 2 batang mungil seukuran korek api yang dimasukkan oleh dokter atau bidan ke bawah permukaan kulit di lengan bagian atas. Pemasangannya singkat, praktis, dan tidak membutuhkan operasi. Tiap batang implan mengandung 75 mg Levonorgestrel (hormon progesteron) yang bisa mencegah kehamilan tanpa memengaruhi produksi dan kualitas ASI, serta bebas dari risiko bahaya apapun bagi si Kecil.

Baca Juga: Lima Cara Agar Hamil Anak Perempuan

Pada akhirnya, kamu dan pasanganmu tak perlu khawatir soal kandungan hormon dalam kontrasepsi untuk ibu menyusui, sebab hormon progesteron telah terbukti aman bagi bayi. Meskipun begitu, bila memang menginginkan alternatif kontrasepsi non-hormonal, bisa juga menggunakan kondom atau IUD tembaga. Hal yang paling penting adalah memilih kontrasepsi yang memang paling sesuai dengan kebutuhan. Masih memiliki pertanyaan? Kamu bisa berkonsultasi dengan Halo DKT melalui layanan bebas pulsa 0800-1-326459 atau Whatsapp ke 0811-1-326459 dengan mengklik tautan ini pada hari Senin hingga Jumat pukul 08.00 – 17.00 WIB. Segala informasi yang disampaikan akan dijamin kerahasiaannya.

Tiga Hal yang Perlu Diperhatikan Sebelum Memilih Kontrasepsi untuk Ibu Menyusui

Banyak perempuan yang baru melahirkan ingin memberi jarak waktu sebelum hamil lagi. WHO pun merekomendasikan memberi jeda antara kehamilan, demi menjaga kesehatan ibu dan buah hati mereka. Untuk itu, dibutuhkan metode kontrasepsi yang efektif. Memilih kontrasepsi untuk ibu menyusui sebenarnya mudah. Akan tetapi, karena kurangnya informasi mengenai jenis kontrasepsi yang tepat, terkadang orang jadi kebingungan. Untuk membantumu, ada 3 hal yang perlu diperhatikan sebelum memilih kontrasepsi untuk ibu menyusui, yaitu: kapan menyusui tak bisa digunakan sebagai metode KB alami lagi, jenis kandungan hormon dalam alat kontrasepsi modern, dan pentingnya konsultasi kecocokan alat KB dengan kondisi kesehatan.

Baca Juga: Persiapan Menyusui Sejak Awal Kehamilan

  1. Kondisi-kondisi yang menyebabkan menyusui tidak bisa jadi metode KB alami lagi
    “Kalau sedang menyusui, nggak bisa hamil, kan? Buat apa pakai kontrasepsi?” Memang betul bahwa menyusui bisa jadi kontrasepsi alami. Metode ini disebut dengan lactational amenorrhea (LAM). LAM pada dasarnya adalah ketidak-suburan yang bersifat sementara karena tubuh sedang memprioritaskan pemberian ASI untuk bayi yang masih kecil. Ini seringkali dianggap sebagai ‘kontrasepsi alami’. Akan tetapi, ada tiga kondisi yang harus dipenuhi agar LAM bisa bekerja dengan efektif (Abraha, Teferra, et al., 2018):
    • Ibu harus menyusui bayi secara eksklusif. Artinya, si Kecil sepenuhnya menerima air susu ibu (ASI), tidak diselingi dengan pemberian susu formula.
    • Ibu belum mengalami menstruasi.
    • Si Kecil berusia <6 bulan.

    Bila salah satu dari ketiga kondisi tadi tidak terpenuhi, maka LAM tidak akan efektif. Akibatnya, bisa terjadi kehamilan. Nah, satu-satunya jalan mencegah kehamilan bila LAM tak berfungsi lagi adalah dengan menggunakan alat kontrasepsi modern. Tak perlu khawatir, sebab sudah banyak alat kontrasepsi untuk ibu menyusui yang terjamin keamanannya.
    Tiga Hal yang Perlu Diperhatikan Sebelum Memilih Kontrasepsi untuk Ibu Menyusui

  2. Kandungan hormon dalam alat kontrasepsi modern yang cocok untuk ibu menyusui
    Dari segi kandungannya, alat kontrasepsi hormonal terbagi menjadi dua jenis. Ada yang mengandung kombinasi hormon estrogen dan progesteron, ada juga yang hanya mengandung hormon progesteron saja. Kontrasepsi untuk ibu menyusui biasanya hanya mengandung hormon progesteron saja, sehingga tidak mengganggu produksi serta kualitas ASI. Beberapa jenis kontrasepsi untuk ibu menyusui yang populer di Indonesia antara lain Pil KB Andalan Laktasi, Suntikan KB 3 Bulan Andalan, serta Andalan Implan.
    Tiga Hal yang Perlu Diperhatikan Sebelum Memilih Kontrasepsi untuk Ibu Menyusui

  3. Konsultasi kecocokan alat kontrasepsi dengan kondisi kesehatan pribadi
    Mengetahui kecocokan alat kontrasepsi dengan kondisi kesehatan pribadi juga tidak kalah penting. Misalnya, jika kamu sering mengalami migrain, maka pilihan terbaik adalah menggunakan IUD tembaga (Diagram Kriteria Kelayakan Medis dalam Penggunaan Kontrasepsi WHO, 2016). Agar tidak keliru dalam memilih jenis kontrasepsi, konsultasikan terlebih dahulu mengenai kondisi kesehatan pribadimu pada dokter.
    Tiga Hal yang Perlu Diperhatikan Sebelum Memilih Kontrasepsi untuk Ibu Menyusui

Baca Juga: Kontrasepsi untuk Ibu Menyusui, Bolehkah Dilanjutkan Ketika Sudah Berhenti Menyusui?

Itulah tiga hal yang perlu diperhatikan sebelum memilih kontrasepsi untuk ibu menyusui. Selain itu, jika kamu masih punya pertanyaan, kamu juga bisa menghubungi Halo DKT melalui layanan bebas pulsa 0800-1-326459 atau Whatsapp ke 0811-1-326459 dengan mengklik tautan ini pada hari Senin hingga Jumat pukul 08.00 – 17.00 WIB. Segala informasi yang disampaikan akan dijamin kerahasiaannya.

Kontrasepsi untuk Ibu Menyusui, Bolehkah Dilanjutkan Ketika Sudah Berhenti Menyusui?

Seorang Ibu selalu berupaya memberikan yang terbaik. Mulai dari detik buah hatinya berada di dalam kandungan hingga ia lahir dan tumbuh besar, Ibu berusaha memastikan anaknya memiliki segala yang ia butuhkan untuk sehat dan bahagia. Termasuk juga, dengan menjaga jarak kelahiran agar perhatian eksklusif orangtua bisa terus dimiliki si kecil di masa-masa paling penting dari perkembangannya. Nah, dengan berkontrasepsi, kehamilan bisa dicegah terlebih dulu hingga waktu yang lebih ideal. Salah satu hal yang sering jadi pertanyaan para Ibu, kalau sebelumnya sempat menggunakan kontrasepsi untuk Ibu menyusui, bolehkah kontrasepsi tersebut dilanjutkan setelah selesai menyusui?

Baca Juga: Ini Lima Pilihan Metode KB untuk Ibu Menyusui

Kontrasepsi untuk ibu menyusui ada banyak jenisnya, yaitu:

Kontrasepsi untuk Ibu Menyusui, Bolehkah Dilanjutkan Ketika Sudah Berhenti Menyusui?

  1. Pil KB yang hanya mengandung hormon progesteron saja / pil KB laktasi.
    Contohnya: pil KB Andalan Laktasi dengan kandungan 0,5 mg Linestreol (hormon progesteron)
  2. Suntikan KB 3 bulanan
    Contohnya: Suntikan KB Andalan 3 bulan 1 ml dan 3 ml dengan kandungan 150 mg Medroxyprogesterone (hormon progesteron)
  3. KB implan atau juga dikenal dengan istilah KB susuk
    Contohnya: Andalan Implan dengan kandungan 75 mg Levonorgestrel (hormon progesteron)
  4. IUD tembaga yang tidak mengandung hormon
    Contohnya: IUD Andalan TCu 380A postpartum dengan 380 mm2 permukaan tembaga
  5. Kondom yang terbuat dari lateks dan juga tidak mengandung hormon
    Contohnya: Kondom Andalan, Kondom Sutra, Kondom Fiesta, dan Kondom Supreme.

Nah, menurut WHO (2019), pil KB laktasi, suntikan KB 3 bulanan, dan KB implan mencegah kehamilan dengan cara mencegah pelepasan sel telur dari indungnya serta menebalkan lendir di leher rahim agar sperma jadi lebih sulit masuk. IUD tembaga bekerja di dalam rahim dengan melepas ion-ion tembaga yang aman bagi tubuh, namun bersifat toksik bagi sperma. Sementara itu, kondom mencegah kehamilan dengan menjadi benteng yang menahan sperma agar tidak masuk ke vagina, berenang ke rahim, dan bertemu dengan sel telur.

Dari kelima alat kontrasepsi untuk ibu menyusui tadi, semuanya aman untuk dilanjutkan meskipun penggunanya sudah berhenti menyusui. Soalnya, perbedaan antara kontrasepsi untuk ibu menyusui dengan kontrasepsi untuk perempuan yang tidak menyusui hanya terletak pada kandungan hormonnya. Kontrasepsi untuk ibu menyusui tidak mengandung hormon estrogen (Pranajaya & Rudiyanti, 2017), sehingga biasanya hanya mengandung hormon progesteron saja atau tidak mengandung hormon sama sekali. Sementara itu, kontrasepsi untuk perempuan yang tidak menyusui boleh mengandung kombinasi hormon estrogen dan progesteron, mengandung hormon progesteron saja, atau tidak mengandung hormon sama sekali. Jadi, tidak masalah jika kontrasepsi untuk ibu menyusui mau tetap dipakai terus setelah selesai menyusui, ya. Yang penting, masa perlindungannya memang belum berakhir. Kalau masa perlindungan kontrasepsi sudah berakhir namun kamu masih ingin menunda kehamilan, kontrasepsi tersebut perlu diperpanjang lagi.

Baca Juga: Kontrasepsi untuk Ibu Menyusui, Salah Satu Trik Mempertahankan Romansa Setelah Punya Anak

Selain itu, kalau kamu masih memiliki pertanyaan, kamu juga bisa menghubungi Halo DKT melalui layanan bebas pulsa 0800-1-326459 atau Whatsapp dengan mengklik tautan ini pada hari Senin hingga Jumat pukul 08.00 – 17.00 WIB. Segala informasi yang disampaikan serta identitas kamu akan dijamin kerahasiaannya.

Singkat dan Praktis, Begini Proses Suntik KB 3 Bulanan yang Ramah Ibu Menyusui

Salah satu metode kontrasepsi yang cukup populer di kalangan perempuan adalah suntikan KB. Cara kerjanya adalah dengan memanipulasi kadar hormon dalam tubuh untuk mencegah kehamilan. Tepatnya, dengan mencegah terjadinya ovulasi serta mempertebal lendir leher rahim agar sperma sulit masuk untuk membuahi sel telur (Hill, 2019). Suntikan KB juga sangat diminati karena punya varian yang bisa menjadi pilihan kontrasepsi untuk ibu menyusui.

Baca Juga: Aman Digunakan, Ini Pilihan Kontrasepsi Ramah ASI untuk Ibu Menyusui

Ada beberapa jenis suntikan KB yang tersedia di Indonesia, misalnya:

  • Suntikan KB Andalan 1 bulan berisi kombinasi progesteron dan estrogen, yaitu 50 mg Medroxyprogesterine Acetate dan 10 mg Estradiol Cypionate
  • Suntikan KB Harmonis 1 bulan, isinya juga merupakan kombinasi progesteron dan estrogen dengan 50 mg Medroxyprogesterine Acetate dan 10 mg Estradiol Cypionate
  • Suntikan KB Andalan 3 bulan yang hanya berisi progesteron saja, yakni 150 mg Medroxyprogesterone, tersedia dalam vial bervolume 1 ml dan 3 ml

Dari ketiga jenis tersebut, jenis suntikan KB yang merupakan kontrasepsi untuk ibu menyusui adalah yang ketiga, yaitu suntikan KB Andalan 3 bulan yang hanya berisi progesteron saja. Artinya, kontrasepsi tersebut tidak akan memengaruhi produksi dan kualitas ASI. Jadi, Anda tetap bisa nyaman memberikan asupan gizi untuk si buah hati tanpa perlu khawatir.

Prosedur suntik KB pada umumnya juga singkat dan praktis. Anda boleh meminta dokter atau bidan melaksanakan suntik KB kapanpun dalam siklus Anda, selama Anda yakin bahwa Anda sedang tidak hamil. Apabila Anda disuntik dalam 5 hari pertama siklus menstruasi, maka Anda akan langsung terlindungi dari kehamilan. Kalau Anda disuntik pada hari lain dalam siklus bulanan Anda, maka Anda akan membutuhkan alat kontrasepsi lain seperti kondom selama kurang lebih 7 hari jika ingin berhubungan seks (nhs.uk). Kemudian, perlindungan suntik KB mulai berlaku. Dengan suntik KB progesteron, manfaat perlindungan kontrasepsi untuk ibu menyusui bisa bertahan selama 3 bulan. Langkah-langkah suntik KB adalah sebagai berikut (SOP Tindakan Suntik KB 1 Bulan / 3 Bulan, UIN Alauddin Makassar, 2017):

  • Datang dan mendaftarkan diri ke puskesmas, klinik, atau rumah sakit
  • Berkonsultasi dengan dokter atau bidan Andalan mengenai riwayat kesehatan Anda serta metode kontrasepsi yang sesuai. Di sini akan diberikan penjelasan mengenai cara kerja kontrasepsi yang akan Anda gunakan, waktu perlindungannya, efek samping yang mungkin timbul, serta hal-hal terkait lainnya.
  • Apabila sudah diputuskan untuk melaksanakan suntik KB, dokter akan menjelaskan prosedurnya pada Anda dan keluarga atau pendamping Anda.
  • Tenaga medis terlatih akan membersihkan bagian tubuh yang hendak disuntik, yakni lengan atas atau pantat. Pembersihan dilakukan dengan kapas alkohol.
  • Tenaga medis akan memberi tahu Anda bahwa jarum yang digunakan baru dan steril.
  • Cairan disuntikkan.
  • Proses suntik KB selesai. Anda akan diberikan kartu akseptor dan diminta datang kembali sesuai dengan jadwal yang sudah ditentukan. Untuk ibu menyusui, jadwal suntik berikutnya biasanya 3 bulan kemudian.
  • Anda bisa segera melakukan pembayaran di kasir.

Baca Juga: Mencegah Kehamilan dengan Kontrasepsi: 6 Metode KB Modern dan Masa Perlindungannya

Mudah-mudahan dengan deskripsi singkat di atas Anda lebih memiliki gambaran mengenai langkah-langkah menggunakan suntik KB, kontrasepsi untuk ibu menyusui. Jika Anda masih bingung, memiliki pertanyaan, atau ingin berkonsultasi, Anda bisa menghubungi Halo DKT melalui layanan bebas pulsa 0800-1-326459 atau Whatsapp ke 0811-1-326459 pada hari Senin hingga Jumat pukul 08.00–17.00 WIB. Tidak perlu ragu, sebab segala informasi yang Anda sampaikan akan dijaga kerahasiaannya.

Aman Digunakan, Ini Pilihan Kontrasepsi Ramah ASI untuk Ibu Menyusui

Sesayang-sayangnya Anda dengan si buah hati, wajar saja jika Anda merasa tidak siap langsung segera punya anak lagi, apalagi jika Anda masih menyusui anak pertama. Selain itu, perencanaan kehamilan juga merupakan sesuatu yang baik dan sangat disarankan di bidang kesehatan. Alasannya, mencegah kehamilan berisiko, membatasi jumlah anak, dan / atau mengatur jarak kelahiran antar anak bisa memberikan manfaat-manfaat sebagai berikut (WHO, 2018).

  • Mengurangi risiko angka kematian dan gangguan kesehatan ibu dan bayi
  • Mengurangi kemungkinan anak yang berikutnya lahir prematur, lahir dengan kondisi kesehatan yang kurang baik, atau lahir dengan berat badan rendah
  • Memberikan orangtua kemungkinan untuk berinvestasi lebih besar pada anaknya

Baca Juga: Singkat dan Praktis, Begini Proses Suntik KB 3 Bulanan yang Ramah Ibu Menyusui

Oleh karena itu, dibutuhkan pengetahuan mengenai serangkaian pilihan kontrasepsi ramah ASI yang bisa digunakan untuk para ibu. Apa saja sih kontrasepsi yang bisa digunakan ketika sedang menyusui? Berikut beberapa di antaranya.

  • Kontrasepsi hormonal yang hanya mengandung progesteron, tanpa estrogen
    Penelitian menunjukkan bahwa menggunakan kontrasepsi hormonal yang hanya mengandung progesteron aman bagi ibu serta tidak memengaruhi kemampuannya dalam menyusui maupun kondisi kesehatan bayinya (Phillips, Tepper, et al. 2016). Contohnya adalah pil Andalan Laktasi, KB Suntik Andalan 3 bulan, dan implan progesteron.
    Pil Andalan Laktasi dapat mencegah pelepasan sel telur dan mengentalkan lendir leher rahim untuk mempersulit masuknya sperma. Isinya 28 butir pil yang masing-masing mengandung 0,5 mg Linestrenol (hormon progesteron).  Agar efektif, pil harus diminum secara disiplin setiap hari pada jam yang sama. Terlambat atau lupa minum pil akan menambah risiko terjadinya kehamilan.
    Seperti pil laktasi, suntikan KB progesteron juga mencegah kehamilan dengan cara serupa. Bedanya, hormon dimasukkan melalui jarum suntik. Suntik KB progesteron biasanya dilakukan setiap 3 bulan sekali. Contoh suntikan KB progesteron misalnya Andalan Medroxyprogesterone 50 mg / 1 mL.
    Selain itu, masih ada KB implan atau KB susuk. Masa perlindungan implan ialah hingga 4 tahun. Contoh implan yang digunakan di Indonesia misalnya implan Andalan berbatang dua yang mengandung 75 mg Levonorgestrel / batang.

  • Kontrasepsi Non-Hormonal
    Selain pil, suntikan, dan implan progesteron, alat-alat kontrasepsi non-hormonal juga bisa digunakan dengan aman oleh ibu menyusui (Holder & Lynne, 2015). Contoh alat kontrasepsi non-hormonal misalnya kondom dan IUD tembaga. Kondom berfungsi dengan mencegah pertemuan sperma dengan sel telur, sementara IUD tembaga melepas ion-ion untuk mengganggu sperma. IUD bisa memberikan perlindungan selama 3 hingga 10 tahun, tergantung pada jenisnya. Kondom hanya bisa digunakan untuk sekali pakai. Berbeda dengan kondom yang bisa dibeli dengan bebas, untuk memasang IUD Anda harus berkonsultasi dengan bidan atau dokter terlebih dahulu.

  • Memberi ASI secara eksklusif selama 6 bulan
    Aktivitas menyusui sendiri merupakan sejenis kontrasepsi alami dari dalam tubuh perempuan. Akan tetapi, agar bisa efektif menjadi metode kontrasepsi, kegiatan menyusui harus memenuhi kriteria berikut, yaitu: (1) ASI diberikan secara eksklusif minimal setiap 4 jam di pagi hingga sore hari dan setiap 6 jam di malam hari serta bayi tidak mengonsumsi apapun selain ASI. (2) Bayi berusia di bawah 6 bulan. (3) Belum terjadi menstruasi (Marcin, 2017; Healthline.com). Apabila salah satu dari ketiga kriteria ini tidak terpenuhi, Anda harus menggunakan alat kontrasepsi modern.

Baca Juga: Bisakah Hamil Saat Memakai Kontrasepsi?

Demikianlah penjabaran mengenai kontrasepsi yang ramah ibu menyusui. Mudah-mudahan Anda bisa lebih bijak mempertimbangkan penggunaan kontrasepsi yang tepat. Untuk informasi lebih lanjut, hubungi HaloDKT melalui layanan bebas pulsa 0800-1-326459 atau https://wa.me/628111326459 pada hari Senin hingga Jumat pukul 08.00 – 17.00 WIB.   Segala hal yang Anda sampaikan dijamin kerahasiannya.