Empat Alasan Mengapa Kamu Tetap Butuh Cara Menghitung Masa Subur Meskipun Bisa Berhubungan Intim Kapan Saja

Pasangan muda yang belum menikah seringkali diwanti-wanti mengenai ‘cara menjaga diri’ agar tidak hamil. Setelah menikah, pasutri kembali diberi petuah panjang lebar dari orang tua dan mertua masing-masing, namun kali ini bukan soal cara mencegah kehamilan, melainkan strategi berhubungan intim di tanggal subur agar bisa segera hamil. Pertanyaannya, mengapa dibutuhkan cara menghitung masa subur? Bukankah seks bisa dilakukan kapanpun dan tetap berpotensi hamil?

Baca Juga: Ingin Segera Hamil Setelah Keguguran? Begini Cara Hitung Masa Suburnya

Berikut beberapa alasan mengapa kamu tetap memerlukan cara menghitung masa subur yang jitu, meskipun kamu dan pasanganmu bisa ‘olahraga kasur’ kapan saja.

  • Siklus menstruasi perempuan memengaruhi kemungkinan hamil
    Ovulasi alias pelepasan sel telur dari indungnya biasanya terjadi secara konsisten setiap 14 hari sebelum hari pertama menstruasi. Selama 4-5 hari sebelum hingga 1-2 hari sesudahnya, perempuan berada di dalam masa subur (Beckett, 2012). Kemungkinan hamil lebih tinggi di saat-saat ini dan mencapai puncaknya saat ovulasi. Untuk mengetahui kapan kamu ovulasi, kamu butuh cara menghitung masa subur, baik itu dengan metode kalender kesuburan, pengukuran suhu basal tubuh, atau dengan metode-metode lainnya. Bila ingin lebih praktis, bisa juga memakai Andalan Ovulation Kit, alat tes ovulasi dengan tingkat akurasi 99,9% yang mendeteksi kadar hormon LH (Luteinizing Hormone) di dalam urin perempuan yang biasanya meningkat menjelang ovulasi.

  • Sperma laki-laki hanya bisa bertahan hidup di tubuh perempuan selama 2-7 hari
    Sperma laki-laki tak bisa bertahan lama di dalam tubuh perempuan, hanya 2-7 hari saja (Westheimer & Lehu, 2019). Oleh karena itu, bila memang ingin segera punya momongan, kamu dan pasanganmu sebaiknya memanfaatkan momen yang tepat. Dengan cara menghitung masa subur yang ampuh, kemungkinan hamil pun lebih besar.

  • Kondisi kesuburan tiap orang berbeda-beda
    Selain faktor kesuburan perempuan yang sangat dipengaruhi oleh siklus menstruasi, kondisi kesuburan pribadi pasutri juga bisa memegang peranan penting. Bila sudah ada kondisi bawaan yang mengurangi kesuburan, baik itu dari pihak istri, suami, maupun keduanya, mencapai kehamilan bisa jadi lebih sulit. Untuk menyiasatinya, pilihlah cara menghitung masa subur yang akurat agar bisa mengoptimalkan peluang. Konsultasikan juga ke dokter bila ada masalah kesehatan reproduksi.

  • Terlalu sering memaksakan diri untuk berhubungan seks bisa menimbulkan stres
    Memang betul bahwa semakin sering berhubungan intim, semakin besar pula peluang untuk hamil. Akan tetapi, bila dilakukan terus-menerus demi memperjuangkan kehamilan hingga muncul perasaan lelah atau terpaksa, kamu dan pasanganmu bisa stres juga. Apalagi, bila ada banyak tekanan sosial dari orang-orang di sekitarmu untuk segera menambah anggota keluarga. Pada akhirnya ‘kerja cermat’ lebih penting daripada sekadar ‘kerja keras’. Jadwalkan hubungan intim di momen krusial, sehingga meskipun jumlah ‘percobaan’ yang kamu lakukan tidak sebanyak itu, upayamu dan pasanganmu tetap membuahkan hasil. Seks pun tetap menjadi ritual menyenangkan yang nikmat dan selalu ditunggu-tunggu, bukan ‘perjalanan melelahkan’ yang harus dilalui untuk mencapai sebuah tujuan.

Baca Juga: Keputihan Dapat Mengganggu Kesuburan Wanita

Itulah empat alasan mengapa kamu tetap butuh cara menghitung masa subur, meskipun hubungan intim bisa dilakukan kapan saja. Selain itu, jika ingin berkonsultasi lebih lanjut, kamu bisa menghubungi Halo DKT melalui layanan bebas pulsa 0800-1-326459 atau Whatsapp ke 0811-1-326459 dengan mengklik tautan ini pada hari Senin hingga Jumat pukul 09.00 – 17.00 WIB.

Belum Dikaruniai Keturunan? Ini Cara Menghitung Masa Subur untuk Berhubungan Intim di Momen yang Tepat

Sudah lama mencoba, namun tak berhasil juga. Sebagai pejuang garis dua, rasa frustasi yang muncul sangat luar biasa. Waduh, jangan pasrah dulu! Belum tentu ada masalah kesuburan. Mungkin, kamu berhubungan seks di waktu yang salah. Berikut ini beberapa cara menghitung masa subur untuk berhubungan intim di momen yang tepat.

Baca Juga: Hindari Tiga Kesalahan Ini Ketika Memakai Cara Menghitung Masa Subur dengan Alat Tes Ovulasi

  • Metode kalender
    Salah satu cara menghitung masa subur yang paling banyak digunakan orang adalah dengan menggunakan metode kalender (Jensen & Stewart, 2015). Kamu boleh menggunakan kalender biasa maupun aplikasi pelacak menstruasi di smartphone. Caranya begini.

    1. Dengan kalender, tandai hari pertama kamu mulai menstruasi selama beberapa bulan. Misalnya: 13 Maret, 8 April, 3 Mei.
    2. Kemudian, cari tahu panjang siklus menstruasimu, sebab tiap orang punya panjang siklus yang berbeda. Hitung jarak antara hari pertama menstruasimu di beberapa bulan tersebut. Misalnya, bila menggunakan contoh yang tadi, siklusmu terjadi setiap 26 hari sekali.
    3. Hitung maju dari hari pertama menstruasi di bulan ini + panjang siklusmu untuk menemukan tanggal prediksi hari pertama menstruasi di bulan depan. Misalnya, 3 Mei + 26 hari, maka kamu akan menstruasi lagi di tanggal 28 Mei.
    4. Masa subur perempuan adalah saat ovulasi, yaitu ketika indung telur melepas sel telur. Ini terjadi secara konstan setiap 14 hari sebelum hari pertama menstruasi, berapapun panjang siklusmu. Hitung mundur 14 hari dari tanggal prediksi menstruasi pertama di bulan depan, 28 Mei – 14 hari = 15 Mei.
    5. Jadwalkan hubungan intim di sekitar tanggal 15 Mei. Perbanyak juga berhubungan intim beberapa hari sebelum dan sehari sesudahnya.

  • Mengukur suhu basal tubuh
    Suhu basal tubuh adalah suhu terendah tubuh ketika dalam keadaan sedang beristirahat. Sesudah ovulasi, suhu basal tubuh biasanya agak meningkat sekitar 0,4 derajat (Beckett, Golara, Khan, et al., 2012). Untuk mengukur suhu basal tubuh, begini caranya:

    1. Gunakan termometer setiap baru bangun tidur di pagi hari pada jam yang sama.
    2. Catat suhu tubuh harian.
    3. Setelah beberapa bulan, kamu akan menemukan sebuah pola. Misalnya, ternyata dari catatanmu terlihat bahwa setiap 35 hari sekali (panjang siklus menstruasimu), suhu basal tubuh naik selama 1-2 hari.
    4. Pada bulan berikutnya, upayakan untuk berhubungan intim selama 1-2 hari sebelum suhu basal tubuh diperkirakan akan naik. Misalnya, jika berdasarkan perkiraanmu suhu basal tubuh akan naik pada tanggal 28 Juni, maka momen paling ideal untuk berhubungan seks adalah di tanggal 26-27 Juni.


  • Alat tes ovulasi
    Butuh cara menghitung masa subur yang lebih mudah? Kamu bisa memakai alat tes ovulasi. Alat ini akan mendeteksi kadar hormon LH (Luteinizing Hormone) di dalam urin perempuan, sebab kadar LH biasanya meningkat menjelang ovulasi (Dweck & Westen, 2017). Pilihlah Andalan Ovulation Kit dengan tingkat keakuratan hingga 99,9%. Pemakaiannya mudah sekali.

    1. Teteskan urin ke dalam lubang sampel dengan pipet yang disediakan.
    2. Tunggu 3-10 menit hingga hasilnya muncul.
    3. Baca hasil. Jika ada dua garis merah muda yang mirip atau salah satunya lebih gelap, maka kemungkinan besar kamu akan ovulasi 24-48 jam lagi. Lakukan hubungan intim setelah 24 jam namun sebelum 48 jam. Bila ternyata hasilnya hanya satu garis pink saja, berarti tubuh sedang tidak di masa subur.

Baca Juga: Cara Menghitung Masa Subur Tanpa Repot dengan Andalan Ovulation Test

Itulah 3 cara menghitung masa subur untuk berhubungan intim di momen yang tepat bagi kamu yang belum dikaruniai keturunan. Punya pertanyaan? Kamu bisa berkonsultasi dengan Halo DKT melalui layanan bebas pulsa 0800-1-326459 atau Whatsapp dengan mengklik tautan ini pada hari Senin hingga Jumat pukul 08.00 – 17.00 WIB. Segala informasi yang disampaikan akan dijamin kerahasiaannya.

Hindari Tiga Kesalahan Ini Ketika Memakai Cara Menghitung Masa Subur dengan Alat Tes Ovulasi

Cara menghitung masa subur ada banyak macamnya. Pertama, bisa dengan menghitung mundur 14 hari dari prediksi jadwal menstruasi (Griffey, 2010). Kedua, dengan menggunakan termometer untuk menghitung suhu basal tubuh setiap hari (Dweck &Westen, 2017). Ketiga, dengan memerhatikan tekstur cairan lendir rahim secara rutin (Hill, 2019). Bagi kamu yang ingin lebih praktis, ada juga alat tes ovulasi seperti Andalan Ovulation Kit dengan akurasi 99,9% yang dijual secara bebas serta bisa didapatkan dengan mudah.

Hindari Tiga Kesalahan Ini Ketika Memakai Cara Menghitung Masa Subur dengan Alat Tes Ovulasi

Baca Juga: Pakai Alat Tes Masa Subur Tingkatkan Peluang Kehamilan

Alat tes ovulasi bekerja dengan mendeteksi kadar hormon LH (Luteinizing Hormone) di dalam urin. Pada umumnya, kadar hormon LH di dalam tubuh perempuan akan meningkat menjelang ovulasi (Dweck & Westen, 2017). Nah, ovulasi alias pelepasan sel telur dari indungnya merupakan masa subur yang paling ideal untuk berhubungan seks apabila kamu dan pasanganmu sedang merencanakan kehamilan. Pemakaian alat tes ovulasi mudah sekali, tinggal meneteskan urin ke dalam lubang sampel dan menunggu 3-10 menit hingga hasilnya muncul. Meskipun begitu, ada 3 kesalahan umum yang perlu dihindari ketika kamu memakai cara menghitung masa subur dengan menggunakan alat ini.

  • Tetesan urin tidak mengenai lubang sampel
    Agar alat tes bisa mendeteksi masa subur dengan efektif, tetesan urin harus betul-betul mengenai lubang sampel. Nggak perlu ribet membayangkan posisi buang air kecil yang ideal, karena sudah ada pipet khusus yang disediakan supaya kamu bisa membasahi lubang sampel dengan mudah. Yang penting, urin sudah ada di dalam wadah. Pencet pipet 1 kali untuk mengambil cairan urin, geser pipet tepat di atas lubang sampel, lalu pencetlah pipet sekali lagi untuk memastikan tetesan urin jatuh di tempat yang benar.
    Hindari Tiga Kesalahan Ini Ketika Memakai Cara Menghitung Masa Subur dengan Alat Tes Ovulasi

  • Salah menginterpretasi garis yang muncul
    Setelah meneteskan urin ke dalam lubang sampel, tunggu 3-10 menit hingga hasilnya muncul. Bila kamu sedang memasuki masa subur, akan muncul dua garis berwarna merah muda dengan warna yang sama atau salah satunya lebih gelap. Sebaliknya, bila hasilnya hanya satu garis pink saja, berarti tubuh sedang dalam masa yang kurang subur. Kalau nggak ada garis sama sekali, artinya tes yang barusan dilakukan nggak valid dan perlu diulangi lagi dengan alat tes yang baru. Usahakan untuk mengikuti petunjuk dalam menginterpretasikan garis yang muncul agar kamu tidak salah memahami artinya.
    Hindari Tiga Kesalahan Ini Ketika Memakai Cara Menghitung Masa Subur dengan Alat Tes Ovulasi

  • Berhubungan seks sebelum 24 jam atau justru sesudah 48 jam
    Kalau hasil alat tes ovulasi sudah menunjukkan dua buah garis, kamu dan pasanganmu harus menjadwalkan hubungan intim setelah 24 jam, sebelum 48 jam. Ini adalah jendela waktu ketika sel telur baru dilepas dan siap menyambut sperma. Kalau kamu berhubungan seks sebelum atau sesudah batas waktu ideal tersebut, kemungkinan hamilmu akan lebih rendah.
    Hindari Tiga Kesalahan Ini Ketika Memakai Cara Menghitung Masa Subur dengan Alat Tes Ovulasi

Baca Juga: Cara Menghitung Masa Subur Tanpa Repot dengan Andalan Ovulation Test

Itulah tiga kesalahan yang perlu dihindari ketika memakai cara menghitung masa subur dengan alat tes ovulasi. Selain itu, jika ingin berkonsultasi lebih lanjut, kamu bisa menghubungi Halo DKT melalui layanan bebas pulsa 0800-1-326459 atau Whatsapp ke 0811-1-326459 dengan mengklik tautan ini pada hari Senin hingga Jumat pukul 08.00 – 17.00 WIB. Segala informasi yang disampaikan akan dijamin kerahasiaannya.

Cara Menghitung Masa Subur Tanpa Repot dengan Andalan Ovulation Test

Merencanakan kehamilan sebenarnya mudah, bila mengetahui triknya. Kalau nggak mau repot pakai cara menghitung masa subur dengan rumus yang jelimet, bisa juga dengan menggunakan alat khusus untuk mendeteksi ovulasi. Sekarang sudah ada Andalan Ovulation Test yang praktis dan cepat. 

Baca Juga: Kehamilan Tak Kunjung Datang? Saatnya Melakukan Tes Kesuburan

Ovulasi adalah pelepasan sel telur dari indungnya. Setiap 14 hari sebelum menstruasi, satu buah sel telur akan dilepas. Kalau sel telur tersebut dibuahi oleh sperma, akan terjadi kehamilan. Bila tidak ada pembuahan, terjadilah menstruasi. Nah, di sekitar tanggal ovulasi, tubuh perempuan paling subur. Lendir di rahim sedang banyak-banyaknya, teksturnya luar biasa cair, dan bening. Kalau sperma masuk ke rahim yang kondisi lendirnya sedang seperti ini, sperma akan lebih mampu masuk lebih jauh dan bertahan (Westheimer & Lehu, 2019). Sebaliknya, setelah ovulasi, lendir rahim akan berubah secara dramatis menjadi lebih kental, tebal, dan lengket, sehingga sperma akan kesulitan menembus leher rahim menuju rahim. Inilah alasan mengapa jika ingin mempunyai anak, hubungan seks sebaiknya dilakukan di masa subur.

Masalahnya, nggak semua perempuan bisa memakai cara menghitung masa subur tradisional dengan menandai tanggal prediksi hari pertama menstruasi di bulan depan dan menghitung mundur 14 hari. Banyak yang siklus menstruasinya tidak teratur, sehingga nggak bisa menggunakan cara yang tadi. Untuk itu, dibutuhkan bantuan alat khusus untuk mendeteksi ovulasi.

Andalan Ovulation Test memiliki tingkat keakuratan hingga 99,9% sehingga hasilnya pasti tepat dan terpercaya. Cara menghitung masa subur dengan alat ini adalah dengan mendeteksi kadar hormon LH (Luteinizing Hormone) di dalam urin (air kencing). Soalnya, kadar hormon LH di dalam tubuh perempuan biasanya meningkat drastis menjelang ovulasi (Dweck & Westen, 2017). Pemakaian Andalan Ovulation Test pun sangat sederhana, tinggal mengeluarkan alat uji dari kemasan, menggunakan pipet yang telah disediakan untuk meneteskan urin ke dalam lubang sampel, dan menunggu 3-10 menit hingga hasilnya muncul. Kemudian, akan muncul dua garis berwarna merah muda. Jika garis Test Line (T) warnanya sama dengan garis Control Line (C) atau lebih gelap, maka kemungkinan besar ovulasi akan terjadi di 24-48 jam ke depan. Maka, bila sedang merencanakan kehamilan, waktu terbaik untuk melakukan hubungan seks adalah setelah 24 jam, namun sebelum 48 jam. Sebaliknya, bila hasilnya hanya satu garis merah muda saja, berarti tubuh sedang dalam masa yang kurang subur, dan bisa mencoba kembali setiap harinya selama beberapa hari kedepan.

Cara Menghitung Masa Subur Tanpa Repot dengan Andalan Ovulation Test

Baca Juga: Lewat #MakinMantapMakinMesra, Sutra Ajak Pasutri di Indonesia Kembali Mesra Selama Pandemi

Mudah, kan? Harganya juga sangat terjangkau yaitu Rp 20.000,- (Harga eceran yang disarankan), sehingga kamu bisa membeli lebih dari satu kalau mungkin ingin berjaga-jaga agar masa subur tak kelewatan. Selain itu, jika ingin berkonsultasi lebih lanjut, kamu juga bisa menghubungi Halo DKT melalui layanan bebas pulsa 0800-1-326459 atau Whatsapp ke 0811-1-326459 dengan mengklik tautan ini pada hari Senin hingga Jumat pukul 08.00 – 17.00 WIB. Segala informasi yang disampaikan akan dijamin kerahasiaannya. Yuk, konsultasi dengan HaloDKT!

Ciri-ciri Orang yang Kurang Cocok Memakai Cara Menghitung Masa Subur

Cara menghitung masa subur dengan menandai siklus menstruasi di kalender sudah banyak digunakan orang. Mengetahui masa subur pada dasarnya cukup sederhana. Kamu hanya perlu menghitung mundur 14 hari dari prediksi hari pertama menstruasi di bulan depan untuk menemukan tanggal ovulasi di bulan ini. Misalnya, jika bulan depan kamu diprediksi akan menstruasi pada tanggal 29 Maret, maka tanggal ovulasimu adalah tanggal 15 Maret. Nah, masa subur dimulai sejak 5 hari sebelum ovulasi hingga 1 hari setelahnya (Jensen & Stewart, 2015). Jika kamu dan pasanganmu ingin mendapatkan keturunan, ini adalah masa paling tepat untuk bercinta. Bila ingin mencegah kehamilan, hindari hubungan seks tanpa kontrasepsi khususnya di 6 hari ini.

Masalahnya, tidak semua orang cocok menggunakan cara menghitung masa subur dengan metode kalender. Jika dipaksakan, justru penanggalannya bisa meleset. Berikut beberapa ciri-ciri orang yang kurang cocok memakai cara menghitung masa subur dengan metode kalender menurut Hannah Witton dalam bukunya, The Hormone Diaries (Witton, 2019).

Baca Juga: Cara Menghitung Masa Subur untuk Perempuan dengan Siklus Menstruasi yang Tidak Teratur

  • Memiliki siklus menstruasi yang tidak teratur.
    Cara menghitung masa subur dengan metode kalender hanya bisa digunakan bila siklus menstruasimu terjadi secara teratur. Misalnya, jika siklusmu terjadi setiap 28 hari sekali, 34 hari sekali, ataupun durasi lain yang lebih pendek atau lebih panjang namun terjadi secara konsisten hingga ada polanya. Kalau siklus menstruasimu tidak teratur, kemungkinan besar perhitungan yang dilakukan dengan metode ini akan meleset.
    '4 Ciri-ciri Orang yang Kurang Cocok Memakai Cara Menghitung Masa Subur dengan Metode Kalender

  • Memiliki penyakit bawaan tertentu.
    Ada banyak sekali penyakit yang bila kambuh bisa memengaruhi siklus menstruasi. Misalnya, polycystic ovarian syndrome (PCOS), endometriosis, gangguan makan seperti bulimia dan anoreksia, dan sejenisnya. Bila kamu memiliki salah satu kondisi tadi, akan sangat sulit bagimu untuk mengandalkan cara menghitung masa subur dengan metode kalender.
    '4 Ciri-ciri Orang yang Kurang Cocok Memakai Cara Menghitung Masa Subur dengan Metode Kalender

  • Sering bepergian melewati zona waktu yang berbeda.
    Traveling melintasi zona waktu yang berbeda bisa memicu perubahan hormonal dalam tubuhmu. Dampaknya bisa bermacam-macam, mulai dari menstruasi lebih awal daripada jadwal, terlambat menstruasi, durasi menstruasi yang lebih pendek atau lebih panjang, volume menstruasi yang lebih banyak atau lebih sedikit, hingga absennya menstruasi. Siklusmu bisa menjadi berantakan karena menyesuaikan dengan perubahan lingkungan, ritme tidur, dan ritme aktivitas sehari-hari. Oleh karena itu, bila kamu sering melancong, hindari cara menghitung masa subur dengan metode kalender.
    '4 Ciri-ciri Orang yang Kurang Cocok Memakai Cara Menghitung Masa Subur dengan Metode Kalender

  • Betul-betul sedang tidak ingin punya anak.
    Terakhir, karena cara menghitung masa subur dengan metode kalender bisa meleset akibat berbagai faktor, kamu sebaiknya tidak menggunakannya bila kamu dan pasanganmu betul-betul sedang tidak ingin punya anak. Tanyakan dulu secara blak-blakan pada dirimu sendiri dan pada pasanganmu, separah apa dampaknya bila perhitunganmu meleset dan terjadi kehamilan? Bila kamu ketakutan membayangkannya, coba deh, beralih ke metode kontrasepsi modern saja. Ada banyak pilihan yang lebih bisa diandalkan, seperti kondom, pil KB, suntikan KB, implan KB, dan IUD.
    '4 Ciri-ciri Orang yang Kurang Cocok Memakai Cara Menghitung Masa Subur dengan Metode Kalender

Baca Juga: 7 Kesalahan yang Bisa Dilakukan Ketika Menghitung Masa Subur

Itulah 4 ciri-ciri orang yang kurang cocok memakai cara menghitung masa subur dengan metode kalender. Jika ingin berkonsultasi lebih lanjut, kamu bisa menghubungi Halo DKT melalui layanan bebas pulsa 0800-1-326459 atau Whatsapp ke 0811-1-326459 dengan mengklik tautan ini pada hari Senin hingga Jumat pukul 08.00 – 17.00 WIB. Segala informasi yang disampaikan akan dijamin kerahasiaannya.