Cara Menghitung Masa Subur untuk Perempuan dengan Siklus Menstruasi yang Tidak Teratur

Menstruasi yang nggak teratur seringkali dikeluhkan oleh perempuan, khususnya yang sedang mengupayakan program hamil. Idealnya, pasutri muda memperbanyak hubungan intim di masa subur, agar kesempatan hamil lebih tinggi. Akan tetapi, mencari tahu kapan terjadinya masa subur bisa jadi lebih menantang ketika siklus menstruasi tidak menentu. Lantas bagaimana solusinya, ya? Berikut dua cara menghitung masa subur yang tetap bisa kamu gunakan meskipun ‘tamu bulanan’ sering datang dan pergi sesuka hati.

Baca Juga: Berapa Lama Jarak antara Masa Subur dengan Menstruasi?

  • Memperhatikan lendir leher rahim

    Hanya karena kamu tidak bisa menggunakan metode kalender untuk mencatat siklus menstruasimu layaknya perempuan-perempuan lain dengan siklus mens yang teratur, bukan berarti kamu tidak ada cara menghitung masa subur yang bisa kamu gunakan. Salah satu informasi yang masih bisa kamu manfaatkan adalah lendir leher rahim. Lendir leher rahim cenderung berubah-ubah teksturnya tergantung dari masa suburmu. Kalau kamu merasa nyaman, kamu bisa merabanya dengan memasukkan jari ke dalam vagina, namun kalau kamu tidak nyaman melakukannya, kamu pun bisa melihatnya ketika cairan ini melekat pada pakaian dalam.

    Sehabis menstruasi, biasanya lendir leher rahim cenderung kering. Beberapa hari kemudian, lendir mulai muncul, teksturnya jadi lebih lengket dan tebal seperti karet. Kalau sperma masuk ke rahim di saat-saat yang kurang subur ini, sperma biasanya akan tertahan dan kesulitan masuk lebih jauh lagi. Beberapa hari selanjutnya, lendir leher rahim jadi lebih encer dan basah seperti lotion berwarna putih, suatu kondisi yang menandakan rahim yang sedang memasuki masa subur. Puncak kesuburan adalah ketika lendir rahim yang keluar super licin menyerupai putih telur mentah yang transparan (Hill, 2019). Nah, waktu yang ideal untuk memperbanyak berhubungan intim adalah sejak lendir leher rahim mulai encer hingga lendir leher rahim jadi menyerupai putih telur mentah.

  • Menggunakan alat tes ovulasi

    Bagi kamu yang punya jadwal padat dan tidak sempat memonitor perubahan dari tampilan lendir leher rahim, tenang aja, sebab ada cara lain yang lebih mudah dan praktis untuk menemukan masa subur. Kamu bisa menggunakan alat tes ovulasi yang mendeteksi kadar hormon LH (Luteinizing Hormone) di dalam urin perempuan. Menjelang pelepasan sel telur dari indungnya, kadar LH biasanya meningkat (Dweck & Westen, 2017). Ini juga merupakan masa-masa tersubur dalam tubuh perempuan.

Gunakan Andalan Ovulation Kit dengan tingkat akurasi hingga 99,9% untuk mendeteksi kadar LH. Caranya sederhana: teteskan sampel urin pada alat tes, tunggu 3-10 menit, dan interpretasikan hasilnya. Jika terlihat dua garis merah muda yang mirip atau salah satunya lebih gelap, maka kemungkinan besar sel telur akan dilepas dalam 24 hingga 48 jam lagi. Momen ideal untuk berhubungan intim adalah setelah 24 jam, sebelum 48 jam. Akan tetapi, bila hanya satu garis pink saja yang muncul, berarti tubuh sedang tidak di masa subur dan kamu mungkin harus menunggu momen yang lebih tepat.

Baca Juga: Pakai Alat Tes Masa Subur Tingkatkan Peluang Kehamilan

Itulah dua cara menghitung masa subur untuk perempuan dengan siklus menstruasi yang tidak teratur. Mudah-mudahan informasi tadi bisa membantumu merencanakan kehamilan, ya! Selain itu, jika kamu masih punya pertanyaan lebih lanjut, kamu pun bisa menghubungi Halo DKT melalui layanan bebas pulsa 0800-1-326459 atau Whatsapp ke 0811-1-326459 dengan mengklik tautan ini pada hari Senin hingga Jumat pukul 09.00 – 16.30 WIB. Tak perlu ragu untuk berkonsultasi, sebab segala informasi yang kamu sampaikan akan dijamin kerahasiaannya.

Berapa Lama Jarak antara Masa Subur dengan Menstruasi?

Jarak antara masa subur dengan menstruasi sayangnya sangat sulit diprediksi. Namun ada cara yang lebih mudah untuk memprediksi masa subur.

Buat kamu yang sedang merencanakan kehamilan, pasti dag dig dug ya tiap menjelang menstruasi. Berharap si tamu bulanan telat dan tak kunjung muncul, lalu hasil test pack positif. mungkin kamu bertanya-tanya, berapa lama sih jarak antara masa subur dengan menstruasi?

Baca Juga: Ingin Segera Hamil Setelah Keguguran? Begini Cara Hitung Masa Suburnya

Sayang, jawabannya gak segampang 1+1=2. Meski sekarang sudah banyak aplikasi untuk menghitung masa subur, tapi sebenarnya, hasilnya masih berupa perkiraan. Belum ada perhitungan pasti untuk menentukan masa subur. Wah kenapa ya? Yuk, cek jawabannya berikut ini.

Jarak Masa Subur dengan Menstruasi Sangat Bervariasi

Masa subur adalah waktu terjadinya ovulasi. Yaitu ketika sel telur yang sudah matang dilepaskan dari indung telur menuju tuba falopi. Pada saat inilah sel telur akan siap dibuahi oleh sperma. Memang, ada patokan jarak antara masa subur dengan menstruasi. Namun lagi-lagi ini hanya patokan, bukan perhitungan pasti.

Kondisi tiap perempuan sangat berbeda, sehingga jarak antara masa subur dengan menstruasi pun sangat bervariasi dari satu perempuan dengan perempuan lainnya. Masa subur bisa terjadi dalam rentang waktu yang panjang selama siklus menstruasi.

Secara teori, pada tiap hari antara hari 6 dan 21 siklus menstruasi, perempuan memiliki minimal 10% kemungkinan berada dalam masa subur. Sekadar informasi, siklus menstruasi dihitung dari hari pertama kamu menstruasi. Jadi bisa saja kamu mengalami masa subur pada hari 6 setelah haid, ketika kamu bahkan belum selesai menstruasi. Kemungkinan ini berlanjut hingga seminggu sebelum menstruasi bulan berikutnya, dengan siklus menstruasi 28 hari.

Berdasarkan pedoman klinis, masa subur umumnya terjadi pada hari 10-17 dalam siklus menstruasi. Namun dalam sebuah penelitian, hanya 30% perempuan masa suburnya sesuai dengan pedoman tersebut. Sebagian besar perempuan memiliki masa subur yang lebih awal atau lebih lambat dari itu. Jadi bisa dibilang bahwa masa subur sangatlah tidak bisa diprediksi, bahkan meskipun kamu memiliki siklus menstruasi yang teratur.

Yang pasti dalam siklus menstruasi, kamu memiliki 6 hari yang spesial untuk peluang terjadinya kehamilan bila berhubungan seksual. Enam hari ini adalah 5 hari sebelum ovulasi, dan hari ovulasi terjadi.

Mengingat begitu sulitnya memprediksi masa subur atau ovulasi berdasarkan kalender, kamu perlu mencari cara lain untuk mengenalinya. Untungnya, tanda-tanda ovulasi bisa kamu kenali dari tubuhmu sendiri. Salah satunya yaitu keputihan yang mirip putih telur: bening, elastis, dan tidak berbau. Keputihan seperti ini muncul beberapa hari sebelum ovulasi, hingga 1-2 hari setelah ovulasi. Jadi kalau kamu dan pasangan sedang merencanakan kehamilan, maka munculnya keputihan yang mirip putih telur adalah saat yang tepat untuk berhubungan seksual.

Kamu juga bisa memastikan masa subur menggunakan Andalan Ovulation Test. Praktis, cepat, dan hasilnya 99,9% akurat. Alat ini mendeteksi kadar LH (Lutenizing Hormone) dalam urin. Peningkatan kadar LH bisa menjadi tanda terjadinya ovulasi, karena hormon ini merangsang terjadinya ovulasi.

Baca Juga: Pakai Alat Tes Masa Subur Tingkatkan Peluang Kehamilan

Ingin berkonsultasi dengan ahli seputar masa subur dan kehamilan? Kamu bisa langsung berkonsutasi ke Halo DKT dengan menghubungi nomer Whatsapp Halo DKT 0811-1-326459 atau melalui link berikut: https://bit.ly/halodktwhatsapp pada hari Senin hingga Jumat pukul 08.00 – 17.00 WIB. Tak perlu ragu untuk bertanya atau berkonsultasi, sebab segala informasi yang kamu sampaikan akan dijamin kerahasiaannya.

Trik Meningkatkan Peluang Kehamilan di Masa Subur

Pasangan yang sudah menikah umumnya menginginkan kehadiran buah hati yang akan semakin melengkapi kebahagiaan keluarga. Kehamilan ini perlu direncanakan lho, sehingga akan terjadi kehamilan sehat sampai kelahiran kelak.
Kamu yang sudah tidak sabar ingin cepat hamil, pastikan kesehatan Kamu dan pasangan dalam kondisi baik. Caranya dengan rajin chek up ke dokter. Selain itu Kamu bisa mengatur hubungan seksual di masa subur.

Kamu pasti sudah tahu, kehamilan, terjadi karena ada pembuahan sel telur oleh sperma. Meskipun nampaknya sederhana, ternyata pada prosesnya tidak semudah itu. Seorang wanita umumnya hanya melepaskan satu sel telur matang setiap bulan melalui proses yang disebut ovulasi. Jika kebetulan ada sperma yang masuk melalui rongga rahim, maka bisa terjadi pembuahan dan kemudian kehamilan.

Baca Juga: Progam Kehamilan? Yuk Kenali Masa Subur dari Lendir Serviks!

Apa saja Tanda Masa Subur?

Periode yang disebut masa subur adalah periode ketika peluang kehamilan sangat tinggi jika melakukan hubungan seksual. Di masa subur kamu dianjurkan melakukan hubungan seks setidaknya dua hari sekali, terutama selama 5 hari sebelum ovulasi.

Berikut ini tanda-tanda ovulasi yang menunjukkan masa subur, di mana sel telur dilepaskan dari indung telur dan siap dibuahi sperma:

  1. Kenaikan suhu tubuh

    Saat wanita ovulasi, terjadi perubahan suhu tubuh akibat perubahan kadar hormon selama siklus menstruasi. Di paruh pertama siklus menstruasi, ovarium mengeluarkan hormon estrogen yang cukup tinggi untuk melepaskan sel telur.
    Setelah itu, estrogen turun dan digantikan peningkatan hormon progesteron. Kenaikan hormon progesteron ini membuat suhu tubuh sedikit naik.

    Kamu bisa cek suhu tubuh setiap hari di sekitar hari ovulasi. Cek suhu tubuh sebaiknya sebelum bangun tidur, karena inilah yang disebut suhu basal. Jika kamu rajin mengukur suhu basal tubuh tiap hari, kamu akan punya data kapan ovulasi terjadi.

  2. Lendir serviks lebih lengket

    Ciri-ciri ovulasi lainnya adalah tekstur lendir serviks lebih lengket. Konsistensinya mirip putih telur mentah. Kamu bisa mengambil sedikit cairan lendir vagina dan membentangkannya dengan ibu jari dan jari telunjuk. Jika tidak putus, itu tanda lendir di masa subur.

    Cairan serviks di masa subur juga cenderung lebih lebih banyak tekstur lendir seperti ini membantu sperma berenang di dalam vagina hingga ke dalam rahim.

  3. Sedikit tidak nyaman di perut

    Sebagian wanita merasakan nyeri atau sedikit tidak nyaman saat ovulasi, tetapi banyak wanita tidak menyadarinya. Rasa tidak nyaman umumnya terjadi di pertengahan siklus menstruasi.

Bantu dengan Alat Prediktor Ovulasi

Saat ini, Kamu sebenarnya dimudahkan dengan alat pengukur masa subur atau disebut ovulasi kit. salah satu contohya, Andalan ovulation kit yakni perangkat tes kesuburan yang bisa kamu dapatkan dengan mudah.

Alat ini akan memberikan gambaran lebih tepat tentang kapan ovulasi dan masa subur berlangsung. Cara menggunakannya seperti menggunakan test pack kehamilan yakni menggunakan sampel urine dan mendeteksi kadar hormon luteinizing (LH), yang naik dalam 24 hingga 36 jam sebelum ovulasi.

Baca Juga: indari Tiga Kesalahan Ini Ketika Memakai Cara Menghitung Masa Subur dengan Alat Tes Ovulasi

Kamu bisa langsung berkonsutasi ke Halo DKT dengan menghubungi nomer Whatsapp Halo DKT 0811-1-326459 atau melalui link berikut: https://bit.ly/halodktwhatsapp pada hari Senin hingga Jumat pukul 08.00 – 17.00 WIB. Tak perlu ragu untuk bertanya atau berkonsultasi, sebab segala informasi yang kamu sampaikan akan dijamin kerahasiaannya.

Si Kecil Sudah Siap Punya Adik? Begini Cara Menghitung Masa Subur untuk Persiapan Kehamilan Kedua

Setelah beberapa tahun berkontrasepsi, kamu dan pasanganmu akhirnya mendiskusikan rencana untuk hamil lagi. Kini Si Kecil sudah agak lebih besar, lebih mandiri, dan lebih siap untuk punya adik. Kondisi finansial keluarga pun sedang dalam keadaan sangat baik. Tak ingin mengulur waktu, kamu pun segera mencari cara menghitung masa subur untuk persiapan kehamilan kedua. Cara apa saja yang tersedia? Berikut beberapa di antaranya.

Baca Juga: Trik Meningkatkan Peluang Kehamilan di Masa Subur

  1. Metode kalender

    Untuk menggunakan cara menghitung masa subur yang satu ini, kamu hanya butuh kalender dan pulpen. Bisa juga menggunakan kalender digital di HP, tablet, atau laptop bila kamu lebih nyaman. Pada intinya kamu harus mencatat siklus menstruasi secara rutin hingga mendapatkan prediksi tanggal mulai menstruasi di bulan depan. Nah, hitung mundur 14 hari dari tanggal tersebut untuk menemukan prediksi tanggal ovulasi. Ovulasi alias pelepasan sel telur dari indungnya biasanya terjadi setiap 14 hari sebelum menstruasi, berapapun panjang siklusmu (Dweck & Westen, 2017). Sudah menemukan perkiraan tanggal ovulasi? Perbanyaklah berhubungan intim di tanggal tersebut, beberapa hari sebelumnya, hingga sehari sesudahnya, sebab ini merupakan hari-hari paling subur.

  2. Mengukur suhu basal tubuh

    Dengan cara menghitung masa subur yang satu ini, kamu membutuhkan termometer dan catatan suhu basal tubuh harian. Suhu basal tubuh adalah suhu terendah tubuh ketika dalam keadaan sedang beristirahat, sebelum terpengaruh oleh aktivitas apapun. Sesudah ovulasi, suhu basal tubuh biasanya meningkat sedikit (Griffey, 2010). Catatlah suhu basal tubuhmu saat baru bangun tidur setiap hari selama beberapa bulan. Kamu akan menemukan sebuah pola, misalnya setiap 26 hari sekali, suhu basal tubuhmu ternyata agak naik. Dari pola ini, kamu bisa memprediksi kapan suhu basal tubuhmu akan naik lagi di bulan depan. Nah, upayakanlah memperbanyak hubungan intim 1-2 hari sebelum suhu basal tubuh diperkirakan akan naik. Inilah momen di mana kesuburanmu sedang optimal.

  3. Menggunakan Andalan Ovulation Kit

    Dua cara menghitung masa subur yang sudah disebutkan sebelumnya memakan waktu lama, butuh ketelatenan yang tinggi, dan rentan gagal bagi perempuan dengan siklus menstruasi yang tidak teratur. Alternatif lain yang jauh lebih mudah adalah dengan menggunakan alat tes ovulasi yang mendeteksi kadar hormon LH (Luteinizing Hormone) di dalam urin perempuan. Kadar LH biasanya meningkat menjelang ovulasi (Dweck & Westen, 2017). Pilihlah Andalan Ovulation Kit yang memiliki tingkat keakuratan hingga 99,9%. Dengan alat ini, kamu tinggal meneteskan sampel urin pada alat tes, menunggu 3-10 menit, dan langsung mengetahui apakah kamu sedang berada di masa subur atau tidak. Jika ada dua garis merah muda yang mirip atau salah satunya lebih gelap, maka kemungkinan besar kamu akan ovulasi 24-48 jam lagi. Jadwalkanlah hubungan intim dengan pasanganmu setelah 24 jam, sebelum 48 jam. Bila hanya satu garis pink saja yang muncul, artinya tubuh sedang tidak di masa subur.

Baca Juga: Pakai Alat Tes Masa Subur Tingkatkan Peluang Kehamilan

Sudah siap mencoba cara-cara menghitung masa subur untuk persiapan kehamilan kedua? Mudah-mudahan kabar baik yang ditunggu-tunggu segera datang dan si Kecil bisa cepat menyambut adik barunya, ya! Selain itu, jika ingin berkonsultasi lebih lanjut perihal perencanaan kehamilan, kamu bisa menghubungi Halo DKT melalui layanan bebas pulsa 0800-1-326459 atau Whatsapp ke 0811-1-326459 dengan mengklik tautan ini pada hari Senin hingga Jumat pukul 08.00 – 17.00 WIB. Segala informasi yang disampaikan akan dijamin kerahasiaannya.

Cara Menghitung Masa Subur Tanpa Repot dengan Andalan Ovulation Test

Merencanakan kehamilan sebenarnya mudah, bila mengetahui triknya. Kalau nggak mau repot pakai cara menghitung masa subur dengan rumus yang jelimet, bisa juga dengan menggunakan alat khusus untuk mendeteksi ovulasi. Sekarang sudah ada Andalan Ovulation Test yang praktis dan cepat. 

Baca Juga: Kehamilan Tak Kunjung Datang? Saatnya Melakukan Tes Kesuburan

Ovulasi adalah pelepasan sel telur dari indungnya. Setiap 14 hari sebelum menstruasi, satu buah sel telur akan dilepas. Kalau sel telur tersebut dibuahi oleh sperma, akan terjadi kehamilan. Bila tidak ada pembuahan, terjadilah menstruasi. Nah, di sekitar tanggal ovulasi, tubuh perempuan paling subur. Lendir di rahim sedang banyak-banyaknya, teksturnya luar biasa cair, dan bening. Kalau sperma masuk ke rahim yang kondisi lendirnya sedang seperti ini, sperma akan lebih mampu masuk lebih jauh dan bertahan (Westheimer & Lehu, 2019). Sebaliknya, setelah ovulasi, lendir rahim akan berubah secara dramatis menjadi lebih kental, tebal, dan lengket, sehingga sperma akan kesulitan menembus leher rahim menuju rahim. Inilah alasan mengapa jika ingin mempunyai anak, hubungan seks sebaiknya dilakukan di masa subur.

Masalahnya, nggak semua perempuan bisa memakai cara menghitung masa subur tradisional dengan menandai tanggal prediksi hari pertama menstruasi di bulan depan dan menghitung mundur 14 hari. Banyak yang siklus menstruasinya tidak teratur, sehingga nggak bisa menggunakan cara yang tadi. Untuk itu, dibutuhkan bantuan alat khusus untuk mendeteksi ovulasi.

Andalan Ovulation Test memiliki tingkat keakuratan hingga 99,9% sehingga hasilnya pasti tepat dan terpercaya. Cara menghitung masa subur dengan alat ini adalah dengan mendeteksi kadar hormon LH (Luteinizing Hormone) di dalam urin (air kencing). Soalnya, kadar hormon LH di dalam tubuh perempuan biasanya meningkat drastis menjelang ovulasi (Dweck & Westen, 2017). Pemakaian Andalan Ovulation Test pun sangat sederhana, tinggal mengeluarkan alat uji dari kemasan, menggunakan pipet yang telah disediakan untuk meneteskan urin ke dalam lubang sampel, dan menunggu 3-10 menit hingga hasilnya muncul. Kemudian, akan muncul dua garis berwarna merah muda. Jika garis Test Line (T) warnanya sama dengan garis Control Line (C) atau lebih gelap, maka kemungkinan besar ovulasi akan terjadi di 24-48 jam ke depan. Maka, bila sedang merencanakan kehamilan, waktu terbaik untuk melakukan hubungan seks adalah setelah 24 jam, namun sebelum 48 jam. Sebaliknya, bila hasilnya hanya satu garis merah muda saja, berarti tubuh sedang dalam masa yang kurang subur, dan bisa mencoba kembali setiap harinya selama beberapa hari kedepan.

Cara Menghitung Masa Subur Tanpa Repot dengan Andalan Ovulation Test

Baca Juga: Lewat #MakinMantapMakinMesra, Sutra Ajak Pasutri di Indonesia Kembali Mesra Selama Pandemi

Mudah, kan? Harganya juga sangat terjangkau yaitu Rp 20.000,- (Harga eceran yang disarankan), sehingga kamu bisa membeli lebih dari satu kalau mungkin ingin berjaga-jaga agar masa subur tak kelewatan. Selain itu, jika ingin berkonsultasi lebih lanjut, kamu juga bisa menghubungi Halo DKT melalui layanan bebas pulsa 0800-1-326459 atau Whatsapp ke 0811-1-326459 dengan mengklik tautan ini pada hari Senin hingga Jumat pukul 08.00 – 17.00 WIB. Segala informasi yang disampaikan akan dijamin kerahasiaannya. Yuk, konsultasi dengan HaloDKT!

Ciri-ciri Orang yang Kurang Cocok Memakai Cara Menghitung Masa Subur

Cara menghitung masa subur dengan menandai siklus menstruasi di kalender sudah banyak digunakan orang. Mengetahui masa subur pada dasarnya cukup sederhana. Kamu hanya perlu menghitung mundur 14 hari dari prediksi hari pertama menstruasi di bulan depan untuk menemukan tanggal ovulasi di bulan ini. Misalnya, jika bulan depan kamu diprediksi akan menstruasi pada tanggal 29 Maret, maka tanggal ovulasimu adalah tanggal 15 Maret. Nah, masa subur dimulai sejak 5 hari sebelum ovulasi hingga 1 hari setelahnya (Jensen & Stewart, 2015). Jika kamu dan pasanganmu ingin mendapatkan keturunan, ini adalah masa paling tepat untuk bercinta. Bila ingin mencegah kehamilan, hindari hubungan seks tanpa kontrasepsi khususnya di 6 hari ini.

Masalahnya, tidak semua orang cocok menggunakan cara menghitung masa subur dengan metode kalender. Jika dipaksakan, justru penanggalannya bisa meleset. Berikut beberapa ciri-ciri orang yang kurang cocok memakai cara menghitung masa subur dengan metode kalender menurut Hannah Witton dalam bukunya, The Hormone Diaries (Witton, 2019).

Baca Juga: Cara Menghitung Masa Subur untuk Perempuan dengan Siklus Menstruasi yang Tidak Teratur

  • Memiliki siklus menstruasi yang tidak teratur.
    Cara menghitung masa subur dengan metode kalender hanya bisa digunakan bila siklus menstruasimu terjadi secara teratur. Misalnya, jika siklusmu terjadi setiap 28 hari sekali, 34 hari sekali, ataupun durasi lain yang lebih pendek atau lebih panjang namun terjadi secara konsisten hingga ada polanya. Kalau siklus menstruasimu tidak teratur, kemungkinan besar perhitungan yang dilakukan dengan metode ini akan meleset.
    '4 Ciri-ciri Orang yang Kurang Cocok Memakai Cara Menghitung Masa Subur dengan Metode Kalender

  • Memiliki penyakit bawaan tertentu.
    Ada banyak sekali penyakit yang bila kambuh bisa memengaruhi siklus menstruasi. Misalnya, polycystic ovarian syndrome (PCOS), endometriosis, gangguan makan seperti bulimia dan anoreksia, dan sejenisnya. Bila kamu memiliki salah satu kondisi tadi, akan sangat sulit bagimu untuk mengandalkan cara menghitung masa subur dengan metode kalender.
    '4 Ciri-ciri Orang yang Kurang Cocok Memakai Cara Menghitung Masa Subur dengan Metode Kalender

  • Sering bepergian melewati zona waktu yang berbeda.
    Traveling melintasi zona waktu yang berbeda bisa memicu perubahan hormonal dalam tubuhmu. Dampaknya bisa bermacam-macam, mulai dari menstruasi lebih awal daripada jadwal, terlambat menstruasi, durasi menstruasi yang lebih pendek atau lebih panjang, volume menstruasi yang lebih banyak atau lebih sedikit, hingga absennya menstruasi. Siklusmu bisa menjadi berantakan karena menyesuaikan dengan perubahan lingkungan, ritme tidur, dan ritme aktivitas sehari-hari. Oleh karena itu, bila kamu sering melancong, hindari cara menghitung masa subur dengan metode kalender.
    '4 Ciri-ciri Orang yang Kurang Cocok Memakai Cara Menghitung Masa Subur dengan Metode Kalender

  • Betul-betul sedang tidak ingin punya anak.
    Terakhir, karena cara menghitung masa subur dengan metode kalender bisa meleset akibat berbagai faktor, kamu sebaiknya tidak menggunakannya bila kamu dan pasanganmu betul-betul sedang tidak ingin punya anak. Tanyakan dulu secara blak-blakan pada dirimu sendiri dan pada pasanganmu, separah apa dampaknya bila perhitunganmu meleset dan terjadi kehamilan? Bila kamu ketakutan membayangkannya, coba deh, beralih ke metode kontrasepsi modern saja. Ada banyak pilihan yang lebih bisa diandalkan, seperti kondom, pil KB, suntikan KB, implan KB, dan IUD.
    '4 Ciri-ciri Orang yang Kurang Cocok Memakai Cara Menghitung Masa Subur dengan Metode Kalender

Baca Juga: 7 Kesalahan yang Bisa Dilakukan Ketika Menghitung Masa Subur

Itulah 4 ciri-ciri orang yang kurang cocok memakai cara menghitung masa subur dengan metode kalender. Jika ingin berkonsultasi lebih lanjut, kamu bisa menghubungi Halo DKT melalui layanan bebas pulsa 0800-1-326459 atau Whatsapp ke 0811-1-326459 dengan mengklik tautan ini pada hari Senin hingga Jumat pukul 08.00 – 17.00 WIB. Segala informasi yang disampaikan akan dijamin kerahasiaannya.

Menghitung Masa Subur Pakai Termometer, Memangnya Bisa?

Anda mungkin sudah cukup familiar dengan penggunaan kalender kesuburan untuk menghitung masa subur. Terlepas dari apakah siklus menstruasi Anda tepat 28 hari, lebih panjang hingga 36 hari, atau lebih pendek hingga 25 hari, proses ovulasi alias lepasnya sel telur yang telah matang biasanya terjadi 14 hari sebelum menstruasi (Griffey, 2010). Artinya, Anda tinggal menuliskan tanggal prediksi menstruasi hari pertama di bulan depan dikurangi dengan 14 hari untuk mengetahui tanggal terjadinya ovulasi di bulan ini. Kemudian, Anda menemukan masa subur Anda, yaitu 5 hari sebelum ovulasi hingga 1 hari setelah ovulasi. Akan tetapi, jika siklus menstruasi Anda tidak teratur, strategi ini tidak bisa digunakan. Anda membutuhkan alternatif lain untuk memprediksi masa subur, misalnya dengan mencatat suhu tubuh setiap hari secara teratur.

Baca Juga: Cara Efektif Menghitung Masa Subur Agar Bisa Merencanakan Kehamilan

Teknik yang satu ini disebut dengan pengecekan basal body temperature (BBT). Untuk melakukannya, tidak diperlukan modal yang besar. Anda hanya membutuhkan termometer, pena, dan kertas. BBT adalah suhu tubuh terendah yang dicapai tubuh saat sedang tidur. Oleh karena itu, BBT harus diukur setelah Anda tidur selama minimal 3 jam berturut-turut tanpa terganggu. Pengukuran harus dilakukan sebelum Anda makan, minum, atau bangkit dari tempat tidur di pagi hari (Hill, 2019). Jangan melakukan aktivitas apapun terlebih dahulu, sebab ini bisa mengganggu keakuratan suhu tubuh Anda. Sebelum ovulasi, suhu tubuh lebih rendah, yaitu sekitar 36-36,5°C, sementara sehabis ovulasi suhu tubuh akan meningkat lagi sekitar 0,2°C atau lebih karena peningkatan kadar hormon progesteron yang cenderung menghangatkan. Artinya, untuk mengetahui waktu ovulasi, Anda hanya perlu menyadari kapan suhu tubuh Anda menurun sedikit secara tiba-tiba.

Mencatat BBT merupakan cara yang relatif akurat untuk menghitung masa subur. Asalkan Anda mengukur dengan rutin hingga beberapa bulan berturut-turut, Anda akan menemukan pola dari tanggal ovulasi Anda. Dengan mengetahui tanggal ovulasi, Anda mengetahui masa subur. Misalnya, jika ternyata tanggal ovulasi Anda akan jatuh pada 21 April, maka masa subur Anda dimulai dari 5 hari sebelumnya, yaitu tanggal 16 April, hingga 1 hari sesudah ovulasi, yakni tanggal 22 April.

Informasi dari BBT bisa Anda manfaatkan untuk 3 jenis kebutuhan, yaitu untuk merencanakan kehamilan, mencegah kehamilan, atau memprediksi kapan dimulainya menstruasi. Jika Anda ingin merencanakan kehamilan, maka sebaiknya Anda dan pasangan melakukan hubungan seks di masa-masa subur tersebut. Sebaliknya jika tujuan Anda adalah untuk mencegah kehamilan, hindari melakukan hubungan seks tanpa kontrasepsi di masa subur. Terakhir, untuk mengetahui kapan terjadinya menstruasi, caranya juga tidak jauh berbeda, yaitu dengan memperhatikan kapan BBT turun lagi secara tiba-tiba, sebab selain turun ketika ovulasi, BBT juga akan menurun sedikit sebelum menstruasi apabila sel telur tidak dibuahi oleh sperma di masa subur yang telah lewat (Hill, 2019).

Baca Juga: Mencegah Kehamilan dengan Kontrasepsi: 6 Metode KB Modern dan Masa Perlindungannya

Begitulah cara untuk menghitung masa subur dengan menggunakan termometer. Jadi, terlepas dari apakah siklus menstruasi Anda teratur ataupun tidak, Anda tidak perlu khawatir, sebab Anda tetap bisa mengetahui kapan Anda akan ovulasi. Jika Anda masih bingung atau ingin melalukan konsultasi mengenai siklus menstruasi yang tidak teratur, tidak ada salahnya mengunjungi dokter. Selain itu, Anda juga bisa menghubungi Halo DKT melalui layanan bebas pulsa 0800-1-326459 atau Whatsapp ke 0811-1-326459 dengan mengklik tautan ini pada hari Senin hingga Jumat pukul 08.00 – 17.00 WIB.  Segala informasi yang disampaikan akan dijamin kerahasiaannya.