Apakah Vaksin COVID-19 Mempengaruhi Faktor Kesuburan Laki-laki?

Siapapun tentunya ingin mengambil keputusan yang terbaik bagi diri dan keluarga masing-masing. Apalagi, bila persoalannya menyangkut kesehatan. Saat ini, banyak sekali kabar negatif yang beredar terkait dengan vaksinasi COVID-19 dan dampaknya. Di jejaring sosial bahkan ada yang menyebutkan bahwa vaksin COVID-19 bisa menyebabkan disfungsi ereksi dan kemandulan pada laki-laki. Pertanyaannya, betulkah informasi ini? Apakah vaksin COVID-19 benar-benar mempengaruhi faktor kesuburan laki-laki atau ini hanya sekadar hoax?

Baca Juga: Apakah Masturbasi Memengaruhi Faktor Kesuburan Laki-laki?

Menurut Dr. Soumya Swaminathan, Chief Scientist dari WHO, hingga saat ini klaim bahwa vaksinasi COVID-19 menyebabkan dampak negatif terhadap faktor kesuburan laki-laki belum didukung oleh penelitian apapun. Beliau menjelaskan, vaksin bekerja dengan membentuk sistem imun terhadap protein atau antigen dari virus. Hal ini tidak ada kaitannya dengan fungsi reproduksi, baik pada laki-laki maupun perempuan. Selain itu, di antara mekanisme kerja berbagai jenis vaksin yang sudah beredar, tidak ada satu pun vaksin yang menggunakan virus hidup, sehingga virus COVID-19 tak akan bisa berkembang biak di dalam tubuh dan menyebabkan masalah.

Sebaliknya, tidak melakukan vaksinasi justru jauh lebih berisiko terhadap faktor kesuburan laki-laki. Tanpa vaksinasi, kemungkinan terkena COVID-19 lebih besar. Menurut sebuah penelitian yang menguji hasil otopsi testis dari korban COVID-19 yang telah wafat, terinfeksi COVID-19 ternyata dapat menurunkan jumlah sperma (Achua, Chu, Ibrahim, et al., 2021). Dalam penelitian yang sama, hasil biopsi terhadap salah satu penyintas COVID-19 yang sudah sembuh pun menunjukkan bahwa virus COVID-19 masih ada di testis 3 bulan setelah orang tersebut dinyatakan pulih dari infeksi.

Penelitian yang berbeda menemukan bahwa COVID-19 juga bisa mengganggu kesehatan penis. Virus COVID-19 ditemukan masih bertahan di dalam penis 7-9 bulan pasca diagnosis dan menyebabkan disfungsi ereksi (Kresch, Achua, Saltzman, et al., 2021). Artinya, meskipun sudah pulih dari COVID-19, performa seksual masih bisa terpengaruh selama waktu yang cukup panjang.

Dampak-dampak buruk dari infeksi COVID-19 terhadap kesuburan tadi bisa diminimalisir risikonya dengan melakukan vaksinasi. Jadi, bila memang kondisi kesehatan mendukung, upayakanlah untuk mengikuti program vaksinasi di wilayahmu. Tentunya dengan tetap mengikuti protokol kesehatan, ya! Tetap gunakan masker yang sesuai dengan standar, cuci tangan secara rutin, dan jaga jarak dari orang lain. Protokol kesehatan dibutuhkan tidak hanya di hari dilakukannya vaksinasi, namun juga setelahnya. Soalnya, vaksinasi hanya mengurangi risiko, tidak sepenuhnya melindungi kamu dari COVID-19.

Bagaimana kalau sudah terlanjur terkena COVID-19? Fokuskan pada penyembuhan terlebih dahulu. Setelahnya, cobalah memeriksakan diri dan melakukan konsultasi kesuburan dengan dokter. Ada banyak cara yang bisa dilakukan untuk meningkatkan faktor kesuburan laki-laki. Meskipun begitu, kamu mungkin perlu bersabar, sebab prosesnya membutuhkan waktu dan komitmen.

Baca Juga: Ini 5 Tips Mudah untuk Meningkatkan Faktor Kesuburan Laki-laki

Begitulah sekilas pembahasan soal vaksin COVID-19 dan kesuburan laki-laki. Semoga dengan informasi tadi, kamu bisa lebih kritis dalam menanggapi hoax yang beredar di sosmed dan grup chat keluarga, ya! Jangan sampai kamu membuat keputusan berdasarkan informasi yang tidak akurat. Selain itu, jika kamu masih punya pertanyaan lebih lanjut terkait faktor kesuburan laki-laki, kamu pun bisa menghubungi Halo DKT melalui layanan bebas pulsa 0800-1-326459 atau Whatsapp ke 0811-1-326459 dengan mengklik tautan ini pada hari Senin hingga Jumat pukul 09.00 – 16.30 WIB. Tak perlu ragu untuk berkonsultasi, sebab segala informasi yang kamu sampaikan akan dijamin kerahasiaannya.

Disfungsi Ereksi Bisa Jadi Tanda Long Covid-19

Pembuluh darah yang mengalami inflamasi yang dipicu oleh infeksi Covid-19 kemungkinan besar menyebabkan disfungsi ereksi pada sebagian pasien setelah mereka sembuh dari virus.

Virus SARS-CoV-2 atau disebut Covid-19 tidak hanya menyerang saluran pernapasan tapi juga bisa merusak pembuluh darah yang kemudian mempengaruhi bagian tubuh yang disuplai pembuluh darah tersebut.

Baca Juga: Bisakah Disfungsi Ereksi Sembuh Sendiri?

Temuan itu disampaikan oleh komunitas saintis. Salah satunya dipublikasikan di World Journal of Men’s Health.

Dokter urologi di Cleveland Clinic Ohio, Amerika Serikat, Ryan Berglund mengatakan, ia telah melihat bukti dari kondisi orang-orang yang terinfeksi virus Covid-19.

“Pembuluh darah yang menjadi inflamasi…dapat menyebabkan fenomena obstruktif dan berpengaruh negatif pada kemampuan untuk ereksi,” kata Berglund seperti dikutip dari LA Times.

Dia menambahkan, disfungsi ereksi terkait penyakit ini bisa menjadi indikator dari penyakit pembuluh darah mendasar lainnya yang terkait dengan Covid.

Para ilmuwan mengatakan bahwa ada tiga faktor yang mengaitkan virus penyebab pandemi ini dengan disfungsi ereksi.

Pertama adalah penyakit kardiovaskular, seperti terganggunya suplai darah, gangguan kesehatan mental karena stress dan kecemasan saat terinfeksi Covid-19, serta kondisi kesehatan secara umum yang buruk sehingga orang bisa terpapar Covid.

Kendati demikian, para ilmuwan menyebutkan dibutuhkan riset lebih mendalam sebelum adanya kesimpulan yang definitive.

Dalam penelitian yang dilakukan oleh ahli urologi Ranjith Ramasamy terungkap, disfungsi ereksi bisa jadi merupakan efek terburuk dari virus ini.

Dari penelitiannya diketahui ada perbedaan pada komposisi jaringan tubuh pria yang terinfeksi Covid-19 dan yang tidak.

Profesor endokrinologi dan kedokteran seksologi dari Italia, Emmanuele Jannini menyebutkan bahwa disfungsi ereksi merupakan gejala dari long covid (gejala yang dialami penyintas setelah sembuh dari infeksi).

“Disfungsi ereksi merupakan konsekuensi yang umum pada penyintas Covid-19, dan mengingat angka penularan yang tinggi terutama pada pria berusia lanjut, fenomena mengkhawatirkan ini dialami oleh banyak pasien,” katanya.

Baca Juga: Olahraga Lari Bisa Cegah Disfungsi Ereksi

Kamu bisa langsung berkonsutasi ke Halo DKT dengan menghubungi nomer Whatsapp Halo DKT 0811-1-326459 atau melalui link berikut: https://bit.ly/halodktwhatsapp pada hari Senin hingga Jumat pukul 08.00 – 17.00 WIB. Tak perlu ragu untuk bertanya atau berkonsultasi, sebab segala informasi yang kamu sampaikan akan dijamin kerahasiaannya.

Cari Tahu Faktanya, Risiko Disfungsi Ereksi pada Pria yang Terinfeksi Covid-19

Para pria, ini alasan kuat untuk segera mendapat vaksin Covid-19, agar terhindar dari disfungsi ereksi.

Disfungsi ereksi alias ketidakmampuan penis untuk ereksi atau mempertahankan ereksinya merupakan momok bagi kaum pria. Kondisi ini bisa disebabkan karena berbagai sebab, salah satunya infeksi Covid-19.

Baca Juga: Disfungsi Ereksi Bisa Jadi Tanda Long Covid-19

Beberapa bulan lalu, sekelompok ilmuwan dari Italia mengajukan hipotesis bahwa ada kaitan antara Covid-19 dan disfungsi ereksi. Mereka menduga penyebabnya adalah kerusakan pembuluh darah.

Baru pada Maret lalu dugaan itu terbukti. Disfungsi ereksi beresiko lima kali lebih besar pada pria yang terinfeksi Covid-19.

Dalam penelitian itu terungkap, infeksi Covid-19 terkait erat dengan disfungsi ereksi dibandingkan dengan faktor usia, indeks massa tubuh, atau kesehatan mental, faktor-faktor yang selama ini menjadi pemicu.

“Pria yang sudah sembuh dari Covid-19 dalam penelitian ini kami ikuti dan dilakukan banyak pengujian, MRI, serta tes-tes untuk mengevaluasi efek setelah sembuh dari pneumonia yang terkait Covid-19,” kata profesor endokrinologi dan kesehatan seksual dari Universitas Roma, Emmanuele Jannini.

Dia mengatakan, gangguan ereksi itu disebabkan karena kerusakan endotel atau lapisan dalam pembuluh darah arteri, nadi, dan kapiler.

Fungsi endotel ini mengontrol aliran darah dengan melepaskan senyawa yang bisa membuat pembuluh darah mengkerut atau melebar. Salah satu dari senyawa itu adalah nitric oxide, yang akan melebarkan pembuluh darah.

Agar penis bisa mengeras, endotel pembuluh darah di dalam penis harus memproduksi nitric oxide yang cukup sehingga aliran darah dapat mengalir deras dan memenuhi penis. Ketika endotel rusak, maka kadar nitric oxide mungkin terlalu rendah. Akibatnya adalah impotensi.

“Penis adalah organ pertama yang secara klinis terpengaruh oleh kerusakan endotel karena jumlah pembuluh darah yang membawa darah. Sebaliknya, pembuluh darah jantung lebih besar. Jadi disfungsi ereksi lebih dulu dirasakan dibanding penyakit jantung,” katanya.

Itu sebabnya kita masih harus menjaga kesehatan sebaik-baiknya karena pandemi belum berakhir.

Lakukan langkah-langkah pencegahan penularan Covid-19, seperti divaksin, memakai masker, serta sering mencuci tangan.

Ketahui juga faktor risiko lain yang juga bisa menyebabkan disfungsi ereksi, misalnya tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi, serta kadar gula darah tinggi. Semua faktor risiko ini harus dikontrol agar kehidupan seksual tidak terganggu.

Baca Juga: Apakah Vaksin COVID-19 Mempengaruhi Faktor Kesuburan Laki-laki?

Kamu bisa langsung berkonsutasi ke Halo DKT dengan menghubungi nomer Whatsapp Halo DKT 0811-1-326459 atau melalui link berikut: https://bit.ly/halodktwhatsapp pada hari Senin hingga Jumat pukul 08.00 – 17.00 WIB. Tak perlu ragu untuk bertanya atau berkonsultasi, sebab segala informasi yang kamu sampaikan akan dijamin kerahasiaannya.