Menstruasi Tidak Teratur, Salah Satu Gejala PCOS

Sudah terlambat 2 bulan, namun yang ditunggu-tunggu tidak juga tiba. Ketika akhirnya menstruasi kembali, sang ‘tamu bulanan’ seakan punya mood yang berubah-ubah. Terkadang ia keluar dengan lancar, terkadang pembalut putih bersih tanpa cairan apapun yang menempel. Terdengar familiar? Siklus menstruasi tidak teratur merupakan salah satu gejala dari PCOS. Apa itu PCOS dan seperti apa ciri-cirinya?

Menurut Repropedia, kamus khusus kesehatan reproduksi, PCOS atau polycystic ovary syndrome merupakan gangguan hormon yang banyak menyerang perempuan usia subur. Istilah ‘PCOS’ muncul untuk menggambarkan banyaknya kista di permukaan luar indung telur bila diperiksa dengan menggunakan teknologi ultrasound. Kista-kista ini terbentuk akibat kelebihan hormon androgen. PCOS bisa mengakibatkan gagalnya pelepasan sel telur dari indungnya, sehingga dampaknya mengganggu kesuburan.

Baca Juga: Menstruasi Normal Berapa Hari?

Beberapa gejala PCOS antara lain (Dweck & Westen, 2017):

  • Menstruasi tidak teratur. Artinya, jadwalnya bisa meleset. Volumenya bisa tiba-tiba banyak, tiba-tiba sedikit. Durasinya bisa bervariasi. Bahkan, ada kalanya tidak menstruasi sama sekali.
    Menstruasi Tidak Teratur, Salah Satu Gejala PCOS

  • Gangguan kesuburan. Karena sel telur gagal dilepas, sperma tidak bisa melakukan pembuahan, sehingga tidak terjadi kehamilan.
    Menstruasi Tidak Teratur, Salah Satu Gejala PCOS

  • Munculnya jerawat. Akibat hormon yang tidak terkontrol, jerawat pun berkerumun di wajah.
    Menstruasi Tidak Teratur, Salah Satu Gejala PCOS

  • Tumbuhnya bulu yang berlebihan di bagian-bagian yang biasanya hanya berbulu pada tubuh laki-laki, seperti di bibir atas, dagu, payudara, bawah perut, dan paha dalam.
    Menstruasi Tidak Teratur, Salah Satu Gejala PCOS

  • Tubuh orang dengan PCOS seringkali kesulitan mengontrol produksi insulin, sehingga orang-orang dengan PCOS biasanya kelebihan berat badan.
    Menstruasi Tidak Teratur, Salah Satu Gejala PCOS

PCOS tidak bisa disembuhkan secara permanen, namun bisa dikontrol agar gejalanya berkurang (Khadilkar, 2019). Penderita PCOS disarankan menjalani konseling rutin dengan dokter, pakar fisiologis, dan ahli nutrisi demi mengadopsi pola hidup sehat yang sesuai dengan kondisi PCOS. Selain itu, mengingat bahwa PCOS membutuhkan manajemen jangka panjang, ada baiknya juga berkonsultasi dengan psikolog untuk membantu menyusun goal yang ingin dicapai terkait PCOS (Ko, Teede & Moran, 2017).

Dengan perubahan pola hidup yang tepat, penderita PCOS bisa mengurangi gejala menstruasi yang tidak teratur serta meningkatkan kemungkinan untuk bisa melanjutkan keturunan. Meskipun begitu, prosesnya bisa memakan waktu yang cukup lama, sehingga kamu akan membutuhkan banyak dukungan dari orang-orang terdekat. Bila kamu hidup dengan PCOS, mintalah bantuan keluarga, pasangan, atau teman-temanmu untuk terus memberikan motivasi serta menemani secara bergantian pada setiap sesi konseling dengan para pakar.

Baca Juga: Menstruasi Tidak Teratur Ketika Traveling, Apakah Normal?

Itulah sekilas penjelasan mengenai menstruasi yang tidak teratur dan 4 gejala PCOS lainnya. Selain itu, kalau kamu masih memiliki pertanyaan, kamu juga bisa menghubungi Halo DKT melalui layanan bebas pulsa 0800-1-326459 atau Whatsapp dengan mengklik tautan ini pada hari Senin hingga Jumat pukul 08.00 – 17.00 WIB. Segala informasi yang disampaikan serta identitas kamu akan dijamin kerahasiaannya.

Menstruasi Tidak Teratur Ketika Traveling, Apakah Normal?

Menstruasi datang lebih awal atau malah terlambat? Durasinya jadi lebih panjang atau lebih singkat? Meskipun sekilas bisa membuat cemas, menstruasi tidak teratur adalah sesuatu yang normal ketika traveling. Bahkan, terkadang menstruasi bisa sepenuhnya absen.

Perubahan zona waktu, kebiasaan, dan stres yang bisa muncul saat traveling dapat memengaruhi siklus menstruasi perempuan. Menurut Dr. Alyssa Dweck, seorang spesialis ginekologi dan penulis buku populer mengenai kesehatan vagina di Amerika Serikat, pola menstruasi bisa berubah ketika seseorang sedang traveling. Soalnya, meskipun traveling itu menyenangkan, traveling juga bisa menyebabkan stres. Misalnya, ketika harus mengurus segala perintilan mengenai keberangkatan dan kepulangan, membiasakan diri dengan lingkungan yang berbeda di tempat baru, mengonsumsi makanan dan minuman yang tidak biasa, serta beradaptasi dengan jam tidur yang sangat kontras dengan jam tidur dari kota asal. Stres dapat memengaruhi ovulasi dan naik-turunnya kadar hormon, sehingga siklus menstruasi ikut berubah. Oleh karena itu, tak mengherankan bila mereka yang berprofesi sebagai pramugari lebih rentan terhadap permasalahan kesehatan reproduksi (Heidecker, Spencer, Hayes, et al., 2017).

Baca Juga: Lima Drama Saat Menstruasi Tiba

Hal terbaik yang bisa dilakukan adalah mempersiapkan diri secara fisik dan mental untuk menghadapi perubahan-perubahan yang akan terjadi.

  • Siapkan pembalut, tampon, celana dalam menstruasi, atau menstrual cup, produk menstruasi manapun yang biasanya kamu gunakan, untuk berjaga-jaga bila jadwal menstruasi berubah. Dengan begitu, kegiatan jalan-jalan di kota yang baru tak akan terganggu akibat ‘bocor’ mendadak. Bagi yang biasanya mengalami nyeri menstruasi, pertimbangkan juga untuk membawa botol kompres yang bisa diisi dengan air panas serta obat-obatan untuk mengurangi rasa sakit.
    Menstruasi Tidak Teratur Ketika Traveling, Apakah Normal?

  • Pastikan bahwa asupan gizi tetap optimal dan sesuaikanlah jadwal makan dengan jadwal di kota tujuan. Tubuh lebih rentan penyakit ketika traveling dan beberapa jenis penyakit bisa memengaruhi hormon sehingga menyebabkan menstruasi tidak teratur. Kalau perlu, bawalah stok vitamin dan suplemen yang bisa mendukung kesehatanmu.
    Menstruasi Tidak Teratur Ketika Traveling, Apakah Normal?

  • Kurang tidur bisa membuat menstruasi tidak teratur (Nam, Han & Lee, 2017). Oleh karena itu, usahakan untuk memperoleh jam tidur yang cukup. Kalaupun zona waktu dari tempat asal dan tempat tujuan berbeda jauh, cobalah menyesuaikan diri dengan jam tidur di tempat tujuan secara bertahap beberapa hari sebelum berangkat traveling.
    Menstruasi Tidak Teratur Ketika Traveling, Apakah Normal?

  • Bila kamu terbiasa menggunakan metode kalender kesuburan sebagai kontrasepsi alami, pertimbangkan untuk beralih ke kontrasepsi modern di masa traveling. Soalnya, dengan siklus menstruasi tidak teratur, perhitunganmu mengenai masa subur dan masa tidak subur akan sangat mudah meleset. Kondom merupakan solusi praktis yang baik untuk digunakan dan bisa dibeli lagi dengan mudah di mana saja bila stok yang dibawa sudah habis.
    Menstruasi Tidak Teratur Ketika Traveling, Apakah Normal?

Baca Juga: Bercinta Tanpa Kontrasepsi Saat Menstruasi, Apakah Bisa Hamil?

Jadi, tak perlu khawatir soal siklus menstruasi tidak teratur yang terjadi di masa traveling, sebab hal ini merupakan sesuatu yang normal. Yang penting, persiapkan diri sebaik mungkin sebelum berangkat traveling. Selain itu, jika ingin berkonsultasi lebih lanjut, kamu bisa menghubungi Halo DKT melalui layanan bebas pulsa 0800-1-326459 atau Whatsapp ke 0811-1-326459 dengan mengklik tautan ini pada hari Senin hingga Jumat pukul 08.00 – 17.00 WIB. Segala informasi yang disampaikan akan dijamin kerahasiaannya.

Menstruasi Lebih Deras dengan IUD Tembaga, Apakah Normal?

Baru bulan pertama menggunakan IUD tembaga, menstruasi tiba-tiba menjadi semakin deras. Bagi yang belum mengenal IUD, wajar saja jika muncul rasa panik akibat perubahan pola siklus bulanan yang mendadak ini. Akan tetapi, hal ini sebenarnya merupakan sesuatu yang wajar dan sama sekali tidak berbahaya. Berikut sekilas penjelasannya.

IUD merupakan alat kontrasepsi mungil dari bahan plastik yang berbentuk seperti huruf T dan dipasang di dalam rahim (Dweck & Westen, 2017). Ada dua macam IUD, yaitu IUD hormonal dan IUD tembaga. IUD hormonal melepas hormon-hormon untuk membantu tubuh mencegah kehamilan, sedangkan IUD tembaga melepaskan ion-ion yang bersifat toksik bagi sperma.

Baca Juga: Menstruasi yang tak Kunjung Terjadi

Bagi yang ingin mencegah kehamilan untuk jangka waktu panjang, IUD sangat berguna. Tergantung dari jenisnya, masa perlindungannya bisa mencapai beberapa tahun. Sebagai contoh, IUD Andalan TCu 380A bisa melindungi penggunanya selama 10 tahun untuk sekali pakai, IUD Andalan TCu 375 melindungi pemakainya hingga 5 tahun, dan IUD Andalan Silverline Cu 200 Ag efektif hingga 3 tahun. Bila pemakai IUD sudah ingin merencanakan kehamilan sebelum masa perlindungan IUD selesai, IUD juga bisa dilepas lagi dengan mudah oleh tenaga medis tanpa konsekuensi apapun terhadap kesuburan. Karena sifatnya yang sangat praktis, efektif, tahan lama, dan non-permanen, tidak mengherankan jika banyak yang memilih untuk menggunakan IUD.

Salah satu hal yang sering menjadi kekhawatiran ketika menggunakan IUD adalah volume menstruasi. Pasalnya, ketika memakai IUD hormonal, menstruasi bisa menjadi kurang teratur, sering disertai dengan spotting, bahkan kadang tidak terjadi sama sekali (amenorrhea). Sedangkan ketika menggunakan IUD tembaga, volume menstruasi bisa bertambah berat dan semakin panjang durasinya. Perubahan pola menstruasi seperti menstruasi yang tidak teratur, lebih deras, lebih lama, disertai dengan bercak-bercak, atau justru absen sering ditakutkan bisa mengurangi kesuburan, sebab menstruasi sering dipersepsikan sebagai simbol alami dari femininitas. Padahal, perubahan-perubahan pola menstruasi merupakan hal yang normal ketika perempuan menggunakan alat kontrasepsi modern dan tidak akan mengganggu kesehatan (Rademacher, Sergison, et al., 2018). Tenaga kesehatan biasanya sangat disarankan untuk memberi gambaran yang jelas mengenai perubahan pola menstruasi yang akan terjadi dengan pemakaian tiap jenis kontrasepsi, bukan untuk menakut-nakuti, namun justru agar kamu sebagai calon pengguna kontrasepsi bisa lebih mempersiapkan diri dan tetap santai ketika mengalaminya.

Jadi, meskipun bisa mengubah volume menstruasi, IUD tetap aman bagi kesehatan. Pertanyaan yang tak kalah penting, apakah volume menstruasi yang lebih deras ketika memakai IUD tembaga membuat pemakainya jadi nggak nyaman? Dari sebuah penelitian jangka panjang yang dilakukan terhadap 918 pengguna IUD tembaga, ditemukan bahwa baik mereka yang volume menstruasinya berat maupun ringan tetap melanjutkan pemakaian IUD setelah setahun (Hobby, Zhao & Peipert, 2018). Hal ini menunjukkan bahwa volume menstruasi yang deras bukanlah suatu masalah yang membuat orang jadi enggan melanjutkan pemakaian IUD.

Baca Juga: Sehabis Pasang KB Susuk Tak Boleh Kerja Berat, Betulkah?

Mudah-mudahan dengan penjelasan singkat tadi, kamu jadi lebih tenang dan bisa memilih jenis IUD tembaga yang cocok untuk kebutuhanmu dengan lebih percaya diri. Jika kamu ingin berkonsultasi, kamu bisa menghubungi Halo DKT melalui layanan bebas pulsa 0800-1-326459 atau Whatsapp ke 0811-1-326459 dengan mengklik tautan ini pada hari Senin hingga Jumat pukul 08.00 – 17.00 WIB. Segala informasi yang disampaikan akan dijamin kerahasiaannya.