Menstruasi Tidak Teratur Pasca Terjangkit COVID-19, Apakah Normal?

Meski telah sembuh dari COVID-19, tubuh terkadang tidak langsung kembali seperti kondisi semula. Sebanyak 51,3% penyintas COVID-19 masih merasa mudah lelah rata-rata 2 bulan setelah pertama kali terkena gejala (Carfi, Bernabei & Landi, 2020). Bagi sejumlah orang, siklus menstruasi juga terpengaruh walaupun badan sudah pulih. Masalah menstruasi tidak teratur ini tentunya bisa menimbulkan kekhawatiran tersendiri bagi perempuan. Apakah perubahan pola menstruasi pasca terjangkit COVID-19 merupakan sesuatu yang normal?

COVID-19 merupakan penyakit yang bisa mempengaruhi berbagai organ tubuh, termasuk organ-organ reproduksi. Baik indung telur, rahim, maupun vagina bisa turut terkena dampak negatif dari COVID-19, khususnya melalui kehadiran enzim yang disebut dengan ACE 2. Efeknya bisa berupa ketidakseimbangan hormon estrogen dan progesteron yang memicu gangguan kesuburan serta gangguan menstruasi (Jing, Yan, Run-Qian, et al., 2020; Sharp, Fraser, Sawyer, et al., 2021). Jadi, menstruasi tidak teratur bisa saja terjadi akibat COVID-19.

Baca Juga: Menoragia atau Menstruasi Lama, Apakah Berbahaya?

Masalah menstruasi tidak teratur yang dialami perempuan dengan COVID-19 berbeda-beda. Sebanyak 28% perempuan yang terinfeksi COVID-19 mengalami perubahan siklus menstruasi, sementara 25% mengalami perubahan volume menstruasi (Li, Chen, Hou, et al., 2021). Pada perempuan yang menderita COVID-19, mayoritas siklus menstruasinya cenderung menjadi lebih panjang, bahkan bisa lebih dari 37 hari dalam kasus-kasus COVID-19 yang tergolong parah (Li et al., 2021). Durasi menstruasi juga bisa mengalami perubahan. Sebanyak 1 dari setiap 5 perempuan yang mengalami COVID-19 merasakan durasi menstruasi seminggu lebih panjang daripada biasanya, walaupun ada juga sebagian kecil perempuan yang durasi menstruasinya justru memendek. Sementara itu, dari segi volume menstruasi, temuan penelitian bervariasi. Ada sejumlah perempuan yang volume menstruasinya jadi lebih banyak akibat COVID-19, ada juga yang malah berkurang (Li, Chen, Hou, et al., 2021; Davis et al., 2020).

Pertanyaannya, bagaimana jika menstruasi tidak teratur meskipun sudah sembuh dari COVID-19? Hal ini bisa saja terjadi dan merupakan hal yang normal. Pasalnya, siklus menstruasi juga bisa dipengaruhi oleh stres psikologis, pertambahan atau penurunan berat badan yang drastis, serta derajat keparahan dari penyakit COVID-19 yang sudah dilalui (Sharp, Fraser, Sawyer, et al., 2021). COVID-19 bisa saja memicu stres dan mengubah pola makan, sehingga hormon pun jadi kurang seimbang. Tubuh mungkin butuh waktu lebih lama untuk kembali menyesuaikan kondisi hormon.

Meskipun demikian, perempuan penyintas COVID-19 tetap disarankan untuk melakukan pemeriksaan kesehatan reproduksi pasca pemulihan (Jing, Yan, Run-Qian, et al., 2020). Dengan begitu, bila memang ada masalah, dokter bisa segera membantu memberikan penanganan yang tepat. Tak hanya bagi perempuan penyintas COVID-19, pemeriksaan kesehatan reproduksi juga bisa dilakukan oleh siapapun yang mengalami masalah menstruasi tidak teratur di tengah pandemi.

Baca Juga: Bikin Enggak Nyaman, Ini Penyebab Diare Saat Menstruasi!

Demikianlah penjelasan singkat mengenai menstruasi tidak teratur pasca terjangkit COVID-19. Kesimpulannya, walaupun hal ini merupakan sesuatu yang wajar di tengah berbagai kondisi di masa pandemi yang mungkin memicu perubahan hormon, tetap tidak ada salahnya berkonsultasi dengan para pakar di bidang kesehatan reproduksi. Selain itu, kalau kamu masih punya pertanyaan lebih lanjut mengenai topik ini, kamu juga bisa menghubungi Halo DKT melalui layanan bebas pulsa 0800-1-326459 atau Whatsapp ke 0811-1-326459 dengan mengklik tautan ini pada hari Senin hingga Jumat pukul 09.00 – 16.30 WIB. Tak perlu ragu untuk berkonsultasi, sebab segala informasi yang kamu sampaikan akan dijamin kerahasiaannya.

Menstruasi Tidak Teratur, Bisakah Diatasi dengan Minum Soda?

Di Indonesia, ada kepercayaan bahwa mengkonsumsi soda bisa membantu memperlancar menstruasi. Jika si ‘tamu bulanan’ belum datang-datang juga, kabarnya minum soda dapat mempercepat kehadirannya. Minum soda juga diyakini bisa membuat durasi menstruasi semakin singkat. Pertanyaannya, betulkah soda bisa menjadi solusi saat menstruasi tidak teratur? Berikut pembahasannya dari segi sains.

Baca Juga: Tiga Penyebab Menstruasi Tidak Teratur Setelah Melahirkan

Menurut penelitian, konsumsi soda memang memiliki dampak terhadap menstruasi. Akan tetapi, dampaknya bukan mempercepat tanggal haid seperti yang banyak diyakini oleh orang-orang. Berdasarkan studi yang dilakukan oleh Mueller, Jacobs, et al. (2015), konsumsi soda dengan pemanis buatan bisa mempercepat menarche, yaitu kemunculan menstruasi untuk yang pertama kalinya dalam hidup anak atau remaja perempuan. Hasil penelitian yang serupa juga ditemukan pada anak perempuan yang mengonsumsi soda berkandungan gula alami (Carwile, Willet, et al., 2015). Faktor yang berperan sebetulnya adalah kandungan gula yang mempengaruhi metabolisme tubuh, bukan soda itu sendiri. Jadi, yang terpengaruh karena minum soda itu usia pertama menstruasi, sementara itu tanggal menstruasi bulanan tidak terpengaruh.

Bagaimana dengan durasi menstruasi? Alih-alih mempersingkat, sebuah penelitian yang dilakukan di Nigeria justru menemukan bahwa 51,53% perempuan yang mengonsumsi soda cenderung memiliki durasi menstruasi yang lebih panjang dan volume menstruasi yang lebih berat (Adienbo, Hart & Ajah, 2015). Akan tetapi, siklus menstruasi mereka tidak terpengaruh. Oleh karena itu, sayangnya minuman bersoda tetap tidak bisa digunakan untuk membuat menstruasi muncul bila dari awal siklus menstruasi tidak teratur. Sorry, ladies!

Nah, bertolak belakang dengan anggapan orang banyak, minum soda justru berkaitan dengan dampak negatif terhadap kesehatan reproduksi perempuan. Salah satunya, perempuan yang minum soda ketika menstruasi cenderung memiliki mood yang kurang baik bila dibandingkan dengan perempuan yang tidak minum soda sama sekali (Bu, Lai, Deng, et al., 2019). Selain itu, berdasarkan hasil yang diperoleh dari sebuah penelitian jangka panjang, konsumsi minuman bersoda secara umum juga menurunkan kemungkinan untuk mencapai kehamilan dengan lebih cepat (Hatch, Wise, Mikkelsen, et al., 2012). Duh, jadi berpikir dua kali, ya, sebelum minum soda?

Lalu, apa yang sebaiknya dilakukan bila siklus menstruasi tidak teratur? Solusi yang paling tepat adalah berkonsultasi dengan dokter. Ada banyak kemungkinan penyebab mengapa menstruasi tidak teratur, mulai dari perubahan hormonal, pola makan (Akhila, Shaik, & Kumar, 2020), pola olahraga (Machmudah et al., 2017), pola tidur dan stres (Lim, Kim, Lee, et al., 2018). Dengan berkonsultasi pada dokter, kamu bisa mencari tahu kira-kira apa yang menyebabkan masalah ketidakteraturan siklus menstruasi serta bagaimana cara yang terbaik untuk mengatasinya. Bila ternyata ada gangguan kesehatan reproduksi tertentu seperti Polycystic ovarian syndrome (PCOS), radang panggul, atau sejenisnya yang membuat menstruasi jadi tidak teratur, dokter bisa segera memberikan penanganan. Bila kamu merasa takut untuk memeriksakan diri ke dokter, mintalah bantuan pasangan, keluarga, atau teman untuk ikut menemani kamu ke rumah sakit.

Baca Juga: Menstruasi Tidak Teratur Pasti Menandakan Kemandulan, Betulkah?

Begitulah penjelasan singkat mengenai dampak minum soda terhadap menstruasi. Selain itu, jika kamu masih punya pertanyaan lebih lanjut mengenai masalah menstruasi tidak teratur, kamu bisa menghubungi Halo DKT melalui layanan bebas pulsa 0800-1-326459 atau Whatsapp ke 0811-1-326459 dengan mengklik tautan ini pada hari Senin hingga Jumat pukul 09.00 – 16.30 WIB. Tak perlu ragu untuk berkonsultasi, sebab segala informasi yang kamu sampaikan akan dijamin kerahasiaannya.

Menstruasi Tidak Teratur Pasti Menandakan Kemandulan, Betulkah?

Sejak dulu, menstruasi kerap kali dikaitkan sebagai simbol dari kesuburan perempuan. Anggapannya, bila menstruasi tidak teratur, pasti ada masalah kesehatan reproduksi yang terjadi di dalam tubuh. Bahkan, perempuan yang jarang menstruasi sering dianggap mandul. Pertanyaannya, betulkah persepsi ini?

Baca Juga: Penyebab Menstruasi Terlambat Selain Hamil

Hampir setiap bulan, tubuh perempuan mempersiapkan diri untuk menghadapi kehamilan. Sebuah sel telur dilepas, kemudian sel telur tersebut menunggu dibuahi. Dinding rahim pun menebal, mempersiapkan tempat bagi sel telur untuk menempel apabila ia jadi dibuahi oleh sperma. Nah, jika sel telur tidak dibuahi, dinding rahim yang sudah menebal akan luruh kembali dan harus dikeluarkan. Luruhan dinding rahim beserta dengan darah keluar dari rahim melalui serviks hingga ke vagina. Inilah proses yang disebut dengan menstruasi. Meski sering disebut sebagai ‘datang bulan’ di Bahasa Indonesia, siklus menstruasi perempuan sebetulnya berbeda-beda. Selama terjadinya masih teratur setiap 21-45 hari sekali, siklus menstruasi masih dianggap normal (Dweck & Westen, 2017).

Ada juga yang disebut dengan spotting. Spotting alias keluarnya bercak darah di luar jadwal menstruasi bisa saja merupakan sesuatu yang normal. Sekitar 4,8% orang mengalami spotting bercak darah sedikit ketika ovulasi, yakni saat tubuh melepas sel telur di hari paling subur (Hill, 2019). Seseorang bisa saja mengalami spotting, tetapi siklus menstruasinya tetap teratur.

Apabila menstruasi tidak teratur, belum tentu berarti seseorang mandul. Ada banyak hal-hal yang sebetulnya bukan gangguan kesuburan, tapi bisa saja menyebabkan ketidakteraturan menstruasi, misalnya:

  • Perubahan hormonal di masa remaja (Dweck & Westen, 2017)

  • Perubahan pola makan (Akhila, Shaik & Kumar, 2020)

  • Kurang tidur (Nam, Han & Lee, 2017)

  • Stres (Lim, Kim, Lee, et al., 2018)

  • Perubahan hormonal menjelang menopause (Dweck & Westen, 2017)

Di sisi lain, kadang-kadang menstruasi tidak teratur betul-betul terjadi karena masalah kesuburan. Gangguan pada rahim seperti polip, fibroid, atau tumor dapat membuat menstruasi jadi sangat berat dan panjang durasinya (Walker, Coffey & Borger, 2021). Misalnya, jika biasanya 3-5 hari selesai, tahu-tahu kali ini menstruasi terus-menerus selama 2 minggu. Gejala-gejala seperti ini tak boleh dianggap remeh. Segera konsultasikan pada dokter agar bisa dicari penyebab dan solusinya.

Terkadang masalahnya bukan pada fisik rahim itu sendiri, namun pada hormon. Gangguan hormonal seperti polycystic ovarian syndrome (PCOS) bisa memicu amenorrhea, yaitu kondisi di mana seseorang tidak mengalami menstruasi selama lebih dari 3 bulan (Dweck & Westen, 2017). PCOS bisa mempersulit kemungkinan mencapai kehamilan, namun bukan berarti tidak bisa. Dengan pengobatan dan pola hidup sehat yang tepat, orang dengan PCOS dapat meningkatkan kesuksesan program hamilnya (Artini, Obino, et al., 2017).

Salah satu yang bisa dilakukan untuk memperbaiki siklus menstruasi adalah dengan meminum Pil KB yang memiliki kandungan estrogen seperti Pil KB Andalan FE atau Pil KB Elzsa. Pil KB dapat membantu untuk memperbaiki siklus menstruasi menjadi lebih regular karena pil KB bekerja dengan meregulasi hormon di dalam tubuh. Manfaat pil KB kombinasi bagi penderita PCOS dengan siklus menstruasi yang tidak teratur pun sudah didukung oleh penelitian (Podfigurna, Meczekalski,et al., 2019).

Baca Juga: Menstruasi Tidak Normal, Salah Satu Indikator Masalah Kesehatan

Kuncinya, bila menstruasi yang kamu alami berlebihan volumenya, sangat panjang durasinya, terlalu sering terjadi, atau jarang terjadi, dan gejala-gejala tadi muncul bukan karena perubahan pola hidup, langkah terbaik yang bisa dilakukan adalah berkonsultasi dengan dokter. Menstruasi tidak teratur belum tentu menandakan kemandulan, namun untuk berjaga-jaga lebih baik memeriksakan diri. Bila kamu masih bingung atau memiliki pertanyaan terkait topik ini, kamu bisa menghubungi Halo DKT melalui layanan bebas pulsa 0800-1-326459 atau Whatsapp ke 0811-1-326459 dengan mengklik tautan ini pada hari Senin hingga Jumat pukul 08.00 – 17.00 WIB. Tak perlu ragu untuk berkonsultasi, sebab segala informasi yang kamu sampaikan akan dijamin kerahasiaannya.

Amankah Menunda Menstruasi Terlalu Sering?

Menunda atau menghentikan menstruasi saat ini bukan lagi hal yang sulit, dengan perkembangan kontrasepsi hormonal modern. Ada banyak alasan wanita menunda menstruasi: alasan medis seperti pendarahan menstruasi yang berat, persiapan untuk prosedur medis, atlet yang akan bertanding, pergi umroh atau haji, atau karena rencana pernikahan dan bulan madu. Aman nggak sih menunda menstruasi? Boleh tidak dilakukan berkali-kali?

Baca Juga: Penyebab Kembung Saat Menstruasi

Cara Menunda Menstruasi

Jika kamu belum pernah melakukannya dan bertanya-tanya bagaimana cara menunda menstruasi secara alami, maka kamu tidak akan bisa menemukan jawabannya. Ya, menunda menstruasi tidak bisa dilakukan dengan cara alami.

Banyak mitos yang dipercaya, misalnya minum cuka sari apel atau jus lemon bisa menunda menstruasi. Namun, belum ada buktinya.

Meskipun tidak ada cara alami yang terbukti secara ilmiah dapat menghentikan menstruasi, namun ada berbagai cara non-alami atau dengan penggunaan obat untuk menunda datangnya menstruasi atau menghentikannya.

Cara paling umum adalah dengan kontrasepsi hormonal, seperti pil KB yakni pil dan suntikan progesteron. Bagaimana cara kerjanya?

Pil Progestogen

Norethindrone adalah bentuk sintetis dari progesteron (hormon yang mempersiapkan penebalan lapisan rahim untuk kehamilan). Jika diminum sebelum siklus menstruasi, maka akan mencegah penurunan progesteron yang memicu menstruasi, sehingga secara efektif menunda menstruasi.

Setelah kamu berhenti minum obat ini, menstruasi akan kembali dalam beberapa hari. Sebuah penelitian norethindrone di Amerika Serikat yang dilakukan pada tahun 2019 dengan partisipasi 50 wanita yang ingin menunda menstruasi karena berbagai alasan menunjukkan, obat ini efektif menunda menstruasi tanpa menimbulkan masalah. Keuntungan pil progesteron lainnya adalah cepat mengembalikan kesuburan dan tidak adanya penggunaan obat hormonal jangka panjang.

Suntikan DMPA (KB Suntik)

Medroxyprogesterone acetate, atau DMPA, adalah kontrasepsi jangka panjang yang bisa dimanfaatkan untuk menunda menstruasi. DMPA biasanya diberikan dalam bentuk suntikan setiap tiga bulan. Dengan menggunakan metode kontrasepsi ini dapat menunda atau meniadakan menstruasi.

Pada tahun pertama menerima suntikan, 75 persen wanita melaporkan tidak adanya perdarahan menstruasi. Semakin lama digunakan, semakin sedikit menstruasi yang didapatkan.

IUD

Beberapa wanita mungkin tidak lagi mendapatkan menstruasi jika mereka menggunakan IUD hormonal. Terjadi atau tidaknya menstruasi sangat individual dan tergantung jenis IUD. IUD dengan kandungan bahan aktif yang lebih tinggi (levonorgestrel) lebih mungkin untuk tidak mendapatkan menstruasi. Selama tahun pertama penggunaan IUD hormonal, 20 persen wanita melaporkan menstruasi menjadi lebih jarang. Di tahun kedua, jumlah itu meningkat menjadi 50 persen.

KB Implan

KB implan atau susuk yang ditanamkan di lengan tepat di bawah kulit, juga dapat menghentikan ovulasi, yang dapat menyebabkan tidak adanya menstruasi. Menurut penelitian yang dilakukan di Indonesia dari tahun 2016 hingga 2018, dengan partisipasi 140 wanita yang menggunakan kontrasepsi implan, mereka berhenti mendapatkan menstruasi pada bulan pertama penelitian.

Tergantung pada jenis implan yang digunakan, absennya menstruasi terjadi pada sekitar 33–41 persen peserta di bulan pertama. Namun, di dua tahun berikutnya, hanya 28-30 persen peserta yang tidak mendapatkan menstruasi.

Adakah efek samping menunda menstruasi?

Menunda menstruasi dapat dilakukan dengan melewatkan pil plasebo dalam paket pil kontrasepsi. Tetapi penting untuk dicatat bahwa melakukan ini dapat memiliki efek samping seperti nyeri, diare, dan pendarahan yang tidak terduga. Tidak semua orang mengalami efek samping ini, tetapi jika kamu berniat mengambil cara ini, jangan kaget jika mengalami efek sampingnya.

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa menunda atau melewatkan menstruasi relatif aman dengan menggunakan kontrasepsi hormonal tanpa istirahat.

Sebuah studi tahun 2005 berdasarkan database publikasi ilmiah yang membandingkan penggunaan kontrasepsi hormonal secara terus menerus (nonstop) dan siklik (mengkonsumsi pil plasebo) menunjukkan bahwa keduanya sama-sama aman.

Pada tahun 2014, penelitian ini dilengkapi dengan penelitian baru, tetapi kesimpulannya tetap tidak berubah. Studi yang dilakukan pada tahun 2003 dan 2008 tentang penggunaan kontrasepsi hormonal secara terus menerus tanpa jeda (masing-masing 91 dan 168 hari) juga menunjukkan efisiensi dan aman untuk penggunaan jangka panjang.

Salah satu masalah terbesar yang dialami wanita yang menunda menstruasi adalah perdarahan tidak terduga. Efek samping lainnya adalah mual, nyeri payudara, fluktuasi suasana hati, dan dorongan seks yang lebih rendah.

Baca Juga: Menstruasi Tidak Normal, Salah Satu Indikator Masalah Kesehatan

Jadi apakah aman untuk menunda menstruasi? Secara umum, ya. Jika Kamu ragu, Kamu bisa berkonsultasi ke Halo DKT dengan menghubungi nomor Whatsapp Halo DKT 0811-1-326459 dan juga link bit.ly/halodktwhatsapp.

5 Tanda Menstruasi yang Normal dan Sehat

Tidak semua wanita bisa secara terbuka membicarakan menstruasi kepada orang lain, sehingga banyak di antara kita yang mungkin tidak tahu bagaimana menstruasi yang normal dan sehat. Biar kamu paham, pelajari yuk tanda menstruasi yang normal itu apa saja!

Baca Juga: Bikin Enggak Nyaman, Ini Penyebab Diare Saat Menstruasi!

Tanda Menstruasi yang Normal

Berikut ini adalah tanda menstruasi yang normal dan sehat.

  1. Tepat waktu
    Tepat waktu artinya datang hanya sekali kali per bulan. Waktunya dapat bervariasi pada masing-masing wanita, tetapi umumnya setiap 26-32 hari sekali masih dianggap normal. Angka ini disebut satu siklus menstruasi.

    Satu siklus menstruasi diukur dari hari pertama keluarnya darah menstruasi (tidak termasuk bercak sebelumnya), hingga hari pertama keluarnya darah menstruasi pada siklus berikutnya.

    Menstruasi tidak selalu datang tepat di hari sesuai siklus, misalnya setiap 28 hari sekali. Kadang, bisa maju atau mundur 2-3 hari itu adalah hal yang normal. Tetapi jika datangnya terlalu terlambat atau terlalu dini, bisa jadi tanda ketidakseimbangan hormon.

    Ketidakseimbangan hormone bisa disebabkan oleh stres, atau kondisi medis seperti Sindrom Ovarium Polikistik atau PCOS, yang membuat siklus menstruasi cenderung lebih panjang dan disertai dengan berbagai ketidakseimbangan metabolisme lainnya.

  2. Tidak menyakitkan
    Beberapa wanita menggambarkan masa menstruasi dengan masa-masa menyiksa karena selalu disertai rasa nyeri yang hebat. Hal ini seharusnya tidak terjadi. Menstruasi yang menyakitkan adalah sinyal bahwa ada sesuatu yang tidak beres di tubuh kamu dan harus segera dilakukan pengecekan ke dokter.

    Menstruasi yang disertai rasa tidak nyaman di perut bagian bawah, kembung, bahkan sedikit diare masih tergolong normal. Tetapi jika rasa sakitnya sampai membuat kamu tidak bisa beraktivitas, dan hampir selalu dirasakan setiap kali menstruasi, kemungkinan ada gangguan hormonal, peradangan, atau kelainan organ reproduksi seperti fibroid, endometriosis atau adenomiosis.

  3. Pendarahan wajar dan tidak berlebihan
    Pendarahan menstruasi yang normal berlangsung selama 3-6 hari, tidak sering disertai bekuan atau darah yang bergumpal dan alirannya lancar. Volume darah menstruasi benar-benar bervariasi dan subyektif, namun beberapa ahli menyatakan, dalam satu hari maksimal kamu ganti pembalut 5 kali masih wajar.

    Tetapi jika kamu harus mengganti tampon, pembalut, atau menstruasi cup hingga puluhan kali sehari karena “banjir”, maka ada kemungkinan besar kamu mengalami pendarahan hebat.

    Darah menstruasi yang normal seharusnya berkisar antara 10-35 ml selama satu kali menstruasi. Ini setara dengan total 1 hingga 7 tampon biasa yang direndam selama periode menstruasi.

    Aliran darah menstruasi yang lebih banyak dari biasanya dapat disebabkan oleh ketidakseimbangan hormon atau kondisi medis yang dijelaskan pada poin 2 di atas, atau bisa karena kekurangan zat besi. Segera cek ke dokter untuk memastikan penyebabnya.

  4. Tidak ada bercak diantara siklus menstruasi
    Bercak adalah sejumlah kecil darah yang dapat terjadi di luar waktu menstruasi. Adanya bercak atau flek juga merupakan tanda bahwa ada sesuatu yang tidak beres dengan siklus menstruasi kamu.

    Bercak di tengah siklus menstruasi bahkan tidak boleh diremehkah, harus segera mendapatkan perhatian dokter untuk menyingkirkan kemungkinan buruk. Tetapi tidak perlu cemas duluan, masih ada kemungkinan akibat ketidakseimbangan hormon, seperti juga bercak pramenstruasi. Dengan penyeimbang hormone, masalah ini umumnya akan bisa diselesaikan.

  5. Tidak ada PMS
    PMS atau pre menstruasi sindrom dapat sangat mengganggu dan menyulitkan aktivitas dan hubungan sosial. Hormon dan neurotransmiter di otak normalnya akan terus-menerus berkomunikasi satu sama lain agar tercipta keseimbangan fungsi tubuh. Saat menstruasi, zat kimia otak dapat “dibajak” sehingga komunikasi sedikit terhambat.

    Akibatnya terjadi perubahan suasana hati yang ekstrem, mood swing, serta gejala fisik seperti pusing, payudara nyeri, dan sebagainya.

Baca Juga: Proses Terjadinya Menstruasi Melewati 4 Tahapan Berikut Lho!

Nah, jika kamu mengalami salah satunya, berarti kamu perlu menemui dokter. Jangan sepelekan gangguan menstruasi, dengan selalu memperhatikan tanda menstruasi yang normal. Kamu bisa juga berkonsultasi ke Halo DKT dengan menghubungi nomor Whatsapp Halo DKT 0811-1-326459 dan juga link bit.ly/halodktwhatsapp.

Menoragia atau Menstruasi Lama, Apakah Berbahaya?

Umumnya, periode menstruasi berlangsung antara tiga hingga tujuh hari. Periode menstruasi yang berlangsung lebih dari tujuh hari dianggap sebagai periode menstruasi yang lama atau panjang. Apa penyebab menstruasi lama ya kira-kira?

Dokter mungkin menyatakan menstruasi yang berlangsung lebih dari seminggu sebagai menoragia. Kamu juga dapat didiagnosis dengan menoragia jika mengalami pendarahan hebat yang tidak biasa yang berlangsung kurang dari seminggu. Sekitar 5% wanita mengalami menoragia.

Baca Juga: Tidak Benar Minum Minyak Kelapa Bisa Mempersingkat Menstruasi

Penyebab Menoragia atau Menstruasi Lama

Menoragia dapat menyebabkan ketidaknyamanan selama menstruasi serta mengganggu rutinitas harian kamu dan juga mengganggu kualitas tidur. Dampak menstruasi lama lainnya adalah risiko anemia defisiensi zat besi, terutama jika menstruasinya juga berat.

Menstruasi lama merupakan tanda dari kondisi kesehatan yang serius, di antaranya:

  1. Perubahan hormon dan ovulasi
    Perubahan hormon atau ovulasi dapat menyebabkan menstruasi sedikit lebih lama. Pengaruh hormon ini biasa terjadi di awal masa pubertas atau perimenopause. Di luar itu, ketidakseimbangan hormon disebabkan berbagai kondisi kesehatan, seperti gangguan tiroid atau sindrom ovarium polikistik (PCOS).

    Jika hormon tidak normal atau jika tidak terjadi ovulasi selama siklus menstruasi, lapisan rahim bisa menjadi sangat tebal. Ketika tubuh kamu akhirnya melepaskan lapisan ini, maka kamu mungkin mengalami menstruasi yang berat dan lebih lama dari biasanya.

  2. Pengaruh obat-obatan dan kontrasepsi
    Jika kamu tengah mengonsumsi obat secara rutin, dan menstruasi menjadi lama, kemungkin obat-obat tersebut penyebabnya. Misalnya aspirin dan obat pengencer darah, dan juga obat anti-peradangan.

    Kontrasepsi, seperti alat kontrasepsi dalam rahim dan pil KB juga bisa mempengaruhi menstruasi, termasuk membuat menstruasi lama.

  3. Kehamilan
    Meskipun sebenarnya bukan menstruasi, perdarahan vagina yang berkepanjangan mungkin merupakan tanda kehamilan yang disertai keguguran. Kondisi kehamilan yang berisiko menyebabkan perdarahan misalnya plasenta previa dan hamil ektopik.
  4. Fibroid atau polip rahim
    Fibroid dan polip rahim dapat menyebabkan perdarahan yang berkepanjangan, dan terkadang berat. Fibroid terjadi ketika jaringan otot tumbuh di dinding rahim.

    Polip juga merupakan hasil dari pertumbuhan jaringan yang tidak nomal di dalam rahim dan menyebabkan tumor kecil tumbuh di sana. Umumnya, baik fibroid maupun polip tidak bersifat ganas, alias bukan kanker.

  5. Adenomiosis
    Adenomiosis adalah sejenis pertumbuhan jaringan. Kondisi ini terjadi ketika endometrium atau lapisan rahim, tumbuh ke dalam otot-otot rahim. Ini dapat menyebabkan menstruasi yang lama, panjang, atau berat.
  6. Kegemukan
    Kelebihan berat badan dapat menyebabkan menstruasi lama. Itu karena jaringan lemak dapat menyebabkan tubuh memproduksi lebih banyak estrogen. Kelebihan estrogen ini dapat menyebabkan perubahan pada menstruasi.
  7. Penyakit radang panggul
    Penyakit radang panggul (PID) terjadi ketika bakteri menginfeksi organ reproduksi. Selain menyebabkan perubahan siklus menstruasi, PID juga dapat menyebabkan keputihan abnormal dan gejala lainnya.
  8. Kanker
    Kanker di organ reproduksi dapat menimbulkan gejala menstruasi lama, misalnya kanker di rahim atau leher rahim. Bagi beberapa wanita, menstruasi lama di luar kebiasaan menjadi gejala paling awal yang ditemukan.

Kapan harus ke dokter?

Jangan abaikan menstruasi yang tidak biasa. Penting untuk menemui dokter segera. Menunda diagnosis dapat menyebabkan memburuknya kondisi. Apalagi jika menstruasi yang berkepanjangan disertai gejala lain seperti gumpalan darah yang besar hingga kamu perlu mengganti pembalut atau tampon satu hingga dua kali per jam, dan kamu menjadi lemas karena kehilangan banyak darah.

Baca Juga: Menstruasi Normal Berapa Hari?

Bahkan tanpa menunggu gejala berat, masalah ringan seputar menstruasi juga bisa kamu konsultasikan ke ahlinya. Ke mana? Ke Halo DKT saja! Kamu bisa berkonsultasi ke Halo DKT dengan menghubungi nomor Whatsapp Halo DKT 0811-1-326459 dan juga link bit.ly/halodktwhatsapp.

Tiga Penyebab Menstruasi Tidak Teratur Setelah Melahirkan

Bagi perempuan, pengalaman melahirkan mengubah banyak hal. Salah satunya adalah siklus menstruasi. Sehabis persalinan, biasanya ada jeda waktu sebelum menstruasi muncul kembali. Setelah menstruasi muncul kembali pun, terkadang menstruasi tidak teratur. Yang tadinya bisa diprediksi, sekarang tak bisa ditebak kapan datangnya. Hal ini seringkali membuat banyak perempuan jadi merasa khawatir. Padahal, ini merupakan sesuatu yang normal dan bisa dipicu oleh berbagai macam faktor. Berikut beberapa di antaranya.

Baca Juga: Penyebab Menstruasi Terlambat Selain Hamil

  • Kondisi hormonal
    Pasca melahirkan, salah satu hormon yang banyak berperan dalam tubuh perempuan adalah hormon prolaktin. Kadar hormon prolaktin yang tinggi dibutuhkan untuk produksi ASI. Jadi, ibu bisa menyusui anaknya dengan lancar. Akan tetapi, tingginya kadar hormon prolaktin juga bisa mempengaruhi siklus menstruasi dan membuat menstruasi jadi jarang terjadi atau bahkan tidak terjadi sama sekali (Al-Chalabi, Bass, & Alsalman, 2018). Hal ini merupakan sesuatu yang lumrah dan tak perlu dikhawatirkan. Seiring dengan berjalannya waktu dan frekuensi menyusui anak pelan-pelan berkurang, siklus menstruasi biasanya akan membaik dengan sendirinya. Pada akhirnya, ingatlah bahwa tubuh butuh waktu untuk beradaptasi.

  • Pola tidur yang kurang ideal
    Menjadi orangtua baru memang penuh tantangan. Jika tadinya kamu bisa tidur 8 jam sehari, begitu bayi lahir, rasanya tidur 4-5 jam saja sulit sekali dicapai. Apalagi, bila si Kecil menangis sambil menjerit-jerit sekuat tenaga di pukul 3 pagi. Kurang tidur bisa membuat menstruasi tidak teratur (Lim, Kim, Lee, et al., 2018). Tubuh juga lebih rentan terhadap penyakit ketika kurang beristirahat. Akan tetapi, bukan berarti orangtua harus pasrah menerima nasib tanpa ada yang bisa dilakukan. Dibutuhkan strategi pembagian tanggung jawab yang baik di rumah terkait pengurusan anak dan manajemen rumah tangga, agar ibu tidak kewalahan dan bisa beristirahat. Idealnya, suami dan anggota keluarga lainnya turut berperan dan saling membantu. Bila hal ini tidak memungkinkan, kamu dan pasanganmu juga bisa mempertimbangkan menggunakan jasa babysitter.

  • Tingkat stres yang tinggi
    Perempuan yang baru memiliki anak seringkali harus memegang beberapa peran sekaligus. Selain menjadi seorang ibu, ia juga merupakan seorang istri yang punya berbagai tanggung jawab lain. Belum lagi jika ia juga sedang bekerja atau sedang menempuh pendidikan tinggi. Siapapun bisa menjadi lebih rentan terhadap stres ketika menghadapi situasi seperti ini. Faktanya, stres bisa membuat siklus menstruasi tidak teratur (Huhmann, 2020). Menjadwalkan waktu untuk diri sendiri alias ‘me-time’, mempraktekkan strategi relaksasi, dan menceritakan masalah yang dialami dengan pasangan atau orang-orang terdekat yang bisa dipercaya dapat membantu meringankan tekanan yang dialami para ibu. Bila beban yang dipikul sudah terlalu berat, kamu mungkin membutuhkan dukungan dari psikolog.

Baca Juga: Menstruasi yang tak Kunjung Terjadi

Di luar dari 3 penyebab di atas, ada banyak lagi hal yang bisa membuat menstruasi tidak teratur pasca melahirkan. Ada kalanya juga ketidakteraturan menstruasi dapat menandakan masalah kesehatan reproduksi. Kalau kamu khawatir, nggak ada salahnya berkonsultasi dengan dokter atau bidan. Ajaklah pasangan untuk ikut menemani. Selain itu, jika kamu masih punya pertanyaan lebih lanjut mengenai topik ini, kamu pun bisa menghubungi Halo DKT melalui layanan bebas pulsa 0800-1-326459 atau Whatsapp ke 0811-1-326459 dengan mengklik tautan ini pada hari Senin hingga Jumat pukul 09.00 – 16.30 WIB. Tak perlu ragu untuk berkonsultasi, sebab segala informasi yang kamu sampaikan akan dijamin kerahasiaannya.

Penyebab Darah Menstruasi Berwarna Hitam

Darah menstruasi umumnya berwarna merah gelap. Namun tidak selamanya warna darah menstruasi akan selalu sama, karena darah yang keluar bersama jaringan dinding rahim yang luruh tersebut dapat berubah warna tergantung pada oksigenasi udara. Ini alasan penyebab darah menstruasi berwarna hitam.

Baca Juga: Penyebab Menstruasi Terlambat Selain Hamil

Agar lebih mudah memahaminya, kamu bisa membandingkannya dengan luka di bagian tubuh kita. Misalnya tanganmu tergores pisau, maka darah baru yang keluar berwarna merah segar, ciri khas luka baru. Jika kamu membalut luka tersebut, dan memeriksanya keesokan harinya, kamu akan melihat bahwa darah yang awalnya merah akan berubah menjadi coklat.

Warna darah tampak lebih gelap karena telah bereaksi dengan oksigen, dan sebagian besar air dalam darah akan menguap, membuat pigmentasi lebih pekat.

Penyebab Darah Menstruasi Berwarna Hitam

Menstruasi adalah keluarnya endometrium atau lapisan dalam dinding rahim melalui vagina. Endometrium terdiri dari jaringan yang memiliki banyak pembuluh darah. Pembuluh darah ini akan menjadi sumber utama suplai makanan ke embrio, jika sel telur yang telah dibuahi sperma menempel di dinding rahim. Dengan asupan darah kaya nutrisi dan oksigen, embrio akan berkembang menjadi janin hingga siap dilahirkan.

Jika tidak ada pembuahan, maka tepat sebelum kamu mendapatkan menstruasi, pembuluh darah di endometrium akan menyempit. Setelah penyempitan pembuluh darah, endometrium mulai pecah berkeping-keping dan lepas dari lapisan rahim yang lebih dalam.

Saat jaringan pecah, ia membuat ujung pembuluh darah robek dan berdarah. Di sinilah mengapa menstruasi awalnya berwarna merah darah yang cerah. Namun, endometrium tidak terlepas sekaligus, namun pelepasannya bertahap dan terkontrol. Selain itu juga dibutuhkan waktu bagi jaringan endometrium untuk turun melalui serviks dan vagina. Karena lama perjalanan inilah, darah menstruasi teroksigenasi sehingga tampak lebih merah tua, coklat, atau bahkan hitam, dibandingkan jaringan awalnya.

Setelah lapisan endometrium bersih, zat pembeku darah akan bekerja menghentikan pendarahan, dan menstruasi pun berhenti.

Arti Warna Darah Menstruasi

Sepanjang seorang wanita menstruasi, warna darah kadang berubah. Bahkan warna darah di awal menstruasi dan di akhir menstruasi pun kadang tidak sama. Ternyata itu ada artinya lho!

  1. Warna darah menstruasi merah cerah
    Aliran darah menstruasi biasanya menjadi lebih berat pada hari kedua atau ketiga siklus menstruasi karena lapisan rahim luruh lebih cepat. Darah haid berwarna merah cerah adalah darah yang lebih baru, yang tidak sempat menjadi gelap saat keluar dari vagina.
  2. Warna darah menstruasi pink (semburat merah)
    Warna darah vagina pink atau merah muda dan tipis sering disebut spot atau bercak saja. Biasanya terjadi di awal menstruasi, atau pendarahan yang terjadi di luar menstruasi reguler.

    Beberapa wanita mengalami bercak di tengah siklus, juga dikenal sebagai pendarahan ovulasi. Pendarahan yang bercampur dengan cairan serviks di masa subur bisa tampak merah muda atau merah muda.

    Jika warna darah dari vagina berwarna merah muda encer yang terjadi secara tidak teratur (tanpa pola dan tidak terkait dengan siklus menstruasi), mungkin merupakan tanda kanker serviks dan harus dievaluasi segera oleh penyedia layanan kesehatan.

  3. Warna darah menstruasi abu-abu
    Jika kamu mendapati di antara darah menstruasi ada warna keputihan keabu-abuan, ini bisa menjadi tanda infeksi. Apalagi jika kamu hamil dan terjadi pendarahan hebat dan disertai potongan jaringan keabu-abuan, maka bisa jadi kamu keguguran. Segera ke dokter untuk dua kondisi ini.

Jadi ladies, penting memahami pola dan kondisi darah menstruasi. Karena, kesehatan reproduksi dan menstruasi masih sering disalahpahami, dan dikesampingkan dibandingkan dengan aspek kesehatan lainnya.

Baca Juga: Tidak Benar Minum Minyak Kelapa Bisa Mempersingkat Menstruasi

Perubahan warna darah haid bukanlah hal yang perlu dikhawatirkan. Tetapi perhatikan juga apakah ada perubahan volume aliran darah, perubahan panjang siklus, atau ada rasa nyeri. Jika kamu memiliki keluhan seputar menstruasi, kamu bisa berkonsultasi ke Halo DKT dengan menghubungi nomor Whatsapp Halo DKT 0811-1-326459 dan juga link bit.ly/halodktwhatsapp.

Mungkinkah Tanda Kehamilan Bisa Dikenali Sebelum Terlambat Menstruasi?

Gejala awal kehamilan memang kadang tumpang tindih dengan perubahan hormonal di tubuh. Terlambat menstruasi adalah tanda kehamilan yang paling mudah dan pertama kali dikenali. Namun, apakah bisa tanda kehamilan diketahui sebelum terlambat menstruasi?

Ternyata jawabannya bisa. Ya, tanda kehamilan mungkin saja dirasakan di tahap sangat dini, ketika kamu belum menyadari sudah terlambat menstruasi. Namun, umumnya seorang perempuan tidak menganggapnya sebagai tanda kehamilan, hanya perubahan hormonal menjelang menstruasi.

Baca Juga: Kehamilan Kosong Itu Seperti Apa?

Tanda Kehamilan Bisa Dikenali Sebelum Terlambat Menstruasi

Berikut ini beberapa tanda kehamilan dini, yang mungkin saja dirasakan sebagian wanita:

  1. Adanya Bercak
    Beberapa wanita mengalami bercak merah muda atau coklat tua sekitar 10-14 hari setelah pembuahan. Inilah yang sering disebut “pendarahan implantasi” yakni saat embrio menempel pada dinding rahim. Pendarahan yang sangat ringan ini (hampir tidak perlu sampai menggunakan pembalut) biasanya hanya berlangsung beberapa jam atau paling lama dua hari.
  2. Payudara nyeri
    Meningkatnya kadar hormon pada awal kehamilan dapat menyebabkan payudara terasa kencang dan nyeri. Tanda ini dapat terjadi pada awal satu atau dua minggu setelah kamu hamil, atau di minggu ketiga dan keempat kehamilan. Bagi sebagian wanita, ini adalah salah satu tanda kehamilan yang pertama kali dikenali.

    Beberapa wanita melaporkan nyeri payudara tanda kehamilan berbeda dengan nyeri payudara menjelang menstruasi. Kehamilan akan membuat payudara terasa lebih “penuh”, dan puting lebih sensitif.

  3. Perubahan suasana hati
    Perubahan suasana hati atau mood swing merupakan gejala awal kehamilan yang umum. Penyebabnya adalah estrogen dan progesteron meroket pada awal kehamilan. Berbeda dengan perubahan suasana hati sehari-hari, kehamilan akan menyebabkan perubahan mood yang mendadak dan tidak terduga.
  4. Keputihan
    Keputihan adalah hal yang normal dialami wanita. Keputihan sebagai tanda kehamilan biasanya sedikit lebih banyak, bahkan sejak awal hamil. Peningkatan keputihan yang sehat atau “leukorea” ini membantu menghentikan penyebaran bakteri atau infeksi dari vagina ke dalam rahim. Kehamilan seharusnya tidak mengubah warna atau bau keputihan, jadi jika keputihan berwarna atau berbau, waspada infeksi jamur atau bakteri.
  5. Kram
    Tanda kehamilan lainnya adalah kram. Selama awal kehamilan, ada peningkatan aliran darah ke rahim yang dapat menyebabkan tekanan panggul saat tubuh bersiap untuk perjalanan panjang kehamilan dan persalinan. Rahim juga mulai meregang dan mengembang untuk mengakomodasi peningkatan darah serta kehamilan yang berkembang. Ini dapat menyebabkan perasaan seperti tertarik yang mirip kram menjelang atau selama menstruasi.
  6. Mudah lelah
    Mudah lelah adalah hal biasa selama kehamilan, tetapi jika kamu menyadarinya sebelum terlambat menstruasi, bisa jadi tanda kehamilan. Penyebabnya adalah kadar progesteron yang tinggi.
  7. Sering buang air kecil
    Sering buang air kecil juga merupakan tanda kehamilan awal, karena peningkatan suplai darah menciptakan lebih banyak limbah ke ginjal. Limbah ini dikeluarkan sebagai urin.
  8. Sakit kepala dan pusing
    Suplai darah dan kadar hormon yang meningkat bisa menjadi tanda kehamilan yang tidak menyenangkan yaitu pusing dan sakit kepala. Pembuluh darah yang melebar juga dapat menyebabkan migrain pada beberapa wanita hamil.
  9. Indera penciuman lebih tajam
    Kehamilan akan membuat indra penciuman lebih tajam, di mana wanita hamil akan lebih sensitif dengan bau, termasuk makanan. Menurut penelitian, mayoritas ibu hamil mengalami peningkatan indra penciuman selama trimester pertama.
  10. Mual
    “Morning sickness,” atau mual sepanjang hari bagi sebagian orang, biasanya muncul sekitar minggu ke-6 hingga minggu ke-8 kehamilan, saat itulah kebanyakan orang sudah menyadari dirinya hamil karena sudah terlambat menstruasi mereka hilang. Tetapi beberapa wanita hamil mengalami gejala mual lebih cepat, sebelum terlambat menstruasi.

Baca Juga: Trik Meningkatkan Peluang Kehamilan di Masa Subur

Apakah kamu mengalami salah satu tanda kehamilan tadi, sebelum menyadari terlambat menstruasi? Jangan hanya menebak-nebak. Pastikan dengan tes kehamilan. Kamu bisa menggunakan Andalan pregnancy test yang akurat untuk memastikan kehamilan. Kamu juga bisa berkonsultasi ke Halo DKT dengan menghubungi nomor Whatsapp Halo DKT 0811-1-326459 dan juga link bit.ly/halodktwhatsapp jika ingin tahu lebih banyak informasi seputar kehamilan dan tes kehamilan.

Cara Menghitung Masa Subur untuk Kamu yang Nggak Suka Hitung-hitungan

Meskipun sudah bertahun-tahun hidup dengan siklus menstruasi, masih banyak perempuan yang belum memahami masa subur masing-masing. Padahal, mengetahui cara menghitung masa subur penting sekali untuk mendapatkan informasi yang tepat ketika sedang merencanakan kehamilan, baik ketika ingin segera melanjutkan keturunan maupun ketika ingin menundanya. Soalnya, dengan informasi ini kamu bisa menentukan masa terbaik untuk berhubungan seks.

Baca Juga: Proses Terjadinya Menstruasi Melewati 4 Tahapan Berikut Lho!

Salah satu cara menghitung masa subur yang banyak dibahas adalah metode kalender kesuburan. Metode kalender merupakan metode yang efektif untuk memprediksi masa subur (Scherwitzl, Hirschberg, dan Scherwitzl, 2015). Akan tetapi, tekniknya lumayan membutuhkan ketelatenan. Soalnya, untuk memakai cara ini, kamu harus mencatat pengalaman menstruasi selama beberapa bulan: tanggal berapa mulai menstruasi, tanggal berapa selesainya, serta berapa hari jarak sejak mulai menstruasi hingga mengalami menstruasi lagi di siklus berikutnya. Dari data ini, nantinya kamu akan menemukan pola panjangnya durasi siklus menstruasi, sehingga kamu bisa memprediksi kapan akan menstruasi lagi. Berdasarkan tanggal prediksi hari pertama menstruasi yang akan datang, kamu harus menghitung mundur 14 hari untuk menemukan tanggal ovulasi, yaitu tanggal ketika sel telur dilepas dari indungnya dan tubuh sedang dalam puncak kesuburan. Nah, masa subur perempuan dimulai sejak 5 hari sebelum ovulasi hingga 1 hari setelahnya (Jensen & Stewart, 2015).

Ribet? Lumayan! Apalagi, kalau kamu termasuk perempuan yang memiliki siklus menstruasi yang tidak teratur. Melahirkan, menyusui, atau konsumsi obat-obatan tertentu yang mempengaruhi hormon bisa mempengaruhi keteraturan siklus menstruasi (Hill, 2019). Begitu juga dengan stress, pola tidur, pola makan, dan pola olahraga (Lim, Kim, et al., 2018). Di tengah situasi pandemi seperti sekarang ini, pola aktivitas dalam kehidupan kita banyak sekali yang mengalami perubahan. Tak mengherankan jika siklus menstruasi juga ikut terpengaruh. Lah, kalau angka-angkanya sudah amburadul begini, gimana menghitungnya? Pusing, kan?

Lantas bagaimana solusinya biar nggak perlu ribet hitung-hitungan? Alternatif yang lebih mudah dan praktis adalah dengan menggunakan alat tes ovulasi. Alat tes ovulasi bekerja dengan mendeteksi kadar hormon LH (Luteinizing Hormone) di dalam urin perempuan. Nah, kadar LH biasanya meningkat menjelang ovulasi (Dweck & Westen, 2017). Bila ingin menggunakan alat tes ovulasi, kamu bisa menggunakan Andalan Ovulation Kit dengan tingkat keakuratan hingga 99,9%.

Pemakaiannya pun mudah sekali, nggak perlu hitung-hitungan! Berikut langkah-langkahnya.

  1. Teteskan urin ke dalam lubang sampel dengan pipet yang disediakan.
  2. Tunggu 3-10 menit hingga hasilnya muncul.
  3. Baca hasil. Jika ada dua garis merah muda yang mirip atau salah satunya lebih gelap, maka kemungkinan besar kamu akan ovulasi 24-48 jam lagi. Lakukan hubungan intim setelah 24 jam namun sebelum 48 jam. Bila ternyata hasilnya hanya satu garis pink saja, berarti tubuh sedang tidak di masa subur.

Baca Juga: Menstruasi Normal Berapa Hari?

Dengan cara menghitung masa subur yang satu ini, kamu nggak perlu lagi pusing memikirkan pola angka-angka dan mencatat segala macam penanggalan, namun kamu tetap bisa mengetahui masa suburmu. Simple banget, kan? Mudah-mudahan informasi ini berguna dan bisa membantumu merencanakan kehamilan dengan mudah, ya! Selain itu, jika kamu masih punya pertanyaan lebih lanjut mengenai topik ini, kamu pun bisa menghubungi Halo DKT melalui layanan bebas pulsa 0800-1-326459 atau Whatsapp ke 0811-1-326459 dengan mengklik tautan ini pada hari Senin hingga Jumat pukul 09.00 – 16.30 WIB. Tak perlu ragu untuk berkonsultasi, sebab segala informasi yang kamu sampaikan akan dijamin kerahasiaannya.

Penyebab Menstruasi Terlambat Selain Hamil

Menstruasi terlambat, kerap menjadi sumber kegalauan wanita. Hal ini terutama dirasakan wanita yang takut hamil atau sedang tidak merencanakan kehamilan. Ya, salah satu tanda utama kehamilan adalah menstruasi terlambat. Padahal, selain kehamilan, ada alasan lain di balik terlambatnya menstruasi.

Baca Juga: Lima Problem Menstruasi yang Lazim Terjadi

Menstruasi terlambat normal dialami oleh remaja yang belum lama mendapatkan menstruasi pertama, atau wanita menjelang menstruasi. Di dua periode kehidupan ini, pengaruh hormone yang tidak seimbang menjadi penyebab menstruasi tidak teratur. Saat sudah melewati masa transisi, siklus menstruasi umumnya akan normal dan teratur, atau kemudian berhenti sama sekali pada wanita menopause.

Beberapa Kemungkinan Penyebab Menstruasi Terlambat

Siklus menstruasi yang normal adalah setiap 28 hari. Namun, siklus menstruasi 21-35 hari masih dianggap menstruasi yang sehat. Ketika menstruasi menjadi jarang dan sering terlambat, ada beberapa kemungkinan penyebabnya. Berikut 8 di antaranya:

  1. Stres
    Stres dapat mempengaruhi produksi hormon bahkan mempengaruhi bagian otak yang bertanggung jawab mengatur siklus menstruasi, yakni area hipotalamus. Stres yang sampai memengaruhi siklus menstruasi biasanya stres berat dengan jangka waktu lama.

    Jika menurutmu penyebab menstruasi terlambat adalah stress yang kamu rasakan akhir-akhir ini, cobalah berlatih teknik relaksasi dan lakukan perubahan gaya hidup. Lebih banyak olahraga juga dapat membantu memperbaiki stres dan mengembalikan siklus menstruasi yang normal.

  2. Berat badan turun
    Penurunan berat badan yang drastis, misalnya akibat diet ekstrem, atau gangguan makan, seperti anoreksia nervosa atau bulimia, mungkin dapat menjadi penyebab menstruasi terlambat.

    Menurut teori, berat badan turun 10 persen di bawah kisaran normal sudah dapat mengubah beberapa fungsi tubuh termasuk menghentikan ovulasi. Gangguan makan harus diterapi karena termasuk gangguan mental. Jika kamu ingin diet, sebaiknya dipandu ahli gizi sehingga penurunan berat badan tetap terkendali dan tidak memengaruhi siklus menstruasi.

  3. Obesitas
    Sama seperti turun berat badan, obesitas juga dapat menyebabkan perubahan hormonal dan menjadi salah satu faktor menstruasi kamu menjadi tidak teratur atau sering terlambat.
  4. Sindrom ovarium polikistik (PCOS)
    Sindrom ovarium polikistik (PCOS) adalah suatu kondisi yang menyebabkan tubuh seorang wanita memproduksi lebih banyak hormon androgen pria. Kista terbentuk di ovarium sebagai akibat dari ketidakseimbangan hormon ini. Hal ini membuat ovulasi tidak teratur atau menghentikannya sama sekali.

    PCOS juga membuat insulin menjadi tidak seimbang dan memicu resistensi insulin, penyebab diabetes. Segera hubungi dokter jika kamu mengalami semua gejala ini.

  5. Penggunaan kontrasepsi
    Setelah menggunakan metode kontrasepsi hormonal, kamu mungkin mengalami perubahan siklus menstruasi. Pil KB misalnya, mengandung hormon estrogen dan progestin, yang mencegah ovarium melepaskan sel telur. Diperlukan waktu hingga enam bulan agar siklus kembali normal setelah menghentikan pil KB. Jenis kontrasepsi lain yang seperti implan dan suntik juga dapat menyebabkan keterlambatan menstruasi.
  6. Penyakit kronis
    Penyakit kronis seperti diabetes dan penyakit celiac juga dapat mempengaruhi siklus menstruasi. Diabetes berkaitan dengan perubahan hormonal, sedangkan penyakit celiac menyebabkan peradangan yang dapat menyebabkan kerusakan pada usus kecil yang dapat mencegah tubuh menyerap nutrisi penting. Ini dapat menyebabkan menstruasi terlambat.
  7. Perimenopause dini
    Kebanyakan wanita mulai menopause antara usia 45 hingga 55 tahun. Wanita yang mengalami gejala menstruasi sering terlambat di usia 40 tahun atau lebih awal dianggap mengalami peri-menopause dini. Ini berarti persediaan sel telur semakin menipis, dan akibatnya akan terjadi haid yang terlambat dan akhirnya berakhirnya haid.
  8. Masalah tiroid
    Kelenjar tiroid yang terlalu aktif atau kurang aktif juga bisa menjadi penyebab menstruasi terlambat bahkan tidaknya menstruasi sama sekali. Tiroid mengatur metabolisme tubuh sehingga kadar hormon juga dapat terpengaruh. Masalah tiroid biasanya dapat diobati dengan obat-obatan. Setelah perawatan, menstruasi kemungkinan akan kembali normal.

Baca Juga: Payudara Sakit saat Menstruasi, Apa yang Mesti Dilakukan?

Jika Kamu mengalami menstruasi terlambat coba sek kedelapan kemungkinan tadi. Jika kamu pengguna kontrasepsi, bisa berkonsultasi ke Halo DKT dengan menghubungi nomor Whatsapp Halo DKT 0811-1-326459 dan juga link bit.ly/halodktwhatsapp. DKT memiliki Andalan, metode kontrasepsi wanita yang disesuaikan dengan kebutuhanmu, sehingga tidak mempengaruhi siklus menstruasi.

Bikin Enggak Nyaman, Ini Penyebab Diare Saat Menstruasi!

Sejak remaja, para wanita sudah akrab dengan sensasi tidak nyaman selama menstruasi: kram, mood swings, hingga kembung. Tetapi ada lagi nih efek menstruasi yang kerap dialami wanita, yaitu diare saat menstruasi. Apa kira-kira penyebab diare saat menstruasi?

Baca Juga: Lima Drama Saat Menstruasi Tiba

Sebenarnya, keluhan di saluran pencernaan selama menstruasi bukan hanya diare. Beberapa wanita mengeluhkan kembung, begah, dan malah sembelit. Padahal, jika tidak sedang menstruasi, keluhan ini jarang dialami, kecuali berkaitan dengan salah makan.

Penyebab Diare Saat Menstruasi

Perubahan hormon dalam tubuh saat menstruasi adalah penyebab semua keluhan. Hormon memainkan peran kunci dalam mengatur siklus menstruasi seorang wanita, yang dimulai hari pertama menstruasi.

Ketika sel telur tidak dibuahi, kadar hormon estrogen yang membantu mengatur siklus menstruasi dan progesteron yang membantu mempersiapkan rahim untuk menerima sel telur yang sudah dibuahi, berada di titik rendah. Hal ini menyebabkan lapisan rahim atau endometrium akan hancur dan luruh dan menjadi pendarahan menstruasi.

Sepanjang siklus menstruasi, kadar hormon ini juga mengalami pasang surut. Kadar estrogen mulai meningkat selama periode menstruasi dan mencapai puncaknya sekitar 14 hari setelahnya, atau tepat sebelum ovulasi. Setelah itu, hormon perlahan akan turun tetapi tetap tinggi, karena progesteron kembali berperan dalam penebalan lapisan rahim dan mempersiapkannya untuk pembuahan.

Tingkat kadar hormon progesteron, mulai meningkat selama ovulasi dan puncaknya kira-kira seminggu kemudian. Kedua hormon kemudian menurun jika sel telur yang dibuahi tidak tertanam di rahim, menyebabkan siklus berulang.

Nah, semua perubahan hormonal itu dapat menyebabkan beberapa efek samping di saluran pencernaan menjelang dan selama menstruasi. Menjelang awal siklus menstruasi, kamu mungkin mengalami sedikit lebih banyak kembung dari biasanya karena tingkat estrogen yang tinggi, yang berpotensi meningkatkan retensi cairan.

Peningkatan progesteron juga dapat menyebabkan sembelit karena akan memperlambat motilitas usus, yang berarti makanan bergerak lebih lambat melalui saluran pencernaan.

Lalu apa penyebab diare saat menstruasi?Jawabannya adalah hormon prostaglandin. Ini adalah zat seperti hormon yang dihasilkan tubuh, berfungsi menyebabkan otot dan pembuluh darah rahim berkontraksi.

Di awal menstruasi, lapisan rahim memproduksi prostaglandin dalam kadar tinggi, yang merupakan penyebab utama kram menyakitkan saat menstruasi. Namun, prostaglandin diperlukan untuk membantu merangsang proses pelepasan lapisan rahim. Dan saat lapisan terkelupas, tingkat prostaglandin menurun kembali.

Prostaglandin juga dapat menyebabkan kontraksi otot di usus, meskipun tidak sepenuhnya jelas apakah prostaglandin di masuk ke usus atau otot usus itu sendiri juga menghasilkan lebih banyak prostaglandin selama menstruasi. Di usus, prostaglandin dapat memicu lebih banyak ketidaknyamanan seperti diare dan kram usus.

Kapan Harus Menemui Dokter?

Diare saat menstruasi bukanlah penyakit. Ini sepenuhnya normal. Meskipun begitu, jika diare kamu disertai gejala lain seperti pendarahan dari anus, artinya diare kamu sudah menimbulkan masalah lain.

Diare yang hebat bisa melukai dinding usus dan menyebabkan perdarahan. Selain itu, diarea yang terus menerus akan membuat kamu berisiko mengalami dehidrasi. Jika sudah seperti ini, kamu ke dokter untuk mendapatkan pengobatan.

Baca Juga: Cara Alami atasi Nyeri Saat Menstruasi

Beberapa wanita juga mengalami mual hebat selama menstruasi karena peradangan dan perubahan hormonal, sehingga mengalami kesulitan untuk makan, bahkan sampai turun berat badan.

Terlepas dari tingkat keparahan diare saat menstruasi dan gejala penyertanya, kamu disarankan lebih sering menghubungi petugas kesehatan, terkait keluhan apapun terkait menstruasi.

Saat ini menemui petugas kesehatan atau dokter sudah sangat mudah. Kamu juga bisa berkonsultasi ke Halo DKT dengan menghubungi nomor Whatsapp Halo DKT 0811-1-326459 dan juga link bit.ly/halodktwhatsapp.