Tak Perlu Khawatir, Kontrasepsi Hormonal Tidak Mengganggu Kesuburan

Kontrasepsi hormonal tidak mengganggu kesuburan. Perubahan siklus haid yang terjadi hanya sementara, dan bukan menandakan terjadinya infertilitas.

Ada anggapan bahwa kontrasepsi hormonal bisa mengganggu kesuburan perempuan. Ketika menggunakan metode kontrasepsi hormonal, sebagian perempuan tidak haid, haid tidak teratur, atau darah haid yang keluar sedikit, sehingga dianggap kesuburannya terganggu. Sebenarnya ini salah kaprah. Faktanya, kontrasepsi hormonal tidak mengganggu kesuburan, dan tidak membuatmu jadi lebih sulit hamil di kemudian hari.

Baca Juga: Lima Pilihan Kontrasepsi Hormonal, Jangka Pendek dan Panjang

Ada begitu banyak kontrasepsi hormonal yang tersedia di pasaran. Ada sediaan pil, suntikan, implan (susuk), hingga IUD hormonal. Ada yang mengandung hormon kombinasi (estrogen dan progestin), ada pula yang hanya mengandung progestin. Namun pada dasarnya, cara kerja kontrasepsi hormonal mirip, yaitu mencegah terjadinya ovulasi atau pelepasan sel telur matang dari indung telur ke tuba falopi.

Biar kamu tidak khawatir lagi dan lebih yakin dalam memilih kontrasepsi, yuk kita simak penjelasan mengapa kontrasepsi hormonal tidak mengganggu kesuburan.

Kontrasepsi Hormonal Tidak Mengganggu Kesuburan

Seperti sudah dijelaskan sebelumnya, kontrasepsi hormonal bekerja dengan mencegah terjadinya ovulasi. Kontrasepsi hormonal yang hanya mengandung progestin akan mencegah terjadinya ovulasi, sekaligus menghambat pembentukan endometrium atau lapisan dinding rahim. Itu sebabnya, perempuan yang menggunakan metode ini, baik mini pil, suntikan 3 bulan, dan implan, biasanya tidak haid. Bisa pula keluar spotting (bercak darah) pada beberapa bulan pertama penggunaan, karena endometrium begitu tupis sehingga arteri di bawahnya bisa terpapar, dan keluarlah sedikit darah yang kita kenal sebagai spotting.

Pada kontrasepsi hormonal kombinasi, yaitu pil KB kombinasi serta suntikan 1 dan 2 bulanan (Andalan Gestin F2), biasanya haid tetap terjadi tapi lebih sebentar, dan darah haid lebih sedikit. Kandungan estrogen dalam jumlah kecil akan merangsang pembentukan endometrium, meski hanya tipis. Nah, endometrium ini akan luruh ketika pil KB habis (pada hari ke-21) dan ketika efek suntikan habis, dan keluar sebagai darah haid.

Dari penjelasan di atas, kita paham mengapa ketika memakai kontrasepsi hormonal, bisa terjadi perubahan siklus haid. Jadi efek-efek tadi terjadi bukan karena kesuburan terganggu secara permanen, melainkan memang tubuh dikondisikan agar tidak terjadi ovulasi, dan endometrium yang terbentuk hanya sedikit/tidak ada.

Hingga saat ini, tidak ada bukti bahwa kontrasepsi hormonal modern mengganggu kesuburan secara permanen. Efek pencegahan kehamilan hanya terjadi selama kontrasepsi digunakan. Memang, butuh waktu beberapa saat hingga kesuburan kembali dan kamu bisa hamil. Untuk metode suntik misalnya, kesuburan akan kembali dalam 3-12 bulan sejak injeksi terakhir. Pada pil, kesuburan biasanya akan kembali dalam 2 minggu. Sedangkan metode implant, kesuburan akans egera kembali begitu masa pakainya habis, atau impan dicabut sebelum masa pakainya habis.

Baca Juga: Kontrasepsi Hormonal Bikin Haid Tidak Teratur?

Jadi, kamu tidak perlu khawatir ya. Kontrasepsi hormonal tidak mengganggu kesuburan secara permanen. Kamu bisa berkonsultasi ke dokter atau bidan, sebelum memutuskan ingin memakai metode kontrasepsi apa. Sesuaikanlah dengan kondisi, kesehatan, dan kebutuhanmu ya. DKT Indonesia menyediakan beragam kontrasepsi hormonal, dengan merk Andalan. Mulai dari mini pil untuk ibu menyusui, pil KB kombinasi, implan dua batang, hingga suntik 1, 2, dan 3 bulan.

Kamu juga bisa berkonsultasi ke Halo DKT dengan menghubungi Halo DKT di nomor WhatsApp 0811-1-326459, atau melalui link: https://bit.ly/halodktwhatsapp, pada hari Senin hingga Jumat pukul 08.00 – 17.00 WIB. Jangan khawatir karena segala informasi yang kamu sampaikan bersifat rahasia.

Lima Pilihan Kontrasepsi Hormonal, Jangka Pendek dan Panjang

Pilihan kontrasepsi hormonal ada yang jangka pendek, ada pula yang jangka panjang. Sesuaikanlah dengan kondisi dan kebutuhanmu.

Kehamilan yang direncanakan adalah bagian tak terpisahkan dalam menjalin kehidupan rumah tangga. Untuk tujuan ini, tentu saja kontrasepsi berperan besar. Dengan cara ini, kalian sebagai pasangan muda jadi leluasa untuk menunda kehamilan, atau menjarangkan kehamilan sehingga jarak antar anak bisa disesuaikan dengan kondisi dan keputusan kalian. Secara umum, ada dua jenis kontrasepsi: hormonal dan non-hormonal. Hmm apa saja ya pilihan kontrasepsi hormonal yang tersedia?

Baca Juga: Pilihan Kontrasepsi Hormonal Untuk Atasi Masalah Haid

Sebelumnya, kamu perlu memahami dulu cara kerja kontrasepsi hormonal. Pada dasarnya, kontrasepsi hormonal bekerja dengan “memanipulasi” hormon dalam tubuh, sehingga tidak terjadi ovulasi atau pelepasan sel telur dari ovarium (indung telur) ke tuba falopi. Tanpa ovulasi, tentu saja tidak akan terjadi pembuahan oleh sperma.

Tidak hanya itu. seandainya terjadi pembuahan, beberapa kontrasepsi hormonal juga mencegah sel telur yang dibuahi melekat pada lapisan dinding rahim. Ada pula yang membuat lendir pada area serviks (leher rahim) lebih kental dan lengket, sehingga menyulitkan sperma bergerak menuju sel telur.

5 Pilihan Kontrasepsi Hormonal

Ada dua macam kontrasepsi hormonal, yaitu jangka pendek dan jangka panjang. Pilihan kontrasepsi jangka pendek yaitu pil kombinasi, pil mini, dan suntik. Adapun kontrasepsi hormonal jangka panjang meliputi implan, dan IUD hormonal. Yuk kenali lebih jauh tiap metode kontrasepsi tersebut.

  1. Pil KB kombinasi
    Pil KB kombinasi terdiri dari kombinasi progestin (progesteron sintetis) dan estradiol (estrogen sintetik). Pil kombinasi cocok untuk kalian yang ingin menunda kehamilan dalam jangka pendek. Begitu berhenti minum pil, kesuburanmu akan segera kembali. Misalnya Pil KB Andalan, dan Pil KB Andalan Fe yang mengandung zat besi, untuk mencegah anemia.

  2. Pil mini
    Pil mini misalnya Pil KB Andalan Laktasi, hanya mengandung progestin. Pil ini cocok untuk ibu menyusui karena tidak mengganggu produksi dan kualitas ASI. Juga untuk mereka yang tidak bisa mendapat estrogen, misalnya yang memiliki riwayat penggumpalan darah, kanker payudara, dan kanker rahim.

  3. Suntik
    Ada 3 macam kontrasepsi suntik, yaitu 1 bulan, 2 bulan, dan 3 bulan. Kontrasepsi suntik 1 bulan dan 2 bulan mengandung kombinasi estradiol dan progestin. Adapun suntikan 3 bulan hanya mengandung progestin, sehingga bisa digunakan oleh ibu menyusui. Kamu bisa memilih kontrasepsi suntik, bila takut lupa minum pil KB.

  4. Implan
    Kontrasepsi implan (susuk) misalnya Andalan Implan, mengandung hormon progestin saja. Metode ini cocok buatmu yang ingin segera menggunakan kontrasepsi hormonal setelah melahirkan dan masih menyusui, tapi malas minum pil setiap hari atau ke dokter/bidan tiap 1-3 bulan untuk suntik. Sekali pasang, implan bisa mencegah kehamilan hingga 4 tahun.

  5. IUD hormonal
    IUD hormonal hanya mengandung progestin. Aman bagi ibu menyusui karena tidak mengganggu ASI, dan bisa dipakai hingga 5 tahun.

Keunggulan dan Kekurangan Kontrasepsi Hormonal

Kontrasepsi hormonal cukup efektif mencegah kehamilan, bila digunakan sesuai aturan. Juga ada manfaat di luar kontrasepsi. Antara lain meredakan nyeri haid, dan cenderung membuat haid lebih sedikit. Pil KB kombinasi dengan kandungan kandungan progestin cyproterone acetate seperti Elzsa, juga memiliki efek antiandrogen, yang membuat kulit lebih halus, glowing, dan bebas jerawat. Lebih jauh mengenai manfaat kontrasepsi hormonal bisa kamu baca di sini.

Kekurangan kontrasepsi hormonal, kamu harus disiplin karena kesuburan akan segera kembali ketika efek hormonal dari kontrasepsi sudah habis. Selain itu, ada beberapa kondisi yang tidak memungkinkan mendapat kontrasepsi hormonal. Diskusikanlah dengan bidan/dokter ya.

Tidak ada satu kontrasepsi yang sempurna, yang cocok dengan semua orang. Tiap orang memiliki kondisi, kesehatan, kebutuhan, dan preferensi yang berbeda. Kenalilah apa yang paling cocok untukmu. Lima pilihan kontrasepsi hormonal di atas mungkin bisa membantumu menentukan pilihan.

Baca Juga: Mengenal Cara Kerja KB Hormonal

Jangan ragu berkonsultasi ke dokter bila kamu ingin tahu lebih jauh soal kontrasepsi. Kamu bisa berkonsultasi ke Halo DKT dengan menghubungi Halo DKT di nomor WhatsApp 0811-1-326459, atau melalui link: https://bit.ly/halodktwhatsapp, pada hari Senin hingga Jumat pukul 09.00 – 16.30 WIB. Jangan khawatir karena segala informasi yang kamu sampaikan bersifat rahasia.

Pakai Kontrasepsi Tapi Kok Telat Haid? Bisa Jadi Ini Penyebabnya

Telat haid atau haid tidak teratur saat pakai kontrasepsi bukan berarti kontrasepsi tidak efektif, bisa jadi ada penyebab lain.

Kontrasepsi hormonal seperti pil, suntik atau susuk sering disebut-sebut membuat siklus haid menjadi tidak teratur. Padahal di awal menggunakan kontrasepsi hormonal, tubuh perlu waktu untuk menyesuaikan diri dan telat haid atau haid tidak teratur bukan berarti tubuh menolak kontrasepsi. Sering kali penyebab telat haid ketika memakai kontrasepsi bisa jadi bukan karena kontrasepsinya melainkan akibat faktor lainnya.

Baca Juga: Pilihan Kontrasepsi Hormonal Untuk Atasi Masalah Haid

Reaksi tubuh setiap perempuan yang menggunakan kontrasepsi hormonal berbeda-beda dan sebenarnya ini hanya terjadi di awal-awal penggunaan. Bisa dibilang di tahap ini, tubuh tengah beradaptasi dengan hormon ‘tambahan’ yang ada di dalam kontrasepsi hormonal. Ada perempuan yang mengalami volume darah haid berkurang di awal penggunaan kontrasepsi hormonal. Dan ada juga yang justru telat haid atau tidak mengalami haid. Kondisi ini biasanya terjadi tiga bulan pertama penggunaan kontrasepsi hormonal. Tapi jika terjadi secara berkelanjutan, segeralah periksakan diri ke dokter atau bidan.

Tidak perlu panik jika kamu telat haid ketika memakai kontrasepsi, karena ada banyak faktor yang bisa membuat ini terjadi. Berikut beberapa penyebab yang tidak berkaitan dengan kontrasepsi hormonal:

  1. Pola makan yang berubah. Berat badan yang turun drastis akan berdampak langsung pada siklus haid, apalagi jika penurunannya mencapai 10% dari berat badan sebelumnya. Penurunan berat badan yang drastis membuat produksi hormon estrogen terhambat. Padahal hormon ini berperan dalam siklus ovulasi atau pelepasan sel telur. Jika ovulasi terhambat maka haid pun pasti terganggu.
  2. Stres. Mengalami gejolak emosi yang berujung pada stres berlebihan akan mempengaruhi fungsi otak, khususnya bagian hipotalamus. Ini adalah bagian otak yang meregulasi kerja hormon di dalam tubuh. Jika kamu telat haid, jangan langsung menyalahkan kontrasepsi hormonal. Cobalah untuk melakukan manajemen stres agar hipotalamus kembali meregulasi hormon tubuh dengan optimal dan membuat siklus haid kembali teratur. Jadi jangan langsung menyalahkan kontrasepsi hormonal yang kamu pakai ya.
  3. Olahraga berlebihan. Menjalani olahraga yang teratur memang akan membuat tubuh lebih rileks karena produksi hormon rasa bahagia jadi optimal. Tapi jangan langsung menyimpulkan kalau intensitas olahraga ditingkatkan akan membuat hormon bahagia semakin membuncah. Yang terjadi justru sebaliknya, tubuh akan menghasilkan lebih banyak radikal bebas yang membuat siklus haid otomatis terganggu. Cobalah untuk berolahraga dengan intensitas yang lebih terukur yaitu 150 menit dalam seminggu. Para ahli kemudian membuatnya jadi lebih mudah yaitu lakukanlah olahraga 2-3 kali seminggu, jadi beri jeda sehari baru berolahraga kembali.

Apakah mungkin telat haid saat pakai kontrasepsi pertanda hamil?

Kita pasti sudah tahu kalau kontrasepsi sudah terbukti begitu efektif dalam mencegah terjadinya kehamilan. Tapi mungkinkah telat haid saat pakai kontrasepsi sebagai pertanda hamil?

Kemungkinan ini bisa saja terjadi. Tapi faktor penyebab yang paling sering adalah karena akseptor kontrasepsi hormonal lupa untuk minum pil kontrasepsi atau mengunjungi dokter atau bidan untuk suntik kontrasepsi. Jadi jika kamu mengalami telat haid ketika pakai kontrasepsi, coba ingat-ingat apakah ada jadwal minum pil atau suntik kontrasepsi yang terlewat? Jika ini yang terjadi maka ada peluang terjadinya kehamilan. Bahkan kelewatan minum pil atau suntik kontrasepsi dua hari saja sudah membuka peluang untuk terjadinya kehamilan. Karena memang kontrasepsi hormonal ketika dihentikan pemakaiannya, maka sistem reproduksi akan bekerja seperti sebelum ada intervensi dari kontrasepsi. Ini mengapa kedisiplinan menjadi faktor penting yang membuat kontrasepsi bisa optimal dalam mencegah terjadinya kehamilan.

Baca Juga: Kamu Wajib Tahu, Manfaat Pakai Kontrasepsi Lebih dari Mencegah Kehamilan

Kalau kamu ingin lebih detail lagi tentang bagaimana kontrasepsi hormonal bisa efektif mencegah terjadinya kehamilan, yuk konsultasi langsung di HALO DKT melalui layanan bebas pulsa 0800-1-326459 atau Whatsapp ke 0811-1-326459 atau klik link berikut https://bit.ly/halodktwhatsapp. Tenang segala informasi pribadi akan dijaga dengan baik, jadi jangan ragu untuk berkonsultasi ya.

Pilihan Kontrasepsi Hormonal Untuk Atasi Masalah Haid

Kontrasepsi hormonal seperti IUD dan pil membuat haid jadi lebih teratur.

Salah satu mitos yang paling banyak beredar tentang kontrasepsi hormonal adalah membuat hormon tubuh menjadi kacau hingga menimbulkan berbagai masalah kesehatan. Padahal yang terjadi adalah sebaliknya. Kontrasepsi hormonal justru membuat hormon reproduksi yang tidak seimbang di dalam tubuh jadi seimbang sehingga memberikan beragam manfaat kesehatan. Salah satu manfaat kesehatan dari kontrasepsi hormonal adalah mengatasi masalah haid.

Baca Juga: Kontrasepsi Hormonal Bikin Haid Tidak Teratur?

Masalah haid seperti siklus tidak teratur, darah haid yang berlebihan, hingga kram perut sangatlah sering dialami oleh perempuan di usia produktif. Beragam masalah haid itu bisa terjadi karena tubuh mengalami ketidakseimbangan hormon. Hal ini wajar terjadi karena ada banyak faktor yang membuat hormon menjadi tidak seimbang, termasuk stres.

Ketika kamu mengalami stres, apalagi jika stres berkepanjangan, bagian otak yang mengendalikan produksi hormon ikut terdampak, termasuk produksi hormon estrogen dan progesteron. Alhasil kedua hormon itu pun jadi tidak seimbang. Padahal kedua hormon ini berperan penting dalam siklus haid, maka ketika keduanya tidak seimbang maka siklus haid memanjang atau memendek, bisa juga membuat darah haid menjadi berlebihan atau sedikit.

Lalu bagaimana kontrasepsi hormonal dapat mengatasi masalah haid? Kontrasepsi hormonal adalah kontrasepsi yang menggunakan hormon sebagai alat kontrasepsi. Kontrasepsi ini terdiri atas dua tipe yaitu kontrasepsi hormonal kombinasi dan kontrasepsi hormonal non hormonal. Pada kontrasepsi hormonal kombinasi, kandungan hormonal yang ada di dalamnya adalah hormon estrogen dan progesteron. Sedangkan pada kontrasepsi hormonal non kombinasi hanya terdiri satu hormon, yaitu progesteron.

Adapun takaran hormon yang ada di dalam kontrasepsi hormonal sudah diatur agar memberikan manfaat untuk mencegah kehamilan sekaligus memberikan manfaat kesehatan, termasuk mengatasi masalah haid. Berikut cara kontrasepsi hormonal mengatasi masalah haid:

  1. Mengatasi masalah haid tidak teratur: Manfaat kontrasepsi hormonal kombinasi bisa membuat siklus haid jadi lebih teratur. Di dalam kontrasepsi hormonal kombinasi terdapat hormon progesteron dan estrogen yang jumlahnya mirip dengan siklus haid. Inilah yang kemudian membuat siklus haid jadi lebih teratur bahkan darah haid yang berlebihan pun bisa diturunkan hingga 40-50%. Adapun contoh dari kontrasepsi hormonal kombinasi adalah Pil KB Andalan. Dan untuk kamu yang sering mengalami anemia saat menstruasi, Pil KB Andalan FE tidak hanya terdiri dari hormon kombinasi tapi juga tambahan zat besi untuk mengatasi anemia.
  2. Mengatasi masalah haid kram perut: Kontrasepsi hormonal non kombinasi hanya mengandung hormon progesteron dan lebih sering disebut sebagai pil mini. Masalah haid yang bisa diatasi oleh kontrasepsi hormonal ini adalah mengurangi kram perut. Karena salah satu cara kerja pil ini adalah menipiskan lapisan rahim yang kemudian membuat darah haid jadi lebih sedikit. Kontrasepsi hormonal ini sering dipakai oleh ibu menyusui karena tidak akan mengurangi produksi ASI. Jadi tidak hanya mengatasi masalah haid tapi juga membantu ibu bisa menyusui anak dengan optimal. Contoh kontrasepsi hormonal non kombinasi adalah Pil KB Andalan Laktasi.
  3. Mengatasi masalah darah haid yang berlebihan: Menurut penelitian, kontrasepsi IUD hormonal bisa menurunkan jumlah perdarahan saat haid. Pada penggunaan 3 bulan pertama, pendarahan haid bisa berkurang 86%, sedangkan saat dipakai hingga 12 bulan, pendarahannya berkurang hingga 97%.

Mengetahui berbagai cara kontrasepsi hormonal dalam mengatasi masalah haid, kamu tentu semakin tertarik untuk menggunakan kontrasepsi ini kan. Jangan lupa untuk konsultasi ke dokter atau bidan terlebih dahulu, karena memilih kontrasepsi yang tepat tetap dibutuhkan pemeriksaan status kesehatan kamu. Sehingga kontrasepsi yang dipilih tidak hanya berfungsi untuk merencanakan kehamilan tapi juga memberikan manfaat kesehatan.

Baca Juga: Apakah Kontrasepsi untuk Ibu Menyusui Aman bagi Bayi?

Kalau kamu ingin lebih detail lagi tentang kontrasepsi hormonal, yuk konsultasi langsung di HALO DKT melalui layanan bebas pulsa 0800-1-326459 atau Whatsapp ke 0811-1-326459 atau klik link berikut https://bit.ly/halodktwhatsapp. Tenang segala informasi pribadi akan dijaga dengan baik, jadi jangan ragu untuk berkonsultasi ya.

Kontrasepsi Hormonal Bikin Haid Tidak Teratur?

Faktanya kontrasepsi hormonal kombinasi justru bisa mengobati haid yang tidak teratur.

Salah satu alasan mengapa perempuan berhenti menggunakan kontrasepsi hormonal adalah karena mengalami haid tidak teratur. Ketika jadwal haid menjadi mundur atau muncul spotting sebelum jadwalnya, ini dipersepsikan sebagai reaksi penolakan tubuh atas kontrasepsi hormonal yang digunakan. Benarkah kontrasepsi hormonal bikin haid tidak teratur?

Baca Juga: Kamu Wajib Tahu, Manfaat Pakai Kontrasepsi Lebih dari Mencegah Kehamilan

Sebelum menjawab pertanyaan tersebut, mari kita bahas apa itu kontrasepsi hormonal? Kontrasepsi hormonal adalah metode mencegah kehamilan mengandalkan hormon. Umumnya hormon yang terkandung di dalam kontrasepsi hormonal adalah hormon progestin, hormon estrogen, atau kombinasi keduanya. Adapun jenis dari kontrasepsi hormonal adalah pil, spiral, dan suntik.

Ada tiga cara yang dilakukan kontrasepsi hormonal dalam mencegah kehamilan. Pertama dengan membuat lendir serviks jadi lebih kental sehingga sperma kesulitan masuk. Kedua, kontrasepsi hormonal bekerja dengan mencegah pematangan sel telur. Dan ketiga, kontrasepsi hormonal bekerja dengan cara mengkondisikan dinding rahim tidak bisa menjadi tempat yang nyaman untuk sel telur yang sudah dibuahi untuk menempel. Ketiga cara ini bisa terjadi karena adanya intervensi secara hormonal melalui kontrasepsi.

Ini tentu berdampak langsung pada siklus haid kamu dan biasanya ini terjadi di awal-awal penggunaan kontrasepsi hormonal. Tapi tak perlu kuatir, American Pregnancy Association, menyebutkan reaksi ini adalah hal yang wajar terjadi dan tidak berpotensi membahayakan jiwa. Meski hormon yang ada dalam kontrasepsi hormonal merupakan hormon tiruan atau sintetis, semuanya sudah melalui penelitian ilmiah dan dosis yang ada di dalamnya sudah dipastikan aman untuk tubuh.

Namun tetaplah waspada jika setelah menggunakan kontrasepsi hormonal, kamu mengalami pendarahan hebat atau spotting yang berkepanjangan. Segera periksakan diri ke dokter untuk memastikan pendarahan yang terjadi itu apakah masih dalam kategori normal atau tidak. Pendarahan hebat atau haid yang berkepanjangan bisa menjadi indikasi adanya masalah dalam rahim atau gangguan dalam pembekuan darah.

Hal yang juga perlu diingat adalah haid tidak teratur bisa terjadi karena beberapa faktor, mulai dari stres berlebihan, pola makan yang tidak sehat, hingga olahraga berlebihan. Artinya haid yang tidak teratur bukan melulu karena pengaruh menggunakan kontrasepsi hormonal. Bahkan saat ini, kontrasepsi hormonal seperti pil KB justru memberikan manfaat membuat haid menjadi teratur bagi perempuan yang punya masalah haid. Sebab kontrasepsi hormonal ini justru membantu tubuh untuk mengendalikan ketidakseimbangan hormon yang terjadi hingga menyebabkan siklus haid menjadi tidak teratur.

Intinya jangan langsung panik jika di sebulan atau dua bulan pertama menggunakan kontrasepsi hormonal kamu mengalami haid tidak teratur. Tubuh sedang beradaptasi untuk menemukan keseimbangan atas intervensi hormon yang dilakukan kontrasepsi hormonal. Selama itu bukan pendarahan yang hebat, kamu bisa mengatasi haid tidak teratur saat menggunakan kontrasepsi hormonal dengan cara: manajemen stres dengan cara olahraga atau menulis jurnal, mengonsumsi makanan sehat agar berat badan ideal dan istirahat yang cukup.

Baca Juga: Alat Kontrasepsi Berduri Ini Cocok Banget untuk Dipakai dengan Love Instrument!

Jika kamu ingin mencari tahu lebih detail bagaimana kontrasepsi hormonal bisa memberikan manfaat kesehatan bagi tubuh, segera konsultasi langsung di HALO DKT melalui layanan bebas pulsa 0800-1-326459 atau Whatsapp ke 0811-1-326459 atau klik link berikut https://bit.ly/halodktwhatsapp.