Kamu Wajib Tahu, Manfaat Pakai Kontrasepsi Lebih dari Mencegah Kehamilan

Kontrasepsi memang identic dengan pencegahan kehamilan, padahal manfaatnya beragam, termasuk mencegah kanker.

Baca Juga: Pakai Kontrasepsi Tapi Kok Telat Haid? Bisa Jadi Ini Penyebabnya

Kebanyakan orang baru mencari kontrasepsi saat ingin menunda kehamilan, padahal ada banyak manfaat yang bisa kita raih dari berbagai metode kontrasepsi. Yuk, cari tahu.

  1. Mengatur siklus haid

    Metode kontrasepsi hormonal dapat menyeimbangkan fluktuasi hormonal yang terjadi sepanjang siklus haid. Dengan begitu berbagai masalah yang terkait menstruasi pun bisa diatasi, termasuk siklus yang tidak teratur atau perdarahan.

    Pil KB juga bisa membantu mengatasi gejala-gejala sindrom ovarium polikistik (PCOS) misalnya jerawat membandel atau pun rambut yang tumbuh di bagian tubuh. Di pasaran terdapat beragam metode pil KB, tetapi kebanyakan pil bisa membuat siklus haid lebih ringan dan teratur.

  2. Mengurangi nyeri haid

    Menurut penelitian di Amerika, 31 persen perempuan menggunakan pil KB untuk mengatasi nyeri haidnya. Hal ini terjadi karena kontrasepsi hormonal mencegah terjadinya ovulasi (sel telur matang).

    Ketika tidak ada ovulasi, maka rahim tidak akan mengalami kontraksi yang memicu kram. Jika kamu sering menderita oleh nyeri haid dan ingin menggunakan pil KB, konsultasikan dulu ke dokter sehingga dapat diberikan jenis pil yang tepat.

  3. Mengatasi jerawat hormonal

    Fluktuasi hormonal menjadi salah satu penyebab jerawat yang sulit hilang oleh obat jerawat di pasaran. Ini sebabnya jerawat menjadi problem kulit yang sering dialami remaja.

    Pil KB dapat membantu mengurangi fluktuasi tersebut. Pil KB yang mengandung hormon estrogen dan progestin seperti Pil KB Andalan adalah salah satu senjata untuk mengusir jerawat.

  4. Mengurangi risiko kanker rahim

    Kontrasepsi hormonal juga punya manfaat jangka panjang. Perempuan yang memakai pil KB kombinasi memiliki risiko terkena kanker rahim lebih kecil 50 persen. Efek ini masih bisa bertahan 20 tahun setelah kita berhenti minum pil.

  5. Mengurangi keluhan PMS

    Ketika tamu bulanan datang, banyak perempuan yang mengalami berbagai ketidaknyamanan, baik fisik atau emosional. Pil KB bisa membantu mengatasi masalah tersebut yang dipicu oleh fluktuasi hormonal. Namun, konsultasikan ke dokter atau bidan sebelum menggunakannya karena ada berbagai pilihan pil KB dan dosisnya.

  6. Punya kebebasan mengatur haid

    Mayoritas perempuan menganggap haid adalah kodrat yang tidak bisa dihindari. Padahal, tidak harus demikian. Sebenarnya kita pun bisa mengatur siklus haid dengan bantuan pil KB. Pil KB rata-rata terdiri dari pil placebo yang tidak mengandung hormon untuk diminum satu minggu. Pil placebo itu disertakan supaya kita tetap disiplin minum pil setiap hari. Ketika kita mengonsumsi pil itu, biasanya akan haid.

    Nah, jika kita punya rencana khusus, seperti liburan atau mungkin Umrah, kita bisa melewatkan pil placebo itu dan langsung melanjutkan minum pil yang berisi hormone. Metode kontrasepsi lain juga bisa membuat kita tidak haid, seperti koyo atau IUD.

Baca Juga: Serba Serbi Pil Kontrasepsi

Kamu bisa langsung berkonsutasi ke Halo DKT dengan menghubungi nomer Whatsapp Halo DKT 0811-1-326459 atau melalui link berikut: https://bit.ly/halodktwhatsapp pada hari Senin hingga Jumat pukul 08.00 – 17.00 WIB. Tak perlu ragu untuk bertanya atau berkonsultasi, sebab segala informasi yang kamu sampaikan akan dijamin kerahasiaannya.

Tiga Alasan Mengapa Kamu Perlu Menyimpan Pil Kontrasepsi Darurat di Kotak P3K

Datangnya kecelakaan memang tak bisa diprediksi, namun selalu ada yang bisa dipersiapkan terlebih dahulu. Salah satu caranya adalah dengan menyiapkan kotak Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan alias P3K. Bila ditanya benda apa saja yang sebaiknya disiapkan di kotak P3K, kebanyakan orang pasti langsung menjawab plaster, obat luka, salep, kapas, dan alkohol. Jarang sekali ada yang terpikir untuk menyediakan pil kontrasepsi darurat. Padahal, ada banyak alasan mengapa kamu perlu menyimpan pil kontrasepsi darurat di dalam kotak P3K. Berikut beberapa di antaranya.

Baca Juga: Serba Serbi Pil Kontrasepsi

  1. Sebagai plan B bila terlanjur berhubungan seks tanpa pengaman dengan pasangan

    Niatnya sih, mau menunda kehamilan, soalnya kondisi finansial belum stabil. Kalian pun sepakat tidak berhubungan seks tanpa pengaman. Eh, karena sama-sama tergoda dan terbawa suasana, ternyata ujung-ujungnya kebablasan juga. Panik dong?! Tentu panik, bila kamu nggak punya rencana. Akan tetapi, bila kamu punya pil kontrasepsi darurat, tak perlu panik, sebab kehamilan masih bisa dicegah hingga maksimal 5 hari pasca terjadinya hubungan seks (Dweck & Westen, 2017). Tinggal minum 2 butir pil saja. Biarkan hormon di dalam pil menunda pelepasan sel telur dari dalam indungnya, sehingga sperma yang sudah terlanjur masuk ke dalam rahim akan gagal melakukan pembuahan.

  2. Kecelakaan kontrasepsi bisa terjadi akibat kesalahan pemakaian atau lupa

    Memang betul bahwa kontrasepsi modern punya efektivitas yang sangat tinggi, namun ada syaratnya: harus digunakan secara tepat dan konsisten. Kalau kamu dan pasanganmu menggunakan kontrasepsi dengan cara yang kurang tepat, risiko terjadinya kecelakaan kontrasepsi akan meningkat. Sebagai contoh, kondom bisa bocor bila terlambat dilepas setelah ejakulasi, bisa rusak bila dipakai dua lapis sekaligus atau dipadukan dengan pelumas berbahan dasar minyak, serta bisa lepas bila dipasang sebelum penis tegang. Kamu bisa lupa minum pil KB bila tidak memasang alarm pengingat. Jadwal suntik KB bisa kelewatan bila kamu tidak mencatatnya di kalender. Human error itu benar-benar ada dan bisa terjadi kapan saja. Untuk mengantisipasinya, sediakan pil kontrasepsi darurat di tempat yang mudah terjangkau.

  3. Untuk berjaga-jaga bila terjadi pelecehan seksual

    Dalam dunia yang ideal, hubungan seks seharusnya hanya dilakukan atas dasar mau sama mau. Ada consent alias persetujuan yang jelas sebelum tindakan seksual apapun. Akan tetapi, realitanya masih banyak sekali kasus pemerkosaan yang terjadi di lingkungan sekitar kita. Siapapun bisa menjadi pelaku, siapapun bisa menjadi korban. Sudah banyak upaya yang dilakukan untuk mengurangi kasus-kasus pemerkosaan serta memperjuangkan hak-hak kesehatan seksual dan reproduksi (HKSR), namun perjalanan yang perlu ditempuh masih panjang. Dengan menyimpan pil kontrasepsi darurat, kamu bisa memberdayakan diri sendiri atau orang-orang di lingkungan sekitarmu yang menjadi korban pemerkosaan untuk mencegah kehamilan sebelum mencari bantuan lebih lanjut dari dokter, psikolog, dan lembaga bantuan hukum.

Baca Juga: Menggunakan Pil Kontrasepsi Darurat Lebih Dari Sekali, Aman Nggak, Sih?

Itulah tiga alasan mengapa kamu perlu menyimpan pil kontrasepsi darurat di kotak P3K. Mudah-mudahan dengan informasi ini, kamu jadi lebih siap dan sigap menghadapi berbagai situasi yang tidak terduga. Selain itu, jika kamu masih ingin berkonsultasi lebih lanjut mengenai topik ini, kamu pun bisa menghubungi Halo DKT melalui layanan bebas pulsa 0800-1-326459 atau Whatsapp ke 0811-1-326459 dengan mengklik tautan ini pada hari Senin hingga Jumat pukul 08.00 – 17.00 WIB. Tak perlu ragu untuk bertanya atau berkonsultasi, sebab segala informasi yang kamu sampaikan akan dijamin kerahasiaannya.

5 Kontrasepsi Non Hormonal yang Paling Populer, Mana yang Terbaik?

Bingung memilih kontrasepsi? Yuk cari tahu tentang kontrasepsi non-hormonal, termasuk kelebihan dan kekurangannya.

Memilih metode kontrasepsi terkadang bisa membingungkan, apalagi sifatnya juga individual. Yang cocok dipakai oleh ibu atau sahabat kita, belum tentu cocok untuk kita.

Baca Juga: Macam-macam Kontrasepsi Darurat yang Direkomendasikan WHO, Apa Saja?

Nah, untuk kamu yang masih bingung, kenali dulu dua jenis kontrasepsi, yaitu hormonal dan non-hormonal.

Sesuai namanya, kontrasepsi hormonal adalah jenis kontrasepsi yang melibatkan hormon, misalnya saja pil KB, KB suntik, atau pun implan.

Sedangkan kontrasepsi non-hormonal sering disebut juga dengan metode penghalang (barrier) untuk mencegah bertemunya sperma dengan sel telur tanpa menggunakan hormon.

Kontrasepsi barrier ini bisa dengan mudah kita temui di apotek, toko obat, minimarket, atau dibeli secara online.

Berikut adalah beberapa jenis kontrasepsi non-hormonal yang paling populer dan kelebihan serta kekurangannya:

  1. Kondom

    Kondom merupakan metode kontrasepsi non-hormonal terpopuler di dunia. Selain mencegah kehamilan tidak direncanakan, kondom juga melindungi kita dari penyakit menular seksual seperti gonorrhea, sifilis, chlamydia, dan HIV.

    Ada banyak kelebihan kondom, antara lain efektif mencegah kehamilan, mudah dipakai, murah, dan tersedia di mana saja.

    Kondom juga tersedia untuk pria dan wanita. Kondom pria tersedia dalam beragam material, tekstur, warna, dan rasa.

    Bahkan kita juga bisa menggunakan kondom untuk menghindari kejenuhan dalam bercinta, misalnya memakai kondom yang punya tekstur unik, seperti Kondom Fiesta Neon yang bisa menyala dalam gelap (glow in the dark) atau Kondom Fiesta Max Dotted yang memiliki duri-duri lembut yang bisa memberi sensasi lebih saat dipakai.

  2. Spermisida

    Seperti namanya, spermisida adalah bahan kimia yang bisa membunuh sperma. Spermisida tersedia dalam bentuk foam, gel, atau krim.

    Menurut penelitian, spermisida memiliki efektivitas 70-80 persen dan bisa lebih efektif jika dipakai bersama dengan kondom atau metode barrier lainnya.

    Pada umumnya spermisida tak memiliki efek samping, namun sebagian orang yang kulitnya sensitif bisa mengalami iritasi kulit. Segera konsultasikan ke dokter jika kamu mengalami iritasi, gatal, atau kemerahan, setelah memakainya.

  3. Diafragma

    Ini merupakan kontrasepsi yang berbentuk piring kecil yang terbuat dari silikon berbahan lembut. Cara penggunaannya yaitu dengan melipatnya jadi dua lalu dimasukkan ke dalam vagina, tepat di depan leher rahim. Sebelum digunakan, diafragma harus diolesi krim kontrasepsi untuk memperlambat kinerja sperma yang hendak menuju sel telur.

    Diafragma aman dan bisa digunakan berkali-kali hingga 2 tahun, lho! Yang penting pastikan kamu menggunakannya dengan tangan bersih lalu simpan pada tempat yang aman dan higienis. Jangan lupa coba latihan terlebih dahulu sebelum menggunakannya ketika berhubungan intim, ya.

  4. Pilihan jangka panjang dan permanen

    Jika kamu lebih suka kontrasepsi jangka panjang, kamu bisa mempertimbangkan memakai KB spiral (IUD). Kontrasepsi ini ada yang memakai hormon dan juga tidak.

    KB spiral non-hormonal mengandung tembaga yang bisa bertahan dalam rahim sampai 10 tahun. Contoh IUD non-hormonal di Indonesia adalah dari Andalan Kontrasepsi. Kontrasepsi ini juga bisa dilepas kapan saja dan dengan cepat mengembalikan kesuburan.

    Pilihan lain yang permanen adalah tubektomi alias mengikat dan memotong saluran tuba sehingga sel telur tidak bisa bertemu sel sperma. Cara ini disebut sangat efektif mencegah kehamilan dan hampir tidak ada efek samping.

    Sementara itu, pencegahan kehamilan permanen pada pria adalah vasektomi atau menyumbat saluran yang membawa sperma dari testis ke uretra.

    Kekurangan dari kontrasepsi permanen ini adalah tidak bisa melindungi dari penularan infeksi menular seksual.

  5. KB Kalender

    Tergolong sebagai kontrasepsi alami, KB kalender pada dasarnya adalah metode penghitungan masa subur lalu menghindari hubungan seksual pada masa tersebut.

    Walau tidak perlu memasukkan benda apapun ke dalam tubuh atau organ reproduksi, tetapi KB kalender rawan kegagalan karena kesalahan dalam perhitungan masa subur. Selain itu, metode ini tidak cocok untuk wanita yang siklus haidnya tidak teratur.

Baca Juga: Enam Jenis Kontrasepsi, Mana yang Kamu Minati?

Jika memerlukan konsultasi seksual dengan ahli, kamu bisa menghubungi Halo DKT di nomor 0811-1-326459 atau klik link berikut https://bit.ly/halodktwhatsapp.

Kontrasepsi Aman Pasca Melahirkan? Ini 4 Rekomendasinya

Kebanyakan pasangan tidak langsung membicarakan pilihan kontrasepsi pasca melahirkan. Hal ini terjadi karena banyak pasangan berpikir memberikan ASI eksklusif adalah salah satu bentuk kontrasepsi alami. Setidaknya ada tiga syarat khusus agar menyusui bisa menjadi kontrasepsi alami yaitu ibu belum menstruasi pasca melahirkan, menyusui secara langsung atau direct breastfeeding dan terus menerus, dan bayi berusia kurang dari enam bulan. Jika ada salah satu syarat yang tidak terpenuhi maka menyusui sebagai kontrasepsi alami bisa gagal.

Padahal langsung menggunakan kontrasepsi setelah melahirkan tidak hanya memberikan manfaat pada ibu tapi juga anak. Manfaat yang dirasakan ibu adalah memiliki waktu pemulihan pasca melahirkan yang sempurna. Sedangkan manfaat untuk anak adalah mendapatkan perhatian penuh, secara gizi dan stimulasi, di 1.000 hari pertama kehirannya. Artinya tumbuh kembang anak akan berjalan optimal.

Baca Juga: Kontrasepsi Hormonal Bikin Haid Tidak Teratur?

Lalu pilihan kontrasepsi apa sajakah yang aman bagi ibu pasca melahirkan? Tidak mengganggu produksi ASI, adalah fokus utama para ibu ketika membicarakan pilihan kontrasepsi pasca melahirkan. Tenang, syarat utama ini tersedia dalam 4 pilihan kontrasepsi aman pasca melahirkan berikut ini:

  1. Pil Kontrasepsi Progesteron

    Ini adalah pil kontrasepsi khusus untuk ibu yang sedang menyusui karena hanya mengandung hormon progesteron dengan dosis rendah. Cara kerja pil kontrasepsi ini adalah mengentalkan lendir leher rahim sehingga memperlambat gerak sperma untuk dapat masuk ke rahim. Pil kontrasepsi ini juga akan membuat dinding rahim tidak siap menerima hasil pembuahan.

  2. Penelitian mengungkapkan adanya beragam manfaat lebih penggunaan pil kontrasepsi progestin, yaitu tidak mengurangi produksi serta memengaruhi kualitas ASI (Berens P, Labbok M. 2015). Kunci sukses dari penggunaan pil ini adalah diminum di jam yang sama setiap harinya. Tapi jika kamu lupa meminumnya, jangan panik. Segera minum pada saat ingat dan lanjutkan kembali sesuai dengan waktu yang sudah dipilih. Jadi jika kamu memilih pil kontrasepsi Andalan Laktasi, waktu terbaik untuk mulai mengonsumsinya adalah 6 minggu setelah melahirkan.

  3. Kontrasepsi IUD

    Alat kontrasepsi yang sering disebut spiral ini terdiri dari hormonal dan non hormonal, keduanya aman untuk ibu menyusui karena tidak akan mengganggu produksi serta kualitas ASI. Hal yang menyenangkan dari penggunaan IUD adalah merupakan kontrasepsi jangka panjang, mulai dari 3, 5 bahkan sampai 10 tahun.

    Untuk pemasangannya, kamu bisa melakukan sesaat setelah melahirkan atau 48 jam setelah melahirkan. Jika lewat dari waktu tersebut, tak perlu panik karena pemasangan tetap bisa dilakukan 6 minggu setelah melahirkan. Bahkan kalau kamu memilih IUD Andalan Postpartum, batang insersinya didesain untuk memudahkan pemasangan pasca melahirkan. Setelah pemasangan pun kamu bisa beraktivitas seperti biasa.

  4. Kontrasepsi Implan atau susuk

    Sama seperti kontrasepsi pil, implan yang aman pasca melahirkan adalah yang hanya mengandung hormon progesteron. Implan dimasukkan ke bawah kulit dan secara perlahan melepaskan hormon dan kontrasepsi ini bisa bertahan mulai dari 3 hingga 4 tahun.

  5. Kontrasepsi Kondom

    Selain pilihan kontrasepsi hormonal, ada juga kontrasepsi non hormonal seperti kondom yang aman digunakan pasca melahirkan. Kelebihan dari kontrasepsi kondom adalah cairan lubrikan pada kondom bisa menjadi pelumas untuk kamu yang mengalami kekeringan Miss V akibat kadar hormon estrogen yang rendah pasca melahirkan. Apalagi jika bahan kondom bertekstur lembut dengan pelumas ekstra seperti Fiesta Ultra Safe tentu membuat ritual bercinta kembali bergairah.

Baca Juga: Alat Kontrasepsi ‘Berduri’ untuk Mengatasi Kejenuhan Bercinta Selama Pandemi

Jadi jangan tunda-tunda lagi untuk pakai kontrasepsi pasca melahirkan, karena tidak akan mengganggu produksi serta kualitas ASI. Malah dengan menggunakan kontrasepsi pasca melahirkan, kamu dan pasangan tetap bisa menjaga kualitas hubungan seks tanpa takut ‘kebobolan’. Kalau kamu memerlukan konsultasi seksual dengan ahli, kamu bisa menghubungi Halo DKT di nomor ke 0811-1-326459 https://bit.ly/halodktwhatsapp.Jangan kuatir, semua informasi yang disampaikan akan dijamin kerahasiannya, termasuk indentitas kamu.