Kenali Tanda Keputihan Tidak Normal dari Warna Cairan Vagina

Warna dan tekstur cairan yang keluar dari vagina bisa menjadi petunjuk dan tanda keputihan tidak normal. Keputihan yang normal umumnya berwarna putih susu atau putih dan tidak berbau.

Namun terkadang, ketidakseimbangan bakteri di vagina dapat menyebabkan keputihan berubah warna. Pernahkah kamu mengalami keputihan berwarna coklat atau kekuningan? Atau mungkin keputihan kamu berwarna hijau, putih, berdarah atau gelap.

Baca Juga: Tiga Pemicu Keputihan yang Mengganggu

Tanda Keputihan Tidak Normal

Perubahan warna cairan atau lendir vagina bisa menjadi pembeda antara keputihan normal dan tidak normal. Apa maksud dari perubahan warna sebagai tanda keputihan tidak normal?

Perubahan volume cairan juga menjadi tanda keputihan tidak normal termasuk bau atau tekstur cairan vagina yang berubah. Selain itu, keputihan tidak normal juga ditandai dengan iritasi, gatal atau rasa terbakar di dalam atau di sekitar vagina.

Kombinasi dari faktor-faktor ini dapat membantu mengungkapkan apa yang mungkin terjadi dalam tubuh kamu. Mari kita lihat perbedaan warna keputihan, apa yang mungkin menandakannya, gejala terkait lainnya, dan apa yang dapat kamu lakukan:

Jenis Cairan Vagina Pertanda Gejala Lainnya Apa yang Harus Dilakukan
Putih atau seperti susu Normal Tidak ada Tidak perlu melakukan apapun
Tebal dan putih Infeksi jamur Vagina terasa gatal, panas seperti terbakar, kemerahan, dan nyeri. Beberapa wanita juga mengalami nyeri saat buang air kecil atau berhubungan seks dengan sedikit bengkak di vulva Konsultasikan dengan dokter atau bisa berkonsultasi ke Halo DKT
Putih kekuningan atau abu-abu Infeksi bakteri (vaginosis bacterial) Berbau amis, gatal, dan bengkak di vagina Segera berobat ke dokter atau berkonsultasi ke Halo DKT
Kuning kehijauan Trikomoniasis Berbau busuk, dan tekstur cairan tebal Segera berobat ke dokter atau berkonsultasi ke Halo DKT
Kecoklatan bersampur darah Menstruasi atau jika belum masuk siklus, ada masalah di organ reproduksi Nyeri rongga panggul atau perdarahan vagina Segera ke dokter atau berkonsultasi ke Halo DKT
Kekuningan dan tebal Gonorrhea Nyeri panggul Segera ke dokter atau berkonsultasi ke Halo DKT

Baca Juga: Pertanyaan Wajib Soal Keputihan Saat Konsultasi ke Dokter

*Konsultasi melalui Halo DKT bisa menghubungi nomer Whatsapp Halo DKT 0811-1-326459 dan juga link bit.ly/halodktwhatsapp.

Penyebab Vagina Kering Saat Hamil

Kehamilan menyebabkan banyak perubahan pada tubuh, secara positif atau negatif. ‎Termasuk jadi tidak suka mencium bau makanan favorit atau tak nyaman berhubungan seks ‎karena vagina kering.‎

Semua itu terjadi karena perubahan hormonal saat hamil. Vagina yang kering juga bisa ‎menyebabkan rasa gatal dan ruam di area selangkangan.‎

Baca Juga: Infeksi Menular Seksual Bikin Sulit Hamil

‎Memang ada yang merasa “keputihan” dan cairan vagina lebih banyak, tapi ada juga yang ‎mengeluhkan vaginanya terasa kering.‎

Sebenarnya apa penyebab kondisi tersebut?‎

Pada dasarnya area vagina lembab dan otot-otot akan elastis karena membran mucus yang ‎terdapat di saluran vagina. Membran mucus ini memiliki lapisan tipis cairan yang bening ‎dan melindungi vagina.

Perubahan hormonal dan fluktuasinya selama kehamilan akan menyebabkan berkurangnya ‎fungsi membrane mucus tersebut, sehingga vagina menjadi kering.‎

Selain itu, vagina kering juga bisa disebabkan oleh obat-obatan yang dikonsumsi, misalnya ‎anti-alergi atau antidepresan.‎

Walau kondisi ini tidak membahayakan, tetapi ada kondisi yang perlu diwaspadai. Segera ke ‎dokter jika vagina kering ditemani dengan sensasi terbakar atau gatal di vagina.

Kita juga bisa meningkatkan kelembaban vagina di rumah dengan cara-cara berikut:‎

  • Hindari menggunakan lotion yang harum, sabun, atau pembersih lainnya di area ‎organ kewanitaan.‎
  • Sebaiknya jangan berendam di busa atau melakukan douches dulu.‎
  • Hindari penggunaan pakaian dalam yang ketat atau berbahan sintetis.‎
  • Jaga agar area vagina tetap kering dan bersih.‎
  • Kita juga bisa minta pada dokter untuk diresepkan krim estrogen untuk mengurangi ‎kekeringan.‎
  • Jika ingin berhubungan seks, gunakan pelumas berbahan dasar air.‎
  • Minum cukup air dan konsumsi makanan yang tinggi kedelai untuk mengatasi vagina ‎kering dengan derajat ringan.‎
  • Lakukan senam kegel untuk meningkatkan aliran darah ke vagina.‎

Baca Juga: Bisakah Hamil Saat Memakai Kontrasepsi?

Masih punya pertanyaan seputar kesehatan reproduksi? Kamu ‎bisa langsung ‎berkonsultasi ‎ke Halo DKT dengan menghubungi nomor Whatsapp Halo DKT ‎‎0811-1-326459 ‎atau melalui ‎link berikut: https://bit.ly/halodktwhatsapp pada hari Senin ‎hingga Jumat pukul ‎‎09.00 – ‎‎16.30 WIB. Tak perlu ragu untuk bertanya atau berkonsultasi, ‎sebab segala ‎informasi yang ‎kamu sampaikan akan dijamin kerahasiaannya.‎

Cara Hilangkan Bau Berlebih pada Vagina

Selain perubahan warna menjadi lebih pekat, ciri lainnya dari keputihan tidak normal adalah munculnya bau berlebihan pada vagina.

Baca Juga: Penyebab Vagina Kering Saat Hamil

Bau tak sedap ini tentu saja sangat mengganggu. Bahkan sukses menurunkan rasa percaya diri seseorang. Nah, ada sejumlah cara yang bisa kamu lakukan untuk mengatasi bau tak sedap tersebut. Simak penjelasannya berikut ini:

  1. Jaga kebersihan

    Pastikan kebersihan area sekitar vagina terjaga dengan baik. Gunakan kain usap yang lembut dan sabun mandi untuk membersihkan sisa kulit mati, keringat, dan kotoran di sekitar pangkal paha yang mengapit vagina. Untuk vagina sendiri cukup bersihkan dengan air mengalir, jangan gunakan sabun mandi yang beraroma dan berbahan kimia yang dapat mengganggu pH alami vagina.

  2. Ganti pakaian dalam

    Jika kamu biasa mengenakan celana dalam berbahan satin, sutra atau polyester, beralihlah ke bahan katun. Sebab karakter bahan katun sangat baik dalam menyerap keringat dan cairan dari tubuh. Kelembaban yang berlebihan dapat mengganggu tingkat bakteri alami dan menyebabkan infeksi.

  3. Pahami pH pada produk pembersih

    Produk pembersih area kewanitaan yang dijual bebas dan dapat membantu memulihkan pH alami sangat banyak pilihan. Teliti dan pahami kandungan pH produk-produk tersebut agar kamu tidak salah pilih. Salah pilih produk, bisa membahayakan vagina dan justru menambah masalah baru.

  4. Bijak gunakan essential oil

    Beberapa produk essential oil memiliki sifat antimikroba dan antijamur yang dapat membantu mengurangi dan menghilangkan bakteri dan bau pada vagina. Namun, jangan sembarangan menggunakannya tanpa petunjuk medis. Sebab kulit vagina yang sangat sensitif rentan terkena iritasi. Pastikan gunakan essential oil di area genital atas rekomendasi dokter.

Baca Juga: Vagina Berbau Amis Tanda Infeksi Menular Seksual?

Itulah langkah yang bisa kamu lakukan di rumah guna mendapatkan vagina yang sehat dan tak berbau sehingga terhindar dari keputihan berlebihan. Kamu bisa langsung berkonsutasi ke Halo DKT dengan menghubungi nomer Whatsapp Halo DKT 0811-1-326459 atau melalui link berikut: https://bit.ly/halodktwhatsapp pada hari Senin hingga Jumat pukul 08.00 – 17.00 WIB. Tak perlu ragu untuk bertanya atau berkonsultasi, sebab segala informasi yang kamu sampaikan akan dijamin kerahasiaannya.

Makanan dan Minuman Tepat untuk Vagina Sehat

Kesehatan vagina tak lepas dari jenis makan dan minuman yang dikonsumsi setiap harinya. Vagina yang sehat tentu saja yang memiliki keseimbangan bakteri di dalamnya. Jika keseimbangan terganggu, beragam masalah pun muncul. Salah satunya keputihan yang berlebihan, di luar batas normal.

Baca Juga: Mengenal Tanaman Manjakani dan Khasiatnya Bagi Vagina

Nah, untuk kamu yang ingin kesehatan vagina terjaga, agar terhindar dari keputihan yang abnormal, kamu mesti menghindari minimal mengurangi konsumsi berbagai jenis makanan berikut ini:

  1. Gula
    Tingginya kandungan gula pada makanan manis akan meningkatkan pertumbuhan jamur di vagina. Karena vagina melepaskan sekresi berupa gula yang membuka jalan bagi menumpuknya jamur di daerah lembab, termasuk vagina. Selain itu gula dapat mengubah pH vagina yang memicu lebih banyak pertumbuhan jamur di area genital ini.
  2. Produk olahan dalam kemasan
    Mengonsumsi makanan dan minuman ringan yang diproses dalam kemasan seperti snack, buah-buahan yang dikeringkan secara berlebihan akan mempengaruhi sistem imun tubuh. Imunitas yang terganggu berdampak pada rentannya tubuh terpapar iritasi termasuk di area genital, karena banyaknya bakteri, virus dan jamur, yang tumbuh di sana.
  3. Daging dan susu berpengawet
    Kandungan produk olahan daging dan susu yang mengandung hormone pertumbuhan seperti xenoestrogen yang dapat memicu gangguan hormon. Salah satunya mengganggu fungsi endokrin dan aliran estrogen ke vagina sehingga rentan terhadap infeksi.
  4. Alkohol
    Salah satu dampak buruk dari alkohol munculnya dehidrasi dengan efek buruk merusak lapisan kulit tertentu termasuk area vagina. Juga membuat vagina kering sehingga kesulitan melumasi saat berhubungan seksual, dampaknya bisa memicu iritasi.
  5. Tinggi lemak dan minyak
    Makanan cepat saji berdampak buruk pada vagina. Kandungan lemak pada makan yang digoreng memengaruhi keseimbangan bakteri di vagina sehingga berisiko tinggi terkena bakteri vaginosis yang menyebabkan bau tak sedap.
  6. Roti putih
    Gandum utuh jauh lebih ideal dibanding roti putih yang kandungan karbohidratnya telah diolah sedemikian rupa. Hal ini memicu lonjakan gula darah dan berisiko meningkatkan bakteri pada vagina termasuk menghasilkan infeksi jamur berlebihan.
  7. Asparagus
    Selain menghasilkan bau tak sedap pada urin, konsumsi asparagus juga mempengaruhi pH vagina yang membuat kamu rentan terinfeksi.
  8. Kopi
    Konsumsi kopi yang tepat bukan hanya baik untuk kesehatan secara umum melainkan juga berdampak pada kemampuan tubuh melawan jamur. Sehingga risiko meningkatnya infeksi jamur bisa diminimalisir dengan dosis kopi yang terukur, bukan berlebihan.
  9. Steak
    Sepotong steak mengandung lemak jenuh yang tinggi yang memicu terjadinya peradangan termasuk di vagina. Secara umum inflamasi di tubuh mengurangi kemampuan imun melawan infeksi yang muncul.
  10. Minuman pemanis buatan
    Trend minuman instan dengan pemanis buatan berdampak buruk pada sistem pencernaan, terutama fungsi usus. Di sisi lain, pemanis buatan ini memicu kecemasan dan gangguan mood. Masalah mood akan menurunkan libido, pada gilirannya secara tidak langsung berdampak pada kesehatan vagina.

Baca Juga: Ternyata Ini Perbedaan Antara Vulva dan Vagina

Nah, saatnya mengkonsumsi makanan bergizi setiap hari untuk mendapatkan vagina yang sehat. Terhindar dari risiko infeksi yang berujung pada terganggunya keseimbangan pH dan memicu terjadinya keputihan abnormal. Kamu bisa langsung berkonsutasi ke Halo DKT dengan menghubungi nomer Whatsapp Halo DKT 0811-1-326459 atau melalui link berikut: https://bit.ly/halodktwhatsapp pada hari Senin hingga Jumat pukul 08.00 – 17.00 WIB. Tak perlu ragu untuk bertanya atau berkonsultasi, sebab segala informasi yang kamu sampaikan akan dijamin kerahasiaannya.

Vagina Berbau Amis Tanda Infeksi Menular Seksual?

Aroma khas vagina memang berubah-ubah seiring dengan siklus menstruasi. Tetapi, vagina berbau amis sebaiknya jangan diabaikan karena itu bisa menunjukkan ada masalah kesehatan tersembunyi, termasuk infeksi menular seksual.

Penyebab tersering vagina berbau adalah bacterial vaginosis atau pertumbuhan flora bakteri vagina yang tidak seimbang.

Baca Juga: Cara Hilangkan Bau Berlebih pada Vagina

Infeksi menular seksual (IMS) Trichomoniasis juga dapat menyebabkan vagina berbau tidak sedap, demikian pula dengan klamidia dan gonore.

Secara umum jika bau tak sedap itu tanpa diikuti dengan gejala lain, bisa dibilang itu hal yang normal. Kemungkinan disebabkan karena vaginitis (peradangan di vagina yang disebabkan bakteri), tampon yang tertinggal, atau kebersihan organ genital yang buruk.

JIka kamu mengalami gejala tambahan berikut ini, segera periksakan ke dokter:

  • Keputihan
    Keluarnya cairan baik itu bening atau berwarna lebih pekat adalah hal yang normal dan sehat. Namun, jika keputihan itu menyebabkan rasa gatal atau sensasi terbakar, itu merupakan tanda infeksi. Waspadai jika cairan keputihan itu berwarna kuning kehijauan, atau pun putih.
  • Urin berbau amis
    Aroma amis dari urine bisa disebabkan karena infeksi saluran kemih. Bakteri dari infeksi bisa mengkontaminasi urine dan menyebabkan berbau tidak sedap. Gejala lain biasanya rasa panas saat buang air kecil atau sedikit nyeri.
  • Bau amis setelah berhubungan seksual
    Bau amis yang disadari setelah berhubungan seksual biasanya merupakan gejala vaginitis. Berhubungan seks bisa memperparah infeksinya.
  • Gatal, iritasi, dan ada sensasi rasa panas
    Jika kamu mengalami rasa gatal, iritasi, dan rasa panas, selain aroma vagian yang berbau amis, periksakan ke dokter.

Baca Juga: Penyebab Vagina Kering Saat Hamil

Kamu bisa langsung berkonsutasi ke Halo DKT dengan menghubungi nomer Whatsapp Halo DKT 0811-1-326459 atau melalui link berikut: https://bit.ly/halodktwhatsapp pada hari Senin hingga Jumat pukul 08.00 – 17.00 WIB. Tak perlu ragu untuk bertanya atau berkonsultasi, sebab segala informasi yang kamu sampaikan akan dijamin kerahasiaannya.

Vagina Sehat, Keputihan Minggat

Jika rambut adalah mahkota, vagina merupakan berlian yang perlu dijaga kemurniannya. Karena itu pastikan vagina tetap terjaga agar terhindari dari resiko sekecil apapun, termasuk keputihan.

Keputihan menjadi salah satu problem paling lumrah pada organ kewanitaan. Untuk keputihan yang normal, memang tidak mengganggu. Lain halnya jika keputihan sudah di luar batas normal, bukan saja mengganggu melainkan juga jadi alarm adanya kondisi yang serius di organ intim tersebut.

Baca Juga: Salah Perlakukan Celana Dalam Bisa Bikin Keputihan

Karena itu penting menjaga kesehatan vagina agar terhindar dari risiko apapun, termasuk keputihan abnormal.

Yuk, simak tips mudah menjaga vagina agar tetap sehat:

  1. Kenali siklus haid yang normal dan segera mencari pertolongan apabila terdapat masalah.
  2. Cegah iritasi dan penggunaan bahan-bahan alergenik.
  3. Gunakan cairan pembersih yang aman dan mengandung bahan alami seperti sirih dan aloe vera.
  4. Pemeliharaan genitalia externa sangat penting dilakukan dengan cara membersihkan dengan air bersih dan keringkan dengan handuk atau tissue bersih setelah buang air kecil dan buang air besar.
  5. Gunakan cairan pembersih khusus kewanitaan (feminine hygiene) dengan pH yang sesuai.
  6. Pilillah pakaian dalam dari katun yang menyerap keringat dan bersih. Ganti 3x sehari atau bila terasa lembab.
  7. Saat haid, gunakan pembalut wanita yang baik dan menggantinya 3-6 jam sekali.
  8. Segera membersihkan diri setelah berenang atau olahraga dan mengganti pakaian dalam yang basah, kotor atau berkeringat setelah beraktivitas.
  9. Cucilah pakaian dalam sendiri dan terpisah dari pakaian lain. Dan simpanlah dalam laci khusus atau terpisah dari pakaian lain.

Baca Juga: Keputihan Kerap Kambuh, Ini Sebabnya!

Kamu bisa langsung berkonsutasi ke Halo DKT dengan menghubungi nomer Whatsapp Halo DKT 0811-1-326459 atau melalui link berikut: https://bit.ly/halodktwhatsapp pada hari Senin hingga Jumat pukul 08.00 – 17.00 WIB. Tak perlu ragu untuk bertanya atau berkonsultasi, sebab segala informasi yang kamu sampaikan akan dijamin kerahasiaannya.

Ternyata Ini Perbedaan Antara Vulva dan Vagina

Sering disamakan, vulva dan vagina ternyata merupakan dua istilah yang merujuk pada bagian yang berbeda dari organ reproduksi perempuan. Sayangnya, tak banyak yang mengetahuinya. Padahal, mengetahui perbedaan antara vulva dan vagina sangat penting untuk bisa menjaga kesehatan reproduksi.

Vulva adalah bagian luar dari organ reproduksi perempuan yang tampak. Jika seorang perempuan sedang melihat alat kelaminnya sendiri, maka yang akan terlihat adalah vulva, bukan vagina. Bagian lemak yang agak kenyal di bawah pusar disebut dengan mons pubis, lipatan yang besar disebut dengan labia majora, dan lipatan yang kecil disebut dengan labia minora (Westheimer & Lehu, 2019). Tak seperti di film-film pornografi, labia minora tidak selalu ‘rapi’ terlipat ke dalam ataupun lebih pendek dari labia majora. Terkadang, kedua lipatan labia minora bisa menyembul keluar. Panjang, pendek, pink, beige, maupun cokelat, semuanya merupakan variasi labia yang normal (Nagoski, 2015). Tepat di bawah mons pubis, ada sebuah tonjolan kulit yang ditutupi oleh lapisan luar yang menyerupai tudung. Bagian tersebut dikenal sebagai klitoris. Klitoris merupakan satu-satunya bagian dari organ reproduksi perempuan yang fungsinya semata-mata hanya untuk memberikan kepuasan seksual (Hill, 2019). 

Baca Juga: Jangan Percaya kalau Ada yang Bilang Menstrual Cup Bikin Vagina Longgar

Ternyata Ini Perbedaan Antara Vulva dan Vagina

Lantas bagian mana yang disebut dengan vagina? Vagina merupakan sebuah saluran berotot di bagian dalam organ reproduksi perempuan yang memanjang dari lubang masuknya hingga ke leher rahim alias serviks (Westheimer & Lehu, 2019). Di area selangkangan perempuan terdapat 3 buah lubang: uretra alias saluran kencing, vagina, dan anus. Vagina terletak di antara kedua lubang lainnya. Kamu bisa melihat lubang masuk vagina dalam posisi duduk mengangkang dengan cermin kecil yang dipegang di tangan, namun Kamu tidak akan bisa melihatnya ketika sedang berdiri di depan cermin.

Mengingat bahwa vagina terletak di bagian dalam, Kamu salah jika pernah menggunakan kata-kata seperti ‘vagina kurang mulus’, ‘vagina berbulu’, atau ‘vagina lebih putih’. Vagina tidak mungkin mulus, karena ototnya bergerigi. Vagina tidak mungkin berbulu, sebab rambut-rambut halus hanya bisa tumbuh di bagian luar, yaitu vulva. Kamu tidak mungkin mengetahui jika vaginamu berubah warna, kecuali jika Kamu mengunjungi dokter kandungan yang memeriksa lubang vagina dengan menggunakan spekulum. Oleh karena itu, jika menggunakan kata-kata untuk mendeskripsikan bentuk, tekstur, dan warna organ reproduksi perempuan di bagian luar, gunakanlah kata ‘vulva’.

Memahami perbedaan istilah ‘vulva’ dan ‘vagina’ sangat penting, agar Kamu mengetahui cara yang benar untuk merawat keduanya. Vulva boleh dibersihkan memakai pembersih khusus, misalnya dengan sabun Andalan Feminine Care atau tisu basah dengan derajat keasaman yang seimbang seperti Andalan Fresh Intimate Wipes. Sebaliknya, vagina tidak boleh dibersihkan, sebab vagina memiliki ekosistem bakteri baiknya sendiri yang membantu menjaga kesehatannya. Hal terbaik yang bisa dilakukan untuk menjaga vagina adalah dengan menggunakan kondom secara tepat dan konsisten setiap kali berhubungan seks. Dengan begitu, vagina terlindungi dari infeksi menular seksual (IMS).

Baca Juga: Makanan dan Minuman Tepat untuk Vagina Sehat

Itulah sekilas perbedaan antara vulva dan vagina. Mudah-mudahan Kamu jadi lebih memahaminya. Jika Kamu ingin berkonsultasi, Kamu bisa menghubungi Halo DKT melalui layanan bebas pulsa 0800-1-326459 atau Whatsapp ke 0811-1-326459 dengan mengklik tautan ini pada hari Senin hingga Jumat pukul 08.00 – 17.00 WIB. Segala informasi yang disampaikan akan dijamin kerahasiaannya.