Penyebab Keputihan Coklat Setelah Haid

Ketika kita mengira menstruasi sudah selesai, tiba-tiba ketika akan buang air kecil menyadari ada noda flek seperti keputihan yang berwarna coklat di pakaian dalam.

Keluarnya cairan coklat tersebut memang bisa menyebalkan, walau sebenarnya adalah hal yang normal.

Pada dasarnya “keputihan” coklat itu merupakan darah. Ketika darah berubah warna menjadi coklat setelah didiamkan beberapa saat. Keputihan berwarna coklat setelah haid biasanya adalah darah yang sudah tua atau kering yang lambat keluar dari rahim.

Baca Juga: Pria Juga Perlu Tahu Apa Itu Keputihan

Terkadang, keluarnya cairan berwarna coklat dan berdarah bisa menjadi tanda adanya masalah, terutama saat disertai dengan gejala lain.

Ketahui apa saja penyebab cairan coklat yang keluar setelah haid:

Darah haid yang kering

Darah yang membutuhkan waktu lebih lama untuk keluar dari tubuh kamu menjadi lebih gelap, seringkali berwarna coklat. Mungkin juga tampak lebih tebal, lebih kering, dan lebih kental daripada darah biasa.

Warna coklat adalah hasil oksidasi, yang merupakan proses normal. Itu terjadi ketika darah bersentuhan dengan udara.

Kamu juga mungkin melihat darah menstruasi menjadi lebih gelap atau coklat di dekat akhir periode.

Beberapa wanita mengalami keputihan selama satu atau dua hari setelah menstruasi berakhir. Yang lain mengalami keputihan coklat yang datang dan pergi selama satu atau dua minggu.

Itu benar-benar hanya tergantung pada seberapa baik rahim melepaskan lapisannya dan kecepatannya keluar dari tubuh kamu. Setiap orang berbeda.

Polycystic ovary syndrome (PCOS)

Polycystic ovary syndrome adalah kondisi yang berpengaruh pada hormon seorang wanita. Ketika kadar hormon pria dalam tubuh terlalu tinggi, maka seorang wanita akan mengalami haid yang tidak teratur atau tidak haid sama sekali.

PCOS dialami sekitar 6 sampai 10 persen wanita usia subur.

Pada wanita dengan PCOS, terkadang keputihan coklat terjadi pada saat menstruasi, terkadang juga cairan coklat itu merupakan darah dari siklus haid sebelumnya.

Gejala PCOS lainnya termasuk: Tumbuh rambut di bagian wajah, kegemukan, sulit punya anak, bercak gelap di kulit, hingga gampang jerawatan.

Premenopause

Premenopause merupakan kondisi ketika tubuh secara alami memasuki masa peralihan ke menopause. Biasanya dimulai 10 tahun sebelum menopause, yakni sekitar usia 30-40 tahun.

Pada periode ini, kadar estrogen naik dan turun, menyebabkan perubahan pada siklus haid. Periode premenopause bisa panjang atau singkat.

Terkadang seorang wanita yang akan menopause akan mengalami haid tanpa ovulasi. Perubahan ini menyebabkan munculnya cairan coklat setelah haid dan terkadang selama haid.

Gejala premenopause lainnya antara lain: semburan panas di wajah, susah tidur, vagina kering, menurunnya gairah seks, mood swing.

Kontrasepsi implan

Kontrasepsi implan adalah jenis kontrasepsi hormonal yang diimplan ke bawah kulit lengan atas. Kontrasepsi ini akan melepaskan hormon progestin ke dalam tubuh untuk mencegah kehamilan.

Perdarahan haid yang tidak teratur dan keputihan coklat adalah efek samping yang umum ketika tubuh sedang menyesuaikan dengan kadar hormonal.

Infeksi menular seksual

Beberapa jenis infeksi menular seksual bisa menyebabkan keputihan atau flek diluar menstruasi. Misalnya saja klamidia, gonorea, dan bacterial vaginosis.

Selain flek, gejala lain adalah gatal di vagina, nyeri saat berkemih, nyeri saat berhubungan seksual, nyeri pada panggul, dan keputihan lain.

Penyebab keputihan coklat setelah tidak haid

Jika kamu bulan ini tidak menstruasi, kamu mungkin mengalami keluarnya cairan berwarna kecoklatan sebagai pengganti periode reguler atau beberapa saat setelah periode haid kamu akan berakhir. PCOS dan perimenopause adalah penyebab umum.

Kamu juga mungkin mengalami menstruasi yang terlewat diikuti dengan keluarnya cairan coklat jika kamu baru saja mulai menggunakan kontrasepsi hormonal baru. Terkadang bercak kecoklatan itu juga bisa menjadi tanda kehamilan.

Baca Juga: Keputihan Berwarna Coklat dan Kemungkinan Penyebabnya

Keluhan seputar keputihan, menstruasi dan bagaimana menjaga organ kewanitaan selama menstruasi juga bisa kamu konsultasikan ke Halo DKT. Kamu cukup menghubungi nomor Whatsapp Halo DKT 0811-1-326459 dan juga link bit.ly/halodktwhatsapp.

Sejauh Mana Stres Menyebabkan Keputihan?

Stres adalah teman sehari-hari masyarakat modern. Hanya saja masing-masing orang memiliki kemampuan berbeda dalam mengelola stres. Dampak stres berkepanjangan mungkin kamu sudah tahu, akan menyebabkan masalah pada kesehatan fisik mulai dari masalah di lambung, darah tinggi, hingga kelelahan akibat sulit tidur. Tapi apakah kamu sudah tahu bahwa stres menyebabkan keputihan?

Baca Juga: Obat-obatan Yang Bisa Menyebabkan Keputihan

Ya, memang benar. Ternyata, hampir tidak ada organ tubuh yang aman dari stres, atau lebih spesifik aman dari hormon kortisol (hormon stres). Menghadapi stres agar cepat mereda seakan belum cukup, wanita yang mengalami stres juga harus menghadapi efeknya pada organ intim.

Mengapa Stres Menyebabkan Keputihan?

Organ intim wanita memang sangat rentan, dan kondisi kesehatannya akan dipengaruhi banyak hal, misalnya penyakit kronis seperti diabetes, kebersihan yang kurang, kehamilan, dan kadar hormon tubuh.

Para wanita mungkin sudah paham, bahwa stres dapat mempengaruhi siklus menstruasi atau menyebabkan gejala PMS yang berat. Ternyata, stres juga berdampak kondisi vagina wanita. Berikut ini penjelasannya kaitan antara stres dan kondisi organ intim, termasuk keputihan:

  1. Volume cairan cairan lebih banyak
    Keputihan normal adalah sebagai mekanisme tubuh membersihkan dan melindungi vagina. Proses pembersihan vagina ditandai dengan keluarnya cairan. Ada banyak faktor yang dapat mempengaruhi warna, bau, atau jumlah cairan vagina. Ovulasi, kehamilan, hingga infeksi semuanya mempengaruhi tampilan cairan vagina. Begitu juga stres. Jadi, jika Kamu mengalami keputihan yang lebih berat dari biasanya, kemungkinan karena stres.
  2. Stres menyebabkan kekeringan dan/atau ketidaknyamanan saat berhubungan seks.
    Saat kamu stres, hal yang ingin kamu hindari mungkin hubungan intim. Jadi, masuk akal jika tubuh pun akan mengikutinya. Kondisi stres di pikiran kamu membuat kadar hormon akan mulai bergeser di mana hormon kortisol meningkat dan testosteron turun. Testosteron adalah hormon untuk mendatangkan libido.

    Selain itu, tubuh juga tidak akan mengirimkan cukup darah ke area vagina yang berguna untuk meningkatkan kelembaban, sehingga vagina cenderung keringan dan/atau membuat ketidaknyamanan saat berhubungan seks.

  3. Stres memicu ketidakseimbangan pH.
    Ada beberapa hal yang mengganggu keseimbangan pH di vagina. Untuk menjaga tingkat pH yang sehat, sistem kekebalan tubuh membantu mengatur beberapa jenis bakteri sehat yang berbeda yang hidup berdampingan di vagina dengan harmonis. Stres akan merusak keseimbangan ini.

    Stres sangat berkaitan dengan penurunan kekebalan tubuh, dan juga mempengaruhi tingkat pH vagina. Kondisi ini membuat kamu mengalami peningkatan risiko infeksi jamur dan/atau vaginosis bakterial.

    Penting sekali untuk mengetahui bahwa stres bisa mempengaruhi kondisi organ intim dan menyebabkan keputihan, baik yang disebabkan infeksi jamur maupun bakteri.

Stres mempengaruhi kesehatan kamu mulai ujung kepala hingga ujung kaki. Jika kamu mengalami keputihan yang tidak bisa dijelaskan sebabnya, coba pikirkan jangan-jangan kamu tengah stres berat.

Baca Juga: Ini Bedanya Keputihan Karena Jamur dengan Bakteri

Kalau kamu memiliki masalah seputar keputihan dan kesehatan organ intim, Kamu bisa berkonsultasi ke Halo DKT dengan menghubungi nomor Whatsapp Halo DKT 0811-1-326459 dan juga link bit.ly/halodktwhatsapp.

Keputihan Berwarna Coklat dan Kemungkinan Penyebabnya

Keputihan berwarna coklat biasanya normal jika terjadi menjelang atau sesudah menstruasi. Mengapa? Darah membutuhkan waktu untuk keluar rahim dan terjadi oksidasi. Inilah yang menyebabkannya cairan vagina tampak berwarna coklat muda atau gelap.

Baca Juga: Kenali Tanda Keputihan Tidak Normal dari Warna Cairan Vagina

Penyebab Keputihan Berwarna Coklat

Selain karena menstruasi, berikut ini beberapa kemungkinan penyebab keputihan berwarna coklat:

  1. Ketidakseimbangan hormon dalam siklus menstruasi
    Keputihan berwarna coklat mungkin menandakan ketidakseimbangan hormon. Estrogen membantu menstabilkan lapisan endometrium di dalam rahim. Jika kadar estrogen rendah, lapisan tersebut dapat lepas di luar siklus menstruasi. Akibatnya, ada bercak coklat atau pendarahan abnormal dari cairan vagina.
  2. Kontrasepsi hormonal
    Kontrasepsi hormonal, seperti pil KB, dapat menyebabkan bercak pada bulan-bulan pertama penggunaan. Bercak kecoklatan akan lebih sering terjadi jika kontrasepsi yang kamu gunakan mengandung kurang dari 35 mikrogram estrogen.

    Jika bercak coklat ini berlanjut selama lebih dari tiga bulan, pertimbangkan untuk berbicara dengan dokter untuk mengganti metode kontrasepsi.

  3. Ovulasi
    Sekitar 3 persen perempuan mengalami bercak ovulasi di tengah-tengah tengah siklus menstruasi mereka. Ini adalah waktu saat sel telur dilepaskan dari ovarium. Warna bercak dapat merah ke merah muda hingga coklat dan mungkin juga bercampur dengan cairan bening.
  4. Kista ovarium
    Kista ovarium adalah kantong atau kantung berisi cairan yang terbentuk pada satu atau kedua ovarium. Kondisi ini mungkin tidak menimbulkan gejala apa pun dan akan hilang dengan sendirinya setelah beberapa bulan. Terkadang, kista tidak sembuh dan bisa tumbuh lebih besar. Jika ini terjadi, maka dapat menyebabkan gejala apa saja mulai dari bercak coklat hingga rasa nyeri di panggul.
  5. Infeksi rongga panggul dan penyakit menular seksual (IMS)
    Infeksi menular seksual (IMS) dapat menyebabkan keputihan berwarna coklat atau pendarahan dari vagina. Beberapa infeksi, seperti gonore atau klamidia, juga menimbulkan gejala nyeri saat buang air kecil, dan rasa tertekan di panggul.
  6. Vaginosis bacterial
    Ini adalah keputihan yang disebabkan infeksi bakteri di vagina. Infeksi ini tidak selalu ditularkan melalui kontak seksual. Bisa disebabkan oleh pertumbuhan bakteri yang berlebihan yang dapat menyebabkan perubahan tekstur, warna, atau bau keputihan.
  7. Endometriosis
    Endometriosis adalah suatu kondisi di mana jaringan yang mirip dengan lapisan rahim tumbuh di tempat-tempat di luar rahim. Kondisi ini dapat menyebabkan banyak gejala, biasanya nyeri menstruasi hingga bercak coklat. Kamu harus curiga jika keputihan berwarna coklat juga disertai kembung, mual, atau rasa sakit saat berhubungan seks.
  8. Implantasi sel telur
    Implantasi terjadi ketika sel telur yang telah dibuahi menempel pada lapisan rahim. Ini terjadi 10 hingga 14 hari setelah pembuahan dan dapat menyebabkan pendarahan ringan dari vagina, biasanya berwarna merah atau coklat.
  9. Kehamilan ektopik
    Terkadang sel telur yang telah dibuahi menempel di dalam saluran tuba atau di ovarium, perut, atau leher rahim. Ini disebut kehamilan ektopik, atau hamil di luar rahim. Salah satu tandanya adalah keputihan berwarna coklat, namun disertai nyeri hebat di perut atau panggul. Segera temui dokter.
  10. Keguguran
    Sekitar 10 hingga 20 persen kehamilan berakhir dengan keguguran, biasanya sebelum janin mencapai usia kehamilan 10 minggu. Gejalanya bisa datang tiba-tiba dan termasuk keluarnya cairan berwarna cokelat dalam jumlah banyak atau pendarahan dari vagina. Keguguran biasanya akan disertai kram atau nyeri di perut bagian bawah. Kamu harus segera ke dokter.
  11. Perimenopause
    Menjelang menopause disebut masa perimenopause. Kebanyakan orang mulai perimenopause sekitar usia 40-an. Perimenopause ditandai dengan fluktuasi kadar estrogen. Ini dapat menyebabkan pendarahan atau bercak keputihan yang tidak teratur, yang mungkin berwarna coklat, merah muda, atau merah.

Baca Juga: Kenali Infeksi Bakteri Penyebab Keputihan

Kapan harus ke dokter?

Dalam banyak kasus, keputihan berwarna coklat adalah darah lama yang membutuhkan waktu ekstra untuk meninggalkan rahim. Kondisi ini terjadi di awal atau akhir periode menstruasi. Jika kamu keputihan berwarna coklat disertai gejala lain, atau kamu tengah hamil, jangan tunda pergi ke dokter. Atau Kamu bisa berkonsultasi ke Halo DKT dengan menghubungi nomor Whatsapp Halo DKT 0811-1-326459 dan juga link bit.ly/halodktwhatsapp.

Diabetes Menyebabkan Keputihan, Waspada Keputihan Terus Menerus

Infeksi jamur, juga dikenal sebagai kandidiasis, adalah jenis infeksi jamur yang disebabkan jamur kandida. Gejalanya berupa iritasi, gatal, dan keluarnya cairan yang berlebihan, kental, berwarna dan disertai bau tidak sedap dari vagina. Keputihan terus menerus bisa menjadi salah satu tanda diabetes, lho.

Infeksi jamur vagina adalah kondisi yang paling umum dialami wanita. 3 dari 4 wanita akan mengalami setidaknya satu kali infeksi jamur vagina dalam hidup mereka. Sekitar setengah dari semua wanita akan mengalaminya dua kali atau berkali-kali.

Baca Juga: Kenali Tanda Keputihan Tidak Normal dari Warna Cairan Vagina

Diabetes Menyebabkan Keputihan

Sejumlah hal dapat meningkatkan risiko infeksi jamur, termasuk kondisi seperti diabetes. Diabetes yang tidak terkontrol dengan baik dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh sehingga meningkatkan risiko infeksi jamur.

Pada wanita dengan diabetes tidak terkontrol, leukosit, yang merupakan sel kekebalan yang terlibat dalam perlindungan terhadap infeksi, tidak seaktif seperti pada orang dengan diabetes terkontrol atau pada orang tanpa diabetes.

Para peneliti dalam sebuah studi tahun 2013 menemukan hubungan yang signifikan antara gula darah tinggi dan infeksi jamur vagina. Penelitian ini dilakukan pada wanita dan anak-anak dengan diabetes tipe 1.

Penelitian lain di tahun 2014, wanita dengan diabetes tipe 2 mungkin memiliki risiko infeksi jamur vagina yang lebih tinggi. Tidak jelas apakah ini karena kadar gula darah keseluruhan yang lebih tinggi atau faktor lain.

Ragi atau jamur sangat menyukai gula. Dengan kata lain, gula adalah makanan jamur. Jika diabetes tidak terkontrol dengan baik, kadar gula darah dapat melonjak ke tingkat yang tidak masuk akal. Peningkatan gula ini dapat menyebabkan jamur tumbuh berlebihan, terutama di area vagina.

Untuk menghindari keputihan dan infeksi vagina, maka wanita dengan diabetes disarankan menjaga gula darah di bawah control. Infeksi jamur di vagina paling sering menyerang mereka yang kontrol gula darahnya buruk.

Pengobatan dan pencegahan keputihan pada wanita dengan diabetes

Para peneliti dalam sebuah studi tahun 2007 menemukan bahwa lebih dari separuh wanita dengan diabetes yang mengalami infeksi jamur memiliki spesies jamur tertentu, yakni Candida glabrata. Mereka juga menemukan bahwa jamur ini merespon lebih baik terhadap pengobatan antijamur yang diberikan supositoria (lewat lubang dubur).

Tetapi, semua jenis pengobatan harus didiskusikan dengan dokter. Dokter dan tenaga medis dapat membantu kamu menentukan perawatan terbaik.

Selain mengendalikan gula darah, ada beberapa metode pencegahan keputihan pada wanita dengan diabetes. Secara umum pencegahannya sama seperti pada wanita tanpa diabetes, yaitu:

  • menghindari pakaian dalam ketat, yang dapat membuat area vagina lebih lembab
  • mengenakan pakaian dalam katun, yang dapat membantu menjaga tingkat kelembaban tetap terkendali
  • mengganti pakaian renang dan pakaian olahraga segera setelah kamu selesai menggunakannya
  • menghindari mandi air panas atau duduk di bak air panas
  • menghindari douche atau semprotan vagina
  • sering mengganti pembalut menstruasi
  • menghindari pembalut atau tampon beraroma
  • bersihkan area kewanitaan dengan menggunakan Andalan Feminine Care.

Baca Juga: Begadang dan Makanan Manis, Dua Kebiasaan yang Menyebabkan Keputihan

Jika ingin tahu lebih jauh tentang Andalan Feminine Care, Kamu bisa berkonsultasi ke Halo DKT dengan menghubungi nomor Whatsapp Halo DKT 0811-1-326459 dan juga link bit.ly/halodktwhatsapp.

Obat-obatan Yang Bisa Menyebabkan Keputihan

Banyak obat memiliki efek samping yang tidak menyenangkan. Ada beberapa jenis obat-obatan yang bisa menyebabkan keputihan. Biasanya keputihan akibat infeksi jamur.

Keputihan akibat infeksi jamur ditandai dengan gatal di area vagina yang berlangsung lebih dari 24 jam, cairan vagina kental berwarna putih hingga kuning yang menyerupai keju cottage, dan berbau.

Baca Juga: Ternyata Keputihan Sering Terjadi di Masa Pandemi

Penyebab keputihan akibat infeksi jamur ini bermacam-macam, mulai dari kebersihan area organ intim yang tidak terjaga (terlalu lembab), diet tinggi gula bahkan diabetes, hingga pengaruh obat-obatan yang dikonsumsi rutin.

Obat-obatan Yang Bisa Menyebabkan Keputihan

Inilah obat-obatan yang bisa menyebabkan keputihan sebagai efek sampingnya:

  1. Kontrasepsi Oral
    Pil KB kombinasi dapat menyebabkan seorang wanita berisiko mengalami infeksi jamur karena pil KB meningkatkan kadar estrogen dalam tubuh wanita. Peningkatan kadar estrogen dapat menyebabkan pertumbuhan jamur di vagina meningkat dan menyebabkan infeksi dan keputihan.

    Tetapi tidak semua pil KB meningkatkan risiko keputihan. Kontrasepsi oral yang menyebabkan keputihan adalah pil KB generasi lama dengan dosis estrogen yang lebih tinggi.

    Pil KB modern dibuat lebih nyaman sehingga program keluarga berencana dan pengendalian kelahiran menjadi lebih aman dan nyaman. Misalnya pil kontrasepsi Andalan.

    Jika kamu menggunakan pil KB dan mengalami keputihan, sebaiknya segera menghubungi dokter atau dokter kebidanan dan kandungan. Selain untuk memastikan penyebab keputihan, dokter akan mengganti jenis kontrasepsi oral lain yang tidak akan menyebabkan infeksi jamur lebih lanjut.

    Tetapi jangan menghentikan penggunaan pil KB tanpa berkonsultasi dengan dokter karena risiko kegagalan KB akan sangat tinggi. Bahkan meskipun mengalami infeksi jamur, disarankan tetap melanjutkan minum pil KB sampai menemui dokter.

  2. Antibiotik
    Antibiotik adalah salah satu golongan obat-obatan yang bisa menyebabkan keputihan. Antibiotik umumnya diresepkan untuk mengobati infeksi yang disebabkan bakteri, mulai dari infeksi sinus, radang tenggorokan, atau infeksi bakteri lainnya.

    Namun, dalam upaya membasmi bakteri di seluruh tubuh yang menyebabkan infeksi, antibiotik dapat ikut membunuh bakteri yang sebenarnya menguntungkan atau dikenal dengan bakteri baik. Banyak bakteri baik yang hidup di vagina. Mereka berfungsi menjaga keseimbangan lingkungan di sana sehingga bakteri jahat dan jamur tidak tumbuh berlebihan.

    Ketika bakteri baik ini ikut mati karena antibiotic, maka pertumbuhan jamur bisa menjadi tidak terkendali, dan menyebabkan infeksi jamur di vagina.

    Setiap jenis antibiotik dapat menyebabkan infeksi jamur di vagina karena antibiotik mengurangi flora bakteri alami tubuh seorang wanita yang memiliki sifat antijamur. Jamur yang menyebabkan keputihan umumnya jamur Candida.

    Oleh karena itu minumlah antibiotik sesuai petunjuk dokter, jangan mengonsumsi berlebihan, apalagi dengan dosis yang tidak terukur. Umumnya antibiotik tidak disarankan diminum lebih dari 5-7 hari, tergantung jenis infeksinya. Antibiotik juga harus dihabiskan untuk mencegah bakteri menjadi resisten.

  3. Steroid
    Steroid adalah obat untuk mengatasi radang. Steroid juga termasuk obat-obatan yang bisa menyebabkan keputihan akibat infeksi jamur. Steroid bekerja menekan pertahanan atau kekebalan alami tubuh sehingga bakteri dan jamur akhirnya dapat bekembang biak dengan sagat cepat. Termasuk jamur di vagina yang menyebabkan keputihan.
  4. Kemoterapi
    Kemoterapi adalah obat sistemik untuk membunuh sel-sel kanker. Obat ini juga akan melemahkan sistem kekebalan tubuh, sehingga mempersulit tubuh wanita untuk mengontrol pertumbuhan jamur.

Sebelum memulai perawatan apa pun, kamu sebaiknya berkonsultasi ke dokter untuk mengetahui potensi efek samping dari semua jenis obat. Jika perlu, mintalah obat yang efek sampingnya paling minimal.

Baca Juga: Kenali Infeksi Bakteri Penyebab Keputihan

Kalau kamu pengguna pil KB dan ingin tahu risiko efek sampingnya, Kamu bisa berkonsultasi ke Halo DKT dengan menghubungi nomor Whatsapp Halo DKT 0811-1-326459 dan juga link bit.ly/halodktwhatsapp.

Jangan Terjebak Mitos Keputihan Akibat Jamur

Meskipun tiga dari empat wanita akan mengalami keputihan akibat jamur setidaknya sekali seumur hidup mereka, masih banyak mitos keputihan dan kesalahpahaman tentang apa itu keputihan akibat jamur dan penyebabnya. Yuk, cari tahu fakta sebenarnya agar tidak tersesat dengan mitos!

Baca Juga: Keputihan Kerap Kambuh, Ini Sebabnya!‎

Mitos Keputihan Akibat Jamur

Inilah beberapa mitos keputihan akibat jamur yang kerap disalahpahami:

  1. Hubungan seksual menjadi satu-satunya penyebab infeksi jamur
    Ketika seorang wanita mengalami keputihan akibat jamur, memang benar ia harus menahan diri untuk tidak berhubungan seks sementara. Hal ini karena infeksi dapat menular melalui hubungan seks. Hubungan seks menjadi salah satu cara infeksi jamur. Pada wanita infeksi jamur ditandai dengan keputihan yang tidak normal disertai gatal dan rasa tidak nyaman di area vagina dan vulva.

    Namun, infeksi jamur bukanlah Penyakit Menular Seksual (PMS), tetapi infeksi jamur yang disebabkan oleh jamur Candida. Selain melalui hubungan seksual, infeksi jamur juga mungkin terjadi karena penggunaan tampon terlalu lama, minum antibiotik jenis tertentu yang tidak sesuai petunjuk dokter, atau mengenakan pakaian dalam berbahan non-katun yang terlalu ketat.

    Keputihan akibat jamur juga bisa disebabkan diabetes atau gula darah tinggi. Wanita dengan diabetes tidak terkontrol memiliki risiko keputihan akibat jamur yang lebih tinggi.

  2. Hanya wanita yang bisa terkena infeksi jamur.
    Memang keputihan akibat jamur ini lebih banyak menyerang wanita dibandingkan pria. Infeksi jamur penyebab keputihan hanya terjadi di vagina. Tetapi pria juga bisa terkena infeksi jamur. Pada pria, infeksi jamur dapat terjadi di kaki, mulut, atau di area kulit lainnya, terutama pada penis, terutama bagi pria yang tidak disunat.

    Pada wanita, infeksi jamur juga bisa terjadi di bawah payudara atau di payudara, terutama untuk wanita yang sedang menyusui, atau di pantat ketika vagina sudah terinfeksi.

  3. Memiliki infeksi jamur berarti jorok
    Infeksi jamur dan keputihan akibat jamur dapat terjadi karena berbagai alasan dan bukan merupakan indikator seberapa bersih seseorang. Banyak hal yang dapat menyebabkan terjadinya infeksi jamur yang tidak berhubungan dengan kebersihan seseorang.
  4. Diet dapat mempengaruhi kemungkinan seseorang terkena infeksi jamur
    Tidak ada penelitian ilmiah yang signifikan yang menunjukkan makanan tertentu dapat menyebabkan atau mencegah keputihan akibat jamur.
    Namun, diet yang sehat dan olahraga dapat membantu melawan infeksi secara umum, termasuk infeksi jamur. Makanan juga tidak dapat menyembuhkan keputihan akibat jamur.

Cara terbaik untuk menyembuhkan keputihan akibat jamur adalah mengunjungi dokter dan menggunakan obat-obatan yang diresepkan dokter dan tidak membeli obat yang dijual bebas, apalagi membiarkannya sembuh sendiri.

Untuk mencegah keputihan dan infeksi jamur, selalu jaga kebersihan organ intim dengan benar. Jangan menggunakan pantyliners atau douching, dan membersihkan area vagina dengan sabun yang keras. Kamu bisa menggunakan Andalan Feminine Care yang lembut dan aman karena terbuat dari bahan alami.

Baca Juga: Tiga Penyakit yang Ditandai dengan Keputihan‎

Selain itu kenakan pakaian dalam yang menyerap keringat dan konsumsi makanan yang sehat. Mulai sekarang tidak perlu percaya mitos keputihan. Penjelasan yang lebih lengkap seputar pencegahan keputihan akibat jamur bisa menghubungi Halo DKT di nomor Whatsapp Halo DKT 0811-1-326459 dan juga link bit.ly/halodktwhatsapp.