Pil KB Laktasi, Kontrasepsi untuk Ibu Menyusui yang Ampuh Mencegah Kehamilan

Ketika si Kecil hadir, prioritas ayah dan ibu berubah. Segalanya dilakukan dengan tujuan untuk membuat si Kecil tumbuh besar dengan sehat dan sejahtera. Untuk mencapai tujuan tersebut, orangtua perlu mengerahkan seluruh fokus pada si Kecil. Salah satu upaya yang bisa membantu adalah dengan menunda kehamilan berikutnya. Untungnya, ada pil KB Andalan Laktasi yang hadir sebagai solusi kontrasepsi untuk ibu menyusui.

Baca Juga: Gunakan Kondom, Salah Satu Solusi Ejakulasi Dini

Mengapa ibu menyusui masih membutuhkan kontrasepsi? Bukankah perempuan tidak bisa hamil ketika sedang menyusui? Pertanyaan ini seringkali membuat bingung para ibu. Memang betul bahwa menyusui bisa mencegah kehamilan. Akan tetapi, ada sejumlah kondisi yang harus dipenuhi sebelumnya (Abraha, Teferra, et al., 2018). Pertama, ibu harus menyusui bayi secara eksklusif tanpa diselingi dengan pemberian susu formula. Kedua, ibu belum menstruasi. Ketiga, si Kecil harus berusia <6 bulan. Kalau salah satu dari ketiga kondisi tadi tak terpenuhi, menyusui tidak akan bisa mencegah kehamilan.

Masalahnya, tak semua perempuan bisa memenuhi ketiga kondisi tadi. Ada yang ASI-nya tidak cukup untuk menyusui secara ekslusif. Ada yang tak sempat menyusui dengan teratur karena harus sambil bekerja. Ada yang sudah terlanjur menstruasi lagi. Ada juga yang anaknya sudah berusia di atas 6 bulan. Karena berbagai alasan tadi, tetap dibutuhkan kontrasepsi untuk ibu menyusui. Di sinilah peran pil KB Andalan Laktasi dalam membantu para ibu.

Satu kemasan Pil KB Andalan Laktasi terdiri dari 28 butir pil untuk diminum setiap hari pada jam yang sama. Dengan kandungan 0,5 mg Linestrenol (hormon progesteron) pada setiap butirnya, Pil KB Andalan Laktasi memberi sinyal pada tubuh untuk menebalkan lapisan lendir leher rahim. Alhasil, sperma yang masuk ke dalam vagina tak bisa menembus leher rahim untuk berenang menuju sel telur dan membuahinya. Inilah alasan mengapa tidak terjadi kehamilan.

Berikut beberapa keunggulan Pil KB Andalan Laktasi.

  • Tidak mengganggu produksi ASI maupun kondisi kesehatan bayi
    Penelitian menemukan bahwa kontrasepsi untuk ibu menyusui yang hanya mengandung hormon progesteron saja tidak mengganggu produksi ASI serta kesehatan bayi (Phillips, Tepper, et al. 2016). Artinya, dengan menggunakan Pil KB Andalan Laktasi, ibu bisa mencegah kehamilan tanpa khawatir soal si Kecil. Si Kecil tetap akan bisa menerima asupan ASI dengan optimal dan tumbuh sehat.

  • Tidak mengganggu kesuburan
    Pil KB Andalan Laktasi bukan kontrasepsi permanen, sehingga mengonsumsinya tidak akan menyebabkan menyebabkan kemandulan. Begitu ibu sudah selesai berkontrasepsi, ibu dan ayah bisa segera merencanakan kehamilan berikutnya. Ini juga alasan mengapa konsumsi pil KB sebaiknya dilakukan dengan disiplin dan tepat waktu, agar tidak terjadi kehamilan yang tidak direncanakan sebelum ibu dan ayah betul-betul merasa siap.

  • Bisa digunakan perempuan yang alergi atau sensitif terhadap hormon estrogen
    Pil KB Andalan Laktasi bebas dari hormon estrogen. Oleh karena itu, perempuan yang alergi atau sensitif terhadap hormon estrogen pun bisa menggunakannya. Walaupun demikian, tetap konsultasikan terlebih dahulu dengan dokter atau bidan sebelum menggunakannya, ya! Soalnya, kondisi kesehatan tiap orang berbeda-beda dan hal ini bisa memengaruhi kecocokan terhadap alat kontrasepsi.

Baca Juga: Gunakan Kondom, Salah Satu Solusi Ejakulasi Dini

Dengan adanya Pil KB Andalan Laktasi sebagai alternatif kontrasepsi untuk ibu menyusui yang aman dan efektif, mencegah kehamilan jadi sangat mudah. Semoga kamu dan pasanganmu jadi lebih mantap dalam merencanakan keluarga, ya! Selain itu, bila kamu masih bingung atau memiliki pertanyaan terkait topik ini, kamu bisa menghubungi Halo DKT melalui layanan bebas pulsa 0800-1-326459 atau Whatsapp ke 0811-1-326459 dengan mengklik tautan ini pada hari Senin hingga Jumat pukul 08.00 – 17.00 WIB. Tak perlu ragu untuk berkonsultasi, sebab segala informasi yang kamu sampaikan akan dijamin kerahasiaannya.

Tiga Cara Tepat Mengganti Pil KB

Wajar bila seseorang ingin mengganti pil KB karena berbagai alasan, misalnya ingin mengurangi gejala PMS, mengalami efek samping, atau sekadar ingin mendapatkan pengalaman baru dengan menggunakan metode KB yang berbeda. Misalnya dari metode KB hormonal ke metode KB non hormonal. Dari metode KB jangka pendek ke metode KB jangka panjang. Termasuk dari pil KB Andalan ke alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR) seperti IUD Andalan.

Baca Juga: Bukan Mitos, Pil KB bisa Bikin Kulit Mulus dan Glowing

Tetapi bagaimana cara mengganti pil dengan metode KB lain atau sekadar mengganti jenis pil dari kombinasi menjadi satu pil, pun sebaliknya? Tentu saja tidak bisa ujug-ujug mengganti begitu saja. Ada aturan main yang mesti diikuti. Agar masa transisi berjalan mulus dan hasilnya tetap bagus apapun jenis penggantinya.

Berikut tiga cara paling aman menggganti pil KB :

  1. Jangan ada jeda di antara mereka
    Lakukan penggantian tanpa ada jeda dari paket pil KB saat ini ke paket KB lain atau metode KB yang berbeda. Sebab jeda berarti memberi celah kemungkinan untuk hamil cukup besar.

    Saat proses peralihan, tidak perlu menghabiskan paket yang ada, melainkan kamu bisa langsung memulai paket lain di hari pertamanya. Ingat, jika tidak ingin hamil jangan ada jeda di antara paket KB yang berbeda. Sebab efektivitas perlindungan menjadi sangat minimal bahkan tidak ada sama sekali.

  2. Konsultasi dulu, mengganti kemudian
    Pastikan proses penggantian pil KB ke jenis lain harus dilakukan di bawah pengawasan dokter. Tak ada salahnya berkonsultasi terlebih dahulu sebelum benar-benar mengganti pil KB yang kamu konsumsi selama ini.

    Sebab dokter mungkin akan merekomendasikan penggunaan metode KB yang berbeda dalam satu waktu di masa transisi ini. Hal ini bertujuan untuk memastikan bahwa kamu mendapatkan perlindungan dari salah satu jenis KB yang digunakan.

    Karena ada beberapa metode KB yang membutuhkan waktu untuk bekerja memberikan perlindungannya. Maka dari itu, berkonsultasilah sebelum mengambil keputusan, agar tidak salah langkah dan menyesal jadinya. Alih-alih mencari perlindungan yang lebih aman justru kebobolan di tengah jalan.

  3. Perlindungan cadangan
    Cara paling aman mengganti metode KB apapun bentuknya adalah dengan menggunakan perlindungan cadangan. Misalnya di minggu pertama masa peralihan tersebut, dokter akan menyarankan penggunaan kontrasepsi jangka pendek non hormonal seperti kondom untuk sementara waktu. Kondom dipilih karena lebih praktis, ekonomis dan aksesnya sangat mudah.

    Sambil menunggu metode KB yang dipilih bekerja efektif memberikan perlindungan terhadap kehamilan yang tidak direncanakan. Sementara pada saat yang sama tubuh sedang beradaptasi dengan metode KB yang baru digunakan. Jadi, perlindungan cadangan ini berarti memberikan kesempatan tubuh untuk menyesuaikan diri dengan metode KB yang baru digunakan setelah sekian lama kamu menggunakan pil KB sebagai KB hormonal yang rutin diminum setiap harinya.

Nah, itulah tiga cara aman mengganti jenis pil KB maupun mengganti pil KB dengan metode KB lainnya yang berbeda. Baik sesama KB hormonal maupun KB non hormonal. Yang pasti apapun bentuk pergantian yang kamu inginkan, pastikan semua keputusan yang diambil terlebih dulu dikonsultasikan dengan dokter yang kompeten. Sebab dari konsultasi inilah kamu bisa mendapatkan informasi yang lengkap, sudut pandang yang baru, juga wawasan yang berbeda tentang dunia KB dan kehamilan secara umum.

Baca Juga: Sampai Berapa Lama Kita Boleh Gunakan Pil KB?

Jadi, tidak ada salahnya untuk berkonsultasi ya. Kabar baiknya saat ini kamu bisa berkonsultasi secara online, lebih mudah, cepat, dan tentunya lebih aman. Caranya dengan menghubungi Halo DKT di nomor 0811-1-326459 atau klik link berikut https://bit.ly/halodktwhatsapp.

Mengenal Cara Kerja KB Hormonal

KB hormonal jadi salah satu bentuk pilihan KB modern yang tersedia di pasaran dengan akses mudah dan harga terjangkau. Inilah sebabnya mengapa KB hormonal jadi pilihan favorit masyarakat usia reproduktif.

Secara alami, tubuh wanita memproduksi dan mempertahankan keseimbangan yang baik dari berbagai hormon seksual yang berperan dalam membantu proses ovulasi dan kehamilan. Dalam hal ini, KB hormonal bekerja ‘mengacaukan’ keseimbangan hormon alami yang ada pada tubuh. Pada tingkat yang berbeda, kehadiran KB hormonal ini dibutuhkan agar tidak terjadi kehamilan yang tidak diinginkan atau direncanakan tanpa mengganggu aktivitas seksual yang memang menjadi kebutuhan biologis.

Baca Juga: Benarkah Pasien Covid Tidak Boleh Gunakan KB Hormonal Selama Pengobatan?

Kandungan hormonal dalam alat kontrasepsi modern ini ada yang dalam bentuk tunggal maupun kombinasi. Yaitu hormon progesterone dan hormone estrogen. Keduanya merupakan hormon yang diproduksi secara sintetis menyerupai hormon alami dalam tubuh seorang wanita. Pada prinsipnya caranya kerja kedua hormon ini sama, yaitu mencegah terjadinya kehamilan yang tidak direncanakan.

Ada tiga bentuk kerja hormon estrogen dan progesteron, yaitu :

  • Mencegah terjadinya ovulasi (pelepasan sel telur)
  • Membuat lendir di sekitar leher rahim atau mulut rahim menjadi lebih tebal sehingga sperma tidak bisa menembus masuk ke dalam rahim.
  • Membuat lapisan larim lebih tipis sehingga sel telur yang sudah dibuahi tidak bisa menempel dengan sendirinya.

Bukan tanpa alasan, KB hormonal banyak dipilih oleh para pasangan usia subur. Ada sejumlah faktor yang menjadi pertimbangan dalam memilih bentuk KB hormonal ini. Bila digunakan dengan benar dan teratur, semua KB hormonal memiliki efektivitas hingga 99% dalam mencegah terjadinya kehamilan.

Selain itu ada beberapa manfaat lainnya, seperti mengurangi risiko kanker rahim, kanker ovarium, dan kanker kolon. Volume darah menstruasi tidak berlebihan juga mengurangi risiko nyeri menstruasi setiap bulannya.

Jenis KB hormonal yang tersedia :

  1. Pil KB
    Ada dua jenis pil KB yang ada di pasaran, yaitu mengandung kombinasi dua hormon maupun hanya satu hormon saja. Bahkan saat ini pil KB sudah bisa dikonsumsi oleh ibu menyusui tanpa mengganggu produksi dan kualitas ASI yang dihasilkan. Butuh kedisiplinan menggunakan pil KB untuk mengkonsumsinya tepat waktu tanpa ada yang terlewat. Pastikan kamu menggunakan alarm atau libatkan suami untuk bantu mengingatkannya ya.

  2. KB suntik
    Jika dulu KB suntik hanya ada untuk interval tiga bulan. Kini tersedia KB suntik dengan pilihan 1-3 bulan. Jadi kamu bisa memilih periode mana yang diinginkan sesuai kebutuhan. Lebih praktis karena tidak perlu dikonsumsi setiap hari. Suntik KB cukup diberikan dalam rentang waktu 1-3 bulan sekali. Seperti jenis Gestin F2 dari Andalan. Selain efektif mencegah kehamilan bila digunakan dengan benar dan teratur, Gestin F2 bermanfaat menjaga siklus menstruasi tetap teratur dan mengurangi risiko terjadinya kanker leher rahim dan kanker indung telur.

  3. IUD hormonal
    Dikenal dengan istilah KB spiral karena berupa kawat berbentuk huruf T yang bertugas menghalau sperma sehingga tidak bisa bertemu dengan sel telur. Berada di dalam rahim, IUD yang mengandung hormon progesteron sintesis ini bisa digunakan selama 4-8 tahun tergantung pada jenisnya. Keuntungannya lebih efisien karena sekali pasang dan cepat mengembalikan masa subur. Seperti produk IUD Andalan yang memiliki beragam varian, bisa kamu pilih sesuai kebutuhan.

Baca Juga: Macam-macam KB IUD Non-Hormonal, Mana yang Cocok Untukmu?‎

Nah, itulah sekelumit cara kerja KB hormonal yang kamu perlu ketahui. Semoga informasi ini membantu dalam memilih jenis KB yang diinginkan. Jika kamu masih ragu dan ingin tahu lebih jauh seputar KB hormonal, kamu bisa berkonsultasi secara online dengan cara menghubungi Halo DKT di nomor 0811-1-326459 atau klik link berikut https://bit.ly/halodktwhatsapp.

Pilihan KB untuk Penyandang Lupus, Apa Saja?

Penting bagi perempuan dengan lupus untuk menghindari kehamilan yang tidak direncanakan. Apa saja pilihan KB untuk penyandang lupus yang aman?

Kehamilan adalah kondisi yang sangat beresiko untuk penyandang lupus eritematosus sistemik (LES). Bukan berarti tidak boleh hamil, tapi sangat penting untuk menghindari kehamilan yang tidak direncanakan. Untuk itu, tentu saja diperlukan KB atau kontrasepsi. Tapi, apa saja ya pilihan KB untuk penyandang lupus yang aman?

Pada penyandang LES, antibodi yang seharusnya melindungi tubuh dari benda asing berbahaya, justru malah menyerang sel dan jaringan tubuh yang sehat. Inilah yang memicu peradangan di berbagai organ tubuh, sehingga LES disebut juga penyakit autoimun kronis. Sebagian penyandang LES memiliki antibodi yang disebut aPL (antiphospolipid antibodies).

Baca Juga: Pil KB Mengurangi Rambut-rambut Halus di Wajah, Dada, dan Punggung Perempuan, Betulkah?

Nah pada sebagian orang, aPL bisa menimbulkan komplikasi, yang disebut APS (antiphospholipid syndrome). Salah satu efeknya yaitu terjadinya pembekuan darah. APS termasuk kondisi yang menjadi pertimbangan dokter atau bidan saat merekomendasikan KB untuk penyandang lupus.

Pilihan KB untuk Penyandang Lupus Eritematosus Sistemik

Sebenarnya cukup banyak pilihan KB untuk penyandang lupus eritematosus sistemik. Namun tentu saja ada beberapa faktor yang perlu ikut dipertimbangkan, karena kondisi tiap orang pasti berbeda. Misalnya APS, seperti telah dijelaskan sebelumnya. Berikut ini beberapa pilihan KB yang biasa direkomendasikan untuk perempuan dengan lupus.

  1. IUD
    IUD (spiral) sebagai metode kontrasepsi jangka panjang yang reversible dianggap sebagai KB yang efektif dan aman untuk semua penyandang lupus. Termasuk mereka yang memiliki APS, atau mengonsumsi obat-obatan imunosupresif.

    Satu-satunya pengecualian yaitu bila ada kontraindikasi ginekologis. Penyandang lupus dengan trombositopenia (darah sulit membeku) juga perlu berhati-hati karena ada risiko terjadi perdarahan saat pemasangan IUD. Namun mereka yang telah memakai IUD meski memiliki trombositopenia bisa tetap memakainya, kecuali bila kemudian terjadi perdarahan. IUD yang paling populer yaitu jenis copper T, misalnya IUD Andalan Tcu.

  2. KB progestin
    Ini adalah metode kontrasepsi hormonal yang hanya menggunakan satu jenis hormon yaitu progestin (progesteron sintetis). Ada dalam bentuk pil (pil mini untuk ibu menyusui), suntik KB 3 bulan, dan metode jangka panjang implan (susuk). Kamu tidak perlu bingung karena Andalan menyediakan pilihan untuk ketiga jenis kontrasepsi tersebut. Ada Pil KB Andalan Laktasi, Andalan Suntikan KB 3 Bulan, Suntikan KB Harmonis 3 Bulan, dan Andalan Implan.

    KB yang hanya mengandung progestin dianggap aman untuk hampir semua perempuan dengan lupus, dan bisa menjadi alternatif bagi yang tidak bisa menerima estrogen. Kecuali mereka dengan aPL positif yang berisiko besar terhadap VTE (venous thromboembolism) atau bekuan darah di vena. Mereka yang mendapat obat kortikosteroid atau memiliki risiko lain terhadap osteoporosis, sebaiknya menghindari progestin berupa DMPA (medroxyprogesterone acetate), dan memilih jenis progestin lainnya.

  3. KB hormonal kombinasi
    KB hormonal jenis ini mengkombinasikan estrogen dan progestin. Kontrasepsi hormonal kombinasi bisa dipakai oleh penyandang lupus yang stabil. Namun sebaiknya dihindari oleh mereka dengan LES aktif, memiliki APS atau aPL positif, dan riwayat pembekuan darah.

    Yang termasuk kategori ini yaitu pil KB kombinasi, serta kontrasepsi suntik 1 bulan dan 2 bulan. Pilihannya cukup banyak. Ada Pil KB Andalan, Pil KB Andalan Fe, Pil KB Elzsa, Andalan Suntik KB 1 Bulan, Gestin F2 (suntik Kb 2 bulan), dan Suntikan KB Harmonis 1 Bulan.

Baca Juga: Siklus Menstruasi Tidak Teratur, bisa Dibantu dengan Pil KB?

Ada banyak pilihan KB untuk penyandang lupus. Diskusikanlah dengan dokter kandungan, bidan, dan dokter yang merawat lupus mengenai KB yang aman untukmu. Kamu juga bisa berkonsultasi ke Halo DKT, dengan menghubungi Halo DKT di nomor WhatsApp 0811-1-326459, atau melalui link: https://bit.ly/halodktwhatsapp, pada hari Senin hingga Jumat pukul 09.00 – 16.30 WIB. Jangan khawatir karena segala informasi yang kamu sampaikan bersifat rahasia.

Begini Cara Kerja Pil KB Mengatasi PCOS

PCOS adalah gangguan endokrin, di mana biasanya kadar hormon androgen terlalu tinggi. Bagaimana ya cara kerja pil KB mengatasi PCOS?

Mungkin sebagian dari kamu masih bingung, kenapa dokter meresepkan pil KB untuk meredakan keluhan PCOS yang kamu alami. Padahal, PCOS kan salah satu penyebab infertilitas, tapi kok malah diberi pil KB? Memangnya bisa ya pil KB mengatasi PCOS?

Baca Juga: Minum Pil KB sekaligus Mencegah Anemia, Bisa Banget!

Sebelumnya, kita perlu pahami dulu apa itu PCOS. PCOS (polycystic ovarium syndrome) atau sindrom ovarium polikistik adalah gangguan endokrin (hormonal). Salah satu tanda utama PCOS yakni tidak terjadinya ovulasi (anovulasi). Inilah yang menimbulkan keluhan haid tidak teratur, dan merupakan hal yang paling sering dikeluhkan oleh mereka dengan PCOS.

Tanda PCOS lainnya yaitu gambaran polikistik pada ovarium, serta kadar hormon androgen yang terlalu tinggi (hiperandrogen), yang kerap memicu jerawat dan pertumbuhan rambut berlebihan di wajah dan tubuh. Biasanya seseorang didiagnosis mengalami PCOS bila memiliki setidaknya 2 dari 3 tanda tadi.

Bagaimana Pil KB Mengatasi PCOS

Pada dasarnya, pil KB bekerja mengatasi PCOS dengan menyeimbangkan kadar hormon dalam tubuh. Seperti sudah dijelaskan, pada PCOS terjadi gangguan hormonal. Ini biasanya bermanifestasi dalam ketidakseimbangan hormon, di mana kadar hormon androgen terlalu tinggi. Maka, salah satu cara yang bisa dilakukan yakni menyeimbangkan hormon dengan pil KB.

Hormon yang terkandung dalam pil KB akan membuat hormon dalam tubuh seimbang dan stabil. Untuk mengatasi PCOS, umumnya yang digunakan yaitu pil KB kombinasi, yang mengandung hormon estrogen dan progestin (progesteron sintetis). Estrogen dalam pil KB kombinasi memicu serangkaian proses, yang akan mengurangi kadar testosteron bebas.
Sementara itu progestin menekan sekresi hormon LH, salah satu hormon yang berperan dalam perkembangan folikel sel telur dan ovulasi. Tanpa LH, folikel tidak akan berkembang, dan tidak terjadi ovulasi. Menariknya lagi, jenis progestin tertentu bekerja langsung menekan efek androgen, sehingga berbagai keluhan akibat hiperandrogen, bisa mereda. Contoh pil KB dengan efek antiandrogen yaitu Elzsa dari Andalan.

Selain pil KB kombinasi, bisa pula digunakan pil mini yang hanya berisi progestin, dan biasa digunakan untuk ibu menyusui. Atau metode KB hormonal lainnya, seperti suntik dan susuk (implan).

Nah, sekarang kamu sudah paham bagaimana pil KB bekerja mengatasi PCOS. Namun jangan mengobati diri sendiri ya. Kamu tetap perlu ke dokter, untuk memastikan bahwa kamu benar memiliki PCOS. Setelah itu dokter kandungan akan memutuskan terapi yang cocok untukmu, dengan mempertimbangkan kondisi, riwayat kesehatanmu, serta apakah kamu dan pasangan berencana untuk punya anak dalam waktu dekat. Tentunya, pil KB bukan pilihan tepat bila kamu tengah merencanakan kehamilan, sehingga dokter perlu meresepkan obat lain.

Perlu diingat meski pil KB mengatasi PCOS, tapi pil KB bukanlah obat untuk menyembuhkan kondisi ini. Hingga saat ini belum ada obat yang bisa menyembuhkan pil KB. Obat-obat yang tersedia, termasuk pil KB, bisa membantu meredakan gejala, tapi tidak menyembuhkan.

Baca Juga: Siklus Menstruasi Tidak Teratur, bisa Dibantu dengan Pil KB?

Kamu bisa berkonsultasi lebih jauh soal pil KB dan PCOS ke Halo DKT, dengan menghubungi Halo DKT di nomor WhatsApp 0811-1-326459, atau melalui link: https://bit.ly/halodktwhatsapp, pada hari Senin hingga Jumat pukul 09.00 – 16.30 WIB. Jangan khawatir karena segala informasi yang kamu sampaikan bersifat rahasia.

Ini Lima Pilihan Metode KB untuk Ibu Menyusui

KB untuk ibu menyusui ada yang hormonal, ada pula yang non-hormonal. Sesuaikanlah dengan kondisi dan kenyamananmu.

Menyusui sambil tetap ber-KB? Bisa banget! Cukup banyak lho pilihan KB untuk ibu menyusui. Tak hanya non-hormonal, tapi juga yang hormonal. Ini juga saat yang tepat untuk mendorong suami lebih aktif berpartisipasi dalam KB, bila sebelumnya ia kurang terlibat.

Baca Juga: Ibu Menyusui bisa Menggunakan Pil KB Laktasi, lho! Apa Bedanya dengan Pil KB Biasa?

Memberi bayi ASI eksklusif selama 6 bulan sebenarnya memberi manfaat KB alami. Selama menyusui, hormon prolaktin menjadi sangat aktif. Nah, peningkatan kadar prolaktin membuat hormon-hormon lain jadi “hibernasi” alias ditekan produksinya. Alhasil tidak terjadi ovulasi, dan siklus menstruasi pun berhenti. Bagaimanapun juga, tetap ada kemungkinan terjadi ovulasi. Kehamilan pun bisa terjadi, bila sperma masuk saat kamu mengalami ovulasi.

Agar lebih ‘aman’, sebaiknya memang memakai kontrasepsi, sekalipun kamu memberi si Kecil ASI eksklusif. Ini beberapa metode KB untuk ibu menyusui yang bisa kamu pilih.

5 Pilihan KB untuk Ibu Menyusui

KB untuk ibu menyusui yang berbasis hormonal hanya mengandung satu jenis hormon yaitu progestin (progesteron sintetis). Kenapa? Karena progestin tidak akan memengaruhi produksi dan kualitas ASI, jadi aman dipakai saat menyusui. Bentuknya bisa bermacam-macam. Selain hormonal, ada juga pilihan non-hormonal. Berikut ini pemaparannya.

  1. Kondom
    KB untuk ibu menyusui tidak harus dilakukan oleh ibu sendiri. Doronglah suami untuk menggunakan kondom. Untuk para suami, tunjukkanlah bahwa kalian benar-benar peduli dan sayang dengan istri. Bayangkan istri sudah menyusui dan mengurus baby 24/7. Memakai kondom adalah salah satu bentuk dukungan yang paling sederhana untuk istri memberi ASI. Jangan dikira memakai kondom bisa mengurangi sensasi bercinta. Kondom sekarang sudah dibuat demikian tipis, misalnya Sutra. Ada pula sensasi tekstur dan aroma seperti Fiesta, atau kondom premium Supreme.

  2. IUD
    IUD atau AKDR (alat Kontrasepsi Dalam Rahim) adalah pilihan KB non-hormonal lainnya untuk ibu menyusui, selain kondom. Ini bisa kamu gunakan bila kamu menginginkan kontrasepsi jangka panjang, mengingat IUD bisa dipakai selama 5-10 tahun.

    Ada banyak pilihan IUD. Yang populer tentu saja copper T, misalnya IUD Andalan Tcu. Ada pula IUD Andalan Silverline, yang mengandung inti perak untuk mencegah fragmentasi tembaga dan memaksimalkan efek kontrasepsi. Ada pula IUD Andalan Postpartum dengan batang insersi panjang, sehingga mudah dipasang segera setelah persalinan, tanpa alat bantu.

  3. Pil Mini
    Bila sebelumnya kamu cocok minum pil KB, kamu bisa melanjutkan minum pil. Tapi pilnya berbeda ya. Untuk ibu menyusui, pil hanya mengandung progestin, sehingga disebut juga pil mini. Pil KB Andalan Laktasi terdiri dari 28 pil yang mengandung progestin (linestrenol) 0,5 mg.

  4. Suntik
    Malas minum pil? Kamu bisa memilih metode suntik, misalnya Andalan Suntikan KB 3 bulan. Ingat, pilih yang 3 bulan ya, karena suntik KB 1 bulan mengandung kombinasi progestin dan estrogen, dan tidak diperuntukkan bagi ibu menyusui.

  5. Implan (susuk)
    Bila kamu menginginkan metode KB hormonal jangka panjang, maka pilihannya adalah implan (susuk). Misalnya Sinoplant dari Andalan, yang efektif mencegah kehamilan selama 4 tahun. Implan terdiri dari 2 batang silikon yang berisi progestin (levonorgestrel). Waktu pemasangan susuk yang ideal yaitu 6 minggu setelah melahirkan. Sebelum kamu memasang susuk, hingga 7 hari setelah pemasangan, gunakanlah kondom sebagai proteksi.

Baca Juga: Pertama Kali Minum Pil KB, Begini Aturan Minumnya

Kamu bisa berkonsultasi lebih jauh soal Kb untuk ibu menyusui ke Halo DKT, dengan menghubungi Halo DKT di nomor WhatsApp 0811-1-326459, atau melalui link: https://bit.ly/halodktwhatsapp, pada hari Senin hingga Jumat pukul 09.00 – 16.30 WIB. Jangan khawatir karena segala informasi yang kamu sampaikan bersifat rahasia.

Bukan Mitos, Pil KB bisa Bikin Kulit Mulus dan Glowing

Kandungan progestin tertentu dalam pil KB bisa bikin kulit mulus, bebas jerawat, dan glowing. Kenapa begitu ya?

Benar gak sih, pil KB bikin jerawatan? Pada beberapa perempuan, memang pil KB bisa memicu munculnya jerawat. Namun uniknya, justru beberapa pil KB bisa bikin kulit mulus, bebas jerawat, dan glowing lho. Kok bisa? Begini penjelasannya.

Baca Juga: Pil KB 21 Hari dan 28 Hari, Apa Bedanya Ya?

Pil KB ada yang terdiri dari 1 hormon saja yaitu progestin atau progesteron sintetis. Ini disebut juga pil mini karena cuma mengandung satu hormon, cocok untuk ibu menyusui karena tidak akan mengganggu produksi ASI. Ada juga pil KB kombinasi yang mengandung progestin dan estrogen sintetis (estradiol). Nah, progestin tertentu memiliki sifat androgenik. Inilah yang bisa memicu jerawat.

Androgen adalah hormon laki-laki. Perempuan juga memiliki androgen, tapi dalam kadar rendah. Namun beberapa jenis progestin bisa meningkatkan kadar androgen. Meningkatnya kadar androgen bisa merangsang produksi minyak (sebum) berlebih di kulit. Alhasil kulit jadi lebih berminyak, pori-pori lebih mudah tersumbat sehingga sel kulit mati dan kotoran terperangkap di pori-pori kulit. Akhirnya, wajah pun lebih mudah berjerawat.

Mengapa Beberapa Pil KB bisa Bikin Kulit Mulus

Sejak pertama kali diciptakan pada 1950-an, pil KB terus mengalami perkembangan. Dosisnya dibuat main kecil, dan hormon yang dipakai pun makin baik. Tak hanya memiliki manfaat kontrasepsi, progestin tertentu yang digunakan pada pil KB bisa bikin kulit mulus dan glowing.

Progestin generasi baru seperti cyproterone acetate justru memiliki efek antiandrogenik. Progestin jenis ini mampu menekan kadar androgen dalam tubuh. Dampaknya, kulit wajah pun lebih mulus, halus, bebas jerawat, dan glowing. Tak heran bila pil KB dengan progestin antiandrogenik kerap dipakai oleh dokter kulit sebagai salah satu terapi jerawat yang terkait hormonal. Juga kerap diresepkan oleh dokter kandungan untuk mengatasi sindrom polikistik ovarium atau PCOS.

Pil KB Elzsa dari Andalan mengandung kombinasi cyproterone acetate dan ethinylestradiol. Cara kerjanya sama dengan pil KB kombinasi pada umumnya. Yaitu menghambat ovulasi, mengentalkan lendir serviks, serta menipiskan endometrium sehingga sel telur yang telah dibuahi akan sulit melekat. Namun di samping itu, ada bonusnya: kulit jadi glowing.

Jadi, bukan mitos ya kalau pil KB bisa bikin kulit mulus dan bebas jerawat. Kalau kulitmu cenderung berminyak dan mudah berjerawat, kamu bisa mempertimbangkan pil KB yang mengandung progestin antiandrogenik, seperti Elzsa. Jangan lupa, ini pil 21 hari ya. Jadi ada 7 hari kamu ‘libur’. Pasanglah reminder untuk mengingatkan mulai minum pil lagi ya.

Baca Juga: Mengapa Payudara Membesar Setelah Minum Pil KB?

Kamu bisa berkonsultasi seputar kontrasepsi dan kesehatan reproduksi ke Halo DKT, dengan menghubungi Halo DKT di nomor WhatsApp 0811-1-326459, atau melalui link: https://bit.ly/halodktwhatsapp, pada hari Senin hingga Jumat pukul 09.00 – 16.30 WIB. Jangan khawatir karena segala informasi yang kamu sampaikan bersifat rahasia.

Ibu Menyusui bisa Menggunakan Pil KB Laktasi, lho! Apa Bedanya dengan Pil KB Biasa?

Ibu menyusui bisa menggunakan pil KB laktasi lho. Pil KB laktasi hanya mengandung 1 hormon (progestin). Tidak akan mengganggu produksi dan kualitas ASI, serta aman untuk bayi.

Kamu mungkin pernah mendengar bahwa memberi ASI eksklusif selama 6 bulan, memiliki efek KB alami. Ini benar adanya. Sebabnya, tubuh secara alami akan menghentikan ovulasi. Tanpa ovulasi, otomatis tidak akan terjadi kehamilan. Tapi tetap saja kadang dag dig dug ya. Bagaimana kalau ‘kecolongan’? Biar merasa lebih aman, kamu bisa kok pakai kontrasepsi. Salah satunya, pil KB laktasi.

Baca Juga: Agar Tidak Lupa Minum Pil KB, Ini Tujuh Tipsnya

Apa tuh bedanya pil KB laktasi dengan pil KB biasa? Pil KB biasa mengandung kombinasi 2 hormon, yaitu estradiol (estrogen sintetik) dan progestin (progesteron sintetik). Nah pada pil KB laktasi, yang digunakan hanya progestin saja. Karenanya, kadang juga disebut “mini pil”. Bukan karena ukurannya yang mini, tapi kandungannya yang mini, alias cuma 1 hormon. Dosisnya pun rendah.

Progestin akan bekerja selayaknya progesteron dalam tubuh. Kadar progesteron yang stabil akan membuat lendir di serviks (leher rahim) jadi lebih kental, sehingga menyulitkan sperma untuk bergerak menuju sel telur. Dengan demikian, pembuahan bisa dicegah. Pil KB laktasi juga bisa membantu mencegah terjadinya ovulasi.

Pil KB Laktasi Aman untuk ASI dan Bayi

Kenapa pil KB laktasi hanya menggunakan progestin? Sebabnya, hormon ini tidak akan mengganggu produksi dan kualitas ASI, dan tidak membuat ASI kering. Untuk bayi pun aman, dan tidak akan menimbulkan diare.

Pil KB Andalan Laktasi mengandung linestrenol 0,5 mg, progestin yang terbukti efektif dan aman untuk digunakan oleh ibu menyusui. Meski ‘cuma’ mengandung 1 hormon, efektivitas Pil KB Andalan Laktasi mencapai 99% lho.

Buat kamu yang menyusui secara eksklusif, Pil KB Andalan Laktasi bisa kamu konsumsi 6 minggu setelah melahirkan. Nah, agar efektivitasnya optimal, minumlah pil setiap hari secara rutin di jam yang sama ya. Pastinya, kamu ingin mencegah kehamilan kan saat si baby masih menyusu. Pil KB laktasi juga berperan untuk mencegah jarak kehamilan yang terlalu dekat.

Bagaimana Kalau Lupa Minum Pil?

Untuk hal ini, ada aturannya, tergantung berapa lama kamu melewatkan waktu minum pil KB laktasi. Berikut ini aturannya:

  • Jika lupa minum 1 pil < 12 jam, maka harus segera minum pil yang terlupa, dan melanjutkan minum pil selanjutnya di waktu bias
  • Jika lupa minum 1 pil > 12 jam, maka harus segera minum pil yang terlupa dan lanjutkan minum pil selanjutnya di waktu biasa, walaupun waktunya berdekatan.
  • Jika lupa minum 2 pil, maka minum 2 pil yang terlupa sekaligus, lalu minum 2 pil keesokan harinya.
  • Jika lupa minum 3 pil atau lebih, maka manfaat pil sudah tidak ada. Hentikan penggunaan yang tersisa, dan gunakan kondom atau hindari hubungan seksual. Kembali minum Pil KB Laktasi pada periode menstruasi berikutnya, di hari pertama menstruasi.

Baca Juga: Perlukah Berhenti Sementara Saat Minum Pil KB?

Masih punya pertanyaan soal pil KB laktasi? Kamu bisa berkonsultasi ke Halo DKT, dengan menghubungi Halo DKT di nomor WhatsApp 0811-1-326459, atau melalui link: https://bit.ly/halodktwhatsapp, pada hari Senin hingga Jumat pukul 09.00 – 16.30 WIB. Jangan khawatir karena segala informasi yang kamu sampaikan bersifat rahasia.

Pil KB Darurat atau Postpil Bukan Obat Aborsi, Bagaimana sih Cara Kerjanya?

Pil KB darurat atau Postpil efektif mencegah kehamilan hingga 95%. Bagaimana cara pil KB darurat bekerja?

Ups, semalam berhubungan intim dengan suami tanpa kondom, dan lupa minum pil KB. Familiar dengan situasi ini? Buat kamu yang sedang tidak merencanakan kehamilan, mungkin agak panik ya. Tenang dulu. Tidak perlu mencoba cara-cara aneh seperti makan nanas muda dan sebagainya. Pil KB darurat atau yang biasa disebut Postpil adalah opsi yang paling aman dan efektif untuk situasi ini.

Baca Juga: Pil KB Ini Bisa Cegah Anemia

Perlu kamu pahami dulu, pil KB darurat berbeda dengan aborsi. Aborsi adalah tindakan untuk menghentikan kehamilan. Adapun pil KB darurat berfungsi mencegah terjadinya kehamilan. Karenanya, ada syarat tertentu agar pil ini bekerja efektif.

Bagaimana Pil KB Darurat Bekerja

Ada tiga jenis pil KB darurat yang direkomendasikan oleh WHO. Yaitu yang mengandung progestin (hormon progesteron sintetis) levonorgestrel, kombinasi ethinyl estradiol + levonorgestrel, dan ulipristal asetat. Pada dasarnya, ketiganya bekerja dengan mencegah atau menunda ovulasi, sehingga tidak ada sel telur yang bisa dibuahi oleh sperma. Namun bila telah terjadi kehamilan, pil KB darurat tidak akan menggugurkan kehamilan atau membahayakan embrio yang telah terbentuk.

Pil KB darurat misalnya Andalan Postpil, yang mengandung 0,75 mg levonorgestrel. Levonorgestrel juga diduga memiliki efek menghambat pergerakan sperma menuju sel telur, sehingga seandainya telah terjadi ovulasi, sperma akan sulit membuahi sel telur.

Bagaimana bila terjadi pembuahan atau fertilisasi; apakah postpil masih efektif? Ada perbedaan pendapat. Sebagian pendapat menyatakan tidak efektif. Namun ada juga yang menganggap pil KB darurat masih bisa efektif, karena levonorgestrel diduga bisa mempengaruhi kondisi endometrium (lapisan dinding rahim). Dengan demikian, sel telur yang telah dibuahi akan sulit menempel. Karenanya yang terbaik adalah minum sesegera mungkin, sebelum terjadi ovulasi dan fertilisasi.

Cara Minum Pil KB Darurat

Pil KB darurat perlu diminum sesegera mungkin, maksimal 72 jam setelah hubungan intim. Dengan cara ini, efektivitas pil mencapai 95%. Tinggi sekali ya. Memang, masih ada risiko 5% untuk terjadinya kehamilan. Andalan Postpill terdiri dari 2 pil. Minumlah 1 pil segera, dan minum 1 pil lagi 12 jam kemudian.

Andalan Postpill tidak akan mengganggu metode kontrasepsi yang kamu gunakan. Jadi semisal kamu mengonsumsi pil KB, kamu bisa segera mengonsumsinya seperti biasa seusai minum postpill. Atau bila kamu baru ingin mulai menggunakan kontrasepsi, silakan segera ke dokter atau bidan, untuk mendapatkan kontrasepsi. Segala jenis kontrasepsi, baik hormonal (pil, susuk, injeksi) maupun non-hormonal (spiral/IUD), bisa segera kamu pakai seusai minum pil KB darurat berbasis levonorgestrel atau kombinasi ethinyl estradiol + levonorgestrel.

Perlu diingat, postpill hanya untuk kondisi darurat ya. Semisal kamu lupa minum pil KB, atau lupa pakai kondom. Jangan selalu mengandalkan pil KB darurat. Lebih baik menggunakan kontrasepsi secara rutin, sesuai dengan kondisi dan kebutuhanmu.

Lalu, bagaimana memastikan bahwa tidak terjadi kehamilan setelah minum pil Kb darurat? Kamu bisa menunggu hingga jadwal periode menstruasi kamu. Kalau terlambat, kamu bisa menggunakan alat uji kehamilan mandiri atau test pack, misalnya Andalan Pregnancy Test Kit Strip.

Baca Juga: Pil KB Mengurangi Rambut-rambut Halus di Wajah, Dada, dan Punggung Perempuan, Betulkah?

Oh iya, kamu perlu resep dokter untuk mendapatkan pil KB darurat ya. Jadi, segeralah menghubungi dokter kandungan bila kamu ‘kecolongan’ berhubungan tanpa pengaman, untuk mendapatkan resep postpill. Atau, kamu bisa langsung berkonsutasi ke Halo DKT dengan menghubungi nomer Whatsapp Halo DKT 0811-1-326459 atau melalui link berikut: https://bit.ly/halodktwhatsapp pada hari Senin hingga Jumat pukul 08.00 – 17.00 WIB. Tak perlu ragu untuk bertanya atau berkonsultasi, sebab segala informasi yang kamu sampaikan akan dijamin kerahasiaannya.

Minum Pil KB sekaligus Mencegah Anemia, Bisa Banget!

Minum pil sekaligus mencegah anemia, memang bisa? Bisa! Yuk simak artikel di bawah ini.

Coba lihat telapak tanganmu. Bersemu merah atau pucat? Kalau pucat, bisa jadi kamu mengalami anemia. Segera cek ke dokter ya, untuk mengetahui status Hb kamu. Kamu disebut anemia bila kadar Hb dalam darahmu <12 g/dL. Perempuan memang rentan mengalami anemia, karena tiap bulan kehilangan darah saat haid. Duh, gimana nih, aku minum pil KB. Katanya minum pil KB bisa bikin anemia? Bisa gak ya minum pil KB sekaligus mencegah anemia?

Tenang, anggapan kalau pil KB bisa menyebabkan anemia itu hanya mitos kok. Justru faktanya adalah sebaliknya. Pil KB bisa mengurangi risiko anemia, karena saat minum pil KB, darah haid cenderung lebih sedikit. Jadi, jangan khawatir ya.

Baca Juga: Manfaat Menunda Menstruasi dengan Pil KB

Memang, apa bahayanya sih kalau perempuan kena anemia? Bahaya banget! Terutama di usia reproduktif. Anemia saat hamil bisa membuat pertumbuhan janin terhambat, bayi lahir prematur, lahir dengan berat badan rendah, bahkan berisiko keguguran. Tak hanya itu. Perempuan yang hamil dalam kondisi anemia bisa mengalami pendarahan saat melahirkan, dan lebih berisiko terhadap depresi pasca melahirkan. Jadi, jangan sampai kamu anemia saat hamil ya.

Double Action: Pil KB Sekaligus Mencegah Anemia

Seperti sudah dijelaskan di atas, pil KB justru bisa menurunkan risiko anemia. Malah sekarang, ada pil KB dengan double action lho. Kamu bisa minum pil KB sekaligus mencegah anemia. Jadi gak sekadar mengurangi risiko terhadap anemia, tapi juga mencegahnya.

Wah, kok bisa? Manfaat ini bisa kamu dapatkan dari Pil KB Andalan Fe. Ini adalah pil KB 28 hari, terdiri dari 21 pil dengan kandungan hormon estrogen dan progesteron sintetis, serta 7 pil plasebo tanpa kandungan hormon.

Pil dengan kandungan hormon bertindak sebagai kontrasepsi. Ia mencegah terjadinya ovulasi, membuat lendir serviks menjadi lebih kental sehingga menghambat pertemuan sperma dengan ovum, serta menipiskan lapisan dinding rahim (endometrium) sehingga sel telur yang dibuahi akan sulit menempel. Setelah 21 pil ini habis, biasanya akan terjadi menstruasi. Darah yang keluar lebih sedikit karena lapisan endometrium yang terbentuk lebih tipis. Itu sebabnya, risiko anemia berkurang dengan minum pil KB.

Nah setelah 21 pil ini selesai diminum, kamu cukup melanjutkan dengan 7 pil plasebo. Di sinilah Pil Kb Andalan Fe bekerja ganda encegah anemia. Ketujuh pil plasebo berwarna putih ini mengandung zat besi Ferrous Fumarate 75 mg, sehingga bisa mencegah anemia saat menstruasi. Beberapa orang kadang merasa mual setelah minum zat besi. Untuk menghindari hal ini, kamu bisa minum Pil KB Andalan Fe setelah makan, atau sebelum tidur.

Ada baiknya kamu memeriksakan kadar Hb dan cadangan besi kamu. Bila ternyata kamu sudah anemia akibat kekurangan zat besi, tentu tidak cukup hanya mengandalkan pil KB dengan tambahan zat besi. Kamu perlu mengonsumsi suplemen zat besi rutin sesuai anjuran dokter.

Buat kamu yang sedang merencanakan kehamilan, periksakanlah status zat besi kamu ya. Bila ditemukan kamu anemia atau cadangan zat besi kamu rendah, dokter bisa segera melakukan intervensi untuk memperbaiki status zat besi kamu, sehingga kamu hamil dengan status zat besi yang baik. Rencanakan dan persiapkanlah kehamilan sebaik-baiknya ya.

Baca Juga: Lupa Minum Pil KB Satu Kali, Apakah Ada Kemungkinan Hamil?

Masih punya pertanyaan soal kontrasepsi, kehamilan, dan Pil KB andalan Fe? Kamu bisa berkonsultasi ke Halo DKT, dengan menghubungi Halo DKT di nomor WhatsApp 0811-1-326459, atau melalui link: https://bit.ly/halodktwhatsapp, pada hari Senin hingga Jumat pukul 09.00 – 16.30 WIB. Jangan khawatir karena segala informasi yang kamu sampaikan bersifat rahasia.

Pil KB 21 Hari dan 28 Hari, Apa Bedanya Ya?

Jangan bingung, ini bedanya pil KB 21 hari dan 28 hari.

Sedang mempertimbangkan pil KB untuk mencegah kehamilan? Pil KB memang salah satu pilihan yang OK untuk usia 20-30an. Begitu kamu dan suami memutuskan untuk punya anak, kamu bisa langsung menghentikan konsumsi pil, dan kesuburan pun akan segera kembali. Nah ketika memilih-milih pil, mungkin kamu bingung, kok ada pil KB 21 hari, dan ada yang 28 hari. Apa sih bedanya? Yuk, cari tahu dari penjelasan di bawah ini.

Baca Juga: Sampai Berapa Lama Kita Boleh Gunakan Pil KB?

Pil KB 21 Hari vs 28 Hari

Sebelum kita membahas perbedaan pil KB 21 hari dan 28 hari, ada baiknya mengulas sedikit bagaimana cara pil KB bekerja. Pada dasarnya, pil KB mencegah kehamilan dengan tiga cara. Pertama, hormon yang terkandung dalam pil KB menjaga kadar hormon dalam tubuh stabil, sehingga tidak terjadi ovulasi. Tanpa ovulasi, tentu tidak akan terjadi pembuahan sel telur oleh sperma.

Selanjutnya, pil KB membuat lendir pada serviks (leher rahim) menjadi lebih kental, sehingga menghambat mobilitas sperma untuk menemukan sel telur. Ketiga, pil KB juga membuat endometrium (lapisan dinding rahim) menjadi lebih tipis, sehingga seandainya tetap terjadi pembuahan, sel telur yang telah dibuahi akan sulit melekat di endometrium.

Secara umum, pil KB mengandung dua hormon, yaitu estradiol (estrogen sintetis) dan progestin (progesteron sintetis). Nama estradiol dan progestin pada tiap pil Kb bisa berbeda-beda, tergantung merknya.

Nah, apa dong bedanya pil KB 21 hari dan 28 hari? Sebenarnya, pil KB diminum selama 21 hari. Pada pil 21 hari, kemasan hanya berisi 21 butir pil aktif. Pil jenis ini diminum pertama kali pada menstruasi hari kelima, baik mens sudah berhenti ataupun belum. Setelah kamu minum pil selama 21 hari, biasanya akan terjadi menstruasi pada hari 2-4 setelah pil terakhir. Beri jeda waktu 7 hari setelah pil terakhir, baru mulai minum pil untuk periode 21 hari berikutnya, dan seterusnya. Contoh pil KB 21 hari misalnya Pil KB Elzsa dari Andalan.

Bagaimana dengan pil 28 hari? Pil aktif yang berisi hormon juga hanya 21 pil, tapi ada tambahan 7 pil tanpa kandungan hormon. Jadi, pil KB 28 hari diminum setiap hari tanpa jeda, karena ada tambahan 7 pil, yang biasanya berisi vitamin. Pil KB 28 hari mulai diminum di hari pertama kamu menstruasi. Ini mungkin lebih cocok untuk kamu yang pelupa, karena bila ada jeda tanpa minum pil selama 7 hari bisa membuatmu lupa akan rutinitas minum pil. Dan begitu saatnya mulai minum lagi, bisa jadi kamu bisa.

Pil KB 28 hari misalnya Pil KB Andalan, dan Pil KB Andalan Fe yang mengandung zat besi untuk mencegah anemia saat menstruasi.

Untuk tata cara minum pil KB, baik pil KB 21 hari maupun 28 hari, kamu cukup mengikuti tanda panah yang terdapat pada bagian belakang kemasan. Agar efektivitas pil KB optimal, usahakan minumlah pil pada jam yang sama setiap hari ya.

Baca Juga: Siklus Menstruasi Tidak Teratur, bisa Dibantu dengan Pil KB?

Kamu bisa langsung berkonsutasi ke Halo DKT dengan menghubungi nomer Whatsapp Halo DKT 0811-1-326459 atau melalui link berikut: https://bit.ly/halodktwhatsapp pada hari Senin hingga Jumat pukul 08.00 – 17.00 WIB. Tak perlu ragu untuk bertanya atau berkonsultasi, sebab segala informasi yang kamu sampaikan akan dijamin kerahasiaannya.

Sampai Berapa Lama Kita Boleh Gunakan Pil KB?

Pil kontrasepsi atau sering disebut pil KB merupakan metode kontrasepsi yang praktis, nyaman, dan efektif. Namun, mungkin kamu bertanya-tanya apakah aman bagi tubuh jika kita mengonsumsinya bertahun-tahun?

Untuk membahasnya, penting untuk memahami kandungan apa yang ada dalam pil KB. Pil kontrasepsi mengandung dosis kecil hormon untuk mencegah kehamilan, biasanya progestin dan estrogen. Pil yang mengandung dua hormon ini disebut pil kombinasi.

Baca Juga: Agar Tidak Lupa Minum Pil KB, Ini Tujuh Tipsnya‎

Estrogen mencegah ovarium untuk melepaskan sel telur ke tuba falopi, di mana dapat dibuahi oleh sperma, atau untuk dikeluarkan bersama dengan lapisan rahim yang disebut dengan menstruasi.

Jika selama ini kamu sudah memakai pil KB selama beberapa lama dan tidak ada efek samping, maka kamu dapat melanjutkannya selama dibutuhkan dan dokter atau pun bidan merekomendasikannya.

Bagi sebagian besar perempuan yang sehat, pil KB aman digunakan jangka panjang.

Tentu saja ada pengecualian. Tidak semua orang memiliki pengalaman yang sama ketika menggunakan pil KB.

Sebagai contoh, pil KB yang mengandung progestin saja bisa digunakan untuk perempuan yang tidak merokok. Namun, pada perokok pil ini disarankan untuk orang yang berusia di bawah 35 tahun.

Pil KB kombinasi secara umum aman untuk perempuan yang tidak merokok semua umum. Tetapi pada perokok disarankan menghindari pil kombinasi karena estrogen dapat meningkatkan risiko pembekuan darah.

Untuk memastikannya konsultasikan ke dokter atau bidan sehingga bisa disarankan metode kontrasepsi yang paling sesuai dengan kondisi tubuh.

Selain itu, pil KB harus diminum secara konsisten dan sesuai dengan rekomendasi dokter atau bidan.

Menggunakan pil KB selama beberapa bulan, lalu berhenti satu atau dua bulan, dan mulai menggunakan lagi, dapat meningkatkan peluang terjadinya kehamilan yang tidak direncanakan.

Baca Juga: Pil KB 21 Hari dan 28 Hari, Apa Bedanya Ya?‎

Kamu bisa langsung berkonsutasi ke Halo DKT dengan menghubungi nomer Whatsapp Halo DKT 0811-1-326459 atau melalui link berikut: https://bit.ly/halodktwhatsapp pada hari Senin hingga Jumat pukul 08.00 – 17.00 WIB. Tak perlu ragu untuk bertanya atau berkonsultasi, sebab segala informasi yang kamu sampaikan akan dijamin kerahasiaannya.