Menstruasi Tidak Teratur Pasti Menandakan Kemandulan, Betulkah?

Sejak dulu, menstruasi kerap kali dikaitkan sebagai simbol dari kesuburan perempuan. Anggapannya, bila menstruasi tidak teratur, pasti ada masalah kesehatan reproduksi yang terjadi di dalam tubuh. Bahkan, perempuan yang jarang menstruasi sering dianggap mandul. Pertanyaannya, betulkah persepsi ini?

Baca Juga: Penyebab Menstruasi Terlambat Selain Hamil

Hampir setiap bulan, tubuh perempuan mempersiapkan diri untuk menghadapi kehamilan. Sebuah sel telur dilepas, kemudian sel telur tersebut menunggu dibuahi. Dinding rahim pun menebal, mempersiapkan tempat bagi sel telur untuk menempel apabila ia jadi dibuahi oleh sperma. Nah, jika sel telur tidak dibuahi, dinding rahim yang sudah menebal akan luruh kembali dan harus dikeluarkan. Luruhan dinding rahim beserta dengan darah keluar dari rahim melalui serviks hingga ke vagina. Inilah proses yang disebut dengan menstruasi. Meski sering disebut sebagai ‘datang bulan’ di Bahasa Indonesia, siklus menstruasi perempuan sebetulnya berbeda-beda. Selama terjadinya masih teratur setiap 21-45 hari sekali, siklus menstruasi masih dianggap normal (Dweck & Westen, 2017).

Ada juga yang disebut dengan spotting. Spotting alias keluarnya bercak darah di luar jadwal menstruasi bisa saja merupakan sesuatu yang normal. Sekitar 4,8% orang mengalami spotting bercak darah sedikit ketika ovulasi, yakni saat tubuh melepas sel telur di hari paling subur (Hill, 2019). Seseorang bisa saja mengalami spotting, tetapi siklus menstruasinya tetap teratur.

Apabila menstruasi tidak teratur, belum tentu berarti seseorang mandul. Ada banyak hal-hal yang sebetulnya bukan gangguan kesuburan, tapi bisa saja menyebabkan ketidakteraturan menstruasi, misalnya:

  • Perubahan hormonal di masa remaja (Dweck & Westen, 2017)

  • Perubahan pola makan (Akhila, Shaik & Kumar, 2020)

  • Kurang tidur (Nam, Han & Lee, 2017)

  • Stres (Lim, Kim, Lee, et al., 2018)

  • Perubahan hormonal menjelang menopause (Dweck & Westen, 2017)

Di sisi lain, kadang-kadang menstruasi tidak teratur betul-betul terjadi karena masalah kesuburan. Gangguan pada rahim seperti polip, fibroid, atau tumor dapat membuat menstruasi jadi sangat berat dan panjang durasinya (Walker, Coffey & Borger, 2021). Misalnya, jika biasanya 3-5 hari selesai, tahu-tahu kali ini menstruasi terus-menerus selama 2 minggu. Gejala-gejala seperti ini tak boleh dianggap remeh. Segera konsultasikan pada dokter agar bisa dicari penyebab dan solusinya.

Terkadang masalahnya bukan pada fisik rahim itu sendiri, namun pada hormon. Gangguan hormonal seperti polycystic ovarian syndrome (PCOS) bisa memicu amenorrhea, yaitu kondisi di mana seseorang tidak mengalami menstruasi selama lebih dari 3 bulan (Dweck & Westen, 2017). PCOS bisa mempersulit kemungkinan mencapai kehamilan, namun bukan berarti tidak bisa. Dengan pengobatan dan pola hidup sehat yang tepat, orang dengan PCOS dapat meningkatkan kesuksesan program hamilnya (Artini, Obino, et al., 2017).

Salah satu yang bisa dilakukan untuk memperbaiki siklus menstruasi adalah dengan meminum Pil KB yang memiliki kandungan estrogen seperti Pil KB Andalan FE atau Pil KB Elzsa. Pil KB dapat membantu untuk memperbaiki siklus menstruasi menjadi lebih regular karena pil KB bekerja dengan meregulasi hormon di dalam tubuh. Manfaat pil KB kombinasi bagi penderita PCOS dengan siklus menstruasi yang tidak teratur pun sudah didukung oleh penelitian (Podfigurna, Meczekalski,et al., 2019).

Baca Juga: Menstruasi Tidak Normal, Salah Satu Indikator Masalah Kesehatan

Kuncinya, bila menstruasi yang kamu alami berlebihan volumenya, sangat panjang durasinya, terlalu sering terjadi, atau jarang terjadi, dan gejala-gejala tadi muncul bukan karena perubahan pola hidup, langkah terbaik yang bisa dilakukan adalah berkonsultasi dengan dokter. Menstruasi tidak teratur belum tentu menandakan kemandulan, namun untuk berjaga-jaga lebih baik memeriksakan diri. Bila kamu masih bingung atau memiliki pertanyaan terkait topik ini, kamu bisa menghubungi Halo DKT melalui layanan bebas pulsa 0800-1-326459 atau Whatsapp ke 0811-1-326459 dengan mengklik tautan ini pada hari Senin hingga Jumat pukul 08.00 – 17.00 WIB. Tak perlu ragu untuk berkonsultasi, sebab segala informasi yang kamu sampaikan akan dijamin kerahasiaannya.

Penyebab Kembung Saat Menstruasi

Menstruasi kadang datang disertai segala macam efek samping dan rasa tidak nyaman. Kebanyakan perempuan tahu bagaimana kram atau nyeri saat menstruasi. Belum lagi berdamai dengan PMS (sindrom premenstruasi), jerawat, hingga kembung saat menstruasi. Nah, sebenarnya apa ya penyebab kembung saat menstruasi?

Baca Juga: Payudara Sakit saat Menstruasi, Apa yang Mesti Dilakukan?

Sebuah studi tahun 2014 yang diterbitkan di BMC Women’s Health yang mensurvei 156 wanita menemukan bahwa 73 persen mengalami setidaknya satu gejala di saluran pencernaan selama menstruasi. Meskipun belum pernah dilakukan penelitian yang secara khusus mengaitkan produksi gas berlebihan di usus dan menstruasi, cukup jelas bahwa siklus menstruasi memang dapat menimbulkan gejala pada saluran pencernaan.

Penyebab Kembung Saat Menstruasi

Penyebab kembung adalah produksi gas berlebihan di saluran pencernaan. Ini ada hubungannya dengan pembawa pesan kimia yang disebut prostaglandin. Prostaglandin adalah sejenis hormon dan menyebabkan peradangan, dan pada wanita dapat terjadi di rahim.

Prostaglandin dapat ditemukan di hampir setiap jaringan baik pada manusia maupun hewan, dan mereka memiliki banyak fungsi berbeda untuk masing-masing organ tubuh. Bahan kimia ini adalah bagian normal dari menstruasi karena setiap wanita memilikinya.

Peran prostaglandin adalah membuat rahim berkontraksi sehingga lapisan rahim akan luruh dan keluar sebagai “darah” menstruasi. Jadi prostaglandin inilah yang juga berperan menyebabkan kram selama menstruasi.

Prostaglandin yang terlalu banyak bisa menyebabkan produksi gas dan kembung selama menstruasi. Pertama, prostaglandin akan mengendurkan jaringan halus dan meningkatkan sekresi elektrolit. Jadi lambung dan usus akan rileks dan memiliki banyak elektrolit. Kedua, selain kembung, hal tersebut dapat menyebabkan kentut lebih sering saat menstruasi.

Jika kamu mudah mengalami kram menstruasi, biasanya juga mudah kembung atau diare saat menstruasi. Jika prostaglandin mencapai saluran pencernaan, usus besar dapat berkontraksi seperti rahim, memindahkan isi usus keluar lebih cepat, menyebabkan diare.

Selain peran prostaglandin, gaya hidup juga bisa menyebabkan produksi gas berlebih penyebab kembung saat menstruasi. Misalnya, kamu terlalu banyak makan makanan yang membuat kembung. Misalnya kacang, kembang kol, kubis, atau apa pun yang memicu gas di lambung. Makanan olahan juga dapat menyebabkan terbentuknya gas dan diare.

Cara Mengurangi Kembung Saat Menstruasi

Ada hal-hal lain yang dapat kamu lakukan untuk mengurangi rasa tidak nyaman dan kembung saat menstruasi. Misalnya, banyak melakukan aktivitas fisik dan olahraga rutin. Olahraga bisa membuat gerakan usus lebih lancar sehingga tidak ada gak yang terperangkap di sana.

Cara lain mengurangi kembung saat menstruasi adalah mengkonsumsi probiotik, dan mengonsumsi makanan anti-inflamasi yaitu makanan yang rendah gula. Jangan lupa kurangi makanan olahan dan beralih ke makanan yang lebih sehat.

Baca Juga: Lima Problem Menstruasi yang Lazim Terjadi

Kembung saat menstruasi memang mengganggu, tapi tidak terlalu mengkhawatirkan. Tetapi jika kembung ini sudah sangat mengganggu, bahkan berlanjut meskipun kamu tidak sedang menstruasi, sebaiknya berbicara dengan dokter.

Dokter akan memberikan saran bagaimana mengendalikan keluhan selama menstruasi. Bisa saja masalahnya lebih serius dari yang kamu bayangkan. Inilah pentingnya melakukan pemeriksaan rutin, meskipun kamu tidak memiliki keluhan.

Kembung yang berlebihan dan menyebabkan nyeri bisa jadi berkaitan dengan sindrom iritasi usus besar (IBS) atau endometriosis. Jangan tunda ke dokter.

Keluhan seputar menstruasi dan bagaimana menjaga organ kewanitaan selama menstruasi juga bisa kamu konsultasikan ke Halo DKT. Kamu cukup menghubungi nomor Whatsapp Halo DKT 0811-1-326459 dan juga link bit.ly/halodktwhatsapp.

Benarkah Diet Bebas Gluten Bisa Meredakan Nyeri Menstruasi?

Nyeri menstruasi dialami sebagian perempuan, dan ini menyebabkan penderitaan bulanan yang cukup menyiksa. Meskipun obat pereda nyeri atau perawatan hormonal bisa efektif, namun mengandalkan obat-obatan tentu memiliki efek samping tidak baik untuk tubuh. Apakah acar cara lain meredakan nyeri menstruasi?

Beberapa studi menunjukkan bahwa perubahan pola makan dengan mengurangi makanan yang mengandung gluten, bisa mengurangi nyeri menstruasi. Berikut penjelasan dan fakta yang sebenarnya!

Baca Juga: Lima Drama Saat Menstruasi Tiba

Penyebab Nyeri Menstruasi

Nyeri menstruasi sering digambarkan dengan kram di perut bagian bawah, seperti diremas-remas sehingga beberapa perempuan harus menggunakan pereda nyeri. Cara meredakan nyeri menstruasi dengan metode lain juga kerap dicoba, seperti menggunakan penghangat di sekitar perut, minum ramuan herbal, dan sebagainya.

Lebih dari 80% perempuan mengalami rasa sakit saat menstruasi, dan hampir 20% rasa sakitnya cukup berat sehingga mempengaruhi kehidupan sehari-hari mereka. Tak jarang mereka harus absen dari sekolah atau tempat kerja.

Nyeri haid umumnya berkurang seiring bertambahnya usia, dan banyak yang tidak lagi mengeluhkan nyeri menstruasi setelah memiliki anak. Sebagian besar perempuan tidak menganggap nyeri menstruasi harus dibawa ke dokter. Mereka cenderung bertahan dan mengobati diri sendiri.

Nyeri menstruasi berasal dari respons peradangan saat lapisan rahim terlepas.
Ketika sel-sel lapisan rahim diluruhkan, pembuluh darah di rahim pecah, itulah sebabnya menstruasi berwujud darah bersama sel-sel rahim yang terlepas.

Cara Meredakan Nyeri Menstruasi

Nyeri yang sedang bisa diobati dengan parasetamol. Jika itu tidak membantu, bisa beralih ke obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID) seperti ibuprofen atau asam mefenamat. Pada sebagian perempuan, obat-obatan akan bekerja dengan baik, tetapi itu bukan solusi jangka panjang.

Mengkonsumsi pereda nyeri terutama dari golongan NSAID untuk waktu yang lama dapat menyebabkan masalah lain seperti pendarahan lambung. Oleh karena itu, pendekatan dengan hormon yakni pemberian pil KB dapat menjadi alternatif cara meredakan nyeri menstruasi.

Diet rendah gluten juga diyakini bisa meredakan nyeri menstruasi. Ada sedikit bukti ilmiah yang menunjukkan bahwa nyeri haid dipengaruhi oleh konsumsi gandum atau gluten dalam makanan.

Ada istilah diet tinggi inflamasi, yakni terlalu banyak mengonsumsi makanan olahan, kafein, alkohol, dan daging. Diet ini harus dihindari karena dapat memperburuk rasa sakit dan nyeri selama menstruasi.

Beberapa ahli mengatakan pasien-pasien mereka mengeluhkan nyeri menstruasi bertambah buruk jika mengkonsumsi junk food atau makanan olahan. Tetapi dengan mengurangi gluten nyeri sedikit berkurang.

Sebuah studi menemukan bahwa diet vegan rendah lemak dapat mengurangi nyeri haid, namun ini hanya studi skala kecil. Perlu dibuktikan dengan studi yang lebih besar.

Beberapa peneliti telah mengamati hubungan antara gluten, gandum, dan peradangan, dan menyimpulkan bahwa diet rendah gluten menjadi alasan mengapa perubahan pola makan berhasil meredakan nyeri menstruasi.

Diet bebas gluten mungkin tidak berhasil untuk semua orang. Namun, mengurangi gandum atau gluten mungkin patut dicoba, karena rasa sakit adalah efek peradangan. Produk gandum adalah salah satu penyebab peradangan pada beberapa orang.

Baca Juga: Strategi Terbebas Nyeri Menstruasi

Satu-satunya saran ketika kamu selalu mengalami nyeri menstruasi adalah mendatangi tenaga kesehatan. Penyebab yang mendasari nyeri menstruasi harus disingkirkan sebelum seseorang mencoba segala pengobatan dan mengubah diet.

Kamu bisa juga berkonsultasi ke Halo DKT dengan menghubungi nomor Whatsapp Halo DKT 0811-1-326459 dan juga link bit.ly/halodktwhatsapp, untuk masalah menstruasi kamu.

Lima Drama Saat Menstruasi Tiba

Siklus menstruasi yang terjadi pada wanita memang dianggap hal biasa. Sebiasa problem ikutan yang ada di dalamnya jelang menstruasi datang.

Baca Juga: Atasi Gangguan Mood saat Menstruasi‎

Pada sebagian wanita, drama bulanan ini memang tak bisa dihindari. Berikut lima drama yang biasa terjadi kala menstruasi :

  • Keluarnya darah beku
    Tiap orang memiliki karakter menstruasinya tersendiri. Yang pasti polanya hampir sama, yaitu dimulai dengan keluarnya darah dalam jumlah sedikit di fase awal, lalu fase deras, dan terakhir kembali berkurang seperti semula. Di fase deras, darah yang keluar bisa dalam bentuk encer maupun gumpalan kecil darah beku.

    Rata-rata seorang wanita kehilangan 2-4 sendok makan volume darah selama siklus menstruasi. Indikator lainnya bisa dari pergantian pembalut yang dilakukan tiap dua jam atau lebih. Jika kamu harus mengganti pembalut kurang dari dua jam, karena volume darah menstruasi yang berlebihan atau keluar gumpalan darah beku lebih besar dari batas normal, sebaiknya segera konsultasikan ke dokter ahli.

  • Kram perut
    Proses pengeluaran darah dari rahim memicu kontraksi otot di sekitar rahim, akibatnya muncullah rasa sakit atau kram yang menjalar dari perut ke punggung bagian bawah. Inilah yang sumber nyeri perut saat menstruasi.

    Sensasi kram ini bisa terjadi jelang menstruasi yang disebut gejala premenstrual syndrome (PMS) lalu hilang perlahan setelah menstruasi datang. Atau ada juga yang merasakan kram sepanjang menstruasi berlangsung. Jika nyeri terasa hebat tak tertahankan, lakukan pemeriksaan ke dokter. Untuk mencari tahu sumber nyeri tersebut.

  • Bad mood
    Senggol bacok, begitulah anekdot ketika seseorang menjadi sangat sensitif karena PMS. Ya, saking familiarnya PMS kini jadi bahan olok-olok ketika seseorang mudah marah tanpa sebab yang jelas.

    Naik turunnya emosi dan perubahan mood, jelang dan saat menstruasi ini tak lepas dari ketidakseimbangan hormon yang terjadi dalam tubuh dalam mendukung proses menstruasi yang sedang berlangsung. Kondisi biologis ini memang tak bisa dihindari, namun kamu bisa meminimalisir dampaknya dengan berbagai cara. Misalnya, tidur yang cukup agar kualitas tidur terjaga sehingga siang harinya tidak mengantuk dan mencegah kelelahan yang berujung mudah emosional.

    Olahraga rutin, tekuni hobi, agar energi dan emosi tersalurkan secara positif. Hindari makanan yang memicu perut kembung, seperti kafein. Pilih makanan sehat agar sistem pencernaan tidak terganggu.

  • Siklus yang tak mulus
    Tidak selamanya siklus menstruasi berjalan mulus seperti kondisi ideal yang ada di jurnal-jurnal kesehatan. Ada kalanya siklus menstruasi yang normal berubah menjadi kacau balau lantaran berbagai sebab. Seperti kelelahan, stress, penyakit tertentu, berat badan, termasuk pola makan yang keliru.

    Siklus menstruasi ideal terjadi selama 28 hari. Standarnya antara 21-35 hari. Di luar batas tersebut, bisa dibilang siklus menstruasi yang kamu alami tidaklah normal. Nah, untuk melacaknya kamu bisa memulai dengan mencatat tanggal menstruasi pertama setiap bulannya. Sehingga bila terjadi kemunduran atau majunya menstruasinya, bisa segera terdeteksi. Selain dari segi tanggal, indikasi menstruasi yang tidak normal juga bisa dilihat dari volume dan aliran darah yang keluar, apakah masih dalam batas wajar atau tidak.

  • Terlambat datang bulan
    Tidak selamanya telat datang bulan itu tanda kehamilan. Keterlambatan bila terjadi sesekali wajar kok. Bisa jadi disebabkan beberapa hal seperti penyakit tertentu, stress yang berat ataupun olahraga terlalu ekstrim.

    Jika kamu mengalami keterlambatan lebih dari satu kali, dan tidak sedang hamil, kamu wajib berkonsultasi ke dokter untuk memastikan apa yang terjadi sehingga siklus menstruasi terlambat beberapa kali.

  • Mual
    Kondisi PMS tak lepas dari kerja hormon prostaglandin yang diproduksi saat menstruasi yang memicu terjadinya mual, muntah, diare, hingga sakit kepala.

    Untuk mengatasinya, konsumsi obat nyeri yang dijual bebas. Pastikan obat tersebut mengandung ibuprofen dan naproxen yang membantu mengurangi produksi hormon prostaglandin dan mengatasi rasa mual, muntah, diare dan sakit kepala yang timbul akibat PMS.

Baca Juga: 9 Hal Ini bisa Mengurangi Mood Swing Menjelang Menstruasi

Nah, jangan biarkan drama-drama tersebut merenggut keceriaan kamu ya. Lakukanlah antisipasi sebelumnya sehingga dampak buruknya bisa dikurangi. Jika kamu mengalami keluhan menstruasi yang tak biasa, kamu bisa berkonsultasi secara online dengan menghubungi Halo DKT di nomor 0811-1-326459 atau klik link berikut https://bit.ly/halodktwhatsapp.

Payudara Sakit saat Menstruasi, Apa yang Mesti Dilakukan?

Seiring bertambahnya usia, seorang remaja belia akan merasakan perkembangan payudaranya. Jelang masa menstruasi pertamanya, payudara seringkali bukan hanya bertambah semakin besar ukurannya namun juga meninggalkan jejak berupa rasa nyeri.

Baca Juga: Berapa Lama Jarak antara Masa Subur dengan Menstruasi?

Nyeri pada payudara jelang masa menstruasi memang termasuk salah satu gejala premenstrual syndrome (PMS). Kondisi ini seringkali dikhawatirkan oleh para belia di masa pubertasnya ini. Apakah kondisi ini termasuk normal? Temukan jawabannya dalam penjelasan berikut ini.

Pemicu rasa sakit

Memang tidak semua remaja mengalami nyeri payudara jelang menstruasi. Namun sebagian besar harus rela merasakan ketidaknyamanan ini. Tahukah kamu, rasa sakit ini muncul karena perubahan hormon estrogen dan progesteron yang jumlahnya menurun dalam tubuh.

Kedua hormon inilah yang bertanggung jawab terhadap siklus menstruasi seseorang. Karena itu, kamu jangan terlalu khawatir berlebihan bila mengalami nyeri pada payudara jelang menstruasi. Semua terjadi karena proses alamiah dalam tubuh.

Kabar baiknya, rasa sakit ini akan berkurang seiring bertambahnya usia. Namun, pada beberapa orang rasa sakit ini tetap muncul sepanjang periode menstruasi setiap bulannya. Selama dalam batas normal, hal ini tetap wajar kok, tak perlu dikhawatirkan.

Apa yang bisa dilakukan?

Sekalipun proses alamiah dalam tubuh, bukan berarti nyeri pada payudara tidak bisa diatasi, minimal dikurangi derajatnya. Ada beberapa langkah yang bisa kamu lakukan untuk mengurangi rasa sakitnya, di antaranya :

  • Kurangi konsumsi garam, gula, susu, dan kafein yang menjadi salah satu pemicu rasa sakit payudara.
  • Gunakan bra yang lebih nyaman dan mendukung jelang menstruasi tiba. Kenyamanan yang dirasakan bisa membantu mengurangi rasa sakit yang muncul.
  • Cara lain mengurangi rasa sakit bisa dengan mengkonsumsi obat pereda nyeri yang dijual bebas di pasaran.
  • Olahraga juga mampu mengurangi rasa sakit yang terjadi. Pilih jenis olahraga yang tepat seperti berjalan atau bersepeda. Jangan pilih olahraga lari yang bisa memperburuk rasa sakit pada payudara.

Itulah yang bisa kamu lakukan untuk meminimalisir rasa nyeri pada payudara jelang menstruasi tiba. Langkah-langkah tersebut bisa kamu lakukan sebelum siklus menstruasi datang. Lakukan secara rutin di rumah dan rasakan manfaatnya.

Baca Juga: Jangan Takut, Makan Mentimun saat Menstruasi Tidak Berbahaya

Jika kamu mengalami masalah PMS yang tak tertahankan atau problem lain seputar menstruasi, kamu bisa berkonsultasi secara online melalui Halo DKT di nomor 0811-1-326459 atau klik link berikut https://bit.ly/halodktwhatsapp.

Strategi Terbebas Nyeri Menstruasi

Tahukah kamu, 3 dari 4 wanita mengalami nyeri perut jelang dan saat menstruasi. Hal ini dipicu oleh hormon prostaglandin di dalam rahim yang luruh saat proses ovulasi terjadi.

Proses alamiah ini bukan berarti membuat kita pasrah menerima begitu saja. Ada loh yang bisa dilakukan untuk mengurangi bahkan membebaskan diri dari belenggu nyeri bulanan jelang dan saat menstruasi datang.

Baca Juga: Ladies, Jangan Terjebak dengan 5 Mitos Menstruasi Ini

Setidaknya ada empat langkah mudah yang bisa kamu lakukan di rumah menjelang menstruasi. Yuk, lakukan empat langkah berikut ini agar nyeri perut menstruasi tak hinggap lagi:

Kelola stress

Mereka yang mengalami stress jelang menstruasi berisiko dua kali lipat mengalami nyeri perut. Karena itu, mengatasi stress mampu mengurangi nyeri perut yang terjadi. Stress selama fase folikuler (fase awal menstruasi) lebih mungkin memicu nyeri ketimbang stress yang terjadi di fase luteal yang merupakan fase kedua dari siklus menstruasi. Namun, apapun fasenya, sejatinya stress mesti dikelola dengan baik agar tidak berimbas pada nyeri perut yang mengganggu.

Stop rokok

Racun yang terkandung dalam sebatang rokok tidak hanya merusak tubuh dan memicu penyakit kardiovaskular, melainkan juga ikut andil memicu terjadinya nyeri perut saat menstruasi. Seiring waktu, semakin sering dan semakin banyak paparan asap rokok, semakin besar risiko nyeri perut yang hebat tersebut. Karena itu stop merokok agar risiko nyeri menstruasi bisa dihindari.

Olahraga ringan

Jangan malas berolahraga jelang menstruasi. Sebab olahraga merupakan salah satu cara yang efektif mengurangi nyeri menstruasi. Sebuah meta analisis dari 11 percobaan menemukan bahwa olahraga seperti aerobik, peregangan, dan yoga dapat mengurangi intensitas nyeri juga mempersingkat durasinya. Selain itu, olahraga juga mengurangi stress yang menjadi pemicu lain timbulnya nyeri.

Relaksasi dan perawatan diri

Cara lain mengurangi nyeri dengan melakukan perawatan diri juga relaksasi. Tidak perlu mahal dan mewah, cukup rebahan di tempat tidur sambil menonton televisi atau sekadar berselancar di sosial media. Sesantai mungkin sehingga fokus teralihkan pada hal-hal ringan dan menenangkan. Mintalah bantuan pasangan atau sahabat membantu proses relaksasi sekadar jadi teman ngobrol atau dengan membantu melakukan pijatan ringan, mengoleskan minyak lavender. Rasakan dan nikmati manfaatnya.

Baca Juga: Kenapa sih, Sering Muncul Jerawat Menjelang Menstruasi?

Selamat mencoba ya, semoga nyeri perut saat menstruasi tak lagi menghampiri. Jika kamu masih mengalami problem menstruasi, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter ahli. Caranya mudah, kamu bisa menghubungi Halo DKT di nomor 0811-1-326459 atau klik link berikut https://bit.ly/halodktwhatsapp.