Sering Masturbasi Menyebabkan Libido Tinggi

Libido atau dorongan seks yang rendah, tentu menjadi masalah. Namun, libido terlalu tinggi pun menjadi persoalan pada sebagian orang. Ada banyak penyebab mengapa libido bisa sangat tinggi pada orang tertentu, tanpa melihat jenis kelaminnya. Salah satu penyebabnya ternyata karena sering masturbasi.

Baca Juga: Masturbasi kala Isolasi Mandiri

Sering Masturbasi, Salah Satu Penyebab Kenaikan Libido

Selain sering masturbasi, apa saja penyebab libido tinggi? Berikut ini 9 di antaranya:

  1. Hormon
    Hormon testosteron sangat berkaitan dengan dorongan seks. Testosteron ini tidak hanya dimiliki laki-laki, perempuan pun memilikinya. Selain faktor biologis di dalam tubuh seperti ovulasi dan pubertas, gaya hidup juga mempengaruhi peningkatan produksi testosteron, misalnya olahraga teratur.

    Pada perempuan, estrogen juga mempengaruhi libido. Hormon ini lebih berperan pada gairah fisiologis dengan memicu aliran darah ke vagina dan pelumasan vagina. Hormon lain yang juga berperan dalam munculnya dorongan seks adalah dopamin dan oksitosin. Hormon-hormon ini cenderung aktif ketika kita berada di puncak romansa, itulah sebabnya libido terkadang tampak lebih tinggi di awal hubungan baru.

  2. Pola makan
    Makanan tertentu, kadang-kadang diberi label afrodisiak, diyakini dapat meningkatkan libido pada beberapa orang. Contohnya cokelat dan keju mengandung zat yang disebut phenylethylamine (PEA). Ini adalah amfetamin alami yang diproduksi oleh otak sebagai respons terhadap perasaan dan diyakini bertanggung jawab atas lonjakan hormon saat berhubungan seks.

    Penelitian masih belum meyakinkan tentang seberapa efektif afrodisiak untuk meningkatkan libido, tetapi beberapa afrodisiak umum seperti tiram, alpukat, dan lemak omega-3 memang mengandung vitamin dan mineral yang mendukung kesehatan secara keseluruhan, termasuk kesehatan hormon dan kesehatan seksual.

  3. Alkohol
    Banyak orang merasakan dorongan seks lebih kuat di bawah pengaruh alkohol dapat membuat mereka merasa lebih terangsang. Hubungan antara alkohol dan dorongan seks itu rumit. Alkohol diduga meningkatkan testosteron pada perempuan, tetapi kemudian menurunkan respons genital, membuatnya lebih sulit untuk orgasme.
  4. Sering masturbasi
    Nah, ini yang dijelaskan di awal. Sering masturbasi dapat secara langsung dan tidak langsung meningkatkan libido. Ketika seseorang mengabaikan dorongan dan isyarat gairah seks terlalu lama akibat stres, ketiadaan pasangan, atau gangguan kesehatan, maka isyarat itu mulai tidak aktif.

    Namun, semakin sering seseorang melakukan aktivitas seksual dalam bentuk apa pun, termasuk masturbasi, makai a semakin mudah terangsang secara fisiologis. Masturbasi dapat meningkatkan pelepasan hormon, seperti dopamin dan testosteron.

    Meskipun masturbasi sering kali merupakan olahraga solo, tetapi tetap dapat membantu meningkatkan kesenangan saat ia melakukan hubungan seks dengan pasangan. Pria atau wanita yang sering masturbasi biasanya tahu apa yang mereka sukai dan bagaimana mengkomunikasikannya kepada pasangannya. Oleh karena itu, mereka cenderung memiliki kehidupan seksual yang lebih memuaskan, memiliki keintiman lebih dalam, dan mudah melakukan komunikasi seksual.

  5. Siklus menstruasi
    Perempuan umumnya mudah terangsang sebelum atau selama menstruasi akibat fluktuasi hormonal. Testosteron dan estrogen memuncak selama ovulasi (sekitar 14 hari sebelum menstruasi), dan masuknya kedua hormon tersebut cenderung meningkatkan dorongan seks.
  6. Kehamilan
    Ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan gairah seksual selama kehamilan. Semua estrogen dalam tubuh perempuan dapat meningkatkan gairah seks mereka. Selain itu, ada lebih banyak aliran darah ke area genital, yang meningkatkan sensasi. Selama kehamilan sehat, ibu hamil boleh melakukan hubungan seksual.
  7. Kandung kemih penuh
    Kandung kemih yang penuh berpotensi membuat seorang wanita mudah terangsang. Ha ini karena klitoris, vagina, dan uretra letaknya berdekatan. Kandung kemih yang penuh dapat menekan alat kelamin dan merangsang gairah.
  8. Musim
    Beberapa penelitian telah menunjukkan ada penurunan testosteron laki-laki di musim panas dan memuncak di musim gugur. Diduga, ada perubahan suasana hati karena perubahan musim yang akhirnya mempengaruhi dorongan seks.
  9. Faktor lingkungan
    Ada banyak faktor lingkungan yang dapat menyebabkan seseorang merasa terangsang. Hasrat seksual adalah peristiwa biopsikososial. Artinya, agar hasrat muncul, kita membutuhkan sejumlah faktor yang tepat untuk berperan seperti hubungan baru, situasi erotis, atau bertemu orang yang dianggap menarik.

Baca Juga: Ada Manfaat di Balik Masturbasi yang Sehat

Jika kamu memiliki masalah di kehidupan seksual kamu, dan enggan bertemu langsung dengan tenaga medis atau terapis, Kamu bisa berkonsultasi ke Halo DKT dengan menghubungi nomor Whatsapp Halo DKT 0811-1-326459 dan juga link bit.ly/halodktwhatsapp.

Masturbasi Bisa Menunda Ejakulasi

Melakukan masturbasi satu atau dua jam sebelum berhubungan seks bisa menunda ejakulasi. Teknik ini bisa diterapkan pada pria yang memiliki masalah ejakulasi dini, sehingga hubungan seksual bisa dipertahankan lebih lama.

Ejakulasi dini bisa menjadi masalah yang sulit untuk dihadapi. Penderitaan dan pukulan akibat ejakulasi dini adalah krisis kepercayaan diri seorang pria. Pria dengan masalah ejakulasi dini di seluruh dunia berusaha mencari obat atau cara mengatasi ejakulasi dini.

Baca Juga: Ini Alasan Ejakulasi Dini tak Bisa Ditutupi

Mereka yang mendatangi terapis seks, umumnya akan diberikan penjelasan, bahwa untuk dapat bertahan di ranjang lebih lama, diperlukan latihan. Salah satu teknik latihan yang dianjurkan adalah dengan melakukan masturbasi.

Mengapa Masturbasi Bisa Menunda Ejakulasi?

Menurut para terapis seks, saat seorang pria melakukan masturbasi, ia akan berlatih merasakan dengan tepat kapan akan terjadi ejakulasi. Sensasi ini disebut “titik tidak bisa kembali “. Begitu sensasi ini muncul, hampir tidak ada pria yang dapat menahan diri untuk tidak ejakulasi.

Masturbasi bertujuan untuk belajar mengendalikan refleks “titik tidak bisa kembali”. Caranya adalah merangsang diri sendiri dan ketika sensasi sudah akan sampai puncak, segera hentikan tepat sebelum ejakulasi.

Cara mengendalikannya bisa dengan mundur, mengendalikan napas, dan menenangkan diri. Semuanya bisa dipelajari sebagai cara mengontrol ejakulasi. Yang dimaksud dengan mundur adalah ketika kamu merasa akan ejakulasi, kamu bisa mengendalikan pengalaman seksua di pikiran.

Pria juga bisa berlatih masturbasi “Teknik Start-Stop” yang diulang dua atau tiga kali setiap kali melakukan masturbasi. Caranya adalah dengan masturbasi sampai kamu merasa akan ejakulasi lalu berhenti, biarkan ereksi sedikit mereda, tarik napas sebentar, lalu mulailah masturbasi lagi. Ulangi siklus ini tiga kali sebelum kamu akhirnya membiarkan ejakulasi terjadi.

Masturbasi yang dilakukan untuk menyembuhkan ejakulasi dini, bisa dilakukan sesering mungkin, setiap hari atau bahkan dua kali sehari. Semakin sering berlatih, maka semakin menurun kepekaan refleks untuk ejakulasi.

Menurut ilmu seksologi, kontrol seksual adalah mekanisme yang bisa dipelajari. Mungkin perlu berbulan-bulan latihan setiap hari untuk belajar bagaimana pria bisa bertahan lebih lama. Tentunya dibutuhkan kesabaran dengan diri sendiri, karena tidak ada cara cepat dan instan untuk memperbaiki kondisi ini.

Kerjasama dengan Pasangan

Ketika kamu pada akhirnya siap berhubungan seksual dengan pasangan, pastikan kamu sudah ejakulasi pada hari yang sama. Jika belum mengalami ejakulasi baru-baru ini, kemungkinan besar kamu akan mengalami ejakulasi lebih cepat.

Jika kamu mengalami ejakulasi sebelum kamu menginginkannya, jangan putus asa. Kamu masih bisa membuat pasangan mengalami orgasme. Jangan membiarkan pasangan menggantung, karena itu bukan pengalaman yang baik bagi mereka.

Baca Juga: Beberapa Teknik Ini Jadi Cara Menunda Ejakulasi Dini

Ketika kamu merasakan kecemasan setiap melakukan hubungan seksual, lakukan hubungan seksual tanpa penetrasi. Beri tahu pasanganmu bahwa kamu sedang berusaha bertahan dari ejakulasi dini. Ini dapat membantu meringankan kecemasan saat berhubungan seks.

Tips terakhir adalah menikmati hubungan seksual, rileks dan santai. Kurangi ketegangan dan dan biarkan seks menjadi aktivitas yang menyenangkan. Ingat bahwa bukan hanya kamu yang mengalami masalah ini. Sekitar 30% pria di dunia setidaknya pernah mengalami masalah ejakulasi ini, bahkan sebagian bertahan seumur hidup.

Selain masturbasi, ada banyak cara mengatasi ejakulasi dini. Kamu bisa juga berkonsultasi ke Halo DKT dengan menghubungi nomor Whatsapp Halo DKT 0811-1-326459 dan juga link bit.ly/halodktwhatsapp.

5 Pertanyaan tentang Masturbasi yang Sering Diajukan

Kamu punya pertanyaan seputar masturbasi yang lama tersimpan dalam hati? Tenang, kamu tidak sendiri. Di luar sana, banyak orang yang merasakan hal sama. Memilih diam padahal kepo banget.

Masturbasi menjadi topik yang tabu untuk dibicarakan. Jarang dibahas di obrolan santai dengan teman dekat sekalipun, tidak ada diajarkan di bangku sekolah, sementara beragam mitos melingkupinya. Jadilah, diam-diam banyak yang menyimpan tanya dalam benak. Baru terungkap ketika seseorang berhadapan dengan dokter saat konsultasi pribadi.

Baca Juga: Enam Cara Menghentikan Masturbasi yang Berlebihan

Apa saja pertanyaan yang paling sering diutarakan seputar masturbasi? Berikut lima pertanyaan paling umum seputar masturbasi yang perlu kamu ketahui.

  1. Apakah masturbasi sesuatu yang biasa?
    Ya, masturbasi itu lazim dan biasa saja, tidak ada yang aneh. Masturbasi merupakan salah satu aktivitas seksual yang normal dan sehat. Banyak manfaatnya baik untuk kesehatan fisik maupun mental, selama masturbasi yang dilakukan secara terukur dan wajar tidak berlebihan. Jadi jangan merasa ‘bersalah’, ‘kotor’ atau ‘malu’ karenanya.
  2. Apakah masturbasi berdampak buruk bagi kesehatan?
    Hampir tidak ada efek samping dari masturbasi. Mungkin dari kacamata agama dan moralitas menentangnya, bisa saja demikian. Namun yang pasti dari segi kesehatan, manfaat masturbasi sama halnya seperti manfaat hubungan seksual dengan pasangan. Yaitu mengatasi stress, melepaskan ketegangan, mengatasi sakit kepala, membuat tidur lebih nyenyak sehingga kualitas tidur terjaga, bahkan meningkatkan imunitas.
  3. Apakah masturbasi aman?
    Ya, masturbasi merupakan salah satu pilihan teraman karena kamu akan terhindar dari risiko penyakit infeksi menular seksual (IMS), juga menurunkan risiko terkena kanker prostat. Selain itu, bagi yang mengalami disfungsi seksual, masturbasi mampu membantu mendapatkan kembali sensitivitas seksual.
  4. Masturbasi bikin tak virgin lagi?
    Hal ini tergantung bagaimana kamu mendefinisikan keperawanan yang sesungguhnya. Masturbasi merupakan salah satu tindakan seksual sehingga orang percaya bisa menyebabkan hilangnya keperawanan. Namun, jika kamu mengasosiasikan keperawanan dengan berhubungan badan dengan orang lain, tentu saja masturbasi tidak membuat kamu kehilangan keperawanan.
  5. Apakah wanita melakukan masturbasi?
    Ya, sama seperti pria, wanita juga melakukannya. Hanya saja tidak dibicarakan layaknya kaum pria. Sejumlah penelitian juga mengungkapkan hal tersebut. Salah satu penelitian menyebutkan 89% wanita pernah melakukan masturbasi. Bahkan 22% di antaranya melakukannya setiap hari. Jadi, masturbasi bukan soal jenis kelamin melainkan soal kebutuhan biologis akan aktivitas seskual yang aman, sehat dan bermanfaat.

Baca Juga: Benarkah Masturbasi Meningkatkan Imunitas?

Nah, semoga dari lima pertanyaan di atas cukup mewakili pertanyaan yang kamu simpan selama ini. Jika masih bertanya-tanya seputar masturbasi dan ingin berkonsultasi langsung dengan ahlinya, kamu bisa berkonsultasi secara online dengan menghubungi Halo DKT di nomor 0811-1-326459 atau klik link berikut https://bit.ly/halodktwhatsapp.

Mitos dan Fakta Masturbasi yang Perlu Dipahami

Biar tidak sesat pikiran, yuk patahkan mitos tentang masturbasi dan ketahui fakta yang sebenarnya. Simak penjelasannya berikut ini.

Ada sejumlah mitos seputar masturbasi yang beredar di masyarakat, sayangnya banyak orang yang percaya pada mitos tersebut. Padahal mitos tersebut berbanding terbalik dengan fakta yang sebenarnya.

Baca Juga: Ketika Masturbasi Membahayakan Diri

Berikut mitos dan fakta masturbasi yang perlu kamu ketahui :

Mitos 1: Orang yang berpasangan jangan melakukan masturbasi
Fakta : Sebagai aktivitas seksual, masturbasi dan berhubungan seksual sama-sama aman dan menyehatkan. Hal ini berlaku untuk semua orang termasuk mereka yang sudah berpasangan. Berpasangan bukan berarti tidak boleh atau tidak bisa melakukan masturbasi. Sebab ada kondisi tertentu yang membuat seseorang harus melakukan masturbasi sekalipun sudah berpasangan. Jadi, bukan soal berpasangan atau tidak, melainkan soal hasrat seksual yang berbeda-beda tiap individu.

Mitos 2 : Masturbasi berlebihan memicu disfungsi ereksi
Fatka : Disfungsi ereksi dipicu oleh berbagai faktor. Masturbasi mungkin menjadi salah satu pemicunya, tetapi tidak serta merta. Memang mereka yang melakukan masturbasi secara berlebihan sudah terbiasa dengan sensasi masturbasi sehingga terkadang sulit mencapai orgasme saat berhubungan dengan pasangannya.

Mitos 3 : Masturbasi bukan sesuatu yang normal dalam perkembangan seksual
Fakta : Sebuah penelitian yang diterbitkan di JAMA Pediatrics menyebutkan dari 800 responden remaja usia 14-17 tahun menunjukkan 74% anak laki-laki dan 48% anak perempuan melakukan masturbasi. Artinya masturbasi itu normal dan menyehatkan untuk semua usia.

Mitos 4 : Tidak ada manfaat kesehatan dari masturbasi
Fakta : Sama seperti hubungan seksual dengan pasangan, masturbasi membuat seseorang lebih rileks, tidur nyenyak lebih cepat, mengurangi stress dan ketegangan, menghilangkan sakit kepala, meningkatkan kepercayaan diri, membantu konsentrasi. Bagi wanita yang sudah tua, masturbasi mengurangi rasa sakit di vagina ketimbang melakukan hubungan seks dengan pasangan.

Mitos 5 : Masturbasi memicu kecanduan
Fakta : Kecanduan terjadi ketika masturbasi dijadikan pelarian dari masalah hubungan seksual dengan pasangan, termasuk pelarian dari problem sosial kehidupan lainnya. Namun, menurut para ahli, hanya sedikit orang yang sampai di titik ini.

Mitos 6 : Masturbasi memicu kerontokan rambut
Fakta : Penelitian tahun 2001 menunjukkan bahwa pria dewasa sebenarnya mengalami peningkatan kadar testosteron setelah tidak melakukan masturbasi selama rentang waktu 3 minggu. Ini artinya bahwa level testosteron mungkin meningkat ketika seseorang menghindari ejakulasi. Yang pasti tidak ada bukti ilmiah yang menyebutkan masturbasi menyebabkan kerontokan rambut.

Mitos 7 : Masturbasi memicu kebutaan
Fakta : Sama seperti mitos di atas, tidak ada penelitian ilmiah yang menyebutkan bahwa masturbasi memicu terjadinya kebutaan. Tidak pula membuat tangan berbulu, memicu terjadinya penyakit TBC, dan lain-lain. Sama seperti aktivitas seksual lainnya, masturbasi tidak merusak yang dibayangkan banyak orang.

Baca Juga: 5 Alasan untuk Masturbasi di Pagi Hari, Dare to Try?

Itulah mitos dan fakta seputar masturbasi yang banyak beredar di tengah masyarakat. Semoga kamu terhindari dari pemahaman yang menyesatkan ya. Jika kamu mengalami problem kesehatan seksual yang serius, ada baiknya segera berkonsultasi ke dokter. Kamu bisa berkonsultasi secara online melalui Halo DKT di nomor 0811-1-326459 atau klik link berikut https://bit.ly/halodktwhatsapp.