Ini Dampak Stres Terhadap Faktor Kesuburan Laki-laki

Meski zaman sudah maju dengan bantuan teknologi yang serba canggih, seringkali tuntutan pekerjaan justru semakin meningkat. Terkadang, batasan antara kehidupan kantor dengan kehidupan pribadi pun jadi buyar, dengan notifikasi pesan yang muncul setiap beberapa detik sekali di dalam smartphone. Waktu pribadi untuk melakukan aktivitas-aktivitas yang disukai jadi jauh berkurang. Hal-hal ini membuat laki-laki usia produktif jadi rentan terhadap stres. Stresor-stresor seperti ini tak bisa dianggap remeh dan sebaiknya segera ditangani, sebab dampaknya buruk bagi kesehatan, termasuk kesuburan. Berikut beberapa dampak stres terhadap faktor kesuburan laki-laki.

Baca Juga: Yang Akan Hamil Kan Perempuan, Mengapa Masih Perlu Menjaga Faktor Kesuburan Laki-laki?

  • Menurunkan jumlah dan konsentrasi sperma
    Menurut penelitian yang dilakukan oleh Nordkap, Priskorn, et al. (2020) di Denmark, laki-laki yang merasa stres cenderung memiliki jumlah dan tingkat konsentrasi sperma yang lebih rendah. Penelitian lain juga menemukan hal yang serupa. Meskipun volume cairan mani tetap normal, sperma yang terkandung di dalamnya jumlahnya kurang ideal (Lund, 2020).

  • Menurunkan kemampuan sperma untuk bergerak dengan lincah
    Selain jumlah dan konsentrasi sperma, faktor kesuburan laki-laki lain yang juga terpengaruh oleh stres adalah pergerakan sperma. Pada laki-laki yang merasa stres, sperma cenderung kurang lincah (Nordkap et al., 2020). Padahal, sperma membutuhkan kemampuan berenang yang baik untuk dapat membuahi sel telur perempuan. Tanpa pergerakan sperma yang optimal, mencapai kehamilan bisa jadi lebih sulit.

  • Memicu disfungsi ereksi
    Memikirkan kesibukan kerja, masalah dalam hubungan dengan pasangan, dan rasa percaya diri yang rendah merupakan beberapa jenis stresor yang bisa menurunkan performa seksual laki-laki di ranjang (Langer, Langer, Mahajan, et al., 2017). Penis jadi sulit untuk tetap tegang selama waktu yang dibutuhkan hingga hubungan seks selesai. Di ranah medis, fenomena penis yang ‘loyo’ ini dikenal dengan sebutan disfungsi ereksi. Ironisnya, disfungsi ereksi seperti sebuah lingkaran setan: ia diawali dengan stres dan bisa semakin memperparah stres. Untuk mengatasinya, sumber-sumber stres betul-betul perlu dihindari (Hehemann & Kashanian, 2016). Selain itu, disfungsi ereksi juga bisa diatasi dengan mengonsumsi sildenafil sitrat (Goldstein, Burnett, et al., 2019). Di Indonesia, TOPGRA adalah obat tablet berkandungan sildenafil sitrat yang sangat dikenal khasiatnya dalam mengatasi disfungsi ereksi. Minumlah satu buah tablet TOPGRA dengan air putih 1 jam sebelum bercinta, sekitar 2 jam sebelum makan. Setengah jam setelah minum obat, TOPGRA akan menunjukkan efektivitasnya. Performa seksual pun jadi optimal kembali.

Baca Juga: Ini 5 Tips Mudah untuk Meningkatkan Faktor Kesuburan Laki-laki

Itulah tiga dampak stres terhadap faktor kesuburan laki-laki. Oleh karena itu, stres tak boleh dipandang sebelah mata. Segeralah mencari bantuan. Upayakan bicara mengenai segala tekanan yang dirasakan dengan seseorang yang bisa dipercaya, baik itu istri, kakak, adik, teman, rekan kerja, atasan, atau bahkan psikolog profesional. Siapa tahu, kamu bisa merasa lebih lega serta mendapatkan solusi-solusi yang lebih ampuh dalam mengurangi berbagai tantangan yang ada. Pastikan juga untuk tetap memiliki me-time alias waktu untuk melakukan hal-hal yang disukai. Dengan demikian, stres bisa berkurang. Selain itu, jika kamu masih punya pertanyaan lebih lanjut mengenai topik ini, kamu bisa menghubungi Halo DKT melalui layanan bebas pulsa 0800-1-326459 atau Whatsapp ke 0811-1-326459 dengan mengklik tautan ini pada hari Senin hingga Jumat pukul 08.00 – 16.30 WIB. Tak perlu ragu untuk berkonsultasi, sebab segala informasi yang kamu sampaikan akan dijamin kerahasiaannya.

Betulkah Usia Memengaruhi Faktor Kesuburan Laki-laki?

Berbeda dengan perempuan yang kemampuan reproduksinya jelas akan berhenti setelah memasuki masa menopause, bagi laki-laki tak ada batas waktu pasti yang menandakan hilangnya kesuburan. Meskipun begitu, seiring dengan meningkatnya usia laki-laki, semakin sering pula kita mendengar cerita-cerita mengenai performa seksual yang menurun dan kesulitan untuk mendapatkan keturunan. Betulkah usia bisa memengaruhi faktor kesuburan laki-laki? Berikut sejumlah fakta ilmiah mengenai penuaan dan kesuburan laki-laki.

Baca Juga: Apakah Vaksin COVID-19 Mempengaruhi Faktor Kesuburan Laki-laki?

  • Kualitas sperma menurun

    Sayangnya, informasi yang satu ini benar. Semakin tua seorang laki-laki, biasanya semakin menurun juga kualitas spermanya (Mazur & Lipshultz, 2018). Bukan berarti tak ada satupun sperma yang masih bisa membuahi sel telur dengan sukses, hanya saja kemungkinan untuk bisa melanjutkan keturunan tidak setinggi pada masa muda dahulu. Selain itu, karena kualitas sperma yang kurang optimal dengan DNA yang seringkali kurang baik, anak-anak yang dihasilkan dari laki-laki >40 tahun memiliki kemungkinan yang lebih besar untuk mengalami autisme, skizofrenia, dan sejumlah kondisi psikiatris lainnya (Yatsenko & Turek, 2018).

    Tidak ada cara yang bisa 100% mencegah dampak negatif penuaan terhadap kondisi sperma, namun menerapkan pola hidup yang sehat tetap bisa meminimalisir dampak buruknya. Hindari narkoba, rokok, serta konsumsi alkohol dan kafein. Usahakan untuk mempertahankan berat badan yang ideal, menjauhi sumber-sumber stres, tidur yang cukup, serta mengonsumsi makanan dan minuman bergizi seimbang (Durairajanayagam, 2017).

  • Kadar testosteron menurun
    Ini juga merupakan fakta. Dampak penuaan terhadap sistem endokrin yang mengatur hormon bahkan jauh lebih besar dibandingkan dengan dampak penuaan terhadap produksi sperma (Almeida, Rato, Sousa, et al., 2017). Padahal, hormon testosteron sangat berperan dalam menentukan faktor kesuburan laki-laki, termasuk mendukung proses pembuatan sperma, hasrat seksual, dan aktivitas seksual. Untuk mengatasi kadar testosteron yang rendah, ada terapi yang bisa dijalani, namun tentunya harus dengan berkonsultasi pada dokter terlebih dahulu.

  • Lebih sering mengalami disfungsi ereksi

    Disfungsi ereksi adalah kesulitan mencapai penis yang tegang serta mempertahankannya cukup lama untuk mendapatkan kepuasan seksual (Spitz, 2018). Alhasil, penis menjadi lemas dan ‘loyo’. Betul bahwa disfungsi ereksi bisa menyerang laki-laki dari segala usia, namun hal ini lebih sering terjadi pada laki-laki yang berusia >40 tahun (Tirado, Ferrer & Herrera, 2016). Ada banyak faktor yang bisa memicu difsungsi ereksi, namun penyebab utamanya adalah enzim PDE5 yang memblokir aliran darah ke penis. Enzim ini sebenarnya merupakan enzim alami yang bertugas untuk menjaga agar penis nggak selalu tegang setiap saat. Akan tetapi, ketika enzim ini terlalu aktif, ereksi jadi gagal total.

    Untungnya, di zaman modern ini, sudah banyak alternatif yang bisa dipilih sebagai solusi untuk mengatasi disfungsi ereksi. Salah satunya adalah dengan terapi menggunakan Topgra , obat tablet untuk mengatasi disfungsi ereksi. Setiap tablet Topgra mengandung 100 mg sildenafil sitrat yang bekerja dengan menghambat pelepasan enzim PDE5. Jadi, penis akan bisa tegang kembali dan performa seksual yang tadinya menurun pun dapat meningkat lagi.

Baca Juga: Apakah Masturbasi Memengaruhi Faktor Kesuburan Laki-laki?

Itulah tiga fakta mengenai pengaruh usia terhadap faktor kesuburan laki-laki. Selain itu, jika ingin berkonsultasi lebih lanjut, kamu bisa menghubungi Halo DKT melalui layanan bebas pulsa 0800-1-326459 atau Whatsapp ke 0811-1-326459 dengan mengklik tautan ini pada hari Senin hingga Jumat pukul 08.00 – 17.00 WIB. Segala informasi yang disampaikan akan dijamin kerahasiaannya.

Ini 5 Tips Mudah untuk Meningkatkan Faktor Kesuburan Laki-laki

Pengalaman hidup, pengetahuan yang memadai, penghasilan yang stabil, dan kesiapan untuk berkomitmen saja tak cukup untuk jadi modal berkeluarga. Selain keempat hal tersebut, laki-laki juga memerlukan kesiapan fisik sebelum bisa menjadi seorang ayah. Di samping stamina, hal lain yang tak kalah penting adalah kesuburan. Berikut lima tips mudah yang bisa diterapkan untuk meningkatkan faktor kesuburan laki-laki.

Baca Juga: Obesitas dan Faktor Kesuburan Laki-laki, Adakah Kaitannya

  • Berolahraga
    Menurut penelitian, berolahraga secara rutin bisa meningkatkan kadar hormon testosteron. Efektivitasnya bahkan lebih tinggi daripada sekadar diet membatasi asupan makanan (Kumagai, Zempo-Miyaki, et al., 2016). Meskipun begitu, olahraga sebaiknya dilakukan sewajarnya saja, sebab bila berlebihan, kadar testosteron dalam tubuh justru bisa menurun dan berdampak buruk terhadap faktor kesuburan laki-laki.

  • Tidur selama 7 hingga 7,5 jam per hari
    Kekurangan dan kelebihan jam tidur dapat menyebabkan banyak masalah bagi kesehatan, termasuk bagi faktor kesuburan laki-laki. Faktanya, laki-laki yang jumlah rata-rata jam tidurnya <6 jam/hari atau justru terlalu banyak tidur >9 jam/hari memiliki volume cairan semen dan jumlah sperma yang lebih sedikit dibandingkan dengan yang proporsi tidurnya ideal, yaitu sekitar 7-7,5 jam/hari (Chen, Yang, Zhou, et al., 2016).

  • Menghindari panas di area penis, testikel, dan sekitarnya
    Ada alasan penting mengapa testikel menyembul keluar dari rongga tubuh, yaitu agar bisa meregulasi suhu dengan lebih baik. Bila testikel ada di dalam tubuh, tentunya suhunya akan lebih panas. Pembentukan sperma membutuhkan suhu yang ideal, tak boleh terlalu tinggi. Berlama-lama duduk, memangku laptop, memakai pakaian dalam ketat, sauna, atau berendam air hangat bisa berdampak buruk bagi kualitas sperma (Leisegang & Dutta, 2021). Maka, pastikan bahwa area selangkangan bebas dari panas yang berlebih serta selalu memiliki sirkulasi udara yang baik.

  • Mengonsumsi sildenafil sitrat
    Salah satu masalah kesuburan yang cukup umum adalah disfungsi ereksi, yaitu kesulitan mencapai penis yang tegang serta mempertahankannya cukup lama untuk mendapatkan kepuasan seksual (Spitz, 2018). Disfungsi ereksi terjadi karena enzim PDE5 yang terlalu aktif. Enzim ini seharusnya ada untuk mencegah penis ereksi terus-terusan, namun ketika terlalu aktif, penis bisa jadi ‘loyo’ dan ereksi pun gagal total. Nah, untuk mengatasinya, bisa dengan mengonsumsi obat disfungsi ereksi yang berkandungan sildenafil sitrat. Selain bisa mengatasi disfungsi ereksi, penelitian menemukan bahwa mengonsumsi sildenafil sitrat juga bisa meningkatkan kualitas sperma (Scherzer, Le & Hellstrom, 2019). Salah satu sildenafil sitrat yang beredar saat ini adalah TOPGRA, inovasi terbaru dari DKT Indonesia yang dapat memberikan Top Great Reaction bagi para pria.

  • Mengurangi stres
    Orang seringkali menyepelekan peran kesehatan mental dalam menjaga vitalitas tubuh secara umum. Padahal, kesehatan mental memegang peranan yang signifikan. Kenyataannya, gangguan cemas dan depresi pun bisa berdampak negatif terhadap faktor kesuburan laki-laki, tepatnya kualitas sperma (Singh, Koner, Ray, et al., 2016). Oleh karena itu, pastikan bahwa kamu senantiasa memiliki support system yang baik dan aktivitas-aktivitas positif untuk menyalurkan emosi ketika menghadapi masalah yang pelik. Bila memang ada masalah yang tergolong serius, pertimbangkan untuk mencari bantuan profesional dari psikolog atau psikiater.

Baca Juga: ‘Kepanasan’, Salah Satu Faktor yang Bisa Mengurangi Kesuburan Laki-laki, Benarkah?

Itulah beberapa faktor yang bisa membuat menstruasi tidak teratur di bulan puasa. Dengan banyaknya perubahan yang terjadi di bulan Ramadan, tubuh pun menyesuaikan diri. Akan tetapi, hal ini tak perlu dicemaskan. Seiring dengan rutinitas yang kembali normal sesudah bulan Ramadan nanti, pola menstruasi pun seharusnya akan kembali seperti semula. Meskipun begitu, bila memang kamu khawatir, tak ada salahnya juga berkonsultasi dengan dokter. Selain itu, kamu juga bisa berkonsultasi dengan Halo DKT melalui layanan bebas pulsa 0800-1-326459 atau Whatsapp ke 0811-1-326459 dengan mengklik tautan ini pada hari Senin hingga Jumat pukul 08.00 – 17.00 WIB. Segala informasi yang disampaikan akan dijamin kerahasiaannya.

Solusi Mudah Mengatasi Disfungsi Ereksi yang Mengganggu Faktor Kesuburan Laki-laki di Tengah Pandemi

Menurut Dr. Nur Rasyid, Sp.U(K) dari Departemen Urologi RSCM, sekitar 35,6% laki-laki berusia 20-80 tahun di Indonesia mengalami disfungsi ereksi. Kondisi ini semakin parah selama wabah virus corona. Tekanan ekonomi, tantangan dalam pekerjaan, dan interaksi sosial yang terbatas di tengah pandemi meningkatkan kecemasan, depresi, dan disfungsi ereksi (Pennanen-lire, Prereira-Lourenco, et al., 2021). Akibatnya, kehidupan seksual jadi kurang memuaskan. Selain itu, disfungsi ereksi juga bisa memengaruhi faktor kesuburan laki-laki, sehingga dapat mempersulit upaya untuk melanjutkan keturunan. Meskipun begitu, tak perlu khawatir, sebab terdapat solusi mudah yang bisa digunakan untuk mengatasinya.

Baca Juga: Ini 5 Tips Mudah untuk Meningkatkan Faktor Kesuburan Laki-laki

Disfungsi ereksi adalah kesulitan mencapai penis yang tegang serta mempertahankannya cukup lama untuk mendapatkan kepuasan seksual (Spitz, 2018). Singkatnya, penis menjadi ‘loyo’ dan sulit ‘bangkit’. Pemicunya ada banyak faktor, namun penyebab utamanya adalah enzim PDE5 yang memblokir aliran darah ke penis. Ketika penis sedang ereksi, reaksi kimia dalam tubuh melepaskan sebuah senyawa yang disebut dengan nitric oxide (NO). NO bertugas merilekskan pembuluh darah agar darah bisa mengalir dengan lancar ke dalam penis dan menyebabkan penis menjadi tegang. Nah, PDE5 merupakan enzim alami yang sebenarnya berguna untuk menjaga agar penis nggak selalu tegang setiap saat. Masalahnya, ketika enzim ini terlalu aktif, ereksi bisa gagal total. 

Salah satu solusi untuk mengatasi masalah ini adalah dengan terapi menggunakan Topgra, sildenafil sitrat 100mg. Topgra adalah obat tablet untuk mengatasi disfungsi ereksi. Setiap tablet Topgra mengandung 100 mg sildenafil sitrat yang bekerja dengan menghambat pelepasan enzim PDE5. Jadi, aliran darah ke penis bisa tetap lancar dan penis akan bisa tegang kembali. Topgra sudah teruji secara klinis efektivitasnya dan terjamin keamanannya oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Penggunaannya juga sangat praktis. Kamu tinggal mengonsumsi satu buah tablet dengan air putih 1 jam sebelum berhubungan seks, sekitar 2 jam sebelum makan. Dalam 30 menit setelah minum obat, reaksinya akan segera muncul. Keampuhannya dalam mendukung faktor kesuburan laki-laki tak perlu dipertanyakan lagi.

Dengan menggunakan Topgra, kamu bisa kembali membangun momen intim dengan pasangan tanpa ada gangguan. Tak perlu khawatir lagi soal performa seksual. Tapi ingat, penggunaan obat ini harus disertai resep dokter terlebih dahulu ya.

Baca Juga: Olahraga dan Faktor Kesuburan Laki-laki, Seperti Apa Kaitannya?

Selain itu, jika ingin berkonsultasi lebih lanjut mengenai faktor kesuburan laki-laki, kamu bisa menghubungi Halo DKT melalui layanan bebas pulsa 0800-1-326459 atau Whatsapp atau Telegram ke 0811-1-326459 dengan mengklik tautan ini pada hari Senin hingga Jumat pukul 09.00 – 17.00 WIB. Segala informasi yang disampaikan akan dijamin kerahasiaannya.

Olahraga dan Faktor Kesuburan Laki-laki, Seperti Apa Kaitannya?

Di tengah kesibukan bekerja, olahraga sudah menjadi kebutuhan. Selain untuk mempertahankan agar kondisi tubuh tetap fit, olahraga juga memiliki fungsi rekreasi untuk membantu melepas penat. Tak mengherankan jika banyak kantor mulai menyediakan peralatan dan ruangan untuk berolahraga atau memanjakan karyawan dengan jatah berlangganan fasilitas gym. Di bidang kesehatan reproduksi, olahraga memiliki dua wajah. Ada yang mengatakan bahwa olahraga membantu kesuburan, ada juga yang menyebutkan bahwa olahraga justru berdampak negatif terhadap faktor kesuburan laki-laki. Kira-kira pernyataan mana yang benar? Berikut sekilas pembahasannya.

Baca Juga: Olahraga untuk Mengatasi Ejakulasi Dini

Olahraga bisa menjadi kawan, bila pula menjadi lawan. Kuncinya adalah mengetahui proporsi yang tepat. Sebagai contoh, olahraga rutin terbukti bisa memberi dampak positif terhadap faktor kesuburan laki-laki. Orang-orang yang berolahraga teratur beberapa kali seminggu memiliki masalah ereksi yang lebih sedikit dibandingkan dengan mereka yang tidak berolahraga sama sekali, sementara itu, atlet ketahanan dengan rutinitas olahraga yang ekstrim cenderung mengalami inflamasi dan punya kadar hormon testosteron yang lebih rendah (Spitz, 2018).

Selain proporsi berolahraga, jenis olahraga juga bisa menentukan apakah olahraga tersebut akan mendukung atau justru memperburuk faktor kesuburan laki-laki. Jenis olahraga tertentu, seperti bersepeda, justru bisa menyakiti penis. Sebuah penelitian eksperimental menemukan bahwa bersepeda dengan intensitas rendah hingga tinggi selama 16 minggu mengurangi volume cairan semen, pergerakan sperma, bentuk sperma yang normal, kepadatan sperma, serta jumlah sperma (Behzad & Bakhtyar, 2015). Suhu tubuh di sekitar area testis cenderung meningkat selama bersepeda, sehingga jadi kurang mendukung produksi sperma. Bentuk sadel sepeda yang kurang ideal juga bisa menyebabkan saraf penis tergencet dan menimbulkan mati rasa (Spitz, 2018).

Meskipun proporsi dan jenis olahraga yang dipilih sudah benar, olahraga tersebut juga tidak akan bisa memberi dampak positif yang maksimal terhadap kesuburan jika gaya hidup secara umum masih negatif. Misalnya, jika masih banyak mengonsumsi alkohol, merokok, menggunakan obat-obatan terlarang, dan makan makanan yang kurang bergizi (Leisegang & Dutta, 2020). Intinya, jika ingin punya kesempatan yang lebih besar untuk melanjutkan keturunan, pola hidup secara keseluruhan harus diubah menjadi positif. Tak bisa setengah-setengah.

Baca Juga: Cek IMS Berkala, Salah Satu Cara untuk Menjaga Faktor Kesuburan Laki-laki

Kalau masih kesulitan untuk punya anak meskipun sudah berkomitmen menerapkan gaya hidup yang sehat secara keseluruhan, ada baiknya berkonsultasi dengan ahli kesehatan reproduksi seperti dokter atau seksolog. Mungkin saja ada masalah lain yang ternyata mengganggu kesuburan. Selain itu, kamu pun juga bisa menghubungi Halo DKT melalui layanan bebas pulsa 0800-1-326459 atau Whatsapp ke 0811-1-326459 dengan mengklik tautan ini pada hari Senin hingga Jumat pukul 08.00 – 17.00 WIB. Kamu bisa berkonsultasi dengan bebas, sebab segala informasi yang disampaikan akan dijamin kerahasiaannya.

Obesitas dan Faktor Kesuburan Laki-laki, Adakah Kaitannya

Obesitas merupakan masalah yang sudah sangat mendunia dan kemungkinan besar akan semakin memburuk seiring dengan perubahan gaya hidup dalam tahun-tahun mendatang (Jaffar, Ahmad & Cheruveetil, 2018). Dengan perkembangan teknologi yang luar biasa, berbagai aktivitas sehari-hari kini lebih mudah. Sebagai contoh, untuk membeli makan siang, Kamu tinggal memencet beberapa tombol melalui aplikasi di balik layar HP. Butuh hiburan? Berbagai pilihan tayangan menarik hadir di televisi pintar yang terhubung ke internet dalam sepersekian detik. 

Sebenarnya tak ada yang salah dengan hidup serba mudah. Akan tetapi, bila tidak dibarengi dengan usaha untuk tetap aktif dan sehat, Kamu sendirilah yang akan menanggung dampaknya di kemudian hari. Secara global, jumlah laki-laki yang hidup dengan obesitas saat ini jauh lebih banyak daripada perempuan (Kim & Shin, 2020). Berbagai penelitian telah mendokumentasikan dampak obesitas terhadap faktor kesuburan laki-laki. Berikut beberapa di antaranya.

Baca Juga: Yuk Pahami Bagaimana Obesitas Meningkatkan risiko Disfungsi Ereksi

  • Ketidak-seimbangan hormon
    Faktanya, laki-laki yang mengalami obesitas cenderung memiliki kadar hormon testosteron yang lebih rendah (Bekaert, Nieuwenhove, Calders, et al., 2015). Hal ini berpotensi menyebabkan masalah, sebab testosteron sangat penting bagi perkembangan organ-organ seksual. Ketidak-seimbangan hormon bisa berdampak buruk terhadap faktor kesuburan laki-laki.
    Obesitas dan Faktor Kesuburan Laki-laki, Adakah Kaitannya

  • Kualitas sperma menurun
    Demi terjadi kehamilan, tak cukup hanya sekadar bisa mengeluarkan sperma saja. Kamu membutuhkan sperma dalam jumlah yang besar, bentuk yang normal, dan kemampuan ‘berenang’ yang unggul. Masalahnya, laki-laki dengan obesitas cenderung memiliki volume cairan semen yang lebih sedikit, jumlah sperma yang lebih rendah, abnormalitas bentuk sperma yang lebih tinggi, serta kemampuan pergerakan sperma yang lebih buruk (Ramaraju, Teppala, Prathigudupu, et al., 2017). Padahal, sperma berkualitas merupakan salah satu kunci faktor kesuburan laki-laki.
    Obesitas dan Faktor Kesuburan Laki-laki, Adakah Kaitannya

  • Disfungsi ereksi
    Sebanyak 76% dari laki-laki yang melaporkan adanya penurunan libido dan disfungsi ereksi di klinik kesuburan merupakan laki-laki dengan berat badan berlebih dan obesitas (Jaffar, Ahmad & Cheruveetil, 2018). Artinya, laki-laki yang hidup dengan obesitas lebih sering mengalami kesulitan untuk mempertahankan penis yang tegang. Selain bisa mengurangi performa di ranjang, kondisi ini juga bisa menurunkan kesempatanmu untuk melanjutkan keturunan.
    Obesitas dan Faktor Kesuburan Laki-laki, Adakah Kaitannya

Baca Juga: Sildenafil Citrate atau Pil Biru, Bisakah Jadi Solusi Faktor Kesuburan Laki-laki?

Lalu, bagaimana caranya untuk mencegah obesitas atau mengembalikan berat badan ke normal? Segalanya butuh proses, namun tentunya Kamu membutuhkan komitmen. Kuncinya adalah membangun dan mempertahankan pola makan yang sehat, berolahraga, dan memastikan adanya istirahat yang cukup. Cobalah pelan-pelan mengurangi porsi camilanmu, mengganti menu makanan dengan yang lebih bergizi seimbang, dan lebih banyak meluangkan waktu untuk aktivitas atau hobi outdoor, sekalian berolahraga. Dengan demikian, mudah-mudahan berat badan bisa perlahan menurun dan menjadi semakin stabil.

Selain itu, jika Kamu masih memiliki pertanyaan atau ingin berkonsultasi lebih lanjut mengenai faktor kesuburan laki-laki, Kamu bisa menghubungi Halo DKT melalui layanan bebas pulsa 0800-1-326459 atau Whatsapp ke 0811-1-326459 dengan mengklik tautan ini pada hari Senin hingga Jumat pukul 08.00 – 17.00 WIB. Segala informasi yang disampaikan akan dijamin kerahasiaannya.

Wah, Ternyata Ini 6 Hormon Menakjubkan di Balik Kesuburan Laki-laki dan Perempuan

Ibarat kurir, hormon mengantarkan pesan dari satu bagian tubuh ke bagian tubuh lainnya dengan melalui aliran darah (Hill, 2019). Beberapa hormon bisa memicu reaksi tubuh dalam waktu singkat, namun ada pula hormon yang memerlukan waktu lebih lama untuk menuntaskan pekerjaannya, misalnya hormon-hormon yang mengatur kesuburan laki-laki dan perempuan. Hormon-hormon tersebut mengirimkan signal yang kemudian akan diterima oleh sel target spesifik. Setelah itu, terjadi respon kimia dan tubuh pun bereaksi. Berikut beberapa jenis hormon yang berperan di balik kesuburan laki-laki dan perempuan:

Baca Juga: Kontrasepsi Hormonal Bikin Haid Tidak Teratur?

  1. Gonadattropin releasing hormone (GnRH)
    GnRH adalah hormon yang diproduksi oleh kelenjar hypothalamus di dalam otak (Papalia & Feldman, 2012). Jika Anda membayangkan tubuh seperti sebuah organisasi, maka GnRH adalah bos yang menentukan pembagian tugas untuk para bawahannya. Dalam konteks ini, GnRH menyampaikan pada kelenjar pituitary untuk melepas follicle stimulating hormone (FSH) dan luteinising hormone (LH) agar FSH dan LH bisa mulai mengerjakan tugas-tugas mereka (Hill, 2019).
  2. Follicle stimulating hormone (FSH)
    FSH diproduksi di kelenjar pituitary yang juga terletak di dalam otak. Pada laki-laki, FSH dibutuhkan untuk memproduksi sperma (WebMD, 2020). Pada perempuan, fungsinya adalah untuk merangsang folikel, yaitu kantung-kantung kecil tempat berkembangnya sel telur di dalam indung telur (ovarium). Tujuan dirangsangnya folikel adalah agar salah satu folikel bisa pecah dan mengeluarkan sel telur yang sudah matang serta siap dibuahi (Griffey, 2010).
  3. Luteinizing hormone (LH)
    LH diproduksi oleh kelenjar pituitary. Pada perempuan, LH merangsang tubuh untuk memproduksi estrogen, melepaskan sel telur yang sudah dimatangkan oleh FSH, serta merangsang corpus luteum untuk memproduksi progesteron setelah sel telur dilepaskan. Pada laki-laki, LH memicu perkembangan sel dalam testis untuk memproduksi testosteron (Griffey, 2010).
  4. Estrogen
    Laki-laki dan perempuan sama-sama memiliki estrogen, namun perempuan biasanya memproduksi lebih banyak estrogen melalui ovarium. Efek estrogen pada perempuan misalnya pertumbuhan payudara, pinggul, dan rambut kemaluan. Estrogen juga turut mengatur siklus menstruasi serta tingginya libido perempuan (Griffey, 2010). Laki-laki memproduksi estrogen melalui kelenjar adrenalin dan testis. Estradiol, bentuk estrogen yang paling dominan, juga memiliki peranan penting bagi kesuburan laki-laki, yaitu dengan mengatur libido, kemampuan ereksi penis, serta produksi sperma (Shulster, Bernie, & Ramasamy, 2016).
  5. Testosteron
    Seperti estrogen, testosteron juga dimiliki oleh laki-laki dan perempuan. Bedanya, laki-laki pada umumnya memproduksi lebih banyak testosteron melalui testis (MacGill, 2019, Medical News Today), sementara perempuan memproduksi testosteron dalam kadar yang lebih rendah melalui ovarium. Testosteron berfungsi untuk membangun massa otot, meningkatkan kepadatan tulang, serta membangun libido, baik pada laki-laki maupun perempuan (Hill, 2019).
  6. Progesteron
    Progesteron diproduksi tubuh perempuan melalui corpus luteum, yaitu ‘cangkang’ yang tadinya ditempati sel telur sebelum matang dan dilepaskan keluar. Fungsinya adalah untuk menebalkan dinding rahim demi mempersiapkan kehamilan (Dweck & Westen, 2017). Jika tidak terjadi pembuahan sel telur oleh sperma, dinding rahim akan luruh dan menyebabkan menstruasi. Pada laki-laki, progesteron diproduksi oleh kelenjar adrenalin dan testis. Laki-laki membutuhkan progesteron untuk memproduksi testosteron (Nichols, 2017, Medical News Today).

Baca Juga: Jenis Pakaian Dalam, Salah Satu Faktor yang Ternyata Bisa Memengaruhi Kesuburan Laki-laki

Itulah pembahasan singkat mengenai 6 hormon menakjubkan di balik kesuburan laki-laki dan perempuan. Jika Anda memiliki pertanyaan seputar kesehatan seksual dan reproduksi, Anda bisa menghubungi Halo DKT melalui layanan bebas pulsa 0800-1-326459 atau Whatsapp ke 0811-1-326459 pada hari Senin hingga Jumat pukul 08.00–17.00 WIB. Semua yang disampaikan akan dijamin kerahasiaannya.

Jenis Pakaian Dalam, Salah Satu Faktor yang Ternyata Bisa Memengaruhi Kesuburan Laki-laki

Secara umum, kesuburan laki-laki dipengaruhi oleh tiga hal, yaitu jumlah, pergerakan, dan kualitas sperma. Intinya, sperma harus sehat. Masalahnya, untuk mempertahankan kesehatan sperma seringkali dibutuhkan upaya dan perhatian ekstra.

Sperma diproduksi oleh testis pada suhu ideal sekitar 32-35°C, yaitu beberapa derajat lebih rendah daripada suhu tubuh ideal yang terletak pada angka 36.9°C (Durairajanayagam, Sharma, et al., 2014). Sperma yang telah diproduksi disimpan di dalam skrotum. Skrotum berfungsi untuk menjaga suhu di sekitar sperma agar tetap optimal. Inilah alasan mengapa kondisi fisiologis skrotum sangat terdukung oleh lapisan kulit tipis tanpa lemak yang banyak, kelenjar keringat yang tidak terlalu padat, dan distribusi rambut-rambut halus yang cukup tersebar (Durairajanayagam, Agarwal, dan Ong, 2015). Pasalnya, jika suhu terlalu tinggi, kualitas sperma bisa memburuk, khususnya dalam hal jumlah dan kemampuan pergerakannya (sperm motility).

Baca Juga: Masturbasi Membuat Seks Tahan Lama, Mitos atau Fakta?

Lalu apa hubungannya dengan pakaian? Ketika seorang laki-laki menggunakan pakaian, biasanya suhu di sekitar skrotum akan meningkat 1,5-2°C jika dibandingkan dengan dalam keadaan telanjang (Durairajanayagam, Sharma, et al., 2014). Hal ini berlaku secara umum, namun beberapa jenis pakaian tertentu bisa menaikkan suhu tubuh lebih tinggi daripada jenis lainnya. Pakaian yang dengan sirkulasi udara yang baik biasanya membiarkan temperatur di sekitar skrotum mendekati suhu fisiologis tubuh. Artinya, tidak membuat gerah ataupun meningkatkan panas tubuh secara signifikan. Penelitian yang dilakukan terhadap laki-laki dengan pakaian tradisional Skotlandia yang menyerupai rok dan laki-laki Asia yang menggunakan sarung di waktu senggang menemukan bahwa tradisi-tradisi berpakaian seperti ini ternyata berdampak positif terhadap skrotum, khususnya karena 70% laki-laki tidak menggunakan pakaian dalam di bawah pakaian-pakaian tradisional tersebut (Kompanje, 2013).

Apakah ini berarti bahwa laki-laki sebaiknya tidak menggunakan pakaian dalam sama sekali? Tidak juga, asalkan sirkulasi udara di sekitar skrotum baik. Anda bisa saja tidak memakai pakaian dalam di rumah ketika sedang santai atau mau tidur jika Anda merasa nyaman. Kebiasaan ini bisa memberi manfaat dari segi kesuburan, serta menambah seru hubungan Anda dengan pasangan. Tidur dalam keadaan telanjang membantu menetralisir suhu, sebab suhu skrotum paling tinggi ketika posisi tubuh sedang tidur dibandingkan dengan posisi lainnya. Akan tetapi, jika Anda tidak nyaman dalam kondisi telanjang, tidak perlu dipaksakan, yang penting Anda tahu cara menjaga suhu skrotum. Hindari menempatkan apapun yang terlalu hangat di sekitar organ reproduksi Anda. Anda hanya akan memperburuk situasi jika Anda mandi air hangat sebelum tidur, menggunakan piyama, dan memakai selimut tebal atau selimut elektrik (Durairajanayagam, Sharma, et al., 2014). Untuk celana dalam sehari-hari, Anda bisa menggunakan celana dalam yang memiliki sirkulasi udara yang baik, misalnya celana dalam dengan model boxer. Penelitian menemukan bahwa laki-laki yang lebih sering menggunakan celana dalam bermodel boxer cenderung memiliki kualitas sperma yang lebih baik (Minguez-Alarcon, Gaskins, et al., 2018), serta tingkat abnormalitas dan kerusakan DNA sperma yang lebih rendah (Jurewicz, Radwan, Sobala, et al., 2013). 

Baca Juga: Wah, Ternyata Ini 6 Hormon Menakjubkan di Balik Kesuburan Laki-laki dan Perempuan

Begitulah penjelasan mengenai celana dalam sebagai salah satu faktor yang memengaruhi kesuburan laki-laki. Perlu diingat bahwa masih banyak faktor lain yang juga berperan, misalnya seperti berat badan dan gaya hidup (Durairajanayagam, Agarwal, dan Ong, 2015; Jurewicz, Radwan, Sobala, et al., 2013). Oleh karena itu, jika Anda memiliki kekhawatiran terkait kesuburan atau kualitas sperma, tidak ada salahnya berkonsultasi langsung dengan dokter. Selain itu, Anda bisa bertanya ke HaloDKT melalui layanan bebas pulsa 0800-1-326459 atau Whatsapp ke  https://wa.me/628111326459 pada hari Senin hingga Jumat pukul 08.00–17.00 WIB. emua informasi yang Anda sampaikan akan dijamin kerahasiaannya.