Mengapa Sildenafil Sitrat untuk Disfungsi Ereksi Perlu Resep Dokter?

Sildenafil sitrat merupakan zat aktif obat untuk mengatasi disfungsi ereksi. Di Indonesia, salah satu obat tersebut adalah TOPGRA yang mengandung Sildenafil sitrat 100 mg.

Cara kerja obat ini adalah meningkatkan aliran darah ke bagian penis sehingga bisa tercapai ereksi. Sekitar dua pertiga pria yang mengkonsumsi obat mengandung Sildenafil sitrat mampu mendapatkan ereksi.

Baca Juga: Sildenafil Citrate atau Pil Biru, Bisakah Jadi Solusi Faktor Kesuburan Laki-laki?

Selain masalah psikologis, disfungsi ereksi memang bisa terjadi ketika pembuluh darah tidak berfungsi optimal untuk mengalirkan darah ke penis.

Dibutuhkan waktu 30-60 menit untuk mendapatkan efek sildenafil dan di dalam tubuh bisa bertahan sampai enam jam. Agar bisa tercapai ereksi maksimal tetap diperlukan rangsangan seksual setelah mengkonsumsi obat ini.

Walau pada awalnya digunakan untuk disfungsi ereksi tetapi Sildenafil juga terkadang digunakan dokter untuk mengobati hipertensi paru (tekanan darah tinggi pada pembuluh darah yang menyuplai bagian paru).

Untuk mengatasi disfungsi ereksi, Sildenafil bisa dikonsumsi pria berusia 18 tahun ke atas dan harus mendapatkan resep dokter.

Sildenafil tidak cocok untuk semua orang, terutama pada mereka yang memiliki kondisi sebagai berikut:

  • Memiliki reaksi alergi Sildenafil
  • Sedang mengkonsumsi obat golongan nitrat untuk nyeri dada
  • Memiliki masalah jantung atau paru
  • Belum lama mengalami serangan jantung atau stroke
  • Memiliki tekanan darah rendah
  • Memiliki penyakit mata yang langka seperti retinitis pigmentosa
  • Memiliki kelainan sel darah merah atau penyakit kanker darah
  • Mengalami deformitas pada penis (penis bengkok)

Jangan sembarangan membeli obat secara online. Konsultasikan dengan dokter mengenai masalah ereksi yang dimiliki. Dokter akan menentukan berapa dosis yang tepat atau perlukan disesuaikan.

Baca Juga: Seperti Apa Mekanisme Sildenafil Sitrat Mengatasi Disfungsi Ereksi

Ingin mengetahui lebih dalam tentang produk ini? Kamu bisa langsung berkonsutasi ke Halo DKT dengan menghubungi nomer Whatsapp Halo DKT 0811-1-326459 atau melalui link berikut: https://bit.ly/halodktwhatsapp pada hari Senin hingga Jumat pukul 08.00 – 17.00 WIB. Tak perlu ragu untuk bertanya atau berkonsultasi, sebab segala informasi yang kamu sampaikan akan dijamin kerahasiaannya.

Mengenal Sildenafil Sitrat, Penolong Pria yang Alami Disfungsi Ereksi

Disfungsi ereksi sering dianggap sebagai vonis mati bagi kaum pria. Padahal, kemajuan pengobatan memungkinkan pria yang yang mengalami disfungsi ereksi bisa kembali menikmati penetrasi seksual yang memuaskan.

Di Indonesia, sebuah penelitian menunjukkan bahwa 35,6% pria di Indonesia mengalami disfungsi ereksi. Selain itu, masih banyak pria yang menganggap tabu dan remeh tentang permasalahan disfungsi ereksi. Bahkan, sebuah survei di Eropa pernah mengungkapkan bahwa hanya 50% pria yang mengetahui tanda dan gejala disfungsi ereksi.

Baca Juga: Jangan Keliru, Begini 7 Cara Tepat Mengkonsumsi Sildenafil Sitrat untuk Disfungsi Ereksi

Perlu dipahami dulu apa yang menjadi penyebab DE, antara lain gangguan fisik (penyakit kronis atau penyakit yang merusak pembuluh darah, gangguan hormon) dan psikologis (stres, kecemasan, depresi).

Pada DE yang disebabkan faktor psikologis biasanya jika stres dan kecemasan diatasi, maka gangguan ereksi akan teratasi. Sementara itu, untuk DE yang disebabkan karena gangguan aliran darah ke penis, konsumsi obat dengan zat aktif Sildenafil sitrat bisa membantu.

Dikombinasikan dengan rangsangan seksual, sildenafil bekerja dengan meningkatkan aliran darah ke penis sehingga seorang pria dapat ereksi.

TOPGRA

Salah satu obat yang mengandung Sildenafil sitrat adalah TOPGRA yang diproduksi oleh DKT Indonesia.

Mengandung Sildenafil sitrat 100 mg, TOPGRA bisa menjadi solusi bagi pengobatan pria Indonesia yang mengalami DE.

Mekanisme kerja TOPGRA adalah bekerja menghambat enzim fosfodiesterase-5 (PDE5), perusak enzim siklik guanosin monofosfat (cGMP). Enzim cGMP menyebabkan pelebaran pembuluh darah di area sekitar penis yang bernama korpus kavernosum penis. Dengan pelebaran pembuluh darah di sekitar area penis, maka darah dapat mengalir ke penis dan menyebabkan pembesaran penis, dan dapat menyebabkan ereksi penis.

Brand Manager TOPGRA, Apt. Rony Syamson, S.Farm mengungkapkan, TOPGRA bisa menjawab permasalahan DE di Indonesia. “TOPGRA kami luncurkan, sebagai sebuah inovasi untuk memenuhi kebutuhan akan permasalahan disfungsi ereksi pria khususnya pada saat pandemi ini, sebagai alternatif yang dapat memberikan ‘Top Great Reaction’, memberikan efektivitas dan durasi maksimal, teruji secara ilmiah, berkualitas tinggi namun tentunya dengan harga yang lebih terjangkau,” katanya.

Produk ini juga telah melalui uji BPOM RI, serta memberikan efek yang maksimal yang dapat diminum 1 jam sebelum berhubungan. Walau begitu, TOPGRA hanya bisa didapatkan dengan resep dokter.

Baca Juga: Mengapa Sildenafil Sitrat untuk Disfungsi Ereksi Perlu Resep Dokter?

Ingin mengetahui lebih dalam tentang produk ini? Kamu bisa langsung berkonsutasi ke Halo DKT dengan menghubungi nomer Whatsapp Halo DKT 0811-1-326459 atau melalui link berikut: https://bit.ly/halodktwhatsapp pada hari Senin hingga Jumat pukul 08.00 – 17.00 WIB. Tak perlu ragu untuk bertanya atau berkonsultasi, sebab segala informasi yang kamu sampaikan akan dijamin kerahasiaannya.

Yang Harus Dilakukan Jika Pasangan Alami Disfungsi Ereksi

Disfungsi ereksi adalah salah satu kondisi yang jadi penghambat aktivitas seksual. Kondisi ini bisa menyebabkan hilangkan keintiman dalam pernikahan, bahkan mempengaruhi kesejahteraan mental masing-masing pasangan.

Menurut Asosiasi Urologi Amerika, disfungsi ereksi (DE) dialami sekitar 30 juta pria. Kesulitan untuk ereksi atau mempertahankan ereksi ini bisa membuat pria merasa tidak percaya diri, cemas, dan depresi.

Baca Juga: Masih Muda dan Gagah, Kok Bisa Disfungsi Ereksi?

Sebenarnya normal jika sesekali seorang pria tidak dapat ereksi , tetapi jika gejala ini terjadi berulang maka ini bisa jadi pertanda ada kondisi tersembunyi, entah itu penyakit, gangguan hormon, atau hambatan psikologis.

Tergantung pada tingkat keparahannya, pria yang mengalami DE mungkin tidak dapat melakukan penetrasi seksual dengan sering atau seperti sebelum terjadinya DE. Beberapa bahkan tidak bisa berhubungan seks sama sekali.

Kondisi itu tentu tidak bisa diabaikan karena keintiman seksual sangat penting bagi hubungan pernikahan yang sehat.

Mengalami DE bukan lah akhir dari segalanya. Sebab, sebagian besar kasus DE dapat diobati. Beberapa terapi bisa mengembalikan lagi fungsi seksual dan meningkatkan kepuasan dalam hubungan.

Walau begitu, pria yang mengalami DE terkadang harus mencoba beberapa terapi atau pun melakukan tes untuk mencari yang paling tepat.

Pada saat inilah sangat penting bagi pasangannya untuk bersikap terbuka, memahami, dan mendukung. Dalam penelitian disebutkan, 94 persen pria menganggap dukungan pasangan sangat penting ketika mereka menjalani pengobatan DE.

Ada beberapa cara yang bisa membantu pasangan melewati tantangan ini. Harus dipahami bahwa DE bisa menyebabkan seorang pria merasa malu atau bersalah, bahkan sebagian pria menghindar dari pasangannya.

Kondisi itu terkadang dianggap sebagai penolakan oleh pasangannya, membuatnya merasa tidak menarik atau tak diinginkan lagi.

Melakukan komunikasi yang terbuka tentang apa yang dirasakan bisa mencegah kesalahpahaman tersebut.

Jika diperlukan, tak ada salahnya bagi pasangan untuk meminta konseling dari profesional bidang psikologi. Seorang konselor bisa membantu menjembatani komunikasi yang sulit pada pasangan dan juga membantu masing-masing mengatasi rasa cemas, stress, atau self-esteem rendah.

Pengobatan DE memang membutuhkan waktu dan di antara waktu tersebut jangan menghindari keintiman. Misalnya saja saling berpelukan, berciuman, atau pun berpegangan tangan, bisa membantu pasangan kembali merasa dekat dan membuat pasangan yang mengalami DE merasa didukung.

Baca Juga: Penyakit Tidak Menular yang Bisa Sebabkan Disfungsi Ereksi

Kamu bisa langsung berkonsutasi ke Halo DKT dengan menghubungi nomer Whatsapp Halo DKT 0811-1-326459 atau melalui link berikut: https://bit.ly/halodktwhatsapp pada hari Senin hingga Jumat pukul 08.00 – 17.00 WIB. Tak perlu ragu untuk bertanya atau berkonsultasi, sebab segala informasi yang kamu sampaikan akan dijamin kerahasiaannya.

Masih Muda dan Gagah, Kok Bisa Disfungsi Ereksi?

Kebanyakan pria muda di usia 20-30an tidak peduli dengan disfungsi ereksi. Padahal, kondisi ini juga bisa dialami orang muda.

Disfungsi ereksi atau tidak bisa mendapatkan ereksi atau mempertahankan ereksinya saat berhubungan seksual memang lebih banyak dialami pria dewasa usia lanjut.

Baca Juga: Pilihan Makanan yang Membantu Atasi Disfungsi Ereksi

Sekitar 4 persen pria berusia 50-an mengalami disfungsi ereksi (DE), 17 persen di usia 60-an dan 47 persen pada pria berusia di atas 75 tahun.

Walau begitu, pria muda bukannya terhindar sama sekali. Sekitar 5 persen pria berusia 20-39 tahun yang masih gagah juga mengalami DE.

Pada pria yang berusia lanjut DE terjadi karena faktor fisik, seperti penyakit kronis yang menyebabkan gangguan pembuluh darah. Sementara pria di usia 20-30an sebagian besar karena faktor psikologis.

Beberapa masalah yang bisa mengurangi performa pria di tempat tidur itu antara lain perasaan cemas dan stres tak bisa memuaskan pasangannya, depresi, obesitas, penggunaan narkoba, hingga konsumsi alkohol berlebihan.

Karena DE pada pria muda disebabkan oleh faktor psikologis, biasanya kondisi ini hanya sementara. Setelah akar masalah kecemasan itu diatasi, mereka pun bisa kembali menikmati aktivitas bercinta tanpa hambatan.

Beberapa hal yang bisa membantu antara lain mengelola stres dan depresi, menurunkan berat badan jika kegemukan, serta berolahraga.

Aktivitas fisik yang rutin terbukti dapat meningkatkan hormon bahagia dan melancarkan aliran darah ke area penis.

Hindari melakukan pengobatan sendiri dengan mencampurkan “obat kuat” di pasaran atau terapi alternatif yang belum terbukti manfaatnya.

Baca Juga: Bisakah Disfungsi Ereksi Disembuhkan?

Kamu bisa langsung berkonsutasi ke Halo DKT dengan menghubungi nomer Whatsapp Halo DKT 0811-1-326459 atau melalui link berikut: https://bit.ly/halodktwhatsapp pada hari Senin hingga Jumat pukul 08.00 – 17.00 WIB. Tak perlu ragu untuk bertanya atau berkonsultasi, sebab segala informasi yang kamu sampaikan akan dijamin kerahasiaannya.

Takut Tak Bisa Memuaskan Pasangan Bisa Bikin Disfungsi Ereksi

Karena cemas dan khawatir tak bisa memuaskan pasangan di tempat tidur, banyak pria yang malah mengalami disfungsi ereksi.

Disfungsi ereksi barangkali hal yang paling ditakuti kaum pria. Wajar saja, banyak pria yang menganggap kemampuan memuaskan pasangan di tempat tidur adalah lambang kejantanan.

Baca Juga: Disfungsi Ereksi dan Golongan Darah, Adakah Kaitannya?‎

Sayangnya, karena tak ingin pasangannya kecewa, banyak pria yang justru menjadi cemas dan khawatir. Kondisi ini justru malah membuat performa seksual menurun, bahkan ereksi tidak bisa maksimal.

Ada beberapa faktor yang bisa membuat seseorang menjadi cemas ketika berhubungan seks, misalnya citra tubuh, ukuran penis, pemikiran keliru tentang gender, ada masalah dalam hubungan, serta hobi melihat film porno.

Faktor lain yang juga berpengaruh adalah ada stress akibat masalah keuangan atau pekerjaan.

Para pakar juga mengaitkan disfungsi ereksi dengan depresi, kepercayaan diri rendah, self-esteem rendah, dan juga gangguan tidur.

Selain faktor psikologis seperti yang disebutkan di atas, disfungsi ereksi yang dialami pria juga dipengaruhi oleh faktor keseimbangan hormon, faktor saraf, hingga lancar tidaknya sirkulasi darah.

Salah satu cara untuk mengetahui apakah disfungsi ereksi itu disebabkan karena faktor psikologis adalah jika seseorang bisa ereksi di pagi hari, tetapi sulit mengalaminya saat akan bercinta.

Putus siklusnya

Seringkali masalah disfungsi ereksi karena faktor psikologis ini akan hilang jika akar masalahnya diatasi.

Salah satu yang bisa dilakukan adalah memahami bahwa kemampuan yang kurang saat bercinta bukan berarti seseorang tak bisa berhubungan seks. Hal itu terjadi karena ada stres yang tidak dikelola.

Dengan kata lain, jangan menghindar dari hubungan seksual. Fokus pada sumber masalahnya dibanding gejalanya sehingga siklus kecemasan ini bisa diputus.

Akan sangat membantu jika kamu juga bisa terbuka pada pasangan tentang apa yang dirasakan atau dikhawatirkan. Berbagi beban bisa mengurangi stres.

Jika berbagai teknik pengurangan stres tidak membantu, kunjungi dokter agar masalahnya segera teratasi.

Baca Juga: Penyakit Tidak Menular yang Bisa Sebabkan Disfungsi Ereksi‎

Kamu bisa langsung berkonsutasi ke Halo DKT dengan menghubungi nomer Whatsapp Halo DKT 0811-1-326459 atau melalui link berikut: https://bit.ly/halodktwhatsapp pada hari Senin hingga Jumat pukul 08.00 – 17.00 WIB. Tak perlu ragu untuk bertanya atau berkonsultasi, sebab segala informasi yang kamu sampaikan akan dijamin kerahasiaannya.

Mengurangi Berat Badan Bantu Atasi Disfungsi Ereksi

Disfungsi ereksi bisa terjadi karena berbagai sebab, terkadang penyebabnya sesederhana efek samping obat-obatan. Tetapi, 70 persen disebabkan karena faktor yang kompleks.

Mengubah gaya hidup menjadi lebih sehat, dengan cara menjaga pola makan, berhenti merokok, hingga mengurangi berat badan, bisa membantu memperbaiki disfungsi ereksi.

Baca Juga: Hati-hati, Ini Dampak Buruk Berat Badan Rendah Terhadap Kesuburan

Menurut sebuah penelitian, hampir 30 persen orang yang berkonsultasi ke dokter untuk menurunkan berat badannya mengeluhkan rendahnya dorongan seksual atau pun kemampuan ereksi.

Masalah tersebut ternyata juga berkaitan dengan gangguan kesehatan yang sering mengiringi obesitas, seperti kolesterol tinggi atau kadar gula darah tinggi (resistensi insulin).

Penjelasan mengenai hal ini bisa disederhanakan sebagai berikut; kegemukan dapat menyebabkan pembuluh darah yang halus di bagian penis tersumbat karena deposit lemak.

Timbunan lemak dalam tubuh juga dapat mengganggu hormon, termasuk hormon yang penting bagi kehidupan seksual yang sehat.

Menjaga agar lingkar pinggang tidak terlalu besar dianggap penting bagi kesehatan seksual. Menurut temuan studi, pria yang lingkar pinggangnya lebih dari 106 cm risikonya naik 50 persen mengalami disfungsi ereksi.

Selain itu, lingkar pinggang yang besar juga membuat kita rentan menderita diabetes melitus dan penyakit jantung, dua faktor yang juga berkontribusi pada disfungsi ereksi.

Perubahan sederhana

Kabar baiknya, ada banyak yang bisa kita lakukan untuk memperbaiki kualitas ereksi dan gairah seks yang mulai padam.

Para ahli menyebut, menurunkan berat badan minimal 4,5 kilogram berdampak positif pada testosterone terkait SHBG sehingga libido kembali meningkat.

Selain itu, mengubah pola makan menjadi lebih sehat, misalnya menghindari lemak jenuh, memperbanyak asupan serat, yang memperbaiki kadar gula darah dan kolesterol, dapat memperbaiki pembuluh darah.

Sempurnakan gaya hidup sehat itu dengan rutin berolahraga. Tujuannya bukan untuk menurunkan berat badan semata, tetapi juga dapat melancarkan sirkulasi darah ke area genital.

Penurunan berat badan sebaiknya dilakukan secara sehat dan bertahap, sehingga dapat bertahan jangka panjang.

Baca Juga: Yuk Pahami Bagaimana Obesitas Meningkatkan risiko Disfungsi Ereksi

Kamu bisa langsung berkonsutasi ke Halo DKT dengan menghubungi nomer Whatsapp Halo DKT 0811-1-326459 atau melalui link berikut: https://bit.ly/halodktwhatsapp pada hari Senin hingga Jumat pukul 08.00 – 17.00 WIB. Tak perlu ragu untuk bertanya atau berkonsultasi, sebab segala informasi yang kamu sampaikan akan dijamin kerahasiaannya.

Penyakit Tidak Menular yang Bisa Sebabkan Disfungsi Ereksi

Tahukah kamu, ada penyakit kronis yang bisa menyebabkan disfungsi ereksi.

Disfungsi ereksi seringkali tidak disebabkan karena faktor tunggal, melainkan ada beberapa faktor. Para ahli menyebut, disfungsi ereksi adalah hasil dari kombinasi gangguan pembuluh darah, saraf, hormonal, dan juga psikologi.

Baca Juga: Disfungsi Ereksi ada Hubungannya Dengan Ejakulasi Dini?

Terkait dengan pembuluh darah, ada beberapa penyakit tidak menular yang komplikasinya merusak pembuluh darah juga bisa memicu gangguan ereksi.

Ketahui apa saja penyakit tersebut:

  • Diabetes dan penyakit jantung

    Disfungsi ereksi banyak ditemui pada pria yang menderita penyakit diabetes melitus (tipe 2), terutama jika kadar gula darahnya selalu tinggi. Selain itu, komplikasi penyakit jantung seperti tekanan darah tinggi dan kolesterol tinggi juga berpengaruh pada impotensi.

    Diabetes dan penyakit jantung adalah dua kondisi yang terkait karena komplikasi dari diabetes adalah kerusakan pembuluh darah. Biasanya pembuluh darah di bagian penis juga terpengaruh sehingga sulit terjadi ereksi.

  • Hipertensi

    Mekanisme terjadinya disfungsi ereksi pada penderita hipertensi memang belum jelas, tetapi salah satu teori menyebut tekanan yang tinggi pada pembuluh darah kecil di penis dapat menyebabkan robekan mikroskopis di dinding pembuluh darah. Proses tersebut membuat pembuluh darah menjadi keras dan tidak bisa menyediakan suplai darah yang dibutuhkan di bagian penis untuk ereksi.

  • Kondisi psikologis
    Beberapa masalah psikologis dan kesehatan mental yang bisa membuat libido rendah dan impotensi pada pria antara lain depresi, kecemasan, gangguan stress pasca-trauma, bahkan ketidakmampuan menahan amarah.

  • Penyebab lain

    Selain itu ada beberapa kondisi lain yang juga berpengaruh pada fungsi seksual pria dan memicu disfungsi ereksi. Antara lain kadar testosteron rendah, gangguan ginjal dan saluran kemih, penyakit terkait saraf seperti stroke, epilepsi, atau penyakit Parkinson.

Kabar baiknya, penyakit tidak menular sebagian besar disebabkan karena faktor gaya hidup. Dengan kata lain, jika kita memiliki gaya hidup sehat seperti makan sehat, berolahraga, tidak merokok, dan cukup tidur, risiko-risiko tersebut bisa ditekan.

Selain itu, kemajuan teknologi kedokteran dan obat-obatan membuat kondisi disfungsi ereksi bukanlah akhir dari segalanya. Berbagai terapi dan obat kini tersedia untuk mengatasi kondisi ini.

Lakukan pemeriksaan komprehensif ke dokter untuk mengetahui faktor penyebab sehingga dapat diberikan terapi yang tepat dan optimal.

Baca Juga: Empat Gerakan Olahraga yang Dapat Jauhkan Pria dari Disfungsi Ereksi

Kamu bisa langsung berkonsutasi ke Halo DKT dengan menghubungi nomer Whatsapp Halo DKT 0811-1-326459 atau melalui link berikut: https://bit.ly/halodktwhatsapp pada hari Senin hingga Jumat pukul 08.00 – 17.00 WIB. Tak perlu ragu untuk bertanya atau berkonsultasi, sebab segala informasi yang kamu sampaikan akan dijamin kerahasiaannya.

Cari Tahu Faktanya, Risiko Disfungsi Ereksi pada Pria yang Terinfeksi Covid-19

Para pria, ini alasan kuat untuk segera mendapat vaksin Covid-19, agar terhindar dari disfungsi ereksi.

Disfungsi ereksi alias ketidakmampuan penis untuk ereksi atau mempertahankan ereksinya merupakan momok bagi kaum pria. Kondisi ini bisa disebabkan karena berbagai sebab, salah satunya infeksi Covid-19.

Baca Juga: Disfungsi Ereksi Bisa Jadi Tanda Long Covid-19

Beberapa bulan lalu, sekelompok ilmuwan dari Italia mengajukan hipotesis bahwa ada kaitan antara Covid-19 dan disfungsi ereksi. Mereka menduga penyebabnya adalah kerusakan pembuluh darah.

Baru pada Maret lalu dugaan itu terbukti. Disfungsi ereksi beresiko lima kali lebih besar pada pria yang terinfeksi Covid-19.

Dalam penelitian itu terungkap, infeksi Covid-19 terkait erat dengan disfungsi ereksi dibandingkan dengan faktor usia, indeks massa tubuh, atau kesehatan mental, faktor-faktor yang selama ini menjadi pemicu.

“Pria yang sudah sembuh dari Covid-19 dalam penelitian ini kami ikuti dan dilakukan banyak pengujian, MRI, serta tes-tes untuk mengevaluasi efek setelah sembuh dari pneumonia yang terkait Covid-19,” kata profesor endokrinologi dan kesehatan seksual dari Universitas Roma, Emmanuele Jannini.

Dia mengatakan, gangguan ereksi itu disebabkan karena kerusakan endotel atau lapisan dalam pembuluh darah arteri, nadi, dan kapiler.

Fungsi endotel ini mengontrol aliran darah dengan melepaskan senyawa yang bisa membuat pembuluh darah mengkerut atau melebar. Salah satu dari senyawa itu adalah nitric oxide, yang akan melebarkan pembuluh darah.

Agar penis bisa mengeras, endotel pembuluh darah di dalam penis harus memproduksi nitric oxide yang cukup sehingga aliran darah dapat mengalir deras dan memenuhi penis. Ketika endotel rusak, maka kadar nitric oxide mungkin terlalu rendah. Akibatnya adalah impotensi.

“Penis adalah organ pertama yang secara klinis terpengaruh oleh kerusakan endotel karena jumlah pembuluh darah yang membawa darah. Sebaliknya, pembuluh darah jantung lebih besar. Jadi disfungsi ereksi lebih dulu dirasakan dibanding penyakit jantung,” katanya.

Itu sebabnya kita masih harus menjaga kesehatan sebaik-baiknya karena pandemi belum berakhir.

Lakukan langkah-langkah pencegahan penularan Covid-19, seperti divaksin, memakai masker, serta sering mencuci tangan.

Ketahui juga faktor risiko lain yang juga bisa menyebabkan disfungsi ereksi, misalnya tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi, serta kadar gula darah tinggi. Semua faktor risiko ini harus dikontrol agar kehidupan seksual tidak terganggu.

Baca Juga: Apakah Vaksin COVID-19 Mempengaruhi Faktor Kesuburan Laki-laki?

Kamu bisa langsung berkonsutasi ke Halo DKT dengan menghubungi nomer Whatsapp Halo DKT 0811-1-326459 atau melalui link berikut: https://bit.ly/halodktwhatsapp pada hari Senin hingga Jumat pukul 08.00 – 17.00 WIB. Tak perlu ragu untuk bertanya atau berkonsultasi, sebab segala informasi yang kamu sampaikan akan dijamin kerahasiaannya.