KB Yang Cocok Untuk Pengantin Baru

Merencanakan kehamilan adalah bagian dari menyiapkan keluarga yang sehat dan bahagia.

Pengantin baru tapi langsung berpikir untuk menunda kehamilan? Sah-sah saja kok, karena setiap keluarga memiliki rencana dan strateginya masing-masing dalam menyiapkan keluarga yang ideal. Tapi hal yang masih sering menjadi momok bagi pengantin baru yang ingin langsung ber-KB adalah persepsi kontrasepsi bisa menyebabkan kandungan kering dan menghambat kehamilan di kemudian hari.

Baca Juga: Memilih KB Sesuai Usia

KB modern yang banyak dikembangkan sekarang terbukti efektif mencegah terjadinya kehamilan dibandingkan KB konvensional. KB modern memiliki tingkat efektifitas mencegah kehamilan 98-99%, plus memberikan beragam manfaat kesehatan seperti menjaga berat badan tetap ideal, mengurangi rasa sakit menstruasi, hingga mencegah terjadinya jerawat. Contohnya pil KB Elzsa yang kandungan hormon cyproterone acetate dan ethinylestradiol tidak hanya mencegah terjadinya kehamilan tapi juga membuat kulit tetap sehat plus glowing. Artinya menggunakan KB modern bagi pengantin baru sangat bisa menjaga kualitas hidup karena tetap produktif, sehat dan percaya diri.

Apalagi di tengah pandemi Covid-19 seperti sekarang, Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) juga menganjurkan untuk menunda kehamilan pada masa pandemi. Karena fluktuasi hormon yang terjadi di masa kehamilan membuat sistem imun tubuh menurun. Inilah yang kemudian membuat para ibu hamil masuk dalam kelompok berisiko selama pandemi terjadi.

Jika kamu sebagai pengantin baru semakin mantap untuk menunda kehamilan dengan menggunakan KB modern, mungkin pertanyaan berikutnya yang muncul adalah “KB apa yang cocok untuk pengantin baru?” Jawabannya adalah KB modern temporer yang penggunaanya bisa dihentikan setelah kamu dan suami siap untuk memiliki anak.

Adapun pilihan KB temporer untuk pengantin baru yang pertama adalah pil KB. Berikut alasannya:

  1. Praktis dan efektif: Beragam penelitian membuktikan pil KB efektif mencegah kehamilan hingga 99% dan penggunaanya pun praktis, yaitu cukup diminum secara teratur sesuai jam yang sudah dipilih. Terutama di kondisi pandemi seperti sekarang, akses ke pelayanan kontrasepsi di klinik menjadi terbatas maka pil KB adalah pilihan alternatif yang memudahkan.
  2. Bisa subur dengan cepat: Karena pil KB merupakan kontrasepsi temporer maka artinya kesuburan bisa kembali dengan cepat setelah berhenti mengkonsumsinya.
  3. Punya beragam manfaat kesehatan: Sebagai KB modern, pil KB juga berfungsi untuk menyeimbangkan hormon sehingga punya beragam manfaat kesehatan. Bahkan penelitian yang dilakukan Westheimer & Lehu pada 2019 lalu menunjukkan kalau pil KB mampu mencegah terjadinya kista indung telur.
  4. Memperkecil risiko kanker ovarium: Peneliti Lisa Iversen mempublikasikan hasil penelitiannya pada British Medical Journal 2018, bahwa pil KB yang mengandung hormon estrogen dan progesterone dapat mengurangi risiko kanker ovarium hingga 21%. Kesimpulan ini didapat Iversen setelah mengamati data kesehatan 1,9 juta perempuan berusia 19-49 tahun.

Lalu pilihan keduanya adalah kondom. Para pengantin baru, khususnya suami bisa menggunakan KB modern ini dan tidak mengganggu sistem hormonal tubuh. Bahkan dengan berbagai tipe kondom seperti bergerigi, ekstra pelumas, berulir, dan beraroma tentu memperkaya pengalaman eksplorasi seksual pengantin baru.

Pastikan kondom yang kamu pilih telah teruji secara mutu standar internasional untuk memastikan bahan yang digunakan tidak hanya aman tapi juga nyaman. Seperti kondom Fiesta Beraroma yang sudah mendapat ISO 4074 sebagai bukti sudah memenuhi uji mutu standar internasional.

Baca Juga: Begini Cara Kerja Pil KB Mengatasi PCOS

Sekarang kamu pasti semakin yakin untuk menggunakan KB modern meski menyandang status pengantin baru. Jika Kamu bisa langsung berkonsutasi ke Halo DKT dengan menghubungi nomer Whatsapp Halo DKT 0811-1-326459 atau melalui link berikut: https://bit.ly/halodktwhatsapp pada hari Senin hingga Jumat pukul 08.00 – 17.00 WIB. Tak perlu ragu untuk bertanya atau berkonsultasi, sebab segala informasi yang kamu sampaikan akan dijamin kerahasiaannya.

Metode KB Jangka Panjang yang Tidak Mengandung Hormon, Memangnya Ada?

Setiap orang tentunya punya pertimbangan sendiri ketika memilih kontrasepsi yang tepat. Ada yang nyaman-nyaman saja menggunakan kontrasepsi hormonal, ada juga yang punya pendapat berbeda. Bagi kamu yang ingin berkontrasepsi selama beberapa tahun, namun tak ingin menggunakan kontrasepsi hormonal, IUD tembaga bisa menjadi alternatif metode KB yang sesuai.

IUD merupakan alat kontrasepsi mungil dari bahan plastik yang berbentuk seperti huruf T dan dipasang di dalam rahim (Dweck & Westen, 2017). Ada dua jenis IUD, yaitu IUD hormonal dan IUD tembaga. IUD hormonal mencegah kehamilan dengan melepas hormon-hormon yang menebalkan lapisan lendir pada leher rahim agar lebih sulit dilalui oleh sperma, sementara IUD tembaga tak mengandung hormon sama sekali dan mencegah kehamilan dengan melepaskan ion-ion tembaga yang toksik terhadap sperma (Hill, 2019). Walaupun bisa membunuh sperma, IUD tembaga tetap aman bagi tubuh.

Baca Juga: Mengenal Cara Kerja KB Hormonal

Pemasangan metode KB yang satu ini di dalam rahim biasanya dilakukan dengan bantuan dokter atau bidan. Ada alat khusus menyerupai tabung tipis yang digunakan untuk memasukkannya. Prosesnya singkat, tak menyakitkan, dan tak membutuhkan operasi sama sekali. Kamu bisa langsung beraktivitas kembali sesaat setelah pemasangan IUD tembaga selesai.

Sekali pasang, IUD tembaga bisa melindungi penggunanya dari risiko kehamilan hingga 10 tahun lamanya. Meskipun begitu, jika ingin dilepas lebih dini sebelum masa perlindungannya berakhir, bisa juga. Tinggal mendatangi dokter atau bidan untuk meminta IUD dilepas saja. Setelah IUD dilepas, kesuburan akan segera kembali dan pasangan bisa langsung memulai program kehamilan. Berikut beberapa jenis IUD dan masa waktu perlindungannya.

  • IUD Andalan TCu 380A dengan masa perlindungan hingga 10 tahun
  • IUD Andalan Cu 375 Sleek untuk rahim pendek, masa perlindungan hingga 5 tahun
  • IUD Andalan Silverline Cu 380 Ag dengan inti perak dan masa perlindungan 5 tahun

  • IUD Andalan Silverline Cu 200 Ag dengan inti perak dan masa perlindungan 3 tahun

Orang seringkali punya kekhawatiran bahwa IUD bisa bergeser di dalam rahim karena anggapan yang keliru soal ukuran rahim yang besar. Kenyataannya, ukuran rahim ketika tidak sedang mengandung sangat kecil. Rata-rata panjangnya hanya 7,5 cm, dengan lebar 5 cm dan ketebalan dinding 2,5 cm (Hill, 2019). Oleh karena itu, IUD yang ukurannya kecil pun tidak akan bisa berpindah-pindah sembarangan.

Lalu apakah IUD akan terasa bila berhubungan seks? Tenang saja, aktivitas seksual tidak akan terganggu dengan metode KB ini. IUD terpasang di rahim, bukan di dalam vagina. Meski ada benang yang terikat di ujung IUD dan menjuntai ke serviks untuk memudahkan pemeriksaan, benang tersebut bisa dipotong pendek. Seks dalam posisi apapun akan tetap terasa nyaman, serta yang paling penting: bebas dari risiko kehamilan yang tidak direncanakan.

Baca Juga: Ini Lima Pilihan Metode KB untuk Ibu Menyusui

Penasaran ingin mencoba menggunakan IUD tembaga sebagai metode KB? Kamu dan pasanganmu tinggal membuat janji dengan dokter atau bidan Andalan terdekat. Kalian bisa berdiskusi terlebih dahulu serta mengajukan pertanyaan apapun terkait IUD tembaga sebelum mulai berkontrasepsi. Selain itu, jika kamu ingin berkonsultasi lebih lanjut, kamu pun bisa menghubungi Halo DKT melalui layanan bebas pulsa 0800-1-326459 atau Whatsapp ke 0811-1-326459 dengan mengklik tautan ini pada hari Senin hingga Jumat pukul 08.00 – 17.00 WIB. Segala informasi yang disampaikan akan dijamin kerahasiaannya.

Dulu Susah Punya Anak, Setelah Dikaruniai Anak Tak Ingin Hamil Lagi. Masih Perlukah Pakai Metode KB?

Kamu dan pasanganmu sudah lama ingin punya buah hati. Pasutri lain sepertinya hamil dengan mudah, tapi perjalananmu dan pasanganmu menuju ke sana dipenuhi lika-liku. Mengubah pola makan, menambah porsi olahraga, serta berbagai konsultasi di klinik kesuburan sudah kamu lalui. Setelah agak lama berusaha keras, akhirnya yang ditunggu tiba juga. Si Kecil kini tidur nyaman di ranjang bayinya dan sudah berusia beberapa bulan. Kamu dan pasanganmu memutuskan bahwa kalian sudah bahagia dan tak ingin punya anak lagi. Pertanyaannya, berhubung dulu sempat susah sekali hamil, masih perlukah pakai metode KB?

Ketika membahas soal metode KB, mengetahui detail dari kondisi kesuburan diri sendiri dan merupakan sesuatu yang penting. Inilah mengapa tes kesuburan dan konsultasi sangat disarankan. Sulit hamil penyebabnya bisa bermacam-macam, namun belum tentu berarti ada kemandulan, baik dari sisi istri, suami, maupun keduanya.

Baca Juga: Sampai Berapa Lama Kita Boleh Gunakan Pil KB?

Selama memang masih ada kemungkinan bisa hamil, sekecil apapun kemungkinannya, pasangan yang betul-betul tidak ingin punya anak sebaiknya tetap memilih metode KB yang sesuai. Tak ingin punya anak dalam waktu dekat? Ada kondom dan pil KB yang bisa digunakan. Untuk jangka waktu yang lebih panjang, kamu dan pasanganmu bisa menentukan dari sejumlah pilihan metode KB lainnya: suntikan KB, implan, serta IUD. Opsi yang permanen seperti tubektomi dan vasektomi pun tersedia. Kamu dan pasanganmu tinggal mendiskusikan keinginan dan kebutuhan masing-masing.

Tak bisakah pakai metode KB tradisional seperti senggama terputus alias ‘keluar di luar’ saja? Bisa, namun risiko gagalnya lebih besar bila dibandingkan dengan metode KB modern yang efektivitasnya amat tinggi. Pasalnya, meskipun cairan mani sudah dikeluarkan di luar vagina, ada cairan bening ‘pra-ejakulasi’ yang sering keluar sejak penis pertama tegang hingga sebelum klimaks dan cairan ini terkadang mengandung sperma. Faktanya, 20% pasangan yang menggunakan metode KB ‘keluar di luar’ ujung-ujungnya hamil juga setelah kurang lebih setahun memakai metode kontrasepsi tersebut (Perez, 2019). Selain itu, tak semua orang mampu mengontrol waktu ejakulasi, sehingga terkadang meskipun sudah diniatkan keluar di luar, akhirnya malah tetap keluar di dalam juga (Westheimer & Lehu, 2019).

Lain halnya bila dalam pemeriksaan medis lanjutan di klinik kesuburan setelah kamu dan pasanganmu punya momongan, ternyata dokter menyampaikan bahwa salah satu dari kalian tak bisa punya anak lagi. Mungkin dulu masalah kesuburannya belum terlalu serius, namun kemudian jadi semakin kompleks, sehingga kini terjadi kemandulan. Bila memang begini kasusnya, tak perlu menggunakan metode KB lagi untuk mencegah kehamilan. Konsultasikan saja pada dokter mengenai langkah selanjutnya yang perlu diambil. Apakah kemandulan yang terjadi disebabkan oleh sesuatu yang juga bisa memengaruhi kesehatan secara umum? Jika iya, tetap lakukan pengobatan, agar kamu bisa tetap memiliki tubuh yang sehat. Jika tidak, berarti tidak ada masalah apa-apa. Kamu dan pasanganmu bisa kembali beraktivitas seperti biasa.

Baca Juga: Pil KB 21 Hari dan 28 Hari, Apa Bedanya Ya?

Jadi, persoalan apakah butuh metode KB atau tidak bila dulu sempat sulit hamil, pada akhirnya kembali lagi pada kondisi kesuburan masing-masing berdasarkan pemeriksaan medis dan konsultasi, sebab kondisi tiap orang berbeda-beda. Masih bingung? Kamu boleh menyalurkan pertanyaan ke Halo DKT melalui layanan bebas pulsa 0800-1-326459 atau Whatsapp dengan mengklik tautan ini pada hari Senin hingga Jumat pukul 08.00 – 17.00 WIB. Segala informasi yang disampaikan akan dijamin kerahasiaannya.

Cegah Kehamilan Tanpa Mengganggu Menstruasi dengan Suntik KB 2 Bulanan Andalan Gestin F2

Di usia produktif, perempuan butuh dukungan untuk bisa memaksimalkan kesempatan berkarir dan mengembangkan diri. Salah satunya adalah dengan pelayanan KB yang efektif, praktis, dan baik bagi kesehatan, sesuatu yang menurut WHO merupakan hak setiap orang. Suntik KB 2 bulanan Andalan Gestin F2 hadir untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan ini.

Baca Juga: Hindari Kehamilan di Usia Remaja, Pahami Risikonya

Andalan Gestin F2 merupakan metode kontrasepsi hormonal yang diadministrasikan melalui suntikan setiap 2 bulan sekali. Dengan kandungan medroxyprogesterone acetate (hormon progesteron) 65 mg dan estradiol cypionate (hormon estrogen) 7,5 mg per mililiternya, Andalan Gestin F2 terbukti efektif mencegah kehamilan. Andalan Gestin F2 merupakan KB Suntik 2 bulan yang ada pertama di Indonesia. Mekanisme kerjanya ada 3 macam, yaitu sebagai berikut:

  • Mencegah pematangan dan pelepasan sel telur,
  • Menebalkan cairan lendir pada leher rahim agar lebih sulit dilalui oleh sperma,
  • Menipiskan lapisan endometrium agar sel telur tidak dapat menempel bila masih terjadi pembuahan sel telur oleh sperma.

Cegah Kehamilan Tanpa Mengganggu Menstruasi dengan Suntik KB 2 Bulanan Andalan Gestin F2

Dari segi kesehatan, Andalan Gestin F2 memiliki banyak manfaat. Perempuan terkadang khawatir bahwa menggunakan alat kontrasepsi bisa mengganggu siklus menstruasi ataupun mengurangi kesuburan secara permanen. Nah, dengan Andalan Gestin F2, hal ini tidak akan terjadi. Soalnya, kombinasi hormon progesteron dan estrogennya dikembangkan sedemikian rupa sehingga tidak mengganggu keteraturan siklus menstruasi. Kamu pun bisa segera merencanakan kehamilan setelah masa perlindungan Andalan Gestin F2 selesai.

Dibandingkan dengan suntik KB 1 bulanan, suntik KB 2 bulanan Gestin jauh lebih praktis dan ekonomis. Karena hanya perlu dilakukan 2 bulan sekali, jumlah jadwal kunjungan suntik jadi lebih sedikit, cocok sekali untuk kondisi Indonesia yang masih dilanda pandemi COVID-19. Keunggulan ekonomisnya tak perlu dipertanyakan lagi.

Baca Juga: Tak Hanya untuk Sehari-hari, IUD Tembaga Juga Bisa Jadi Kontrasepsi Darurat

Bagi dokter atau bidan yang ingin bertanya lebih lanjut tentang Andalan Gestin F2 bisa menghubungi Halo DKT melalui layanan bebas pulsa 0800-1-326459 atau Whatsapp ke 0811-1-326459 dengan mengklik tautan ini pada hari Senin hingga Jumat pukul 09.00 – 17.00 WIB.

Metode KB Terbaik untuk Orang dengan HIV

Positif HIV bukan berarti tak bisa memiliki kehidupan seksual yang sehat dan memuaskan. Dengan cara yang tepat dan perencanaan yang matang, banyak yang bisa dilakukan. Salah satunya adalah dengan memilih metode KB yang sesuai.

Apa saja metode KB yang bisa digunakan oleh orang dengan HIV (ODHIV)? Jika dulu alat kontrasepsi yang direkomendasikan untuk orang dengan HIV cukup terbatas, kini menurut diagram Kinerja Kelayakan Medis dalam Penggunaan Kontrasepsi WHO terbaru dari tahun 2019, segala jenis kontrasepsi hormonal sudah boleh digunakan oleh orang dengan HIV. Tak hanya pil KB, namun juga suntik KB, KB implan, dan IUD.

Baca Juga: 5 Hoax Tentang HIV yang Wajib Kamu Tahu!

Bila ingin menggunakan salah satu kontrasepsi hormonal tadi, orang dengan HIV harus menjalani terapi antiretroviral (ARV) secara teratur. Terapi ARV tidak bisa menyembuhkan secara permanen, namun bisa menurunkan kadar virus di dalam darah serta mencegah HIV berubah menjadi AIDS. Bila kadar virus dalam darah sudah sangat rendah hingga tidak terdeteksi lagi, HIV tidak bisa menyebar. Untuk mengetahui kadar virus tersebut, lakukanlah tes viral load secara rutin.

Meskipun begitu, WHO tetap menekankan pentingnya penggunaan kondom. Soalnya, hingga saat ini kondom masih merupakan satu-satunya metode KB yang bisa mencegah penyebaran HIV dan infeksi menular seksual lainnya. Demi perlindungan ganda bagi pasangan, tetap gunakan kondom walaupun sudah menggunakan alat kontrasepsi hormonal. Lagipula, kondom juga dapat menambah sensasi ketika sedang berhubungan seks. Kondom beraroma dapat membantu membangkitkan gairah, kondom bertekstur menambah rangsangan ekstra pada vagina, dan kondom berpelumas khusus bisa menunda klimaks. 

Lalu, adakah cara lain yang bisa dilakukan untuk melindungi pasangan? Ada. Kalau kamu positif HIV, pasanganmu yang berstatus negatif HIV sebaiknya mengonsumsi pil Pre-Exposure Prophylaxis (PrEP). Menurut penelitian, PrEP memiliki efektivitas hingga 86% untuk mencegah HIV (McCormack, Dunn, Desai, et al., 2015), sehingga PrEP sangat disarankan untuk orang-orang yang rentan terhadap HIV.

Baca Juga: Pasutri Positif HIV, Bisakah Punya Anak dengan Status Negatif HIV?

Jadi, kesimpulannya, manakah metode KB terbaik bagi orang dengan HIV? Metode KB terbaik adalah yang memberi perlindungan ganda. Apapun kontrasepsi yang dipilih, jika memungkinkan, pakailah secara bersamaan dengan kondom. Dengan begitu, risiko kehamilan yang tidak direncanakan dan penyebaran HIV serta infeksi menular seksual (IMS) lainnya bisa diminimalisir. Selain itu, jika kamu masih bingung, punya pertanyaan, atau ingin berkonsultasi lebih lanjut mengenai hal ini, kamu bisa menghubungi Halo DKT melalui layanan bebas pulsa 0800-1-326459 atau Whatsapp ke 0811-1-326459 dengan mengklik tautan ini pada hari Senin hingga Jumat pukul 08.00 – 17.00 WIB. Tak perlu ragu untuk berkonsultasi, sebab segala informasi yang disampaikan akan dijamin kerahasiaannya.

Tips Merespon Komentar Nyinyir atas Keputusan Kamu Ikut Program Keluarga Berencana (KB)

“Ngapain KB? Banyak anak banyak rezeki…”
“Suami pasti pingin anak, kok ditahan-tahan?”
“Nggak kasian sama orangtua? Nanti mereka nggak sempat ngerasain punya cucu loh.”
“Sudah kodratnya perempuan jadi ibu, buat apa ngejar pendidikan dan karir tinggi-tinggi?”

Sebagai orang yang memilih untuk berkontrasepsi, Kamu mungkin sering mendengar cibiran-cibiran pedas tadi. Rasanya semua orang ingin ikut campur dalam pembuatan keputusan Kamu. Padahal, Kamulah yang menjalani hidup dan paling paham akan kebutuhan dan kemampuan sendiri. Tak perlu pusing dalam merespon, berikut beberapa tips yang bisa Kamu gunakan untuk menanggapi komentar-komentar nyinyir atas keputusan Kamu ikut program Keluarga Berencana (KB).

Baca Juga: Tak Masalah Tinggal di Pelosok Desa, Ini Program Keluarga Berencana yang Mudah Diakses

  • Jelaskan alasan Kamu mengikuti program Keluarga Berencana (KB)
    Setiap orang punya alasan masing-masing atas keputusan yang mereka ambil. Lawan bicara Kamu mungkin kurang paham bahwa Kamu punya prioritas lain yang saat ini lebih penting daripada membangun keluarga. Contoh penjelasan yang bisa Kamu gunakan:
    “Harus nabung dulu nih, biar nanti lebih siap untuk punya momongan, hehe…”
    “Waduh, masih banyak kegiatan. Kalau punya anak sekarang, nanti nggak ada yang ngurus…”
    “Iya nih, pengen nambah anak lagi, tapi kata dokter sebaiknya dikasih jarak dulu beberapa tahun, biar lebih siap untuk hamil lagi dan si Kakak lebih siap punya adik…”
    Tips Merespon Komentar Nyinyir atas Keputusan Kamu Ikut Program Keluarga Berencana (KB)

  • Respon dengan humor
    Kalau Kamu tak ingin memberi penjelasan panjang lebar, Kamu bisa mencoba merespon dengan menggunakan humor. Faktanya, menggunakan humor ketika sedang ada perselisihan pendapat bisa membuat orang lain cenderung lebih setuju dengan Kamu dan lebih mau berkompromi (Nir & Halperin, 2018). Beberapa contoh respon humoris yang bisa Kamu gunakan misalnya:   
    “Kalau bayar biaya persalinan dan beli susu anak bisa pake daun, dijamin deh aku udah ngegendong bayi sekarang.”
    “Duh, suami ngorok aja udah bikin aku kurang tidur, apalagi kalo ada bayi yang nangis-nangis, hahaha… Pasti bakal telat ngantor.”
    “Kalian yang pingin anak bikin bayi duluan deh, nanti aku jadi tim hore buat gendong-gendong aja. Urusan ganti popok dan yang rempong-rempong orang lain, ya! Hahaha…”
    Tips Merespon Komentar Nyinyir atas Keputusan Kamu Ikut Program Keluarga Berencana (KB)

  • Sampaikan bahwa komentar mereka membuat Kamu tidak nyaman
    Terkadang, orang yang memberi komentar soal keputusan Kamu ikut program Keluarga Berencana (KB) sebenarnya mungkin punya maksud yang baik. Akan tetapi, cara yang mereka gunakan untuk menunjukkan kepedulian salah. Terus terang saja bahwa Kamu tidak nyaman dengan komentar mereka. Mudah-mudahan mereka bisa mengerti. Bila lawan bicara tetap bersikap keras kepala, akhiri percakapan tersebut, sebab tak ada gunanya terus berdebat dengan seseorang yang tidak menghargai Kamu.
    Tips Merespon Komentar Nyinyir atas Keputusan Kamu Ikut Program Keluarga Berencana (KB)

Baca Juga: Tiga Hal yang Bisa Anda Lakukan Sebagai Suami Bila Istri Ingin Ikut Program Keluarga Berencana (KB)

Demikianlah beberapa tips untuk merespon komentar nyinyir atas keputusan Kamu ikut program Keluarga Berencana (KB). Jika ingin berkonsultasi lebih lanjut, Kamu bisa menghubungi Halo DKT melalui layanan bebas pulsa 0800-1-326459 atau Whatsapp ke 0811-1-326459 dengan mengklik tautan ini pada hari Senin hingga Jumat pukul 08.00 – 17.00 WIB. Segala informasi yang disampaikan akan dijamin kerahasiaannya.

Tak Masalah Tinggal di Pelosok Desa, Ini Program Keluarga Berencana yang Mudah Diakses

Di mana pun Kamu tinggal, kontrasepsi tetap menjadi kebutuhan pokok. Bagi pasangan-pasangan di kota besar, biaya hidup yang mahal membuat pembatasan ukuran keluarga menjadi sebuah keharusan. Di pedesaan, biaya hidup sangat murah, namun kontrasepsi tetap dibutuhkan, sebab pendapatan pun lebih kecil. DKT Indonesia memahami kebutuhan Kamu dan senantiasa berupaya untuk menyediakan akses program Keluarga Berencana (KB) yang mudah di seluruh penjuru nusantara. Berikut beberapa jenis program Keluarga Berencana (KB) yang dapat diakses di pedesaan.

Baca Juga: Tiga Hal yang Bisa Anda Lakukan Sebagai Suami Bila Istri Ingin Ikut Program Keluarga Berencana (KB)

Tak perlu jauh-jauh ke rumah sakit mewah di perkotaan, program Keluarga Berencana (KB) seperti pemasangan IUD tembaga, pemasangan KB implan, suntik KB, dan pemberian resep pil KB bisa dilakukan di Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas), Pondok Bersalin Desa (Polindes), Pos Kesehatan Desa (Poskesdes), maupun tempat praktik pribadi milik dokter / bidan Andalan setempat. Kamu juga bisa mencari bidan Andalan terdekat di kotamu, dengan klik Cari Bidan Sahabat Andalan terdekat pada tautan berikut: https://dktindonesia.org/andalan-clinic/

Baca Juga: Sehabis Pasang KB Susuk Tak Boleh Kerja Berat, Betulkah?

Alternatif lainnya, Kamu juga bisa membeli kondom secara bebas di apotek atau minimarket. Itulah sejumlah pilihan program Keluarga Berencana (KB) yang bisa diakses dengan mudah di wilayah pedesaan. Jika ingin berkonsultasi lebih lanjut, Kamu bisa menghubungi Halo DKT melalui layanan bebas pulsa 0800-1-326459 atau Whatsapp ke 0811-1-326459 dengan mengklik tautan ini pada hari Senin hingga Jumat pukul 08.00 – 17.00 WIB. Segala informasi yang disampaikan akan dijamin kerahasiaannya.

Program Keluarga Berencana Ditentang Mertua? Ini 3 Strategi yang Bisa Anda Lakukan

Di banyak keluarga, mertua memiliki peranan penting dalam pengambilan keputusan rumah tangga. Tidak jarang, mertua pun merasa bahwa merekalah yang berhak menentukan jumlah anak yang ideal untuk para menantu (Char, Saavala & Kulmala, 2010). Pilihan untuk mengikuti program Keluarga Berencana bisa menjadi sebuah tantangan. Meskipun begitu, bukan berarti tidak ada jalan keluar. Berikut beberapa strategi yang bisa Anda terapkan.

Baca Juga: 4 Keuntungan Ikut Program Keluarga Berencana untuk Para Ayah

  1. Berkomunikasi dengan terbuka
    Terkadang mertua hanya menginginkan yang terbaik bagi anak dan menantunya, namun cara mereka menunjukkannya kurang tepat. Jika ini kasusnya, yakinkan mertua bahwa program Keluarga Berencana memang merupakan keputusan yang tepat bagi Anda dan pasangan. Kemukakan juga segala informasi pendukung, misalnya jika Anda berargumen soal kesehatan, tunjukkan bahwa memang akan ada risiko medis apabila terjadi kehamilan. Kalau alasan Anda adalah ingin mengutamakan pendidikan atau karir dulu, ceritakan mengapa hal tersebut penting dan akan membuat Anda dan keluarga bahagia.
    Sampaikan juga bahwa Anda kemungkinan besar tidak akan bisa menjadi orangtua yang baik jika harus mengasuh anak dalam keadaan belum siap atau terpaksa. Kompromi untuk memberikan 1-2 orang cucu kemudian berkontrasepsi mungkin terdengar ideal, namun tidak bisa selalu dijadikan solusi. Faktanya, meskipun sudah diberikan beberapa orang cucu, banyak mertua yang tetap bersikeras menantunya hamil lagi hingga cucu yang diperoleh jenis kelaminnya sesuai harapan (Char, Saayala & Kumala, 2010).

  2. Memanfaatkan dukungan dari pasangan
    Jika mertua tidak mau mendengarkan Anda, jangan terburu-buru menyerah. Mungkin mereka mau mendengarkan sang buah hati alias pasangan Anda. Menurut penelitian, pasangan bisa menjadi mediator yang baik dalam konflik antara menantu dengan mertua (Shih & Pike, 2010). Meskipun begitu, menyerahkan segala masalah untuk diselesaikan pasangan tanpa berusaha sendiri juga tidak bijak. Pasangan boleh membantu, tetapi Anda tetap harus mampu berbicara untuk diri sendiri.

  3. Memperkuat otonomi pribadi
    Otonomi adalah kemampuan untuk mengatur diri sendiri. Dalam konteks Keluarga Berencana, Anda butuh otonomi untuk bisa menentukan ukuran keluarga sesuai dengan keinginan dan menggunakan kontrasepsi. Otonomi Anda akan lebih rendah jika Anda bergantung secara finansial pada mertua atau keluarga pasangan. Kasus seperti ini juga sering terjadi di India, di mana perempuan yang baru menikah biasanya tinggal bersama keluarga suaminya dengan suami sebagai kepala keluarga dan ibu mertua sebagai kepala rumah tangga yang membuat berbagai keputusan. Dengan rendahnya otonomi istri, keputusan mengenai jumlah keturunan ditetapkan oleh mertua. Bahkan ketika ingin mengunjungi puskesmas, klinik, atau rumah sakit untuk mendapatkan pelayanan KB atau kesehatan reproduksi pun, hanya 14% perempuan yang tinggal bersama mertuanya diperbolehkan untuk pergi (Anukriti, Herrera-Almanza, Karra & Pathak, 2019). Situasi-situasi seperti ini tidak akan terjadi jika otonomi pribadi lebih besar.
    Ada banyak cara untuk memperbesar otonomi pribadi. Dua di antaranya adalah melalui pendidikan dan karir, khususnya bagi perempuan. Faktanya, perempuan dengan pendidikan yang lebih tinggi cenderung memiliki preferensi jumlah anggota keluarga yang lebih kecil, serta lebih berani mengambil keputusan untuk mewujudkannya (Kumar, Bordone, & Muttarak, 2016).

Baca Juga: Ini 4 Alasan Mengikuti Program Keluarga Berencana Meskipun Belum Menikah

Itulah tadi tiga strategi yang bisa dilakukan apabila program Keluarga Berencana Anda ditentang oleh mertua. Selain itu, Anda juga bisa berkonsultasi ke Halo DKT melalui layanan bebas pulsa 0800-1-326459 atau ke 0811-1-326459 pada hari Senin hingga Jumat pukul 08.00–17.00 WIB. Semua informasi yang Anda sampaikan akan dijamin kerahasiaannya.

Ini 4 Alasan Mengikuti Program Keluarga Berencana Meskipun Belum Menikah

Jika dulu program Keluarga Berencana (KB) dikembangkan semata-mata untuk mengontrol populasi penduduk, sekarang KB digunakan untuk berbagai keperluan lainnya. Bagi mereka yang sudah menikah, metode KB digunakan untuk menentukan ukuran keluarga, mengatur jarak kelahiran anak agar lebih sehat dan sejahtera, serta mencegah kehamilan berisiko bagi para ibu yang mulai memasuki usia lebih lanjut namun belum mengalami menopause. Selain itu, ternyata program KB juga bisa menuai sejumlah manfaat bagi mereka yang belum menikah. Berikut 4 alasan mengikuti program KB bagi Anda yang masih berstatus lajang.

Baca Juga: Manfaat Maksimal dari KB Hormonal

  • Menjaga kesehatan reproduksi
    Apapun status hubungan Anda, Anda tetap harus menjaga kesehatan reproduksi. Anda bisa menjadwalkan tes pemeriksaan kesehatan reproduksi secara teratur serta memanfaatkan beberapa keuntungan sampingan dari penggunaan metode KB. Sebagai contohnya, beberapa jenis alat kontrasepsi hormonal bisa menjadi solusi untuk perempuan yang mengalami nyeri menstruasi/dysmenorrhea, nyeri pada pinggang, migrain yang diakibatkan oleh menstruasi, serta gangguan mood (Brant, Ye, et al., 2017). Oleh karena itu, tidak ada salahnya berkonsultasi dengan dokter atau bidan untuk mencari tahu metode KB yang mungkin bisa mengatasi masalah kesehatan Anda.
  • Mencegah infeksi menular seksual (IMS)
    Khususnya bagi Anda yang aktif secara seksual, dibutuhkan kontrasepsi untuk mencegah penyebaran IMS. Sebagai contoh, risiko terkena HIV-AIDS bisa berkurang hingga 99,2% apabila kondom digunakan secara tepat dan konsisten pada saat berhubungan seks dan pasangan yang terinfeksi HIV-AIDS menggunakan obat-obatan retroviral (Patel, Borkowf, et. al., 2014). Selain itu, penggunaan kondom secara tepat dan konsisten juga bisa menurunkan resiko penyebaran klamidia, gonorrhoea, dan trikomonas (Crosby, Charnigo, et al., 2012).
  • Memaksimalkan kesempatan perempuan
    Program keluarga berencana dapat meningkatkan kesejahteraan, terutama bagi perempuan, sebab perempuan merupakan pihak yang paling sering terkena dampak negatif dari memiliki anak secara tiba-tiba. Dengan program KB, perempuan bisa lebih produktif tanpa harus mencemaskan terjadinya kehamilan yang tidak direncanakan (KTD). Perempuan bisa melanjutkan pendidikan, berkarir, dan lebih berperan melakukan berbagai aktivitas yang berfaedah di ranah publik (WHO, 2018).
  • Memahami hak-hak pribadi di bidang seksualitas dan kesehatan reproduksi
    Dengan program keluarga berencana, Anda bisa memaksimalkan pemahaman Anda mengenai hak-hak pribadi Anda. Anda bisa menentukan apa yang terjadi pada tubuh Anda sendiri. Pemaksaan kehamilan merupakan bentuk pemerkosaan, sekalipun jika dilakukan di antara sesama pacar atau suami-istri. KB hadir sebagai salah satu solusi untuk membantu memberdayakan Anda.

Baca Juga: Mencegah Kehamilan dengan Kontrasepsi: 6 Metode KB Modern dan Masa Perlindungannya

Itulah tadi 4 alasan mengapa Anda sebaiknya mengikuti program keluarga berencana meskipun Anda belum menikah. Jika Anda masih memiliki pertanyaan atau ingin curhat mengenai topik ini, Anda bisa mengajukan pertanyaan melalui layanan bebas pulsa Halo DKT di 0800-1-326459 pada hari Senin hingga Jumat pukul 08.00 – 17.00 WIB atau via Whatsapp ke 0811-1-326459 dengan mengklik tautan ini. Apapun yang Anda sampaikan akan dijamin kerahasiaannya.