Kesalahan yang Paling Sering Dilakukan Saat Ber-KB

Lima Kesalahan ini akan mengurangi efektivitas kontrasepsi dalam merencanakan kehamilan.

Kamu dan suami akhirnya memutuskan untuk ber-KB, selamat! Ini adalah strategi yang tepat dan sehat dalam membentuk keluarga yang berkualitas. Sebagai langkah awal untuk mengoptimalkan tujuan kamu dan suami ber-KB, ketahuilah kesalahan-kesalahan yang paling sering dilakukan akseptor KB dan kemudian mengacaukan kerja kontrasepsi yang kamu pilih untuk merencanakan kehamilan.

Baca Juga: Jangan Percaya Mitos Pil KB Bikin Gemuk

Apa pentingnya mengetahui kesalahan-kesalahan ini? Anggap saja ini sebagai modal awal agar misi dan visi kamu bersama suami dalam membentuk keluarga berkualitas bisa terwujud tanpa “kebobolan” di tengah jalan. Dan inilah 5 kesalahan yang paling sering dilakukan saat ber-KB:

  1. Merokok saat menggunakan pil KB:

    Zat aktif yang ada di dalam rokok akan menurunkan efektivitas kerja pil KB. Artinya kamu justru berisiko mengalami kehamilan meskipun minum pil KB secara teratur. Disamping itu, kandungan hormon yang ada di dalam pil KB ketika bertemu dengan zat aktif rokok juga bisa menyebabkan pembekuan darah, serangan jantung, hingga stroke. Karena itu sebaiknya berhentilah merokok.

  2. Salah memilih lubrikan:

    Yang tidak banyak orang tahu tentang KB kondom adalah karena berbahan lateks ketika bersentuhan dengan minyak maka akan bocor. Jadi ketika kamu menggunakan lubrikan yang bahan dasarnya minyak untuk menambah gairah bercinta saat memakai kondom, maka dapat dipastikan kondom akan mengalami kebocoran. Dari sinilah awalnya terjadi “kebobolan” saat menggunakan kondom.

    Solusinya? Pilihlah lubrikan yang berbahan dasar air. Air tidak hanya “bersahabat” baik dengan lateks sehingga tidak mempengaruhi efektivitas kondom membuat sperma tidak dapat membuahi sel telur, tapi juga bisa membuat aktivitas bercinta semakin bergairah. Lubrikan Fiesta dan Sutra adalah dua contoh lubrikan berbahan dasar air yang bisa kamu gunakan ketika memakai kondom.

  3. Tidak memakai kondom karena sudah memakai KB lain:

    Kebanyakan pasangan ketika istrinya sudah ber-KB maka para suami memilih untuk tidak menggunakan kondom. Padahal tidak ada salahnya untuk tetap memakai kondom, karena ada situasi tertentu yang bisa menurunkan efektivitas KB dalam menunda kehamilan. Contoh, jika istri tidak teratur mengonsumsi pil KB-nya maka pil KB jadi tidak efektif dalam mencegah terjadinya kehamilan.

    Jadi tak ada salahnya suami tetap memakai kondom meskipun istri sudah mengonsumsi pil KB. Tidak hanya untuk tujuan double protection tapi juga untuk mencegah penularan penyakit infeksi menular seksual (IMS). Karena kondom adalah satu-satunya KB yang bisa juga mencegah penularan IMS.

  4. Tidak menyimpan kontrasepsi darurat (postpil):

    Untuk mengantisipasi ‘kebobolan’ akibat lupa minum pil KB atau salah memilih lubrikan saat menggunakan kondom, kamu dan suami penting juga untuk menyediakan KB darurat atau yang biasa disebut postpil. KB ini bisa didapat dengan resep dokter atau bidan. Cara minumnya adalah sesegera mungkin setelah bercinta. Jika KB ini diminum 1×72 jam setelah bercinta maka bisa mengurangi risiko kehamilan hingga 89%. Tapi jika diminum 24 jam setelah bercinta, maka efektivitasnya melonjak menjadi 95%.

    KB ini bukanlah pil aborsi karena tidak dapat menghentikan kehamilan apabila sudah terjadi, tapi merupakan kontrasepsi pencegah kehamilan sesaat setelah bercinta tanpa kontrasepsi.

  5. Salah memilih kondom:

    Yup penting untuk selalu membaca material kondom di kemasan pembungkus. Pastikan kondom yang dipilih tidak berbahan polyurethane, karena ini cepat sekali robek dan bocor. Jika ini yang terjadi maka dapat dipastikan potensi kehamilan sangat tinggi pasca bercinta. Pilihlah kondom berbahan lateks dan lubrikan berbahan dasar air.

Baca Juga: Lupa Minum Pil KB Satu Kali, Apakah Ada Kemungkinan Hamil?

Kamu bisa langsung berkonsutasi ke Halo DKT dengan menghubungi nomer Whatsapp Halo DKT 0811-1-326459 atau melalui link berikut: https://bit.ly/halodktwhatsapp pada hari Senin hingga Jumat pukul 08.00 – 17.00 WIB. Tak perlu ragu untuk bertanya atau berkonsultasi, sebab segala informasi yang kamu sampaikan akan dijamin kerahasiaannya.

Cegah Stunting dengan Ber-KB

Ber-KB bukan hanya perkara mengatur jumlah anak tapi juga menghasilkan anak yang berkualitas.

Sering sekali ketika membicarakan tentang Keluarga Berencana atau KB, yang terlintas di kepala adalah mengatur jumlah anak. Persepsi ini tidak salah, hanya saja tidak sepenuhnya benar juga. Karena menjadi peserta KB atau akseptor juga bagian dari menghasilkan anak-anak Indonesia yang bebas stunting.

Baca Juga: Agar Tidak Lupa Minum Pil KB, Ini Tujuh Tipsnya

Stunting, ketika anak gagal tumbuh.

Apa itu stunting? Stunting adalah kondisi gagal pertumbuhan pada anak, tidak hanya secara fisik yang ditandai dengan tubuh lebih pendek dibanding dengan anak seumurannya tapi juga perkembangan otak yang tidak optimal karena kekurangan gizi dalam waktu lama. Angka stunting di Indonesia masih sangat tinggi yaitu mencapai 27,67% pada 2019. Angka tersebut menurut standar WHO sangat berbahaya karena WHO mensyaratkan angka prevalensi stunting kurang dari 20%.

Lantas apa kaitannya KB dengan stunting? Menurut Ketua Umum Pengurus Pusat Ikatan Bidan Indonesia (PP IBI), Dr. Emi Nurjasmi, M.Kes., faktor tingginya stunting di Indonesia salah satunya adalah karena jarak antar kehamilan yang terlalu dekat. Adapun Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) menyebutkan, jarak antar kehamilan yang ideal adalah 2-3 tahun. Jika kurang dari 2 tahun maka bisa berdampak buruk bagi kesehatan ibu dan anak.

Salah satu dampak secara nutrisi pada jarak kehamilan yang dekat adalah kesempatan untuk memberikan ASI eksklusif pada anak menjadi rendah. Padahal memberikan ASI eksklusif menjadi langkah awal dalam menyelamatkan anak dari risiko terjadinya stunting. ASI eksklusif adalah sumber makanan terbaik untuk bayi, karena kaya akan nutrisi mikro dan makro yang dapat mengoptimalkan fungsi kognitif anak. Tak hanya itu, bayi yang mendapatkan ASI eksklusif memiliki imun tubuh yang lebih kuat. Pada anak yang jarang mengalami sakit, maka stimulasi tumbuh kembangnya bisa berjalan sesuai usia.

Peran KB dalam mencegah terjadinya stunting.

Jika dibaca dari pemaparan di atas maka pesan terkuatnya adalah pentingnya merencanakan kehamilan demi terhindar dari segala risiko akibat jarak kehamilan yang terlalu dekat. Sedangkan KB bertujuan untuk mengatur kehamilan pasangan usia subur, termasuk diantaranya adalah mengatur jarak kehamilan. Intervensi yang dilakukan KB dalam merencanakan kehamilan adalah dengan menggunakan kontrasepsi.

Adapun metode kontrasepsi yang efektif mencegah kehamilan adalah kontrasepsi modern dengan jenis yang beragam, mulai dari kondom, pil, suntik, IUD, sampai implan. Untuk memilih KB yang tepat, kamu dan suami harus berkonsultasi kepada dokter kandungan agar kontrasepsi yang dipilih sesuai kebutuhan kamu dan suami.

Dengan mengatur jarak kehamilan maka sebenarnya kamu dan suami juga telah memberikan kesempatan bagi tubuh ibu untuk memulihkan diri pasca melahirkan. Jadi membuat tubuh ibu kembali sehat sambil memastikan kecukupan gizi anak. Ini mengapa ber-KB adalah kontribusi pasangan suami-istri dalam menghasilkan generasi penerus Indonesia yang berkualitas.

Baca Juga: Sehabis Pasang KB Susuk Tak Boleh Kerja Berat, Betulkah?

Kamu bisa langsung berkonsutasi ke Halo DKT dengan menghubungi nomer Whatsapp Halo DKT 0811-1-326459 atau melalui link berikut: https://bit.ly/halodktwhatsapp pada hari Senin hingga Jumat pukul 08.00 – 17.00 WIB. Tak perlu ragu untuk bertanya atau berkonsultasi, sebab segala informasi yang kamu sampaikan akan dijamin kerahasiaannya.

Amankah Gonta-Ganti KB?

Sebaiknya konsultasikan dulu ke dokter kandungan ketika ingin ganti metode KB.

Salah satu teknologi kedokteran yang berperan besar dalam menciptakan generasi berkualitas adalah kontrasepsi. Alat pencegah kehamilan ini membuat setiap pasangan bisa menjalani Keluarga Berencana (KB) dengan lebih praktis. Apalagi ada begitu banyak pilihan metode yang bisa disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi tubuh. Tak hanya itu, ber-KB saat ini juga tidak sekadar merencanakan kehamilan tapi juga memberikan beragam manfaat kesehatan bagi peserta KB.

Baca Juga: Ini 6 Keunggulan Metode KB Implan Alias ‘Susuk’

Dengan beragamnya pilihan metode KB, mungkin kamu bertanya-tanya, apakah boleh gonta-ganti KB sampai benar-benar menemukan yang cocok? Pada prinsipnya mengganti metode KB tidak dilarang. Hanya saja sama seperti ketika pertama kali menggunakan KB, kamu sangat disarankan untuk berkonsultasi dulu ke dokter kandungan sebelum memutuskan menggantinya.

Sebenarnya berkonsultasi ke dokter kandungan adalah langkah awal untuk menemukan metode KB mana yang terbaik untuk kamu. Karena itu ketika kamu konsultasi untuk mengganti metode KB, dokter akan bertanya apa yang melatar-belakangi kamu melakukan hal tersebut. Apakah ada efek samping yang dirasakan dari metode KB yang lama? Atau karena kamu sudah terlalu lama menggunakan KB tertentu dan merasa sudah saatnya untuk mengganti?

Setelah itu dokter kandungan juga akan menganalisa status kesehatan kamu sebelum merekomendasikan metode KB baru yang bisa dipilih. Apa sajakah itu?

  • Berat badan: Dokter kandungan akan memilihkan metode KB yang tidak berpotensi menaikkan berat badan, apabilan kondisinya saat ini berat badan kamu masuk kategori obesitas. Adapun metode KB yang disarankan untuk kamu adalah non hormonal seperti intrauterine device (IUD). Kamu bisa memilih IUD Andalan yang memberikan perlindungan hingga 8 tahun.
  • Merokok: Jika kamu merokok dan berusia di atas 35 tahun, harus sangat berhati-hati dalam memilih metode KB. Misalnya pil KB, tidak disarankan kepada perokok karena zat di dalam rokok bisa mengacaukan kerja hormon pil KB.
  • Obat rutin yang diminum: Ada beberapa jenis obat tertentu yang bisa kontraindikasi atau berlawanan dengan kandungan hormon yang ada di dalam KB. Karena itu, penting untuk menyampaikan kepada dokter bagaimana status kesehatan dan obat rutin apa saja yang kamu minum.

Jangan ada jeda antara metode KB baru dengan yang lama.

Lalu pertanyaan baru muncul, apakah perlu jeda dari melepas KB lama sampai memasang KB yang baru? Para dokter kandungan justru merekomendasikan untuk tidak berjeda, mengapa? Untuk mencegah terjadinya kehamilan yang tidak direncanakan. Teknologi KB saat ini, sangat cepat mengembalikan kesuburan sesaat kamu berhenti ber-KB, ini mengapa sangat disarankan untuk tidak ada jeda saat ingin mengganti metode KB.

Bahkan biasanya dokter kandungan akan menyarankan agar kamu tidak bercinta dulu atau menggunakan kondom, setidaknya seminggu atau sebulan setelah berganti metode KB. Karena metode KB yang baru memerlukan waktu untuk beradaptasi dengan tubuh agar optimal merencanakan kehamilan.

Adaptasi tubuh terhadap metode KB baru juga akan menimbulkan beberapa perubahan yang harus kamu antisipasi. Apa sajakah itu? Sebagian besar efek yang muncul adalah spotting atau keluar bercak darah selama beberapa bulan jika kamu berganti ke pil KB. Atau kamu akan merasakan kram di perut saat berganti ke KB IUD. Bisa juga kamu akan merasakan migrain atau mood swing saat berganti dari KB non hormonal ke KB hormonal. Tapi tidak perlu panik, karena secara perlahan hormon di dalam tubuh akan bekerja sesuai metode KB yang kamu pilih.

Baca Juga: Bukan Mitos, Pil KB bisa Bikin Kulit Mulus dan Glowing

Kamu bisa langsung berkonsutasi ke Halo DKT dengan menghubungi nomer Whatsapp Halo DKT 0811-1-326459 atau melalui link berikut: https://bit.ly/halodktwhatsapp pada hari Senin hingga Jumat pukul 08.00 – 17.00 WIB. Tak perlu ragu untuk bertanya atau berkonsultasi, sebab segala informasi yang kamu sampaikan akan dijamin kerahasiaannya.

6 Alasan Mengapa Pasca Melahirkan Harusnya Ber-KB

Meski menyusui sebaiknya segeralah ber-KB.

Kebanyakan ibu baru lupa betapa pentingnya ber-KB setelah melahirkan karena berpikir selepas masa nifas organ reproduksi tidak langsung bisa ovulasi. Faktanya secara rata-rata ovulasi pertama terjadi 45 hari pasca persalinan. Karena itu sebaiknya jangan menunda ke dokter kandungan untuk berkonsultasi metode KB yang aman untuk ibu menyusui.

Baca Juga: Ibu Menyusui bisa Menggunakan Pil KB Laktasi, lho! Apa Bedanya dengan Pil KB Biasa?

Jika kamu kuatir metode KB yang kamu pilih bisa mengacaukan produksi ASI, maka sebaiknya kamu menghapus persepsi ini. Bahkan sekarang tersedia metode KB yang memang didesain khusus untuk mendukung ibu yang baru melahirkan agar tetap bisa memberikan ASI yang berkualitas. Adalah pil KB Andalan Laktasi yang hanya mengandung hormon Linestrenol atau progestin yang tidak akan mengganggu produksi ASI.

Agar kamu semakin paham mengapa ber-KB pasca melahirkan sangat dianjurkan, simaklah 6 alasannya berikut ini:

  1. Selesai masa nifas, ibu bisa segera hamil
    Ingatlah kalau ovulasi terjadi dua minggu sebelum menstruasi. Ini artinya selepas nifas dan kamu langsung bercinta dengan suami tanpa keduanya ber-KB maka peluang terjadinya kehamilan sangat tinggi. Bisa jadi siklus menstruasi berikutnya tidak terjadi karena sperma berhasil membuahi sel telur dan kehamilan pun terjadi. Situasi inilah yang sering kali disebut sebagai “kebobolan” selepas melahirkan.
  2. Meski kamu menyusui bukan berarti kehamilan tidak bisa terjadi
    Memang menyusui adalah salah satu bentuk mencegah kehamilan secara tradisional. Hanya saja ada persyaratannya agar menyusui bisa berpotensi besar untuk mencegah kehamilan. Persyaratannya adalah kamu harus menyusui anak secara langsung atau direct breast feeding dan bayi berusia kurang dari enam bulan. Jika syarat-syarat ini tidak terpenuhi maka meski menyusui peluang terjadinya kehamilan tetap tinggi
  3. Ovulasi pertama para ibu yang tidak menyusui secara rata-rata adalah 45 hari setelah melahirkan.
    Jika karena kondisi tertentu kamu tidak menyusui atau tidak menyusui secara langsung (direct breastfeeding) maka ovulasi pertamanya terjadi 25-72 hari setelah melahirkan. Tapi secara rata-rata adalah 45 hari setelah melahirkan. Dari pada kamu “kebobolan” lebih baik segera ber-KB pasca melahirkan.
  4. Berikanlah kesempatan bagi tubuh untuk pulih secara sempurna pasca melahirkan
    Ketika kamu merencanakan kehamilan, maka sebenarnya kamu juga sedang memberikan kesempatan bagi tubuh untuk pulih secara sempurna. Jarak kehamilan yang terlalu dekat tidak hanya berisiko kepada ibu dan bayi yang dikandung. Risikonya pada ibu adalah bisa mengalami pendarahan dan keguguran. Sedangkan pada bayi bisa memicu terjadinya kelahiran prematur atau berat badan rendah.
  5. Ber-KB pasca melahirkan juga mendukung kesehatan mental ibu
    Setelah melahirkan kamu dan suami pasti punya segudang rencana dan harapan untuk Sang Buah Hati. Tapi bukan berarti kamu melupakan mimpi pribadimu sendiri. Sehingga kebutuhan aktualisasi diri pun bisa terpenuhi dengan baik dan ini tentu mendukung kesehatan mental kamu.
  6. Fokus pada kebutuhan anak yang baru dilahirkan
    Dengan ber-KB maka kamu dan suami bisa optimal dalam memenuhi kebutuhan anak yang baru dilahirkan. Pasca melahirkan, kebutuhan anak sangatlah banyak mulai dari kunjungan rutin ke dokter untuk imunisasi, membangun ikatan antara orang tua dengan anak, memberikan stimulasi demi mengejar golden age yang semuanya bertujuan memberikan proses tumbuh kembang yang optimal kepada anak.

Jadi jangan tunda-tunda lagi ya, segeralah ber-KB pasca melahirkan. Ingat membangun keluarga yang berkualitas tidak hanya tentang merencanakan kehamilan tapi juga menjaga jarak kelahiran antar anak sehingga baik orang tua maupun anak-anak semuanya merasakan proses bertumbuh bersama.

Baca Juga: Macam-macam KB IUD Non-Hormonal, Mana yang Cocok Untukmu?‎

Kamu bisa langsung berkonsutasi ke Halo DKT dengan menghubungi nomer Whatsapp Halo DKT 0811-1-326459 atau melalui link berikut: https://bit.ly/halodktwhatsapp pada hari Senin hingga Jumat pukul 08.00 – 17.00 WIB. Tak perlu ragu untuk bertanya atau berkonsultasi, sebab segala informasi yang kamu sampaikan akan dijamin kerahasiaannya.

Persiapan Sebelum Pasang KB IUD

Pemasangan KB IUD hanya 5 menit tapi masa pakainya bisa sampai dan efektif mencegah kehamilan hingga 99,9%!

Intrauterine device (IUD) atau yang lebih sering disebut KB spiral adalah salah satu jenis kontrasepsi jangka panjang yang banyak dipilih oleh perempuan aktif. Disebut sebagai kontrasepsi jangka panjang karena masa pakai KB IUD bisa sampai 8 tahun! Adapun beberapa kelebihan yang menjadi ‘daya tarik’ perempuan untuk kemudian memilih KB IUD adalah tidak mempengaruhi hormon tubuh sehingga tetap aman digunakan untuk ibu menyusui, tidak menyebabkan terjadinya mood swing menjelang PMS dan tetap nyaman ketika bercinta.

Baca Juga: Bolehkah Pakai Menstrual Cup Saat Gunakan KB Spiral atau IUD?

Untuk kamu yang sudah mantap memilih KB IUD, pasti sudah tahu juga kelebihan-kelebihan kontrasepsi ini. Tapi apakah kamu sudah tahu juga kalau KB IUD ada dua jenis, yaitu IUD non hormonal dan IUD hormonal. Keduanya sama-sama berbentuk ‘T’ hanya saja lapisan tembaga yang ada pada batang vertikal pada IUD non hormonal mengeluarkan tembaga untuk mengacaukan kerja sperma sehingga tidak dapat membuahi sel telur. Sedangkan IUD hormonal, mengeluarkan hormon progestin untuk membuat lendir serviks mengental sehingga sperma kesulitan untuk membuahi sel telur.

Yang harus dipersiapkan sebelum pemasangan KB IUD.

Setelah mengetahui jenis dan cara kerja KB IUD, kamu pasti penasaran kapan waktu terbaik untuk pemasangannya? Sebenarnya KB IUD bisa dipasang kapan saja, selama kamu dalam keadaan tidak hamil. Namun waktu yang direkomendasikan adalah pada saat menstruasi, karena kondisi serviks pada saat ini sedang terbuka sehingga proses pemasangan KB IUD jadi lebih mudah dan minim rasa sakit. Namun bahkan banyak juga perempuan yang memilih untuk segera memasangnya sesaat setelah melahirkan.

Adapun persiapan sebelum pemasangan KB IUD adalah melakukan tes kehamilan untuk memastikan kamu memenuhi persyaratan untuk pemasangan. Lalu setelah itu, kamu juga akan disarankan untuk melakukan pemeriksaan infeksi menular seksual (IMS). Jika pemasangan IUD dilakukan saat ada IMS maka bakteri bisa masuk ke dalam rahim dan menyebabkan infeksi serius.

Jika semua persiapan itu sudah dilakukan, maka kamu siap masuk ke tahap pemasangan. Durasi pemasangan sebenarnya hanya memakan waktu sekitar 5-10 menit saja. Adapun pemasangan KB IUD sebaiknya dilakukan oleh dokter atau bidan.

Lantas bagaimanakah prosedur pemasangan KB IUD?

  1. Untuk mengurangi rasa nyeri atau rasa tidak nyaman saat pemasangan KB IUD, biasanya dokter atau bidan akan memberikan obat Pereda nyeri.
  2. Lalu dokter atau bidan akan membersihkan vagina serta disuntik anestesi lokal ke leher rahim. Setelah itu dimasukkan alat aspirator endometrium untuk mengukur kedalaman rahim. Biasanya panjang KB IUD antara 3-4 sentimeter. Tapi pada kasus spesial seperti perempuan yang memiliki rahim pendek, saat ini sudah tersedia KB IUD yang panjangnya hanya 2,8 sentimeter seperti IUD Andalan Cu 375 Sleek.
  3. KB IUD sendiri dimasukkan ke dalam rahim dengan menggunakan alat khusus yang bentuknya seperti tabung. Setelah sampai pada kedalaman rahim yang tepat, maka KB IUD didorong agar keluar dari tabung. Setelah dikeluarkan, bagian KB IUD yang horizontal yang tadinya bengkok akan kembali ke bentuk awal yaitu seperti huruf ‘T’
  4. Biasanya akan timbul rasa tidak nyaman sesaat setelah KB IUD dipasang, seperti rasa nyeri atau kram di area perut. Tak perlu kuatir, ini adalah hal yang wajar. Untuk meredakannya, kamu bisa mengompresnya dengan handuk hangat atau minum obat pereda nyeri.

Setelah pemasangan KB IUD, kamu tetap bisa beraktivitas seperti biasa. Dan jika kamu ingin mengeluarkannya karena ingin kembali hamil, maka segeralah bertemu dokter. Berbeda dengan pemasangan yang bisa juga dilakukan oleh bidan, untuk pengeluaran KB IUD hanya bisa dilakukan oleh dokter. Pasca dilepas, KB IUD tidak akan mempengaruhi kesuburan kamu. Adapun reaksi yang mungkin muncul adalah kram perut atau pendarahan vagina ringan antara 1 sampai 2 hari. Biasanya dokter akan membekali kamu dengan obat pereda nyeri untuk mengantisipasi kondisi tersebut.

Baca Juga: Bersenggama bisa Menggeser KB IUD, Ah Cuma Mitos

Kamu bisa langsung berkonsutasi ke Halo DKT dengan menghubungi nomer Whatsapp Halo DKT 0811-1-326459 atau melalui link berikut: https://bit.ly/halodktwhatsapp pada hari Senin hingga Jumat pukul 08.00 – 17.00 WIB. Tak perlu ragu untuk bertanya atau berkonsultasi, sebab segala informasi yang kamu sampaikan akan dijamin kerahasiaannya.

Memilih KB Sesuai Usia

Seiring bertambahnya usia, preferensi kamu dalam memilih KB harus disesuaikan dengan gaya hidup dan kondisi organ kesehatan.

Jika selama ini kamu hanya tahu kalau KB modern itu ada yang masa pakainya panjang dan masa pakai pendek, maka kamu harus menambah informasi terkait memilih KB sesuai usia. Karena seiring bertambahnya usia, preferensi kamu tentang KB modern menjadi sangat terbuka pada inovasi baru. Tak hanya itu, pemilihan KB juga sangat tergantung pada kondisi tubuh. Penting sekali untuk kamu membaca bagaimana memilih KB sesuai dengan usia.

Baca Juga: Amankah Gonta-Ganti KB?

Kondom aman untuk segala usia

Mengapa kondom aman untuk segala usia? Karena pemakaiannya yang praktis membuat KB kondom digemari di setiap usia. Apalagi kondom tidak hanya berfungsi mencegah kehamilan tapi juga mencegah terjadinya infeksi menular seksual (IMS). Ini mengapa kondom disebut sebagai kontrasepsi yang memberi perlindungan ganda di segala usia.

Kontrasepsi untuk ibu muda

Kamu yang berusia 20-30 tahun biasanya menjarakkan kelahiran anak 3-5 tahun dan dengan aktivitas yang segudang, pastinya kamu mencari kontrasepsi yang praktis. Maka kontrasepsi yang cocok untuk kamu adalah pil KB, KB implant dan KB suntik. Dan jika kamu ingin kembali hamil, maka bisa segera menghentikannya dan tidak akan mengganggu fertilitas. Disamping itu sekarang KB hormonal ada yang memberikan manfaat kesehatan seperti mencegah terjadinya jerawat, membuat kulit mulus dan glowing. Adalah pil KB Elzsa yang bisa mengabulkan keinginanmu untuk merencanakan kehamilan sambil merawat kecantikan kulit.

Kontrasepsi untuk ibu berusia 35-40 tahun

Umumnya pada rentang usia ini, anak-anak sudah beranjak remaja. Ini artinya kamu dan suami perlu fokus pada kebutuhan anak yang sedang pubertas dan butuh banyak perhatian dari orangtuanya. Maka penting untuk tetap ber KB pada masa ini. Adapun pilihan KB yang cocok untuk rentang usia ini adalah yang jangka panjang seperti KB IUD. Penggunaan IUD juga tidak akan mengganggu aktivitas bercinta dengan suami. Jadi misi menjaga kehangatan rumah tangga tetap bisa terwujudkan.

Kontrasepsi untuk ibu berusia 40 tahun ke atas

Banyak perempuan berpersepsi ketika memasuki usia 40 tahun maka waktunya berhenti ber KB karena akan memasuki masa menopause. Tapi setelah KB dilepas, justru “kebobolan” dan hamil di usia yang cukup matang. Hamil di usia 40 tahun ke atas lebih berisiko. Para dokter kandungan menyebutkan, ibu yang hamil di usia 40 tahun ke atas berisiko terkena diabetes, tekanan darah tinggi, atau bahkan penyakit tiroid. Ini semua bisa meningkatkan risiko keguguran, preeklamsia dan bayi lahir prematur.

Jadi janganlah berhenti ber KB jika kamu belum benar-benar memasuki masa menopause. Adapun pilihan KB yang ideal di usia ini adalah KB IUD atau pil KB. Malah beberapa penelitian menyebutkan jika kamu mulai merasakan gejala-gejala menopause, pil KB dengan kandungan hormon estrogen bisa membuat gejala-gejala jadi lebih ringan. Tapi pastikan kamu sudah konsultasi ke dokter, khususnya untuk kamu yang memiliki riwayat darah tinggi dan merokok, maka KB dengan kandungan estrogen bisa berisiko menyebabkan gangguan vaskuler.

Pada intinya, memilih KB yang tepat memang harus disesuaikan dengan kondisi fisik serta aktivitas kamu. Dan selalu konsultasi ke dokter kandungan setiap kali ingin mengganti metode KB, agar kamu benar-benar memakai KB yang aman untuk tubuh.

Baca Juga: Cegah Stunting dengan Ber-KB

Kamu bisa langsung berkonsutasi ke Halo DKT dengan menghubungi nomer Whatsapp Halo DKT 0811-1-326459 atau melalui link berikut: https://bit.ly/halodktwhatsapp pada hari Senin hingga Jumat pukul 08.00 – 17.00 WIB. Tak perlu ragu untuk bertanya atau berkonsultasi, sebab segala informasi yang kamu sampaikan akan dijamin kerahasiaannya.

Begini Mendiskusikan Metode KB dengan Anak yang Mulai Dewasa dan Aktif Secara Seksual

Dulu saat ia kecil, sosok ibu adalah dunianya. Sekarang ia sudah remaja, punya kehidupannya sendiri, dan mulai naksir dengan teman sebaya. Orangtua manapun pasti waswas menyaksikan anaknya tumbuh dewasa. Ibu dan ayah bisa saja bersikeras bahwa anak masih terlalu muda untuk mengetahui apapun soal seks, namun kenyataannya ia sudah menstruasi, sudah mengerti rasanya tertarik dengan orang lain, dan sudah berisiko hamil. Jika orangtua tidak mengajaknya berdiskusi soal hubungan yang sehat, memberi edukasi seksual, dan menginformasikan metode KB sejak sekarang, kapan lagi?

Berikut beberapa tips mendiskusikan metode KB dengan anak yang sudah mulai dewasa.

Baca Juga: Mengatasi Endometriosis dengan Pil KB, Apakah Bisa?

  • Sebelum mulai berdiskusi, singkirkan segala pikiran negatif yang ada.
    Mendiskusikan seks dan kontrasepsi dengan terbuka bukan berarti mendorong anak berhubungan seks sedini mungkin. Kenyataannya, anak-anak yang diberikan pendidikan seks sejak dini oleh orangtua mereka justru lebih banyak menunda berhubungan seks hingga waktu yang tepat dan menggunakan kontrasepsi di masa depan (Bourke, Boduszek, Kelleher, et al., 2014). Soalnya, mereka jadi lebih paham bahwa bila kurang berhati-hati, seks bisa berisiko. Sebaliknya, anak-anak yang tak bisa mendiskusikan seks akibat tabu justru bisa menjadi semakin penasaran dan berusaha mencari tahu segalanya tanpa melibatkan orangtua.
  • Jelaskan pada anak bahwa ini adalah topik yang penting untuk didiskusikan secara terbuka karena ia sudah mulai dewasa dan karena ayah ibunya sayang padanya.
    Ketika anak mulai memasuki masa remaja, orangtua tak bisa sepenuhnya memantau aktivitas anak. Yang bisa dilakukan oleh orangtua adalah memberi kepercayaan dan membimbing anak agar mampu membuat keputusan-keputusan yang baik untuk dirinya sendiri. Beritahu anak bahwa dalam diskusi ini, ia bebas menanyakan hal apapun serta curhat tanpa penghakiman. Apapun yang ia sampaikan tidak akan mengurangi kasih sayang orangtua untuknya.
  • Bantu anak mengenal tubuhnya.
    Gunakan nama ilmiah yang benar, misalnya vulva, vagina, labia, klitoris, penis, skrotum, dan testis, bukan istilah yang diperhalus seperti ‘Miss V’, ‘organ intim’, ‘Mr.P’, atau ‘anu’. Kalau orangtua tak nyaman mengucapkannya, anak bisa jadi tidak nyaman juga. Padahal, menyebut istilah organ reproduksi yang benar sejak masih kecil bisa menambah pemahaman serta rasa nyaman saat mengobrol soal kesehatan reproduksi, sehingga bisa melindungi anak dari risiko pelecehan seksual (Matthews, 2017, Psychology Today). Jelaskan fungsi tiap organ seksual dan reproduksi serta cara menjaganya. Tanyakan pada anak sejauh apa ia mengerti bagaimana kehamilan terjadi. Bila ada pemahamannya yang salah, paparkan yang sebenarnya.
  • Jelaskan mengenai berbagai metode KB yang bisa dipakai untuk mencegah kehamilan
    Tanpa menghakimi anak, pelan-pelan tanyakan pada anak apakah ia sudah pernah berhubungan seks atau memikirkan soal seks. Tanyakan apakah ia paham soal metode KB untuk mencegah kehamilan dan cara mencegah infeksi menular seksual (IMS). Diskusikan berbagai alternatif untuk mencegah kehamilan, mulai dari menunda berhubungan seks, memakai kondom, minum pil KB, suntik KB, pasang KB implan, menggunakan IUD, hingga mengonsumsi pil kontrasepsi darurat. Jelaskan pada anak bagaimana menunda kehamilan bisa membantunya fokus pada hal-hal yang ingin dicapai terlebih dahulu, seperti pendidikan, karir idaman, atau cita-cita lainnya. Tanyakan soal tujuan-tujuan yang ingin dicapai oleh anak dan bahaslah lebih lanjut.
  • Ajaklah anak berkonsultasi soal metode KB dengan dokter atau bidan.
    Tergantung dari jawaban anak saat sebelumnya ditanya soal seberapa jauh ia sudah aktif secara seksual, bantu anak mencari tahu apa yang ia butuhkan. Metode KB boleh, kok, mulai digunakan sejak jauh hari saat masih remaja, baik ketika anak sudah pernah berhubungan seks maupun belum pernah sama sekali. Bila memang dibutuhkan, ajak anak berkonsultasi soal metode KB dan kesehatan reproduksinya dengan dokter atau bidan.

Baca Juga: Metode KB Terbaik untuk Orang dengan HIV

Itulah lima tips mendiskusikan metode KB dengan anak yang mulai dewasa dan aktif secara seksual. Selain itu, jika kamu masih punya pertanyaan atau ingin berkonsultasi, kamu pun bisa menghubungi Halo DKT melalui layanan bebas pulsa 0800-1-326459 atau Whatsapp ke 0811-1-326459 dengan mengklik tautan ini pada hari Senin hingga Jumat pukul 08.00 – 17.00 WIB. Tak perlu ragu untuk bertanya atau berkonsultasi, sebab segala informasi yang kamu sampaikan akan dijamin kerahasiaannya.

Menyingkap Mitos Seputar KB Modern

Mitos-mitos ini membuat banyak pasangan ragu untuk ber-KB

Merencanakan kehamilan dengan ber-KB adalah tanggung jawab suami dan istri. Karena tujuannya adalah menciptakan keluarga yang sehat dan sejahtera. Maka untuk mencapai tujuan ini, baik suami maupun istri punya peran yang penting dalam serta memutuskan metode KB mana yang hendak dipilih.

Baca Juga: Mencegah Kehamilan dengan Kontrasepsi: 6 Metode KB Modern dan Masa Perlindungannya

Jika dilihat dari metodenya, KB terdiri dari tradisional dan modern. Keduanya sama-sama merencanakan kehamilan, tapi apakah yang membedakan antara KB tradisional dengan KB modern? KB tradisional meliputi senggama putus, pantang berkala atau metode kalender dan pemberian ASI eksklusif. Sedangkan KB modern meliputi kondom, pil, suntik, implan, dan kontrasepsi darurat.

Diantara keduanya yang paling praktis dan efektif mencegah kehamilan adalah KB modern. Tapi data PBB pada 2019 menyebutkan, 1 dari 4 kehamilan di dunia adalah kehamilan yang tidak direncanakan (KTD). Kok bisa? Karena mengandalkan KB tradisional dan enggan menggunakan KB modern. Ada banyak mitos yang menyelubungi metode KB modern. Inilah yang kemudian membuat banyak pasangan ragu atau bahkan takut untuk menggunakannya.

Agar kamu tidak terjebak pada rasa takut menggunakan KB modern hanya karena mitos yang bersumber pada informasi yang tidak jelas, mari kita singkap bersama fakta sesungguhnya tentang KB modern.

Mitos 1 : Semua KB modern menggunakan hormon

Faktanya KB modern terdiri atas hormonal dan non hormonal. Jadi untuk kamu yang ingin ber-KB non hormonal, bisa menggunakan kondom, intrauterine device (IUD) atau biasa disebut spiral. Kelebihan dari KB modern adalah para laki-laki pun bisa berperan aktif dalam mencegah kehamilan yaitu dengan menggunakan kondom. Kontrasepsi ini bekerja dengan menampung sperma di dalam kantong kondom sehingga tidak dapat masuk ke saluran reproduksi wanita. Kabar baiknya lagi, teknologi KB modern memungkinkan pengguna kondom merasakan manfaat ganda seperti memaksimalkan performa bercinta karena dilengkapi pelumas khusus yang dapat menunda ejakulasi. Kondom Supreme Premium adalah contohnya.

Untuk KB spiral, meski non hormonal tetap bisa mencegah kehamilan dengan cara melepaskan unsur tembaga secara perlahan-lahan agar sel sperma tidak bisa membuahi sel telur. Dan terbukti secara klinis memiliki efektivitas hingga 99%! Adapun masa perlindungannya bisa 5 sampai 10 tahun, jadi sangat praktis dan nyaman.

Mitos 2 : KB modern pengaruhi kesuburan di masa depan

Ini bisa jadi salah satu mitos yang paling banyak “menakut-nakuti” orang untuk menggunakan KB modern. Padahal faktanya, KB modern dibuat berdasarkan hasil penelitian medis yang bertujuan mengatur kesuburan agar tidak terjadi kehamilan. Kesuburan sendiri diatur dengan cara hormonal atau non hormonal. Dan ketika penggunaan kontrasepsi dihentikan, maka kesuburan akan kembali seperti semula. Contohnya pil KB, sesaat kamu berhenti mengkonsumsinya, kesuburan akan kembali dengan segera.

Mitos 3: KB modern bikin gemuk.

Mitos ini membuat banyak perempuan takut menggunakan KB modern. Padahal faktanya, KB modern, khususnya yang hormonal tidak terbukti membuat berat badan bertambah. Sebuah studi yang dilakukan pada 2014 yang melibatkan perempuan dengan berat badan normal dan obesitas yang mengonsumsi pil KB. Sebagaimana disebutkan pada US National Library of Medicine National Institute of Health, hasil studi ini menyebutkan tidak terjadi penambahan indeks massa tubuh selama para responden mengonsumsi pil KB.

Mitos 4: Batas umur maksimal yang bisa menggunakan KB modern adalah 35 tahun.

Jika kamu berpikir perempuan berusia 40 tahun tidak bisa hamil, ini salah. Karena faktanya, perempuan tetap bisa hamil selama dia belum memasuki masa menopause. Sedangkan masa menopause sendiri dialami perempuan saat berusia 40 tahun ke atas. Jadi selama kamu belum menopause dan ingin merencanakan kehamilan, tetaplah ber-KB.

Baca Juga: KB Tradisional vs KB Modern, Mana yang Lebih Efektif?

Kamu bisa langsung berkonsutasi ke Halo DKT dengan menghubungi nomer Whatsapp Halo DKT 0811-1-326459 atau melalui link berikut: https://bit.ly/halodktwhatsapp pada hari Senin hingga Jumat pukul 08.00 – 17.00 WIB. Tak perlu ragu untuk bertanya atau berkonsultasi, sebab segala informasi yang kamu sampaikan akan dijamin kerahasiaannya.

Dear Pria, Ikutan Ber-KB Yuk!

Merencanakan keluarga dan menjaga kesehatan reproduksi adalah tanggung jawab suami dan istri.

Setiap kali berbicara tentang Keluarga Berencana atau KB, sebagian besar masyarakat kita langsung menunjuk wanita sebagai pihak yang harus bertanggung jawab. Padahal tujuan dari KB adalah menyiapkan keluarga yang sehat dan berkualitas. Ini artinya, pria sebagai mitra perempuan harus sama-sama bertanggung jawab untuk mewujudkannya.

Baca Juga: Amankah Gonta-Ganti KB?

Mispersepsi bahwa wanitalah yang paling bertanggung jawab untuk keluarga berencana inilah yang kemudian membuat kesertaan KB pria di Indonesia masih sangat rendah. Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2017 menyebutkan pemakaian kondom hanya 2,5% dan vasektomi hanya 0,2% dari total kepesertaan KB. Hasil yang tidak jauh berbeda juga terlihat pada Survei Kinerja dan Akuntabilitas Program Kependudukan Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga (KKBPK) pada 2019, yaitu capaian pemakaian KB kondom hanya 3% sedangkan vasektomi 0,2 persen.

Penyebabnya selain karena mispersepsi KB sebagai tanggung jawab perempuan, juga karena pengetahuan pria tentang kontrasepsi masih rendah. Untuk kontrasepsi kondom misalnya, masih banyak pria yang berpikiran alat pencegah kehamilan ini akan mempengaruhi kualitas berhubungan seksual. Padahal kenyataannya, kondom juga bisa berfungsi untuk menambah gairah ketika berhubungan seksual karena jenisnya yang beragam.

Berikut pilihan kondom yang bisa multifungsi, mulai dari mencegah terjadinya kehamilan, menambah gairah saat berhubungan seksual, sampai mencegah terjadinya infeksi menular seksual (IMS).

Kondom untuk pengantin baru.

Meski pengantin baru identik dengan gairah seksual yang menggelora, bukan berarti tidak boleh merencanakan kehamilan. Jika kamu dan istri sepakat untuk menunda kehamilan karena pertimbangan finansial dan kesiapan mental, jangan takut untuk menggunakan kondom sebagai metode KB. Merencanakan kehamilan bukan berarti tidak bisa mengeksplorasi gaya bercinta.

Malah bisa jadi kalau kamu memilih kondom beraroma buah yang segar, akan membuat seks oral kamu dengan istri tidak hanya menggairahkan tapi juga aman. Ketika istri melakukan stimulasi secara oral dan kamu menggunakan kondom maka kamu telah melindungi istrimu dari IMS. Ingatlah bahwa penyebaran IMS bukan hanya karena interaksi penis dan vagina saja, tapi juga melalui semua membran mukus atau tubuh yang berlendir seperti vagina, penis, anus, mata, dan mulut. Berterima kasihlah pada teknologi kesehatan yang membuat Fiesta Kondom dengan berbagai aroma mulai dari strawberry, grape, banana, durian, sampai gum.

Kondom untuk menambah durasi bercinta.

Salah satu rahasia rumah tangga agar tidak terasa monoton adalah menciptakan sensasi-sensasi baru saat bercinta. Dan jika bicara tentang sensasi, tidak melulu soal posisi karena juga bisa hanya sesederhana mencoba varian kondom. Misalnya saja kondom berbintil yang tentu membuat kamu semakin percaya diri ketika melihat istri meraih kepuasan yang maksimal.

Atau kondom dengan lubrikan khusus seperti Fiesta Delay. Kondom ini memiliki climax delay lubricant untuk mewujudkan keinginan kamu dan istri memiliki durasi bercinta yang lebih panjang.

Kondom premium.

Ini adalah jenis kondom dengan bahan lateks kualitas terbaik alias premium. Karena lateksnya adalah kualitas tertinggi maka terasa lebih halus, lebih tipis tapi kuat melindungi. Artinya ketika kamu memakai kondom ini, istri bisa semakin menikmati sesi bercinta yang nyaman dan aman.

Baca Juga: Mengenal Cara Kerja KB Hormonal

Melihat pilihan kondom yang beragam, kamu semakin percaya diri kan untuk memakainya. Pria Ber-KB itu Keren, karena tidak hanya melindungi aktivitas bercinta dari risiko IMS tapi menjadi bagian dari perencanaan keluarga yang berkualitas dan sehat. Kamu bisa langsung berkonsutasi ke Halo DKT dengan menghubungi nomer Whatsapp Halo DKT 0811-1-326459 atau melalui link berikut: https://bit.ly/halodktwhatsapp pada hari Senin hingga Jumat pukul 08.00 – 17.00 WIB. Tak perlu ragu untuk bertanya atau berkonsultasi, sebab segala informasi yang kamu sampaikan akan dijamin kerahasiaannya.

Panduan Memilih KB Untuk Perempuan yang Mengidap Hipertensi

Jangan takut, perempuan dengan hipertensi tetap aman ber-KB.

Kamu mengidap hipertensi dan takut untuk ber-KB? Tak perlu kuatir, karena KB modern saat ini tersedia dengan berbagai pilihan. Justru perempuan yang mengidap hipertensi sangat penting untuk merencanakan kehamilan. Mengapa?

Baca Juga: Lupa Minum Pil KB Satu Kali, Apakah Ada Kemungkinan Hamil?

Pada perempuan dengan hipertensi, kehamilan bisa meningkatkan risiko terjadinya preeklampsia, diabetes, penggumpalan darah, sampai serangan jantung. Bahkan Journal Therapeutic Advances in Cardiovascular Disease menyebutkan hipertensi pada perempuan lebih berbahaya dibanding pada laki-laki. Ini mengapa penting bagi perempuan yang mengidap hipertensi untuk merencanakan kehamilannya dengan ber-KB.

Langkah pertama yang harus kamu dan suami lakukan setelah sepakat untuk ber-KB adalah berkonsultasi ke dokter kandungan. Tujuannya adalah untuk mendapatkan informasi yang tepat dalam memilih kontrasepsi.

Adapun pilihan KB yang cocok untuk perempuan yang mengidap hipertensi adalah yang tidak mengandung hormon estrogen. Mengapa? Karena hormon estrogen dapat memicu naiknya tekanan darah. Namun pada beberapa kondisi, American College of Obstetrician and Gynecologist (ACOG) menyebutkan penggunaan KB hormonal yang mengandung estrogen tetap aman asalkan dengan syarat berusia kurang dari 35 tahun dan memiliki tekanan darah yang terkontrol. Ini artinya, kamu tidak hanya rutin minum obat tapi juga rajin kontrol ke dokter.

Sedangkan yang berusia 35 tahun ke atas, meskipun status pengobatan hipertensinya terkendali, kontrasepsi dengan kandungan estrogen tetap tidak dianjurkan. Dan kabar baiknya ada beragam pilihan kontrasepsi yang tetap aman dipilih. Apa sajakah itu?

  • IUD : Intrauterine device (IUD) atau spiral adalah KB yang aman untuk perempuan yang mengidap hipertensi karena tidak mengandung hormon apapun, seperti IUD Andalan. Lalu bagaimana KB non hormonal ini bekerja mencegah terjadinya kehamilan? KB berbentuk ‘T’ ini pada bagian vertikalnya terdapat kawat tembaga yang ketika dimasukkan akan mengacaukan cara kerja sperma hingga pembuahan sel telur pun tidak terjadi. KB IUD dapat memberikan perlindungan jangka panjang, yaitu 5-8 tahun. Tapi tak perlu kuatir karena IUD tidak akan mempengaruhi kesuburan ketika dilepaskan dari dalam rahim.
  • Implan : Meski termasuk KB hormonal, namun di dalam implant hanya terdapat hormon progestin. Jadi sangat aman untuk perempuan yang mengidap hipertensi. Implan sendiri berbentuk batang mungil kecil yang dimasukkan ke bawah kulit, persisnya di lengan atas. Tidak perlu kuatir, meski dimasukkan ke bawah kulit, ukurannya sangat kecil sehingga tidak akan terlihat. Hormon progestin akan dilepaskan secara perlahan dan membuat lendir serviks mengental. Kondisi inilah yang kemudian membuat sperma sulit bertemu serta membuahi sel telur. Andalan Implan memiliki masa perlindungan hingga 3 tahun, jadi sekali pasangan manfaatnya jangka panjang.
  • Minipil : Ini sebenarnya salah satu jenis pil KB, hanya saja bedanya kandungan hormon yang ada di dalam minipil hanyalah hormon progestin. Biasanya pil KB jenis ini jadi pilihan untuk ibu menyusui, tapi cocok juga untuk ibu dengan hipertensi.

Baca Juga: Mengenal Perbedaan KB Suntik 1 Bulan, 2 Bulan, dan 3 Bulan

Selain memilih KB yang tepat, perempuan yang mengidap hipertensi juga penting untuk mengatur pola makannya serta rajin berolahraga demi menjaga kualitas hidup. Kamu bisa langsung berkonsutasi ke Halo DKT dengan menghubungi nomer Whatsapp Halo DKT 0811-1-326459 atau melalui link berikut: https://bit.ly/halodktwhatsapp pada hari Senin hingga Jumat pukul 08.00 – 17.00 WIB. Tak perlu ragu untuk bertanya atau berkonsultasi, sebab segala informasi yang kamu sampaikan akan dijamin kerahasiaannya.

Mengenal Perbedaan KB Suntik 1 Bulan, 2 Bulan, dan 3 Bulan

Saat ini terdapat tiga pilihan kontrasepsi suntik, yaitu tiap 1 bulan, 2 bulan, dan 3 bulan. Apa saja perbedaanya?

KB suntik termasuk dalam kontrasepsi hormonal yang bertujuan untuk mencegah kehamilan yang tidak direncanakan.

Baca Juga: Minum Pil KB sekaligus Mencegah Anemia, Bisa Banget!

Metode kontrasepsi ini termasuk populer di Indonesia. Data SDKI 2017 menunjukkan ada 29% perempuan menikah berumur 15 hingga 49 tahun di Indonesia pengguna KB suntik. Harganya pun relatif terjangkau.

Pada dasarnya cara kerja KB suntik mirip dengan pil KB, yakni mencegah ovulasi dan mengentalkan cairan di leher rahim sehingga tidak bisa dilalui sel sperma. Bedanya tentu saja tidak perlu minum pil setiap hari.

Secara umum KB suntik memiliki tingkat efektivitas mencapai 99 persen. Untuk mencapai efektivitas tersebut, akseptor KB harus mendapatkan suntikan sesuai jadwal tanpa terlambat.

Pilihan untuk KB suntik seperti yang dimiliki Andalan cukup lengkap, ada yang tiap satu bulan sekali, dua bulan sekali, dan tiga bulan sekali dengan dosis hormone progestin yang bisa dipilih.

Yuk, cari tahu lebih lengkap tentang masing-masing jenis KB suntik ini.

  1. KB suntik satu bulan

    Kontrasepsi ini berisi hormone progestin dan estrogen sehingga sering disebut juga dengan KB suntik kombinasi.
    Untuk KB suntik Andalan, komposisinya adalah 50 mg Medroxprogesteron Acetate (hormone progestin) dan 10 mg Estradiol Cypionate (hormone estrogen).

    Kelebihan dari KB suntik satu bulan adalah tidak mengganggu siklus haid dan setelah suntik dihentikan, tingkat kesuburan kembali normal.

    Kekurangannya adalah harus rajin datang ke bidan atau dokter untuk mendapatkan suntikan, serta tidak bisa dipakai oleh wanita berusia di atas 35 tahun.

  2. KB suntik dua bulan

    KB suntik dua bulan merupakan pilihan terbaru dalam metode kontrasepsi suntik. KB Andalan Gestin F2 merupakan yang pertama di Indonesia.
    Kontrasepsi ini juga memiliki kombinasi hormone progesterone dan estrogen dengan komposisi 65 mg Medroxyprogesterone Acetate (hormone progestin) dan 7,5 mg Estradiol Cypionate (hormone estrogen).

    Mekanisme kerjanya ada sebagai berikut: Mencegah pematangan dan pelepasan sel telur, menebalkan cairan lendir pada leher rahim agar lebih sulit dilalui oleh sperma, dan menipiskan lapisan endometrium agar sel telur tidak dapat menempel bila masih terjadi pembuahan sel telur oleh sperma.

  3. KB suntik 3 bulan

    Ini merupakan KB suntik yang hanya berisi hormone progestin. Metode ini cocok untuk ibu yang masih menyusui karena tidak mengganggu produksi ASI.
    Walau demikian KB suntik 3 bulan dapat menyebabkan menstruasi tidak teratur atau bahkan tidak haid sama sekali. Selain itu sebagian wanita merasa nafsu makannya meningkat setelah mendapatkan kontrasepsi ini.

Baca Juga: Jangan Percaya Mitos Pil KB Bikin Gemuk

Kamu bisa langsung berkonsutasi ke Halo DKT dengan menghubungi nomer Whatsapp Halo DKT 0811-1-326459 atau melalui link berikut: https://bit.ly/halodktwhatsapp pada hari Senin hingga Jumat pukul 08.00 – 17.00 WIB. Tak perlu ragu untuk bertanya atau berkonsultasi, sebab segala informasi yang kamu sampaikan akan dijamin kerahasiaannya.

7 Manfaat Ber-KB Untuk Kesehatan Perempuan

Tidak hanya untuk merencanakan kehamilan, ber-KB juga memberikan manfaat kesehatan bagi perempuan.

Ingin membentuk keluarga yang bahagia dan ideal? Jawabannya adalah dengan melakukan Keluarga Berencana (KB), dengan begini kamu dan suami bisa punya persiapan yang matang dalam menyambut kehadiran sang buah hati dan juga memberikan kesempatan bagi tubuh kamu untuk pulih sempurna pasca melahirkan. Karena ber-KB tidak hanya sekadar menentukan jumlah anak tapi juga mengatur jarak antar kehamilan. Sehingga segala risiko kesehatan selama kehamilan dan persalinan, bisa diminimalisir dengan melakukan KB.

Baca Juga: Dear Suami, Begini Caranya Mendukung Istri Saat Ber-KB

Dan berterima kasihlah kepada teknologi kesehatan yang telah menemukan berbagai metode kontrasepsi modern sebagai cara untuk menjalani KB sambil menjaga kualitas hidup, khususnya kualitas hidup perempuan. Sebab saat ini kontrasepsi modern tidak hanya efektif untuk merencanakan kehamilan tapi juga memberikan berbagai manfaat kesehatan bagi tubuh perempuan.

Penasaran bagaimana KB modern bisa memberikan manfaat kesehatan bagi perempuan? Berikut daftar lengkapnya:

  1. Membuat perempuan lebih percaya diri ketika memasuki masa kehamilan.

    Melahirkan generasi yang berkualitas, sebenarnya sangat tergantung pada bagaimana kebebasan perempuan dalam merencanakan kehamilan. Ini berarti perempuan diberi kepercayaan untuk bisa mengukur kesiapan dirinya, baik secara fisik maupun mental dalam memasuki masa kehamilan. Ketika perempuan mengetahui dirinya sudah siap untuk hamil, maka dengan sendirinya akan menjaga kesehatan selama kehamilan. Maka lahirlah generasi-generasi berkualitas.

  2. Membuat siklus menstruasi jadi lebih teratur.

    Kontrasepsi modern seperti pil KB yang beredar di pasaran saat ini, justru bisa mengatasi berbagai masalah hormon yang dihadapi perempuan. Misalnya saja untuk perempuan yang memiliki masalah menstruasi seperti polycystic ovarian syndrome (PCOS) atau sindrom polikistik ovarium, penggunaan pil KB justru bisa mereduksi segala masalah kesuburan yang muncul.

  3. Membuat menstruasi jadi minim rasa sakit.

    Kontrasepsi hormonal menurut penelitian justru membuat perempuan terbebas dari rasa nyeri selama menstruasi. Adalah Rachel K. Jones yang mengumumkan hasil penelitiannya pada 2011 lalu, bahwa 31% perempuan yang ber-KB hormonal ternyata memiliki masa-masa menstruasi yang lebih nyaman karena tanpa rasa sakit. Jones menjelaskan, rasa nyeri saat menstruasi sebenarnya kontraksi rahim yang kemudian membuat perut terasa keram dan sakit.

  4. Menghilangkan jerawat.

    Tubuh perempuan sangat akrab dengan momen fluktuasi hormon. Inilah yang juga memicu terjadinya jerawat. Kontrasepsi seperti pil kombinasi yang terdiri dari hormon estrogen dan progesteron, ternyata efektif untuk mencegah terjadinya jerawat.

  5. Mengatasi anemia.

    Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) yang dilakukan Kementerian Kesehatan pada 2017 menyebutkan satu dari tiga ibu di Indonesia mengalami anemia. Adapun penyebab anemia adalah kekurangan zat besi. Dan sekarang sudah ada pil KB yang juga dilengkapi dengan Ferrous Fumarate (zat besi) seperti Pil KB Andalan FE. Jadi kemungkinan anemia kambuh saat menstruasi bisa teratasi dengan konsumsi pil KB yang dilengkapi dengan zat besi.

  6. Mencegah terjadinya migrain saat menstruasi.

    Kalau kamu sering sakit kepala atau migrain saat menstruasi, penyebabnya adalah level hormon estrogen dan progesteron yang merosot menjelang siklus menstruasi dimulai. Maka KB hormonal yang mengandung estrogen dan progesteron akan memberikan manfaat lebih dengan mencegah terjadinya migrain. Beragam KB hormonal seperti pil, implan atau IUD bisa menjadi solusi atas migrain saat menstruasi.

  7. Mencegah terjadinya radang panggul.

    Kontrasepsi hormonal seperti KB suntik, ternyata membuat lendir serviks jadi lebih kental. Ini membuat virus jadi sulit untuk masuk dan menginfeksi. Artinya risiko terjadinya radang panggul pun bisa diminimalisir.

Baca Juga: KB Tradisional vs KB Modern, Mana yang Lebih Efektif?

Ternyata menggunakan KB tidak semenakutkan mitos-mitos yang beredar luas. Malah sebaliknya, KB modern justru memberikan banyak manfaat kesehatan bagi tubuh perempuan. Kamu bisa langsung berkonsutasi ke Halo DKT dengan menghubungi nomer Whatsapp Halo DKT 0811-1-326459 atau melalui link berikut: https://bit.ly/halodktwhatsapp pada hari Senin hingga Jumat pukul 08.00 – 17.00 WIB. Tak perlu ragu untuk bertanya atau berkonsultasi, sebab segala informasi yang kamu sampaikan akan dijamin kerahasiaannya.