Amankah Gonta-Ganti KB?

Sebaiknya konsultasikan dulu ke dokter kandungan ketika ingin ganti metode KB.

Salah satu teknologi kedokteran yang berperan besar dalam menciptakan generasi berkualitas adalah kontrasepsi. Alat pencegah kehamilan ini membuat setiap pasangan bisa menjalani Keluarga Berencana (KB) dengan lebih praktis. Apalagi ada begitu banyak pilihan metode yang bisa disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi tubuh. Tak hanya itu, ber-KB saat ini juga tidak sekadar merencanakan kehamilan tapi juga memberikan beragam manfaat kesehatan bagi peserta KB.

Baca Juga: Ini 6 Keunggulan Metode KB Implan Alias ‘Susuk’

Dengan beragamnya pilihan metode KB, mungkin kamu bertanya-tanya, apakah boleh gonta-ganti KB sampai benar-benar menemukan yang cocok? Pada prinsipnya mengganti metode KB tidak dilarang. Hanya saja sama seperti ketika pertama kali menggunakan KB, kamu sangat disarankan untuk berkonsultasi dulu ke dokter kandungan sebelum memutuskan menggantinya.

Sebenarnya berkonsultasi ke dokter kandungan adalah langkah awal untuk menemukan metode KB mana yang terbaik untuk kamu. Karena itu ketika kamu konsultasi untuk mengganti metode KB, dokter akan bertanya apa yang melatar-belakangi kamu melakukan hal tersebut. Apakah ada efek samping yang dirasakan dari metode KB yang lama? Atau karena kamu sudah terlalu lama menggunakan KB tertentu dan merasa sudah saatnya untuk mengganti?

Setelah itu dokter kandungan juga akan menganalisa status kesehatan kamu sebelum merekomendasikan metode KB baru yang bisa dipilih. Apa sajakah itu?

  • Berat badan: Dokter kandungan akan memilihkan metode KB yang tidak berpotensi menaikkan berat badan, apabilan kondisinya saat ini berat badan kamu masuk kategori obesitas. Adapun metode KB yang disarankan untuk kamu adalah non hormonal seperti intrauterine device (IUD). Kamu bisa memilih IUD Andalan yang memberikan perlindungan hingga 8 tahun.
  • Merokok: Jika kamu merokok dan berusia di atas 35 tahun, harus sangat berhati-hati dalam memilih metode KB. Misalnya pil KB, tidak disarankan kepada perokok karena zat di dalam rokok bisa mengacaukan kerja hormon pil KB.
  • Obat rutin yang diminum: Ada beberapa jenis obat tertentu yang bisa kontraindikasi atau berlawanan dengan kandungan hormon yang ada di dalam KB. Karena itu, penting untuk menyampaikan kepada dokter bagaimana status kesehatan dan obat rutin apa saja yang kamu minum.

Jangan ada jeda antara metode KB baru dengan yang lama.

Lalu pertanyaan baru muncul, apakah perlu jeda dari melepas KB lama sampai memasang KB yang baru? Para dokter kandungan justru merekomendasikan untuk tidak berjeda, mengapa? Untuk mencegah terjadinya kehamilan yang tidak direncanakan. Teknologi KB saat ini, sangat cepat mengembalikan kesuburan sesaat kamu berhenti ber-KB, ini mengapa sangat disarankan untuk tidak ada jeda saat ingin mengganti metode KB.

Bahkan biasanya dokter kandungan akan menyarankan agar kamu tidak bercinta dulu atau menggunakan kondom, setidaknya seminggu atau sebulan setelah berganti metode KB. Karena metode KB yang baru memerlukan waktu untuk beradaptasi dengan tubuh agar optimal merencanakan kehamilan.

Adaptasi tubuh terhadap metode KB baru juga akan menimbulkan beberapa perubahan yang harus kamu antisipasi. Apa sajakah itu? Sebagian besar efek yang muncul adalah spotting atau keluar bercak darah selama beberapa bulan jika kamu berganti ke pil KB. Atau kamu akan merasakan kram di perut saat berganti ke KB IUD. Bisa juga kamu akan merasakan migrain atau mood swing saat berganti dari KB non hormonal ke KB hormonal. Tapi tidak perlu panik, karena secara perlahan hormon di dalam tubuh akan bekerja sesuai metode KB yang kamu pilih.

Baca Juga: Bukan Mitos, Pil KB bisa Bikin Kulit Mulus dan Glowing

Kamu bisa langsung berkonsutasi ke Halo DKT dengan menghubungi nomer Whatsapp Halo DKT 0811-1-326459 atau melalui link berikut: https://bit.ly/halodktwhatsapp pada hari Senin hingga Jumat pukul 08.00 – 17.00 WIB. Tak perlu ragu untuk bertanya atau berkonsultasi, sebab segala informasi yang kamu sampaikan akan dijamin kerahasiaannya.

6 Alasan Mengapa Pasca Melahirkan Harusnya Ber-KB

Meski menyusui sebaiknya segeralah ber-KB.

Kebanyakan ibu baru lupa betapa pentingnya ber-KB setelah melahirkan karena berpikir selepas masa nifas organ reproduksi tidak langsung bisa ovulasi. Faktanya secara rata-rata ovulasi pertama terjadi 45 hari pasca persalinan. Karena itu sebaiknya jangan menunda ke dokter kandungan untuk berkonsultasi metode KB yang aman untuk ibu menyusui.

Baca Juga: Ibu Menyusui bisa Menggunakan Pil KB Laktasi, lho! Apa Bedanya dengan Pil KB Biasa?

Jika kamu kuatir metode KB yang kamu pilih bisa mengacaukan produksi ASI, maka sebaiknya kamu menghapus persepsi ini. Bahkan sekarang tersedia metode KB yang memang didesain khusus untuk mendukung ibu yang baru melahirkan agar tetap bisa memberikan ASI yang berkualitas. Adalah pil KB Andalan Laktasi yang hanya mengandung hormon Linestrenol atau progestin yang tidak akan mengganggu produksi ASI.

Agar kamu semakin paham mengapa ber-KB pasca melahirkan sangat dianjurkan, simaklah 6 alasannya berikut ini:

  1. Selesai masa nifas, ibu bisa segera hamil
    Ingatlah kalau ovulasi terjadi dua minggu sebelum menstruasi. Ini artinya selepas nifas dan kamu langsung bercinta dengan suami tanpa keduanya ber-KB maka peluang terjadinya kehamilan sangat tinggi. Bisa jadi siklus menstruasi berikutnya tidak terjadi karena sperma berhasil membuahi sel telur dan kehamilan pun terjadi. Situasi inilah yang sering kali disebut sebagai “kebobolan” selepas melahirkan.
  2. Meski kamu menyusui bukan berarti kehamilan tidak bisa terjadi
    Memang menyusui adalah salah satu bentuk mencegah kehamilan secara tradisional. Hanya saja ada persyaratannya agar menyusui bisa berpotensi besar untuk mencegah kehamilan. Persyaratannya adalah kamu harus menyusui anak secara langsung atau direct breast feeding dan bayi berusia kurang dari enam bulan. Jika syarat-syarat ini tidak terpenuhi maka meski menyusui peluang terjadinya kehamilan tetap tinggi
  3. Ovulasi pertama para ibu yang tidak menyusui secara rata-rata adalah 45 hari setelah melahirkan.
    Jika karena kondisi tertentu kamu tidak menyusui atau tidak menyusui secara langsung (direct breastfeeding) maka ovulasi pertamanya terjadi 25-72 hari setelah melahirkan. Tapi secara rata-rata adalah 45 hari setelah melahirkan. Dari pada kamu “kebobolan” lebih baik segera ber-KB pasca melahirkan.
  4. Berikanlah kesempatan bagi tubuh untuk pulih secara sempurna pasca melahirkan
    Ketika kamu merencanakan kehamilan, maka sebenarnya kamu juga sedang memberikan kesempatan bagi tubuh untuk pulih secara sempurna. Jarak kehamilan yang terlalu dekat tidak hanya berisiko kepada ibu dan bayi yang dikandung. Risikonya pada ibu adalah bisa mengalami pendarahan dan keguguran. Sedangkan pada bayi bisa memicu terjadinya kelahiran prematur atau berat badan rendah.
  5. Ber-KB pasca melahirkan juga mendukung kesehatan mental ibu
    Setelah melahirkan kamu dan suami pasti punya segudang rencana dan harapan untuk Sang Buah Hati. Tapi bukan berarti kamu melupakan mimpi pribadimu sendiri. Sehingga kebutuhan aktualisasi diri pun bisa terpenuhi dengan baik dan ini tentu mendukung kesehatan mental kamu.
  6. Fokus pada kebutuhan anak yang baru dilahirkan
    Dengan ber-KB maka kamu dan suami bisa optimal dalam memenuhi kebutuhan anak yang baru dilahirkan. Pasca melahirkan, kebutuhan anak sangatlah banyak mulai dari kunjungan rutin ke dokter untuk imunisasi, membangun ikatan antara orang tua dengan anak, memberikan stimulasi demi mengejar golden age yang semuanya bertujuan memberikan proses tumbuh kembang yang optimal kepada anak.

Jadi jangan tunda-tunda lagi ya, segeralah ber-KB pasca melahirkan. Ingat membangun keluarga yang berkualitas tidak hanya tentang merencanakan kehamilan tapi juga menjaga jarak kelahiran antar anak sehingga baik orang tua maupun anak-anak semuanya merasakan proses bertumbuh bersama.

Baca Juga: Macam-macam KB IUD Non-Hormonal, Mana yang Cocok Untukmu?‎

Kamu bisa langsung berkonsutasi ke Halo DKT dengan menghubungi nomer Whatsapp Halo DKT 0811-1-326459 atau melalui link berikut: https://bit.ly/halodktwhatsapp pada hari Senin hingga Jumat pukul 08.00 – 17.00 WIB. Tak perlu ragu untuk bertanya atau berkonsultasi, sebab segala informasi yang kamu sampaikan akan dijamin kerahasiaannya.

Memilih KB Sesuai Usia

Seiring bertambahnya usia, preferensi kamu dalam memilih KB harus disesuaikan dengan gaya hidup dan kondisi organ kesehatan.

Jika selama ini kamu hanya tahu kalau KB modern itu ada yang masa pakainya panjang dan masa pakai pendek, maka kamu harus menambah informasi terkait memilih KB sesuai usia. Karena seiring bertambahnya usia, preferensi kamu tentang KB modern menjadi sangat terbuka pada inovasi baru. Tak hanya itu, pemilihan KB juga sangat tergantung pada kondisi tubuh. Penting sekali untuk kamu membaca bagaimana memilih KB sesuai dengan usia.

Baca Juga: Amankah Gonta-Ganti KB?

Kondom aman untuk segala usia

Mengapa kondom aman untuk segala usia? Karena pemakaiannya yang praktis membuat KB kondom digemari di setiap usia. Apalagi kondom tidak hanya berfungsi mencegah kehamilan tapi juga mencegah terjadinya infeksi menular seksual (IMS). Ini mengapa kondom disebut sebagai kontrasepsi yang memberi perlindungan ganda di segala usia.

Kontrasepsi untuk ibu muda

Kamu yang berusia 20-30 tahun biasanya menjarakkan kelahiran anak 3-5 tahun dan dengan aktivitas yang segudang, pastinya kamu mencari kontrasepsi yang praktis. Maka kontrasepsi yang cocok untuk kamu adalah pil KB, KB implant dan KB suntik. Dan jika kamu ingin kembali hamil, maka bisa segera menghentikannya dan tidak akan mengganggu fertilitas. Disamping itu sekarang KB hormonal ada yang memberikan manfaat kesehatan seperti mencegah terjadinya jerawat, membuat kulit mulus dan glowing. Adalah pil KB Elzsa yang bisa mengabulkan keinginanmu untuk merencanakan kehamilan sambil merawat kecantikan kulit.

Kontrasepsi untuk ibu berusia 35-40 tahun

Umumnya pada rentang usia ini, anak-anak sudah beranjak remaja. Ini artinya kamu dan suami perlu fokus pada kebutuhan anak yang sedang pubertas dan butuh banyak perhatian dari orangtuanya. Maka penting untuk tetap ber KB pada masa ini. Adapun pilihan KB yang cocok untuk rentang usia ini adalah yang jangka panjang seperti KB IUD. Penggunaan IUD juga tidak akan mengganggu aktivitas bercinta dengan suami. Jadi misi menjaga kehangatan rumah tangga tetap bisa terwujudkan.

Kontrasepsi untuk ibu berusia 40 tahun ke atas

Banyak perempuan berpersepsi ketika memasuki usia 40 tahun maka waktunya berhenti ber KB karena akan memasuki masa menopause. Tapi setelah KB dilepas, justru “kebobolan” dan hamil di usia yang cukup matang. Hamil di usia 40 tahun ke atas lebih berisiko. Para dokter kandungan menyebutkan, ibu yang hamil di usia 40 tahun ke atas berisiko terkena diabetes, tekanan darah tinggi, atau bahkan penyakit tiroid. Ini semua bisa meningkatkan risiko keguguran, preeklamsia dan bayi lahir prematur.

Jadi janganlah berhenti ber KB jika kamu belum benar-benar memasuki masa menopause. Adapun pilihan KB yang ideal di usia ini adalah KB IUD atau pil KB. Malah beberapa penelitian menyebutkan jika kamu mulai merasakan gejala-gejala menopause, pil KB dengan kandungan hormon estrogen bisa membuat gejala-gejala jadi lebih ringan. Tapi pastikan kamu sudah konsultasi ke dokter, khususnya untuk kamu yang memiliki riwayat darah tinggi dan merokok, maka KB dengan kandungan estrogen bisa berisiko menyebabkan gangguan vaskuler.

Pada intinya, memilih KB yang tepat memang harus disesuaikan dengan kondisi fisik serta aktivitas kamu. Dan selalu konsultasi ke dokter kandungan setiap kali ingin mengganti metode KB, agar kamu benar-benar memakai KB yang aman untuk tubuh.

Baca Juga: Cegah Stunting dengan Ber-KB

Kamu bisa langsung berkonsutasi ke Halo DKT dengan menghubungi nomer Whatsapp Halo DKT 0811-1-326459 atau melalui link berikut: https://bit.ly/halodktwhatsapp pada hari Senin hingga Jumat pukul 08.00 – 17.00 WIB. Tak perlu ragu untuk bertanya atau berkonsultasi, sebab segala informasi yang kamu sampaikan akan dijamin kerahasiaannya.

Begini Mendiskusikan Metode KB dengan Anak yang Mulai Dewasa dan Aktif Secara Seksual

Dulu saat ia kecil, sosok ibu adalah dunianya. Sekarang ia sudah remaja, punya kehidupannya sendiri, dan mulai naksir dengan teman sebaya. Orangtua manapun pasti waswas menyaksikan anaknya tumbuh dewasa. Ibu dan ayah bisa saja bersikeras bahwa anak masih terlalu muda untuk mengetahui apapun soal seks, namun kenyataannya ia sudah menstruasi, sudah mengerti rasanya tertarik dengan orang lain, dan sudah berisiko hamil. Jika orangtua tidak mengajaknya berdiskusi soal hubungan yang sehat, memberi edukasi seksual, dan menginformasikan metode KB sejak sekarang, kapan lagi?

Berikut beberapa tips mendiskusikan metode KB dengan anak yang sudah mulai dewasa.

Baca Juga: Mengatasi Endometriosis dengan Pil KB, Apakah Bisa?

  • Sebelum mulai berdiskusi, singkirkan segala pikiran negatif yang ada.
    Mendiskusikan seks dan kontrasepsi dengan terbuka bukan berarti mendorong anak berhubungan seks sedini mungkin. Kenyataannya, anak-anak yang diberikan pendidikan seks sejak dini oleh orangtua mereka justru lebih banyak menunda berhubungan seks hingga waktu yang tepat dan menggunakan kontrasepsi di masa depan (Bourke, Boduszek, Kelleher, et al., 2014). Soalnya, mereka jadi lebih paham bahwa bila kurang berhati-hati, seks bisa berisiko. Sebaliknya, anak-anak yang tak bisa mendiskusikan seks akibat tabu justru bisa menjadi semakin penasaran dan berusaha mencari tahu segalanya tanpa melibatkan orangtua.
  • Jelaskan pada anak bahwa ini adalah topik yang penting untuk didiskusikan secara terbuka karena ia sudah mulai dewasa dan karena ayah ibunya sayang padanya.
    Ketika anak mulai memasuki masa remaja, orangtua tak bisa sepenuhnya memantau aktivitas anak. Yang bisa dilakukan oleh orangtua adalah memberi kepercayaan dan membimbing anak agar mampu membuat keputusan-keputusan yang baik untuk dirinya sendiri. Beritahu anak bahwa dalam diskusi ini, ia bebas menanyakan hal apapun serta curhat tanpa penghakiman. Apapun yang ia sampaikan tidak akan mengurangi kasih sayang orangtua untuknya.
  • Bantu anak mengenal tubuhnya.
    Gunakan nama ilmiah yang benar, misalnya vulva, vagina, labia, klitoris, penis, skrotum, dan testis, bukan istilah yang diperhalus seperti ‘Miss V’, ‘organ intim’, ‘Mr.P’, atau ‘anu’. Kalau orangtua tak nyaman mengucapkannya, anak bisa jadi tidak nyaman juga. Padahal, menyebut istilah organ reproduksi yang benar sejak masih kecil bisa menambah pemahaman serta rasa nyaman saat mengobrol soal kesehatan reproduksi, sehingga bisa melindungi anak dari risiko pelecehan seksual (Matthews, 2017, Psychology Today). Jelaskan fungsi tiap organ seksual dan reproduksi serta cara menjaganya. Tanyakan pada anak sejauh apa ia mengerti bagaimana kehamilan terjadi. Bila ada pemahamannya yang salah, paparkan yang sebenarnya.
  • Jelaskan mengenai berbagai metode KB yang bisa dipakai untuk mencegah kehamilan
    Tanpa menghakimi anak, pelan-pelan tanyakan pada anak apakah ia sudah pernah berhubungan seks atau memikirkan soal seks. Tanyakan apakah ia paham soal metode KB untuk mencegah kehamilan dan cara mencegah infeksi menular seksual (IMS). Diskusikan berbagai alternatif untuk mencegah kehamilan, mulai dari menunda berhubungan seks, memakai kondom, minum pil KB, suntik KB, pasang KB implan, menggunakan IUD, hingga mengonsumsi pil kontrasepsi darurat. Jelaskan pada anak bagaimana menunda kehamilan bisa membantunya fokus pada hal-hal yang ingin dicapai terlebih dahulu, seperti pendidikan, karir idaman, atau cita-cita lainnya. Tanyakan soal tujuan-tujuan yang ingin dicapai oleh anak dan bahaslah lebih lanjut.
  • Ajaklah anak berkonsultasi soal metode KB dengan dokter atau bidan.
    Tergantung dari jawaban anak saat sebelumnya ditanya soal seberapa jauh ia sudah aktif secara seksual, bantu anak mencari tahu apa yang ia butuhkan. Metode KB boleh, kok, mulai digunakan sejak jauh hari saat masih remaja, baik ketika anak sudah pernah berhubungan seks maupun belum pernah sama sekali. Bila memang dibutuhkan, ajak anak berkonsultasi soal metode KB dan kesehatan reproduksinya dengan dokter atau bidan.

Baca Juga: Metode KB Terbaik untuk Orang dengan HIV

Itulah lima tips mendiskusikan metode KB dengan anak yang mulai dewasa dan aktif secara seksual. Selain itu, jika kamu masih punya pertanyaan atau ingin berkonsultasi, kamu pun bisa menghubungi Halo DKT melalui layanan bebas pulsa 0800-1-326459 atau Whatsapp ke 0811-1-326459 dengan mengklik tautan ini pada hari Senin hingga Jumat pukul 08.00 – 17.00 WIB. Tak perlu ragu untuk bertanya atau berkonsultasi, sebab segala informasi yang kamu sampaikan akan dijamin kerahasiaannya.

Menyingkap Mitos Seputar KB Modern

Mitos-mitos ini membuat banyak pasangan ragu untuk ber-KB

Merencanakan kehamilan dengan ber-KB adalah tanggung jawab suami dan istri. Karena tujuannya adalah menciptakan keluarga yang sehat dan sejahtera. Maka untuk mencapai tujuan ini, baik suami maupun istri punya peran yang penting dalam serta memutuskan metode KB mana yang hendak dipilih.

Baca Juga: Mencegah Kehamilan dengan Kontrasepsi: 6 Metode KB Modern dan Masa Perlindungannya

Jika dilihat dari metodenya, KB terdiri dari tradisional dan modern. Keduanya sama-sama merencanakan kehamilan, tapi apakah yang membedakan antara KB tradisional dengan KB modern? KB tradisional meliputi senggama putus, pantang berkala atau metode kalender dan pemberian ASI eksklusif. Sedangkan KB modern meliputi kondom, pil, suntik, implan, dan kontrasepsi darurat.

Diantara keduanya yang paling praktis dan efektif mencegah kehamilan adalah KB modern. Tapi data PBB pada 2019 menyebutkan, 1 dari 4 kehamilan di dunia adalah kehamilan yang tidak direncanakan (KTD). Kok bisa? Karena mengandalkan KB tradisional dan enggan menggunakan KB modern. Ada banyak mitos yang menyelubungi metode KB modern. Inilah yang kemudian membuat banyak pasangan ragu atau bahkan takut untuk menggunakannya.

Agar kamu tidak terjebak pada rasa takut menggunakan KB modern hanya karena mitos yang bersumber pada informasi yang tidak jelas, mari kita singkap bersama fakta sesungguhnya tentang KB modern.

Mitos 1 : Semua KB modern menggunakan hormon

Faktanya KB modern terdiri atas hormonal dan non hormonal. Jadi untuk kamu yang ingin ber-KB non hormonal, bisa menggunakan kondom, intrauterine device (IUD) atau biasa disebut spiral. Kelebihan dari KB modern adalah para laki-laki pun bisa berperan aktif dalam mencegah kehamilan yaitu dengan menggunakan kondom. Kontrasepsi ini bekerja dengan menampung sperma di dalam kantong kondom sehingga tidak dapat masuk ke saluran reproduksi wanita. Kabar baiknya lagi, teknologi KB modern memungkinkan pengguna kondom merasakan manfaat ganda seperti memaksimalkan performa bercinta karena dilengkapi pelumas khusus yang dapat menunda ejakulasi. Kondom Supreme Premium adalah contohnya.

Untuk KB spiral, meski non hormonal tetap bisa mencegah kehamilan dengan cara melepaskan unsur tembaga secara perlahan-lahan agar sel sperma tidak bisa membuahi sel telur. Dan terbukti secara klinis memiliki efektivitas hingga 99%! Adapun masa perlindungannya bisa 5 sampai 10 tahun, jadi sangat praktis dan nyaman.

Mitos 2 : KB modern pengaruhi kesuburan di masa depan

Ini bisa jadi salah satu mitos yang paling banyak “menakut-nakuti” orang untuk menggunakan KB modern. Padahal faktanya, KB modern dibuat berdasarkan hasil penelitian medis yang bertujuan mengatur kesuburan agar tidak terjadi kehamilan. Kesuburan sendiri diatur dengan cara hormonal atau non hormonal. Dan ketika penggunaan kontrasepsi dihentikan, maka kesuburan akan kembali seperti semula. Contohnya pil KB, sesaat kamu berhenti mengkonsumsinya, kesuburan akan kembali dengan segera.

Mitos 3: KB modern bikin gemuk.

Mitos ini membuat banyak perempuan takut menggunakan KB modern. Padahal faktanya, KB modern, khususnya yang hormonal tidak terbukti membuat berat badan bertambah. Sebuah studi yang dilakukan pada 2014 yang melibatkan perempuan dengan berat badan normal dan obesitas yang mengonsumsi pil KB. Sebagaimana disebutkan pada US National Library of Medicine National Institute of Health, hasil studi ini menyebutkan tidak terjadi penambahan indeks massa tubuh selama para responden mengonsumsi pil KB.

Mitos 4: Batas umur maksimal yang bisa menggunakan KB modern adalah 35 tahun.

Jika kamu berpikir perempuan berusia 40 tahun tidak bisa hamil, ini salah. Karena faktanya, perempuan tetap bisa hamil selama dia belum memasuki masa menopause. Sedangkan masa menopause sendiri dialami perempuan saat berusia 40 tahun ke atas. Jadi selama kamu belum menopause dan ingin merencanakan kehamilan, tetaplah ber-KB.

Baca Juga: KB Tradisional vs KB Modern, Mana yang Lebih Efektif?

Kamu bisa langsung berkonsutasi ke Halo DKT dengan menghubungi nomer Whatsapp Halo DKT 0811-1-326459 atau melalui link berikut: https://bit.ly/halodktwhatsapp pada hari Senin hingga Jumat pukul 08.00 – 17.00 WIB. Tak perlu ragu untuk bertanya atau berkonsultasi, sebab segala informasi yang kamu sampaikan akan dijamin kerahasiaannya.

Dear Pria, Ikutan Ber-KB Yuk!

Merencanakan keluarga dan menjaga kesehatan reproduksi adalah tanggung jawab suami dan istri.

Setiap kali berbicara tentang Keluarga Berencana atau KB, sebagian besar masyarakat kita langsung menunjuk wanita sebagai pihak yang harus bertanggung jawab. Padahal tujuan dari KB adalah menyiapkan keluarga yang sehat dan berkualitas. Ini artinya, pria sebagai mitra perempuan harus sama-sama bertanggung jawab untuk mewujudkannya.

Baca Juga: Amankah Gonta-Ganti KB?

Mispersepsi bahwa wanitalah yang paling bertanggung jawab untuk keluarga berencana inilah yang kemudian membuat kesertaan KB pria di Indonesia masih sangat rendah. Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2017 menyebutkan pemakaian kondom hanya 2,5% dan vasektomi hanya 0,2% dari total kepesertaan KB. Hasil yang tidak jauh berbeda juga terlihat pada Survei Kinerja dan Akuntabilitas Program Kependudukan Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga (KKBPK) pada 2019, yaitu capaian pemakaian KB kondom hanya 3% sedangkan vasektomi 0,2 persen.

Penyebabnya selain karena mispersepsi KB sebagai tanggung jawab perempuan, juga karena pengetahuan pria tentang kontrasepsi masih rendah. Untuk kontrasepsi kondom misalnya, masih banyak pria yang berpikiran alat pencegah kehamilan ini akan mempengaruhi kualitas berhubungan seksual. Padahal kenyataannya, kondom juga bisa berfungsi untuk menambah gairah ketika berhubungan seksual karena jenisnya yang beragam.

Berikut pilihan kondom yang bisa multifungsi, mulai dari mencegah terjadinya kehamilan, menambah gairah saat berhubungan seksual, sampai mencegah terjadinya infeksi menular seksual (IMS).

Kondom untuk pengantin baru.

Meski pengantin baru identik dengan gairah seksual yang menggelora, bukan berarti tidak boleh merencanakan kehamilan. Jika kamu dan istri sepakat untuk menunda kehamilan karena pertimbangan finansial dan kesiapan mental, jangan takut untuk menggunakan kondom sebagai metode KB. Merencanakan kehamilan bukan berarti tidak bisa mengeksplorasi gaya bercinta.

Malah bisa jadi kalau kamu memilih kondom beraroma buah yang segar, akan membuat seks oral kamu dengan istri tidak hanya menggairahkan tapi juga aman. Ketika istri melakukan stimulasi secara oral dan kamu menggunakan kondom maka kamu telah melindungi istrimu dari IMS. Ingatlah bahwa penyebaran IMS bukan hanya karena interaksi penis dan vagina saja, tapi juga melalui semua membran mukus atau tubuh yang berlendir seperti vagina, penis, anus, mata, dan mulut. Berterima kasihlah pada teknologi kesehatan yang membuat Fiesta Kondom dengan berbagai aroma mulai dari strawberry, grape, banana, durian, sampai gum.

Kondom untuk menambah durasi bercinta.

Salah satu rahasia rumah tangga agar tidak terasa monoton adalah menciptakan sensasi-sensasi baru saat bercinta. Dan jika bicara tentang sensasi, tidak melulu soal posisi karena juga bisa hanya sesederhana mencoba varian kondom. Misalnya saja kondom berbintil yang tentu membuat kamu semakin percaya diri ketika melihat istri meraih kepuasan yang maksimal.

Atau kondom dengan lubrikan khusus seperti Fiesta Delay. Kondom ini memiliki climax delay lubricant untuk mewujudkan keinginan kamu dan istri memiliki durasi bercinta yang lebih panjang.

Kondom premium.

Ini adalah jenis kondom dengan bahan lateks kualitas terbaik alias premium. Karena lateksnya adalah kualitas tertinggi maka terasa lebih halus, lebih tipis tapi kuat melindungi. Artinya ketika kamu memakai kondom ini, istri bisa semakin menikmati sesi bercinta yang nyaman dan aman.

Baca Juga: Mengenal Cara Kerja KB Hormonal

Melihat pilihan kondom yang beragam, kamu semakin percaya diri kan untuk memakainya. Pria Ber-KB itu Keren, karena tidak hanya melindungi aktivitas bercinta dari risiko IMS tapi menjadi bagian dari perencanaan keluarga yang berkualitas dan sehat. Kamu bisa langsung berkonsutasi ke Halo DKT dengan menghubungi nomer Whatsapp Halo DKT 0811-1-326459 atau melalui link berikut: https://bit.ly/halodktwhatsapp pada hari Senin hingga Jumat pukul 08.00 – 17.00 WIB. Tak perlu ragu untuk bertanya atau berkonsultasi, sebab segala informasi yang kamu sampaikan akan dijamin kerahasiaannya.

Panduan Memilih KB Untuk Perempuan yang Mengidap Hipertensi

Jangan takut, perempuan dengan hipertensi tetap aman ber-KB.

Kamu mengidap hipertensi dan takut untuk ber-KB? Tak perlu kuatir, karena KB modern saat ini tersedia dengan berbagai pilihan. Justru perempuan yang mengidap hipertensi sangat penting untuk merencanakan kehamilan. Mengapa?

Baca Juga: Lupa Minum Pil KB Satu Kali, Apakah Ada Kemungkinan Hamil?

Pada perempuan dengan hipertensi, kehamilan bisa meningkatkan risiko terjadinya preeklampsia, diabetes, penggumpalan darah, sampai serangan jantung. Bahkan Journal Therapeutic Advances in Cardiovascular Disease menyebutkan hipertensi pada perempuan lebih berbahaya dibanding pada laki-laki. Ini mengapa penting bagi perempuan yang mengidap hipertensi untuk merencanakan kehamilannya dengan ber-KB.

Langkah pertama yang harus kamu dan suami lakukan setelah sepakat untuk ber-KB adalah berkonsultasi ke dokter kandungan. Tujuannya adalah untuk mendapatkan informasi yang tepat dalam memilih kontrasepsi.

Adapun pilihan KB yang cocok untuk perempuan yang mengidap hipertensi adalah yang tidak mengandung hormon estrogen. Mengapa? Karena hormon estrogen dapat memicu naiknya tekanan darah. Namun pada beberapa kondisi, American College of Obstetrician and Gynecologist (ACOG) menyebutkan penggunaan KB hormonal yang mengandung estrogen tetap aman asalkan dengan syarat berusia kurang dari 35 tahun dan memiliki tekanan darah yang terkontrol. Ini artinya, kamu tidak hanya rutin minum obat tapi juga rajin kontrol ke dokter.

Sedangkan yang berusia 35 tahun ke atas, meskipun status pengobatan hipertensinya terkendali, kontrasepsi dengan kandungan estrogen tetap tidak dianjurkan. Dan kabar baiknya ada beragam pilihan kontrasepsi yang tetap aman dipilih. Apa sajakah itu?

  • IUD : Intrauterine device (IUD) atau spiral adalah KB yang aman untuk perempuan yang mengidap hipertensi karena tidak mengandung hormon apapun, seperti IUD Andalan. Lalu bagaimana KB non hormonal ini bekerja mencegah terjadinya kehamilan? KB berbentuk ‘T’ ini pada bagian vertikalnya terdapat kawat tembaga yang ketika dimasukkan akan mengacaukan cara kerja sperma hingga pembuahan sel telur pun tidak terjadi. KB IUD dapat memberikan perlindungan jangka panjang, yaitu 5-8 tahun. Tapi tak perlu kuatir karena IUD tidak akan mempengaruhi kesuburan ketika dilepaskan dari dalam rahim.
  • Implan : Meski termasuk KB hormonal, namun di dalam implant hanya terdapat hormon progestin. Jadi sangat aman untuk perempuan yang mengidap hipertensi. Implan sendiri berbentuk batang mungil kecil yang dimasukkan ke bawah kulit, persisnya di lengan atas. Tidak perlu kuatir, meski dimasukkan ke bawah kulit, ukurannya sangat kecil sehingga tidak akan terlihat. Hormon progestin akan dilepaskan secara perlahan dan membuat lendir serviks mengental. Kondisi inilah yang kemudian membuat sperma sulit bertemu serta membuahi sel telur. Andalan Implan memiliki masa perlindungan hingga 3 tahun, jadi sekali pasangan manfaatnya jangka panjang.
  • Minipil : Ini sebenarnya salah satu jenis pil KB, hanya saja bedanya kandungan hormon yang ada di dalam minipil hanyalah hormon progestin. Biasanya pil KB jenis ini jadi pilihan untuk ibu menyusui, tapi cocok juga untuk ibu dengan hipertensi.

Baca Juga: Mengenal Perbedaan KB Suntik 1 Bulan, 2 Bulan, dan 3 Bulan

Selain memilih KB yang tepat, perempuan yang mengidap hipertensi juga penting untuk mengatur pola makannya serta rajin berolahraga demi menjaga kualitas hidup. Kamu bisa langsung berkonsutasi ke Halo DKT dengan menghubungi nomer Whatsapp Halo DKT 0811-1-326459 atau melalui link berikut: https://bit.ly/halodktwhatsapp pada hari Senin hingga Jumat pukul 08.00 – 17.00 WIB. Tak perlu ragu untuk bertanya atau berkonsultasi, sebab segala informasi yang kamu sampaikan akan dijamin kerahasiaannya.

Mengenal Perbedaan KB Suntik 1 Bulan, 2 Bulan, dan 3 Bulan

Saat ini terdapat tiga pilihan kontrasepsi suntik, yaitu tiap 1 bulan, 2 bulan, dan 3 bulan. Apa saja perbedaanya?

KB suntik termasuk dalam kontrasepsi hormonal yang bertujuan untuk mencegah kehamilan yang tidak direncanakan.

Baca Juga: Minum Pil KB sekaligus Mencegah Anemia, Bisa Banget!

Metode kontrasepsi ini termasuk populer di Indonesia. Data SDKI 2017 menunjukkan ada 29% perempuan menikah berumur 15 hingga 49 tahun di Indonesia pengguna KB suntik. Harganya pun relatif terjangkau.

Pada dasarnya cara kerja KB suntik mirip dengan pil KB, yakni mencegah ovulasi dan mengentalkan cairan di leher rahim sehingga tidak bisa dilalui sel sperma. Bedanya tentu saja tidak perlu minum pil setiap hari.

Secara umum KB suntik memiliki tingkat efektivitas mencapai 99 persen. Untuk mencapai efektivitas tersebut, akseptor KB harus mendapatkan suntikan sesuai jadwal tanpa terlambat.

Pilihan untuk KB suntik seperti yang dimiliki Andalan cukup lengkap, ada yang tiap satu bulan sekali, dua bulan sekali, dan tiga bulan sekali dengan dosis hormone progestin yang bisa dipilih.

Yuk, cari tahu lebih lengkap tentang masing-masing jenis KB suntik ini.

  1. KB suntik satu bulan

    Kontrasepsi ini berisi hormone progestin dan estrogen sehingga sering disebut juga dengan KB suntik kombinasi.
    Untuk KB suntik Andalan, komposisinya adalah 50 mg Medroxprogesteron Acetate (hormone progestin) dan 10 mg Estradiol Cypionate (hormone estrogen).

    Kelebihan dari KB suntik satu bulan adalah tidak mengganggu siklus haid dan setelah suntik dihentikan, tingkat kesuburan kembali normal.

    Kekurangannya adalah harus rajin datang ke bidan atau dokter untuk mendapatkan suntikan, serta tidak bisa dipakai oleh wanita berusia di atas 35 tahun.

  2. KB suntik dua bulan

    KB suntik dua bulan merupakan pilihan terbaru dalam metode kontrasepsi suntik. KB Andalan Gestin F2 merupakan yang pertama di Indonesia.
    Kontrasepsi ini juga memiliki kombinasi hormone progesterone dan estrogen dengan komposisi 65 mg Medroxyprogesterone Acetate (hormone progestin) dan 7,5 mg Estradiol Cypionate (hormone estrogen).

    Mekanisme kerjanya ada sebagai berikut: Mencegah pematangan dan pelepasan sel telur, menebalkan cairan lendir pada leher rahim agar lebih sulit dilalui oleh sperma, dan menipiskan lapisan endometrium agar sel telur tidak dapat menempel bila masih terjadi pembuahan sel telur oleh sperma.

  3. KB suntik 3 bulan

    Ini merupakan KB suntik yang hanya berisi hormone progestin. Metode ini cocok untuk ibu yang masih menyusui karena tidak mengganggu produksi ASI.
    Walau demikian KB suntik 3 bulan dapat menyebabkan menstruasi tidak teratur atau bahkan tidak haid sama sekali. Selain itu sebagian wanita merasa nafsu makannya meningkat setelah mendapatkan kontrasepsi ini.

Baca Juga: Jangan Percaya Mitos Pil KB Bikin Gemuk

Kamu bisa langsung berkonsutasi ke Halo DKT dengan menghubungi nomer Whatsapp Halo DKT 0811-1-326459 atau melalui link berikut: https://bit.ly/halodktwhatsapp pada hari Senin hingga Jumat pukul 08.00 – 17.00 WIB. Tak perlu ragu untuk bertanya atau berkonsultasi, sebab segala informasi yang kamu sampaikan akan dijamin kerahasiaannya.

7 Manfaat Ber-KB Untuk Kesehatan Perempuan

Tidak hanya untuk merencanakan kehamilan, ber-KB juga memberikan manfaat kesehatan bagi perempuan.

Ingin membentuk keluarga yang bahagia dan ideal? Jawabannya adalah dengan melakukan Keluarga Berencana (KB), dengan begini kamu dan suami bisa punya persiapan yang matang dalam menyambut kehadiran sang buah hati dan juga memberikan kesempatan bagi tubuh kamu untuk pulih sempurna pasca melahirkan. Karena ber-KB tidak hanya sekadar menentukan jumlah anak tapi juga mengatur jarak antar kehamilan. Sehingga segala risiko kesehatan selama kehamilan dan persalinan, bisa diminimalisir dengan melakukan KB.

Baca Juga: Dear Suami, Begini Caranya Mendukung Istri Saat Ber-KB

Dan berterima kasihlah kepada teknologi kesehatan yang telah menemukan berbagai metode kontrasepsi modern sebagai cara untuk menjalani KB sambil menjaga kualitas hidup, khususnya kualitas hidup perempuan. Sebab saat ini kontrasepsi modern tidak hanya efektif untuk merencanakan kehamilan tapi juga memberikan berbagai manfaat kesehatan bagi tubuh perempuan.

Penasaran bagaimana KB modern bisa memberikan manfaat kesehatan bagi perempuan? Berikut daftar lengkapnya:

  1. Membuat perempuan lebih percaya diri ketika memasuki masa kehamilan.

    Melahirkan generasi yang berkualitas, sebenarnya sangat tergantung pada bagaimana kebebasan perempuan dalam merencanakan kehamilan. Ini berarti perempuan diberi kepercayaan untuk bisa mengukur kesiapan dirinya, baik secara fisik maupun mental dalam memasuki masa kehamilan. Ketika perempuan mengetahui dirinya sudah siap untuk hamil, maka dengan sendirinya akan menjaga kesehatan selama kehamilan. Maka lahirlah generasi-generasi berkualitas.

  2. Membuat siklus menstruasi jadi lebih teratur.

    Kontrasepsi modern seperti pil KB yang beredar di pasaran saat ini, justru bisa mengatasi berbagai masalah hormon yang dihadapi perempuan. Misalnya saja untuk perempuan yang memiliki masalah menstruasi seperti polycystic ovarian syndrome (PCOS) atau sindrom polikistik ovarium, penggunaan pil KB justru bisa mereduksi segala masalah kesuburan yang muncul.

  3. Membuat menstruasi jadi minim rasa sakit.

    Kontrasepsi hormonal menurut penelitian justru membuat perempuan terbebas dari rasa nyeri selama menstruasi. Adalah Rachel K. Jones yang mengumumkan hasil penelitiannya pada 2011 lalu, bahwa 31% perempuan yang ber-KB hormonal ternyata memiliki masa-masa menstruasi yang lebih nyaman karena tanpa rasa sakit. Jones menjelaskan, rasa nyeri saat menstruasi sebenarnya kontraksi rahim yang kemudian membuat perut terasa keram dan sakit.

  4. Menghilangkan jerawat.

    Tubuh perempuan sangat akrab dengan momen fluktuasi hormon. Inilah yang juga memicu terjadinya jerawat. Kontrasepsi seperti pil kombinasi yang terdiri dari hormon estrogen dan progesteron, ternyata efektif untuk mencegah terjadinya jerawat.

  5. Mengatasi anemia.

    Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) yang dilakukan Kementerian Kesehatan pada 2017 menyebutkan satu dari tiga ibu di Indonesia mengalami anemia. Adapun penyebab anemia adalah kekurangan zat besi. Dan sekarang sudah ada pil KB yang juga dilengkapi dengan Ferrous Fumarate (zat besi) seperti Pil KB Andalan FE. Jadi kemungkinan anemia kambuh saat menstruasi bisa teratasi dengan konsumsi pil KB yang dilengkapi dengan zat besi.

  6. Mencegah terjadinya migrain saat menstruasi.

    Kalau kamu sering sakit kepala atau migrain saat menstruasi, penyebabnya adalah level hormon estrogen dan progesteron yang merosot menjelang siklus menstruasi dimulai. Maka KB hormonal yang mengandung estrogen dan progesteron akan memberikan manfaat lebih dengan mencegah terjadinya migrain. Beragam KB hormonal seperti pil, implan atau IUD bisa menjadi solusi atas migrain saat menstruasi.

  7. Mencegah terjadinya radang panggul.

    Kontrasepsi hormonal seperti KB suntik, ternyata membuat lendir serviks jadi lebih kental. Ini membuat virus jadi sulit untuk masuk dan menginfeksi. Artinya risiko terjadinya radang panggul pun bisa diminimalisir.

Baca Juga: KB Tradisional vs KB Modern, Mana yang Lebih Efektif?

Ternyata menggunakan KB tidak semenakutkan mitos-mitos yang beredar luas. Malah sebaliknya, KB modern justru memberikan banyak manfaat kesehatan bagi tubuh perempuan. Kamu bisa langsung berkonsutasi ke Halo DKT dengan menghubungi nomer Whatsapp Halo DKT 0811-1-326459 atau melalui link berikut: https://bit.ly/halodktwhatsapp pada hari Senin hingga Jumat pukul 08.00 – 17.00 WIB. Tak perlu ragu untuk bertanya atau berkonsultasi, sebab segala informasi yang kamu sampaikan akan dijamin kerahasiaannya.

KB Yang Cocok Untuk Pengantin Baru

Merencanakan kehamilan adalah bagian dari menyiapkan keluarga yang sehat dan bahagia.

Pengantin baru tapi langsung berpikir untuk menunda kehamilan? Sah-sah saja kok, karena setiap keluarga memiliki rencana dan strateginya masing-masing dalam menyiapkan keluarga yang ideal. Tapi hal yang masih sering menjadi momok bagi pengantin baru yang ingin langsung ber-KB adalah persepsi kontrasepsi bisa menyebabkan kandungan kering dan menghambat kehamilan di kemudian hari.

Baca Juga: Memilih KB Sesuai Usia

KB modern yang banyak dikembangkan sekarang terbukti efektif mencegah terjadinya kehamilan dibandingkan KB konvensional. KB modern memiliki tingkat efektifitas mencegah kehamilan 98-99%, plus memberikan beragam manfaat kesehatan seperti menjaga berat badan tetap ideal, mengurangi rasa sakit menstruasi, hingga mencegah terjadinya jerawat. Contohnya pil KB Elzsa yang kandungan hormon cyproterone acetate dan ethinylestradiol tidak hanya mencegah terjadinya kehamilan tapi juga membuat kulit tetap sehat plus glowing. Artinya menggunakan KB modern bagi pengantin baru sangat bisa menjaga kualitas hidup karena tetap produktif, sehat dan percaya diri.

Apalagi di tengah pandemi Covid-19 seperti sekarang, Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) juga menganjurkan untuk menunda kehamilan pada masa pandemi. Karena fluktuasi hormon yang terjadi di masa kehamilan membuat sistem imun tubuh menurun. Inilah yang kemudian membuat para ibu hamil masuk dalam kelompok berisiko selama pandemi terjadi.

Jika kamu sebagai pengantin baru semakin mantap untuk menunda kehamilan dengan menggunakan KB modern, mungkin pertanyaan berikutnya yang muncul adalah “KB apa yang cocok untuk pengantin baru?” Jawabannya adalah KB modern temporer yang penggunaanya bisa dihentikan setelah kamu dan suami siap untuk memiliki anak.

Adapun pilihan KB temporer untuk pengantin baru yang pertama adalah pil KB. Berikut alasannya:

  1. Praktis dan efektif: Beragam penelitian membuktikan pil KB efektif mencegah kehamilan hingga 99% dan penggunaanya pun praktis, yaitu cukup diminum secara teratur sesuai jam yang sudah dipilih. Terutama di kondisi pandemi seperti sekarang, akses ke pelayanan kontrasepsi di klinik menjadi terbatas maka pil KB adalah pilihan alternatif yang memudahkan.
  2. Bisa subur dengan cepat: Karena pil KB merupakan kontrasepsi temporer maka artinya kesuburan bisa kembali dengan cepat setelah berhenti mengkonsumsinya.
  3. Punya beragam manfaat kesehatan: Sebagai KB modern, pil KB juga berfungsi untuk menyeimbangkan hormon sehingga punya beragam manfaat kesehatan. Bahkan penelitian yang dilakukan Westheimer & Lehu pada 2019 lalu menunjukkan kalau pil KB mampu mencegah terjadinya kista indung telur.
  4. Memperkecil risiko kanker ovarium: Peneliti Lisa Iversen mempublikasikan hasil penelitiannya pada British Medical Journal 2018, bahwa pil KB yang mengandung hormon estrogen dan progesterone dapat mengurangi risiko kanker ovarium hingga 21%. Kesimpulan ini didapat Iversen setelah mengamati data kesehatan 1,9 juta perempuan berusia 19-49 tahun.

Lalu pilihan keduanya adalah kondom. Para pengantin baru, khususnya suami bisa menggunakan KB modern ini dan tidak mengganggu sistem hormonal tubuh. Bahkan dengan berbagai tipe kondom seperti bergerigi, ekstra pelumas, berulir, dan beraroma tentu memperkaya pengalaman eksplorasi seksual pengantin baru.

Pastikan kondom yang kamu pilih telah teruji secara mutu standar internasional untuk memastikan bahan yang digunakan tidak hanya aman tapi juga nyaman. Seperti kondom Fiesta Beraroma yang sudah mendapat ISO 4074 sebagai bukti sudah memenuhi uji mutu standar internasional.

Baca Juga: Begini Cara Kerja Pil KB Mengatasi PCOS

Sekarang kamu pasti semakin yakin untuk menggunakan KB modern meski menyandang status pengantin baru. Jika Kamu bisa langsung berkonsutasi ke Halo DKT dengan menghubungi nomer Whatsapp Halo DKT 0811-1-326459 atau melalui link berikut: https://bit.ly/halodktwhatsapp pada hari Senin hingga Jumat pukul 08.00 – 17.00 WIB. Tak perlu ragu untuk bertanya atau berkonsultasi, sebab segala informasi yang kamu sampaikan akan dijamin kerahasiaannya.