Ada Kebaikan di Balik Keputihan

Tahukah kamu, ada manfaat baik di balik keputihan normal yang terjadi? Yuk, simak penjelasannya berikut ini.

Keputihan yang dalam dunia medis lazim disebut dengan istilah flour albus, white discharge, dan leucorrhea ini merupakan sebuah proses keluarnya cairan dari vagina wanita.

Baca Juga: Keputihan Dapat Mengganggu Kesuburan Wanita‎

Cairan yang keluar ini diproduksi oleh kelenjar di dalam vagina dan leher rahim. Proses alamiah ini bukan tanpa tujuan. Sama seperti proses metabolisme lainnya di dalam tubuh, cairan keputihan yang keluar bertugas membawa sel-sel mati dan bakteri yang berasal dari rahim, leher rahim, melewati vagina untuk kemudian keluar dan tertahan di pakaian dalam yang kamu gunakan.

Pada akhirnya proses ini bertujuan menjaga vagina untuk tetap bersih dan membantu mencegah terjadinya infeksi yang mungkin saja bisa terjadi. Inilah cara kerja alami tubuh membersihkan organnya.

Pastikan Keputihan Normal atau Abnormal

Keputihan merupakan cara tubuh mengeluarkan cairan dari organ-organ terkait. Produksi cairan tersebut sangat bervariasi antar individu karena dipengaruhi berbagai faktor diantaranya: siklus menstruasi, hormon, kehamilan, juga infeksi.

Dalam siklus menstruasi, keputihan akan terjadi beberapa bulan atau beberapa minggu sebelum menstruasi pertama yang dialami seorang gadis belia. Dan proses ini akan terjadi setiap bulannya sebelum atau sesudah menstruasi. Biasanya akan berkurang seiring tibanya masa menopause di usia senja.

Di luar periode itu, keputihan juga bisa terjadi selama kehamilan. Karena merupakan proses alamiah, kamu tak perlu khawatir akan keputihan ini, selama bersifat fisiologis atau normal yang ditandai dengan keputihan encer dan relatif tidak berbau.

Baca Juga: Keputihan Kerap Kambuh, Ini Sebabnya!‎

Lain halnya bila keputihan yang terjadi bila berwarna kuning, kehijauan, berbau, dan menimbulkan rasa gatal disertai nyeri, juga peradangan jaringan. Jika mengalami hal tersebut, kamu wajib berkonsultasi ke dokter obstetri ginekologi untuk mendapatkan terapi yang tepat. Kamu bisa langsung berkonsutasi ke Halo DKT dengan menghubungi nomer Whatsapp Halo DKT 0811-1-326459 atau melalui link berikut: https://bit.ly/halodktwhatsapp pada hari Senin hingga Jumat pukul 08.00 – 17.00 WIB. Tak perlu ragu untuk bertanya atau berkonsultasi, sebab segala informasi yang kamu sampaikan akan dijamin kerahasiaannya.

Keputihan, Si Pengganggu Area Kewanitaan

Tahukah kamu, keputihan merupakan salah satu alasan paling banyak seorang perempuan mendatangi dokter spesialis kandungan?

Memiliki area kewanitaan yang terawat dan tetap sehat harus menjadi prioritas setiap kaum Hawa. Pasalnya inilah daerah vital yang berkaitan dengan aktivitas seksual maupun reproduksi.

Baca Juga: Tips Bagi Orangtua Membahas Topik Keputihan pada Remaja Putri

Keputihan menjadi salah satu problem paling umum di daerah intim. Istilahnya memang sudah sangat akrab di telingan, kendati masih ada saja yang mengabaikannya.

Padahal keputihan itu sendiri, selain ada yang bersifat fisiologis atau normal, ada pula yang patologis atau tanda adanya suatu penyakit serius.

Bahkan menurut pada ginekolog, banyak pasien yang datang lantaran problem keputihan yang dialami tak kunjung selesai.

Keputihan Normal dan Abnormal

Penyebab keputihan bisa karena infeksi maupun non-infeksi. Leher rahim secara normal mengeluarkan cairan berwarna bening, bersih, tidak berlebihan dan tidak menimbulkan keluhan. Keputihan yang normal umumnya terjadi menjelang masa subur.

Tanda keputihan normal:

  • ditemukan pada keadaan normal sesaat sesudah ovulasi
  • cairan tidak berlebihan
  • tidak berbau busuk dan tidak disertai gatal, nyeri atau rasa terbakar di bibir kemaluan.

Tanda keputihan tidak normal:

  • disertai rasa gatal
  • berbau busuk
  • berwarna kemerahan
  • disertai rasa panas dan nyeri

Jika kamu mengalami kondisi tersebut, waspadalah karena keputihan yang terjadi merupakan pertanda infeksi vagina. Infeksi vagina dapat disebabkan oleh jamur (kandida), bakteri yang berbahaya, atau parasit trikomoniasis.

Infeksi di vagina, dapat berlanjut sampai ke saluran indung telur dan menyebabkan sumbatan. Keputihan juga berkaitan dengan infeksi menular seksual atau karena keganasan.

Sedangkan penyebab keputihan non infeksi, antara lain benda asing di vagina, polip serviks, reaksi alergi atau karena persoalan hygiene yang tidak baik di area kewanitaan, menopause maupun kanker.

Ada saat dimana kebersihan organ intim wanita perlu mendapatkan perhatian ekstra saat haid. Pada saat ini perawatan kebersihan harus lebih intensif.

Keputihan tidak normal, baik karena infeksi maupun non infeksi bermula dari area kewanitaan yang tidak terjaga kebersihannya.

Pemicu awal munculnya keputihan adalah kondisi organ intim yang lembab, sehingga menjadi media yang baik untuk tumbuhnya jamur. Membersihkan area intim sebaiknya tidak menggunakan sabun karena bersifat basa. Lebih baik dengan air biasa atau menggunakan cairan khusus pembersih vagina dengan pH yang sesuai.

Gunakan cairan khusus untuk mencegah keputihan abnormal dan menjaga organ intim tetap dalam kondisi aman dan nyaman. Untuk membersihkan area kewanitaan, kamu bisa menggunakan Andalan Feminine Care, pembersih kewanitaan berbahan alami yang sudah teruji klinis dan halal.

Baca Juga: Adakah Makanan yang Bisa Pengaruhi Keputihan dan Aroma Miss V?

Kamu bisa langsung berkonsutasi ke Halo DKT dengan menghubungi nomer Whatsapp Halo DKT 0811-1-326459 atau melalui link berikut: https://bit.ly/halodktwhatsapp pada hari Senin hingga Jumat pukul 08.00 – 17.00 WIB. Tak perlu ragu untuk bertanya atau berkonsultasi, sebab segala informasi yang kamu sampaikan akan dijamin kerahasiaannya.

Tiga Langkah yang Sebaiknya Dilakukan Setelah Menemukan Keputihan Tanda Hamil

Sekitar 1-2 minggu setelah berhubungan intim, terkadang bisa muncul keputihan tanda hamil. Seiring dengan meningkatnya usia kehamilan, pada umumnya volumenya akan bertambah banyak (Baksheev, Kuzmina & Mashir, 2019). Bila kamu memang sudah menunggu-nunggu kehamilan, munculnya keputihan seperti ini tentunya merupakan sinyal positif. Apa saja yang perlu dilakukan setelah menemukan keputihan tanda hamil? Berikut beberapa di antaranya.

Baca Juga: Kehamilan Kosong Itu Seperti Apa?

  • Membeli alat tes kehamilan
    Langkah pertama yang harus dilakukan setelah melihat keputihan tanda hamil adalah memastikan status kehamilan. Soalnya, ada banyak hal yang bisa menyebabkan keputihan. Perlu dipastikan dulu apakah penyebab keputihan kali ini betul-betul karena hamil. Setelah sel telur yang sudah dibuahi oleh sperma mulai menempel di dinding rahim, sel tersebut biasanya akan mengeluarkan hormon human chorionic gonadotropin (hCG) yang kadarnya bisa meningkat secara drastis dan berlipat ganda setiap 2-3 hari sekali (Jensen & Stewart, 2015). Nah, dengan alat tes kehamilan, kamu bisa mendeteksi kadar hormon hCG ini di dalam urin perempuan. Inilah yang menjadi tolak ukur apakah seseorang hamil atau tidak. Alat tes kehamilan dijual secara bebas, sehingga kamu tidak memerlukan resep dokter untuk membelinya. Pilihlah alat tes kehamilan dengan sensitivitas yang tinggi. Andalan Pregnancy Test berbentuk strip memiliki tingkat kepekaan hingga 25ml hCG/ml urin dengan keakuratan mencapai 99%. Kamu bisa menemukan Andalan Pregnancy Test di sini.
  • Menjadwalkan kunjungan pemeriksaan ke dokter kandungan
    Setelah mengetahui status kehamilan, segera jadwalkan kunjungan pemeriksaan ke bidan atau dokter. Pada kunjungan pemeriksaan kehamilan yang pertama kalinya, kesehatanmu secara umum akan diperiksa. Bila ternyata ada kondisi kesehatan bawaan yang menyebabkan kehamilan jadi agak berisiko, seperti diabetes, tekanan darah tinggi, infeksi, dan sejenisnya, dokter akan membantu mendiskusikan alternatif-alternatif penanganan yang ada agar kehamilan tetap bisa berlangsung dengan lancar (Regan, 2019), jadi usahakan untuk menyampaikan riwayat medismu secara jujur tanpa ada yang ditutup-tutupi. Jika perlu pemeriksaan lebih lanjut, kamu akan dirujuk pada dokter spesialis.
  • Mencari informasi lebih dalam seputar kehamilan yang sehat
    Langkah terakhir yang tak kalah pentingnya adalah mencari informasi yang lebih dalam mengenai manajemen kehamilan. Seperti apa pola makan yang cocok untuk ibu hamil? Olahraga yang bagaimana yang disarankan? Adakah kebutuhan-kebutuhan lainnya yang perlu diperhatikan? Berapa budget yang perlu disediakan hingga proses persalinan? Pertanyaan-pertanyaan seperti ini perlu dieksplor lebih lanjut. Kamu bisa mencari jawaban melalui buku-buku panduan kehamilan, video, podcast, komunitas, dan situs-situs kesehatan reproduksi yang informatif. Simpan segala informasi dalam sebuah buku catatan, notes di HP, atau folder di dalam komputer, agar tak terlupa dan bisa diakses kembali kapanpun informasi tersebut dibutuhkan. Pastikan segala informasi juga bisa diakses oleh ‘support system’ milikmu, baik itu pasangan, keluarga yang tinggal serumah, maupun asisten rumah tangga yang akan terlibat membantu berbagai urusan.

Baca Juga: Inilah Tanda Kehamilan Bermasalah yang Wajib Ibu Kenali

Itulah tiga langkah yang sebaiknya dilakukan setelah menemukan keputihan tanda hamil. Dengan persiapan yang matang, mudah-mudahan kehamilan akan berlangsung mulus tanpa kendala. Selain itu, jika kamu ingin berkonsultasi lebih lanjut soal kehamilan, kamu pun bisa menghubungi Halo DKT melalui layanan bebas pulsa 0800-1-326459 atau Whatsapp ke 0811-1-326459 dengan mengklik tautan ini pada hari Senin hingga Jumat pukul 08.00 – 17.00 WIB. Segala informasi yang disampaikan akan dijamin kerahasiaannya.

Lima Tips Menghadapi Keputihan Tanda Hamil Agar Tak Perlu Merasa Risih

Salah satu hal yang paling sering dikeluhkan perempuan terkait kesehatan reproduksi adalah keputihan. Padahal, tidak selamanya keputihan merupakan suatu masalah. Sebagai contoh, keputihan tanda hamil bisa muncul sekitar 1-2 minggu setelah berhubungan intim. Seiring dengan meningkatnya usia kehamilan, volumenya akan bertambah banyak (Baksheev, Kuzmina & Mashir, 2019). Keputihan tanda hamil merupakan sesuatu yang normal dan semestinya tidak mengganggu, sebab kemunculannya biasanya tidak disertai rasa gatal, nyeri, maupun bau tidak sedap. Meskipun begitu, bila memang kamu tetap merasa risih karena keputihan tanda hamil ini, ada beberapa tips yang bisa kamu terapkan ketika menghadapinya.

Baca Juga: Adakah Makanan yang Bisa Pengaruhi Keputihan dan Aroma Miss V?

  • Lebih sering mengganti pakaian dalam
    Gunakan pakaian dalam berbahan katun dengan sirkulasi udara yang baik bagi vagina. Bila memang volume keputihan sedang banyak, upayakan untuk lebih sering mengganti pakaian dalam. Kalau kamu masih sering bepergian ke luar rumah, bawalah pakaian dalam cadangan serta pouch yang bersih untuk menyimpan pakaian dalam bekas pakai. Setibanya di rumah, pastikan bahwa pakaian dalam bekas pakai segera dicuci dan tidak ditumpuk-tumpuk terlebih dahulu.

  • Pastikan bahwa area selangkangan selalu kering sehabis mandi
    Bagian vulva dan vagina yang lembab bisa jadi sarang bakteri dan jamur, sehingga dapat membuat keputihan tanda hamil yang tadinya normal menjadi keputihan yang berbahaya. Oleh karena itu, keringkanlah area selangkangan dengan benar sehabis mandi. Jangan terburu-buru menggunakan pakaian dalam bila kulit belum sepenuhnya kering.

  • Banyak mengonsumsi yogurt
    Dalam keputihan yang sehat, proporsi bakteri baik harus jauh lebih banyak daripada bakteri buruk. Untuk menjaga agar populasi bakteri baik tetap banyak, konsumsilah yogurt secara teratur. Soalnya, yogurt mengandung bakteri baik lactobacillus yang dibutuhkan untuk kesehatan reproduksi (Fares, El-Kader, et al., 2017).


  • Cermat dalam memilih produk pembersih
    Tidak semua produk sabun dan pembersih bersifat ramah terhadap organ seksual dan reproduksi perempuan. Oleh karena itu, bila memang ingin menggunakan produk pembersih, gunakanlah pembersih khusus dengan kadar pH yang sesuai, tidak mengandung alkohol, serta tidak mengandung zat-zat kimia yang berbahaya. Kamu bisa menggunakan Andalan Feminine Care Intimate Wash dengan pH 3,5 yang sudah terjamin keamanannya.
  • Konsultasi ke dokter bila ada perubahan pada keputihan
    Kalau tiba-tiba keputihan berubah tekstur, warna, volume, dan baunya, serta terdapat keluhan-keluhan yang menyertainya, segera konsultasikan dengan dokter. Khususnya, bila keputihan yang muncul disertai dengan rasa gatal, perih, bau busuk, atau warna yang aneh. Soalnya, bisa jadi ada infeksi menular seksual (IMS) atau masalah kesehatan reproduksi lainnya. Jangan merasa sungkan atau malu untuk memeriksakan diri ke dokter, sebab semakin cepat ditangani akan semakin baik. Kalau perlu, mintalah pasangan untuk ikut menemani ke dokter.

Baca Juga: Pria Juga Perlu Tahu Apa Itu Keputihan

Itulah lima tips menghadapi keputihan tanda hamil agar tak perlu merasa risih. Selain itu, jika kamu masih punya pertanyaan, kamu bisa menghubungi Halo DKT melalui layanan bebas pulsa 0800-1-326459 atau Whatsapp ke 0811-1-326459 dengan mengklik tautan ini pada hari Senin hingga Jumat pukul 08.00 – 17.00 WIB. Segala informasi yang disampaikan akan dijamin kerahasiaannya.

Bau Tak Sedap, Salah Satu Hal yang Membedakan Keputihan Akibat Chlamydia dengan Keputihan Tanda Hamil

Cairan yang tahu-tahu muncul atau bertambah banyak di pakaian dalam bisa jadi merupakan keputihan tanda hamil. Akan tetapi, kalau disertai dengan bau tak sedap, kamu perlu mewaspadainya. Soalnya, ini adalah salah satu gejala Infeksi Menular Seksual (IMS) yang disebut dengan chlamydia.

Sebagian IMS disebabkan oleh virus, sementara sebagian lagi disebabkan oleh bakteri. Nah, dari jenis-jenis IMS akibat serangan bakteri, WHO (2016) menyebutkan bahwa chlamydia merupakan yang paling sering terjadi. Chlamydia bisa menyebar melalui hubungan seks vaginal, oral, dan anal dengan seseorang yang sudah memiliki chlamydia (Dweck & Westen, 2017), khususnya bila hubungan seks dilakukan tanpa menggunakan kondom sebagai pengaman. Selain itu, bayi juga bisa terkena chlamydia dari ibunya saat baru lahir.

Baca Juga: Cara Hilangkan Bau Berlebih pada Vagina

Pada perempuan, chlamydia tidak selalu menunjukkan gejala yang jelas (Westheimer & Lehu, 2019). Akan tetapi, ada kalanya perempuan juga merasakan gejala chlamydia, seperti keputihan yang tidak normal, keluarnya cairan dari anus, nyeri di bagian perut, dan keluarnya darah setelah berhubungan seks. Baik ketika chlamydia menyebabkan gejala yang patut dikeluhkan maupun tidak, chlamydia tetap harus ditangani oleh dokter. Soalnya, chlamydia yang tidak segera ditangani bisa melukai, menyempitkan, bahkan memblokir tuba falopi, yaitu saluran yang menyambungkan indung telur dengan rahim serta jalur yang harus dilalui sel telur untuk bisa bertemu dengan sperma. Bila tuba falopi terblokir, bisa terjadi gangguan kesuburan, kehamilan ektopik di luar rahim, dan nyeri panggul yang berkepanjangan (Hill, 2019).

Inilah alasan mengapa kamu harus waspada jika keputihan terlihat tidak normal, khususnya saat kamu dan pasanganmu sedang berusaha untuk hamil. Lalu bagaimana cara membedakan keputihan akibat chlamydia dengan keputihan tanda hamil? Nggak sulit, kok.
Secara medis, terdapat dua jenis keputihan, yaitu keputihan normal dan keputihan patologis. Keputihan tanda hamil termasuk jenis keputihan yang normal serta mengandung bakteri baik lactobacillus doderlein yang diperlukan sebagai benteng untuk melindungi vagina dari serangan jamur dan bakteri buruk. Ciri-cirinya: tidak berbau, jernih, serta tidak menyebabkan rasa gatal maupun perih (Marhaeni, 2016).

Berbeda dengan keputihan tanda hamil, keputihan akibat chlamydia biasanya berwarna kekuning-kuningan dan berbau tidak sedap (Planned Parenthood, 2021). Bila keputihanmu ciri-cirinya seperti ini, sebaiknya segera jadwalkan kunjungan ke dokter agar kamu bisa segera diperiksa. Kalau memang betul bahwa penyebabnya adalah chlamydia, deteksi dini akan membantumu mendapatkan penanganan yang tepat. Jadi, semakin cepat ketahuan, semakin baik. Tak perlu malu untuk mencari bantuan medis, sebab dokter dan pihak rumah sakit berkewajiban menjaga kerahasiaan kondisi setiap pasien. Privasi akan tetap terjaga.

Kalau ternyata bukan chlamydia, apakah sudah pasti keputihan tanda hamil? Belum tentu juga. Untuk memastikan bahwa kamu betul-betul hamil, gunakanlah alat uji kehamilan / test pack. Kamu bisa menggunakan Andalan Pregnancy Test Midstream, alat tes kehamilan pribadi dengan tingkat keakuratan 99,9% yang bisa dipakai dengan mudah di rumah.

Baca Juga: Ini Perbedaan Keputihan Tanda Hamil dan Keputihan Akibat Bacterial Vaginosis (BV)

Itulah perbedaan keputihan akibat chlamydia dengan keputihan tanda hamil. Selain itu, jika kamu masih punya pertanyaan, kamu juga bisa menghubungi Halo DKT melalui layanan bebas pulsa 0800-1-326459 atau Whatsapp ke 0811-1-326459 dengan mengklik tautan ini pada hari Senin hingga Jumat pukul 08.00 – 17.00 WIB. Segala informasi yang disampaikan akan dijamin kerahasiaannya.

Ini Perbedaan Keputihan Tanda Hamil dan Keputihan Akibat Bacterial Vaginosis (BV)

Munculnya keputihan tidak selalu memiliki makna yang sama. Ada kalanya keputihan merupakan sesuatu yang normal dan sehat, misalnya keputihan tanda kehamilan. Akan tetapi, terkadang keputihan juga bisa menandakan adanya gangguan kesehatan. Misalnya, ketika bacterial vaginosis (BV) sedang menyerang keseimbangan ekosistem bakteri di dalam vagina. Seperti apa keputihan tanda hamil dan bagaimana perbedaannya dengan keputihan akibat BV?

Secara medis, terdapat dua jenis keputihan, yaitu keputihan normal dan keputihan patologis. Keputihan tanda hamil termasuk jenis keputihan yang normal. Cairan keputihan saat hamil mengandung bakteri baik lactobacillus doderlein yang diperlukan sebagai benteng untuk melindungi vagina dari serangan jamur dan bakteri buruk. Ciri-cirinya: tidak berbau, jernih, serta tidak menyebabkan rasa gatal maupun perih (Marhaeni, 2016).

Baca Juga: Perbedaan Keputihan Normal dan Tidak Normal

Sementara itu, keputihan patologis merupakan keputihan yang menandakan adanya gangguan penyakit. Contohnya, keputihan akibat BV. Ketika jumlah bakteri baik lactobacillus di dalam vagina berkurang, perkembangan bakteri buruk seperti gardnerella meningkat dengan pesat. Alhasil, muncullah keputihan yang tipis, berair, dan berbau amis dengan warna yang bisa bermacam-macam mulai dari kelabu, kekuning-kuningan, hingga kehijau-hijauan. Keputihan tanda BV biasanya tidak menyebabkan rasa gatal, namun tetap merupakan masalah yang perlu diatasi dengan berkunjung ke dokter, khususnya jika kamu hamil. Soalnya, perempuan hamil yang terkena BV memiliki risiko keguguran dan kelahiran prematur yang 5 kali lebih tinggi dibandingkan dengan perempuan hamil yang sehat (Hill, 2019). Meskipun begitu, tak perlu khawatir bila kamu mengalami gejala BV, sebab BV bisa diobati dengan menggunakan antibiotik.

Untuk mencegah BV, ada beberapa tips yang bisa kamu terapkan.

Ini Perbedaan Keputihan Tanda Hamil dan Keputihan Akibat Bacterial Vaginosis (BV)

  • Menghindari kebiasaan douching atau membersihkan bagian dalam lubang vagina. Faktanya, perempuan yang membersihkan bagian dalam vagina lebih sering terkena BV (Abebaw, Bekele & Mihret, 2017). Soalnya, bakteri baik yang mencegah BV turut mati ketika bagian dalam saluran vagina dibersihkan. Oleh karena itu, bila ingin membersihkan diri, bersihkan bagian luar alias vulva dengan air saja. Hindari menggunakan sabun mandi, deterjen, rempah-rempah, lulur, bubble bath, bath salt, ataupun wewangian. Jika ingin menggunakan pembersih, gunakan pembersih khusus yang aman dan memiliki tingkat pH yang sesuai dengan vulva, misalnya Andalan Feminine Care atau Andalan Intimate Wipes yang terbuat dari bahan-bahan alami dan telah teruji keamanannya.
    Ini Perbedaan Keputihan Tanda Hamil dan Keputihan Akibat Bacterial Vaginosis (BV)
  • Menggunakan kondom ketika berhubungan seks. BV memang bukan infeksi menular seksual, namun risiko BV cenderung meningkat bila seseorang aktif secara seksual (Muzny & Schwebke, 2016). Oleh karena itu, tetaplah mempraktikkan seks aman dan gunakan kondom setiap kali kamu akan menikmati momen intim bersama pasanganmu.
    Ini Perbedaan Keputihan Tanda Hamil dan Keputihan Akibat Bacterial Vaginosis (BV)
  • Bila menggunakan pelumas, pilih pelumas berbahan dasar air yang sudah memenuhi standar mutu internasional ISO 4074. Misalnya, Fiesta Natural Intimate Lubricant dan Sutra Lubricant. Hindari menggunakan pelumas dengan bahan-bahan kimia yang berbahaya dan berpotensi mengganggu keseimbangan ekosistem bakteri baik vagina.
    Ini Perbedaan Keputihan Tanda Hamil dan Keputihan Akibat Bacterial Vaginosis (BV)

Baca Juga: Keputihan Tanda Hamil, Seperti Apa Ciri-cirinya?

Itulah perbedaan keputihan tanda hamil dengan keputihan akibat BV, serta beberapa trik yang bisa kamu terapkan untuk mencegah BV. Selain itu, kalau kamu masih memiliki pertanyaan atau ingin berkonsultasi, kamu bisa menghubungi Halo DKT melalui layanan bebas pulsa 0800-1-326459 atau Whatsapp dengan mengklik tautan ini pada hari Senin hingga Jumat pukul 08.00 – 17.00 WIB. Segala informasi yang disampaikan akan dijamin kerahasiaannya.

Keputihan Tanda Hamil, Seperti Apa Ciri-cirinya?

Keputihan seringkali dianggap sebagai sesuatu yang buruk dan kotor, padahal kenyataannya tidak selalu demikian. Adanya keputihan juga bisa menandakan hal lain. Misalnya, keputihan bisa muncul saat seorang perempuan sedang hamil. Keputihan tanda hamil ini merupakan sesuatu yang normal dan berbeda dengan keputihan gejala penyakit (Бакшеєв, Кузьміна, & Машир, 2019).

Pada trimester pertama, kulit di sekitar vulva akan menjadi semakin gelap dan keputihan yang keluar dari vagina menjadi semakin banyak (Regan, 2019). Fungsi keputihan ini adalah sebagai bentuk benteng pertahanan untuk mencegah masuknya bakteri di leher rahim (Hill, 2019). Biasanya, keputihan tanda hamil bertekstur lengket dan warnanya cenderung bening atau putih. Cairan ini bisa menjadi noda di celana dalam, namun seharusnya tidak akan menyebabkan ketidak-nyamanan apapun.

Baca Juga: Penyebab Keputihan Coklat Setelah Haid

Meskipun begitu, keputihan juga bisa menandakan adanya gangguan penyakit, seperti bacterial vaginosis, trichomoniasis dan beberapa jenis infeksi menular seksual (IMS) lainnya. Hubungi dokter untuk pemeriksaan lebih lanjut apabila keputihan berubah warna menjadi kuning, berbau tidak sedap, serta menyebabkan rasa gatal atau sakit (Regan, 2019). Jangan ragu atau malu untuk berkonsultasi, sebab infeksi yang tidak tertangani bisa berdampak buruk pada calon bayi.

Berikut beberapa tips mudah untuk mencegah terjadinya infeksi di sekitar organ reproduksi saat sedang hamil:

  • Memilih pakaian dalam yang ukurannya tidak terlalu sempit dan memiliki sirkulasi udara yang baik, misalnya pakaian dalam berbahan katun. Banyak, kok, pakaian dalam katun khusus ibu hamil yang desainnya bagus nyaman. Gantilah pakaian dalam secara teratur.
    Cek IMS Berkala, Salah Satu Cara untuk Menjaga Faktor Kesuburan Laki-laki

  • Membasuh vulva dengan handuk hingga betul-betul kering sehabis mandi, buang air kecil, atau berolahraga. Perhatikan juga kebersihan handuk. Jemur handuk sehabis pakai di tempat yang terkena sinar matahari agar tidak lembab. Apabila perlu, memakai sabun kewanitaan yang lembut dan mengandung prebiotik seperti Andalan Feminine Care. Namun ingat, hanya area vulva saja yang dapat dibersihkan.
    Cek IMS Berkala, Salah Satu Cara untuk Menjaga Faktor Kesuburan Laki-laki

  • Cebok dari arah depan ke belakang, bukan sebaliknya. Soalnya, cebok dari arah belakang ke depan bisa membawa bakteri dari anus ke dalam vagina. Hindari juga mengulangi gerakan cebok dengan menggunakan tisu yang sama lebih dari sekali, sebab percuma sudah cebok dengan arah yang benar bila tisu tersebut sudah terkontaminasi oleh bakteri.
    Cek IMS Berkala, Salah Satu Cara untuk Menjaga Faktor Kesuburan Laki-laki

  • Menghindari perilaku seksual berisiko. Selalu jaga kebersihan dan gunakan kondom apabila berhubungan seks. Bila menggunakan sex toys, pastikan bahwa sex toys juga selalu dalam keadaan bersih dan steril sebelum dipakai. Kalau perlu, lapisi juga sex toys tersebut dengan kondom.
    Cek IMS Berkala, Salah Satu Cara untuk Menjaga Faktor Kesuburan Laki-laki

Baca Juga: Keputihan Sedang Muncul, Bolehkah Berhubungan Seks?

Dengan cara-cara tadi, mudah-mudahan organ reproduksi akan tetap terlindungi dan keputihan yang keluar juga tetap normal dan sehat. Selain itu, jika ingin berkonsultasi lebih lanjut mengenai keputihan tanda hamil, kamu bisa menghubungi Halo DKT melalui layanan bebas pulsa 0800-1-326459 atau Whatsapp ke 0811-1-326459 dengan mengklik tautan ini pada hari Senin hingga Jumat pukul 08.00 – 17.00 WIB. Segala informasi yang disampaikan akan dijamin kerahasiaannya.

Keputihan Sedang Muncul, Bolehkah Berhubungan Seks?

Keputihan yang membasahi pakaian dalam seringkali membuat perempuan jadi merasa tidak nyaman beraktivitas. Salah satunya termasuk aktivitas seksual dengan pasangan. Hal yang cukup sering ditanyakan adalah: bolehkah berhubungan seks bila keputihan sedang muncul? Berikut sekilas pembahasannya.

Leukorrhea atau keputihan merupakan cairan yang tipis dan cenderung bening yang keluar dari vagina (Dweck & Westen, 2017). Berbeda dengan pemikiran masyarakat pada umumnya, adanya keputihan nggak selalu menandakan infeksi ataupun gangguan kesehatan. Tergantung dari ciri-ciri keputihan tersebut.

Baca Juga: Berhubungan Intim Bila Ada Keputihan Tanda Hamil, Bahaya Nggak Ya?

Bolehkah berhubungan seks ketika sedang keputihan? Untuk menjawab pertanyaan ini, Anda harus memeriksa warna dan bau dari cairan keputihan yang muncul. Bila warnanya bening keputih-putihan, tidak berbau, serta tidak menimbulkan rasa gatal maupun nyeri, maka keputihan tersebut tergolong normal (Sari, 2017). Ketika keputihan normal, hubungan seks aman dilakukan. Sebaliknya, keputihan tanda jamur, bakteri atau virus akan cenderung keruh dengan warnanya kekuningan, kehijauan, atau keabuan. Teksturnya aneh, misalnya menyerupai saus keju atau susu basi. Baunya nggak sedap, seperti ada sesuatu yang jamuran atau amis. Tak jarang, keputihan tanda infeksi akan bercampur dengan darah. Selain itu, volume yang keluar pun mengganggu karena jauh lebih banyak, menyebabkan gatal-gatal, dan kemunculannya disertai dengan rasa sakit. Nah, kalau ini yang terjadi, maka sebaiknya Anda menghindari hubungan seks terlebih dahulu dan memeriksakan diri ke dokter kandungan atau bidan.

Bila keputihan Anda sebenarnya normal dan pasangan Anda tak mempermasalahkan hubungan seks dengan adanya keputihan tersebut, namun Anda sendiri malah merasa tidak nyaman, ada beberapa hal yang bisa Anda lakukan.

  • Mengganti pakaian dalam secara rutin. Pilihlah pakaian dalam berbahan katun dengan sirkulasi udara yang baik.
  • Menggunakan sabun pembersih khusus untuk membersihkan organ reproduksi bagian luar atau vulva, misalnya dengan menggunakan Andalan Feminine Care Fresh yang telah diformulasikan khusus dengan prebiotik dan kombinasi bahan alami yang teruji klinis.
  • Memakai tisu basah khusus, seperti Andalan Fresh Intimate Wipes, tisu higienis dan lembut berkandungan lactic adic dan lactoserum yang mampu menjaga keseimbangan pH di area vulva. Kandungan sirih, chamomile, aloe vera dan ekstrak peppermintnya pun memberikan rasa segar dan nyaman tanpa menyebabkan iritasi.
  • Menggunakan kondom secara tepat dan konsisten ketika berhubungan seks untuk mengurangi risiko infeksi menular seksual (IMS). Bila menginginkan aroma segar, pilihlah kondom Fiesta Grape atau Fiesta Strawberry.

Baca Juga: Keputihan Setiap Hari, Normalkah?

Itulah sekilas penjelasan mengenai boleh tidaknya berhubungan seks ketika keputihan sedang muncul. Jika ingin berkonsultasi lebih lanjut, Anda bisa menghubungi Halo DKT melalui layanan bebas pulsa 0800-1-326459 atau Whatsapp ke 0811-1-326459 dengan mengklik tautan ini pada hari Senin hingga Jumat pukul 08.00 – 17.00 WIB. Segala informasi yang disampaikan akan dijamin kerahasiaannya.

Mengenal Bacterial Vaginosis, Dalang Penyebab Keputihan yang Bau

Dari sekian banyak jenis infeksi yang bisa terjadi pada vagina, bacterial vaginosis (BV) merupakan yang paling sering terjadi pada perempuan usia subur. BV bahkan seringkali menjadi dalang di balik munculnya keputihan yang bau. Sebuah penelitian terhadap 13.153 perempuan menemukan bahwa sebanyak 4.449 atau 34% dari mereka mengalami BV (Davis, Pathela, et al., 2019). Mengingat bahwa risiko BV pada perempuan cukup besar, Anda perlu mengetahui gejala dan pencegahannya.

BV terjadi karena terganggunya keseimbangan ekosistem bakteri dalam vagina. Kalau Anda sering mengonsumsi yogurt, Anda mungkin sudah familiar dengan beberapa jenis bakteri baik Lactobacilli yang dibutuhkan usus untuk membantu pencernaan. Seperti layaknya usus, vagina juga membutuhkan bakteri-bakteri baik Lactobacilli agar ekosistemnya tetap seimbang. Ekosistem vagina punya derajat keasamannya sendiri, yaitu 4,9-3,5 pH (Hill, 2019). Fungsinya adalah untuk menyeleksi bakteri agar bakteri-bakteri buruk seperti Gardnerella tidak berkembang biak dengan pesat. Apabila keseimbangan ekosistem bakteri dalam vagina terganggu, hal ini bisa menyebabkan BV, infeksi jamur, dan berbagai gangguan kesehatan lainnya.

Baca Juga: 5 Strategi Menjaga Kesehatan Reproduksi Sambil Mencegah Penularan Virus Corona

Berbeda dengan sifilis, gonorrhoea, atau HIV/AIDS, BV tidak tergolong infeksi menular seksual (IMS). Meskipun begitu, BV seringkali muncul setelah terjadinya hubungan seks, khususnya apabila dilakukan dengan pasangan baru atau dengan beberapa pasangan seksual (cdc.gov).
Beberapa faktor lain yang juga bisa meningkatkan risiko terkena BV antara lain (Hill, 2019):

  • Kebiasaan mencuci vagina dengan cara yang salah
  • Sering mandi di dalam bath tub dengan menggunakan gelembung-gelembung sabun
  • Kebiasaan merokok
  • Sedang menderita IMS

Faktanya, sebanyak 50-75% kasus BV pada perempuan tidak menunjukkan gejala sama sekali (Brazier, 2017, Medical News Today). Akan tetapi, beberapa gejala BV dapat diamati dengan memperhatikan cairan keputihan yang keluar dari vagina. Jika Anda terkena BV, keputihan akan cenderung lebih tipis dan encer dengan warna kelabu, kekuning-kuningan, atau kehijau-hijauan. Keputihan biasanya akan berbau tidak sedap, namun tidak disertai rasa gatal ataupun iritasi (Hill, 2019).

BV bisa dicegah dengan beberapa strategi, antara lain (cdc.gov):

  • Menghindari hubungan seks berisiko
  • Membatasi jumlah pasangan
  • Menggunakan kondom secara tepat dan konsisten
  • Mencuci vagina secara baik dan benar. Jika Anda merasa perlu membersihkan alat kelamin, bersihkan bagian luar (vulva) dengan air ataupun sesekali dapat menggunakan sabun kewanitaan yang memiliki kandungan prebiotic serta aman seperti Andalan Feminine Care, namun jangan membersihkan bagian dalam (vagina).

Apabila Anda mencurigai infeksi BV, segeralah memeriksakan diri ke dokter agar lekas diobati. Kalau Anda sudah terlanjur membersihkan cairan keputihan sebelum kunjungan ke dokter, beritahu dokter Anda mengenai bau yang sempat muncul dari keputihan, sebab ini merupakan informasi penting. Dokter membutuhkan sampel cairan keputihan untuk bisa memberikan diagnosis. Kemudian, biasanya dokter akan meresepkan antibiotik. Jangan menganggap remeh BV yang tidak banyak menunjukkan gejala. Berikut dampak yang bisa terjadi apabila BV tidak diobati (Hill, 2019):

  • Menstruasi semakin deras dan menyakitkan
  • Muncul abses / bisul bernanah di area payudara
  • Meningkatnya risiko keguguran dan melahirkan secara prematur bagi perempuan hamil
  • Kemungkinan terkena radang panggul meningkat bagi penderita BV yang sedang menjalani prosedur pembatalan kehamilan serta yang melahirkan dengan operasi caesar

Baca Juga: Trik Membedakan Keputihan yang Normal dan Tidak Normal

Demikianlah informasi mengenai BV dan cara mengenalinya dari cairan keputihan. Jika Anda memiliki pertanyaan, Anda bisa berkonsultasi ke Halo DKT melalui layanan bebas pulsa 0800-1-326459 atau Whatsapp ke 0811-1-326459  pada hari Senin hingga Jumat pukul 08.00–17.00 WIB. Semua yang disampaikan akan dijamin kerahasiaannya.

Trik Membedakan Keputihan yang Normal dan Tidak Normal

Keputihan yang tidak normal biasanya menandakan gangguan kesehatan di dalam tubuh. Sayangnya, kesadaran mengenai keputihan tidak normal di kalangan masyarakat masih rendah (Zaher, Khedr & Elmashad, 2017). Oleh karena itu, dibutuhkan pemahaman lebih lanjut mengenai keputihan dan cara membedakan keputihan yang mencurigakan dari keputihan yang masih aman.

Apa itu keputihan?
Keputihan merupakan keluarnya sekresi (cairan) dari dalam vagina. Vagina memiliki kemampuan untuk membersihkan dirinya sendiri. Keluarnya keputihan merupakan salah satu cara vagina untuk membersihkan diri dari jamur, bakteri, parasit, dan ancaman-ancaman lainnya yang berpotensi mengganggu kesehatan organ reproduksi. Keputihan juga bisa muncul saat organ reproduksi sudah terjangkit penyakit, misalnya bacterial vaginosis, trikomoniasis, infeksi jamur candida, serta beberapa jenis infeksi menular seksual (IMS) (Hill, 2019).

Baca Juga: Perbedaan Keputihan Normal dan Tidak Normal

Selain mengeluarkan cairan untuk mencegah penyakit, vagina mengeluarkan lendir ketika sedang ovulasi, sebelum dan setelah menstruasi, saat menerima rangsangan seksual, dan semasa hamil (Sari, 2017). Ini merupakan sesuatu yang normal dan tidak perlu dikhawatirkan. Untuk membantu Anda membedakan keputihan yang perlu diwaspadai dengan keputihan biasa, berikut ciri-ciri keputihan yang normal dan yang tidak normal (Sari, 2017; Hill, 2019).

Ciri-ciri keputihan yang normal

  • Lendir berwarna bening
  • Lendir tidak berbau
  • Volume lendir tidak terlalu banyak
  • Tidak menyebabkan rasa gatal atau nyeri

Ciri-ciri keputihan yang tidak normal

  • Lendir terlihat keruh
  • Lendir terlihat seperti susu basi, berwarna kekuningan, kehijauan, atau keabuan
  • Lendir bercampur darah
  • Lendir berbau tidak sedap
  • Volume lendir yang keluar banyak
  • Keluarnya lendir diikuti dengan rasa gatal atau nyeri

Strategi mencegah keputihan tidak normal
Faktanya, keputihan yang mengganggu bisa menurunkan kepercayaan diri sebagian perempuan (Komariyah, Sucipto, & Izah, 2016). Oleh karena itu, agar tetap bisa bebas beraktivitas tanpa terganggu dengan keputihan, dibutuhkan sejumlah strategi khusus. Berikut beberapa hal yang bisa Anda praktekkan (Fahami, 2013; Rice, ElWerdany, et al., 2016; Zaher, Khedr & Elmashad, 2017).

  • Menjaga kebersihan vulva
    Bersihkan vulva dengan air bersih agar tidak ada smegma yang menumpuk. Usahakan tidak membersihkan bagian dalam (lubang vagina), agar derajat keasaman vagina tidak terganggu. Keringkan vulva dari depan ke belakang dengan tisu / handuk bersih setiap selesai mandi, buang air kecil, atau buang air besar. Jangan langsung menggunakan pakaian dalam sampai vulva benar-benar kering.
  • Cegah infeksi dengan mencuci tangan
    Cuci tangan dengan sabun sebelum menyentuh vulva dan / atau vagina.
  • Memastikan agar pakaian dalam senantiasa bersih.
    Pilihlah pakaian dalam yang nyaman dengan sirkulasi udara yang baik, misalnya pakaian dalam berbahan katun. Pastikan bahwa ukuran pakaian dalam tidak terlalu sempit. Ganti pakaian dalam secara rutin dan jangan membiarkannya menumpuk lama sebelum dicuci.
  • Menjaga kebersihan saat sedang menstruasi
    Ganti pembalut atau tampon secara rutin ketika sedang menstruasi.
  • Menggunakan kondom secara tepat dan konsisten setiap kali berhubungan seks.
    Kondom merupakan satu-satunya alat kontrasepsi yang bisa mencegah infeksi menular seksual (IMS). Jika Anda menggunakan sex toys, pastikan bahwa sex toys selalu bersih dan steril sebelum dipakai. Kalau perlu, gunakan kondom untuk melapisi sex toys.
  • Tidak menaruh wewangian, lulur, ataupun rempah-rempah di area vagina
    Jangan menaruh apapun di dalam vagina sebelum berkonsultasi dengan dokter. Apabila vagina mengeluarkan bau tidak sedap, jadwalkanlah sesi konsultasi dengan bidan atau dokter.

Baca Juga: Mengenal Bacterial Vaginosis, Dalang Penyebab Keputihan yang Bau

Demikianlah sekilas mengenai keputihan serta cara mencegah keputihan abnormal. Semoga dengan informasi ini Anda bisa lebih bijak menjaga kesehatan organ reproduksi. Jika masih punya pertanyaan, hubungi layanan bebas pulsa 0800-1-326459 atau Whatsapp ke 0811-1-326459  pada hari Senin hingga Jumat pukul 08.00 – 17.00 WIB.  Segala informasi yang Anda sampaikan akan dijaga kerahasiaannya.