Kamu Berisiko Keputihan Jika Punya Tiga Kondisi Berikut!

Keputihan memang sangat mengganggu. Kondisi ini bisa disebabkan infeksi jamur atau bakteri. Infeksi jamur di vagina biasanya disebabkan oleh sejenis jamur yang disebut Candida.

Dalam kondisi normal, bakteri dan jamur hidup di vagina dan tidak menimbulkan gejala. Tetapi karena suatu kondisi tertentu, keseimbangan bakteri dan jamur menjadi tidak terganggu, di mana pertumbuhan jamur atau bakteri “jahat” menjadi berlebihan. Terjadilah infeksi di vagina dengan salah satu gejalanya keputihan.

Baca Juga: Keputihan Dapat Mengganggu Kesuburan Wanita‎

Keputihan karena infeksi jamur sangat umum terjadi. Sekitar 75 persen wanita akan mengalami keputihan akibat infeksi jamur beberapa kali sepanjang hidupnya, dan sekitar 5 persen akan mengalami infeksi jamur berulang, biasanya didefinisikan dengan empat kali infeksi setahun.

Infeksi jamur persisten paling sering terjadi pada wanita dengan kondisi kesehatan tertentu. Berikut ini tiga kondisi yang bisa menyebabkan keputihan karena infeksi jamur di vagina:

  1. Kadar gula darah yang tinggi

    Diabetes yang tidak terkontrol adalah faktor risiko infeksi jamur. Jamur itu sangat menyukai gula, sehingga kadar gula darah yang tinggi menciptakan lingkungan yang mendorong pertumbuhan jamur yang berlebih.

  2. Kehamilan dan peningkatan Estrogen

    Perubahan hormon yang terkait dengan kehamilan, khususnya peningkatan kadar estrogen, membuat seorang wanita lebih rentan mengalami keputihan akibat infeksi jamur di vagina. Selama kehamilan, kadar gula dalam cairan vagina juga meningkat dan ini sangat disukai jamur.

    Meskipun infeksi jamur selama kehamilan tidak berbahaya bagi janin, namun seringkali lebih sulit diobati. Ditambah lagi kehamilan akan melemahkan sistem kekebalan tubuh, sehingga lebih sulit bagi wanita untuk melawan infeksi.

  3. Daya tahan tubuh yang lemah

    Sistem kekebalan tubuh yang melemah umumnya dialami orang dengan penyakit kronis seperti diabetes, HIV, atau karena menggunakan kortikosteroid dalam jangka panjang. Ini semua meningkatkan pertumbuhan jamur penyebab keputihan.

    Untungnya, ada beberapa langkah yang dapat kamu lakukan untuk mengendalikan keputihan dan infeksi jamur. Salah satunya dengan mengendalikan penyebabnya, dan merawat organ intim dengan benar. Kamu tidak perlu membersihkan vagina dengan sabun, namun boleh sesekali menggunakan cairan pembersih kewanitaan seperti Andalan Feminine Care.

Baca Juga: Jangan Terjebak Mitos Keputihan Akibat Jamur

Jika ingin tahu lebih lanjut tentang produk ini dan informasi seputar keputihan, Kamu bisa langsung berkonsutasi ke Halo DKT dengan menghubungi nomer Whatsapp Halo DKT 0811-1-326459 atau melalui link berikut: https://bit.ly/halodktwhatsapp pada hari Senin hingga Jumat pukul 08.00 – 17.00 WIB. Tak perlu ragu untuk bertanya atau berkonsultasi, sebab segala informasi yang kamu sampaikan akan dijamin kerahasiaannya.

Tiga Pemicu Keputihan yang Mengganggu

Ada sejumlah indikasi yang menunjukkan bahwa keputihan yang kamu alami bukan keputihan biasa. Yuk, cek apa saja tanda-tanda keputihan yang berbahaya.

Sebenarnya mudah saja membedakan keputihan normal dan keputihan yang tidak normal. Para ahli sudah menegaskan ada tiga indikator perubahan yaitu, warna, bau, dan gejala yang muncul seperti perih saat berkemih, dan sensasi terbakar atau panas pada vagina.

Baca Juga: Perbedaan Keputihan Normal dan Tidak Normal

Jika kamu merasakan satu saja dari indikasi tersebut, itu artinya keputihan yang kamu rasakan bukan keputihan biasa. Salah satu pemicu munculnya keputihan abnormal adalah infeksi bakteri dan jamur.

Berikut tiga jenis infeksi yang sering jadi biang kerok munculnya keputihan abnormal dan gejala yang menyertainya:

Infeksi jamur

Jamur yang tumbuh subur di vagina menyebabkan infeksi. Tanda-tanda infeksi jamur di antaranya : cairan keputihan berwarna putih kental seperti keju; terjadinya pembekakan dan nyeri di sekitar vulva; rasa gatal yang hebat; dan sakit saat berhubungan seksual.

Bacterial vaginosis

Bacterial vaginosis atau infeksi bakteri pada vagina membuat keputihan yang kamu rasakan sangat mengganggu karena sensasi yang ditimbulkan. Tanda-tanda telah terjadi infeksi bakteri pada vagina di antaranya : keputihan berwarna putih, abu-abu atau kekuningan. Bau amis yang menyengat setelah berhubungan intim atau setelah membasuh vagina. Terasa gatal, muncul sensasi terbakar. Sedikit kemerahan dan pembengkakan pada vagina dan vulva.

Trichomoniasis

Trichomoniasis merupakan penyakit menular seksual yang disebabkan oleh parasit Trichomonas vaginalis. Kondisi ini menyebabkan perubahan drastis pada keputihan diantaranya menjadi lebih encer, berwarna keputihan atau kekuningan, bau tidak sedap, sakit saat buang air kecil, dan paling terlihat setelah menstruasi.

Baca Juga: Penyebab Keputihan Coklat Setelah Haid

Kamu bisa langsung berkonsutasi ke Halo DKT dengan menghubungi nomer Whatsapp Halo DKT 0811-1-326459 atau melalui link berikut: https://bit.ly/halodktwhatsapp pada hari Senin hingga Jumat pukul 08.00 – 17.00 WIB. Tak perlu ragu untuk bertanya atau berkonsultasi, sebab segala informasi yang kamu sampaikan akan dijamin kerahasiaannya.

Agar Keputihan Terkontrol, Bagaimana Caranya?

Tak perlu risau dengan keputihan yang kamu alami. Keputihan normal memang alamiah terjadi terutama menjelang menstruasi.

Selama kondisinya baik-baik saja, yaitu tidak ada perubahan warna, bentuk, dan menimbulkan bau menyengat, itu merupakan keputihan biasa yang memang reaksi alamiah tubuh dalam membersihkan area genital wanita.

Baca Juga: Keputihan pada Remaja, Apakah Normal?

Namun, keputihan abnormal bisa terjadi kapan saja yang dipicu oleh berbagai faktor. Apapun pemicunya, yang pasti keputihan abnormal ini bisa dicegah kok, dengan berbagai langkah berikut ini:

  1. Gunakan pantyliner

    Agar pakaian dalam kamu tetap kering, gunakan pantyliner yang tepat. Ganti setiap beberapa jam, jangan digunakan sepanjang hari apalagi saat tidur. Karena bisa menyebabkan iritasi.

  2. Bersihkan vagina dari depan ke belakang

    Cara benar membersihkan vagina yaitu dari depan menuju ke belakang, bukan sebaliknya. Sebab jika salah arah, berpotensi masuknya bakteri dan kuman ke dalam vagina. Menyeka dari belakang ke depan bisa memicu terjadinya infeksi yang menyebabkan keputihan tidak normal.

  3. Bersihkan dengan air mengalir

    Setiap hari bersihkan area genital dengan air mengalir dan pembersih kewanitaan yang direkomendasikan oleh para ahli. Salah satunya dengan pembersih kewanitaan khusus seperti Andalan Feminine Care Intimate Wash.

  4. Gunakan celana dalam berbahan katun

    Hindari penggunaan celana ketat, legging, pakaian renang dalam waktu lama sebab bisa mengganggu keseimbangan pH vagina. Gangguan keseimbangan pH juga bisa dipicu oleh pakaian dalam berbahan sintetis seperti polyester. Bahan ini membuat vagina lembab.

  5. Berkemih setelah berhubungan

    Setelah berhubungan intim segera berkemih atau setidaknya membasuh vagina guna menghilangkan bakteri yang masuk, yang bisa menyebabkan infeksi saluran kemih dan perubahan pada keputihan.

  6. Gunakan pembalut tanpa pewangi

    Pembalut kewanitaan yang mengandung berwarna dan beraroma cenderung mengganggu keseimbangan pH vagina. Juga membuat vagina lembab yang memicu timbulnya bakteri pengganggu.

  7. Seks aman cegah PMS

    Lakukan hubungan seksual yang aman untuk mencegah terjadinya infeksi penyakit menular seksual (PMS) yang bisa menimbulkan keputihan abnormal. Gunakan kondom karena sangat efektif mencegah PMS saat berhubungan.

  8. Konsultasi ke dokter

    Jika kamu mengalami keputihan abnormal, segera hubungi dokter untuk dicari tahu penyebab dan diberikan terapi yang tepat. Jangan mendiagnosis apalagi mengobati sendiri, alih-alih menyembuhkan yang ada justru menambah parah keadaaan.

Itulah delapan cara yang bisa kamu lakukan untuk menjaga keputihan tetap pada jalurnya. Lakukan secara rutin dan disiplin ya, agar vagina tetap sehat dan keputihan abnormal bisa dicegah sedini mungkin.

Baca Juga: Keputihan Tanda Hamil, Kenali Lebih Jauh Ciri-cirinya!

Jika mengalami kondisi yang mencurigakan, jangan ragu untuk berkonsultasi ke dokter yang kompeten. Kamu bisa langsung berkonsutasi ke Halo DKT dengan menghubungi nomer Whatsapp Halo DKT 0811-1-326459 atau melalui link berikut: https://bit.ly/halodktwhatsapp pada hari Senin hingga Jumat pukul 08.00 – 17.00 WIB. Tak perlu ragu untuk bertanya atau berkonsultasi, sebab segala informasi yang kamu sampaikan akan dijamin kerahasiaannya.

Ini Penyebab Keputihan Berlebihan

Keputihan dalam kondisi wajar merupakan hal lumrah yang dialami wanita. Namun, ada pula keputihan yang terjadi tidak seperti biasanya.

Ada berbagai faktor yang menyebabkan keputihan terasa berat atau volumenya berlebihan dari biasanya. Alih-alih cemas dan khawatir, lebih baik kamu cari tahu apa faktor penyebabnya.

Baca Juga: Lima Rutinitas di Kamar Mandi untuk Mencegah Keputihan‎

Berikut beberapa hal penyebab keputihan berlebihan:

  1. Periode menstruasi
    Menjelang masa menstruasi, keputihan menjadi lebih banyak dari biasanya. Saat ovulasi semakin dekat, ketika sel telur bersiap dikeluarkan dari ovum, saat itulah kamu akan merasa lebih basah dari biasanya. Selain itu, keputihan jadi lebih jernih dan lebih kental dari sebelumnya. Sebagai siklus bulanan, tak perlu khawatir jika keputihan berlebihan.

  2. Rangsangan saat berhubungan
    Saat kamu terangsang, pembuluh darah area genital akan melebar, akibatnya vagina akan mengeluarkan cairan sebagai pelumas, membuat dinding vagina basah dan meningkatnya volume keputihan.

  3. Hormon terganggu
    Ketidakseimbangan hormon ikut andil memicu keputihan berlebih. Hal ini dipicu oleh stress maupun kondisi kesehatan lainnya seperti sindrom ovarium polikistik (PCOS). Bahkan PCOS memengaruhi 10% wanita usia reproduksi. Keputihan berlebih hanya satu dari sekian banyak gangguan keseimbangan hormon lainnya seperti menstruasi tidak teratur dan gangguan fertilitas.

  4. Reaksi alergi
    Sama seperti bagian tubuh lainnya, reaksi alergi juga bisa terjadi di dalam atau sekitar vagina. Umumnya alergi dipicu oleh kebiasaan buruk dalam memakai pembersih kewanitaan, alat bantu seks, pakaian yang terkontaminasi bakteri, dan lainnya. Selain keputihan berlebihan, kamu bisa mengalami gatal, kemerahan hingga nyeri saat berkemih maupun saat berhubungan.

  5. Penggunaan antibiotik
    Salah satu efek samping dari konsumsi antibiotik adalah terganggunya keseimbangan bakteri di vagina. Hal ini memicu terjadinya infeksi jamur yang ditandai dengan keputihan berlebihan dan teksturnya yang kental seperti keju atau berair. Gejala lainnya berupa gatal, ruam, sensasi terbakar saat berkemih atau ketika berhubungan intim.

Baca Juga: Begadang dan Makanan Manis, Dua Kebiasaan yang Menyebabkan Keputihan

Itulah beberapa penyebab keputihan berlebihan yang biasa terjadi. Jika kamu mengalami keputihan yang di luar batas wajar tanpa penyebab yang pasti, kamu bisa langsung berkonsutasi ke Halo DKT dengan menghubungi nomer Whatsapp Halo DKT 0811-1-326459 atau melalui link berikut: https://bit.ly/halodktwhatsapp pada hari Senin hingga Jumat pukul 08.00 – 17.00 WIB. Tak perlu ragu untuk bertanya atau berkonsultasi, sebab segala informasi yang kamu sampaikan akan dijamin kerahasiaannya.

Keputihan dan Siklus Menstruasi Bulanan

Keputihan merupakan proses alami keluarnya cairan dari vagina yang berasal dari kelenjar di mulut rahim. Cairan ini terdiri dari lendir serviks, cairan vagina, dan bakteri.

Secara biologis berfungsi membersihkan vagina dari bakteri perusak dan melindungi area genital wanita dari berbagai penyakit.

Baca Juga: Pria Juga Perlu Tahu Apa Itu Keputihan

Keputihan yang terjadi menjelang siklus menstruasi memang terkadang mengalami sedikit perbedaan dari keputihan yang terjadi di luar siklus menstruasi. Hal ini dipengaruhi oleh meningkatnya hormon estrogen dan progesteron menjelang menstruasi tiba. Sebab kedua hormon inilah yang menyebabkan perubahan warna pada keputihan, yang biasanya jernih atau bening, menjadi lebih pekat.

Fase follicular

Keputihan yang terjadi sebelum masa haid tiba, merupakan bagian dari siklus haid itu sendiri. Pada fase menjelang ovulasi- ketika sel telur dilepaskan dari ovum- produksi lendir vagina meningkat cukup signifikan seiring meningkatnya produksi hormone estrogen. Pada tahap ini, banyak wanita yang mengalami perubahan tekstur dan warna keputihan menjadi lebih kental dan lembut seperti susu. Berwarna putih atau keruh.

Ini disebut fase follicular, ketika sel telur sedang berkembang. Fase ini dimulai sejak hari pertama menstruasi dan berakhir dengan ovulasi.

Fase ovulasi

Salah satu tanda fase ovulasi adalah ketika kamu merasa “lebih basah” dari biasanya. Inilah fase ovulasi yaitu saat paling banyak menghasilkan cairan. Pada fase ini kadar estrogen mencapai puncaknya 1-2 hari menjelang ovulasi. Walhasil keputihan yang keluar menyerupai putih telur mentah dengan tekstur licin, melar, dan berwarna bening.

Ketika cairan keputihan ini bisa diregangkan di antara jari telunjuk dan ibu jari, itu tandanya kamu sedang berovulasi! Inilah tanda bahwa sel telur siap untuk dibuahi. Dan tekstur encer dari lendir serviks ini berfungsi memfasilitasi sperma mencapai sel telur untuk proses pembuahan menuju kehamilan.

Baca Juga: Sejauh Mana Stres Menyebabkan Keputihan?

Jadi, kamu tak perlu khawatir ketika terjadi perubahan keputihan selama periode menstruasi. Selama tidak ada perubahan yang ekstrim, keputihan dalam siklus menstruasi merupakan hal lumrah sebagai bagian dari siklus bulanan itu sendiri. Kamu bisa langsung berkonsutasi ke Halo DKT dengan menghubungi nomer Whatsapp Halo DKT 0811-1-326459 atau melalui link berikut: https://bit.ly/halodktwhatsapp pada hari Senin hingga Jumat pukul 08.00 – 17.00 WIB. Tak perlu ragu untuk bertanya atau berkonsultasi, sebab segala informasi yang kamu sampaikan akan dijamin kerahasiaannya.

Bila Keputihan Terjadi Saat Berhubungan

Sebagai siklus normal pada wanita, keputihan bisa terjadi kapan saja. Termasuk saat berhubungan intim dengan pasangan. Wajarkah?

Keputihan normal ditandai dengan cairan yang keluar dari vagina berwarna putih atau bening mengandung lendir serviks dan cairan vagina. Selama keputihan yang kamu alami seperti itu, kamu tak perlu khawatir.

Baca Juga: Obat-obatan Yang Bisa Menyebabkan Keputihan

Selain bentuk dan teksturnya, keputihan normal bisa terjadi kapan saja, termasuk saat atau setelah berhubungan intim. Hal ini disebabkan oleh dua hal penting yang terjadi saat berhubungan intim.

Kedua point yang dimaksud adalah gairah seksual dan ejakulasi wanita. Simak penjelasannya berikut ini:

Gairah seksual

Saat berhubungan, keduanya saling melakukan foreplay sebagai pemanasan sebelum melakukan penetrasi seksual. Nah, dari foreplay inilah akan membangkitkan gairah seksual keduanya.

Bagi wanita, gairah seksual akan merangsang aliran darah ke vagina, sehingga pembuluh darah melebar untuk mengakomodasi suplai darah ke organ intim. Adanya cairan gairah ini membuat keputihan semakin terlihat, teksturnya lebih kental berwarna jernih atau putih susu. Jenis keputihan ini normal, tak perlu dirisaukan.

Ejakulasi wanita

Sama halnya dengan pria, seorang wanita juga mengalami ejakulasi saat berhubungan seks. Proses ejakulasi ini melibatkan pengeluaran cairan melalui uretra atau saluran kemih. Di saat inilah keputihan terjadi, dan merupakan proses alamiah yang wajar. Ejakulasi wanita itu sendiri merupakan sesuatu yang normal. Termasuk keluarnya keputihan sebagai konsekuensi biologis dari ejakulasi tersebut.

Baca Juga: Jangan Terjebak Mitos Keputihan Akibat Jamur

Nah, kamu dan pasangan tak perlu khawatir berlebihan ketika keputihan muncul saat berhubungan karena hal ini merupakan proses yang wajar. Lain halnya kalau keputihan tersebut bersifat abnormal, kamu mesti segera memeriksakan diri ke dokter. Kamu bisa langsung berkonsutasi ke Halo DKT dengan menghubungi nomer Whatsapp Halo DKT 0811-1-326459 atau melalui link berikut: https://bit.ly/halodktwhatsapp pada hari Senin hingga Jumat pukul 08.00 – 17.00 WIB. Tak perlu ragu untuk bertanya atau berkonsultasi, sebab segala informasi yang kamu sampaikan akan dijamin kerahasiaannya.

Tanda Keputihan yang Tidak Normal Selama Kehamilan

Salah satu tanda awal kehamilan adalah meningkatnya produksi cairan serviks yang dianggap sebagai keputihan. Kondisi ini umumnya akan berlanjut sepanjang masa kehamilan.

Keputihan selama kehamilan bisa merupakan hal yang normal, karena ketika seorang wanita hamil, kondisi di vagina pun otomatis mengalami perubahan. Keputihan atau leukorea yang normal, memiliki konsistensi yang encer, bening, berwarna putih susu, dan berbau ringan.

Baca Juga: Normalkah Keputihan Pada Remaja?

Seiring kehamilan berjalan, kondisi cairan vagina pun berubah. Di akhir kehamilan bahkan jumlahnya meningkat sehingga ibu hamil harus mengganti celana dalam beberapa kali.

Keputihan akan berubah-ubah menyesuaikan fluktuasi kadar hormon. Begitu pula saat kehamilan terjadi. Perubahan lingkungan serviks selama kehamilan juga mempengaruhi keputihan.

Saat serviks dan dinding vagina melunak, tubuh memproduksi cairan berlebih untuk membantu mencegah infeksi. Kepala bayi juga mungkin semakin menekan leher rahim saat mendekati akhir kehamilan, yang sering menyebabkan peningkatan keputihan.

Tanda keputihan yang tidak normal selama kehamilan

Penting bagi ibu hamil tahu kondisi keputihan yang membutuhkan penanganan oleh dokter. Keputihan yang tidak normal bisa menjadi tanda infeksi atau masalah kehamilan.

Berikut beberapa tanda keputihan yang tidak normal:

  • Warna lendir serviks kuning, hijau, atau abu-abu.
  • Berbau sangat kuat atau busuk.
  • Keputihan disertai dengan kemerahan atau gatal, atau pembengkakan vulva.

Penyebabnya bisa jadi infeksi jamur. Keputihan yang tidak normal selama kehamilan juga bisa disebabkan oleh penyakit menular seksual (PMS) dan dapat menandakan komplikasi pada kehamilan. Segera hubungi penyedia layanan kesehatan jika Kamu mengalaminya.

Kamu bisa mencegah infeksi jamur penyebab keputihan selama kehamilan dengan cara berikut ini:

  • Kenakan pakaian dalam yang tidak terlalu ketat dan menyerap keringat (berbahan katun)
  • Bersihkan organ intim kamu dengan sabun yang lembut, atau Andalan Feminine Care yang merupakan pembersih khusus kewanitaan yang aman. Setelah itu keringkan dengan benar.
  • Konsumsi makanan sehat untuk meningkatkan bakteri sehat di organ intim.

Baca Juga: Sejauh Mana Stres Menyebabkan Keputihan?

Kamu bisa langsung berkonsutasi ke Halo DKT dengan menghubungi nomer Whatsapp Halo DKT 0811-1-326459 atau melalui link berikut: https://bit.ly/halodktwhatsapp pada hari Senin hingga Jumat pukul 08.00 – 17.00 WIB. Tak perlu ragu untuk bertanya atau berkonsultasi, sebab segala informasi yang kamu sampaikan akan dijamin kerahasiaannya.

Pertanyaan Wajib Soal Keputihan Saat Konsultasi ke Dokter

Jika kamu mengalami keputihan yang cukup mengganggu, jangan tunda lagi untuk berkonsultasi ke dokter agar mendapatkan diagnosa yang tepat dan terapi yang benar.

Yang perlu dicamkan adalah, jangan mendiagnosis secara sepihak, apalagi mengobati diri sendiri tanpa intervensi ahli. Sebab hal tersebut hanya akan menambah masalah baru dan memperburuk keadaan.

Baca Juga: Keputihan Kerap Kambuh, Ini Sebabnya!‎

Ingat, keputihan yang tidak normal sekalipun dan sangat mengganggu aktivitasmu itu, sejatinya bisa diatasi. Jadi, tunggu apa lagi? Segera konsultasi ke dokter ahli yang kompeten.

Nah, sebelum kamu membuat janji temu dengan dokter, ini bekal pertanyaan yang wajib kamu ajukan saat berhadapan dengan dokter nanti:

  1. Apa kemungkinan penyebab keputihan yang saya alami ini?
  2. Apakah saya membutuhkan tes, seperti tes untuk penyakit menular seksual? Apa arti tes tersebut?
  3. Berdasarkan gejala yang saya alami, pengobatan apa yang dokter rekomendasikan dan seberapa efektif hasilnya?
  4. Apa dampaknya jika keputihan ini tidak segera diatasi?
  5. Seberapa besar peran pasangan saya terhadap kondisi ini?
  6. Apakah pasangan saya wajib memeriksakan diri dan membutuhkan pengobatan?
  7. Apakah aman bagi saya berhubungan seks dengan kondisi keputihan seperti ini?

Di luar tujuh point tersebut, bisa saja pertanyaan akan berkembang saat konsultasi berlangsung sesuai penjelasan yang disampaikan. Jangan ragu untuk menanyakan hal-hal yang masih mengganjal terkait kondisi keputihan yang kamu alami. Manfaatkan kesempatan berkonsultasi sebaik-baiknya. Sebagai pasien, kamu berhak mendapatkan penjelasan yang konkret. Dokter akan memberikan jawaban yang kamu inginkan.

Baca Juga: Kenali Keputihan yang Normal Saat Hamil‎

Kamu bisa langsung berkonsutasi ke Halo DKT dengan menghubungi nomer Whatsapp Halo DKT 0811-1-326459 atau melalui link berikut: https://bit.ly/halodktwhatsapp pada hari Senin hingga Jumat pukul 08.00 – 17.00 WIB. Tak perlu ragu untuk bertanya atau berkonsultasi, sebab segala informasi yang kamu sampaikan akan dijamin kerahasiaannya.

Ternyata Ini Penyebab Munculnya Keputihan Tanda Hamil

Munculnya keputihan tanda hamil adalah pengalaman yang dirasakan banyak perempuan ketika sedang mengandung. Ada yang merasa biasa-biasa saja, ada pula yang merasa risih karena timbulnya keputihan ini. Apa sebenarnya penyebab kemunculannya? Apakah keputihan tanda hamil perlu diobati? Berikut sekilas penjelasannya.

Leukorea alias keputihan adalah cairan yang keluar dari alat kelamin perempuan. Kemunculannya bisa terjadi karena berbagai faktor, tak hanya bila ada infeksi, namun juga bila ada perubahan hormonal. Ketika keputihan sedang normal, warnanya putih cenderung bening dan tidak berbau. Keputihan yang seperti ini tidak perlu diobati. Cukup ganti pakaian dalam secara rutin saja agar bisa merasa lebih nyaman. Sebaliknya, keputihan tanda penyakit biasanya berwarna kekuningan/kehijauan/keabuan, berbau amis, volumenya berlebihan, dan menyebabkan gatal, ruam-ruam merah, serta nyeri baik saat sedang buang air kecil maupun berhubungan seks (Trilisnawati, Purwoko, Devi, et al., 2021). Keputihan yang mengganggu seperti ini perlu diperiksakan ke dokter, sebab biasanya menandakan adanya masalah kesehatan reproduksi.

Baca Juga: Inilah Tanda Kehamilan Bermasalah yang Wajib Ibu Kenali

Lalu mengapa terkadang keputihan muncul bila sedang hamil? Keputihan tanda hamil terjadi karena perubahan hormon di dalam tubuh. Kehamilan menyebabkan naiknya kadar hormon estrogen yang memicu keluarnya cairan dari organ reproduksi perempuan (Tal & Taylor, 2021). Cairan yang menyerupai lendir ini membantu melindungi janin dari infeksi dengan memblokir jalur masuk dari vagina ke rahim. Jadi, boleh dibilang bahwa keputihan tanda hamil sebenarnya punya manfaat tersendiri bagi perkembangan bayi.

Meskipun begitu, ada langkah-langkah yang perlu dilakukan agar keputihan tetap normal dan tidak berubah menjadi keputihan tanda penyakit. Beberapa di antaranya yaitu:

  • Menghindari perilaku seksual berisiko serta menggunakan kondom secara tepat dan konsisten setiap kali berhubungan seks. Memakai kondom akan mengurangi risiko penyebaran infeksi menular seksual serta mencegah kontraksi dini pada trimester ketiga kehamilan. Pilihlah kondom berkualitas yang telah lulus uji elektronis, telah tersertifikasi oleh Kemenkes, serta sesuai dengan standar internasional. Kondom Sutra, Fiesta, Andalan, dan Supreme bisa menjadi pilihan yang jitu.
  • Bila memakai sabun ataupun tisu pembersih, gunakanlah yang memang ramah terhadap organ seksual dan reproduksi perempuan. Kamu bisa menggunakan Andalan Fresh Intimate Wash dan Andalan Fresh Intimate Wipes, sebab keduanya terbuat dari bahan-bahan alami dengan kandungan prebiotik yang baik serta derajat keasaman yang sesuai untuk vulva perempuan, efektif untuk membuat kamu merasa bersih, segar, dan nyaman. Bersihkan bagian luar alias vulva saja, hindari memasukkan sabun ke dalam lubang vagina agar keseimbangan ekosistem bakteri baik dalam vagina tidak terganggu.
  • Melakukan kunjungan kehamilan ke dokter secara rutin. Bila saat hamil kamu mengalami keputihan dengan disertai gejala apapun yang mengganggu, sampaikan pada dokter dengan jujur. Tak perlu merasa malu. Sampaikan secara detil tekstur dan warna keputihan seperti apa, demikian juga aromanya. Kalau perlu, pada hari kunjungan ke dokter, tunda dulu membersihkan keputihan hingga setelah selesai berkonsultasi. Dengan begitu, dokter bisa segera mengambil langkah yang tepat.

Baca Juga: Kehamilan Kosong Itu Seperti Apa?

Itulah penyebab munculnya keputihan tanda hamil dan hal-hal yang bisa kamu lakukan agar keputihan yang normal tidak berubah menjadi keputihan tanda gangguan penyakit. Selain itu, jika kamu masih punya pertanyaan atau ingin berkonsultasi, kamu pun bisa menghubungi Halo DKT melalui layanan bebas pulsa 0800-1-326459 atau Whatsapp ke 0811-1-326459 dengan mengklik tautan ini pada hari Senin hingga Jumat pukul 08.00 – 17.00 WIB. Tak perlu ragu untuk bertanya atau berkonsultasi, sebab segala informasi yang kamu sampaikan akan dijamin kerahasiaannya.

Tiga Jenis Warna Keputihan dan Maknanya

Ada tiga jenis keputihan berdasarkan konsistensi dan warnanya. Perubahan dalam hal warna, jumlah, maupun bau dari keputihan mengindikasikan adanya masalah yang perlu dicermati.

Dalam beberapa kasus, para dokter sulit menegakkan diagnosis hanya berdasarkan keputihan saja. Gejala lainnya seperti rasa terbakar, gatal, atau iritasi sering kali memberikan petunjuk lebih spesifik tentang problem yang terjadi.

Baca Juga: Berhubungan Intim Bila Ada Keputihan Tanda Hamil, Bahaya Nggak Ya?

Yuk, kenali perbedaan jenis keputihan ditinjau dari segi warna dan penyebab. Berikut penjelasannya:

Putih

Sesuai definisinya, keputihan yang normal memang berwarna putih, termasuk ketika keputihan terjadi selama kehamilan maupun dalam siklus menstruasi yang normal. Selama tidak ada perubahan munculnya sensasi terbakar, rasa gatal, atau bau yang menyertai keputihan tersebut, kamu tak perlu khawatir, semuanya masih aman kok.

Namun dalam kondisi lain, keputihan yang terjadi sekalipun berwarna putih bisa jadi mengindikasikan terjadinya infeksi. Dalam hal ini jika keputihan berbentuk menggumpal, bukan lagi berbentuk cair. Gumpalan putih yang lebih mirip keju, inilah tanda terjadinya infeksi jamur.

Infeksi jamur ini menyebabkan vagina gatal dan panas seperti terbakar. Hal ini terjadi karena pertumbuhan jamur Candida yang berlebihan.

Sementara itu keputihan tipis yang berbau amis dan menyengat, hal ini mengindikasikan adanya Bacterial Vaginosis. Kondisi ini sering dialami oleh wanita berusia 16-44 tahun. Gejala lainnya termasuk rasa terbakar saat berkemih hingga gatal pada vagina.

Kuning

Keputihan yang berwarna kuning kemungkinan mengindikasikan terjadinya infeksi. Lain halnya jika keputihan berwarna kuning pucat, tidak berlebihan jumlahnya maupun tidak menimbulkan bau yang menyengat, tidak perlu ada yang dikhawatirkan.

Pada kondisi lainnya, keputihan berwarna kuning, berbau, dan jumlah yang berlebihan mengindikasikan adanya penyakit infeksi seksual menular.

Keputihan berwarna kuning disebabkan oleh bakteri Trikomoniasis, yang menyebabkan rasa gatal, nyeri sepanjang buang air kecil, dan bau tak sedap. Sementara itu Chlamydia tidak menimbulkan gejala apapun.

Jernih

Keputihan normal ditandai dengan warna yang putih jernih. Namun jumlahnya bisa sangat bervariasi sepanjang siklus menstruasi bulanan tiap individu. Misalnya di masa ovulasi keputihan akan lebih banyak dari biasanya, dengan tekstur yang lebih pekat seperti putih telur. Jika kamu mengalami keputihan seperti ini, itu tandanya baik-baik saja.

Baca Juga: Keputihan Tanda Hamil, Kenali Lebih Jauh Ciri-cirinya!

Kamu bisa langsung berkonsutasi ke Halo DKT dengan menghubungi nomer Whatsapp Halo DKT 0811-1-326459 atau melalui link berikut: https://bit.ly/halodktwhatsapp pada hari Senin hingga Jumat pukul 08.00 – 17.00 WIB. Tak perlu ragu untuk bertanya atau berkonsultasi, sebab segala informasi yang kamu sampaikan akan dijamin kerahasiaannya.

Keputihan di Masa Kehamilan, Kapan Perlu Waspada?

Keputihan, selama tidak mengganggu merupakan kondisi normal yang dihadapi kaum Hawa. Tak perlu risau, toh keputihan merupakan proses alamiah tubuh membersihkan area kewanitaan.

Namun, bagi sebagian wanita yang sedang hamil, keputihan yang terjadi di masa mengandung ini, seringkali membuatnya cemas. Terlebih bila keputihan yang dialaminya termasuk keputihan yang tak biasa karena terjadi perubahan warna, tekstur, frekuensi, maupun volumenya.

Baca Juga: Mengobati Keputihan Saat Hamil

Nah, berikut beberapa hal yang perlu kamu pahami seputar keputihan yang terjadi saat kehamilan.

  1. Keputihan sebagai tanda awal kehamilan
    Salah satu tanda awal kehamilan adalah munculnya keputihan. Umumnya berlanjut sepanjang kehamilan itu sendiri. Biasanya jumlah keputihan saat hamil memang cenderung lebih banyak dari kondisi biasa. Hal ini tak lepas dari meningkatnya kadar estrogen dan aliran darah ke vagina, sehingga cairan yang keluar berupa keputihan semakin banyak dari biasanya. Meningkatnya volume keputihan mulai terjadi sejak satu hingga dua minggu setelah pembuahan.
  2. Volume keputihan meningkat jelang kehamilan
    Pada trimester keempat kehamilan, terutama menjelang proses kehamilan, jumlah keputihan meningkat dari masa awal kehamilan. Secara tekstur juga lebih kental dari biasanya bahkan ada garis-garis darah. Ini merupakan tanda-tanda awal kehamilan, jadi tidak perlu khawatir berlebihan.
  3. Segera konsultasi jika keputihan tidak normal
    Ada sejumlah indikasi keputihan yang terjadi di luar batas normal dan menjadi alarm terjadinya infeksi. Jika ini terjadi pada ibu hamil, segera konsultasikan ke dokter kandungan untuk mendapatkan penanganan yang cepat dan tepat agar tidak mengganggu kehamilan. Di antara tanda keputihan abnormal pada ibu hamil terjadinya: perubahan warna menjadi kuning, hijau atau abu-abu, bau menyengat, dan disertai kemerahan atau gatal, terjadi pembekakan vagina.
  4. Waspadai infeksi jamur
    Selama masa kehamilan risiko infeksi jamur sering terjadi. Dokter umumnya akan merekomendasikan krim atau obat anti jamur yang bisa dikonsumsi. Untuk menghindari infeksi jamur sebaiknya kenakan pakaian yang longgar dan menyerap keringat, gunakan celana dalam berbahan katun, keringkan vagina setelah mandi, buang air, dan berolahraga. Cara lainnya tambahkan yogurt dan makanan berfermentasi lainnya guna meningkatkan bakteri sehat dalam tubuh.
  5. Waspada komplikasi kehamilan
    Infeksi yang terjadi melalui keputihan abnormal pada ibu hamil, perlu dicurigai sebagai komplikasi kehamilan yang berdampak pada janin dalam kandungan. Karena itu, jangan tunda jika terjadi keputihan abnormal untuk segera menghubungi dokter kandungan sekalipun di luar jadwal kontrol kehamilan rutin. Agar segera diterapi dengan benar. Pahami dan ingat kapan terjadinya perubahan keputihan yang abnormal agar dokter bisa menganalisis sejauh mana keputihan tersebut berisiko pada kehamilan.

Baca Juga: Kenali Keputihan yang Normal Saat Hamil

Kamu bisa langsung berkonsutasi ke Halo DKT dengan menghubungi nomer Whatsapp Halo DKT 0811-1-326459 atau melalui link berikut: https://bit.ly/halodktwhatsapp pada hari Senin hingga Jumat pukul 08.00 – 17.00 WIB. Tak perlu ragu untuk bertanya atau berkonsultasi, sebab segala informasi yang kamu sampaikan akan dijamin kerahasiaannya.

Ladies, Ini Ciri-ciri Keputihan Abnormal

Jika kamu mengalami keputihan yang tak biasa, misalnya ada perubahan dari segi warna, bau, juga teksturnya. Bisa jadi itu merupakan tanda adanya infeksi di organ kewanitaan.

Jangan panik, jangan mengobati diri sendiri, lebih baik segera konsultasi ke dokter untuk mendapatkan terapi yang tepat.

Baca Juga: Keputihan Setiap Hari, Normalkah?

Berikut ciri-ciri keputihan abnormal yang perlu kamu ketahui:

  • Berbau amis

    Pada keputihan normal, umumnya tidak menimbulkan bau apapun apalagi bau menyengat seperti bau amis. Jika bau ini muncul bersamaan dengan keluarnya keputihan, bisa jadi ada bacterial vaginosis atau bakteri yang ada di vagina sebagai pemicunya.

  • Teksturnya tebal dan putih

    Mirip dengan keju, keputihan jenis ini perlu dicurigai sebagai keputihan yang tidak biasa. Umumnya vagina mengalami peradangan atau inflamasi layaknya sariawan di mulut.

  • Hijau, kuning, atau berbusa

    Jika mendapatkan keputihan dengan warna hijau, atau kuning, atau berbusa, kamu layak curiga. Bisa jadi hal ini dipicu oleh trichomoniasis, salah satu parasite yang memicu terjadinya penyakit infeksi menular seksual (IMS).

  • Nyeri panggul dan pendarahan

    Jangan anggap enteng jika keputihan disertai dengan munculnya nyeri panggul dan atau pendarahan. Hal ini bisa disebabkan oleh chlamydia atau gonorrhea, infeksi bakteri yang ditularkan melalui aktivitas seksual dan dikategorikan sebagai penyakit infeksi menular seksual (IMS).

  • Lecet atau luka

    Saat keputihan meninggalkan lecet dan luka di area vagina. Patut dicurigai sebagai keputihan yang abnormal. Jangan menggaruknya atau melakukan intervensi agar kondisinya tidak semakin parah.

Baca Juga: Perbedaan Keputihan Normal dan Tidak Normal

Jika kamu mengalami salah satu dari kondisi di atas, jangan panik, jangan pula mendiagnosis apalagi mengobati diri sendiri tanpa petunjuk dari dokter yang kompeten di bidangnya. Kamu bisa langsung berkonsutasi ke Halo DKT dengan menghubungi nomer Whatsapp Halo DKT 0811-1-326459 atau melalui link berikut: https://bit.ly/halodktwhatsapp pada hari Senin hingga Jumat pukul 08.00 – 17.00 WIB. Tak perlu ragu untuk bertanya atau berkonsultasi, sebab segala informasi yang kamu sampaikan akan dijamin kerahasiaannya.