Keputihan Tanda Hamil Disertai dengan Nyeri Saat Berhubungan Seks? Ini Tiga Kemungkinan Penyebabnya

Meski jarang dibahas di kalangan perempuan, keputihan tanda hamil sebetulnya merupakan sesuatu yang sering terjadi. Hal ini terjadi karena perubahan hormon di dalam tubuh. Ketika perempuan sedang hamil, kadar hormon estrogen meningkat dan memicu keluarnya cairan dari organ reproduksi (Tal & Taylor, 2021).

Ada dua jenis keputihan, yaitu keputihan normal dan keputihan patologis. Keputihan yang normal merupakan mekanisme pembersihan diri alami vagina yang tak perlu dikhawatirkan. Sementara itu, keputihan patologis adalah keputihan yang disebabkan oleh penyakit. Keputihan yang normal cenderung tidak berbau, jernih, serta tidak menyebabkan rasa gatal maupun perih (Marhaeni, 2016). Bila keputihan tanda hamil memenuhi karakteristik ini, maka ia dapat dikatakan normal. Masalahnya, ada kalanya keputihan tanda hamil juga disertai dengan sensasi nyeri saat berhubungan seks.

Baca Juga: Mengapa Keputihan Jadi Keluhan Utama Seputar Kesehatan Reproduksi

Keputihan tanda hamil yang disertai dengan nyeri saat berhubungan seks bisa mengindikasikan beberapa masalah kesehatan reproduksi, antara lain chlamydia, trichomoniasis, dan gonorrhoea. Ketiganya merupakan infeksi menular seksual yang bisa menyebar melalui hubungan seks tanpa pengaman dengan orang yang terinfeksi. Inilah alasan mengapa penggunaan kondom tetap disarankan meskipun sudah hamil.

  • Chlamydia
    Penelitian di Amerika Serikat menemukan bahwa 15,3% perempuan tidak mendapatkan pemeriksaan infeksi menular seksual chlamydia ketika hamil (Vainder, Kives & Yudin, 2019). Padahal, Amerika Serikat merupakan negara maju yang pelayanan kesehatannya seharusnya sudah cukup baik dan chlamydia merupakan infeksi menular seksual yang bisa berdampak buruk bagi ibu dan janin. Belum ada penelitian mengenai akses pemeriksaan status chlamydia pada perempuan hamil di Indonesia. Kemungkinan, masih cukup banyak juga perempuan yang tidak mendapat akses terhadap layanan pengecekan maupun edukasi mengenai pentingnya pemeriksaan ini. Oleh karena itu, tak ada salahnya untuk lebih jeli memperhatikan diri dan segala perubahan yang terjadi pada tubuh secara mandiri, khususnya bila ada keputihan yang mengganggu dan menimbulkan rasa nyeri. Keputihan tanda chlamydia biasanya berwarna kekuning-kuningan dan berbau tak sedap (Planned Parenthood, 2021).

  • Trichomoniasis
    Trikomoniasis pada perempuan bisa menyebabkan keputihan yang warnanya putih, kelabu, atau kehijauan dalam volume yang banyak dan disertai dengan rasa nyeri saat berhubungan seks (Cirino, 2020, Healthline). Bila terjadi ketika hamil, kamu bisa saja salah mengasumsikan keputihan akibat gejala trikomoniasis dengan keputihan tanda hamil. Akan tetapi, ingatlah kembali bahwa keputihan yang normal seharusnya tidak berbau, jernih, serta tidak menyebabkan rasa gatal maupun perih (Marhaeni, 2016). Oleh karena itu, segeralah memeriksakan diri ke rumah sakit jika keputihan berwarna aneh, baunya mengganggu, dan diikuti dengan rasa sakit saat berhubungan intim.

  • Gonorrhoea
    Adanya infeksi menular seksual gonore yang tidak ditangani saat hamil bisa menambah risiko kelahiran prematur, kelahiran bayi dengan berat badan rendah, keguguran, gangguan psikotik pada bayi, radang panggul, ketidaksuburan, dan HIV (Whelan, Eeuwijk, Bunge & Beck, 2021). Oleh karena itu, penting sekali bagi perempuan hamil untuk bisa mengenal gejala-gejala gonorrhoeae. Gonorrhoea tidak selalu bergejala, namun ketika gejalanya muncul, bisa timbul keputihan berwarna kekuningan, kehijauan, atau menyerupai nanah (Martin-Sanchez, Fairley, et al., 2020). Terkadang, keputihan juga disertai dengan nyeri saat berhubungan seks (Wilson & Wilson, 2021), berbeda dengan keputihan tanda hamil yang tidak mengganggu hubungan intim.

Baca Juga: Normalkah Keputihan Pada Remaja?

Selain 3 jenis infeksi tadi, masih banyak lagi kemungkinan-kemungkinan penyebab mengapa keputihan tanda hamil bisa disertai dengan rasa nyeri. Agar mendapat jawaban yang lebih jelas, kunjungilah dokter untuk melakukan pemeriksaan. Selain itu, kalau kamu masih punya pertanyaan lebih lanjut mengenai topik ini, kamu juga bisa menghubungi Halo DKT melalui layanan bebas pulsa 0800-1-326459 atau Whatsapp ke 0811-1-326459 dengan mengklik tautan ini pada hari Senin hingga Jumat pukul 09.00 – 16.30 WIB. Tak perlu ragu untuk berkonsultasi, sebab segala informasi yang kamu sampaikan akan dijamin kerahasiaannya.

Keputihan Tanda Hamil dan Keputihan Tanda Kencing Nanah, Begini Membedakannya

Keputihan bukan merupakan sesuatu yang asing bagi perempuan. Cukup banyak perempuan yang mengalaminya. Meskipun begitu, karena ketidaktahuan, keputihan seringkali disalah pahami. Ada kalanya keputihan yang sebetulnya baik malah dianggap sebagai keputihan bermasalah, misalnya keputihan tanda hamil. Sebaliknya, terkadang perempuan juga bisa saja tidak menyadari munculnya keputihan yang merupakan gejala infeksi menular seksual (IMS), contohnya keputihan tanda kencing nanah (gonorrhoea). Bagaimana sih, sebenarnya cara membedakan keduanya agar tidak salah mengambil langkah? Berikut sekilas penjelasannya.

Baca Juga: Mengapa Keputihan Jadi Keluhan Utama Seputar Kesehatan Reproduksi

  • Keputihan tanda hamil
    Ketika melihat hasil alat tes kehamilan yang positif, rasanya bahagia luar biasa. Akan tetapi, beberapa minggu kemudian, keputihan mulai muncul terus-terusan dan bertambah banyak. Perasaan khawatir dan pikiran-pikiran buruk pun mengusik. Normalkah keputihan yang seperti ini? Jika kamu pernah mengalami hal seperti ini, apa yang kamu alami kemungkinan besar merupakan keputihan tanda hamil. Pada trimester pertama kehamilan, keputihan yang keluar dari vagina biasanya menjadi semakin banyak (Regan, 2019). Hal ini terjadi secara alami dan bukan merupakan suatu masalah, sebab keputihan ini mengandung bakteri baik lactobacillus doderlein yang diperlukan sebagai benteng untuk melindungi vagina dari serangan jamur dan bakteri buruk. Ciri-cirinya antara lain: tidak berbau, terlihat jernih, serta tidak menyebabkan rasa gatal maupun perih (Marhaeni, 2016). Jadi, tak perlu khawatir dengan keputihan yang karakteristiknya seperti ini, sebab ini adalah perlindungan tambahan bagi ibu dan janin.

  • Keputihan tanda kencing nanah
    Berbeda dengan keputihan tanda hamil yang ramah bagi tubuh dan tidak mengganggu, keputihan yang disebabkan oleh infeksi cenderung mengganggu. Misalnya, keputihan tanda gonore alias kencing nanah. Ciri-cirinya antara lain bertekstur tebal, berwarna kehijauan atau kekuningan, kemunculannya disertai dengan rasa nyeri saat buang air kecil, dan dibarengi dengan keluarnya darah di luar jadwal menstruasi (NHS UK).

    Kalau kamu mengalami gejala-gejala tadi, segeralah memeriksakan diri ke dokter. Sampel keputihan tersebut bisa diperiksa untuk memastikan ada-tidaknya infeksi gonore. Bila terbukti ada infeksi, gonorrhea dapat ditangani secara efektif dengan antibiotik. Hindari berhubungan seks dengan orang lain hingga kamu sudah betul-betul pulih. Upayakan untuk tidak mengabaikan gejala-gejala gonore, karena bila tidak segera ditangani infeksi ini bisa menyebabkan berbagai gangguan kesehatan yang lebih serius. Pada perempuan, gonore bisa menyebar ke rahim dan tuba falopi dan memicu munculnya radang panggul (CDC). Radang panggul dapat mempengaruhi kesuburan dan menurunkan kemungkinan untuk mencapai kehamilan dengan sukses.

Baca Juga: Kenali Keputihan yang Normal Saat Hamil

Itulah perbedaan keputihan tanda hamil dan keputihan tanda kencing nanah. Agar organ reproduksi tetap sehat dan untuk mencegah keputihan yang jahat, selalu jaga kebersihan vulva, terutama bila menggunakan toilet umum. Di samping itu, gunakanlah kondom secara tepat dan konsisten setiap kali berhubungan seks, sebab bisa saja pasanganmu memiliki infeksi kencing nanah tanpa gejala dan kalian sama-sama tidak mengetahuinya. Kondom bisa dibeli dengan bebas tanpa resep dokter di apotek, minimarket, dan secara online melalui link ini. Selain itu, jika kamu masih punya pertanyaan lebih lanjut mengenai topik ini, kamu bisa menghubungi Halo DKT melalui layanan bebas pulsa 0800-1-326459 atau Whatsapp ke 0811-1-326459 dengan mengklik tautan ini pada hari Senin hingga Jumat pukul 09.00 – 16.30 WIB. Tak perlu ragu untuk berkonsultasi, sebab segala informasi yang kamu sampaikan akan dijamin kerahasiaannya.

Keputihan Tanda Hamil, Kenali Lebih Jauh Ciri-cirinya!

Keputihan adalah hal yang biasa dialami oleh setiap wanita. Semua wanita setidaknya pernah mengalami keputihan dalam satu periode hidupnya. Bahkan pada wanita yang masih subur, keputihan umum terjadi menjelang menstruasi. Nah, keputihan juga terjadi saat hamil, di mana banyak wanita hamil mengeluhkannya. Selain itu, keputihan juga bisa menjadi tanda kehamilan. Apa bedanya keputihan tanda hamil dengan keputihan biasa?

Baca Juga: Lima Rutinitas di Kamar Mandi untuk Mencegah Keputihan‎

Kebanyakan wanita tidak menyadari keputihan tanda hamil, karena terjadi di tahap sangat dini kehamilan, sehingga menganggap hanya keputihan biasa. Keputihan tanda hamil ini terjadi karena perubahan hormonal akibat peningkatan hormon estrogen dan progesteron yang dihasilkan plasenta serta meningkatnya aliran darah di vagina pada awal kehamilan.

Ciri-ciri keputihan tanda hamil

Keputihan pada awal kehamilan merupakan hal normal dan fungsinya untuk mencegah infeksi dari vagina ke rahim. Walaupun sekilas tampak sama, keputihan tanda hamil memiliki beberapa ciri yang berbeda dengan keputihan menjelang menstruasi.

Berikut ini ciri-ciri keputihan tanda hamil:

Tekstur keputihan lebih tipis. Mungkin tekstur keputihan tanda hamil mirip dengan keputihan biasa, di mana teksturnya lebih tipis. Jika kamu mendapati keputihan seperti ini, tanda normal. Keputihan tidak normal umumnya kental dan tebal, serta disertai gejala ian berupa gatal dan bau tidak sedap.

Warnanya putih, coklat, atau merah muda. Keputihan tanda hamil mungkin juga berwarna coklat atau merah muda. Pada awal kehamilan, itu bisa menjadi tanda pendarahan implantasi. Kemudian, bercak vagina selama kehamilan (bukan pendarahan berat) juga paling sering normal, terutama jika muncul setelah kamu berhubungan seks atau pemeriksaan panggul.

Keputihan dini di awal kehamilan ini sepenuhnya normal. Namun jika khawatir, bisa cek ke dokter.

Tips tentang apa yang harus dilakukan jika mengalami keputihan tanda hamil

Jika kamu mengalami keputihan di awal kehamilan atau selama hamil, tidak perlu melakukan hal berlebihan. Cukup lakukan perawatan rutin di vagina.

  • Mandi secara teratur dan kenakan celana dalam dengan lapisan katun yang menyerap keringat. Menjaga kebersihan dan mempertahankan vagina tetap kering akan membantu menjaga keseimbangan bakteri untuk mencegah infeksi vagina.
  • Kenakan pembalut jika keputihan berlebihan. Pembalut akan menyerap kelebihan cairan dan dapat membantu kamu merasa lebih nyaman. Hindari tampon, yang bisa menjadi jalan kuman masuk ke dalam vagina.
  • Hindari douching. Douching belum terbukti aman pada kehamilan dan harus dihindari sepenuhnya. Ini juga dapat mengganggu keseimbangan alami mikroorganisme di vagina dan menyebabkan vaginosis bakteri.
  • Gunakan cairan pembersih khusus kewanitaan yang aman, seperti Andalam Feminine Care, yang memiliki beberapa varian sesuai kebutuhan.

Kapan harus menghubungi dokter jika kamu curiga keputihan yang kamu alami di awal kehamilan adalah tanda keputihan yang tidak normal?

  • Keputihan berwarna kekuningan, kehijauan atau kental dan seperti keju
  • Vagina memiliki bau busuk atau amis
  • Bagian dalam vagina dan/atau vulva Anda terbakar atau gatal
  • Rasa terbakar saat buang air kecil
  • Nyeri saat berhubungan seks

Semua itu tanda kamu mengalami infeksi jamur atau bakteri yang diinduksi kehamilan yang dikaitkan dengan perubahan keseimbangan ragi dan bakteri di vagina. Dokter akan meresepkan pengobatan, seperti obat antijamur atau antibiotik, untuk menghilangkan gejala dan mengembalikan keseimbangan kondisi vagina.

Keputihan yang tidak normal juga bisa menjadi tanda penyakit menular seksual seperti klamidia, gonore atau trikomoniasis, yang kesemuanya memerlukan diagnosis dan pengobatan cepat.

Tetapi jika keputihan normal, yakinlah bahwa keputihan sebagai tanda kehamilan ini justru memiliki tugas mulia untuk melindungi kamu dan bayi di dalam kandungan.

Baca Juga: Resah Gelisah karena Keputihan Berulah

Kamu bisa berkonsultasi ke Halo DKT dengan menghubungi nomor Whatsapp Halo DKT 0811-1-326459 dan juga link bit.ly/halodktwhatsapp untuk mengetahui lebih lanjut tentang keputihan dan pencegahannya.

Berhubungan Intim Bila Ada Keputihan Tanda Hamil, Bahaya Nggak Ya?

Meski merupakan kabar yang membahagiakan, kehamilan pertama seringkali diiringi dengan perasaan khawatir. Walaupun kamu dan pasanganmu telah belajar mempersiapkan diri menghadapi kehamilan, rasanya tentu berbeda ketika betul-betul sedang dijalani. Banyak pertanyaan yang muncul, mulai dari menu makanan, olahraga, hingga hubungan intim di masa kehamilan. Bolehkah tetap melakukan aktivitas seksual ketika hamil? Bagaimana bila ada keputihan tanda hamil? Adakah cara membedakan keputihan biasa dan keputihan yang berbahaya ketika sedang mengandung?

Baca Juga: Tanda Keputihan yang Tidak Normal Selama Kehamilan

Asalkan tidak ada larangan khusus dari dokter karena kondisi medis tertentu, seks di saat hamil secara umum boleh dilakukan. Tak perlu takut, sebab posisi janin di dalam rahim tak akan bisa ‘tersodok’ ketika penis masuk ke dalam vagina (Dweck & Westen, 2017). Seringkali, persoalannya bukanlah tentang boleh-tidaknya berhubungan intim, namun apakah perempuan yang sedang hamil ingin melakukannya, sebab tentunya ada momen-momen badan terasa sakit, pegal, atau lelah karena kehamilan itu sendiri. Akan tetapi, bila memang kamu dan pasanganmu sama-sama merasa nyaman dan bergairah, tak ada alasan mengapa seks harus dihindari. Yang penting, carilah posisi yang nyaman dan tidak membebani tubuh.

Perlu diketahui juga, kehamilan meningkatkan kadar hormon estrogen yang memicu keluarnya cairan dari organ reproduksi perempuan (Tal & Taylor, 2021). Fungsinya adalah untuk melindungi janin dari infeksi dengan memblokir jalur masuk dari vagina ke rahim. Cairan ini dikenal dengan sebutan keputihan tanda hamil.

Bagaimana kalau keputihan tanda hamil keluar dari vagina saat akan berhubungan intim? Apakah seks tetap boleh dilanjutkan? Bila keputihan tanda hamil punya ciri-ciri keputihan yang normal, boleh-boleh saja. Kalau disertai dengan keluhan atau gejala-gejala penyakit, sebaiknya rencana berhubungan intim ditunda dulu.

Keputihan yang normal biasanya bening keputih-putihan, tidak berbau, dan tidak menyebabkan rasa gatal maupun sakit. Sebaliknya, keputihan tanda penyakit cenderung memiliki warna kekuningan / kehijauan / keabuan, berbau amis, dan muncul secara berlebihan (Trilisnawati, Purwoko, Devi, et al., 2021). Tak hanya itu, kemunculannya pun seringkali disertai dengan gatal-gatal, ruam-ruam merah, atau rasa nyeri, baik ketika buang air kecil maupun berhubungan seks. Bila kamu mencurigai adanya keputihan yang merupakan gejala penyakit, segeralah memeriksakan diri ke dokter. Soalnya, bisa jadi ada gangguan kesehatan reproduksi atau infeksi menular seksual (IMS) yang bisa mengancam kesehatan diri dan kesehatan janin. Semakin cepat kamu melakukan konsultasi, semakin cepat dokter bisa memberikan penanganan yang dibutuhkan.

Baca Juga: Ternyata Ini Penyebab Munculnya Keputihan Tanda Hamil

Jadi, selama keputihan tanda hamil yang kamu lihat memiliki ciri-ciri yang normal, tak perlu takut untuk menjalin romansa, ya! Untuk mengurangi risiko penyebaran IMS, ada baiknya menggunakan kondom secara tepat dan konsisten setiap kali berhubungan intim di saat hamil. Pasalnya, bila ibu sampai terkena IMS, bayi juga bisa terinfeksi. Beberapa jenis IMS dapat menyebar dari ibu ke bayinya melalui plasenta, sisanya berisiko menyebar dari ibu ke bayi saat proses persalinan. Memakai kondom adalah cara sederhana untuk melindungi ibu sekaligus melindungi bayi. Punya pertanyaan lebih lanjut soal kesehatan reproduksi atau aktivitas seksual yang aman ketika sedang hamil? Kamu bisa menghubungi Halo DKT melalui layanan bebas pulsa 0800-1-326459 atau via Whatsapp ke 0811-1-326459 dengan mengklik tautan ini pada hari Senin hingga Jumat pukul 09.00 – 16.30 WIB. Tak perlu ragu untuk berkonsultasi, sebab segala informasi yang kamu sampaikan akan dijamin kerahasiaannya.

Tiga Langkah yang Sebaiknya Dilakukan Setelah Menemukan Keputihan Tanda Hamil

Sekitar 1-2 minggu setelah berhubungan intim, terkadang bisa muncul keputihan tanda hamil. Seiring dengan meningkatnya usia kehamilan, pada umumnya volumenya akan bertambah banyak (Baksheev, Kuzmina & Mashir, 2019). Bila kamu memang sudah menunggu-nunggu kehamilan, munculnya keputihan seperti ini tentunya merupakan sinyal positif. Apa saja yang perlu dilakukan setelah menemukan keputihan tanda hamil? Berikut beberapa di antaranya.

Baca Juga: Kehamilan Kosong Itu Seperti Apa?

  • Membeli alat tes kehamilan
    Langkah pertama yang harus dilakukan setelah melihat keputihan tanda hamil adalah memastikan status kehamilan. Soalnya, ada banyak hal yang bisa menyebabkan keputihan. Perlu dipastikan dulu apakah penyebab keputihan kali ini betul-betul karena hamil. Setelah sel telur yang sudah dibuahi oleh sperma mulai menempel di dinding rahim, sel tersebut biasanya akan mengeluarkan hormon human chorionic gonadotropin (hCG) yang kadarnya bisa meningkat secara drastis dan berlipat ganda setiap 2-3 hari sekali (Jensen & Stewart, 2015). Nah, dengan alat tes kehamilan, kamu bisa mendeteksi kadar hormon hCG ini di dalam urin perempuan. Inilah yang menjadi tolak ukur apakah seseorang hamil atau tidak. Alat tes kehamilan dijual secara bebas, sehingga kamu tidak memerlukan resep dokter untuk membelinya. Pilihlah alat tes kehamilan dengan sensitivitas yang tinggi. Andalan Pregnancy Test berbentuk strip memiliki tingkat kepekaan hingga 25ml hCG/ml urin dengan keakuratan mencapai 99%. Kamu bisa menemukan Andalan Pregnancy Test di sini.
  • Menjadwalkan kunjungan pemeriksaan ke dokter kandungan
    Setelah mengetahui status kehamilan, segera jadwalkan kunjungan pemeriksaan ke bidan atau dokter. Pada kunjungan pemeriksaan kehamilan yang pertama kalinya, kesehatanmu secara umum akan diperiksa. Bila ternyata ada kondisi kesehatan bawaan yang menyebabkan kehamilan jadi agak berisiko, seperti diabetes, tekanan darah tinggi, infeksi, dan sejenisnya, dokter akan membantu mendiskusikan alternatif-alternatif penanganan yang ada agar kehamilan tetap bisa berlangsung dengan lancar (Regan, 2019), jadi usahakan untuk menyampaikan riwayat medismu secara jujur tanpa ada yang ditutup-tutupi. Jika perlu pemeriksaan lebih lanjut, kamu akan dirujuk pada dokter spesialis.
  • Mencari informasi lebih dalam seputar kehamilan yang sehat
    Langkah terakhir yang tak kalah pentingnya adalah mencari informasi yang lebih dalam mengenai manajemen kehamilan. Seperti apa pola makan yang cocok untuk ibu hamil? Olahraga yang bagaimana yang disarankan? Adakah kebutuhan-kebutuhan lainnya yang perlu diperhatikan? Berapa budget yang perlu disediakan hingga proses persalinan? Pertanyaan-pertanyaan seperti ini perlu dieksplor lebih lanjut. Kamu bisa mencari jawaban melalui buku-buku panduan kehamilan, video, podcast, komunitas, dan situs-situs kesehatan reproduksi yang informatif. Simpan segala informasi dalam sebuah buku catatan, notes di HP, atau folder di dalam komputer, agar tak terlupa dan bisa diakses kembali kapanpun informasi tersebut dibutuhkan. Pastikan segala informasi juga bisa diakses oleh ‘support system’ milikmu, baik itu pasangan, keluarga yang tinggal serumah, maupun asisten rumah tangga yang akan terlibat membantu berbagai urusan.

Baca Juga: Inilah Tanda Kehamilan Bermasalah yang Wajib Ibu Kenali

Itulah tiga langkah yang sebaiknya dilakukan setelah menemukan keputihan tanda hamil. Dengan persiapan yang matang, mudah-mudahan kehamilan akan berlangsung mulus tanpa kendala. Selain itu, jika kamu ingin berkonsultasi lebih lanjut soal kehamilan, kamu pun bisa menghubungi Halo DKT melalui layanan bebas pulsa 0800-1-326459 atau Whatsapp ke 0811-1-326459 dengan mengklik tautan ini pada hari Senin hingga Jumat pukul 08.00 – 17.00 WIB. Segala informasi yang disampaikan akan dijamin kerahasiaannya.

Lima Tips Menghadapi Keputihan Tanda Hamil Agar Tak Perlu Merasa Risih

Salah satu hal yang paling sering dikeluhkan perempuan terkait kesehatan reproduksi adalah keputihan. Padahal, tidak selamanya keputihan merupakan suatu masalah. Sebagai contoh, keputihan tanda hamil bisa muncul sekitar 1-2 minggu setelah berhubungan intim. Seiring dengan meningkatnya usia kehamilan, volumenya akan bertambah banyak (Baksheev, Kuzmina & Mashir, 2019). Keputihan tanda hamil merupakan sesuatu yang normal dan semestinya tidak mengganggu, sebab kemunculannya biasanya tidak disertai rasa gatal, nyeri, maupun bau tidak sedap. Meskipun begitu, bila memang kamu tetap merasa risih karena keputihan tanda hamil ini, ada beberapa tips yang bisa kamu terapkan ketika menghadapinya.

Baca Juga: Adakah Makanan yang Bisa Pengaruhi Keputihan dan Aroma Miss V?

  • Lebih sering mengganti pakaian dalam
    Gunakan pakaian dalam berbahan katun dengan sirkulasi udara yang baik bagi vagina. Bila memang volume keputihan sedang banyak, upayakan untuk lebih sering mengganti pakaian dalam. Kalau kamu masih sering bepergian ke luar rumah, bawalah pakaian dalam cadangan serta pouch yang bersih untuk menyimpan pakaian dalam bekas pakai. Setibanya di rumah, pastikan bahwa pakaian dalam bekas pakai segera dicuci dan tidak ditumpuk-tumpuk terlebih dahulu.

  • Pastikan bahwa area selangkangan selalu kering sehabis mandi
    Bagian vulva dan vagina yang lembab bisa jadi sarang bakteri dan jamur, sehingga dapat membuat keputihan tanda hamil yang tadinya normal menjadi keputihan yang berbahaya. Oleh karena itu, keringkanlah area selangkangan dengan benar sehabis mandi. Jangan terburu-buru menggunakan pakaian dalam bila kulit belum sepenuhnya kering.

  • Banyak mengonsumsi yogurt
    Dalam keputihan yang sehat, proporsi bakteri baik harus jauh lebih banyak daripada bakteri buruk. Untuk menjaga agar populasi bakteri baik tetap banyak, konsumsilah yogurt secara teratur. Soalnya, yogurt mengandung bakteri baik lactobacillus yang dibutuhkan untuk kesehatan reproduksi (Fares, El-Kader, et al., 2017).


  • Cermat dalam memilih produk pembersih
    Tidak semua produk sabun dan pembersih bersifat ramah terhadap organ seksual dan reproduksi perempuan. Oleh karena itu, bila memang ingin menggunakan produk pembersih, gunakanlah pembersih khusus dengan kadar pH yang sesuai, tidak mengandung alkohol, serta tidak mengandung zat-zat kimia yang berbahaya. Kamu bisa menggunakan Andalan Feminine Care Intimate Wash dengan pH 3,5 yang sudah terjamin keamanannya.
  • Konsultasi ke dokter bila ada perubahan pada keputihan
    Kalau tiba-tiba keputihan berubah tekstur, warna, volume, dan baunya, serta terdapat keluhan-keluhan yang menyertainya, segera konsultasikan dengan dokter. Khususnya, bila keputihan yang muncul disertai dengan rasa gatal, perih, bau busuk, atau warna yang aneh. Soalnya, bisa jadi ada infeksi menular seksual (IMS) atau masalah kesehatan reproduksi lainnya. Jangan merasa sungkan atau malu untuk memeriksakan diri ke dokter, sebab semakin cepat ditangani akan semakin baik. Kalau perlu, mintalah pasangan untuk ikut menemani ke dokter.

Baca Juga: Pria Juga Perlu Tahu Apa Itu Keputihan

Itulah lima tips menghadapi keputihan tanda hamil agar tak perlu merasa risih. Selain itu, jika kamu masih punya pertanyaan, kamu bisa menghubungi Halo DKT melalui layanan bebas pulsa 0800-1-326459 atau Whatsapp ke 0811-1-326459 dengan mengklik tautan ini pada hari Senin hingga Jumat pukul 08.00 – 17.00 WIB. Segala informasi yang disampaikan akan dijamin kerahasiaannya.

Bau Tak Sedap, Salah Satu Hal yang Membedakan Keputihan Akibat Chlamydia dengan Keputihan Tanda Hamil

Cairan yang tahu-tahu muncul atau bertambah banyak di pakaian dalam bisa jadi merupakan keputihan tanda hamil. Akan tetapi, kalau disertai dengan bau tak sedap, kamu perlu mewaspadainya. Soalnya, ini adalah salah satu gejala Infeksi Menular Seksual (IMS) yang disebut dengan chlamydia.

Sebagian IMS disebabkan oleh virus, sementara sebagian lagi disebabkan oleh bakteri. Nah, dari jenis-jenis IMS akibat serangan bakteri, WHO (2016) menyebutkan bahwa chlamydia merupakan yang paling sering terjadi. Chlamydia bisa menyebar melalui hubungan seks vaginal, oral, dan anal dengan seseorang yang sudah memiliki chlamydia (Dweck & Westen, 2017), khususnya bila hubungan seks dilakukan tanpa menggunakan kondom sebagai pengaman. Selain itu, bayi juga bisa terkena chlamydia dari ibunya saat baru lahir.

Baca Juga: Cara Hilangkan Bau Berlebih pada Vagina

Pada perempuan, chlamydia tidak selalu menunjukkan gejala yang jelas (Westheimer & Lehu, 2019). Akan tetapi, ada kalanya perempuan juga merasakan gejala chlamydia, seperti keputihan yang tidak normal, keluarnya cairan dari anus, nyeri di bagian perut, dan keluarnya darah setelah berhubungan seks. Baik ketika chlamydia menyebabkan gejala yang patut dikeluhkan maupun tidak, chlamydia tetap harus ditangani oleh dokter. Soalnya, chlamydia yang tidak segera ditangani bisa melukai, menyempitkan, bahkan memblokir tuba falopi, yaitu saluran yang menyambungkan indung telur dengan rahim serta jalur yang harus dilalui sel telur untuk bisa bertemu dengan sperma. Bila tuba falopi terblokir, bisa terjadi gangguan kesuburan, kehamilan ektopik di luar rahim, dan nyeri panggul yang berkepanjangan (Hill, 2019).

Inilah alasan mengapa kamu harus waspada jika keputihan terlihat tidak normal, khususnya saat kamu dan pasanganmu sedang berusaha untuk hamil. Lalu bagaimana cara membedakan keputihan akibat chlamydia dengan keputihan tanda hamil? Nggak sulit, kok.
Secara medis, terdapat dua jenis keputihan, yaitu keputihan normal dan keputihan patologis. Keputihan tanda hamil termasuk jenis keputihan yang normal serta mengandung bakteri baik lactobacillus doderlein yang diperlukan sebagai benteng untuk melindungi vagina dari serangan jamur dan bakteri buruk. Ciri-cirinya: tidak berbau, jernih, serta tidak menyebabkan rasa gatal maupun perih (Marhaeni, 2016).

Berbeda dengan keputihan tanda hamil, keputihan akibat chlamydia biasanya berwarna kekuning-kuningan dan berbau tidak sedap (Planned Parenthood, 2021). Bila keputihanmu ciri-cirinya seperti ini, sebaiknya segera jadwalkan kunjungan ke dokter agar kamu bisa segera diperiksa. Kalau memang betul bahwa penyebabnya adalah chlamydia, deteksi dini akan membantumu mendapatkan penanganan yang tepat. Jadi, semakin cepat ketahuan, semakin baik. Tak perlu malu untuk mencari bantuan medis, sebab dokter dan pihak rumah sakit berkewajiban menjaga kerahasiaan kondisi setiap pasien. Privasi akan tetap terjaga.

Kalau ternyata bukan chlamydia, apakah sudah pasti keputihan tanda hamil? Belum tentu juga. Untuk memastikan bahwa kamu betul-betul hamil, gunakanlah alat uji kehamilan / test pack. Kamu bisa menggunakan Andalan Pregnancy Test Midstream, alat tes kehamilan pribadi dengan tingkat keakuratan 99,9% yang bisa dipakai dengan mudah di rumah.

Baca Juga: Ini Perbedaan Keputihan Tanda Hamil dan Keputihan Akibat Bacterial Vaginosis (BV)

Itulah perbedaan keputihan akibat chlamydia dengan keputihan tanda hamil. Selain itu, jika kamu masih punya pertanyaan, kamu juga bisa menghubungi Halo DKT melalui layanan bebas pulsa 0800-1-326459 atau Whatsapp ke 0811-1-326459 dengan mengklik tautan ini pada hari Senin hingga Jumat pukul 08.00 – 17.00 WIB. Segala informasi yang disampaikan akan dijamin kerahasiaannya.

Keputihan Tanda Hamil, Seperti Apa Ciri-cirinya?

Keputihan seringkali dianggap sebagai sesuatu yang buruk dan kotor, padahal kenyataannya tidak selalu demikian. Adanya keputihan juga bisa menandakan hal lain. Misalnya, keputihan bisa muncul saat seorang perempuan sedang hamil. Keputihan tanda hamil ini merupakan sesuatu yang normal dan berbeda dengan keputihan gejala penyakit (Бакшеєв, Кузьміна, & Машир, 2019).

Pada trimester pertama, kulit di sekitar vulva akan menjadi semakin gelap dan keputihan yang keluar dari vagina menjadi semakin banyak (Regan, 2019). Fungsi keputihan ini adalah sebagai bentuk benteng pertahanan untuk mencegah masuknya bakteri di leher rahim (Hill, 2019). Biasanya, keputihan tanda hamil bertekstur lengket dan warnanya cenderung bening atau putih. Cairan ini bisa menjadi noda di celana dalam, namun seharusnya tidak akan menyebabkan ketidak-nyamanan apapun.

Baca Juga: Penyebab Keputihan Coklat Setelah Haid

Meskipun begitu, keputihan juga bisa menandakan adanya gangguan penyakit, seperti bacterial vaginosis, trichomoniasis dan beberapa jenis infeksi menular seksual (IMS) lainnya. Hubungi dokter untuk pemeriksaan lebih lanjut apabila keputihan berubah warna menjadi kuning, berbau tidak sedap, serta menyebabkan rasa gatal atau sakit (Regan, 2019). Jangan ragu atau malu untuk berkonsultasi, sebab infeksi yang tidak tertangani bisa berdampak buruk pada calon bayi.

Berikut beberapa tips mudah untuk mencegah terjadinya infeksi di sekitar organ reproduksi saat sedang hamil:

  • Memilih pakaian dalam yang ukurannya tidak terlalu sempit dan memiliki sirkulasi udara yang baik, misalnya pakaian dalam berbahan katun. Banyak, kok, pakaian dalam katun khusus ibu hamil yang desainnya bagus nyaman. Gantilah pakaian dalam secara teratur.
    Cek IMS Berkala, Salah Satu Cara untuk Menjaga Faktor Kesuburan Laki-laki

  • Membasuh vulva dengan handuk hingga betul-betul kering sehabis mandi, buang air kecil, atau berolahraga. Perhatikan juga kebersihan handuk. Jemur handuk sehabis pakai di tempat yang terkena sinar matahari agar tidak lembab. Apabila perlu, memakai sabun kewanitaan yang lembut dan mengandung prebiotik seperti Andalan Feminine Care. Namun ingat, hanya area vulva saja yang dapat dibersihkan.
    Cek IMS Berkala, Salah Satu Cara untuk Menjaga Faktor Kesuburan Laki-laki

  • Cebok dari arah depan ke belakang, bukan sebaliknya. Soalnya, cebok dari arah belakang ke depan bisa membawa bakteri dari anus ke dalam vagina. Hindari juga mengulangi gerakan cebok dengan menggunakan tisu yang sama lebih dari sekali, sebab percuma sudah cebok dengan arah yang benar bila tisu tersebut sudah terkontaminasi oleh bakteri.
    Cek IMS Berkala, Salah Satu Cara untuk Menjaga Faktor Kesuburan Laki-laki

  • Menghindari perilaku seksual berisiko. Selalu jaga kebersihan dan gunakan kondom apabila berhubungan seks. Bila menggunakan sex toys, pastikan bahwa sex toys juga selalu dalam keadaan bersih dan steril sebelum dipakai. Kalau perlu, lapisi juga sex toys tersebut dengan kondom.
    Cek IMS Berkala, Salah Satu Cara untuk Menjaga Faktor Kesuburan Laki-laki

Baca Juga: Keputihan Sedang Muncul, Bolehkah Berhubungan Seks?

Dengan cara-cara tadi, mudah-mudahan organ reproduksi akan tetap terlindungi dan keputihan yang keluar juga tetap normal dan sehat. Selain itu, jika ingin berkonsultasi lebih lanjut mengenai keputihan tanda hamil, kamu bisa menghubungi Halo DKT melalui layanan bebas pulsa 0800-1-326459 atau Whatsapp ke 0811-1-326459 dengan mengklik tautan ini pada hari Senin hingga Jumat pukul 08.00 – 17.00 WIB. Segala informasi yang disampaikan akan dijamin kerahasiaannya.