Serba Serbi Pil Kontrasepsi

Pil KB merupakan salah satu alat kontrasepsi yang paling banyak dipilih masyarakat Indonesia. Mengapa demikian? Apa saja sih alasan yang melatarbelakangi pilihan tersebut? Yuk, kenali lebih jauh apa dan bagaimana pil kontrasepsi. Simak penjelasannya berikut ini.

Sejatinya konsep dasar semua alat kontrasepsi sama, yaitu menjarangkan kehamilan. Yang membedakan hanya pada cara kerjanya saja yang disesuaikan dengan karakter jenis alat kontrasepsi itu sendiri.

Baca Juga: Pilihan Kontrasepsi Hormonal Untuk Atasi Masalah Haid

Misalnya, kondom cara kerjanya mencegah sperma membuahi sel telur. Jenis KB IUD atau yang akrab disebut spiral mencegah sperma melewati rongga rahim. Sementara KB hormonal mencegah terjadinya ovulasi yaitu bertemunya sel telur dengan sperma.

Selain itu fungsi dasar pil kontrasepsi sesuai namanya adalah untuk mencegah terjadinya suatu kehamilan, dengan cara mencegah ovulasi (pelepasan sel telur dalam setiap siklus menstruasi) juga menebalkan lendir mulut rahim agar sperma sulit masuk dan ada pula yang mencegah atau mengganggu proses di dinding rahim.

Kandungan hormonal pil KB

Beragam pilihan jenis KB membuat konsumen lebih leluasa dalam memilih jenis kontrasepsi yang diinginkan dan tentu saja tepat dengan kondisi pasien itu sendiri. Salah satunya KB hormonal dalam bentuk pil. Nah, ada beragam alasan mengapa pill kontrasepsi menjadi pilihan favorit para ibu di tanah air. Salah satunya kandungan hormonal yang ada di dalamnya memiliki fungsi lain di luar urusan kehamilan.

Ada dua jenis kandungan pil KB yang tersedia di pasaran. Yaitu pil KB yang kandungannya hanya satu hormon progesteron saja dan ada pula pil KB yang berisi kombinasi antara hormon progesteron dan estrogen. Tentu saja cara kerja keduanya tetaplah sama, yaitu mencegah terjadinya ovulasi.

Prinsip lain yang ada pada pil KB merupakan sesuatu yang individual. Artinya ada yang cocok dengan jenis tertentu dan ada pula yang tidak. Hal ini sangat bergantung pada respons tubuh dari masing-masing individu itu sendiri.

Misalnya si A, cocok menggunakan pil KB, yang ditandai dengan siklus haidnya teratur dan berat badan tetap. Sementara si B sebaliknya, haidnya tidak teratur, berat badannya bertambah. Hal ini menunjukkan tiap sel individu reaksinya berbeda terhadap satu jenis obat yang sama. Sehingga tidak bisa diklaim jenis tertentu menjadi yang paling bagus. Karena itu konsultasi ke dokter sebelum menentukan jenis pil KB apa yang akan digunakan sangatlah penting, agar kamu tak salah pilih jenis kontrasepsi.

Dan ingat, pil KB kombinasi karena mengandung estrogen tidak dianjurkan bagi ibu menyusui karena bisa mempengaruhi produksi ASI. Namun jangan khawatir, bagi ibu menyusui bisa memilih jenis pil KB yang relatif aman, seperti pil KB Andalan Laktasi yang aman untuk ibu menyusui karena kandungannya tidak memengaruhi produksi dan kualitas ASI. Selain itu, pil KB Andalan Laktasi cocok untuk wanita yang alergi terhadap hormon estrogen.

Manfaat lain dari semua produk pil KB Andalan adalah mengurangi nyeri haid yang sangat mengganggu setiap bulannya dan membuat siklus menstruasi kamu jadi lebih teratur. Dan tentu saja jika diminum secara benar dan teratur, pil KB Andalan sangat efektif mencegah kehamilan bahkan hingga 99%.

Baca Juga: 5 Kontrasepsi Non Hormonal yang Paling Populer, Mana yang Terbaik?

Nah, buat kamu yang masih bingung menentukan jenis alat kontrasepsi yang dibutuhkan, pil KB Andalan dengan tiga jenis varian yang tersedia bisa menjadi pilihan. Jangan lupa untuk berkonsultasi dengan dokter guna menentukan pilihan ber-KB yang paling tepat ya. Untuk berkonsultasi, saat ini bisa kok dilakukan secara onlie dengan cara menghubungi Halo DKT di nomor 0811-1-326459 atau klik link berikut https://bit.ly/halodktwhatsapp.

Macam-macam Kontrasepsi Darurat yang Direkomendasikan WHO, Apa Saja?

Mungkin kamu sudah mengenal pil kontrasepsi darurat. Selain itu, apa saja ya macam-macam kontrasepsi darurat yang tersedia? Yuk kita cari tahu.

Apa yang harus dilakukan seandainya lupa minum pil KB, lalu berhubungan seksual tanpa kondom? Tenang, kamu bisa memanfaatkan kontrasepsi darurat. Ini adalah metode kontrasepsi yang bisa digunakan untuk mencegah kehamilan seusai melakukan hubungan seksual tanpa pengaman (baca: tanpa alat KB). Ada macam-macam kontrasepsi darurat yang tersedia, dan bisa kamu gunakan.

Baca Juga: Setelah Memakai Kontrasepsi Darurat, Apa Lagi yang Perlu Dilakukan?

Efektivitas kontrasepsi darurat cukup tinggi, mencegah kehamilan hingga 95%. Namun harus kamu gunakan dalam 5 hari setelah berhubungan seksual ya. Makin cepat kamu menggunakannya, makin baik pula efektivitasnya dalam mencegah kehamilan.

Pelajari yuk, macam-macam kontrasepsi darurat yang direkomendasikan oleh Badan Kesehatan Dunia WHO.

Macam-macam Kontrasepsi Darurat

Pada dasarnya, kontrasepsi darurat bekerja mencegah kehamilan. Garis Bawahi ya, fungsi kontrasepsi darurat adalah mencegah terjadinya kehamilan, dan bukannya untuk aborsi. Bila pembuahan sudah terjadi, maka kontrasepsi darurat tidak akan menggugurkan embrio. Di bawah ini macam-macam kontrasepsi darurat yang bisa kamu gunakan.

  1. Pil kontrasepsi darurat
    Pil ini kerap disebut sebagai morning after pill atau post pill. Ia bekerja dengan cara memperlambat atau mencegah terjadinya ovulasi (pelepasan sel telur dari indung telur ke tuba falopi). Pil juga turut mengganggu proses pembuahan sel telur oleh sperma, serta mencegah sel telur yang dibuahi melekat pada dinding rahim.

    Ada dua jenis pil kontrasepsi darurat yang direkomendasikan oleh WHO. Yaitu pil dengan kandungan ulipristal asetat (UPA) yang diminum sekali dengan dosis 30 mg, dan pil dengan kandungan levonorgestrel (LNG). Pil darurat dengan LNG ada yang tersedia dalam dosis tunggal 1,5 mg, ada pula yang terdiri dari dua dosis masing-masing 0,75 mg. Pil yang terakhir ini misalnya Andalan Postpill. Dalam satu blister Andalan Postpill terdiri dari 2 pil. Minumlah satu pil dulu, lalu minum satu pil lagi 12 jam kemudian.

  2. Pil kontrasepsi kombinasi
    Pil kontrasepsi kombinasi yang biasa juga bisa dimanfaatkan sebagai kontrasepsi darurat. Ini dikenal dengan metode Yuzpe. Yang bisa digunakan yaitu pil KB kombinasi dengan kandungan ethinyl estradiol + LNG. Misalnya Pil KB Andalan dan Pil KB Andalan Fe.

    Untuk bisa mendapatkan manfaat kontrasepsi darurat, satu dosis haruslah mengandung minimal 0,1 mg ethinyl estradiol dan 0,5 mg LNG. Semisal kamu menggunakan Pil KB Andalan atau Pil KB Andalan Fe, tiap pil mengandung 0,03 mg ethinyl estradiol dan 0,15 mg LNG. Maka kamu perlu minum 4 butir pil sekaligus. Lalu, minumlah 4 butir lagi 12 jam kemudian.

  3. IUD
    Pilihan lain untuk kontrasepsi darurat yaitu IUD atau AKDR (Alat Kontrasepsi dalam Rahim). Menurut WHO, ini adalah metode kontrasepsi darurat yang paling efektif, dengan efektivitas mencegah kehamilan mencapai 99%. IUD jenis copper T misalnya IUD Andalan TCu, bekerja mencegah pembuahan sel telur oleh sperma dengan melepaskan ion-ion tembaga ke rahim dan tuba falopi. Ion-ion ini berfungsi sebagai “pembunuh sperma” atau spermisida. Bila ternyata sudah terjadi pembuahan, ion tembaga juga bisa mencegah perlekatan/implantasi janin ke dinding rahim.

    Seperti halnya pil kontrasepsi darurat maupun pil KB kombinasi dengan metode Yuzpe, IUD perlu dipasang dalam 5 hari setelah berhubungan seks. Asyiknya, IUD bisa terus kamu pakai hingga bertahun-tahun, bila kamu nyaman memakainya, dan menginginkan metode kontrasepsi jangka panjang. Jadi gak perlu lagi khawatir “kecolongan” berhubungan seks tanpa perlindungan.

Sekarang kamu sudah paham ya macam-macam kontrasepsi darurat yang bisa kamu gunakan. Namun jangan selalu mengandalkan pil darurat ya. Kontrasepsi rutin akan lebih baik. efektivitas perlindungannya lebih tinggi, kamu pun tak perlu was-was dan repot minum pil dalam 72 hingga 120 jam.

Baca Juga: Masih Ada Harapan, Ini Cara Bangkit dari Kekerasan Seksual dengan Kontrasepsi Darurat

Untuk mendapatkan pil kontrasepsi darurat, kamu membutuhkan resep dokter.. jadi segeralah menghubungi dokter bila membutuhkannya. Kamu juga bisa berkonsultasi ke Halo DKT dengan menghubungi Halo DKT di nomor WhatsApp 0811-1-326459, atau melalui link: https://bit.ly/halodktwhatsapp, pada hari Senin hingga Jumat pukul 09.00 – 16.30 WIB. Jangan khawatir karena segala informasi yang kamu sampaikan bersifat rahasia.

Pakai Kontrasepsi Tapi Kok Telat Haid? Bisa Jadi Ini Penyebabnya

Telat haid atau haid tidak teratur saat pakai kontrasepsi bukan berarti kontrasepsi tidak efektif, bisa jadi ada penyebab lain.

Kontrasepsi hormonal seperti pil, suntik atau susuk sering disebut-sebut membuat siklus haid menjadi tidak teratur. Padahal di awal menggunakan kontrasepsi hormonal, tubuh perlu waktu untuk menyesuaikan diri dan telat haid atau haid tidak teratur bukan berarti tubuh menolak kontrasepsi. Sering kali penyebab telat haid ketika memakai kontrasepsi bisa jadi bukan karena kontrasepsinya melainkan akibat faktor lainnya.

Baca Juga: Pilihan Kontrasepsi Hormonal Untuk Atasi Masalah Haid

Reaksi tubuh setiap perempuan yang menggunakan kontrasepsi hormonal berbeda-beda dan sebenarnya ini hanya terjadi di awal-awal penggunaan. Bisa dibilang di tahap ini, tubuh tengah beradaptasi dengan hormon ‘tambahan’ yang ada di dalam kontrasepsi hormonal. Ada perempuan yang mengalami volume darah haid berkurang di awal penggunaan kontrasepsi hormonal. Dan ada juga yang justru telat haid atau tidak mengalami haid. Kondisi ini biasanya terjadi tiga bulan pertama penggunaan kontrasepsi hormonal. Tapi jika terjadi secara berkelanjutan, segeralah periksakan diri ke dokter atau bidan.

Tidak perlu panik jika kamu telat haid ketika memakai kontrasepsi, karena ada banyak faktor yang bisa membuat ini terjadi. Berikut beberapa penyebab yang tidak berkaitan dengan kontrasepsi hormonal:

  1. Pola makan yang berubah. Berat badan yang turun drastis akan berdampak langsung pada siklus haid, apalagi jika penurunannya mencapai 10% dari berat badan sebelumnya. Penurunan berat badan yang drastis membuat produksi hormon estrogen terhambat. Padahal hormon ini berperan dalam siklus ovulasi atau pelepasan sel telur. Jika ovulasi terhambat maka haid pun pasti terganggu.
  2. Stres. Mengalami gejolak emosi yang berujung pada stres berlebihan akan mempengaruhi fungsi otak, khususnya bagian hipotalamus. Ini adalah bagian otak yang meregulasi kerja hormon di dalam tubuh. Jika kamu telat haid, jangan langsung menyalahkan kontrasepsi hormonal. Cobalah untuk melakukan manajemen stres agar hipotalamus kembali meregulasi hormon tubuh dengan optimal dan membuat siklus haid kembali teratur. Jadi jangan langsung menyalahkan kontrasepsi hormonal yang kamu pakai ya.
  3. Olahraga berlebihan. Menjalani olahraga yang teratur memang akan membuat tubuh lebih rileks karena produksi hormon rasa bahagia jadi optimal. Tapi jangan langsung menyimpulkan kalau intensitas olahraga ditingkatkan akan membuat hormon bahagia semakin membuncah. Yang terjadi justru sebaliknya, tubuh akan menghasilkan lebih banyak radikal bebas yang membuat siklus haid otomatis terganggu. Cobalah untuk berolahraga dengan intensitas yang lebih terukur yaitu 150 menit dalam seminggu. Para ahli kemudian membuatnya jadi lebih mudah yaitu lakukanlah olahraga 2-3 kali seminggu, jadi beri jeda sehari baru berolahraga kembali.

Apakah mungkin telat haid saat pakai kontrasepsi pertanda hamil?

Kita pasti sudah tahu kalau kontrasepsi sudah terbukti begitu efektif dalam mencegah terjadinya kehamilan. Tapi mungkinkah telat haid saat pakai kontrasepsi sebagai pertanda hamil?

Kemungkinan ini bisa saja terjadi. Tapi faktor penyebab yang paling sering adalah karena akseptor kontrasepsi hormonal lupa untuk minum pil kontrasepsi atau mengunjungi dokter atau bidan untuk suntik kontrasepsi. Jadi jika kamu mengalami telat haid ketika pakai kontrasepsi, coba ingat-ingat apakah ada jadwal minum pil atau suntik kontrasepsi yang terlewat? Jika ini yang terjadi maka ada peluang terjadinya kehamilan. Bahkan kelewatan minum pil atau suntik kontrasepsi dua hari saja sudah membuka peluang untuk terjadinya kehamilan. Karena memang kontrasepsi hormonal ketika dihentikan pemakaiannya, maka sistem reproduksi akan bekerja seperti sebelum ada intervensi dari kontrasepsi. Ini mengapa kedisiplinan menjadi faktor penting yang membuat kontrasepsi bisa optimal dalam mencegah terjadinya kehamilan.

Baca Juga: Kamu Wajib Tahu, Manfaat Pakai Kontrasepsi Lebih dari Mencegah Kehamilan

Kalau kamu ingin lebih detail lagi tentang bagaimana kontrasepsi hormonal bisa efektif mencegah terjadinya kehamilan, yuk konsultasi langsung di HALO DKT melalui layanan bebas pulsa 0800-1-326459 atau Whatsapp ke 0811-1-326459 atau klik link berikut https://bit.ly/halodktwhatsapp. Tenang segala informasi pribadi akan dijaga dengan baik, jadi jangan ragu untuk berkonsultasi ya.

Pertanyaan Wajib Soal Kontrasepsi Saat Konsul ke Dokter

Tanyakan 5 pertanyaan ini pada saat kamu konsultasi ke dokter sebelum memasang kontrasepsi.

Kamu pasti sering mendengar bahwa wajib konsultasi ke dokter sebelum memasang kontrasepsi. Konsultasi pertama ini menjadi penting karena dengan begitu dokter bisa memberikan rekomendasi medis yang tepat tentang kontrasepsi apa yang paling cocok untuk tubuh kamu. Yup memakai kontrasepsi bukan hanya perkara merencanakan kehamilan tapi juga memilih yang terbaik untuk tubuh agar segala kelebihan kontrasepsi dapat dioptimalisasi dan kekurangannya bisa diminimalisir. Meski banyak yang paham harus konsultasi dulu sebelum memasang kontrasepsi, tapi tidak sedikit juga yang tahu apa saja yang wajib ditanyakan ketika konsultasi.

Baca Juga: Kamu Wajib Tahu, Manfaat Pakai Kontrasepsi Lebih dari Mencegah Kehamilan

Membekali diri dengan daftar pertanyaan wajib soal kontrasepsi menjadi sangat penting karena dengan begitu kamu punya gambaran yang detail tentang bagaimana alat ini bekerja dan bereaksi di dalam tubuh. Karena itu DKT Indonesia bantu pilihkan 7 pertanyaan wajib kamu tanyakan saat konsultasi ke dokter, berikut daftarnya:

  1. Apa sajakah jenis kontrasepsi itu?
    Jika bicara tentang jenis kontrasepsi maka kita bicara tentang metode kerja kontrasepsi dalam mencegah terjadinya kehamilan. Berdasarkan hal ini maka jenis kontrasepsi terdiri atas hormonal dan non hormonal. Kontrasepsi hormonal adalah kontrasepsi yang mencegah kehamilan dengan mengandalkan hormon progesteron, estrogen atau kombinasi keduanya. Sedangkan kontrasepsi non hormonal adalah kontrasepsi yang tidak menggunakan hormon, contohnya adalah kontrasepsi IUD non hormonal yang di dalamnya ada kandungan tembaga, dan kontrasepsi kondom.
  2. Kontrasepsi mana yang lebih cocok untuk saya?
    Setelah dokter menjelaskan jenis-jenis kontrasepsi, mintalah dokter untuk menjelaskan apa saja yang menjadi kelebihan serta kekurangan dari masing-masing kontrasepsi. Ceritakan juga tentang pola makan dan olahraga, riwayat penyakit pribadi serta orang tua. Penjelasan-penjelasan ini akan membantu dokter untuk merekomendasikan kontrasepsi yang sesuai, plus kamu juga mengetahui apa saja kelebihan dari masing-masing kontrasepsi.
  3. Berapa lama setelah pemakaiankah kontrasepsi efektif mencegah kehamilan?
    Pertanyaan ini akan membantu kamu untuk menentukan kapan waktu terbaik untuk mulai minum atau memasang kontrasepsi. Pada dasarnya secara umum kontrasepsi efektif mencegah kehamilan hingga 98% tapi karena cara kerjanya berbeda maka perlu waktu untuk bereaksi. Adapun kontrasepsi pil kombinasi akan efektif sesaat setelah diminum. Sedangkan pil KB yang hanya diisi oleh hormon progesteron biasanya akan efektif memberikan manfaat, 48 jam setelah dikonsumsi.

    Kontrasepsi IUD non hormonal akan mulai efektif memberikan manfaat mencegah kehamilan sesaat begitu dimasukkan ke dalam rahim, apalagi jika pemasangan dilakukan pada hari kedua menstruasi. Tapi jika tidak, kontrasepsi IUD mulai bekerja memberikan proteksi setelah seminggu dimasukkan ke dalam rahim. Sedangkan kontrasepsi non hormonal langsung efektif bekerja sesaat setelah dimasukkan.

  4. Apakah kontrasepsi bisa mencegah terjadinya infeksi menular seksual?
    Hanya kontrasepsi kondom yang bisa mencegah penularan infeksi menular seksual atau IMS. Tapi pilihlah kondom yang berbahan lateks karena penelitian menyebutkan kondom jenis ini efektif mencegah IMS hingga di atas 90%. Contoh kondom berbahan lateks adalah Andalan Kondom, Kondom Sutra, Kondom Fiesta, dan Supreme Premium Kondom.
  5. Kapankah waktu terbaik menggunakan kontrasepsi setelah melahirkan?
    Pertanyaan ini wajib diajukan karena setiap kontrasepsi memiliki pemilihan waktu terbaik untuk mulai menggunakannya. Terutama pada ibu yang baru melahirkan, pertanyaan ini juga bisa menjadi rujukan atas kontrasepsi apa yang aman digunakan selama menyusui. Sebagai gambaran, menurut Planned Parenthood, kontrasepsi pil kombinasi bisa mulai dikonsumsi pada siklus pertama setelah melahirkan. Adapun waktu yang disarankan adalah hari pertama sampai kelima haid di siklus haid. Kontrasepsi IUD bisa dipasang tiga jam atau maksimal tiga hari setelah melahirkan normal. Sedangkan pada persalinan sesar bisa dilakukan segera setelah operasi.

Baca Juga: Menggunakan Pil Kontrasepsi Darurat Lebih Dari Sekali, Aman Nggak, Sih?

Kalau kamu ingin lebih detail lagi tentang pilihan kontrasepsi terbaik, yuk konsultasi langsung di HALO DKT melalui layanan bebas pulsa 0800-1-326459 atau Whatsapp ke 0811-1-326459 atau klik link berikut https://bit.ly/halodktwhatsapp. Tenang segala informasi pribadi akan dijaga dengan baik, jadi jangan ragu untuk berkonsultasi ya.

Tipe Kontrasepsi IUD yang Perlu Wanita Ketahui

Meski terdiri dari dua tipe namun kontrasepsi IUD tetap efektif mencegah terjadinya kehamilan hingga 98%.

Kontrasepsi IUD atau intrauterine device adalah yang paling digemari oleh wanita. Mengapa? Karena pemasangan yang praktis dan nyaris tanpa rasa sakit serta masa pemakaiannya cukup lama yaitu delapan sampai sepuluh tahun. Lantas bagaimanakah cara kerja kontrasepsi ini hingga efektif mencegah terjadinya kehamilan? Yuk wanita perlu tahu lebih detail tentang kontrasepsi IUD.

Baca Juga: Lima Keunggulan Fiesta Max Dotted, Si Alat Kontrasepsi ‘Berduri’

Agar lebih mengerti cara kerja kontrasepsi IUD haruslah diawali dengan mengetahui bahwa alat kontrasepsi ini terdiri atas dua jenis, yaitu kontrasepsi hormonal dan non hormonal. Kedua kontrasepsi berbentuk huruf ‘T’ ini bekerja dengan cara yang berbeda.

Kontrasepsi IUD non hormonal terdapat lapisan tembaga pada bagian vertikal dari bentuk huruf ‘T’. Secara perlahan lapisan tembaga itu akan dilepaskan dan membuat rahim menjadi tidak ramah untuk embrio berkembang. Sedangkan kontrasepsi hormonal mengandung hormon progesteron di dalamnya. Hormon ini juga dilepaskan secara perlahan hingga membuat lendir serviks lebih kental sehingga sperma kesulitan untuk bertemu sel telur. Alhasil kedua cara ini membuat tidak terjadinya pembuahan dan kehamilan.

Adapun kelebihan dari kontrasepsi IUD non hormonal adalah sangat aman digunakan oleh ibu menyusui. Contohnya IUD Andalan TCu 380A atau IUD Andalan Pospartum yang tidak mengandung hormon hingga tidak akan memengaruhi produksi ASI. Apalagi IUD ini memang didesain agar lebih mudah dipasang kepada ibu yang baru saja melahirkan. Dan masa pemakaian kontrasepsi IUD non hormonal biasanya lebih panjang dibanding kontrasepsi IUD hormonal, bisa delapan sampai sepuluh tahun. Selain aman untuk ibu menyusui, kontrasepsi IUD non hormonal juga cocok digunakan oleh wanita yang sensitif terhadap hormon progesteron. Hal yang harus diantisipasi jika kamu memilih kontrasepsi IUD non hormonal adalah aliran darah yang cukup deras selama menstruasi.

Sedangkan kelebihan dari IUD hormonal adalah bisa mengurangi terjadinya nyeri dan kram pada saat PMS. Tak hanya itu, kontrasepsi IUD hormonal pun bisa mengatasi aliran darah menstruasi yang deras. Adapun masa pemakaian kontrasepsi ini adalah antara tiga sampai lima tahun.

Lantas manakah yang paling bagus antara kontrasepsi IUD non hormonal dengan yang hormonal? Hal ini sangat tergantung pada kebutuhan kamu. Jika ada kondisi kesehatan yang membuatmu tidak bisa memilih kontrasepsi IUD hormonal, maka pilihlah kontrasepsi IUD non hormonal. Tapi jika tidak ada alasan khusus terkait kandungan hormon di dalam kontrasepsi, maka pilihlah kontrasepsi IUD non hormonal.

Baik kontrasepsi IUD hormonal maupun non hormonal, keduanya sangat ekonomis karena pemakaiannya cukup panjang, bahkan bisa sampai 8 tahun. Sebaiknya berkonsultasilah dengan dokter kandungan atau bidan tentang pilihan kontrasepsi IUD mana yang tidak akan mengganggu kesehatan tubuh serta menjaga kualitas hidup kamu tetap baik. Ajak juga suami ketika berkonsultasi tentang kontrasepsi karena mereka wajib dilibatkan dalam merencanakan kehamilan. Ada juga persiapan pemasangan kontrasepsi IUD yang sering dilupakan yaitu melakukan pemeriksaan infeksi menular seksual atau IMS. Tujuannya untuk memastikan bahwa kamu sedang tidak mengalami infeksi tersebut. Sebab jika pemasangan kontrasepsi IUD dilakukan saat ada bakteri atau virus penyebab IMS, maka patogen ini bisa masuk ke dalam rahim dan memicu terjadinya infeksi yang lebih serius lagi.

Baca Juga: Remaja Terlanjur Berhubungan Seks Tanpa Pengaman? Ini Kontrasepsi Darurat yang Bisa Dipertimbangkan Orang Tua

Jika kamu ingin mencari tahu lebih detail tentang kontrasepsi IUD, segeralah konsultasi di HALO DKT melalui layanan bebas pulsa 0800-1-326459 atau Whatsapp ke 0811-1-326459 atau klik link berikut https://bit.ly/halodktwhatsapp. Tenang, semua informasi pribadi akan dijaga baik. Yuk segera berkonsultasi.

Jangan Percaya Lima Mitos Kontrasepsi IUD Ini!

Faktanya kontrasepsi IUD disukai wanita karena praktis, masa pemakaiannya lama dan aman untuk ibu menyusui.

Hal yang paling sering menghambat wanita untuk memakai kontrasepsi adalah mitos-mitos yang menyelubunginya. Salah satu kontrasepsi yang paling banyak diselubungi oleh mitos adalah kontrasepsi spiral atau intrauterine device (IUD). Karena itu kamu wajib membaca artikel ini sampai akhir agar berhenti percaya 5 mitos kontrasepsi IUD. Dijamin selesai membaca artikel ini, kamu semakin yakin untuk memilih kontrasepsi IUD sebagai metode merencanakan kehamilan. Kontrasepsi IUD adalah kontrasepsi jangka panjang yang praktis dan juga aman, termasuk untuk ibu menyusui loh.

Baca Juga: Kontrasepsi Hormonal Bikin Haid Tidak Teratur?

Jangan percaya mitos kontrasepsi IUD ini: Pemasangannya sangat menyakitkan.

Sebenarnya tingkat toleransi rasa sakit setiap orang sangat berbeda-beda. Sebagai alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR) memang proses pemasangannya kontrasepsi IUD haruslah dimasukkan melalui vagina. Tapi menurut asisten profesor obstetri dan ginekologi University of North Carolina, Amy Bryant, rasa sakit yang muncul pada saat pemasangan kontrasepsi IUD sangatlah ringan dan hilang dalam sekejap. Ia menganalogikannya dengan rasa nyeri di hari menstruasi pertama. “Terasa tidak nyaman selama lima menit saat dipasang tapi manfaat proteksinya bisa sampai lima tahun,” tegasnya seperti dilansir dari The Huffington Post.

Jangan percaya mitos kontrasepsi IUD ini: Bisa menyebabkan infertilitas.

Menurut Association of Reproductive Health Professional, mitos ini muncul karena banyak yang berpikir kontrasepsi IUD menimbulkan radang panggul. Penyakit radang panggul sendiri menjadi salah satu faktor risiko terjadinya infertilitas. Mitos ini sudah diteliti sebenarnya sejak 1940an, tapi faktanya sampai hari ini belum ditemukan adanya hubungan antara penggunaan IUD dengan penyakit radang panggul. Artinya, menggunakan kontrasepsi IUD tidak merujuk pada infertilitas. Bahkan jika kamu memutuskan untuk kembali hamil, hormon kesuburan akan kembali normal setelah 1-2 bulan melepaskan IUD. Yup kamu bisa segera hamil ketika melepaskan kontrasepsi ini.

Jangan percaya mitos kontrasepsi IUD ini: Bisa berpindah tempat.

Beberapa waktu lalu ramai beredar mitos kontrasepsi IUD bisa berpindah tempat hingga ke jantung. Ini tentu mitos yang jangan dipercaya. Memang kontrasepsi IUD bisa bergeser atau miring dari posisi awal, tapi pergeserannya sangatlah sedikit. Pergeseran ini bisa terjadi karena adanya tekanan otot rahim. Tapi dijamin tidak akan sampai berpindah tempat ke jantung. Adapun yang perlu dilakukan kamu setelah memasang kontrasepsi IUD adalah rutin memeriksakan diri ke dokter atau bidan setiap enam atau setahun sekali.

Jangan percaya mitos kontrasepsi IUD ini: Bikin hubungan seks jadi tidak nyaman.

Kontrasepsi IUD dipasang pada rongga rahim, jadi seharusnya tidak akan membuat ritual seks kamu dan pasangan jadi tidak nyaman. Memang benang yang ada di IUD bisa terasa oleh pasangan ketika berhubungan seks, tapi ini bisa diatasi. Berkonsultasilah ke dokter atau bidan untuk mengatur panjang benang IUD, mereka bisa memotong benangnya kok. Jadi kualitas bercinta tetap bisa optimal meski memakai kontrasepsi IUD.

Jangan percaya mitos kontrasepsi IUD ini: Bikin ASI kering.

Ini tentu mitos yang jangan dipercaya sama sekali, karena kontrasepsi IUD ada yang tidak mengandung hormon. Contohnya IUD Andalan yang merupakan kontrasepsi IUD non hormonal. Bahkan IUD Andalan TCu 380A atau biasa disebut IUD Andalan Postpartum, memiliki batang insersi sepanjang 35mm yang memang didesain agar pemasangannya lebih mudah pasca persalinan. Bonusnya, karena kontrasepsi IUD ini tidak mengandung hormon maka dijamin tidak akan mengganggu produksi ASI kamu.

Baca Juga: Kontrasepsi untuk Ibu Menyusui vs Senggama Terputus, Mana yang Lebih Efektif?

Jika kamu ingin mencari tahu lebih detail bagaimana kontrasepsi IUD bisa memberikan banyak manfaat kesehatan untuk tubuh, yuk konsultasi langsung di HALO DKT melalui layanan bebas pulsa 0800-1-326459 atau Whatsapp ke 0811-1-326459 atau klik link berikut https://bit.ly/halodktwhatsapp. Dijamin kamu akan berhenti percaya mitos kontrasepsi IUD yang beredar di masyarakat.

Lima Fakta Menarik Mengenai Klitoris Perempuan dan Alat Kontrasepsi Terbaik untuk Merangsangnya

Sulit mencapai orgasme? Kamu dan pasanganmu mungkin kurang mengenal tubuh satu sama lain. Padahal, mengenal bagian-bagian organ seksual merupakan sesuatu yang sangat penting, karena tanpa mengenalnya, kamu akan kesulitan menemukan cara untuk memberikan stimulasi seksual yang tepat. Kualitas kehidupan seksual pun jadi kurang memuaskan. Untuk membantumu dan pasanganmu mengeksplor satu sama lain dengan lebih dalam lagi, kali ini Halo DKT akan berbagi fakta menarik mengenai klitoris perempuan dan tentunya alat kontrasepsi terbaik untuk merangsangnya.

Baca Juga: 5 Kontrasepsi Non Hormonal yang Paling Populer, Mana yang Terbaik?

  • Klitoris bisa ditemukan di antara kedua bibir luar vulva
    Penasaran ingin berkenalan dengan klitoris, namun tak tahu bagaimana cara menemukannya? Kamu bisa menemukan klitoris dengan cara berikut. Ambillah cermin, kemudian gunakan tangan untuk membuka belahan kedua labia (bibir luar dari vulva) lebar-lebar, maka kamu akan menemukan sebuah tonjolan di bagian atas vulva (Nagoski, 2015). Itulah klitoris perempuan.

  • Klitoris perempuan hanya memiliki satu fungsi: memberikan kenikmatan seksual
    Berbeda dengan penis yang memiliki beberapa fungsi mulai dari buang air kecil, penetrasi vagina, ejakulasi sperma, dan pemberi sensasi seksual, klitoris hanya memiliki satu fungsi. Satu-satunya tugas klitoris adalah memberikan kenikmatan seksual bagi perempuan. Untuk menjalankan tugasnya, klitoris dilengkapi dengan kurang lebih 8000 ujung-ujung saraf yang sensitif (Hill, 2019). Jumlah tersebut bahkan melebihi total ujung-ujung saraf yang ada dalam kepala penis laki-laki. Luar biasa, kan?

  • Sebanyak 9 dari setiap 10 kegagalan orgasme terjadi akibat kurangnya stimulasi klitoris
    Faktanya, penetrasi penis ke dalam vagina saja seringkali tak cukup bagi perempuan. Sebagian besar perempuan butuh rangsangan ekstra di bagian klitoris. Bahkan, sebanyak 9 dari setiap 10 kasus kegagalan orgasme biasanya terjadi karena klitoris kurang dirangsang (Dweck & Westen, 2017).

  • Merangsang klitoris membutuhkan teknik tersendiri
    Baik jika dirangsang melalui masturbasi maupun disentuh oleh pasangan, penting untuk mengetahui apa yang disukai serta tidak disukai oleh si pemilik klitoris. Sebagai contoh, ada banyak perempuan yang tidak bisa mentolerir stimulasi langsung pada klitoris mereka saking sensitifnya area tersebut, sehingga mereka lebih memilih dirangsang pada area tudung luar klitoris (Westheimer & Lehu, 2019). Sebaliknya, ada juga yang butuh stimulasi langsung. Cara terbaik untuk mengetahuinya adalah dengan mencoba dan mencari tahu apa saja yang terasa enak dan nyaman.

  • Kondom bertekstur merupakan alat kontrasepsi terbaik untuk merangsang klitoris
    Siapa bilang fungsi kontrasepsi hanya untuk mencegah kehamilan? Dengan memilih alat kontrasepsi yang tepat, kamu juga bisa menambah rangsangan ekstra ketika berhubungan intim. Kondom Fiesta Max Dotted merupakan alat kontrasepsi bertekstur ‘dotted’ alias berduri-duri halus yang bisa menambah sensasi ketika penis bergesekan dengan klitoris sebelum penetrasi ke dalam vagina. Terbuat dari bahan lateks lembut berkualitas prima, keamanannya tak perlu diragukan lagi. Kondom Fiesta Max Dotted juga sudah lulus uji elektronis dan sesuai dengan standar mutu internasional. Ingin mencobanya bersama doi? Kamu bisa menemukan kondom Fiesta Max Dotted di sini.

Baca Juga: Tiga Alat Kontrasepsi Berduri Lembut yang Mempermudah Orgasme

Itulah 5 fakta menarik mengenai klitoris perempuan dan alat kontrasepsi terbaik untuk merangsangnya. Selain itu, jika kamu masih punya pertanyaan lebih lanjut soal seks maupun kontrasepsi, kamu pun bisa menghubungi Halo DKT melalui layanan bebas pulsa 0800-1-326459 atau Whatsapp ke 0811-1-326459 dengan mengklik tautan ini pada hari Senin hingga Jumat pukul 09.00 – 16.30 WIB. Tak perlu ragu untuk berkonsultasi, sebab segala informasi yang kamu sampaikan akan dijamin kerahasiaannya.

Bisakah Hamil Saat Memakai Kontrasepsi?

Jawabannya kita bisa tetap hamil saat pakai kontrasepsi, tetapi sebagian besar karena faktor human error.

Data di Amerika Serikat menunjukkan, hampir separuh dari 6 juta kehamilan di sana setiap tahunnya adalah kehamilan karena “kecelakaan”. Kebanyakan adalah karena lupa minum pil KB atau pun tidak menggunakan kontrasepsi sesuai aturannya.

Baca Juga: Alat Kontrasepsi ‘Berduri’ untuk Mengatasi Kejenuhan Bercinta Selama Pandemi

Meski begitu memang ada kemungkinan, walau kecil, seorang wanita menggunakan kontrasepsi yang terpercaya tetapi tetap hamil. Ini dapat terjadi karena kesibukan yang padat mungkin kita lupa minum pil atau terlambat ke bidan untuk suntik KB.

Mari kita lihat lebih dekat efektivitas beberapa metode kontrasepsi dan bagaimana cara menekan kemungkinan “kejutan” kehamilan.

  • Pil KB

    Pil KB mengandung hormon yang bekerja untuk mencegah ovulasi. Jika dikonsumsi secara tepat, metode kontrasepsi ini bisa mencegah kehamilan 98 persen. Faktanya, mayoritas pengguna KB ini sering lupa minum pil setiap hari.

    Jika kita lupa minum satu kali, segera minum begitu ingat. Jika lupa lebih dari dua pil, minum begitu ingat, dan lanjutkan minum sesuai jadwal harian dan gunakan metode cadangan seperti kondom selama satu minggu.

  • Suntik KB

    Suntikan ini mengandung hormon progestin untuk mencegah ovulasi. Efektivitasnya 99 persen jika digunakan secara tepat. Sekali lagi, terkadang orang lupa dengan jadwal suntiknya.

  • Implan KB

    Berbentuk seperti tabung korek api tipis, implant (susuk) dimasukkan ke lengan atas. Implan mencegah kehamilan dengan cara melepaskan hormone progestin ke aliran darah dan akhirnya mencegah ovulasi. Implan bisa digunakan sampai 3 tahun dengan efektivitas 98 persen.

    Jika kamu memakai metode ini sudah selama 3 tahun dan masih belum ingin hamil, kamu tetap harus melepas dan menggantinya. Jika tidak, bisa terjadi kehamilan.

  • IUD (spiral)

    Metode KB yang dimasukkan ke vagina ini mencegah sperma mencapai sel telur. Efektivitasnya 99 persen jika dipakai secara benar atau pun tidak. Metode ini bisa melindungi dari kehamilan 3-10 tahun tergantung merek yang dipakai.

    Kehamilan bisa terjadi jika sebagian IUD atau seluruhnya keluar dari rahim. Jika ini terjadi, segera ke dokter untuk melepasnya.

  • Metode penghalang

    Yang termasuk dalam metode ini misalnya cervical cap (sumbat rahim), atau pun kondom, bekerja dengan menahan sperma agar tidak masuk ke rahim. Namun metode ini efektivitasnya lebih rendah dibanding metode hormonal.

    Jika dipakai secara benar, bisa mencegah kehamilan sampai 98 persen. Namun, kelalaian penyimpanan kondom atau memakai ukuran yang salah bisa membuat kondom terlepas atau pun sobek.

Baca Juga: Haruskah Berhenti Memakai Kontrasepsi untuk Ibu Menyusui Bila ASI Sulit Keluar?

Jika kamu ingin berkonsultasi seputar kontrasepsi, kamu bisa ‎berkonsultasi dengan dokter ahli. Caranya hubungi Halo DKT di nomor 0811-1-326459 atau ‎klik link berikut https://bit.ly/halodktwhatsapp.

Kontrasepsi Hormonal Bikin Haid Tidak Teratur?

Faktanya kontrasepsi hormonal kombinasi justru bisa mengobati haid yang tidak teratur.

Salah satu alasan mengapa perempuan berhenti menggunakan kontrasepsi hormonal adalah karena mengalami haid tidak teratur. Ketika jadwal haid menjadi mundur atau muncul spotting sebelum jadwalnya, ini dipersepsikan sebagai reaksi penolakan tubuh atas kontrasepsi hormonal yang digunakan. Benarkah kontrasepsi hormonal bikin haid tidak teratur?

Baca Juga: Kamu Wajib Tahu, Manfaat Pakai Kontrasepsi Lebih dari Mencegah Kehamilan

Sebelum menjawab pertanyaan tersebut, mari kita bahas apa itu kontrasepsi hormonal? Kontrasepsi hormonal adalah metode mencegah kehamilan mengandalkan hormon. Umumnya hormon yang terkandung di dalam kontrasepsi hormonal adalah hormon progestin, hormon estrogen, atau kombinasi keduanya. Adapun jenis dari kontrasepsi hormonal adalah pil, spiral, dan suntik.

Ada tiga cara yang dilakukan kontrasepsi hormonal dalam mencegah kehamilan. Pertama dengan membuat lendir serviks jadi lebih kental sehingga sperma kesulitan masuk. Kedua, kontrasepsi hormonal bekerja dengan mencegah pematangan sel telur. Dan ketiga, kontrasepsi hormonal bekerja dengan cara mengkondisikan dinding rahim tidak bisa menjadi tempat yang nyaman untuk sel telur yang sudah dibuahi untuk menempel. Ketiga cara ini bisa terjadi karena adanya intervensi secara hormonal melalui kontrasepsi.

Ini tentu berdampak langsung pada siklus haid kamu dan biasanya ini terjadi di awal-awal penggunaan kontrasepsi hormonal. Tapi tak perlu kuatir, American Pregnancy Association, menyebutkan reaksi ini adalah hal yang wajar terjadi dan tidak berpotensi membahayakan jiwa. Meski hormon yang ada dalam kontrasepsi hormonal merupakan hormon tiruan atau sintetis, semuanya sudah melalui penelitian ilmiah dan dosis yang ada di dalamnya sudah dipastikan aman untuk tubuh.

Namun tetaplah waspada jika setelah menggunakan kontrasepsi hormonal, kamu mengalami pendarahan hebat atau spotting yang berkepanjangan. Segera periksakan diri ke dokter untuk memastikan pendarahan yang terjadi itu apakah masih dalam kategori normal atau tidak. Pendarahan hebat atau haid yang berkepanjangan bisa menjadi indikasi adanya masalah dalam rahim atau gangguan dalam pembekuan darah.

Hal yang juga perlu diingat adalah haid tidak teratur bisa terjadi karena beberapa faktor, mulai dari stres berlebihan, pola makan yang tidak sehat, hingga olahraga berlebihan. Artinya haid yang tidak teratur bukan melulu karena pengaruh menggunakan kontrasepsi hormonal. Bahkan saat ini, kontrasepsi hormonal seperti pil KB justru memberikan manfaat membuat haid menjadi teratur bagi perempuan yang punya masalah haid. Sebab kontrasepsi hormonal ini justru membantu tubuh untuk mengendalikan ketidakseimbangan hormon yang terjadi hingga menyebabkan siklus haid menjadi tidak teratur.

Intinya jangan langsung panik jika di sebulan atau dua bulan pertama menggunakan kontrasepsi hormonal kamu mengalami haid tidak teratur. Tubuh sedang beradaptasi untuk menemukan keseimbangan atas intervensi hormon yang dilakukan kontrasepsi hormonal. Selama itu bukan pendarahan yang hebat, kamu bisa mengatasi haid tidak teratur saat menggunakan kontrasepsi hormonal dengan cara: manajemen stres dengan cara olahraga atau menulis jurnal, mengonsumsi makanan sehat agar berat badan ideal dan istirahat yang cukup.

Baca Juga: Alat Kontrasepsi Berduri Ini Cocok Banget untuk Dipakai dengan Love Instrument!

Jika kamu ingin mencari tahu lebih detail bagaimana kontrasepsi hormonal bisa memberikan manfaat kesehatan bagi tubuh, segera konsultasi langsung di HALO DKT melalui layanan bebas pulsa 0800-1-326459 atau Whatsapp ke 0811-1-326459 atau klik link berikut https://bit.ly/halodktwhatsapp.

Bolehkah Ikut Vaksin COVID-19 Ketika Sedang Menggunakan Kontrasepsi Untuk Ibu Menyusui?

Untuk mengurangi risiko penyebaran virus COVID-19 yang bisa berakibat fatal, program vaksinasi sedang digalakkan. Vaksinasi diharapkan bisa membangun kekebalan tubuh, agar tidak mudah diserang oleh virus. Meskipun begitu, karena kehadiran vaksin COVID-19 boleh dibilang relatif baru dibandingkan dengan vaksin-vaksin penyakit lainnya, masih banyak yang khawatir akan keamanannya. Terlebih lagi, bila orang yang ingin mengikuti vaksinasi memiliki kondisi khusus. Salah satu yang jadi pertanyaan, bolehkah perempuan yang sedang menggunakan kontrasepsi untuk ibu menyusui ikut program vaksinasi?

Baca Juga: Apakah Kontrasepsi untuk Ibu Menyusui Aman bagi Bayi?

Dr. Soumya Swaminathan, Chief Scientist dari WHO menyatakan bahwa vaksinasi COVID-19 aman bagi ibu menyusui dan tidak akan menyebarkan virus dari ibu ke anaknya. Soalnya, dari berbagai jenis vaksin yang sudah disetujui dan digunakan saat ini, tak ada satu pun yang mengandung virus hidup. Vaksinasi justru bisa menambah perlindungan bagi bayi ketika antibodi ibu masuk ke tubuh anak melalui ASI.

Pertanyaannya, bagaimana kalau ibu yang menyusui sedang menggunakan kontrasepsi hormonal? Sejauh ini, tidak ada larangan khusus untuk mengikuti vaksinasi bagi pengguna kontrasepsi untuk ibu menyusui, baik itu pil KB progesteron, suntik KB 3 bulanan, maupun KB implan. Hal terpenting adalah konsultasi dengan dokter terlebih dahulu, hasil konsultasi baik-baik saja, dan kamu tidak memiliki kondisi medis tertentu yang berpotensi menimbulkan risiko bila kamu divaksinasi.

Apakah tidak lebih baik berhenti berkontrasepsi sebelum vaksinasi? Ibu menyusui sebaiknya tidak mengambil risiko kehamilan, sebab kehamilan yang berturut-turut tanpa jeda bisa berdampak buruk baik bagi kesehatan ibu, anak yang menjadi kakak, serta adiknya. Untuk mengurangi angka kematian ibu dan anak, WHO menyarankan jarak kelahiran ideal antara anak pertama dan anak kedua minimal 24 bulan (2 tahun), sementara RISKESDAS Kemenkes RI 2018 menyarankan jarak 4 hingga 5 tahun. Jadi, berkontrasepsi jauh lebih baik daripada tidak berkontrasepsi sama sekali.

Bila memang dokter mengatakan bahwa kamu memiliki kondisi medis tertentu yang menyebabkan penggunaan kontrasepsi hormonal ketika vaksinasi COVID-19 jadi lebih berisiko, masih ada alternatif kontrasepsi non-hormonal yang bisa digunakan.

  • IUD Tembaga

    Untuk kontrasepsi non-hormonal jangka panjang, tersedia IUD tembaga. IUD tembaga Andalan terdiri dari beberapa varian yang berbeda dengan jangka waktu perlindungan maksimal dari 3-10 tahun, efektif mencegah kehamilan dengan mengeluarkan ion-ion tembaga yang aman bagi tubuh, namun toksik bagi sperma. IUD dipasang di dalam rahim dengan bantuan dokter atau bidan tanpa memerlukan operasi. IUD juga bersifat non-permanen dan tidak merusak kesuburan, sehingga kamu bisa segera merencanakan kehamilan lagi setelah selesai berkontrasepsi.

  • Kondom

    Kalau kamu dan pasanganmu hanya memerlukan kontrasepsi jangka pendek, kondom merupakan solusi yang praktis. Tanpa resep dokter, kamu bisa membeli kondom secara bebas di apotek, minimarket, dan gerai-gerai online terpercaya. Kondom juga memberikan perlindungan ekstra dengan mengurangi risiko penyebaran infeksi menular seksual (IMS). Kondom Sutra, Fiesta, Andalan, dan Supreme memiliki kualitas yang baik dan sesuai dengan standar mutu internasional.

Baca Juga: Kontrasepsi Aman Pasca Melahirkan? Ini 4 Rekomendasinya

Itulah sekilas penjabaran mengenai boleh-tidaknya vaksinasi COVID-19 ketika sedang menggunakan kontrasepsi untuk ibu menyusui. Jadi, secara umum aman, namun tetap konsultasikan kondisi kesehatan pribadimu pada dokter terlebih dahulu, ya! Selain itu, jika kamu masih punya pertanyaan lebih lanjut, kamu pun bisa menghubungi Halo DKT melalui layanan bebas pulsa 0800-1-326459 atau Whatsapp ke 0811-1-326459 dengan mengklik tautan ini pada hari Senin hingga Jumat pukul 09.00 – 16.30 WIB. Tak perlu ragu untuk berkonsultasi, sebab segala informasi yang kamu sampaikan akan dijamin kerahasiaannya.

Menggunakan Pil Kontrasepsi Darurat Lebih Dari Sekali, Aman Nggak, Sih?

Tak ada orang yang ingin mengalami situasi darurat, namun kenyataannya situasi darurat tetap saja bisa terjadi. Bahkan, terkadang situasi darurat bisa terjadi beberapa kali. Dalam hal perencanaan keluarga, wujud dari situasi darurat bisa bermacam-macam, mulai dari ‘khilaf’ berhubungan seks di tanggal subur, kondom lepas karena kesalahan pemakaian, lupa minum pil KB, lupa jadwal suntik KB, dan sebagainya. Pada situasi-situasi seperti tadi, solusi yang ampuh adalah pil kontrasepsi darurat. Pertanyaannya, bolehkah pil kontrasepsi darurat digunakan lebih dari sekali?

Baca Juga: Serba Serbi Pil Kontrasepsi

Pil kontrasepsi darurat adalah pil yang bisa dikonsumsi untuk mencegah kehamilan hingga maksimal 5 hari pasca berhubungan seks (Witton, 2017). Cara kerjanya adalah dengan mengeluarkan hormon progesteron dosis tinggi yang memberi sinyal pada tubuh untuk menunda pelepasan sel telur, agar sperma yang sudah terlanjur masuk tak bisa membuahi sel telur. Untuk mengonsumsinya, biasanya pil kontrasepsi darurat harus diminum dua butir sekaligus.

Salah satu produk pil kontrasepsi darurat yang banyak digunakan yaitu Andalan Postpil. Setiap tablet Andalan Postpil mengandung 0,75 mg Levonorgestrel (hormon progesteron). Setiap kemasan sudah berisikan 2 buah tablet, sehingga bisa digunakan untuk satu kali kejadian darurat.

Bagaimana bila situasi darurat terjadi lebih dari sekali, bolehkah mengonsumsi pil kontrasepsi darurat lagi? Boleh, asalkan tidak digunakan terus-terusan setiap hari seperti kontrasepsi reguler. Soalnya, meskipun pil kontrasepsi darurat aman bagi tubuh, dosis yang terkandung bukan diracik untuk penggunaan rutin. Bila kamu memakainya sehari-hari, keseimbangan hormon di dalam tubuh bisa terganggu, sehingga bisa muncul efek samping seperti pusing atau mual yang mengurangi kenyamananmu. Kalau situasi darurat terkait kontrasepsi sudah terjadi beberapa kali, ada baiknya kamu dan pasanganmu mendiskusikan lebih lanjut mengenai efektivitas strategi pencegahan kehamilan yang sedang kamu gunakan. Sampaikanlah dengan jujur bila memang ada kendala yang mempersulit. Komunikasi yang terbuka adalah kunci utama.

Bersama-sama, evaluasilah letak kekurangan metode yang kamu gunakan dengan pasanganmu saat ini. Sebagai contoh, metode KB senggama terputus alias ‘keluar di luar’ memang pada umumnya sangat rentan gagal (Westheimer & Lehu, 2019). Pertama, mengontrol ejakulasi itu sulit. Kedua, pasangan bisa saja ‘terbawa suasana’ hingga lupa menarik penis keluar. Selain itu, kalaupun penis ditarik sebelum orgasme, cairan pra-ejakulasi yang keluar sejak awal penis ereksi pun kadang sudah mengandung sperma, sehingga berpotensi menyebabkan kehamilan. Daripada mengambil risiko kehamilan yang tidak direncanakan, lebih baik kamu dan pasanganmu beralih ke metode KB modern.

Metode KB modern pun harus sesuai dengan kondisi kebutuhan pribadimu. Kalau kamu punya disiplin yang tinggi, pil KB bisa jadi solusi yang tepat. Akan tetapi jika kamu pelupa, cobalah mempertimbangkan IUD tembaga atau KB implan. Apapun metode KB yang kamu pilih, konsultasikanlah dengan dokter atau bidan dan pastikan bahwa metode tersebut memang sesuai dengan kebutuhanmu.

Baca Juga: Pilihan Kontrasepsi Hormonal Untuk Atasi Masalah Haid

Begitulah sekilas pembahasan soal boleh-tidaknya menggunakan pil kontrasepsi darurat lebih dari sekali. Jadi, boleh-boleh saja, namun jangan diteruskan untuk pemakaian harian, ya! Selain itu, jika kamu masih punya pertanyaan lebih lanjut mengenai topik ini, kamu pun bisa menghubungi Halo DKT melalui layanan bebas pulsa 0800-1-326459 atau Whatsapp ke 0811-1-326459 dengan mengklik tautan ini pada hari Senin hingga Jumat pukul 09.00 – 16.30 WIB. Tak perlu ragu untuk berkonsultasi, sebab segala informasi yang kamu sampaikan akan dijamin kerahasiaannya.

Alat Kontrasepsi ‘Berduri’ untuk Mengatasi Kejenuhan Bercinta Selama Pandemi

Di masa Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) darurat yang berlangsung cukup lama, masyarakat kembali diminta untuk tak bepergian ke mana-mana, kecuali untuk segelintir keperluan tertentu yang memang diperbolehkan. Munculnya rasa jenuh dengan rutinitas yang sama di rumah adalah hal yang wajar. Akan tetapi, kejenuhan yang diabaikan bisa memicu perilaku-perilaku berisiko. Faktanya, orang-orang yang tingkat bosannya paling tinggi cenderung lebih banyak melanggar protokol kesehatan dan terkena COVID-19 (Wolff et al., 2020). Jenuh pun bisa mengurangi kepuasan terhadap hubungan asmara dengan pasangan. Jadi, jangan deh sekali-kali menyepelekan munculnya rasa jenuh! Bingung bagaimana menyiasatinya? Kamu dan pasanganmu bisa mencoba alat kontrasepsi ‘berduri’ anti-jenuh yang satu ini.

Baca Juga: Lima Fakta Menarik Mengenai Klitoris Perempuan dan Alat Kontrasepsi Terbaik untuk Merangsangnya

Kondom Fiesta Max Dotted adalah alat kontrasepsi berupa kondom berbahan lateks untuk mencegah kehamilan dan mengurangi risiko penyebaran infeksi menular seksual. Ada banyak kondom dengan kualitas yang baik, namun faktor utama yang membuat kondom Fiesta Max Dotted jadi jauh lebih istimewa adalah teksturnya. Tekstur kondom Fiesta Max Dotted hadir dengan ciri khas ‘duri’ halus alias bintil-bintil cinta berukuran besar yang lembut. Faktanya, kondom dengan tekstur berbintil bisa menambah sensasi dengan elemen gesekan yang membangkitkan gairah (Beksinska, Wong & Smit, 2020). Alhasil, ketika penis ‘beradu’ dengan vagina, sensasinya pun semakin dahsyat. Momen bercinta jadi semakin memuaskan.

Agar bisa mendapatkan sensasi maksimal ketika berhubungan intim dengan alat kontrasepsi ini, padukanlah kondom
Fiesta Max Dotted dengan teknik bercinta yang tepat. Eksplor dan kenali dulu tubuh pasanganmu. Tubuh laki-laki dan tubuh perempuan berbeda. Sebagian besar perempuan membutuhkan stimulasi langsung di area klitoris untuk bisa mencapai orgasme, tak bisa hanya sekadar dengan penetrasi penis ke dalam vagina saja (Westheimer & Lehu, 2019). Soalnya, saat penetrasi penis ke dalam vagina, biasanya penis tak bersentuhan langsung dengan klitoris. Oleh karena itu, alokasikan waktu khusus untuk menstimulasi area klitoris sebelum penetrasi.

Gesekkan penis yang sudah dilapisi dengan kondom Fiesta Max Dotted ke klitoris agar duri-duri halusnya dapat mengaktifkan saraf-saraf yang ada. Kalau perlu, gunakan pelumas ekstra yang bahan dasarnya cocok dengan kondom lateks, seperti pelumas berbahan dasar air atau pelumas berbahan dasar lidah buaya, agar klitoris dan seluruh permukaan vulva lebih basah saat dirangsang.

Bila tertarik mencoba sesuatu yang baru, kondom Fiesta Max Dotted ini juga dapat dipasang pada sex toys alias love instrument, misalnya vibrator. Ketika vibrator dinyalakan dan getarannya berpadu dengan tekstur duri kondom Fiesta Max Dotted, kenikmatannya pun berkali-kali lipat. Kamu bisa menikmatinya sendiri, bisa juga dengan melibatkan pasangan. Pasangan pun dapat merasakan serunya mengendalikan kecepatan serta mode getar vibrator pada tubuhmu sembari menggodamu dengan cara-cara lain.

Baca Juga: Lima Keunggulan Fiesta Max Dotted, Si Alat Kontrasepsi ‘Berduri’

Penasaran ingin mencoba Fiesta Max Dotted dengan pasanganmu? Kamu bisa membelinya dengan mudah secara online di sini tanpa perlu meninggalkan rumah di tengah PPKM. Dengan Fiesta Max Dotted, tiada lagi kata ‘jenuh’ dalam kehidupan asmaramu. Bonusnya, kamu dan pasanganmu pun terhindar dari kehamilan yang berisiko di masa pandemi. Selain itu, jika kamu masih punya pertanyaan atau ingin berkonsultasi soal kondom atau alat kontrasepsi lainnya, kamu pun bisa menghubungi Halo DKT melalui layanan bebas pulsa 0800-1-326459 atau Whatsapp ke 0811-1-326459 dengan mengklik tautan ini pada hari Senin hingga Jumat pukul 08.00 – 17.00 WIB. Tak perlu ragu untuk bertanya atau berkonsultasi, sebab segala informasi yang kamu sampaikan akan dijamin kerahasiaannya.