Kontrasepsi untuk Ibu Menyusui vs Senggama Terputus, Mana yang Lebih Efektif?

Pasangan yang baru memiliki anak seringkali bingung memilih metode KB. Banyak yang beranggapan bahwa karena menyusui bisa menjadi kontrasepsi alami, tak perlu metode KB lainnya. Realitanya, mencegah kehamilan dengan menyusui ternyata tak semudah itu. Bila ibu sudah mengalami menstruasi, si Kecil sudah berusia di atas 6 bulan, atau si Kecil terkadang diberikan susu formula di samping ASI, maka menyusui tak akan efektif untuk dijadikan metode KB alami lagi (Abraha, Teferra, et al., 2018). Pasutri membutuhkan kontrasepsi lain. Pertanyaan paling umum yang sering diajukan adalah: kalau menyusui sudah tak bisa jadi kontrasepsi, perlukah memakai kontrasepsi untuk ibu menyusui? Apakah metode ‘keluar di luar’ saja tidak cukup?

Baca Juga: Bisakah Hamil Saat Memakai Kontrasepsi?

Senggama terputus atau yang lebih dikenal sebagai metode ‘keluar di luar’ merupakan salah satu strategi yang sering digunakan orang untuk mencegah kehamilan. Caranya sederhana, yaitu dengan menarik penis keluar dari vagina sesaat sebelum mencapai orgasme. Kenyataannya, metode ini sangat rentan gagal. Sebanyak 1 dari setiap 5 pasangan yang menggunakan metode senggama terputus ini mengalami kehamilan (CDC US). Berikut beberapa alasan mengapa metode senggama terputus kurang efektif (Westheimer & Lehu, 2019).

  • Orang terkadang gagal memprediksi dan mengontrol waktu ejakulasi.

  • Pasangan bisa saja ‘terbawa suasana’ dan lupa menarik penis keluar.

  • Pasangan bisa berjanji akan ‘keluar di luar’, namun sebenarnya bohong.

  • Kalaupun pasangan laki-laki mampu mengontrol ejakulasinya dan benar-benar mengeluarkan penis dari vagina sebelum cairan semen keluar, perempuan masih bisa hamil akibat cairan pra-ejakulasi. Cairan pra-ejakulasi keluar sejak penis mulai tegang. Cairan ini terkadang mengandung sperma juga dan bisa membawa sperma bekas ejakulasi sebelumnya yang masih tertinggal di saluran uretra pada penis.

Lalu bagaimana dengan kontrasepsi untuk ibu menyusui? Ada beberapa jenis kontrasepsi untuk ibu menyusui yang paling sering disarankan, yaitu pil KB laktasi yang hanya mengandung progesteron, suntikan KB 3 bulanan, dan KB implan. Dibandingkan dengan senggama terputus, kontrasepsi untuk ibu menyusui jauh lebih efektif dalam mencegah kehamilan. Pil KB laktasi memiliki efektivitas 93%, suntikan KB 3 bulanan 96%, dan KB implan 99,9% (Hill, 2019). Perbandingan kesuksesannya kontras sekali bila disandingkan dengan metode senggama terputus. Kontrasepsi untuk ibu menyusui bekerja dengan tmenggunakan hormon progesteron untuk mempertebal lendir leher rahim agar sperma lebih sulit masuk, mencegah pelepasan sel telur dari indungnya, serta menipiskan lapisan dinding rahim agar sel telur tak bisa menempel bila ternyata masih berhasil dibuahi. Perlindungan dari kehamilan ada berlapis-lapis, tak mengherankan bila kontrasepsi untuk ibu menyusui sangat manjur.

Baca Juga: Enam Jenis Kontrasepsi, Mana yang Kamu Minati?

Jadi, bila harus memilih antara metode senggama terputus atau kontrasepsi untuk ibu menyusui, pilihlah kontrasepsi untuk ibu menyusui, sebab efektivitasnya jauh lebih tinggi. Dari segi keamanan pun, kontrasepsi untuk ibu menyusui tak perlu diragukan, sebab pemakaiannya tidak akan mengurangi jumlah serta kualitas ASI, dan tidak memicu gangguan kesehatan maupun hambatan perkembangan apapun bagi bayi (Phillips, Tepper, Kapp, et al., 2016). Itulah perbandingan singkat antara metode senggama terputus dan kontrasepsi untuk ibu menyusui. Selain itu, jika kamu masih punya pertanyaan atau ingin berkonsultasi, kamu pun bisa menghubungi Halo DKT melalui layanan bebas pulsa 0800-1-326459 atau Whatsapp ke 0811-1-326459 dengan mengklik tautan ini pada hari Senin hingga Jumat pukul 08.00 – 17.00 WIB. Tak perlu ragu untuk bertanya atau berkonsultasi, sebab segala informasi yang kamu sampaikan akan dijamin kerahasiaannya.

Kamu Wajib Tahu, Manfaat Pakai Kontrasepsi Lebih dari Mencegah Kehamilan

Kontrasepsi memang identic dengan pencegahan kehamilan, padahal manfaatnya beragam, termasuk mencegah kanker.

Baca Juga: Pakai Kontrasepsi Tapi Kok Telat Haid? Bisa Jadi Ini Penyebabnya

Kebanyakan orang baru mencari kontrasepsi saat ingin menunda kehamilan, padahal ada banyak manfaat yang bisa kita raih dari berbagai metode kontrasepsi. Yuk, cari tahu.

  1. Mengatur siklus haid

    Metode kontrasepsi hormonal dapat menyeimbangkan fluktuasi hormonal yang terjadi sepanjang siklus haid. Dengan begitu berbagai masalah yang terkait menstruasi pun bisa diatasi, termasuk siklus yang tidak teratur atau perdarahan.

    Pil KB juga bisa membantu mengatasi gejala-gejala sindrom ovarium polikistik (PCOS) misalnya jerawat membandel atau pun rambut yang tumbuh di bagian tubuh. Di pasaran terdapat beragam metode pil KB, tetapi kebanyakan pil bisa membuat siklus haid lebih ringan dan teratur.

  2. Mengurangi nyeri haid

    Menurut penelitian di Amerika, 31 persen perempuan menggunakan pil KB untuk mengatasi nyeri haidnya. Hal ini terjadi karena kontrasepsi hormonal mencegah terjadinya ovulasi (sel telur matang).

    Ketika tidak ada ovulasi, maka rahim tidak akan mengalami kontraksi yang memicu kram. Jika kamu sering menderita oleh nyeri haid dan ingin menggunakan pil KB, konsultasikan dulu ke dokter sehingga dapat diberikan jenis pil yang tepat.

  3. Mengatasi jerawat hormonal

    Fluktuasi hormonal menjadi salah satu penyebab jerawat yang sulit hilang oleh obat jerawat di pasaran. Ini sebabnya jerawat menjadi problem kulit yang sering dialami remaja.

    Pil KB dapat membantu mengurangi fluktuasi tersebut. Pil KB yang mengandung hormon estrogen dan progestin seperti Pil KB Andalan adalah salah satu senjata untuk mengusir jerawat.

  4. Mengurangi risiko kanker rahim

    Kontrasepsi hormonal juga punya manfaat jangka panjang. Perempuan yang memakai pil KB kombinasi memiliki risiko terkena kanker rahim lebih kecil 50 persen. Efek ini masih bisa bertahan 20 tahun setelah kita berhenti minum pil.

  5. Mengurangi keluhan PMS

    Ketika tamu bulanan datang, banyak perempuan yang mengalami berbagai ketidaknyamanan, baik fisik atau emosional. Pil KB bisa membantu mengatasi masalah tersebut yang dipicu oleh fluktuasi hormonal. Namun, konsultasikan ke dokter atau bidan sebelum menggunakannya karena ada berbagai pilihan pil KB dan dosisnya.

  6. Punya kebebasan mengatur haid

    Mayoritas perempuan menganggap haid adalah kodrat yang tidak bisa dihindari. Padahal, tidak harus demikian. Sebenarnya kita pun bisa mengatur siklus haid dengan bantuan pil KB. Pil KB rata-rata terdiri dari pil placebo yang tidak mengandung hormon untuk diminum satu minggu. Pil placebo itu disertakan supaya kita tetap disiplin minum pil setiap hari. Ketika kita mengonsumsi pil itu, biasanya akan haid.

    Nah, jika kita punya rencana khusus, seperti liburan atau mungkin Umrah, kita bisa melewatkan pil placebo itu dan langsung melanjutkan minum pil yang berisi hormone. Metode kontrasepsi lain juga bisa membuat kita tidak haid, seperti koyo atau IUD.

Baca Juga: Serba Serbi Pil Kontrasepsi

Kamu bisa langsung berkonsutasi ke Halo DKT dengan menghubungi nomer Whatsapp Halo DKT 0811-1-326459 atau melalui link berikut: https://bit.ly/halodktwhatsapp pada hari Senin hingga Jumat pukul 08.00 – 17.00 WIB. Tak perlu ragu untuk bertanya atau berkonsultasi, sebab segala informasi yang kamu sampaikan akan dijamin kerahasiaannya.

Tiga Alasan Mengapa Kamu Perlu Menyimpan Pil Kontrasepsi Darurat di Kotak P3K

Datangnya kecelakaan memang tak bisa diprediksi, namun selalu ada yang bisa dipersiapkan terlebih dahulu. Salah satu caranya adalah dengan menyiapkan kotak Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan alias P3K. Bila ditanya benda apa saja yang sebaiknya disiapkan di kotak P3K, kebanyakan orang pasti langsung menjawab plaster, obat luka, salep, kapas, dan alkohol. Jarang sekali ada yang terpikir untuk menyediakan pil kontrasepsi darurat. Padahal, ada banyak alasan mengapa kamu perlu menyimpan pil kontrasepsi darurat di dalam kotak P3K. Berikut beberapa di antaranya.

Baca Juga: Serba Serbi Pil Kontrasepsi

  1. Sebagai plan B bila terlanjur berhubungan seks tanpa pengaman dengan pasangan

    Niatnya sih, mau menunda kehamilan, soalnya kondisi finansial belum stabil. Kalian pun sepakat tidak berhubungan seks tanpa pengaman. Eh, karena sama-sama tergoda dan terbawa suasana, ternyata ujung-ujungnya kebablasan juga. Panik dong?! Tentu panik, bila kamu nggak punya rencana. Akan tetapi, bila kamu punya pil kontrasepsi darurat, tak perlu panik, sebab kehamilan masih bisa dicegah hingga maksimal 5 hari pasca terjadinya hubungan seks (Dweck & Westen, 2017). Tinggal minum 2 butir pil saja. Biarkan hormon di dalam pil menunda pelepasan sel telur dari dalam indungnya, sehingga sperma yang sudah terlanjur masuk ke dalam rahim akan gagal melakukan pembuahan.

  2. Kecelakaan kontrasepsi bisa terjadi akibat kesalahan pemakaian atau lupa

    Memang betul bahwa kontrasepsi modern punya efektivitas yang sangat tinggi, namun ada syaratnya: harus digunakan secara tepat dan konsisten. Kalau kamu dan pasanganmu menggunakan kontrasepsi dengan cara yang kurang tepat, risiko terjadinya kecelakaan kontrasepsi akan meningkat. Sebagai contoh, kondom bisa bocor bila terlambat dilepas setelah ejakulasi, bisa rusak bila dipakai dua lapis sekaligus atau dipadukan dengan pelumas berbahan dasar minyak, serta bisa lepas bila dipasang sebelum penis tegang. Kamu bisa lupa minum pil KB bila tidak memasang alarm pengingat. Jadwal suntik KB bisa kelewatan bila kamu tidak mencatatnya di kalender. Human error itu benar-benar ada dan bisa terjadi kapan saja. Untuk mengantisipasinya, sediakan pil kontrasepsi darurat di tempat yang mudah terjangkau.

  3. Untuk berjaga-jaga bila terjadi pelecehan seksual

    Dalam dunia yang ideal, hubungan seks seharusnya hanya dilakukan atas dasar mau sama mau. Ada consent alias persetujuan yang jelas sebelum tindakan seksual apapun. Akan tetapi, realitanya masih banyak sekali kasus pemerkosaan yang terjadi di lingkungan sekitar kita. Siapapun bisa menjadi pelaku, siapapun bisa menjadi korban. Sudah banyak upaya yang dilakukan untuk mengurangi kasus-kasus pemerkosaan serta memperjuangkan hak-hak kesehatan seksual dan reproduksi (HKSR), namun perjalanan yang perlu ditempuh masih panjang. Dengan menyimpan pil kontrasepsi darurat, kamu bisa memberdayakan diri sendiri atau orang-orang di lingkungan sekitarmu yang menjadi korban pemerkosaan untuk mencegah kehamilan sebelum mencari bantuan lebih lanjut dari dokter, psikolog, dan lembaga bantuan hukum.

Baca Juga: Menggunakan Pil Kontrasepsi Darurat Lebih Dari Sekali, Aman Nggak, Sih?

Itulah tiga alasan mengapa kamu perlu menyimpan pil kontrasepsi darurat di kotak P3K. Mudah-mudahan dengan informasi ini, kamu jadi lebih siap dan sigap menghadapi berbagai situasi yang tidak terduga. Selain itu, jika kamu masih ingin berkonsultasi lebih lanjut mengenai topik ini, kamu pun bisa menghubungi Halo DKT melalui layanan bebas pulsa 0800-1-326459 atau Whatsapp ke 0811-1-326459 dengan mengklik tautan ini pada hari Senin hingga Jumat pukul 08.00 – 17.00 WIB. Tak perlu ragu untuk bertanya atau berkonsultasi, sebab segala informasi yang kamu sampaikan akan dijamin kerahasiaannya.

5 Kontrasepsi Non Hormonal yang Paling Populer, Mana yang Terbaik?

Bingung memilih kontrasepsi? Yuk cari tahu tentang kontrasepsi non-hormonal, termasuk kelebihan dan kekurangannya.

Memilih metode kontrasepsi terkadang bisa membingungkan, apalagi sifatnya juga individual. Yang cocok dipakai oleh ibu atau sahabat kita, belum tentu cocok untuk kita.

Baca Juga: Macam-macam Kontrasepsi Darurat yang Direkomendasikan WHO, Apa Saja?

Nah, untuk kamu yang masih bingung, kenali dulu dua jenis kontrasepsi, yaitu hormonal dan non-hormonal.

Sesuai namanya, kontrasepsi hormonal adalah jenis kontrasepsi yang melibatkan hormon, misalnya saja pil KB, KB suntik, atau pun implan.

Sedangkan kontrasepsi non-hormonal sering disebut juga dengan metode penghalang (barrier) untuk mencegah bertemunya sperma dengan sel telur tanpa menggunakan hormon.

Kontrasepsi barrier ini bisa dengan mudah kita temui di apotek, toko obat, minimarket, atau dibeli secara online.

Berikut adalah beberapa jenis kontrasepsi non-hormonal yang paling populer dan kelebihan serta kekurangannya:

  1. Kondom

    Kondom merupakan metode kontrasepsi non-hormonal terpopuler di dunia. Selain mencegah kehamilan tidak direncanakan, kondom juga melindungi kita dari penyakit menular seksual seperti gonorrhea, sifilis, chlamydia, dan HIV.

    Ada banyak kelebihan kondom, antara lain efektif mencegah kehamilan, mudah dipakai, murah, dan tersedia di mana saja.

    Kondom juga tersedia untuk pria dan wanita. Kondom pria tersedia dalam beragam material, tekstur, warna, dan rasa.

    Bahkan kita juga bisa menggunakan kondom untuk menghindari kejenuhan dalam bercinta, misalnya memakai kondom yang punya tekstur unik, seperti Kondom Fiesta Neon yang bisa menyala dalam gelap (glow in the dark) atau Kondom Fiesta Max Dotted yang memiliki duri-duri lembut yang bisa memberi sensasi lebih saat dipakai.

  2. Spermisida

    Seperti namanya, spermisida adalah bahan kimia yang bisa membunuh sperma. Spermisida tersedia dalam bentuk foam, gel, atau krim.

    Menurut penelitian, spermisida memiliki efektivitas 70-80 persen dan bisa lebih efektif jika dipakai bersama dengan kondom atau metode barrier lainnya.

    Pada umumnya spermisida tak memiliki efek samping, namun sebagian orang yang kulitnya sensitif bisa mengalami iritasi kulit. Segera konsultasikan ke dokter jika kamu mengalami iritasi, gatal, atau kemerahan, setelah memakainya.

  3. Diafragma

    Ini merupakan kontrasepsi yang berbentuk piring kecil yang terbuat dari silikon berbahan lembut. Cara penggunaannya yaitu dengan melipatnya jadi dua lalu dimasukkan ke dalam vagina, tepat di depan leher rahim. Sebelum digunakan, diafragma harus diolesi krim kontrasepsi untuk memperlambat kinerja sperma yang hendak menuju sel telur.

    Diafragma aman dan bisa digunakan berkali-kali hingga 2 tahun, lho! Yang penting pastikan kamu menggunakannya dengan tangan bersih lalu simpan pada tempat yang aman dan higienis. Jangan lupa coba latihan terlebih dahulu sebelum menggunakannya ketika berhubungan intim, ya.

  4. Pilihan jangka panjang dan permanen

    Jika kamu lebih suka kontrasepsi jangka panjang, kamu bisa mempertimbangkan memakai KB spiral (IUD). Kontrasepsi ini ada yang memakai hormon dan juga tidak.

    KB spiral non-hormonal mengandung tembaga yang bisa bertahan dalam rahim sampai 10 tahun. Contoh IUD non-hormonal di Indonesia adalah dari Andalan Kontrasepsi. Kontrasepsi ini juga bisa dilepas kapan saja dan dengan cepat mengembalikan kesuburan.

    Pilihan lain yang permanen adalah tubektomi alias mengikat dan memotong saluran tuba sehingga sel telur tidak bisa bertemu sel sperma. Cara ini disebut sangat efektif mencegah kehamilan dan hampir tidak ada efek samping.

    Sementara itu, pencegahan kehamilan permanen pada pria adalah vasektomi atau menyumbat saluran yang membawa sperma dari testis ke uretra.

    Kekurangan dari kontrasepsi permanen ini adalah tidak bisa melindungi dari penularan infeksi menular seksual.

  5. KB Kalender

    Tergolong sebagai kontrasepsi alami, KB kalender pada dasarnya adalah metode penghitungan masa subur lalu menghindari hubungan seksual pada masa tersebut.

    Walau tidak perlu memasukkan benda apapun ke dalam tubuh atau organ reproduksi, tetapi KB kalender rawan kegagalan karena kesalahan dalam perhitungan masa subur. Selain itu, metode ini tidak cocok untuk wanita yang siklus haidnya tidak teratur.

Baca Juga: Enam Jenis Kontrasepsi, Mana yang Kamu Minati?

Jika memerlukan konsultasi seksual dengan ahli, kamu bisa menghubungi Halo DKT di nomor 0811-1-326459 atau klik link berikut https://bit.ly/halodktwhatsapp.

Kontrasepsi Aman Pasca Melahirkan? Ini 4 Rekomendasinya

Kebanyakan pasangan tidak langsung membicarakan pilihan kontrasepsi pasca melahirkan. Hal ini terjadi karena banyak pasangan berpikir memberikan ASI eksklusif adalah salah satu bentuk kontrasepsi alami. Setidaknya ada tiga syarat khusus agar menyusui bisa menjadi kontrasepsi alami yaitu ibu belum menstruasi pasca melahirkan, menyusui secara langsung atau direct breastfeeding dan terus menerus, dan bayi berusia kurang dari enam bulan. Jika ada salah satu syarat yang tidak terpenuhi maka menyusui sebagai kontrasepsi alami bisa gagal.

Padahal langsung menggunakan kontrasepsi setelah melahirkan tidak hanya memberikan manfaat pada ibu tapi juga anak. Manfaat yang dirasakan ibu adalah memiliki waktu pemulihan pasca melahirkan yang sempurna. Sedangkan manfaat untuk anak adalah mendapatkan perhatian penuh, secara gizi dan stimulasi, di 1.000 hari pertama kehirannya. Artinya tumbuh kembang anak akan berjalan optimal.

Baca Juga: Kontrasepsi Hormonal Bikin Haid Tidak Teratur?

Lalu pilihan kontrasepsi apa sajakah yang aman bagi ibu pasca melahirkan? Tidak mengganggu produksi ASI, adalah fokus utama para ibu ketika membicarakan pilihan kontrasepsi pasca melahirkan. Tenang, syarat utama ini tersedia dalam 4 pilihan kontrasepsi aman pasca melahirkan berikut ini:

  1. Pil Kontrasepsi Progesteron

    Ini adalah pil kontrasepsi khusus untuk ibu yang sedang menyusui karena hanya mengandung hormon progesteron dengan dosis rendah. Cara kerja pil kontrasepsi ini adalah mengentalkan lendir leher rahim sehingga memperlambat gerak sperma untuk dapat masuk ke rahim. Pil kontrasepsi ini juga akan membuat dinding rahim tidak siap menerima hasil pembuahan.

  2. Penelitian mengungkapkan adanya beragam manfaat lebih penggunaan pil kontrasepsi progestin, yaitu tidak mengurangi produksi serta memengaruhi kualitas ASI (Berens P, Labbok M. 2015). Kunci sukses dari penggunaan pil ini adalah diminum di jam yang sama setiap harinya. Tapi jika kamu lupa meminumnya, jangan panik. Segera minum pada saat ingat dan lanjutkan kembali sesuai dengan waktu yang sudah dipilih. Jadi jika kamu memilih pil kontrasepsi Andalan Laktasi, waktu terbaik untuk mulai mengonsumsinya adalah 6 minggu setelah melahirkan.

  3. Kontrasepsi IUD

    Alat kontrasepsi yang sering disebut spiral ini terdiri dari hormonal dan non hormonal, keduanya aman untuk ibu menyusui karena tidak akan mengganggu produksi serta kualitas ASI. Hal yang menyenangkan dari penggunaan IUD adalah merupakan kontrasepsi jangka panjang, mulai dari 3, 5 bahkan sampai 10 tahun.

    Untuk pemasangannya, kamu bisa melakukan sesaat setelah melahirkan atau 48 jam setelah melahirkan. Jika lewat dari waktu tersebut, tak perlu panik karena pemasangan tetap bisa dilakukan 6 minggu setelah melahirkan. Bahkan kalau kamu memilih IUD Andalan Postpartum, batang insersinya didesain untuk memudahkan pemasangan pasca melahirkan. Setelah pemasangan pun kamu bisa beraktivitas seperti biasa.

  4. Kontrasepsi Implan atau susuk

    Sama seperti kontrasepsi pil, implan yang aman pasca melahirkan adalah yang hanya mengandung hormon progesteron. Implan dimasukkan ke bawah kulit dan secara perlahan melepaskan hormon dan kontrasepsi ini bisa bertahan mulai dari 3 hingga 4 tahun.

  5. Kontrasepsi Kondom

    Selain pilihan kontrasepsi hormonal, ada juga kontrasepsi non hormonal seperti kondom yang aman digunakan pasca melahirkan. Kelebihan dari kontrasepsi kondom adalah cairan lubrikan pada kondom bisa menjadi pelumas untuk kamu yang mengalami kekeringan Miss V akibat kadar hormon estrogen yang rendah pasca melahirkan. Apalagi jika bahan kondom bertekstur lembut dengan pelumas ekstra seperti Fiesta Ultra Safe tentu membuat ritual bercinta kembali bergairah.

Baca Juga: Alat Kontrasepsi ‘Berduri’ untuk Mengatasi Kejenuhan Bercinta Selama Pandemi

Jadi jangan tunda-tunda lagi untuk pakai kontrasepsi pasca melahirkan, karena tidak akan mengganggu produksi serta kualitas ASI. Malah dengan menggunakan kontrasepsi pasca melahirkan, kamu dan pasangan tetap bisa menjaga kualitas hubungan seks tanpa takut ‘kebobolan’. Kalau kamu memerlukan konsultasi seksual dengan ahli, kamu bisa menghubungi Halo DKT di nomor ke 0811-1-326459 https://bit.ly/halodktwhatsapp.Jangan kuatir, semua informasi yang disampaikan akan dijamin kerahasiannya, termasuk indentitas kamu.

Remaja Terlanjur Berhubungan Seks Tanpa Pengaman? Ini Kontrasepsi Darurat yang Bisa Dipertimbangkan Orang Tua

Sebagai orang tua, segala perasaan yang campur aduk bisa membuyarkan isi pikiran ketika mengetahui bahwa putra atau putri tercinta yang masih belia ternyata berhubungan seks dengan pacarnya. Apalagi, bila mengingat segala konsekuensi berbahaya dari kehamilan remaja. Menurut WHO, remaja berusia <16 tahun memiliki risiko kematian yang 4 kali lebih besar dibandingkan dengan yang berusia 20 tahunan bila harus mengandung dan melahirkan. Angka kematian bayi yang dikandung remaja pun 2 kali lipat lebih tinggi dibandingkan dengan bayi yang dikandung dan dilahirkan oleh perempuan dewasa. Belum lagi, bila terlibat dalam aborsi ilegal yang bisa mengancam nyawa. Dalam situasi ini, ketenangan dan kebijaksanaan orangtua diuji. Pertahankan kepala dingin, sebab masih ada solusi, salah satunya dengan menggunakan kontrasepsi darurat yang bisa mencegah kehamilan setelah terjadi hubungan seks tanpa pengaman.

Baca Juga: Bisakah Tertular HIV Melalui Seks Oral?

  • Apa itu Pil kontrasepsi darurat?
    Pil kontrasepsi darurat atau ‘Postpil’ adalah pil yang bisa mencegah kehamilan hingga maksimal 5 hari setelah terjadinya hubungan seks tanpa pengaman (Dweck & Westen, 2017). Pil ini tidak boleh digunakan secara rutin, hanya untuk situasi darurat saja, soalnya kadar hormon di dalamnya jauh lebih tinggi daripada pil KB untuk kebutuhan sehari-hari. Cara mengonsumsinya adalah dengan diminum dua butir sekaligus. Setelah dikonsumsi, pil ini akan mengeluarkan hormon progesteron dalam dosis tinggi yang akan memberi sinyal pada tubuh untuk menunda pelepasan sel telur, sehingga sperma yang sudah terlanjur masuk ke dalam rahim tidak akan bisa membuahi sel telur. Efektivitasnya lebih tinggi bila segera dikonsumsi, sehingga sebaiknya diminum secepat mungkin. Bila sel telur sudah terlanjur dibuahi, pil ini tidak akan bisa membatalkan kehamilan. Untuk mendapatkan pil ini, dampingilah putri yang masih remaja untuk berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu. Soalnya, meskipun pil ini aman bagi remaja, untuk memperolehnya tetap membutuhkan resep dokter.

  • IUD Tembaga
    IUD tembaga bisa digunakan untuk kontrasepsi sehari-hari, namun bisa juga dipakai dalam situasi darurat, asalkan dipasang hingga maksimal 5 hari setelah terjadinya hubungan seks tanpa pengaman. Alat kontrasepsi ini biasanya dipasang oleh dokter atau bidan di dalam rahim. Cara kerjanya adalah dengan mengeluarkan ion-ion tembaga yang bersifat toksik bagi sperma (Hill, 2019). Sekali pasang, IUD tembaga bisa melindungi pemakainya dari risiko kehamilan yang tidak direncanakan hingga 10 tahun, tergantung dari jenis yang dipilih. Kalau sudah tidak membutuhkan perlindungan dari kehamilan, IUD tembaga dapat dilepas sebelum masa perlindungannya berakhir dengan bantuan dokter atau bidan. Bila orang tua curiga anak sudah sering melakukan berbagai aktivitas seksual, IUD tembaga ini bisa menjadi pilihan yang baik, sebab bisa dilanjutkan pemakaiannya setelah situasi darurat kali ini berakhir dan mencegah terjadinya situasi yang sama lagi. Meskipun begitu, tetap upayakan untuk berdiskusi dengan anak mengenai hubungan yang sehat di usia remaja, agar anak terhindar dari perilaku seksual berisiko serta ancaman infeksi menular seksual.

Baca Juga: Pakai Lem Saat Berhubungan Seks Sebagai Pengganti Kondom, Pria Ini Meninggal

Itulah dua jenis kontrasepsi darurat yang bisa dipertimbangkan orang tua bila remaja terlanjur berhubungan seks tanpa pengaman. Selain itu, jika ingin berkonsultasi lebih lanjut, hubungi Halo DKT melalui layanan bebas pulsa 0800-1-326459 atau Whatsapp ke 0811-1-326459 dengan mengklik tautan ini pada hari Senin hingga Jumat pukul 09.00 – 17.00 WIB.

Alat Kontrasepsi Berduri Ini Cocok Banget untuk Dipakai dengan Love Instrument!

Bila dilakukan dengan benar, masturbasi bisa menjadi aktivitas yang sehat. Tak heran bila banyak orang memilih untuk melakukannya dengan berbagai tujuan, mulai dari menyalurkan hasrat seksual, merilekskan tubuh, hingga mengurangi tingkat stres (Burri & Carvalheira, 2019). Cara melakukannya pun bermacam-macam. Ada yang senang merangsang tubuh dengan tangan dan jemari sendiri, ada pula yang menyukai penggunaan ‘love instrument’ alias sex toys. Apapun cara favoritmu, pastikan bahwa tanganmu dan love instrument yang digunakan selalu berada dalam keadaan bersih dan steril. Salah satu triknya, kamu bisa melapisi love instrument dengan kondom. Bingung memilih jenis kondom yang bikin masturbasi dengan love instrument tambah aman namun tetap tak mengurangi sensasi? Kamu mungkin perlu mencoba alat kontrasepsi berduri yang satu ini…

Kondom Fiesta Max Dotted merupakan pilihan yang tepat untuk dipadukan bersama dengan love instrument. Alat kontrasepsi berduri lembut dari bahan lateks berkualitas ini tak hanya melindungi pemakainya dari risiko lecet, luka, serta infeksi, namun juga menambah sensasi ketika bintil-bintil alias ‘duri’ cintanya yang lembut dan berukuran besar bergesekan dengan organ intim. Oleh karena itu, Fiesta Max Dotted pun menjadi salah satu kondom paling digemari di Indonesia.

Baca Juga: 5 Kontrasepsi Non Hormonal yang Paling Populer, Mana yang Terbaik?

Cara menggunakannya pada love instrument pun mudah. Berikut langkah-langkahnya.

  • Cuci tangan terlebih dahulu hingga bersih dan steril sebelum menyentuh love instrument.
  • Pilihlah love instrument yang bisa digunakan bersama dengan kondom, misalnya dildo atau vibrator yang berbentuk memanjang
  • Cuci bersih love instrument dengan menggunakan air bersih dan sabun atau pembersih khusus bila ada.
  • Keringkan dengan menggunakan handuk microfiber, handuk bayi, atau handuk wajah yang berbahan halus agar benang-benang handuk tidak rontok dan menempel pada love instrument.
  • Buka kemasan kondom Fiesta Max Dotted dengan hati-hati.
  • Periksa arah gulungan kondom dengan ujung jari.
  • Setelah menemukan arah yang benar, tempatkan kondom di ujung bagian atas love instrument dan tarik gulungan ke bawah untuk membukanya.
  • Pastikan bahwa kondom sudah terpasang dengan benar.

Setelah kondom Fiesta Max Dotted terpasang pada love instrument, kamu pun bisa menggunakan love instrument milikmu dengan santai! Love instrument berlapis kondom Fiesta Max Dotted bisa dipakai untuk bermain sendiri ataupun berdua dengan pasangan. Kalau pasanganmu cukup terbuka dengan ide untuk menggunakan love instrument, kamu bisa memberikannya kontrol terhadap love instrument tersebut. Misalnya, pasangan bisa mengatur kecepatan getaran vibrator, gerakan maju-mundur pada dildo, dan sebagainya. Dengan tambahan stimulasi dari duri-duri kondom Fiesta Max Dotted, dijamin, sensasinya akan mengguncangkan duniamu!

Baca Juga: Kamu Wajib Tahu, Manfaat Pakai Kontrasepsi Lebih dari Mencegah Kehamilan

Itulah rahasia alat kontrasepsi berduri yang cocok banget digunakan dengan love instrument. Selain itu, bila masih memiliki pertanyaan, kamu pun bisa berkonsultasi dengan menghubungi Halo DKT melalui layanan bebas pulsa 0800-1-326459 atau Whatsapp dengan mengklik tautan ini pada hari Senin hingga Jumat pukul 08.00 – 17.00 WIB. Segala informasi yang disampaikan akan dijamin kerahasiaannya.

Apakah Kontrasepsi untuk Ibu Menyusui Aman bagi Bayi?

Mengatur jarak kelahiran antara anak pertama dengan anak berikutnya merupakan sesuatu yang sangat penting. Soalnya, jarak kelahiran yang terlalu dekat berisiko menyebabkan hambatan perkembangan serta kematian bayi (Molitoris, Barclay & Kolk, 2019; Dhingra & Pingali, 2021). Selain itu, perencanaan kehamilan yang matang juga akan memungkinkan orangtua untuk berinvestasi lebih besar pada tiap-tiap anak (WHO, 2018). Oleh karena itu, ibu yang memiliki bayi disarankan untuk menggunakan kontrasepsi untuk ibu menyusui agar bisa menunda kehamilan berikutnya hingga jarak yang ideal.

Baca Juga: Infeksi Menular Seksual Trikomoniasis Jarang Bergejala, tapi Berisiko bagi Kehamilan

    Kontrasepsi untuk ibu menyusui ada beberapa macam, yaitu sebagai berikut:

  • Kondom
  • Pil KB Laktasi
  • Suntikan KB 3 Bulanan
  • KB Implan
  • IUD Tembaga

Walaupun berbeda-beda, terdapat satu persamaan umum. Kontrasepsi untuk ibu menyusui biasanya tidak mengandung hormon estrogen. Sebagian hanya mengandung hormon progesteron saja, misalnya pil KB laktasi, suntikan KB 3 bulanan, dan KB implan. Sementara itu, sebagian lagi tidak mengandung hormon sama sekali, seperti kondom dan IUD tembaga.

Di kalangan awam, hal yang sering dikhawatirkan dari kontrasepsi untuk ibu menyusui adalah kandungan hormonnya. Padahal, sebenarnya hormon progesteron dalam pil KB, suntikan KB, dan KB implan sudah terbukti aman. Berdasarkan hasil penelitian, ibu yang menggunakan kontrasepsi dengan kandungan hormon progesteron saja bayinya tetap tumbuh dengan normal, tanpa gangguan kesehatan maupun hambatan apapun dari segi perkembangannya (Phillips, Tepper, Kapp, et al., 2016).

    Ingin mencoba kontrasepsi untuk ibu menyusui? Kamu dan pasanganmu bisa berkonsultasi dengan dokter atau bidan mengenai sejumlah pilihan dibawah ini:

  • Pil KB Andalan Laktasi
    Dikenal sebagai sahabat untuk ibu menyusui, kontrasepsi yang satu ini mengandung 0,5 mg Linestrol (hormon progesteron) di dalam setiap tabletnya. Cara menggunakannya sangat sederhana. Pil tinggal diminum sebutir tiap hari pada jam yang sama. Selain memiliki efektivitas yang tinggi, pil KB Andalan Laktasi juga aman bagi ibu menyusui, aman bagi bayi, dan tidak akan mengganggu produksi serta kualitas ASI.
  • Suntikan KB 3 Bulanan Andalan
    Bagi yang pelupa dan kurang yakin bisa konsisten minum pil setiap hari, suntikan KB 3 bulanan Andalan bisa menjadi alternatif yang baik. Dengan kandungan 150 mg Medroxyprogesterone Acetate (hormon progesteron), tiap suntikan bisa memberi perlindungan dari risiko kehamilan selama 3 bulan. Efektivitasnya tak perlu dipertanyakan lagi. Suntikan KB ini juga aman bagi ibu menyusui dan bayinya.
  • Andalan Implan
    “Saya ingin si Kecil mandiri dulu sebelum dia punya adik, apa bisa?” Tentunya bisa. Jika kamu ingin menunda kehamilan hingga anak bisa makan dan berpakaian sendiri di usia 4 tahun, misalnya, maka implan KB merupakan pilihan yang tepat. Andalan Implan mencegah kehamilan dengan masa perlindungan 4 tahun. Implan ini terdiri dari 2 batang mungil seukuran korek api yang dimasukkan oleh dokter atau bidan ke bawah permukaan kulit di lengan bagian atas. Pemasangannya singkat, praktis, dan tidak membutuhkan operasi. Tiap batang implan mengandung 75 mg Levonorgestrel (hormon progesteron) yang bisa mencegah kehamilan tanpa memengaruhi produksi dan kualitas ASI, serta bebas dari risiko bahaya apapun bagi si Kecil.

Baca Juga: Lima Cara Agar Hamil Anak Perempuan

Pada akhirnya, kamu dan pasanganmu tak perlu khawatir soal kandungan hormon dalam kontrasepsi untuk ibu menyusui, sebab hormon progesteron telah terbukti aman bagi bayi. Meskipun begitu, bila memang menginginkan alternatif kontrasepsi non-hormonal, bisa juga menggunakan kondom atau IUD tembaga. Hal yang paling penting adalah memilih kontrasepsi yang memang paling sesuai dengan kebutuhan. Masih memiliki pertanyaan? Kamu bisa berkonsultasi dengan Halo DKT melalui layanan bebas pulsa 0800-1-326459 atau Whatsapp ke 0811-1-326459 dengan mengklik tautan ini pada hari Senin hingga Jumat pukul 08.00 – 17.00 WIB. Segala informasi yang disampaikan akan dijamin kerahasiaannya.

Setelah Memakai Kontrasepsi Darurat, Apa Lagi yang Perlu Dilakukan?

Kondom bocor akibat salah pakai. Pil KB lupa diminum. Jadwal suntik KB terlewat. Niatnya tak ingin bermesraan di masa subur, namun apa daya ternyata ‘khilaf’. Apapun cerita yang melatar-belakanginya, kamu dan pasanganmu terlanjur berhubungan seks tanpa pengaman. Padahal, kalian sama-sama belum siap untuk menghadapi kehamilan. Kemudian kalian berhasil mengambil langkah yang tepat, yaitu mencari kontrasepsi darurat sesegera mungkin, entah itu IUD tembaga atau pil kontrasepsi darurat. Lalu, sekarang gimana?

Baca Juga: Enam Jenis Kontrasepsi, Mana yang Kamu Minati?

  • Tetap tenang
    Kamu sudah melakukan segala yang bisa kamu lakukan, sehingga usahakan untuk tetap tenang. Asal digunakan sesegera mungkin setelah hubungan seks tanpa pengaman, kontrasepsi darurat akan bekerja dengan efektif. Berdasarkan 18 buah penelitian di 5 negara dengan total 8550 kasus pemasangan IUD tembaga sebagai metode kontrasepsi darurat, hanya 8 kasus yang berujung pada kehamilan. Artinya, efektivitas IUD tembaga dalam mencegah kehamilan lebih dari 99%, dengan tingkat kegagalan hanya 0,093%. Pil kontrasepsi darurat juga memiliki efektivitas yang sangat tinggi, dengan tingkat kegagalan di bawah 3% ketika dikonsumsi selambat-lambatnya <120 jam atau lima hari setelah hubungan seks tanpa pengaman (Festin, Peregoudov, Seuc, et al., 2017). Jadi, tak perlu panik.
    Setelah Memakai Kontrasepsi Darurat, Apa Lagi yang Perlu Dilakukan?

  • Diskusi strategi pencegahan kehamilan yang lebih efektif untuk ke depannya
    Kamu dan pasanganmu seharusnya nggak akan membutuhkan kontrasepsi darurat bila memang metode pencegahan kehamilan yang digunakan saat ini sudah efektif. Oleh karena itu, ada baiknya mengevaluasi letak kesalahan strategi pencegahan kehamilan yang sudah diterapkan. Misalnya, bila kondom lepas atau bocor tiba-tiba, mungkin ada kesalahan penyimpanan. Apakah kamu menyimpan kondom di dekat benda tajam, di dalam mobil yang panas, atau di tempat yang terpapar cahaya matahari? Sudah benarkah teknik pemakaian kondomnya? Hindari memakai kondom terlalu dini sebelum penis mengeras atau terlalu lama mencopot kondom setelah ejakulasi hingga sperma merembes. Kalau jadwal minum pil KB atau suntik KB sering kelewatan, mungkin kamu perlu memasang alarm pengingat di HP atau meminta bantuan pasangan untuk mengingatkan. Khilaf berhubungan seks di tanggal subur? Mungkin sudah saatnya beralih ke metode kontrasepsi modern.
    Setelah Memakai Kontrasepsi Darurat, Apa Lagi yang Perlu Dilakukan?

  • Beli testpack 1-2 minggu setelahnya
    Meski tingkat kesuksesan kontrasepsi darurat sangat tinggi, tetap nggak ada salahnya membeli alat tes kehamilan sekitar 1-2 minggu setelah terjadinya hubungan seks tanpa pengaman, untuk sekadar berjaga-jaga saja bila memang terjadi kehamilan. Apalagi, jika kamu atau pasanganmu baru menggunakan kontrasepsi darurat setelah jangka waktu yang direkomendasikan, sebab bila dipakai >120 jam setelah berhubungan seks, kemungkinan kontrasepsi tersebut gagal akan lebih tinggi.
    Setelah Memakai Kontrasepsi Darurat, Apa Lagi yang Perlu Dilakukan?

    Gunakan Andalan Pregnancy Test Midstream, alat tes kehamilan pribadi dengan sensitivitas yang tinggi dan tingkat akurasi 99,9%. Bila ternyata tidak hamil, kamu dan pasanganmu bisa bernapas dengan lega. Kalau memang hamil, tetap diskusikan dengan kepala dingin langkah apa yang akan diambil selanjutnya dengan pasangan, misalnya mencari bantuan finansial, keluarga yang bisa mengasuh, babysitter, dan sebagainya. Tak perlu putus asa, sebab selalu ada jalan keluar.

    Setelah Memakai Kontrasepsi Darurat, Apa Lagi yang Perlu Dilakukan?

Baca Juga: Serba Serbi Pil Kontrasepsi

Itulah 3 hal yang perlu dilakukan setelah memakai kontrasepsi darurat. Selain itu, jika ingin berkonsultasi lebih lanjut, kamu bisa menghubungi Halo DKT melalui layanan bebas pulsa 0800-1-326459 atau Whatsapp ke 0811-1-326459 dengan mengklik tautan ini pada hari Senin hingga Jumat pukul 08.00 – 17.00 WIB. Segala informasi yang disampaikan akan dijamin kerahasiaannya.

Tiga Alat Kontrasepsi Berduri Lembut yang Mempermudah Orgasme

Alat kontrasepsi berduri, memangnya ada? Yes! Tentunya duri yang dimaksud bukan duri-duri besi yang tajam dan berbahaya, namun duri-duri lembut dari bahan lateks yang super duper merangsang. Bagi pasangan yang belum pernah mencobanya, boleh banget nih, mengeksplor opsi yang satu ini. Aman dan menggoda, duri-duri ini bisa bikin seks tambah dahsyat dan gereget. Penasaran? Berikut tiga alat kontrasepsi berduri lembut yang mempermudah orgasme.

Baca Juga: Kontrasepsi untuk Ibu Menyusui vs Senggama Terputus, Mana yang Lebih Efektif?

  • Kondom Sutra Gerigi
    Penelitian membuktikan bahwa kondom bertekstur ulir dan duri menambah stimulasi dalam berhubungan seks dengan gesekan dan sensasinya yang memaksimalkan kepuasan seksual (Beksinska, Wong & Smit, 2020). Nah, kondom Sutra Gerigi didesain khusus untuk memenuhi kebutuhan ini. Tipis, kuat, transparan, dan dilengkapi dengan duri-duri cinta yang halus dan lembut. Maju-mundur di kasur nggak bakal bikin jenuh lagi!

    Tiga Alat Kontrasepsi Berduri Lembut yang Mempermudah Orgasme

  • Kondom Fiesta Max Dotted
    Kondom Fiesta Max Dotted dikembangkan sedemikian rupa dengan duri alias bintil cinta yang lebih besar. Lebih besar durinya, lebih mantap sensasinya. Apalagi jika digunakan sambil menstimulasi area klitoris yang sensitif sebelum masuk ke vagina. Kenikmatan yang dihasilkan sulit dideskripsikan dengan kata-kata. Tak mengherankan jika varian kondom ini paling digemari di dunia.

    Tiga Alat Kontrasepsi Berduri Lembut yang Mempermudah Orgasme

  • Kondom Supreme Sensation
    Kondom Supreme Sensation mengkombinasikan tekstur duri, ulir, dan ukuran yang extra fit, semua dalam satu bungkus kemasan. Fitur 3 in 1 dengan bentuk kontur yang pas mengikuti lekuk penis memberikan kenyamanan dan kesempurnaan ketika digunakan. Pasangan pun jadi ketagihan.

Tiga Alat Kontrasepsi Berduri Lembut yang Mempermudah Orgasme

Agar lebih lengkap lagi, padukan salah satu dari ketiga alat kontrasepsi berduri lembut tadi dengan pelumas yang tepat. Sutra Lubricant berbahan dasar air ramah terhadap kondom lateks, sehingga bisa dijadikan pilihan. Perpaduan sensasi duri dan lapisan pelumas yang basah menjadi kombinasi yang luar biasa. Mencapai orgasme lebih mudah, seks juga semakin aman, semakin terlindungi dari risiko lecet, luka, serta infeksi menular seksual (IMS) seperti chlamydia, gonorrhoea, HIV, herpes, dan HPV.

Baca Juga: Berduri, Alat Kontrasepsi Terbaik bagi Laki-laki Ini Paling Disukai oleh Perempuan

Kalau bingung memilih alat kontrasepsi dari berbagai varian tadi, libatkan pasangan dalam proses pemilihannya. Selain demi membuat pasangan merasa bahwa opininya berharga, kamu juga bisa mengenal selera pasanganmu lebih jauh lagi. Selain itu, jika kamu masih punya pertanyaan, kamu bisa menghubungi Halo DKT melalui layanan bebas pulsa 0800-1-326459 atau Whatsapp ke 0811-1-326459 dengan mengklik tautan ini pada hari Senin hingga Jumat pukul 08.00 – 17.00 WIB. Segala informasi yang disampaikan akan dijamin kerahasiaannya.

Tiga Kekeliruan Persepsi yang Sering Dimiliki Laki-laki Terkait Kontrasepsi Darurat

Kurangnya informasi mengenai kontrasepsi darurat sering membuat laki-laki jadi gelagapan ketika terjadi ‘kecelakaan’ di ranjang, entah itu kondom yang terlepas karena kesalahan pemakaian, pasangan yang lupa minum pil KB, atau sama-sama ‘khilaf’ terlanjur berhubungan seks di tanggal subur. Akibatnya, perempuan merasa kurang didukung di tengah kepanikan mencari strategi agar kehamilan tetap bisa dicegah. Berikut tiga kekeliruan persepsi yang sering dimiliki laki-laki terkait kontrasepsi darurat.

Baca Juga: Jangan Percaya Lima Mitos Kontrasepsi IUD Ini!

  1. Kontrasepsi darurat hanya ada dalam wujud pil
    Menurut penelitian, sebagian besar laki-laki berpersepsi bahwa satu-satunya metode yang bisa digunakan untuk mencegah kehamilan setelah hubungan seks tanpa pengaman adalah pil kontrasepsi darurat (Wright, Fawson, Frost & Turok, 2017). Padahal, selain pil kontrasepsi darurat, IUD tembaga juga bisa digunakan sebagai alat kontrasepsi darurat. Bahkan, menurut WHO, IUD tembaga merupakan alat kontrasepsi darurat yang paling efektif (WHO, 2018). Beberapa jenis IUD tembaga populer di Indonesia misalnya IUD Andalan TCu 380A, IUD Andalan Cu 375 Sleek, dan IUD Andalan Silverline Cu 200 Ag.
    Tiga Kekeliruan Persepsi yang Sering Dimiliki Laki-laki Terkait Kontrasepsi Darurat

  2. Pil kontrasepsi darurat harus diminum sehari setelah berhubungan seks
    Karena sering disebut sebagai ‘morning-after pill’ atau Postpil, banyak yang mengira bahwa pil kontrasepsi darurat harus diminum sehari setelah berhubungan seks, tepatnya di pagi harinya. Padahal, pil kontrasepsi darurat harus diminum sesegera mungkin setelah terjadinya hubungan seks, tak perlu menunggu keesokan harinya. Batas waktu maksimalnya adalah 5 hari (120 jam), namun efektivitasnya dalam mencegah kehamilan akan semakin meningkat bila diminum lebih cepat (Matyanga & Dzingirai, 2018). Bingung mencari pil kontrasepsi darurat? Kamu bisa menemukannya di sini.
    Tiga Kekeliruan Persepsi yang Sering Dimiliki Laki-laki Terkait Kontrasepsi Darurat

  3. Kontrasepsi darurat bisa membatalkan kehamilan
    Ini juga merupakan kesalahan persepsi. Kenyataannya, kontrasepsi darurat tidak bisa membatalkan kehamilan yang sudah terjadi. Kontrasepsi darurat hanya bisa mencegah kehamilan, tepatnya mencegah pembuahan sel telur oleh sperma serta menempelnya hasil pembuahan sel telur di rahim (Dweck & Westen, 2017). Inilah alasan mengapa kontrasepsi darurat harus digunakan sesegera mungkin. Kalau sudah terlanjur hamil, penggunaan kontrasepsi darurat nggak akan bisa membatalkan kehamilan tersebut. Jika memang hasil testpack sudah positif, namun kamu dan pasanganmu belum siap untuk membesarkan seorang anak, maka diskusikanlah mengenai berbagai alternatif yang bisa dipilih, entah dengan mengajukan pinjaman dana, melibatkan bantuan anggota keluarga, mempekerjakan babysitter, mencari program orangtua asuh, dan sebagainya.
    Tiga Kekeliruan Persepsi yang Sering Dimiliki Laki-laki Terkait Kontrasepsi Darurat

Itulah tiga kekeliruan persepsi yang sering dimiliki laki-laki terkait kontrasepsi darurat. Mudah-mudahan dengan informasi tersebut, kamu bisa lebih memahami apa yang perlu dilakukan jika kamu dan pasanganmu menghadapi situasi ‘darurat’ di ranjang.

Baca Juga: Tak Hanya untuk Sehari-hari, IUD Tembaga Juga Bisa Jadi Kontrasepsi Darurat

Selain itu, jika ingin berkonsultasi lebih lanjut, kamu bisa menghubungi Halo DKT melalui layanan bebas pulsa 0800-1-326459 atau Whatsapp dan Telegram ke 0811-1-326459 dengan mengklik tautan ini pada hari Senin hingga Jumat pukul 09.00 – 17.00 WIB. Segala informasi yang disampaikan akan dijamin kerahasiaannya.

Berduri, Alat Kontrasepsi Terbaik bagi Laki-laki Ini Paling Disukai oleh Perempuan

Menurut sebuah survei, rata-rata orang Amerika berhubungan seks 124 kali setahun. Orang India melakukannya 76 kali per tahun, sedangkan orang Jepang hanya memadu asmara 36 kali setiap tahunnya (Dweck & Westen, 2017). Kira-kira, apa yang menyebabkan pasangan lebih sering bercinta? Tentunya ada berbagai macam faktor yang bisa berperan, namun salah satu yang sepertinya tak kalah penting juga adalah seks yang tidak monoton.

Senantiasa mengeksplor hal-hal baru dalam kehidupan seksual merupakan komponen krusial untuk mencegah kejenuhan dan mempertahankan kepuasan hubungan, sayangnya elemen ini seringkali kurang diperhatikan (Matthews, Giulano, Rosa, et al., 2018). Padahal, ada banyak cara untuk keluar dari rutinitas yang itu-itu saja. Salah satunya adalah dengan memilih alat kontrasepsi terbaik yang tak hanya bisa mencegah kehamilan, namun juga menambah sensasi baru saat bercinta.

Baca Juga: Alat Kontrasepsi ‘Berduri’ untuk Mengatasi Kejenuhan Bercinta Selama Pandemi

Kondom Fiesta Max Dotted hadir dengan duri-duri alias bintil cinta lembut berukuran besar untuk kepuasan yang lebih maksimal. Dengan teksturnya yang luar biasa, kondom ini menjadi salah satu kondom paling digemari di Indonesia. Kondom dengan tekstur berbintil memang bisa menjadi penambah sensasi dengan elemen gesekan yang akan membangkitkan gairah (Beksinska, Wong & Smit, 2020).

Terbuat dari bahan lateks berkualitas, kondom Fiesta Max Dotted juga bisa melindungi penggunanya dari risiko infeksi menular seksual (IMS) seperti gonorrhoea, chlamydia, syphilis, dan HIV. WHO pun merekomendasikan penggunaan kondom sebagai alat kontrasepsi terbaik untuk mencegah penyebaran IMS. Perlindungan ganda dari kehamilan yang tidak direncanakan serta IMS bisa didapatkan dengan harga yang sangat terjangkau.

Untuk membuat permainan jadi tambah panas, gunakan kondom Fiesta Max Dotted sebagai bagian dari foreplay. Rangsang bagian klitoris yang penuh dengan saraf-saraf sensitif dengan penis yang sudah terlapisi duri-duri halus kondom Fiesta Max Dotted. Ketika penetrasi, variasikan juga tempo gerakan maju mundur yang dilakukan, sehingga gesekan bintil semakin terasa. Padukan dengan rayuan maut dan pasangan pun akan semakin ketagihan.

Baca Juga: Ini Kontrasepsi yang Aman untuk Penderita Diabetes

Penasaran? Kamu bisa membuktikannya sendiri. Alat kontrasepsi terbaik bagi laki-laki yang paling disukai oleh perempuan ini bisa didapatkan dengan mudah di Official Store Sutra Fiesta di Tokopedia dan Shopee, atau dibeli secara langsung di supermarket, minimarket, serta apotek. Selain itu, kalau kamu masih memiliki pertanyaan, kamu juga bisa menghubungi Halo DKT melalui layanan bebas pulsa 0800-1-326459 atau Whatsapp dengan mengklik tautan ini pada hari Senin hingga Jumat pukul 08.00 – 17.00 WIB. Segala informasi yang disampaikan akan dijamin kerahasiaannya, termasuk identitas kamu.